ABSTRAK
Maria. 2016. Upaya meningkatan nilai-nilai kerja sama ips dengan metode role
playing pada siswa kelas V SD Negeri Blotongan Salatiga semester 2 tahun ajaran
2015/2016. Program Studi S1 PGSD Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Pembimbing Dr. Mawardi, S. Pd, M. Pd.
Kata kunci : metode role playing
HALAMAN PERSETUJUAN
........................................
.......................................
Dosen Penguji I
Dr. Mawardi, S. Pd, M. Pd
........................................
.......................................
Kaprogdi S1 PGSD
SURAT PERNYATAAN
: 292011225
Program Studi
Maria Advenia P. W
292011225
Motto :
KATA PENGANTAR
6
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Kerja Sama IPS Dengan
Metode Role Playing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Blotongan 01 Salatiga
Semester II Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana.
Terselesainya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, oleh
karena itu lewat kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Pdt. Dr. John A. Titaley, selaku Rektor Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga yang telah menerima menjadi mahasiswa S1 PGSD FKIP
UKSW.
2. Dra. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberikan ijin
untuk melakukan penelitian ke SD sehingga skripsi ini dapat terlaksana.
3. Herry Sanoto, S. Si., M.Pd. selaku Kaprogdi S1 PGSD FKIP UKSW yang
telah memberi ijin untuk melakukan penelitian ke SD sehingga skripsi ini
dapat terlaksana.
4. Drs. Soeroso, selaku wali studi di Program Studi S1 PGSD FKIP UKSW
angkatan 2011 yang telah mendampingi secara akademik.
5. Dr. Mawardi, M. Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar dan
selalu berkenan membimbing, memberikan saran, dan pengarahan sehingga
penulisan penelitian ini dapat selesa dengan baik.
6.
7. Boedi Ngali selaku guru wali kelas V SD Negeri Blotongan 01 Salatiga yang
telah membimbing dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.
7
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
ABSTRAK...............................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN.......................................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...........................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
Identifikasi Masalah.....................................................................................3
1.3
Batasan Masalah...........................................................................................3
1.4
Rumusan Masalah........................................................................................3
1.5
Tujuan Penelitian.........................................................................................3
1.6
Manfaat Penelitian.......................................................................................3
BAB II.
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Kajian Teori.................................................................................................5
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
2.1.8
2.1.9
2.2.0
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.5.1 Sintagmatik................................................................................................21
2.2.5.2 Prinsip Reaksi.............................................................................................22
2.2.5.3 Sistem Sosial..............................................................................................23
2.2.5.4 Daya Dukung.............................................................................................24
2.2.5.5 Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring..........................................25
2.2.5.6 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPS Materi Kerja Sama....................26
2.2.6
Pengertian Nilai.................................................................................,,.......26
2.3
Kerangka Pikir...........................................................................................27
2.4
Hipotesis Penelitian....................................................................................28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
3.2
Variabel Penelitian.....................................................................................20
3.3
Rencana Tindakan......................................................................................20
3.4
3.5
Indkator Kinerja.........................................................................................23
3.6
BAB IV
4.1
Pelaksanaan Tindakan................................................................................25
4.2
4.3
Pembahasan................................................................................................27
BAB V
PENUTUP
5.1
Simpulan....................................................................................................28
5.2
Saran...........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
10
Lampiran................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
11
1.1
landasan bagi kegiatan selanjutnya. Tanpa pendidikan dasar, tentunya sulit bagi
peserta didik untuk memahami konsep-konsep baru pada tingkatan lebih tinggi.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
dimulai dari SD/MI. IPS mengkaji peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial pada jenjang SD. Melalui pelajaran IPS peserta didik
diarahkan untuk menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.
Dalam pembelajaran IPS perlu diadakan inovasi pembelajaran sesuai dengan
variasi gaya belajar peserta didik agar peningkatan SDM diiringi dengan
peningkatan sistem pendidikan yang lebih baik.
Tujuan dari pembelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar, adalah untuk
mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk untuk
mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya,
serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Pola pembelajaran IPS di SD hendaknya lebih menekankan pada
unsur pendidikan dan pembekalan pemahaman, nilai-moral, dan keterampilanketerampilan sosial pada siswa. Untuk itu, penekanan pembelajarannya bukan
sebatas pada upaya menjejali siswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan
belaka, melainkan terletak pada upaya menjadikan siswa memiliki seperangkat
pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan agar mereka mampu menjadikan apa
yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam
melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Disinilah sebenarnya
penekanan misi dari pembelajaran IPS di sekolah dasar.
Pembelajaran IPS sebagai salah satu program pendidikan yang membina
dan menyiapkan peserta didik sebagai warga negara yang baik dan memasyarakat
diharapkan mampu mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat
sehingga siswa mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan dalam melakoni
kehidupan di masyarakat. Guru di tuntut untuk mampu mengikuti dan
mengantisipasi berbagai perubahan masyarakat tersebut, sehingga program
pembelajaran yang dilakukannya dapat membantu siswa dalam mempersiapkan
13
dirinya sebagai warga masyarakat dan warga negara untuk memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari.
Pembelajaran IPS
bahwa pola pembelajaran yang dikembangkan oleh guru cenderung bersifat teks
book oriented, hanya memindahkan pengetahuan secara utuh yang ada di kepala
guru kepada kepala murid. Akibatnya guru telah merasa mengajar dengan baik,
namun pada kenyataannya murid tidak belajar. Disamping itu pola pembelajaran
yang demikian menyebabkan siswa jenuh, siwa tidak diajarkan berpikir logis
hanya mementingkan pemahaman dan hafalan. Hal ini yang membuat pelajaran
ini kurang digemari banyak siswa, pembelajaran IPS terkesan tidak menarik bagi
siswa karena ruang lingkupnya yang luas. Sebagian siswa merasa stres dengan
pembelajaran ini karena banyaknya materi yang harus di hafal, sehingga
kemampuan berpikir logis, kemampuan mengingat dan konsentrasi jadi menurun.
Siswa menganggap pelajaran IPS adalah pelajaran yang monoton dan kurang
bervariasi, di perparah lagi sama cara guru yang mengajarkannya terlalu teoritis
serta tidak menggunakan media pembelajaran.
Dari tujuan-tujuan tersebut tidak sesuai dengan peran guru di kelas yang
hanya bersifat teacher centered mengingat IPS adalah mata pelajaran yang sedikit
banyak mengajarkan tentang sikap dan nilai yang baik pada kehidupan keluarga,
sekolah dan kehidupan di masyarakat. Guru perlu variasi mengajar di kelas agar
aspek sikap yang terdapat dalam tiap-tiap materi akan tersampaikan dan tertanam
denan baik ke dalam diri setiap siswa. Untuk mengatasi hal tersebut model
pembelajaran yang tepat untuk menanamkan sikap dan nilai tersebut adalah model
pembelajaran bermain peran (role playing). Model pembelajaran ini bisa
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran termasuk peran orang, keadaan dan lain
sebagainya. Siswa bisa memerankan dan menguasai isi materi pelajaran IPS
sehingga sikap dan nilai akan dihayati siswa melalui model pembelajaran bermain
peran ini (role playing). Menurut Blatner (2002), bermain peran adalah sebuah
metode untuk mengeksplorasi hal-hal yang menyangkut situasi sosial yang
kompleks. Di dalam kelas, suatu masalah diperagakan secara singkat sehingga
murid-murid bisa mengetahui situasi yang diperankan.
14
Dari hasil observasi yang penulis telah lakukan pada kelas V SD Negeri
Blotongan 01 Salatiga nilai-nilai kerja sama pada mata pelajaran IPS kurang
terlihat pada siswa. Guru cenderung memberi materi, menjelaskan kepada siswa
tanpa bisa dibayangkan oleh siswa sehingga nilai-nilai kerja sama seperti saling
membantu, menghargai kurang terlihat pada saat observasi yaitu siswa tidak
memperhatikan guru, membuat gaduh kelas, mengganggu siswa lain yang sedang
belajar sehingga dari nilai afektifnya kurang baik. Bermain peran (role playing)
merupakan metode yang cocok untuk anak SD, dengan bermain peran siswa SD
bisa menghayati dan mengerti akan peran yang dimainkannya dan bisa
meningkatkan nilai-nilai kerja sama dalam materi kerja sama. Dengan
penggunaan metode ini diharapkan siswa akan mendapatkan kemudahan karena
metode ini siswa mampu menguasai bahan-bahan pelajaran dan dapat
menanamkan sikap dan nilai-nilai kerja sama melalui pengembangan imajinasi
dan penghayatan yang dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh.
Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan
Nilai-Nilai Kerja Sama dalam Pembelajaran IPS dengan Model Role Playing pada
Siswa Kelas V SD Negeri Blotongan 01 Salatiga Semester II Tahun Ajaran
2015/2016.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis dapat mengidentifikasi
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah yang diajukan
15
meningkatkan nilai-nilai kerja sama IPS pada siswa kelas III SD Negeri
Mangunsari 04 Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016?
1.4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
upaya meningkatkan nilai-nilai kerja sama IPS dengan menggunakan metode Role
Playing pada siswa kelas V SD Negeri Blotongan 01 Salatiga Tahun Ajaran
2015/2016.
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti meliputi tiga aspek yaitu :
1. Bagi Guru : Sebagai salah satu masukan dan informasi bahwa metode
Role Playing dapat meningkatkan nilai-nilai kerja sama.
2. Bagi Siswa : Dapat menanamkan sikap yang baik dan meningkatkan
pemahaman dan penghayatan siswa tentang materi Kerja Sama.
3. Bagi Sekolah : Sebagai bahan informasi tentang pengaruh penggunaan
model pembelajaran Role Playing terhadap nilai-nilai kerja sama siswa
pada pembelajaran IPS.
4. Bagi Peneliti : Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya dan
khususnya jurusan PGSD S1 UKSW tentang pemanfaatan metode Role
Playing.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
16
2.1
Kajian Teori
2.1.1
mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program
studi di perguruan tinggi identik dengan istilah social studies (Sapriya, 2009:
19). Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri
sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora,
sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan (Sapriya, 2009: 20).
Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena
lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik
kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik (Sapriya, 2009: 20).
IPS adalah suatu bahan kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan,
adaptasi,
seleksi
dan
modifikasi
diorganisasikan
dari
konsep-konsep
siswa
terhadap
masalah sosial
17
2.1.2
untuk
tujuan
menyatakan IPS adalah penyederhanaan atau disiplin ilmu ilmu sosial humaniora
serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.
2.1.3 Tujuan Pembelajaran IPS
Hakikat tujuan mata pelajaran IPS menurut Chapin, J.R, Messick
dalam Ichas Hamid Al -lamri dan Tuti Istianti (2006: 15) dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
a. Membina pengetahuan siswa tentang pengalaman manusia dalam
kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan di masa
yang akan datang.
b. Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan (skill) untuk
mencari dan mengolah/ memproses informasi.
c. Menolong siswa untuk mengembangkan
Mengenal
konsep-konsep
yang
berkaitan
dengan
kehidupan
dan
merupakan
satu
berhubungan dan saling melengkapi. Ichas Hamid Al-lamri dan Tuti Istianti
(2006: 15) Pengetahuan Sosial mempunyai peran membantu dalam menyiapkan
warga negara
kebangsaan
dan
humaniora, memiliki
lingkungannya, serta
kata
pembelajaran dan definisi kata IPS seperti yang telah dikemukan di atas di
gabung menjadi satu pengertian maka pembelajaran IPS adalah suatu upaya
yang dilakukan secara sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu
19
pengetahuan
untuk
keterampilan
dalam
mengembangkan
konsep-
konsep IPS.
c. Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan
metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
d. Menyadarkan siswa akan kekuatan alam dan segala keindahannya
sehingga siswa terdorong untuk mencintai dan mengagungkan
penciptanya.
e. Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa.
f. Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam
bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
g. Memupuk diri serta mengembangkan minat siswa terhadap IPS.
Fungsi pembelajaran IPS dalam penelitian ini adalah untuk
menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam memecahkan masalah
yang dihadapi, mengembangkan daya kreatif dan inovatif siswa serta memberi
bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
2.1.5
atau terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari IlmuIlmu Sosial yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu.
20
Karena IPS terdiri dari Ilmu-Ilmu Sosial, dapat dikatakan bahwa IPS itu
mempunyai ciri-ciri khusus atau karakteristik tersendiri yang berbeda dengan
bidang studi lainnya.
2.1.6
pada suatu tradisi yaitu materi disusun dalam urutan : anak (diri sendiri), keluarga,
masyarakat/tetangga, kota, region, negara dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini
disebut The Wedining Horizon or Expanding Environment Curriculum
(Mukminan, 1996 : 5).
Tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak pertamatama dikenalkan atau perlu memperoleh konsep atau perlu memperoleh konsep
yang berhubungan dengan lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya
secara bertahap, dan sistematis bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari
lingkaran tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi
unsur-unsur dunia yang lebih luas.
2.1.7
pentingnya bagi guru, karena dengan memahami sifat-sifat siswa tersebut, guru
dapat menyusun, merencanakan, dan melaksanakan pembelajaran IPS dengan
baik.
Di Indonesia pada saat ini, anak usia SD dimulai dari usia 6 tahun sampai
dengan 12 tahun. Secara psikologis, periode ini dikategorikan Masa Kanak-Kanak
Akhir. Para pendidik masa tersebut sebagai Masa Sekolah Dasar sedangkan para
psikolog menyebutnya sebagai Masa Berkelompok atau Masa Penyesuaian
Diri.
Sebutan Masa Sekolah Dasar, merupakan periode keserasian bersekolah,
artinya anak sudah matang untuk bersekolah. Adapun kriteria keserasian
bersekolah adalah sebagai berikut :
21
2.
3.
Anak ingin berbuat, ciri khas anak adalah selalu ingin berbuat sesuatu,
mereka ingin aktif, belajar dan berbuat.
4.
Anak mempunyai minat yang kuat terhadap hal-hal yang kecil atau
terperinci yang seringkali kurang perhatian/bermakna.
5.
kesiapan suatu pembelajaran. Untuk dapat memahami bahan belajar yang baik,
22
b.
operasional konkrit. Oleh karena itu guru harus mampu merancang pembelajaran
yang dapat membangkitkan siswa, misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu
23
panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan yang tidak kalah pentingnya sajian
harus dibuat menarik bagi siswa. Hal ini dilakukan karena perhatian anak pada
tingkat usia tersebut masih mudah beralih, artinya dalam jangka waktu tertentu
perhatian anak dapat tertarik ke banyak hal, tetapi pada waktu tertentu pula
perhatian anak berpindah-pindah.
Sifat lain bahwa perhatian anak sering berfokus pada lingkungan terdekat.
Kedekatan ini dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Bersifat langsung,
misalnya dalam melihat pesawat terbang akan lebih tertarik pada bentuk dan
warnanya daripada fungsinya, artinya dalam memahami suatu konsep anak-anak
lebih tertarik pada wujud benda konkretnya. Begitu juga dengan pengalaman yang
termediasipun akan membawa anak kepada perhatian, misalnya bahan bacaan atau
ceritera, sajian TV dapat mendekatkan anak pada dunia yang lebih luas.
Pada umumnya anak lebih tertarik kepada benda yang bergerak, akibatnya
anak ingin mengetahui sebab-sebab terjadinya sesuatu. Rasa ingin tahu tersebut
sebenarnya merupakan gerak awal untuk belajar dan dorongan untuk
mengeksplorasi dunia sekitarnya. Tindakan eksplorasi akan memacu anak untuk
terus mencari sampai keingintahuanya terpuaskan. Dengan sifat ini, anak biasanya
mempunyai kemampuan tinggi dan wawasan yang luas. Anak usia SD mempunyai
kecanderungan banyak bergerak. Agar gerak yang merupakan kebutuhan anak
mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu perencanaan yang
baik.
Perlu diketahui bahwa gerak tidak hanya bersifat fisik saja tetapi gerak
atau keaktifan pikiran merupakan hal yang penting pula. Keaktifan berpikir dapat
disertai gerak fisik dan juga disertai gerak berpikir, misalnya siswa yang sedang
mencari data di lapangan memerlukan banyak gerak fisik. Sedangkan siswa yang
sedang mengerjakan soal tidak perlu membaca dengan suara nyaring, tetapi ia
aktif berpikir dengan tenang. Ini sebenarnya anak mengalami keaktifan mentalnya.
Dengan demikian keaktifan atau pengalaman sangat bermanfaat dalam belajar.
Pengalaman merupakan persiapan dalam kehidupan yang sebenarnya dalam
masyarakat.
24
2.1.8
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.1.9
diharapkan guru dan siswa memperoleh penghayatan nilai-nilai dan perasaanperasaan. Dengan bermain peran diharapkan siswa terampil atau menghayati dan
berperan dalam berbagai figur khayalan atau figur sesungguhnya dalam berbagai
situasi. Dalam metode ini dapat melibatkan aspek-aspek kognitif dan afektif atas
dasar tokoh yang mereka perankan. Role playing termasuk permainan pendidikan
yang dapat dipakai untuk menjelaskan peranan, sikap, tingkah laku, dan nilai
dengan tujuan menghayati perasaan, sudut pandangan dan cara berpikir orang lain.
Menurut Gangel (1986) bermain peran adalah suatu metode mengajar
merupakan tindakan yang dilakukan secara sadar para pemain diskusi tentang
peran dalam kelompok. Menurut Blatner (2002), bermain peran adalah sebuah
metode untuk mengeksplorasi hal-hal yang menyangkut situasi sosial yang
kompleks. Di dalam kelas, suatu masalah diperagakan secara singkat sehingga
murid-murid bisa mengetahui situasi yang diperankan. Semuanya berfokus pada
pengalaman kelompok.
25
Bermain
peran
dalam
konteks
pembelajaran
dalam
psikodrama,
pemeranan
dan
keterlibatan
yang
pada
gilirannya
27
dapat
dimanfaatkan
untuk
Agar metode role playing/ bermain peran ini dapat mencapai tujuan, maka
harus disusun langkah-langkah pembelajaran agar penggunaan metode ini lebih
efektif. Langkah-langkah menurut Subari, (1994: 93-94) tersebut sebagai berikut:
a. Guru menerangkan teknik sosiodrama dengan cara yang mudah dimengerti
oleh para siswa.
b. Masalah yang akan dimainkan harus disesuaikan dengan tingkat umur dan
kemampuan.
c. Guru menceritakan masalah yang akan dimainkan itu secara sederhana
tetapi jelas, untuk mengatur adegan dan memberi kesiapan mental para
pemain.
d. Jika sosiodrama itu untuk pertama kali dilakukan sebaiknya para
pemerannya ditentukan oleh guru.
e. Guru menetapkan para pendengar, yaitu para siswa yang tidak berperan.
f. Guru menetapkan dengan jelas masalah dan peranan yang harus
dimainkan.
g. Guru menyarankan kata-kata pertama yang harus diucapkan pemain
untuk memulai permainan.
h. Guru menghentikan permainan di saat situasi sedang mencapai klimaks
dan kemudian membuka diskusi umum.
i. Sebagai hasil diskusi, guru dapat meminta siswa untuk menyelesaikan
masalah itu dengan cara-cara lain.
j. Guru dan siswa menarik kesimpulan-kesimpulan dari drama yang
dimainkan baik dalam teknik maupun dalam isinya
2.2.2
29
2.2.3
a. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.
Disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit
dilupakan.
b. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi
dinamis dan penuh antusias.
c. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan.
d. Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan dibahas
dalam proses belajar.
2.2.4
30
2.2.5
sebuah
model.
Dengan
mengutip
dari
Shaftel,
Mulyasa
(2003)
Tahap ini para peserta didik mulai beraksi secara spontan, sesuai dengan
peran masing-masing. Pemeranan dapat berhenti apabila para peserta didik telah
merasa cukup, dan apa yang seharusnya mereka perankan telah dicoba lakukan.
Ada kalanya para peserta didik keasyikan bermain peran sehingga tanpa disadari
telah memakan waktu yang terlampau lama. Dalam hal ini guru perlu menilai
kapan bermain peran dihentikan.
2.2.5.2 Prinsip Reaksi
Winataputra (2001: 8-9) berpendapat bahwa sistem reaksi adalah pola
kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan
memperlakukan para siswa, termasuk bagaimana seharusnya guru memberikan
respon terhadap para siswa. Sunaryo (2011) mengemukakan bahwa di dalam
model kreatif produktif, guru berperan sebagai pembimbing, pendamping,
fasilitator, serta pengarah pada saat siswa sedang menjalankan setiap langkah
dalam tahapan model pembelajaran. Dalam penerapan model Role Playing guru
berperan sebagai motivator dan memberikan instruksi di dalam pembelajaran
berlangsung
2.2.5.3 Sistem Sosial
Menurut Winataputra (2001: 8), sistem sosial adalah situasi atau suasana
dan norma yang berlaku dalam model tersebut. Sunaryo (2011) mengemukakan
bahwa suasana kelas pada saat pembelajaran dilaksanakan adalah suasana yang
demokratis, dialogis, kooperatif dan penuh dengan tanggung jawab. Di dalam
penerapan model Role Playing
demokratis
2.2.5.4 Daya Dukung
Winataputra (2001: 9) mengemukakan bahwa sistem pendukung adalah
segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model
tersebut. Sarana yang dipergunakan di dalam model ini adalah materi dan media
yang relevan dengan tujuan pembelajaran serta model yang akan dilaksanakan. Di
dalam model Role Playing dalam pembelajaran IPS tentang jual beli di pasar dan
di rumah alat dan bahan yang digunakan adalah uang mainan, contoh-contoh
barang dan kartu peran
32
Gambar
1
keputusan
dan berekspresi
penuh antusias
Dampak instruksional
dan pengiring
secara utuh.
Model Pembelajaran Role Playing
Demokratis
Model
pembelajaran
Role Playing
Mandiri
33
Komunikatif
Kreatif
Bertanggung
jawab
Dampak pengiring
Kegiatan Guru
Tahapan Pelaksanaan
Kegiatan Siswa
1. Guru
memberi
1. Menghangatkan suasana1. Menyimak
guru
semangat siswa dengan dan memotivasi peserta dalam
cara kegiatan apersepsi didik.
2. Memilih peran
2. Guru mendeskripsikan
3. Menyusun
tahap-tahap
2.
berbagai watak atau
peran
karakter, apa yang
4. Menyiapkan pengamat
5. Pemeranan
mereka
suka,
6. Diskusi dan evaluasi
bagaimana
mereka
7. Pemeranan ulang
8. Diskusi dan evaluasi
merasakan, dan apa
3.
yang harus mereka tahap dua
9. Membagi pengalaman dan
kerjakan,
kemudian
mengambil kesimpulan
para peserta didik diberi
kesempatan
menyampaiakan
motivasi
Bersama
kelompok
siswa
memperhatikan
arahan
yang
menyusun
garis-garis
besar
secara
dimainkan.
Dalam
pemeran.
3. Guru
membimbing
tahap
pemeranan
4. Pengamat dipersiapkan
siswa
dalam
secara
matang
terlibat
dalam
dan
cerita
semua
dalam
kelompok pengamat
5. Para peserta didik
dan
aktif
mendiskusikannya.
5. Guru
mengontrol
jalannya
secara
menentukan
berbicara
guru
peserta
dan
spontan.
4. Menunggu instruksi
bertindak
spontan,
sesuai
dengan
peran
masing-masing.
6. Bersama kelompok
kegiatan
35
siswa mendiskusikan
perlu
kapan
peran
menilai
bermain
dihentikan.
6. Guru
mengarahkan
melakukan
pemeranan
dengan
kembali,
yang
mungkin
ada
mengerjakan
soal
dan
guru
drama
lembar
melakukan
setiap kelompok
8. Bersama kelompok
siswa mendiskusikan
dilakukan berdasarkan
hasil
memberikan
evaluasi
7. Guru
evaluasi
diskusi
dan
guru
9. Tahap
mengenai
alternatif
pemeranan.
watak
mengemukakan
yang
pengalaman
hidupnya
memungkinkan adanya
perkembangan
dalam
berhadapan
baru
orang
upaya
pemecahan
sebagainya.
dan
dengan
guru,
dan
Semua
evaluasi
dalam
pengalaman peserta
mempengaruhi
peran lainnya.
8. Guru
melakukan
diskusi
tua,
teman
masalah.
para
ini
hanya
36
dimaksudkan
untuk
menganalisis
hasil
masalah
37
c. Gender
d. Keadilan
e. Demokrasi
f. Kejujuran
g. Kemandirian
h. Daya juang
i. Tanggung jawab
j. Penghargaan terhadap lingkungan
2.3
Kerangka Pikir
Metode role playing disebut juga sosiodrama, dalam proses pembelajaran,
diharapkan guru dan siswa memperoleh penghayatan nilai-nilai dan perasaanperasaan. Dengan bermain peran diharapkan siswa terampil atau menghayati dan
berperan dalam berbagai figur khayalan atau figur sesungguhnya dalam berbagai
situasi. Dalam metode ini dapat melibatkan aspek-aspek kognitif dan afektif atas
dasar tokoh yang mereka perankan. Role playing termasuk permainan pendidikan
yang dapat dipakai untuk menjelaskan peranan, sikap, tingkah laku, dan nilai
dengan tujuan menghayati perasaan, sudut pandangan dan cara berpikir orang
lain.
Bermain peran (role playing) merupakan metode yang cocok untuk anak
SD, dengan bermain peran siswa SD bisa menghayati dan mengerti akan peran
yang dimainkannya dan bisa meningkatkan nilai-nilai kerja sama dalam materi
kerja sama. Dengan penggunaan metode ini diharapkan siswa akan mendapatkan
kemudahan karena metode ini siswa mampu menguasai bahan-bahan pelajaran
dan dapat menanamkan sikap dan nilai-nilai kerja sama melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan yang dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai
tokoh. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul Upaya
Meningkatkan Nilai-Nilai Kerja Sama IPS Materi Kerja Sama Dengan Metode
Role Playing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Blotongan 01 Salatiga Semester II
Tahun Ajaran 2015/2016.
39
2.5
Hipotesis Penelitian
Pembelajaran dengan menggunakan model Role Playing dalam rangka
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Tempat
Tempat penelitian ini di SD N Blotongan 01 Salatiga Kecamatan
: 6 bh
2) Ruang UKS
: 1 bh
3) Gudang
: 2 bh
4) Ruang Guru/KS
: 1 bh
5) Ruang Perpus
: 1 bh
6) Ruang Komputer
: 1 bh
: 2 bh
40
: 1 bh
SD N Blotongan 01 Salatiga terdiri dari 6 rombel kelas (Kelas IVI) dengan jumlah total siswa 146, hal ini dapat dilihat dari tabel di bawah
ini :
Tabel 3.1. Jumlah Siswa SD N Blotongan 01 pada Tiap Rombel
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelas
I
II
III
IV
V
VI
JUMLAH
Murid Pa
20
12
19
6
11
13
84
Murid Pi
14
7
8
16
10
12
63
Jumlah
34
19
27
22
21
25
146
b. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2016 sampai
dengan selesai.
c. Jadwal Penelitian
Adapun Jadwal Penelitian ini ada ada tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Waktu Pelaksanaan
No.
Kegiatan
Penelitian
1
1
2
3
4
5
6
7
Perencanaan
Proses
Pembelajaran
Persiapan
Pelaksanaan
Tindakan
Refleksi
Penulisan
Laporan
Pelaporan Hasil
Minggu Ke
2
3
Minggu Ke
2
3
2. Subyek Penelitian
41
Variabel Penelitian
Variabel dalam judul penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu
Prosedur Penelitian
Model penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat 4 tahapan
Perencanaan Tindakan
Pada tahap erencanaan tindakan dalam penelitian ini meliputi :
a).
b).
Menyusun
lembaran
observasi
untuk
mengetahui
proses
d).
2.
Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan ini dilakukan pada pembelajaran tema tugasku sehari-hari
yang dilakukan dua siklus :
a) Siklus Pertama : Memberikan materi IPS kelas 5 SD
b)
3.
Observasi
42
Refleksi
Refleksi merupakan diskusi hasil siklus I, untuk merumuskan
kekurangan-kekurangan yaitu yang hendak diperbaiki di siklus berikutnya.
Refleksi diambil berdasarkan evaluasi dan observasi yang telah dilakukan
pada siklus sebelumnya.
Masalah
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Siklus II
Pengamatan
Gambar 3.1 Prosedur PTK
Ke siklus selanjutnya
43
dalam
penelitian
ini
menggambarkan
pada
prasiklus
untuk
Indikator
3
4
Substansi pertanyaan
Frekuensi pertanyaan dalam 1
jam pelajaran
Bahasa
Suara
Kesopanan
Skor
3 4
Jumlah
3.5
Indikator Kinerja
Langkah-langkah pembelajaran dikatakan berhasil jika skor aktivitas guru
dan siswa dikatakan baik. Nilai-nilai kerja sama siswa pada pembelajaran IPS
kelas V SD N Blotongan 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016
3.6
nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui seberapa besar siswa mengerti
tentang kerja sama. Teknik nontes digunakan untuk mengetahui tanggapan atau
respon siswa terhadap kerja sama dengan menggunakan metode bermain peran.
a. Teknik Tes
Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kerja sama
dengan metode bermain peran. Siswa menyimak drama yang akan
diperankan oleh setiap kelompok, beberapa kelompok siswa bermain peran
45
Variabel
o
1.
Aktivitas
Indikator
a. Kesiapan
46
Sumber Data
Alat/Instrumen
a. Siswa
a. Lembar
siswa dalam
siswa
pembelajara
belajar
dalam
b. Foto
Observa
c. Dokumen
si
b. Menjawab
b. Catatan
pertanyaan
c. Aktif
Lapanga
dalam
perumusan
c. Angket
masalah
sementara
d. Aktif
dalam
diskusi/kerjasa
ma kelompok
e. Melaksanakan
role playing
f. Menyimpulka
n hasil role
playing
g. Melakukan
2
Ketrampila
n
guru
dalam
pembelajara
n
refleksi
a. Mengemukaka
n
tujuan
pembelajaran
b. Melakukan
b. Video
c. Foto
a. Observa
si
b. Catatan
lapangan
apersepsi
c. Wawanc
c. Membimbing
siswa
merumuskan
masalah
d. Membimbing
siswa
a. Guru
dalam
diskusi
kelompok
47
ara
e. Membimbing
siswa
dalam
melakukan
role playing
f. Membimbing
siswa
dalam
melakukan
role playing
a. Tes
g. Melakukan
tertulis
evaluasi
b. Observa
h. Menggunakan
media
secara
efektif
dan
si
efisien
i. Mengolah
waktu
j. Melakukan
3.
Pemahaman
refleksi
a. Ketepatan
Siswa
siswa
hasil
terhadap
diskusi/kerja
materi
kelompok
b. Kelancaran
melakukan
role playing
c. Kelancaran
mencari
sumber materi
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Kondisi Penelitian
4.1.1
49
4.1.2
diketahui
dipecahkan
bahwa
dalam
permasalahan
penelitian
ini
yang
adalah
perlu
masalah
kerja
sama.
Peneliti
kemudian
berupaya
50
DAFTAR PUSTAKA
Al-Lamri Ichas Hamid dan Tuti Istianti Ichas. 2006. Pengembangan Pendidikan
Nilai dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.
Aunurrahman. 2011. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Bobbi De Porter, dan Mike Hernacki. 2000. Quantum Leaning Membiasakan
Belajar Nyaman dan menyenangkan. Bandung: Mizan Media Utama.
Budiningsih.Asri. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta.
E. Mulyasa. 2004.
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Hidayati. 2004. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.
Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Iqbal, Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya.
Jakarta : Ghalia Indonesia
Puskur. 2006. Kurikulum KTSP. Jakarta: Depdiknas
51
52
LAMPIRAN
Daftar Lampiran :
-
Kelas / Semester
: III / I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Dilaksanakan pada :
1.
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
a. Menyebutkan bentuk-bentuk kerja sama di lingkungan rumah.
54
Tujuan Pembelajaran
b.
5.
6.
7.
Materi Ajar
Pembelajaran
Kegiatan
Awal
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu
5 menit
menyuruh
siswa
untuk
berdoa
menginformasikan
materi
Sama-Sama
a. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6
siswa.
b. Guru
memilih
dua
kelompok
untuk
tersebut
55
membahas
tentang
30 menit
Akhir
8.
10 menit
Alat/Bahan/Sumber Belajar :
c. Buku IPS Terpadu III Erlangga hal 53-66
d. skenario kerja sama
9.
Penilaian :
a. Teknik
: Penilaian sikap
b. Bentuk
:
Perubahan Tingkah Laku
Nama Siswa
Dapat
Dipercaya
Tekun
Tanggung
Jawab
, Rasa
Berani
Integritas
Peduli
Jujur dan
Kewargan
egaraan
Hormat
dan
Perhatian
B M M S B M M S B M M S B M M S B M M S B M M S B M M S
T T B M T T B M T T B M T T B M T T B M T T B M T T B M
1.
Adam Yuda
2.
Muhammad
Piter Ariyanto
3.
Muchlis
Juanto
4.
Nurul Arifah
5.
Dinda Amelia
Salsabila
6.
Salman
Maulana
56
7.
Yosep
Setiawan
8.
Aan Saputra
9.
Agam
Kristianto
10
Andini Cheryl
Aprilia
11
.
12
.
Andhika Dwi
A.
Christian
Abdee Revan
13
Egidius Farel
M
14
Fitriasih
Oktafiana
Larasati
.
15
.
16
.
17
.
18
.
19
Gracia
Oktarida O
Ibnu
Rizky
Prayoga
Java
Ridho
Pratama
Kevin Putra
Pratama
Muhammad
Alva H.P
20
Mutiara Slara
.
21
.
22
.
Noor Syafiqoh
Alia
Rakka Daffa
Atmaja
57
23
.
24
Rasyad
Azzaky
Ryo
Shidiq
Nugroho
25
Safira Regita
26
.
Shella Sandy
Meyriska
27
Yusuf Naher
.
28
.
Yovita Xyla
Majesta
Praktikan,
Maemonah, S.Pd.SD
58
Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
: III / I
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Tujuan Pembelajaran
V.
Materi Ajar
kelurahan/desa
VI.
Pembelajaran
Kegiatan
Awal
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu
10 menit
menyuruh
siswa
untuk
berdoa
menginformasikan
materi
Sama-Sama
d. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6
30 menit
siswa.
e. Guru
memilih
dua
kelompok
untuk
tersebut
membahas
tentang
Akhir
60
10 menit
: Tes tertulis
Bentuk
: Uraian
Penilaian :
Instrumen Penilaian
a. Jelaskan manfaat siskampling bagi suatu kampung!
b. Apa manfaat yang kita dapat kita peroleh jika lingkungan kita
bersih!
c. Mengapa kita harus hidup rukun dengan tetangga?
d. Apa arti ungkapan berat sama dipikul, ringan sama dijinjing?
e. Tuliskan sebuah semboyan yang menggambarkan pentingnya
persatuan!
Kunci Jawaban :
a. Manfaat siskampling bagi suatu kampung adalah untuk menjaga keamanan
suatu rumah. Warga yang melakukan siskampling bagi suatu kampung bisa
menjaga kampungnya tetap aman agar tidak ada tindak kejahatan seperti
pencurian dan lain-lain.
b. Jika lingkungan kita bersih maka kita akan terhindar dari berbagai
penyakit dan kita bisa betah tinggal di lingkungan yang bersih itu.
c. Kita harus hidup rukun dengan tetangga karena kita adalah makhluk sosial
yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Dengan hidup rukun dengan
tetangga kita bisa bekerja sama dalam melakukan hal-hal yang positif
seperti siskampling, arisan RT dan lain-lain.
d. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing artinya yaitu ketika sedang susah
kita harus saling membantu dan ketika kita senang maka kita juga samasama senang.
61
Praktikan,
Maemunah
62
: SD N Mangunsari 04 Salatiga
Kelas
: III
Konsep
Hari/Tanggal :
Petunjuk
No
Indikator
1.
Kesiapan dalam
2.
belajar
Menjawab
3.
pertanyaan
Merumuskan
4.
masalah sementara
Aktif dalam diskusi
5.
kelompok
Kedisiplinan siswa
Tingkat Kemampuan
1
dalam
6.
pembelajaran
Melaksanakan
metode role
63
Jumlah
7.
playing
Melaporkan hasil
8.
role playing
Menyimpulkan
9.
31-40 = A
21-30 = B
11-20 = C
<10 = D
Salatiga,.........................................
Observer
......................................................
64
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
Pengamatan
1. Siap
(1)
Tidak
(2)
Membawa
(3)
Peralatan
(4)
Peralatan
menerima
membawa
peralatan
lengkap
lengkap dan
pelajaran
peralatan
tidak
memperhati
2. menjawab
belajar
Tidak
lengkap
Menjawab
Menjawab
kan guru
Menjawab
pertanyaan
menjawab
satu kali
dua kali
lebih dari
3.merumuska
Tidak ikut
Merumuska
Rumusanny
dua kali
Rumusanny
n masalah
merumuska
n tetapi
a relevan
a relevan
sementara
tidak
4. Aktif
Tidak
relevan
Bekerja
Memberi
Memberika
dalam
bekerjasama
mandiri
urutan
n urutan
pendapat
pendapat
dan kritis
diskusi
kelompok
dan
bertanya
5.
Tidak
Melakukan
Melakukan
pada teman
Melakukan
Melaksanaka
melakukan
role playing
role playing
role playing
n role
role playing
sambil
dan aktif
bermain
membuat
playing
6.
Tidak
Melaporkan
Melaporkan
kesimpulan
Membuat
Melaporkan
melakukan
tidak
dengan
laporan
65
Keterangan
hasil
lengkap
lengkap
dengan
lengkap dan
mengkritisi
laporan
kelompok
7. Merefleksi
Tidak
Merefleksi
Merefleksi
lain
Merefleksi
melakukan
tidak
kekurangan
apa yang
relevan
hasil
diperoleh
percobaan
dalam
pembelajara
n
Nama SD
: SD N Mangunsari 04 Salatiga
Kelas
: III
Konsep
: Kerja Sama
Hari/Tanggal :
Petunjuk
No
Indikator
1.
Mengemukakan tujuan
2.
3.
pembelajaran
Melakukan apersepsi
Membimbing siswa
4.
mengemukakan masalah
Membimbing siswa dalam
5.
berdiskusi/kerja kelompok
Membimbing siswa dalam
Tingkat Kemampuan
1
7.
playing
Melaksanakan pembelajaran
8.
9.
10.
Melakukan refleksi
Jumlah Skor =.........................., kategori.................
Kriteria Penilaian :
31-40 = A
21-30 = B
11-20 = C
<10 = D
67
Jumlah
Salatiga,.........................................
Observer
......................................................
Indikator
Kurang (1)
Cukup (2)
Baik (3)
o
1. Mengemuka
Tidak
Mengemuka Mengemuka
Baik
Keteran
Sekali (4)
gan
Mengemu
kan tujuan
mengemukak
kan dengan
kan dengan
kakan
pembelajara
an tujuan
kurang jelas
cukup jelas
tujuan
pembelajaran
relevan
68
dan kegiatan
dengan
yang akan
jelas
2.
Melakukan
dilakukan
Tidak relevan
3.
apersepsi
Membimbin
Guru tidak
g siswa
membimbing
4.
Kurang
Cukup
relevan
relevan
Membimbin Membimbin
Sangat
relevan
Membimb
g tetapi
g kepada
ing secara
mengemuka
kurang
semua
individual
kan masalah
efektif
siswa
dan
Membimbin
Tidak
g siswa
membimbing
g tetapi
g kepada
ing kepada
dalam
diskusi
kurang
beberapa
semua
efektif
kelompok
kelompok
berdiskusi/k
Membimbin Membimbin
kelompok
Membimb
erja
5.
kelompok
Membimbin
Tidak
g siswa
melakukan
g pada 1,2
g pada 3,4
ing kepada
dalam
bimbingan
kelompok
kelompok
semua
Membimbin Membimbin
melakukan
6.
kelompok
percobaan
Membimbin
Membimbing
g siswa
tapi salah
Membimbin Membimbin
dan efektif
Membimb
g tetapi
g dengan
ing dengan
dalam
kurang
memberi
memberi
melaporkan
efektif
saran
kesimpula
hasil
7.
Membimb
n saran
percobaan
Melaksanak
Membimbing
Kurang
Menggunak
Mengguna
an
tapi salah
efektif
an media
kan media
pembelajara
menggunak
dengan
dengan
n yang
an media
cukup baik
tepat dan
bersifat
efektif
kontekstual
69
8.
Menggunak
Tidak
Kurang
Menggunak
Mengguna
an media
menggunaka
efektif
an media
kan media
secara
n media
menggunak
dengan
dengan
an media
cukup baik
tepat dan
efektif dan
9.
efisien
Mengolah
efisien
Pengelolaan Pengelolaa
Pengelolaan
Pengelolaan
waktu
waktu tidak
waktu
waktu
n waktu
secara
tepat
kurang tepat
cukup tepat
sangat
efektif dan
tepat
efisien
Melakukan
Tidak
Kurang
Cukup
Memberik
0.
refleksi
memberikan
efektif
efektif
an refleksi
refleksi
memberikan
dalam
dengan
refleksi
memberikan
sangat
refleksi
tepat
70
: SD N Mangunsari 04 Salatiga
Kelas
:3
Konsep
: Kerja Sama
Hari/Tanggal : ...........
Petunjuk
No
Pertanyaan
Jawaban
Ya
Tidak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Salatiga,.........................................
Observer
......................................................
Skenario Kerja Sama di Rumah dan Sekolah
A.
ringan dan lebih cepat diselesaikan. Kita dididik untuk mampu bekerja sama
dimulai dari lingkup keluarga. Selanjutnya kita akan dituntut untuk mampu
bekerja sama di lingkungan yang lebih luas, misalnya di lingkungan sekolah dan
kelurahan dan desa. Dalam kerja sama, diperlukan semangat kerja dan niat yang
tulus ikhlas. Berikut adalah percakapan keluarga Rini dan Rudi yang membantu di
lingkungan rumah mereka.
mereka. Setiap pagi mereka tidak pernah bertegur sapa. Jika tetangganya
mengalami kesulitan, mereka tidak pernah saling membantu.
Suatu hari, tukang sampah di kompleks perumahan Pak Anton jatuh sakit.
Tukang sampah : Aduh, sakit sekali!
Warga
merasa sampah adalah urusan tukang sampah, semakin hari hari sampah semakin
menggunung. Sampah akhirnya membuat selokan tersumbat.
Pada waktu hujan deras, kompleks perumahan Pak Anton terkena banjir.
Anak Pak Hasan jatuh sakit.
Anak Pak Anton : Aduh, yah badanku sakit!
Pak Anton
masuk rumah.
Sampah juga memasuki rumah Pak Made dan Pak Jefri.
Pak Made : Sampahnya masuk rumah, bagaimana ini?! Pak Made tampak resah
dan gelisah karena sampah memasuki rumahnya.
Pak Jefri pun juga merasa resah dan gelisah. Semua orang akhirnya dirugikan.
Warga 1: Wah, semakin hari keadaan di lingkungan rumah kita semakin
menyedihkan.
Warga 2: Ini karena kita tidak bekerja sama. Selama ini kita hanya peduli pada
diri kita sendiri.
Warga 3 : Betul sekali itu
Warga 1: Dari kemarin hidup kita tidak tenang karena tidak ada yang mengurusi
sampah, dan akhirnya sampah ini menimbulkan berbagai macam penyakit
Warga 2 : Betul itu, anak Pak Hasan kemarin jatuh sakit gara-gara penyakit yang
ditimbulkan sampah ini
Sejak kejadian itu, semua penduduk di kompleks perumahan Pak Anton
mulai berubah. Pak Made mulai menyapa Pak Jefri.
Pak Anton : Selamat pagi, Pak Jefri..
Pak Jefri
73
Pak Hasan dan Pak Anton mulai mengajak tetangganya untuk membangun tempat
pupuk kompos.
Pak Hasan : Pak, mari kita mengajak tetangga untuk membangun tempat pupuk
kompos
Pak Anton : Baik Pak, mari
Samapah-sampah basah kita masukkan ke tempat khusus. Setelah beberapa bulan,
pupuk kompos dapat dipakai untuk tanaman warga.
Warga 1 ; Lingkungan kita sekarang jadi bersih ya, karena kita rajin
membersihkan selokan, menanam pohon dan merapikan tanaman
Warga 2 : iya, sekarang lingkungan perumahan jadi bersih dan rapi dan jauh dari
penyakit menular
Sore itu lingkungan perumahan yang bersih, ibu-ibu membawa anak-anak
ke taman. Anak-anak bermain sepeda dan kejar-kejaran. Tidak ada warga yang
merasa gelisah karena semua warga perumahan saling kenal dan saling menjaga.
Lingkungan rumah jadi aman karena tidak ada pencuri yang masuk ruumah
karena semua warga bekerja sama untuk saling menjaga baik itu rumah mereka
maupun rumah tetangga.
Setelah kejadian banjir itu warga menjadi sadar agar lingkungan rumah
menjadi nyaman. Lalu Pak Anton mengadakan pertemuan bersama untuk
menyarankan kegiatan untuk beberapa kegiatan.
Pak Anton : Bagaimana kalau di perumahan kita diadakan kegiatan kerja bakti,
siskampling dan posko penanggulangan bencana.
Warga 1 : Saya setuju dengan usul Pak Anton
Warga 2 : Setuju!"
Bersamaan dengan itu anak-anak warga perumahan yang masih duduk di
bangku SD menanyakan kepada Pak Anton tentang arti kerja bakti, siskampling
dan posko penanggulangan bencana.
Anak-anak : Kerja bakti itu manfaatnya apa ya pak?
Pak Anton : Kerja bakti itu bermanfaat untuk membersihkan sisa-sisa banjir
yang ada di lingkungan rumah. Kita juga akan bekerjasama dengan dinas
kebersihan kota yang akan membantu mengangkut sampuh-sampah bekas banjir
74
75