Status Pasien
I.
Identitas
Identitas Pasien
Nama
:
Umur
:
Alamat
:
Agama
:
Pendidikan
:
Suku bangsa
:
Pekerjaan
:
Ny. N
32 tahun
Kp Cigula Rt 3, Cibangbulang, Bogor
Islam
SMA
Sunda
Karyawan Garmen
Identitas Suami
Nama
Umur
Alamat
Agama
Pendidikan
Suku bangsa
Pekerjaan
Tn. R
31 tahun
Kp Cigula Rt 3, Cibangbulang, Bogor
Islam
SMP
Sunda
Karyawan Konfeksi
:
:
:
:
:
:
:
II.
Anamnesa (autoanamnesa)
- Keluhan utama:
Keluarnya darah dari jalan lahir sejak 8 jam SMRS
- Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengeluhkan keluar darah dari jalan lahir sejak 8 jam SMRS. Darah
yang keluar berwarna merah segar, jumlah 3 pembalut, tidak terdapat
gumpalan, dan tidak disertai rasa nyeri. Pasien tidak mengeluhkan adanya
mulas ataupun keluarnya cairan tidak tertahankan dari jalan lahir. Pasien
masih merasakan gerakan bayi pada saat dilakukan pemeriksaan. Pasien
sempat dirawat di RS Kartika 1 bulan yang lalu karena keluhan yang sama.
Disana pasien beberapa kali mengalami perdarahan berulang namun dapat
berhenti sendiri. 3 hari yang lalu pasien diperbolehkan pulang dari RS Kartika
dan keesokan harinya pasien mengalami perdarahan lagi sehingga pasien
datang ke RS. R Syamsudin RH pada hari berikutnya.
-
Riwayat Haid
o Menarche
: 13 tahun
o Siklus
: 30 hari, teratur
o Lama Haid
: 7 hari
o Dysmenore
: +, sangat nyeri
o Banyaknya
: 80 cc
o Keputihan
: +, putih kekuningan, gatal +, berbau o HPHT : 20 Oktober 2012
o TP
: 27 Juli 2013
Riwayat Kontrasepsi
o Kontrasepsi
: suntik 3 bulan, 2x
o Kontrasepsi Terakhir : tahun 2012
Riwayat Pernikahan
o Menikah
o Lama perkawinan
Riwayat Obstetri
Tahun
: 1 kali
: 14 tahun
: G1P0A0
Usia
Kehamila
n
Jenis
Kelamin
Berat
Lahir
ASI/PASI
Penolong
Persalina
n
Ini
3
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Berat badan
Tinggi badan
:
:
:
:
:
:
:
:
Kepala
Muka
Mata
Leher
Thorax
o Jantung
o Paru
o Mammae
Abdomen
o I
o P
o P
o A
Ekstremitas :
o Edema
o CRT
:
:
:
:
: -/-,
: 2 detik
Refleks fisiologis
Refleks patologis : -/-
: +/+
V. Pemeriksaan Obstetri
TFU : 28 cm
TBJ
: 2325 gram
DJA
: 155 x/menit
Leopold
I
: teraba bagian besar, bulat, lunak, tidak melenting, kesan bokong.
II
: teraba tahanan memanjang di kiri dan bagian kecil dikanan, kesan
punggung kiri
III
: teraba bagian besar, bulat, keras, melenting, kesan kepala belum
masuk pintu
atas panggul
IV
: kovergen, 5/5
Pemeriksaan Inspekulo
: tidak dilakukan
Pemeriksaan Dalam
: tidak dilakukan, tampak perdarahan
spotting
VI.
Diagnosa Awal
4
VII.
Pemeriksaan Penunjang
NST
Hasil :
o Baseline heart rate :130 kali per menit
o Variabilitas
: dalam batas normal
o His
: tidak ada
Laboratorium (4/6/2013)
o
o
o
o
Leukosit
Trombosit
: 11.100/l
: 302.000/ l
USG
o
Hasil:
o
o
o
VIII. Resume
o
X.
Penatalaksanaan
-
Terapi ekpektatif
o Tirah baring total
o Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, his, perdarahan ibu, dan
DJA
o IVFD RL 1500 cc/24 jam
o Dexamethasone 2x 5 mg IM
o Nifedipine 3 x 20 mg IV
o Bricasma 4 x 0,2 mg subkutan
o Transfusi darah 1 bag PRC
o
XI. Prognosis
-
Ibu
Bayi
: bonam
: bonam
7
o
o
o
XII.
Follow up
Hari ke -2 (5/6/2013)
o S : lemas +, gerakan janin +, perdarahan jalan lahir + banyak
o O : KU/Kes
: tenang/CM
o
TD
: 110/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
o
Nafas
: 20 x/menit
Suhu : afebris
o
Abdomen : Cembung, supel, nyeri tekan , DJA 144
x/menit
BAB -, BAK +
o
Perdarahan pervaginam : +, sedikit
o
Laboratorium:
Hemoglobin : 7 g/dL
Hematokrit : 20,6 %
Leukosit
: 10.600/l
Trombosit
: 106.000/ l
Abdomen
x/menit
o
o
o
o
o
BAB -, BAK +
Perdarahan pervaginam : +, banyak
Laboratorium:
Hemoglobin : 8,5 g/dL
Hematokrit : 24,6 %
Leukosit
: 12.900/l
Trombosit
: 318.000/ l
Tes Nitrazin : -
o
P
o
o
:
Transfusi 2 bag PRC
Pro sectio cesarea
Persiapan post op
Laboratorium
o GDS
o Albumin
o Globulin
o SGOT
o SGPT
o Ureum
o Creatinin
o Na+
o K
o Ca
o Cl
: 70 mg/dL
: 2,7 grm
: 2,7 grm
: 23,8 U/L/37C
: 19,2 U/L/37C
: 15,6 mg/Dl
: 0,5 mg/dL
: 134,1 mmol/L
: 4,45 mmol/L
: 8,3 mmol/L
: 112 mmol/L
o
o
o
o
o
o
Jam
12.05
12.15
13.00
o
Tindakan
o
Dilakukan operasi sectio cesarea dengan insisi
mediana inferior
o
Lahir bayi perempuan, BBL = 2270 gram, PBL =
49 cm, A/S = 7/9
o
Operasi selesai
- Perdarahan 550 cc
- TTV post op:
- TD: 115/78 mmHg, N=84x/menit, R=22x/menit,
S=36,3C
- Ditemukan adanya endometritis pada korpus uteri
o
o
Instruksi post op:
IUFD RL:D5% = 2:1 50 gtt/24 jam
Cefotaxime
2 x 1 gram IV
Metronidazole
3 x 500 mg IV
Ranitidine
2 x 50 mg IV
Kaltrofen
3 x 1 supp
o
Hari ke-4 (7/6/2013)
o S : ASI -/-, nyeri pada luka post operasi +
o O : KU/Kes
: tenang/CM
o
TD
: 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
o
Nafas
: 20 x/menit
Suhu : afebris
10
Abdomen
o
o
o
o
o
o
: Datar, supel
TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi sedang
Nyeri tekan pada luka post operasi +
BAB -, BAK + (kateter)
Perdarahan pervaginam : +, sedikit
Laboratorium:
Hemoglobin : 7,3 g/dL
Hematokrit : 21,1 %
Leukosit
: 13.900/l
Trombosit
: 349.000/ l
Abdomen
o
o
o
o
o
o
o
o
: Datar, supel
TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi sedang
Nyeri tekan pada luka post operasi +
BAB -, BAK + (kateter)
Perdarahan pervaginam : +, sedikit
Laboratorium:
Hemoglobin : 9,3 g/dL
Hematokrit : 27,2 %
Leukosit
: 16.100/l
Trombosit
: 429.000/ l
Kaltrofen
3 x 1 supp
o
Hari ke-6 (9/6/2013)
o S :o O : KU/Kes
: tenang/CM
o
TD
: 120/70 mmHg
o
Nafas
: 20 x/menit
Nadi : 84 x/menit
Suhu : afebris
Abdomen
o
o
o
o
o
o
o
o
: Datar, supel
TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi sedang
Nyeri tekan pada luka post operasi +
BAB -, BAK +
Perdarahan pervaginam : +, sedikit
Laboratorium:
Hemoglobin : 11 g/dL
Hematokrit : 31,5 %
Leukosit
: 11.700/l
Trombosit
: 504.000/ l
12
Permasalahan:
Pembahasan
o
o
o
o
3. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah benar?
o Pasien dengan plasenta previa dari anamnesis akan ditemukan keluhan
utama berupa perdarahan berulang pervaginam tanpa disertai rasa nyeri dan
tanpa sebab yang jelas. Perdarahan pertama biasanya terjadi pada usia
kehamilan sekita 28 minggu dan ditandai dengan perdarahan mendadak saat
istirahat, berwarna merah segar, berjumlah tidak terlalu banyak, dan akan
berhenti sendiri serta tidak disertai dengan rasa nyeri.
o Perdarahan yang terjadi umumnya pada trimester ketiga, dimana pada
saat itu mulai terbentuknya segmen bawah rahim, dilatasi dan pendataran
serviks sehingga terjadi pelepasan plasenta. Perdarahan yang terjadi berasal dari
sirkulasi maternal yaitu ruangan intervillus dari plasenta. Perdarahan di tempat
ini akan dipermudah dan diperbanyak karena segmen bawah rahim dan serviks
memiliki elemen otot yang sedikit sehingga tidak mampu berkontraksi dengan
kuat untuk menghentikan perdarahan. Perdarahan akan berhenti karena terjadi
pembekuan, kecuali jika ada laserasi yang mengenai sinus yang besar dari
plasenta dimana perdarahan akan berlangsung lebih banyak dan lebih lama.
Oleh karena pembentukan segmen bawah rahim akan berlangsung progresif dan
bertahap, maka akan terjadi laserasi baru dan perdarahan berulang.
o Pada plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum,
perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan oleh karena segmen bawah rahim
terbentuk lebih dahulu pada bagian terbawah yaitu ostium uteri internum.
Sebaliknya, pada plasenta previa parsialis atau marginalis, perdarahan baru
terjadi pada waktu mendekati atau mulai persalinan. Perdarahan pertama
biasanya sedikit tetapi cenderung lebih banyak pada perdarahan berikutnya.
Perdarahan pertama sudah bisa terjadi pada kehamilan dibawah 30 minggu
tetapi lebih dari separuh kejadinanya terjadi pada kehamilan diatas 34 minggu.
Pada plasenta previa karena tempat perdarahan terletak dekat dengan ostium
uteriAnalisis
internum
maka pedarahan lebih mudah mengalir keluar rahim dan tidak
Kasus:
terbentuk
hematoma
retroplasenta
mampu merusak
lebih luas
dan
Dari anamnesis
didapatkanyang
karakteristik
yang jaringan
sama yaitu
pasien
melepas
tromboplastin
ke perdarahan
dalam sirkulasi
maternal
pada
plasenta
mengeluhkan
adanya
berulang
dari sehingga
jalan lahir,
berwarna
previa
jarang
terjadi
koagulopati.
merah segar, tanpa rasa disertai rasa nyeri dan tanpa sebab yang jelas.
o
Perdarahan
ini pertama kali terjadi pada usia kehamilan 28 minggu,
o
sehingga
pasien di rawat di RS Kartika. Ketika di rawat di RS Kartika, pasien
o
masih
mengalami perdarahan berulang namun dapat berhenti sendiri. 3
o setelah keluar dari RS Kartika, pasien mengalami perdarahan per
hari
o
vaginam
berulang dan kemudian di rawat di RS. R. Syamsudin RH.
o
Karakteristik
yang dikeluhakan pasien berbeda dengan solusio plasenta,
dimana
pasien akan mengeluhakan perdarahan berulang dari jalan lahir,
o
berwarna
merah tua yang disertai dengan nyeri pada perut dan uterus
o
yang
tegang
terus-menerus yang mirip dengan kontaksi his.
o
14
o
o
o
o
o
o
o Pemeriksaan Fisik pada plasenta previa akan ditemukan dalam batas
normal. Tanda-tanda vital ibu dan janin dalam keadaan baik. Pemeriksaan
abdomen cembung, lembut, dan bagian-bagian janin dapat diidentifikasi dengan
mudah melalui pemeriksaan leopold. Ini dapat membedakan dengan solusio
plasenta dimana pada solusio plasenta akan ditemukan perabaan abdomen dan
uterus yang lebih tegang sehingga bagian-bagian janin tidak dapat diidentifikasi
dengan pemeriksaan leopold. Letak bagian terendah janin masih tinggi karena
plasenta terletak pada bagian kutub bawah rahim sehingga bagian terendah
tidak dapat mendekati pintu atas panggul.
o
o
Analisis Kasus:
oPada pemeriksaan fisik ditemukan kondisi pasien masih dalam batas
normal. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen cembung dan
olembut sehingga bagian-bagian janin dapat diidentifikasi dengan mudah
dengan pemeriksaan leopold.
o
o Pada pemeriksaan obstetri dengan perabaan fornises akan teraba
bantalan lunak pada presentasi kepala. Pada pemeriksaan dalam dapat teraba
adanya plasenta dan letak kepala masih tinggi karena terhalang oleh plasenta.
Pemeriksaan dalam pada plasenta previa hanya dibenarkan bila dilakukan secara
double set-up di kamar operasi yang telah siap untuk melakukan terapi aktif
apabila kehamilan akan diterminasi. Pemeriksaan inspekulo dapat dilakukan
untuk menyingkirkan penyebab non-obstetrik lainnya seperti polip, erosi,
ataupun karsinoma.
o
o
Analisis Kasus:
o Pada pasien tidak terdapat pemeriksaan obstetri yang dapat membantu
o menegakkan diagnosis karena tidak dilakukan pemeriksaan inspekulo,
o pemeriksaan dalam, maupun pemeriksaan fornises. Pada pasien dengan
o plasenta previa tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam karena dapat
o memicu terjadinya perdarahan yang hebat. Pemeriksaan inspekulo juga
o
tidak
wajib dilakukan karena tidak dapat membantu menegakkan
o
diagnosis.
Pemeriksaan fornises dapat dilakukan dengan hati-hati jika
o
presentasi
terbawah janin adalah kepala, namun pada pasien pemeriksaan
ini
o juga tidak dilakukan untuk mencegah terjadi perdarahan lebih lanjut.
o
Diagnosis pasti plasenta previa dapat ditegakkan melalui pemeriksaan
ultrasonografi (USG). Dengan pemeriksaan USG transabdominal ketepatan
diagnosisnya mencapai 95-98%, sedangkan pada USG transvaginal ketepatannya
akan lebih tinggi lagi. Dengan bantuan USG, plasenta previa dapat didiagnosis
sebelum trimester ketiga. Namun, dalam perkembangannya dapat terjadi migrasi
plasenta seiring bertambah besarnya uterus. Pada pemeriksaan USG akan
15
16
o
Analisis Kasus:
Pada pasien ini tatalaksana yang dilakukan sudah tepat. Pada awal terapi
dilakukan terapi ekspektatif dengan memberikan terapi Dexamethasone 2
x 5 mg IM untuk mempercepat pematangan paru, Nifedipine 3 x 20 mg IV
dan Bricasma 4 x 0,2 mg subkutan untuk mencegah timbulnya kontraksi,
transfusi darah 1 bag PRC untuk memperbaiki keadaan umum ibu,
dilakukan observasi keadaan umum ibu, tanda-tanda vital, his, dan denyut
jantung janin secara berkala, dan dilakukan tirah baring total. Setelah
didapatkan keadaan umum ibu yang semakin memburuk (Hb= 7 gr/dL)
maka keadaaan umum ibu segera diperbaiki lagi dengan memberikan
transfusi 2 bag PRC dan dilakukan operasi sectio cesarea segera setelah
terdapat peningkatan keadaan umum ibu (Hb=8,5 gr/dL). Setelah post
operasi, didapatkan Hb=7,3 gr/dL dan dilakukan transfusi 3 bag PRC lagi
sehingga Hb menjadi 11 gr/dL. Setelah selesai operasi pasien juga
diberikan antibiotik cefotaxime dan metronidazol sebagai terapi preventif
pasca operasi, ranitidin untuk mencegah terjadinya maag, dan analgesia
kaltrofen supp untuk megurangi rasa nyeri setelah operasi. Pasien
dipulangkan dengan keadaan umum yang baik dan dengan obat pulang
cefadroxil dan asam mefenamat untuk melanjutkan terapi di rumah sakit.
17
o Variabel
o
o
o
o
Plasenta Previa
Faktor predisposisi
Multiparitas
Usia lanjut
Hipertensi kronis
Preeklampsia
Kehamilan kembar
Riwayat sectio cesarea
Riwayat kuretase
Riwayat mioma uteri
Endometritis
Jenis kelamin bayi lakilaki
Merokok atau kokain
Teori
o
Solutio Plasenta
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Anamnesis
-
Perdarahan pervaginam
Usia kehamilan
Rasa nyeri
Warna
Jumlah
o
o
Pemeriksaan Fisik
o Abdomen
Palpasi
Nyeri tekan
Pemeriksaan Leopold
o
o
o
o
Akhir trimester
ketiga
o
Merah segar
Sedikit-banyak
Akhir trimester
ketiga
o
o
Merah tua
o
Sedikit
o
o
Supel
o
Mudah
dilakukan
o
Tegang
o
Sulit dilakukan
o
o
-
o
o
Pemeriksaan Obstetri
Inspekulo
Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan fornises
Normal
Teraba plasenta
Pada presentasi
kepala teraba
bantalan lunak
(plasenta)
o
o
o
Normal
Normal
o
Pada presentasi
kepala teraba bagian
yang keras dan bulat
(kepala)
o
o
Pemeriksaan penunjang
-
CTG
normal
o
Bisa terdapat
tanda-tanda gawat janin
18
o
o
o
Laboratorium
USG
Bisa terdapat
anemia
o
Insersi plasenta
di korpus uteri
posterior
Bisa terjadi
anemia, dan
hipofibrinogenemia
o
Hematoma
retroplasenta
o
(sulit dilihat)
o
korp
o
o
19
o Kesimpulan
o
Penyebab dari perdarahan antepartum yang berhubungan dalam
kehamilan dapat disebabkan oleh masalah obstetri maupun non obstetrik.
Perdarahan non-obstetri dapat disebabkan oleh perlukaan pada jalan lahir
karena terjatuh, koitus, atau varises yang pecah, atau kelainan pada serviks
seperti karsinoma, erosi, dan polip. Perdarahan obstetri paling sering
disebabkan oleh plasenta previa dan solusio plasenta.
o
Penegakan diagnosa pada pasien ini sudah tepat yaitu plasenta
previa berdasarkan hasil anamensis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
obstetrik, dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan. Penyebab
terjadinya plasenta previa pada kasus ini adalah adanya endometritis.
Penatalaksanaan
yang
dilakukan
pada
pasien
ini
sudah
tepat.
Penatalakasanan awal yang dilakukan pada pasien adalah terapi ekspektatif
untuk mempertahankan kehamilan yang dilanjutkan dengan terapi aktif
ketika terjadi perdarahan yang semakin hebat.