SUMATERA UTARA
I. KONDISI UMUM
A. Kondisi fisik daerah
1. Keadaan Geografis
Letak Wilayah Provinsi Sumatera
Utara secara geografis berada pada
posisi 1 - 4 Lintang Utara dan 98 100 Bujur Timur.
Provinsi Sumatera Utara berbatasan
dengan Nangroe Aceh Darusalam di
sebelah Utara, Provinsi Riau dan
Sumatera Barat di sebelah Selatan,
Samudra Hindia di sebelah Barat dan
Selat Malaka di sebelah Timur.
2.
Iklim
Iklim di Provinsi Sumatera Utara termasuk iklim tropis yang dipengaruhi oleh
angin Passat dan Angin Muson. Kelembaban udara rata-rata 78% - 91%, Curah
hujan 800 4000 mm/tahun dan penyinaran matahari 43%.
3.
Topografi
Wilayah Sumatera Utara terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan dataran
tinggi serta pegunungan Bukit Barisan yang membujur ditengah-tengah dari
Utara sampai ke Selatan. Kemiringan tanah antara 0 12 % seluas 65,51%,
kemiringan 12 40% seluas 8,64% dan diatas 40% seluas 24,28%. Sedangkan
luas Danau Toba seluas 119.920 Ha atau 1,57%
4.
Luas wilayah
Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah seluas 72.981,23 km2.
5.
21
21
Pemerintahan
Administrasi Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juni 2010 terdiri
atas 25 Kabupaten dan 8 Kota. Selanjutnya Kabupaten/Kota tersebut terdiri atas
417 kecamatan. Pada administrasi yang paling bawah, kecamatan terdiri atas
kelurahan untuk daerah perkotaan (rural) dan desa untuk daerah pedesaan
(rural). Secara keseluruhan Provinsi Sumatera Utara mempunyai 5.744
desa/kelurahan. Jumlah PNS daerah (otonomi di Sumatera Utara pada keadaan
Januari 2010 ada sebanyak 219.537 orang
2. Pendidikan
Jumlah partisipasi sekolah di Provinsi Sumatera Utara mulai dai Tingkat TK sampai
dengan Perguruan tinggi pada tahun ajaran 2010/2011 adalah sebanyak
4.586.795 atau 35,33 % dari jumlah penduduk.
3. Tenaga Kerja
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara pada Februari 2012 sebanyak
6,56 juta orang, terdiri dari 6,14 juta orang bekerja, dan 0,41 juta orang
penganggur sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari
2012 sebesar 74,55 persen dan tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada
Februari 2012 sebesar 6,31 persen. Angkatan Kerja di Provinsi Sumatera Utara
sebagian besar masih berpendidikan SD kebawah. Persentase Angkatan Kerja
golongan ini mencapai 3,31%, angkatan kerja yang berpendidikan tingkat SLTP
dan SLTA masing-masing sekitar 24,13% dan 32,26%, sedangkan sissanya 7,32 %
berpendidikan diatas SLTA. Jika dilihat dari status pekerjaannya, hampir sepertiga
(28,43%) penduduk yang bekerja adalah buruh dan karyawan. Penduduk yang
berusaha sendiri sekitar 20,24%, sedangkan penduduk yang bekerja sebagai
pekerja keluarga mencapai 20,63%. Hanya 3,05 % penduduk Sumatera Utara yang
menjadi pengusaha yang mempekerjakan buruh tetap/bukan anggota
keluarganya.
4. Penduduk
Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara sebesar 13.103.596 jiwa dengan
kepadatan penduduk 183 jiwa per kilometer persegi yang terdiri dari penduduk
yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6.544.092 jiwa dan perempuan sebanyak
6.559.504 jiwa.
5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB Provinsi Sumatera Utara atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada Tahun 2010
sebesar Rp. 275,70 triliun. Sektor industri masih sebagai kontributor utama
dengan peranan mencapai 22,96%. Selanjutnya diikuti oleh sektor pertanian
(22,92%) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (19,00%). Sementara Itu
sektor-sektor lainnya memberikan kontribusi sebesar 35,15% terhadap
perekonomian Sumatera Utara. Secara keseluruhan perekonomian Sumatera
22
Utara pada tahun 2010 tumbuh sekitar 6,35%, meningkat jika dibandingkan tahun
sebelumnya.
6. Budaya dan Nilai
Provinsi Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam
bentuk adat istiadat, tradisi, kesenian, dan bahasa. Masyarakat Sumetera Utara
terdiri atas berbagai suku antara lain penduduk asli (Suku Melayu, Suku Batak
Karo, Suku Batak Toba, Suku Batak Mandailing, Suku Batak Angkola, Suku Batak
Simalungun, Suku Batak Pakpak, Suku Nias) dan pendatang (Suku Minangkabau,
Suku Aceh, Suku Jawa, dan Suku Tionghoa) yang masing-masing memiliki
kebudayaan dan adat istiadatnya masing-masing.
Pada dasarnya, bahasa yang dipergunakan secara luas adalah Bahasa Indonesia.
Suku Melayu Deli mayoritas menuturkan Bahasa Indonesia karena kedekatannya
dengan Bahasa Melayu yang menjadi bahasa ibu masyarakat Deli. Pesisir timur
seperi wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan
Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu dialek "o" begitu juga di Labuhan Batu
dengan sedikit perbedaan ragam. Di Kabupaten Langkat masih menggunakan
bahasa Melayu dialek "e" yang sering juga disebut bahasa Maya-maya.
Mayarakat Jawa di daerah perkebunan, menuturkan Bahasa Jawa sebagai
pengantar sehari-hari. Suku Batak yang umumnya berada di daerah pegunungan
(Toba, Karo, Simalungun, Angkola, Mandailing dan Pakpak) menggunakan bahasa
daerahnya masing-masing. Di kawasan perkotaan, orang Tionghoa lazim
menuturkan Bahasa Hokkian selain bahasa Indonesia.
Tari Tor-tor
23
II.
ASPEK KAWASAN
A. Hutan Negara
1. Luas Kawasan Hutan
Luas Kawasan hutan di Provinsi Sumatera Utara sesuai SK Menhut Nomor :
44/Menhut-II/2005 tanggal 16 Februari 2005 tentang Penunjukan Kawasan Hutan
dan Perairan Provinsi Sumatera Utara adalah seluas 3.742.120 ha. Kawasan hutan
tersebut meliputi :
1. Hutan Konservasi seluas 477.070 ha
2. Hutan Lindung seluas 1.297.330 ha
3. Hutan Produksi Terbatas seluas 879.270 ha
4. Hutan Produksi Tetap seluas 1.035.690 ha
5. Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas 52.760 ha
879270
23,50%
1297330
34,67%
Hutan Konservasi
Hutan Lindung
Hutan Produksi
Terbatas
Hutan Produksi Tetap
Hutan Produksi yg
dpt dikonversi
477070
12,75%
52760
1,41%
1035690
27,68%
24
Tabel 14. Luas Penutupan Lahan Dalam Dan Luar Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara
Penutupan
Lahan
KAWASAN HUTAN
HUTAN TETAP
TOTAL
HPK
Jumlah
APL
KSAKPA
HL
HPT
HP
420,1
307,9
111,8
0,4
57,0
-
574,4
198,5
335,8
40,1
722,8
0,2
722,0
275,1
437,3
9,6
157,2
-
324,6
28,7
213,6
82,2
711,1
0,0
1,9
1,5
0
50,9
0,0
2.042,9
810,3
1.100,0
132,6
1.699,0
0,2
211,0
10,0
173,5
27,5
3.186,1
0,1
2.253,9
820,3
1.273,6
160,1
4.885,1
0,3
31,6
11,5
17,8
2,2
68,4
0,0
477.1 1.297,3
879,3 1.035,7
Total
Sumber : Statistik Kementerian Kehutanan Tahun 2011
52,8
3.742,1
3.397,2
7.139,2
100,0
A. Hutan
-Htn Primer
-Htn Sekunder
-Htn Tanaman
B. Non Hutan
C. Tidak ada data
Jumlah
FUNGSI KAWASAN
JUMLAH
954.150,83
1.627.029,00
707.815,47
51.624,16
514.268,93
3.672.110,08
7.526.998,47
25
Utara dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir adalah adanya perubahan
kawasan hutan pada tahun 2009 seluas 10.989,70 hektar di Kabupaten Asahan.
Perubahan kawasan hutan tersebut adalah berdasarkan SK Pelepasan Kawasan
Hutan yang diterbitkan oleh Menteri Kehutanan dengan peruntukan perkebunan
kelapa sawit pada Kelompok Hutan Nantalu sebanyak 2 (dua) unit yaitu oleh PT.
Inti Palm Sumatera seluas 6.215,80 hektar dan oleh PT. Citra Sawit Indah Lestari
seluas 4.773,90 hektar.
Sedangkan pada tahun 2011 tidak ada perubahan peruntukan kawasan hutan di
Provinsi Sumatera Utara baik untuk keperluan pertanian/perkebunan maupun
untuk keperluan transmigrasi. Ijin tukar-menukar kawasan hutan pada tahun 2011
adalah sebanyak 3 (tiga) unit dimana 1 (satu) unit di antaranya adalah tanah keluar
seluas 50 hektar untuk perkantoran pemerintah Kabupaten Batubara namun tidak
disertai pertukaran dengan tanah masuk. Sedangkan 2 (dua) unit lainnya terdiri
dari:
a. Hutan produksi seluas 277,30 hektar ditukar dengan hutan lindung dengan
luasan yang sama untuk Perkantoran pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan.
b. Hutan produksi terbatas seluas 900 hektar ditukar dengan hutan suaka alam
dengan luasan yang sama untuk perkebunan di Kabupaten Asahan.
B. Hutan Rakyat
Hutan Rakyat adalah hutan yang tumbuh atau dibangun oleh rakyat di atas tanah
milik dengan jenis-jenis tanaman hutan. Luas hutan rakyat di Provinsi Sumatera
Utara yang terdata hingga tahun 2011 adalah 356.561,03 hektar. Data ini belum
seluruhnya mencakup luas hutan rakyat di seluruh kabupaten/kota di Provinsi
Sumatera Utara karena kegiatan inventarisasi terhadap luas dan potensi hutan
rakyat di Provinsi Sumatera Utara belum dilaksanakan secara maksimal dan
menyeluruh.
Selama periode 5 tahun terakhir sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011,
kegiatan hutan rakyat yang dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara terdiri dari
pengembangan/pembangunan hutan rakyat dan Pembangunan areal model hutan
rakyat. Realisasi pembuatan/pengembangan pembangunan pengelolaan hutan
rakyat selama kurun waktu 5 tahun terakhir seluas 9.598,53 ha dari target seluas
9.308,50 ha.
Pembangunan areal model hutan rakyat yang telah direalisasikan selama kurun
waktu 5 tahun terakhir terdiri dari 14 unit dengan luas 515 ha, dimana pada tahun
2011 kegiatan ini tidak ada.
Hasil hutan yang diproduksi dari hutan rakyat adalah jenis hasil hutan kayu dan
hasil hutan bukan kayu. Kayu bulat merupakan hasil hutan utama yang diproduksi
dari hutan rakyat yang terdiri dari jenis meranti, pinus, mahoni dan rimba
campuran. Sedangkan hasil hutan bukan kayu yang diproduksi dari hutan rakyat
26
adalah jenis getah pinus dan rotan. Jumlah produksi hasil hutan kayu dan hasil
hutan bukan kayu pada hutan rakyat tahun 2011 disajikan pada Tabel dibawah ini :
Tabel 16. Produksi Hasil Hutan Kayu Dan Hasil Hutan Bukan Kayu Pada Hutan Rakyat di
Provinsi Sumatera Utara
No.
A.
B.
Jenis Produksi
Hasil Hutan Kayu (m3)
1. Meranti
2. Mahoni
3. Pinus
4. Rimba Campuran
5. Lain-lain
Volume
15.279,75
78.586,89
207.996,02
37.290,13
518.790,21
65.700
Berdasarkan data produksi hutan rakyat seperti pada Tabel diatas diketahui bahwa
kayu rimba campuran merupakan hasil hutan kayu dalam bentuk kayu bulat
dengan volume produksi terbesar yang dihasilkan dari hutan rakyat pada tahun
2011. Produksi kayu bulat jenis rimba campuran tersebut berasal dari hutan rakyat
pada Kabupaten Langkat, Karo, Tapanuli Selatan, tapanuli Tengah, Mandailing
Natal dan Padang Lawas dengan volume produksi 207.996,02 m3. Produksi kayu
bulat lainnya yang berasal dari hutan rakyat adalah jenis pinus sebanyak 78.586,89
m3 yang berasal dari Kabupaten Dairi, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Toba
Samosir dan Samosir. Sedangkan jenis meranti hanya diproduksi dari hutan rakyat
pada Kabupaten Padang Lawas dan kabupaten Labuhan batu Utara sebanyak
15.279,75 m3.
Hasil hutan bukan kayu yang diproduksi dari hutan rakyat pada tahun 2011 adalah
getah pinus sebanyak 518.790,21 kg yang berasal dari Kabupaten Karo,
Simalungun, Asahan dan Tapanuli Utara. Sedangkan hasil hutan bukan kayu
lainnya adalah jenis rotan dengan jumlah produksi sebanyak 65.700 kg yang
berasal dari Kabupaten Dairi dan Toba Samosir.
27
28
3.
29
30
2. Fauna
Sedangkan jenis- jenis satwa baik yang terdapat dalam kawasan hutan maupun
diluar kawasan hutan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut : kera,
lutung, babi hutan, kancil, trenggiling, kus-kus, burung rangkong, rusa (Cervus
unicolor), siamang (Hylobates sindactylus), kambing hutan (Capricornus
sumatrensis), trenggiling (Manis
Javanica), enggang (Bucerotidae),
pergam (Ducula sp), tekukur,
kutilang,
musang,
harimau
(Panthera tigris), beruang (Helarctos
malayanus),
burung
murai,
perkutut, beruk, bajing, kelelawar,
walet,
orang
utan
(Pongo
pygmaeus), pelanduk (Tragulus
napu), kijang, kucing batu (Felis marmorata), ungko (Hylobates agilis) dll. Poksai
jambul putih (Garrulax leucophus), julang (Rhyticeros undulatus), celepuk (Otus
sp), matahari ekor panjang (Heterophasia picaides), burung kutilang, beo, kacer,
srigunting serta jenis raja udang (Alcedo athis), elang Laut, ular, ikan ular sawah
(Phyton reticulatus), ular gendang (Phyton curtus), kiah-kiah dan kancil.
D. Jasa lingkungan
Pada tahun 2011 terdapat 2 (dua) unit perusahaan pemanfaatan jasa lingkungan di
Provinsi Sumatera Utara yaitu 1 (satu) unit perusahaan pemanfaatan jasa aliran air
oleh PLTA Asahan III di Kabupaten Asahan serta 1 (satu) unit perusahaan dengan
pemanfaatan jasa perlindungan keanekaragaman hayati berupa taman hewan di
Kota Pematang Siantar.
E. Lahan kritis
Adapun total luas lahan yang telah direhabilitasi pada tahun 2011 di Provinsi
Sumatera Utara adalah 82.989,63 hektar yang terdiri dari rehabilitasi di dalam
kawasan hutan seluas 60.512 hektar dan rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan
seluas 6.045,45 hektar, reboisasi sebanyak 7.421 ha dan penanaman hutan rakyat
sebanyak 4.743,53 ha serta kebun bibit seluas 4.267,55 ha. Selain itu juga
dilaksanakan pembuatan dam pengendali sebanyak 20 unit, pembuatan gully plug
sebanyak 36 unit dan pembutan sumur resapan sebanyak 30 unit. Kegiatan
rehabilitasi yang dilakukan telah mampu menurunkan luas lahan kritis di Sumatera
Utara yaitu pada tahun 2007 seluas 1.967.726 ha (kritis 1.526.959 ha dan sangat
kritis 434.767 ha), menjadi 1.135.341 ha pada tahun 2011 dengan kategori kritis
854.610 ha dan sangat kritis 280.731 ha.
Selain kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan juga di Provinsi Sumatera Utara telah
melakukan kegiatan reboisasi yang merupakan upaya penanaman jenis pohon
hutan pada kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong, alang-alang atau
semak belukar untuk mengembalikan fungsi hutan. Dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir ini di Provinsi Sumatera Utara telah melakukan kegiatan reboisasi
31
dalam kawasan hutan seluas 31.994,55 hektar yang dilaksanakan pada tahun 2007
sampai dengan tahun 2011. Selain itu juga turut berperan sertanya pihak swasta
untuk turut serta mengelola hutan secara lestari dan berkisambungan berupa
pengembangan Hutan Tanaman Industri pada areal-areal yang kurang produktif
(bekas perambahan, alang-alang, semak belukar, lahan kosong) yang berada
dalam kawasan hutan sehingga menjadi produktif.
Berbagai Program pemerintah pusat dalam hal ini kementrian kehutanan dalam
meningkatkan fungsi kawasan hutan agar menjadi lebih produktif dilaksanakan
dengan sepenuh hati oleh Provinsi Sumatera Utara, antara lain melalui Pekan
Penghijauan, Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM), Gerakan Perempuan
Tanam dan Pelihara Pohon, Aksi/Gerakan Penanaman Serentak Indonesia dan
Pekan Pemeliharaan Pohon, Hari Menanam Pohon Indonesia (tanggal 28
Nopember) dan Bulan Menanam Pohon Nasional (bulan Desember), penanaman
dalam rangka Gerakan Satu Orang Satu Pohon (One Man One Tree), penanaman 1
milyar pohon (One Billion Indonesia Trees for The World-OBIT), Pembuatan Kebun
Bibit Rakyat (KBR) serta dalam rangka mengisi Tahun Kehutanan Internasional
2011. Dalam rangka Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon (OBIT) Tahun 2012,
hingga akhir november masyarakat Provinsi Sumatera Utara telah menanam dan
memelihara pohon sebanyak 35 juta batang pohon, dari target Provinsi Sumatera
Utara sebanyak 50.000.000 batang bibit. Untuk mendukung Gerakan Penanaman
Satu Milyar Pohon Tahun 2012, dengan target penanaman dan pemeliharaan
50.000.000 bibit pohon, dilaksanakan Kampanye Indonesia Menanam, dengan
menggelorakan semangat menanam dan memelihara pohon secara terus menerus
sepanjang tahun.
Kegiatan penanaman pohon juga dilaksankan oleh Kodam I Bukit Barisan terutama
pada lahan kritis di sekitar DTA Danau Toba yang pelaksanaannya dilakukan
berupa Program Toba Go Green yang langsung dipimpin oleh Panglima Komando
Daerah Militer (Pangdam) I Bukit Barisan. Sampai dengan saat ini jumlah bibit yang
ditanam disekitar DTA Danau Toba sebanyak 650 ribu batang pohon yang
pelaksanaannya dilakukan oleh Kodim yang ada di Kabupaten sekitar DTA Danau
Toba.
32
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama Perusahaan
PT. Hutan Barumun Perkasa
PT. Putra Lika Perkasa
PT. Sinar Belantara Indah
PT. Sumatera Riang Lestari
PT. Sumatera Sylva Lestari
PT. Toba Pulp Lestari
Luas
11.845
13.000
6.200
65.000
42.530
188.055
7.
8.
30.000
49.230
Lokasi
Padang Lawas Utara
Tapsel dan Labuhan Batu
Labusel
Labusel, Palas dan Paluta
Palas
Tobasa, Taput, Humbanghas,
Dairi, Samosir dan Tapsel
Taput dan Tobasa
Madina
33
3 per tahun yang tersebar pada Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Utara. Terdapat 7 (tujuh) kabupaten di Provinsi Sumatera
3 per tahun) dengan jumlah unit
Instansi
IV
L
34
29
36
34
16
50
29
37
13
11
2
16
181
165
41
8
43
27
5
24
224
192
46
21
24
13
1
1
24
4
5
6
7
1
4
3
1
11
90
84
15
8
29
15
3
4
82
76
25
Jumlah
5
2
Tot
8
9
10
11
46
20
12
60
25
85
37
11
23
68
16
84
23
13
15
49
18
67
Jenis Sarana/Prasarana
Satuan
Jumlah
Keterangan
Sarana Pengamanan
a. Senjata api
pucuk/unit
28
Baik
pucuk/unit
140
Baik
b. Amunisi
butir
butir
500
Baik
butir
2.500
Baik
a. Kendaraan Roda 4
buah
Baik
b. Kendaraan Roda 2
buah
Baik
Sarana Angkutan/Transportasi
Sarana Komunikasi
a. Reg.
buah
b. HT (Handy Talky)
buah
10
a. GPS
buah
b. Kompas
buah
buah
buah
buah
d. Sleeping Bag
buah
10
e. Matras
buah
10
f. Tenda
buah
Baik
Sarana Navigasi
Sarana Lain-Lain
35
36
148.940 hektar. Namun hingga saat ini belum ada Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu pada Hutan Desa baik dalam bentuk IUPHHK HA, IUPHHK HT,
IUPHHBK maupun IUPJL pada hutan desa.
4. Pengembangan Hutan Rakyat
Selama periode 5 tahun terakhir sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011,
kegiatan hutan rakyat yang dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara terdiri dari
pengembangan/pembangunan hutan rakyat dan Pembangunan areal model
hutan rakyat. Realisasi pembuatan/pengembangan pembangunan pengelolaan
hutan rakyat selama kurun waktu 5 tahun terakhir seluas 9.598,53 ha dari
target seluas 9.308,50 ha
5. Hutan Kemasyarakatan
Sampai dengan tahun 2011, luas penanaman pada hutan kemasyarakatan
adalah 44.998,05 ha yang terdiri dari 24.837,37 ha di Kabupaten Asahan, seluas
19.472,18 ha di Kabupaten Mandailing Natal, seluas 638,50 ha di Kabupaten
Toba Samosir, dan seluas 50 ha di Kabupaten Serdang Bedagai. Pembangunan
hutan kemasyarakatan di Provinsi Sumatera Utara belum didukung dengan
pelaksanaan pelatihan petugas lapangan maupun pelatihan terhadap petani
atau LSM.
INSTANSI/KANTOR
DINAS/BALAI
ALAMAT
1.
2.
3.
Dinas Kehutanan
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dinas Kehutanan
37
9.
10.
11.
Dinas Kehutanan
12.
13.
14.
Dinas
Kehutanan,
Perkebunan,
Pertambangan, dan Lingkungan Hidup
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
15.
Dinas Kehutanan
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Dinas Kehutanan
7DEHO'DWD837.HKXWDQDQ3URYLQVL6XPDWHUD8WDUD
38
No
Nama UPT
Alamat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
39
40
c.
41
42
f.
g.