PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stroke masih merupakan masalah medis yang menjadi penyebab kesakitan
dan kematian nomor 2 di eropa serta nomor 3 di amerika serikat sebanyak 10%
penderita sroke mengalami kelemahan yang memerlukan perawatan.
Penyebab stroke pecahnya (ruptur) pembuluh darah diotak dan terjadinya
trombosis dan emboli. Gumpalan darah akan masuk ke aliran darah sebagai akibat
dari penyakit lain atau karena adanya bagian otak yang cidera dan menutup atau
menyumbat arteri otak. Akibatnya fungsi otak berhenti dan terjadinya penurunan
fungsi otak.
Stroke dibagi 2 jenis yaitu stroke iskemi (ischemic stroke) dan stroke
hemoragic (hemorragic stroke). Stroke iskemi sebagian besar merupakan
komplikasi dari penyakit vaskular, yang ditandai dengan gejala penurunan tekanan
darah
pucat,
dan pernapasan
yang
tidak
1.4 metoda
Metoda yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan
mencari sumber-sumber yang terpercaya, rata-rata materi yang kami gunakan
adalah materi yang berasal dari buku khusus persyarafan dan juga buku yang
membahas asuhan keperawatan tentang klien tentang penyakit syaraf,
khususnya pasien dengan penyakin stroke iskemik dan stroke hemoragic.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul
karena terjadinya gangguan peredaran darah di
otak yang menyebabkan terjadinya kematian
jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang
menderita kelumpuhan dan kematian. Sedangkan
menurut hudak (1996), stroke adalah defisi
neurologis yang mempunyai serangan mendadak
dan berlangsung 24jam sebagai akibat dari
kardiovaskular disease (CVD)
2.2 Etiologi
1. Kekurangan suplai oksigen menuju otak.
2. Pecahnya pembuluh darah diotak karena kerapuhan pembuluh darah otak.
3. Adanya sumbatan bekuan darah di otak.
2.3 Penyebab Dan Faktor Resiko
1. Faktor resiko stroke
a. Usia : makin bertambah usia resiko stoke makin tinggi, hal ini
berkaitan dengan elastisitas pembuluh darah.
b. Jenis kelamin : laki-laki memiliki kecenderungan lebih tinggi.
c. Ras dan keturunan : stroke lebih sering ditemukan pada kulit putih.
d. Hipertensi : hipertensi menyebabkan ateroskelrosis pembuluh darah
serebral sehingga lam-kelamaan akan pecah menimbulkan perdarahan.
Stroke yang terjadi adalah stroke haemoragik.
e. Penyakit jantung : pada fibrilasi atrium menyebabkan penurunan
cardiac output, sehingga terjadi gangguan fungsi serebral.
f. Diabetes mellitus : pada penyakit DM terjadi gangguan vaskuler,
sehingga terjadi hambatan dalam aliran darah ke otak.
g. Polisitemia : kadar HB yang tinggi (<16 mg/dl) menimbulkan darah
menjadi kental dengan demikan aliran darah ke otak lebih lambat.
intrakarnial
termasuk
perdarahan
kedalam
ruang
edema
dapat
Spasme serebri atau vaso spasme biasa terjadi pada hari ke4 sampai ke10 setelah
terjadinya perdarahan dan menyebabkan kontroksi arteri otak.vasospasme
merupakan komplikasi yang mengakibatkan terjadinya penurunan fokal
neurologis, iskemik otak dan infrak.
Perkembangan
stroke
terjadi
perlahan-lahan
sampai
akut,
secara mendadak.
Penurunan kesadaran (konfusi, delirium, letergi, stupor atau koma)
Afasia (kesulitan dalam bicara)
Disatria (bicara cadel)
Gangguan penglihatan, diplopia
Ataksia
Verigo, musi, muntah, dan nyeri kepala
KOMPLIKASI
Hipertensi
Kejang
Peningkatan tekanan intrakanial
Kontraktur
Tonus otot abnormal
Thrombosis vena
Malnutrisi
Aspirasi
Inkontinensia urine, bowel
TEST DIANOSTIK
rupture.
Sinar x tengkorak : mengetahui adanya klasifikasi karotis interna pada
thrombosis cerebral.
Pungsi lumbal : menunjukkan adanya tekanan normal, jika tekanan
meningkat dan cairan mengandung darah menunjukkan hemoragik
subarachnoid
atau
perdarahan
intrakanial.
Kontra
indikasi
pada
resiko injuri.
Lakukan pemasangan NGT untuk mengurangi kompresi lambung dan
pemberian makanan.
Cegah emboli paru dan tromboplebitis dengan antikoagulan.
Monitor tabda-tanda neorologi seperti tingkat kesadaran, keadaan pupil,
2. Pembedahan
Dilakukan jika perdarahan serebrum diameter lebih dari 3 cm atau volume
lebih dari 50 ml untuk dekompresi atau pemasangan pintasan ventrikuloperitoneal bila ada hidrosefalus obstruktif akut.
3. Terapi
Terapi pengobatan tergantung dari jenis stroke
a. Stroke iskemia
Pemberian trombolisis dengan rt-PA (recombinant tissue plasminogen)
Pemberian obat-obatan jantung seperti digoksin pada aritmia jantung
atau alfa beta, kaptropil, antagonis kalsium pada pasien dengan
hipertensi.
b. Struke haemoragik
Antihipertensi : katropil, antagonis kalsium
Dieretik : manitol 20%, furosemide
Antikonvulsan : fenition
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
10
3.1 PENGKAJIAN
1. Riwayat keperawatan
Riwayat kejadianawal stroke, saat aktivitas atau istirahat
Factor penyebab dan resiko stroke seperti hipertensi,
perokok,
tangan.
Gangguan sensorik : kehilangan sensasi pada wajah, lengan dan
ekstremitas bawah.
Disphagia : kesulitan mengunyah, menelan, paralisis, lidah dan laring.
Gangguan visual : peradangan ganda, lapang pandang menyempit.
Kesulitan komunikasi : adanya aphasia sensorik (kerusakan pada area
wernick), aphasia motorik/ekspresive (kerusakan pada area broca),
kondisi dirinya.
Memori: pengenalan terhadap lingkungan, orang, tempat, waktu.
Tingkat kesadaran
Fungsi bladder dan fungsi bowel.
11
Rasional
Menentukan
defisit
perubahan
Tingkat
indikator
kesadaran
terbaikadanya
merupakan
perubahan
neurologi.
Mengetahui fungsi N.II dan III
batang otak.
Gangguan motorik dan sensori dapat
terjadi akibat edema otak.
Brahikardia
dapat
diakibatkan
derajat dengan posisi leher tidak adanya gangguan otak, murmur dapat
menekuk.
10. Anjurkan pasien untuk tidak meekuk
lututnya/fleksi, batuk, bersin, feses
yang keras atu mengedan.
11. Pertahankan suhu normal.
12
12. Monitor kejang da berikan obat anti Memfasilitasi drainasi vena dari
kejang.
otak.
Dapat
meningkatkan
tekanan
16. Berikan obat sesuai program dan meningkatkan aliran darah ke otak
monitor efek samping.
Antikoagulan : Heparin
Antifibrolitik : amicar
Antihipertensi
Steroid, dexametason
Fenitoin, fenobarbital
Pelunak feses
dan
keadaan
kejang
Menimalkan
stimulus
sehingga
menurunkan TIK.
Mempertahankan
adekuatnya
pasien
untuk
diagnostik.
Karbondioksida
vasodilatasi,
menimbulkan
adekuatnya
oksigen
13
Kontraindikasi
pada
stroke
haemoragik.
Mencegah lisis dan perdarahan.
Menanggulangi hipertensi.
Pengontrol edema serebral.
Mengontrol kejang.
Mencegah proses mengedan dan
menghindari
peningkatan
tekanan
intrakarnial.
Pasien stroke perlu pemeriksaan
laanjutan untuk menentukan tidakan
lebih lanjut.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler,
kelemahan, parestesia, paralisis.
Data pendukung
Pasien mengatakan tidak mampu menggerakan tangan dan kaki sebelah.
Paasien tidak mampu memenuhi kebutuhan ADL.
Kebutuhan ADL dibantu.
Adanya hemiplegia/hemiparese.
Tonus otot kurang.
Kekuatan otot kurang.
Atropi, kontraktur.
Hasil EMG.
Kriteria hasil
Mempertahankan keutuhan tubuh secara optimal seperti tidak adanya
kontraktur, footdrop.
Mempertahankan kekuatan/fungsi tubuh secara optimal.
Mendemontrasikan teknik/prilaku melakukan aktivitas.
Mempertahankan integritas kulit.
Kebutuhan ADL terpenuhi.
Rencana Tindakan
1. Kaji kemampuan motorik.
Rasional
Mengidentifikasi
kelemahan motorik.
Latihan ROM meningkatkan masa
kekuatan
otot,
14
antidekubitus.
3. Gangguan komunikasi verbal/non verbal berhubungan dengan gangguan
sirkulasi, gangguan neuronuskuler, kelemahan umum, kerusakan pada
area wernick, kerusakan pada area broca.
Data pendukung
Pasien tidak mampu berkomunikasi.
Tanda-tanda frustasi karena tidak mampu berkomunikasi.
Disartria, aphasia.
Kelemahan otot wajah.
Kelemahan otot lidah.
Adanya infak pada area bicara dari hasil CT scan, MRI
Kriteria hasil
Mampu menggunakan metode komunikasi yang efektif baik verbal
maupun non verbal.
Terhindar dari tanda-tanda frustasi.
Mampu mengkomunikasikan kebutuhan dasar
Mampu mengekpresikan diri dan memahami orang lain.
Rencana Tindakan
Rasional
1. Kaji kemampuan komunikasi adanya
Mengidentifikasi
gangguan bahasa dan bicara.
komunikasi
karena
masalah
bicara
15
atau
2. Pertahankan
kontak
mata
memperhatikan
bicara
sehingga
dapat
mudah
menginterprestasi.
Membantu menciptakan komunikasi
Jangan terburu-buru.
Bicara dengan berlahan dan intonasi yang efektif.
normal.
Kurangi bising lingkungan.
Jangan paksa pasien
untuk
berkomunikasi.
4. Gunakan
kata-kata
sederhana
tubuh.
5. Ajarkan teknik untuk memperbaiki
bicara :
Instrusksikan
berbicara diri
akan
meningkat
dan
untuk
terhadap
gangguan
bicara
pasien.
Penanganan lebih lanjut denagn tekik
khusus.
4. Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori,
transmisi, integrasi, stes psikologik.
Data pendukung
Diplopia
Pandangan kabur
Aphasia sensorik
Penurunan tingkat kesadaran
Disorientasi
16
Rencana tidakan
Rasional
1. Kaji kemempuan persepsi pasien dan Mengantisipasi
defisit
dan
upay
penerimaan sensorik
perawatannya.
2. Ciptakan lingkungan yang sederhana Menurunkan resiko cidera
dan pindahkan alat-alat yang berbahaya
3. Tempatkan barang pada tempat semula
Menghindari kebingungan
4. Orientasikan pasien pada lingkungan ,
Rencana Tindakan
1. Kaji kemampuan ADL pasien.
Rasional
17
2. Anjurkan
pasien
untuk
melakukan
Menumbuhkan
kemandirian
dalam
perawatan
pada klien
keperawatan
5. Bantu
klien
dalam
pemenuhan
Rencana Tindakan
Rasional
polanya
2. Buatkan jadwal untuk BAK
3. Palpasi
distensi
bladder
terhadap
adanya
18
karakteristik urine
7. Jaga privasi pasien saat BAK
kemih
Memberi rasa nyaman
kontrol
volunter,
kerusakan
komunikasi,
perubahan
peristaltik, imobilisasi.
Data pendukung
Pasien mengatakan tidak bisa BAK atau lebih dari 3 kali sehari
Feses keras, encer
Intake makanan normal
Bisisng usus lambat atau cepet
Keadaan immobilisasi
Penurunan kesadaran
Kriteria hasil
Pasien BAK normal, feses lunak
Pasien menyatakan secara verbal kebutuhan-kebutuhan devikasi
Rencana Tindakan
1. Kaji pola BAB pasien
Rasional
Menentukan perubahan eliminasi p
eliminasi bowel
Peristaltik yang lambat menimbul
kemempuan pasien
4. Berikan laktasif, suppositoria, enema
5. Kaji status nutrisi dan berikan diet
konstipasi
Merangsang peristaltik usus
tinggi serat
6. Berikan minuman ekstra
19
merangsang BAK
Membantu melunakan feses
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Stroke (cerebrovaskuler accident/CVA) adalah suatu sindrom yang
mempunyai karakteristik suatu serangan yang mendadak, nonkonvulsif
yang disebabkan karena gangguan peredaran otak non traumatik.
Menurut WHO tahun 1983 stroke merupakan sindrom klinis dengan
gejala gangguan fungsi otak secara vokal atau global yang berlangsung
24 jam atau lebih yang dapat megakibatkan kematian atau kecacatan yang
menetap lebih dari 24 jam tanpa penyebab lain kecuali gangguan
pembuluh darah otak.
Klasifikasi Stroke Berdasarkan Keadaan Patologis
1. Stroke Iskemia
Iskemia terjadi akibat suplai darah kejaringan otak berkurang, hal ini
disebabkan karena obstruksi total atau sebagian pembuluh darah otak.
Hamper 80% pasien stroke merupakan stroke iskemik. Penyebab stroke
iskemik adalah karena thrombosis, emboli dan hypoperfusi global.
20
21