Anda di halaman 1dari 1

HUBUNGAN GAGAL JANTUNG DENGAN HEPATOMEGALI

Pada keadaan gagal jantung akut karena ventrikel kanan tidak bisa berkontraksi
dengan optimal, terjadi bendungan di atrium kanan dan vena kava superior dan inferior.
Dalam keadaan ini gejala edema perifer, hepatomegali, splenomegali belum sempat terjadi,
tetapi yang mencolok adalah tekanan darah akan menurun dengan cepat sebab darah balik
berkurang.
Pada gagal jantung kanan yang
kronis, ventrikel kanan pada saat sistol
tidak mampu memompakan darah keluar,
sehingga seperti pada gagal jantung kiri
pada saat berikutnya tekanan akhir diastol
ventrikel kanan akan meninggi. Dengan
demikian maka tekanan di atrium kanan
juga akan meninggi dan hal ini akan
diikuti bendungan darah di vena kava
superior, vena kava inferior serta seluruh
sistem vena. Hal ini secara klinis dapat
dilihat dengan adanya bendungan di vena
hepatica,
sehingga
menimbulkan
hepatomegali.
Bila kongesti pasif ini keras, maka
sering menimbulkan pecahnya sinusoid centrolobulus dan nekrosis sel hati sekitarnya, yang
dinamai nekrosis hemoragik sentral (CHN). Nekrosis hati mungkin disebabkan dan sebagian
oleh tekanan sinusoid yang meninggi. CHN sering ditemukan pada payah jantung yang cepat
menjadi progresif, insufisiensi katup jantung kanan, pericarditis constrictiva.
CHN yang berlangsung lama dapat menimbulkan fibrosis di sekitar vena centralis
yang kadang-kadang menjalar ke lobulus sekelilingnya membentuk trabekel jaringan ikat.
Makroskopik hati menjadi lisut dengan tonjolan-tonjolan kecil dikenal sebagai
sklerosis/sirosis kardiak.
Jadi hepatomegali merupakan salah satu gejala yang timbul pada gagal jantung kanan
dan gagal jantung kongestif.
Sumber:
Buku Ajar Kardiologi. Balai Penerbit FK UI. Jakarta:2004. Hal 120.
Patologi. Balai Penerbit FK UI. Jakarta:2006. Hal 243.

Anda mungkin juga menyukai