Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastisk yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas
2

ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh dan luasnya 1,50 1,75 m . Rata- rata
tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan
paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis.

Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis atau korium,
dan jaringan subkutan atau subkutis.

Gambar 1 : Lapisan-lapisan Kulit

Universitas Sumatera Utara

2.1.1. Epidermis
Epidermis terbagi atas empat lapisan yaitu :
1. Lapisan Basal atau Stratum Germinativum
2. Lapisan Malpighi atau Stratum Spinosum
3. Lapisan Granular atau Sratum Granulosum
4. Lapisan Tanduk atau Stratum Korneum
Pada telapak tangan dan kaki terdapat lapisan tambahan di atas lapisan
granular yaitu Stratum Lusidium atau lapisan-lapisan jernih.
Stratum Lusidium, selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah
sel-selnya sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi
jernih sekali dan tembus sinar. Dalam lapisan terlihat seperti suatu pita yang
bening, batas- batas sel sudah tidak begitu terlihat, disebut stratum lusidium.

Lapisan basal atau germinativum, disebut stratum basal karena sel-selnya


terletak di bagian basal. Stratum germinativum menggantikan sel-sel yang di
atasnya dan merupakan sel-sel induk. Bentuknya silindris (tabung) dengan inti
yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin
warna. Sel tersebut disusun seperti pagar (palisade) di bagian bawah sel tersebut
terdapat suatu membran yang disebut membran basalis. Sel-sel basalis dengan
membran basalis merupakan batas terbawah dari epidermis dengan dermis.
Ternyata batas ini tidak datar tetapi bergelombang. Pada waktu kerium menonjol
pada epidermis tonjolan ini disebut papila kori (papila kulit), dan epidermis
menonjol ke arah korium. Tonjolan ini disebut Rete Ridges atau Rete Pegg
(prosessus interpapilaris).

Lapisan Malpighi atau lapisan spinosum/akantosum, lapisan

ini

merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8
lapisan. Selselnya disebut spinosum karena jika kita lihat di bawah mikroskop
selselnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal (banyak sudut) dan
mempunyai tanduk (spina). Disebut akantosum karena selselnya berduri.
Ternyata spina atau tanduk tersebut adalah hubungan antara sel yang lain disebut
Interceluler Bridges atau jembatan interseluler.
Lapisan granular atau stratum granulosum, stratum ini terdiri dari selsel
pipih seperti kumparan. Selsel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar
dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat butirbutir yang disebut
keratohiolin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin oleh karena
banyaknya butirbutir stratum granulosum. Stratum korneum, selnya sudah mati,
tidak mempunyai inti sel (inti selnya sudah mati) dan mengandung zat keratin.
Epidermis juga mengandung kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar
sebaseus, rambut dan kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis, ekrin dan apokrin.
Fungsinya mengatur suhu tubuh, menyebabkan panas dilepaskan dengan cara
penguapan. Kelenjar ekrin terdapat di semua daerah di kulit, tetapi tidak terdapat
pada selaput lendir. Seluruhnya berjumlah antara 2 sampai 5 juta, yang terbanyak
di telapak tangan. Sekretnya cairan jernih, kirakira 99% mengandung klorida,
asam laktat, nitrogen, dan zat lain. Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat besar
yang bermuara ke folikel rambut. Tardapat di ketiak, daerah anogenital, puting
susu, dan areola. Kelenjar sebaseus terdapat di seluruh tubuh, kecuali di tapak
tangan, tapak kaki, dan punggung kaki. Terdapat banyak kulit kepala, muka,

kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan mengandung asam lemak,
kolesterol, dan zat lain.
Rambut terdapat diseluruh tubuh, rambut tumbuh dari folikel rambut di
dalamnya epidermis. Folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas, dasrnya
terdapat papil tempat rambut tumbuh. Akar berada di dalam folikel pada ujung
paling dalam dan bagian sebelah luar disebut batang rambut. Pada folikel rambut
terdapat otot polos kecil sebagai penegak rambut. Rambut terdiri dari rambut
panjang di kepala, pubis dan jenggot, rambut pendek dilubang hidung, liang
telinga dan alis, rambut bulu lanugo diseluruh tubuh, dan rambut seksual di pubis
dan aksila (ketiak).
Kuku merupakan lempeng yang terbuat dari sel tanduk yang menutuoi
permukan dorsal ujung jari tangan dan kaki. Lempeng kuku terdiri dari 3 bagian
yaitu pinggir bebas, badan, dan akar yang melekat pada kulit dan dikelilingi oleh
lipatan kulit lateral dan proksimal. Fungsi kuku menjadi penting waktu mengutip
bendabenda kecil.

2.1.2. Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis
dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis
tetapi batas ini tidak jelas hanya kita ambil sebagai patokan ialah mulainya
terdapat sel lemak. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas, pars papilaris
(stratum papilar) dan bagian bawah, retikularis (stratum retikularis). Batas antara
pars papilaris dan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis .
baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang
tersusun dari serabutserabut yaitu serabut kolagen, serabut elastis dan serabut

retikulus. Serabut ini saling beranyaman dan masingmasing mempunyai tugas


yang berbeda. Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada kulit, dan
retikulus, terdapat terutama di sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan
kekuatn pada alai tersebut.

15

2.1.3. Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulankumpulan selsel lemak dan di antara
gerombolan ini berjalan serabutserabut jaringan ikat dermis. Selsel lemak ini
bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti
cincin. Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama
pada tiaptiap tempat dan juga pembagian antar lakilaki dan perempuan tidak
sama (berlainan). Guna penikulus adiposus adalah sebagai shock braker atau
pegas bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas atau
untuk mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan
tubuh. Di bawah subkurtis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.

15

2.2. Fisiologi Kulit


Kulit merupakan organ paling luas permukaannya yang

membungkus

seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya
bahan kimia, cahaya matahari mengandung sinar ultraviolet dan melindungi
terhadap

mikroorganisme

serta

menjaga

keseimbangan

tubuh

terhadap

lingkungan. Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk memperoleh kesan


umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya menjadi pucat,
kekuningkuningan,

kemerahmerahan

atau

suhu

kulit

meningkat,

memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh gangguan kulit karena
penyakit tertentu.

Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada


kulit. Misalnya karena stress, ketakutan atau dalam keadaaan marah, akan terjadi
perubahan pada kulit wajah. Perubahan struktur kulit dapat menentukan apakah
seseorang telah lanjut usia atau masih muda. Wanita atau pria juga dapat
membedakan penampilan kulit. Warna kulit juga dapat menentukan ras atau suku
bangsa misalnya kulit hitam suku bangsa negro, kulit kuning bangsa mongol, kulit
putih dari eropa dan lain-lain.

15

Perasaan pada kulit adalah perasaan reseptornya yang berada pada kulit.
Pada organ sensorik kulit terdapat 4 perasaan yaitu rasa raba/tekan, dingin, panas,
dan sakit. Kulit mengandung berbagai jenis ujung sensorik termasuk ujung saraf
telanjang atau tidak bermielin. Pelebaran ujung saraf sensorik terminal dan ujung
yang berselubung ditemukan pada jaringan ikat fibrosa dalam. Saraf sensorik
berakhir sekitar folikel rambut, tetapi tidak ada ujung yang melebaratau
berselubung untuk persarafan kulit.
Penyebaran kulit pada berbagai bagian tubuh berbeda-beda dan dapat dilihat
dari keempat jenis perasaan yang dapat ditimbulkan dari daerah-daerah tersebut.
Pada pemeriksaan histologi, kulit hanya mengandung saraf telanjang yang
berfungsi sebagai mekanoreseptor yang memberikan respon terhadap rangsangan
raba. Ujung saraf sekitar folikel rambut menerima rasa raba dan gerakan rambut
menimbulkan perasaan (raba taktil). Walaupun reseptor sensorik kulit kurang
menunjukkan ciri khas, tetapi secara fisiologis fungsinya spesifik. Satu jenis
rangsangan dilayani oleh ujung saraf tertentu dan hanya satu jenis perasaan kulit
yang disadari.

18

2.3. Fungsi Kulit


Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin
kelangsungan hidup secara umum yaitu :
1. Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis,
misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan
iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar
ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya
bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabutserabut jaringan penunjang
berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turut berperan
dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning
(pengobatan dengan asam asetil).
2. Proteksi rangsangan kimia
Dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeable terhadap
berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang
melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit terbentuk dari
hasil ekskresi keringat dan sebum yang menyebabkan keasaman kulit antara pH 56,5. Ini merupakan perlindungan terhadap infeksi jamur dan selsel kulit yang
telah mati melepaskan diri secara teratur.
3. Absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi
cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam
lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut

mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi


tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan metabolisme. Penyerapan dapat
berlangsung melalui celah di antara sel, menembus selsel epidermis, atau melalui
saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui selsel epidermis.
4. Pengatur panas
Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal
ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur
panas, medulla oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu visceral 36-37,5
derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik
dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi
panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi
penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah
mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas
suhu tubuh tidak dikeluarkan).
5. Ekskresi
Kelenjarkelenjar kulit mengeluarkan zatzat yang tidak berguna lagi atau
zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.
Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan
sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan
sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat
menyebabkan keasaman pada kulit.
6. Persepsi
Kulit mengandung ujungujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis,

terhadap dingin diperankan oleh dermis, peradaban diperankan oleh papila dermis
dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. Serabut saraf
sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
7. Pembentukan Pigmen
Sel pembentukan pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan sel
ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum
2

dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O terhadap sinar
matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan
tangan dendrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna
kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebaltipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.
8. Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Sel basal
yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum.
Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum.
Semakin lama intinya menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang
amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit melalui
proses sintasis dan degenerasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kirakira
14-21 hari dan memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik.
9. Pembentukan vitamin D
Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar
matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya dari proses
tersebut. Pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.

12

2.4. Modalitas Rasa Kulit


Rasa mekanik, rasa suhu dan rasa nyeri berbeda dengan alat indra yang lain.
Reseptornya tergabungdalam satu organ tertentu. Masingmasing reseptor
modalitas rasa ini berdiri sendiri secara terpisah dan tersebar hampir diseluruh
bagian tubuh. Serat aferennya tidak membentuk berkas saraf khusus tetapi
tersebar pada banyak saraf perifer dan jaringan saraf di pusat. Dengan demikian
modalitas rasa ini tidak membentuk alat indra tertentu yang khas.
Rasa mekanik mempunyai beberapa modalitas (kualitas) yaitu rasa tekan,
rasa raba, dan rasa geli yang berbeda di setiap bagian tubuh tetentu. Dengan
menggunakan aestesiometer dapat diketahui bagian kulit yang paling peka
terhadap rangsangan. Pada permukaan kulit yang peka, titik tekan lebih padat
dibandingkan dengan kulit lain. Titik rasa tekan tersebut merupakan manifestasi
adanya reseptor tekan pada bagian kulit di bawahnya.
Rasa suhu mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas.
Reseptor dingin/panas berfungsi mengindrai rasa dingin/rasa panas dan refleks
pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang terdapat di dalam
sistem saraf pusat. Dengan pengukuran waktu reaksi, dapat dinyatakan bahwa
kecepatan hantaran rasa panas. Dengan anastesi blok rasa dingin/panas dapat
diblok sehingga objektif maupun subjektif rasa dingin dan panas

dapat

dipisahkan.
Rasa propriosepsi berasal dari dalam tubuh sendiri atau disebut juga rasa
dalam. Reseptor tidak terdapat pada kulit tetapi dibagian lebih dalam yaitu di
dalam otot, tendo, dan sendi. Informasi propriosepsi dihantarkan ke medulla
spinalis melalui kolom dorsal masuk ke serebelum. Sebagian berjalan ke

laminikus medial dan thalamus ke korteks. Impuls berasal dari komparan otot,
organ sensorik di dalam, dan sekitar sendi. Neuron dalam korteks sensoris
berespons terhadap gerakangerakan tertentu.
Rasa nyeri timbul oleh rangsangan yang merusak. Rasa nyeri ini terutama
berfungsi untuk pelindungi, mencegah kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang
terkena. Modalitas rasa nyeri dibagi atas submodalitas nyeri somatik dan nyeri
visera. Nyeri somatik dibagi menjadi submodalitas nyeri permukaan dan nyeri
dalam. Zat kimia pada kadar tertentu dapat menimbulkan nyeri (misalnya :
asetilkoin, serotonin, histamine yang juga menimbulkan rasa gatal). Rasa nyeri
terdiri dari nyeri proyeksi. nyeri alih, hiperalgesia, hipalgesia dan nyeri kronis.
Rasa gatal merupakan bentuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi
perangsangan tertentu. Perangsangan yang berurutan dengan rangsangan makin
kuat. Suatu saat rasa gatal yang timbul diganti dengan rasa nyeri. Bila
rangsangannya mencapai intensitas yang tinggi, rasa gatal yang dialami dapat
hilang. Bila jaras spinotalamatik yang sedang dilewati rasa gatal. Rasa nyeri
dengan cara tertentu jika titik gatal sama dengan titik nyeri. Reseptor gatal terletak
pada bagian kulit permukaan sedangkan reseptor nyeri terdapat lebih dalam dari
kulit.

12

2.5. Gejala dan Jenis Gangguan Kulit


Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab, antara
lain yaitu iklim, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat,
alergi, dan lain-lain. Adapun gejala gangguan kulit antara lain :

1. Gatal-gatal (saat pagi, siang, malam, ataupun sepanjang hari)

2. Muncul bintik-bintik merah (kemerahan), kehitaman, bercak keputihan,


bentol-bentol, berair dan bengkak.
3. Timbul ruam-ruam, bersisik.
4.

Kadang disertai demam.

18

Beberapa jenis gangguan kulit antara lain yaitu :


1. Gatal
Gatal adalah sejenis sensasi, yang sebenarnya merupakan sejenis rasa
nyeri yang sangat ringan. Gatal dapat ditimbulkan oleh macammacam
sebab dan tidak selalu menunjukkan kelainan kulit.
2. Eksim
Merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan kulit kemerah-merahan,
bersisik, pecah-pecah, terasa gatal terutama pada malam hari (eksim
kering), timbul gelembung-gelembung kecil yang mengandung air atau
nanah, bengkak, melepuh, tampak merah, sangat gatal dan terasa panas
dan dingin yang berlebihan pada kulit (eksim basah). Bagian tubuh yang
sering diserang eksim yaitu tangan, kaki, lipatan paha, dan telinga. Eksim
disebabkan karena alergi terhadap rangsangan zat kimia tertentu seperti
yang terdapat dalam detergen, sabun, obat-obatan dan kosmetik, kepekaan
terhadap jenis makanan tertentu seperti udang, ikan laut, telur, daging
ayam, alkohol, vetsin (MSG), dan lain-lain. Eksim juga dapat disebabkan
karena alergi serbuk sari tanaman, debu, rangangan iklim, bahkan
gangguan emosi. Eksim lebih sering menyerang pada orang-orang yang
berbakat alergi. Penyakit ini sering terjadi berulang-ulang atau kambuh.

Oleh karena itu harus diperhatikan untuk menghindari hal-hal atau bahanbahan yang dapat menimbulkan alergi (alergen).
3. Kudis
Merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit/tungau yang gatal
yaitu Sarcoptes scabiei var hominis. Kudis lebih sering terjadi di daerah
yang higienisnya buruk dan menyerang orang yang kurang menjaga
kebersihan tubuhnya. Gejala yang timbul antara lain : timbul gatal yang
hebat pada malam hari, gatal yang terjadi terutama di bagian sela-sela jari
tangan, di bawah ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, aerola
(area sekeliling puting susu), dan permukaan depan pergelangan. Penyakit
ini mudah sekali menular ke orang lain secara langsung misalnya
bersentuhan dengan penderita, atau tidak langsung misalnya melalui
handuk atau pakaian.
4. Kurap
Merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Gejalanya antara
lain yaitu : kulit menjadi tebal dan timbul lingkaran-lingkaran, bersisik,
lembab, berair, dan terasa gatal, kemudian timbul bercak keputih-putihan.
Kurap biasanya timbul karena kurang menjaga kebersihan kulit. Bagian
tubuh yang biasanya terserang kurap yaitu tengkuk, leher, dan kulit kepala
5. Bisul
Bisul merupakan infeksi kulit berupa benjolan, tampak memerah, yang
akan membesar, berisi nanah dan terasa panas, dapat tumbuh di semua
bagian tubuh, namun biasanya tumbuh pada bagian tubuh yang lembab,
seperti : leher, lipatan lengan, atau lipatan paha, kulit kepala.

Bisul

disebabkan karena adanya infeksi bakteri Stafilokokus aureus pada kulit


melalui folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang kemudian
menimbulkan infeksi lokal. Faktor yang meningkatkan risiko terkena bisul
antara lain kebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan
diabetes, kosmetika yang menyumbat pori, dan pemakaian bahan kimia.
6. Dundruff (ketombe)
Yaitu sejenis eksim (Seborrheic Dermatitis) yang mengenai kulit kepala
dan ditandai dengan terbentuknya sisik halus yang mudah lepas dari kulit.
7. Urtica atau Kaligata
Yaitu sejenis kelainan pada kulit yang ditandai rasa gatal hampir diseluruh
tubuh yang disertai munculnya penonjolan pada kulit tubuh, sebagai akibat
sifat alergi terhadap sesuatu yang dimakan, atau mengenai tubuh orang
yang bersangkutan. Kadangkadang gejala ini muncul juga karena tekanan
psikis.
8. Panu (Pytiriasis versicolor)
Penyakit kulit akibat infeksi jamur. Infeksi jamur dapat bermacam
macam, pengobatannya biasanya membutuhkan waktu lama, paling sedikit
30 hari dengan obat khusus jamur. Obat eksim biasa, bila diberikan pada
penderita infeksi jamur, dapat memperhebat infeksi itu.
9. Jerawat (Acne vulgaris)
Penyakit yang terjadi akibat terganggunya aliran sebum oleh benda asing
sehingga terbentuk pimple yang di ikuti infeksi ringan. Benda asing itu
juga dinamakan komedo. Dengan demikian, pangkal penyakit ini adalah
adanya sebum yang banyak diproduksi.

10. Vitiligo
Kelainan pada kulit yang ditandai dengan hilangnya pigmen melanin
sehingga bagian kulit itu menjadi putih. Kelainan ini yang bersifat bawaan
dan sebagai akibat penyakit auto-imunne, tetapi pada sebagian besar
penderita penyebabnya tidak jelas. Vitiligo ini harus dibedakan dengan
18

perubhan kulit yang menjadi lebih putih sebagai akibat infeksi jamur.
2.6. Etiologi

Lingkungan kerja sering mengandung bermacam-macam bahaya kesehatan


yang bisa bersifat fisik, biologis, kimia dan psikologis. Terdapat 3 faktor penting
sebagai penyebab dermatitis akibat kerja yaitu : lingkungan fisik, lingkungan
kimia, dan lingkungan biologi.
2.6.1. Lingkungan Fisik
Lingkungan kerja fisik memiliki pengaruh yang besar dalam menciptakan
kenyamanan dan keamanan tempat kerja selain tentunya lingkungan kerja yang
lain. Lingkungan fisik mempengaruhi penampilan seseorang. Hampir semua
manusia dapat bekerja secara efisien pada setiap variabel lingkungan dengan
kisaran yang relatif terbatas. Pada umumnya disetujui orang bekerja sangat baik di
suatu lingkungan fisik yang baik.
Lingkungan fisik memiliki pengaruh yang besar bagi pekerja antara lain
sinar ultraviolet, kondisi cuaca, kelembapan dan panas. Agenagen fisik
menyebabkan trauma mekanik, termal atau radiasi langsung pada kulit.
Kebanyakan iritan langsung merusak kulit dengan cara mengubah pH nya,
bereaksi dengan proteinproteinnya, mengekstraksi lemak dari lapisan luarnya

atau merendahkan daya tahan kulit. Sedangkan yang menimbulkan alergi kulit
umumnya adalah hipersensitivitas tipe lambat.

2.6.2. Lingkungan Kimia


Lingkungan kimia juga berpengaruh terhadap timbulnya penyakit kulit.
Misalnya air, asam, basa, garam logam berat, aldehid, alkohol dan sebagainya.
Ada 2 cara bahanbahan kimia ini menimbulkan dermatosis, yaitu dengan jalan
perangsangan atau iritasi disebut perangsangan primer, sedangkan penyebab
sesitisasi disebut pemeka (sensitizer). Perangsangan primer mengadakan
rangsangan kepada kulit dengan jalan melarutkan lemak kulit, dengan mengambil
air dari lapisan kulit, dengan oksidasi atau reduksi, sehingga keseimbangan kulit
terganggu dan timbullah dermatosis. Sensitisasi biasanya disebabkan oleh bahan
bahan organik dengan struktur molekul lebih sederhana, untuk membentuk
antigen.
Perangsangan primer adalah bahan yang akan menimbulkan dermatosis oleh
kerjanya yang langsung kepada kulit yang normal pada tempat terjadinya kontak
dengan kulit itu dalam jumlah dan kekuatan yang cukup untuk waktu cukup pula.
Pemeka kulit adalah bahan yang tidak usah menimbulkan perubahan-perubahan
pada kulit ketika kontak yang pertama dengan kulit, tetapi akan menyebabkan
perubahan khas di kulit, setelah 5 atau 7 hari sejak kontak yang pertama, maupun
di tempat lain di kulit.

12

2.6.3. Lingkungan Biologi


Lingkungan biologi terdiri dari bakteri, jamur dan artropoda.
A. Infeksi Bakteri
Pada kulit manusia terdapat 2 jenis bakteri yaitu bakteri parasit yang
menimbulkan penyakit dan bakteri komensal yang merupakan flora normal kulit.
Floral normal dapat dibedakan lagi atas floral penghuni sementara (transient) dan
flora penghuni (resident). Flora penghuni sementara terdiri atas berbagai jenis
mikroorganisme yang hidup di permukaan kulit dan berasal dari lingkungan
sekitar kita. Bakteri ini tidak berproliferasi di permukaan kulit dan akan segera
meninggalkan kulit karena beberapa garutan saja. Flora penghuni terdiri atas
sejumlah kecil mikroorganisme. Bakteri ini berlipat ganda di permukaan kulit
oleh garutan, contoh penyakit kulit oleh karena infeksi bakteri yaitu paronikia,
merupakan suatu reaksi peradangan mengenai lipatan kulit dan jaringan disekitar
kuku. Paronikia akut paling seringdi akibatkan oleh infeksi bakteri, umumnya
Stapylococcus aureus atau Pseudomonus aeruginosa, sedangkan paronikia kronis
disebabkan oleh jamur Candida albicans.
Paronikia ditandai dengan jaringan kuku menjadi lembut dan membengkak
serta dapat mengeluarkan pus (nanah), kuku bertambah tebal, berubah warna dan
membentuk garis punggung melintang. Bila infeksi telah kronis, maka terdapat
cerah horizontal pada dasar kuku biasanya menyerang satu sampai tiga jari.
Penyakit ini berkembang pada orang-orang yang tangannya lama terendam
air kalau jari terluka sedikit saja, maka basil atu jamur akan merusak jaringan
sekitar kuku. Penderita diabetes atau kekurangan gizi lebih mudah diserangnya.
B. Infeksi Jamur

10

Indonesia adalah negara tropis yang beriklim panas dan lembab. Dalam
keadaan demikian ditambah hygiene yang kurang sempurna, infestasi jamur kulit
cukup banyak. Terminology dan pembagian penyakit jamur kulit disebut mikosis
superfisialis atau dermatomikosis. Dermatomikosis adalah penyakit pada kulit dan
adneksa yang disebabkan jamur. Pada umumnya golongan penyakit ini dibagi atas
infeksi superfisialis dan infeksi kutan. Sedangkan infeksi subkutis juga termasuk
dermatomikosis. Otomikosis dan keratitis mikotika juga sebetulnya termasuk
dermatomikosis.

Penyakit Jamur Kulit terbagi atas :


1. Pitriasis versikolor
Pitiriasis versikolor atau panu, kadang-kadang disebut kromofitosis, tinea
flava, liver spots dan terakhir disebut pitirosporosis/pitiriasis. Penyakit ini adalah
dermatomikosis superfisialis yang disebabkan oleh Malassezia furfur atau
Pityrossporum orbiculare yang bersifat ringan, menahun, biasanya tanpa keluhan
gatal.
2. Dermatofitosis (Ring-worm infection)
Dermatofitosis adalah golongan penyakit jamur superfisialis yang
disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu Trichopyton spp (T), Microsporum spp
(M), Epidermophyton spp (E). Penyakit ini menyerang jaringan yang mengandung
zat tanduk, yakni pada epidermis, rambut dan kuku.
Klasifikasi Dermatofitosis (Ring-worm infection):
1. Tinea kapitis
Tinea kapitis adalah kelainan kulit pada daerah kepala berambut yang
disebabkan oleh jamur golongan dermatofita, dan sering terjadi pada anak-anak.

Kadang-kadang penyakit ini ditularkan dari hewan peliharaan, misalnya kucing,


anjing dan sebagainya, berwarna putih kelabu. Infeksi Trichopyton spp, biasanya
menimbulkan bercak kecil-kecil di kepala dengan rambut yang putus-putus tepat
di permukan kulit. Sehingga terlihat bintik-bintik hitam pada bercak tersebut yang
disebut black dots.
2. Tinea barbe
Tinea barbe adalah penyakit yang disebabkan infeksi jamur dermatofita di
daerah janggut, jambang dan kumis, sering pada orang-orang dewasa yang banyak
kontak dengan hewan atau tanah. Keluhan penderita adalah gatal pada beberapa
tempat di janggut, kumis atau jambang disertai putusnya rambut di tempat
tersebut.
3. Tinea korporis
Tinea korporis adalah penyakit karena infeksi jamur dermatofita pada kulit
halus (glabrous skin) di daerah muka, leher, badan, lengan dan gluteal. Penyebab
tersering

kelainan

ini

adalah

Trychopyton

rubrum

dan

Trychopyton

mentagrophytes. Penderita mengeluh rasa gatal yang kadang-kadang meningkat


waktu berkeringat.
4. Tinea kruris
Tinea kruris adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur
dermatofita di daerah genitokrusal. Faktor yang berpengaruh di sini adalah
lembab oleh karena keringat dan obesitas. Keluhan penderita adalah rasa gatal di
daerah lipatan paha, sekitar anogenital, dan dapat meluas ke bokong dan perut
bagian bawah.

5. Tinea unguium
Tinea unguium adalah kelainan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur
dermatofita. Keluhan penderita berupa kuku menjadi rusak, warnanya menjadi
suram. Bergantung jamur penyebabnya, destruksi kuku mulai dari distal, lateral
proksimal ataupun keseluruhan. Bila disertai paronikia maka sekitar kuku akan
terasa nyeri dan gatal.
6. Tinea imbrikata
Kelainan kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur T.concentcum dimana
terjadi gambaran klinis yang khas. Penyakit ini banyak didapatkan di bagian timur
kepulauan kita, sering disebut pula penyakit cascade, tokelau, ringworm dan
sebagainya. Keluhan berupa rasa gatal pada daerah yang terkena kulit jadi bersisik
dengan sisik yang melingkar-lingkar.

C. Artropoda
Penyakit kulit disebabkan artropoda yaitu penyakit kulit yang disebabkan
oleh kutu. Contoh penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu seperti scabies
mengenai pada sela jari tangan, pergelangan tangan, sisi tangan dan kaki, lipat
paha, areola, permukaan ekstensor siku dan lutut.

2.7. Penyakit Kulit Akibat Kerja


Definisi penyakit kulit akibat kerja adalah semua keadaan patologis kulit
dengan pajanan pada pekerjaan sebagai faktor penyebab utama atau hanya sebagai
faktor penunjang.

13

Menurut Evita Halim dan Retno Widowati dalam buku Pedoman Diagnosis
Penilaian Cacat karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja, penyakit kulit
akibat kerja adalah setiap penyakit kulit yang disebabkan oleh pekerja

atau

lingkungan kerja. Meliputi penyakit kulit baru yang timbul karena pekerjaan atau
lingkungan kerja dan penyakit kulit lama yang kambuh karena pekerjaan atau
lingkungan kerja.

Sejak dahulu diseluruh dunia telah dikenal adanya reaksi tubuh terhadap
bahan atau material yang ada di lingkungan kerja. Dalam Ilmu Kesehatan Kulit
dikenal, pada individu atau pekerja tertentu baik yang berada di negara
berkembang maupun di negara maju, dapat mengalami kelainan kulit akibat
pekerjaannya. Penyakit Kulit Akibat Kerja (PKAK) dikenal secara populer karena
berdampak langsung terhadap pekerja yang secara ekonomis masih produktif.
Istilah PKAK dapat diartikan sebagai kelainan kulit yang terbukti diperberat oleh
jenis pekerjaannya, atau penyakit kulit yang lebih mudah terjadi karena pekerjaan
yang dilakukan.
Apabila ditinjau lebih lanjut, penyakit kulit akibat kerja (PKAK) sebagai
salah satu bentuk penyakit akibat kerja, merupakan jenis penyakit akibat kerja
terbanyak yang kedua setelah penyakit muskoloskeletal, berjumlah sekitar 22%
dari seluruh penyakit akibat kerja. Data di Inggris menunjukkan 1,29 kasus per
1000 pekerja merupakan dermatitis akibat kerja. Apabila ditinjau dari jenis
penyakit kulit akibat kerja, maka lebih dari 95% merupakan dermatitis kontak,
sedangkan yang lain merupakan penyakit kulit lain seperti akne, urtikaria kontak,
dan tumor kulit.

2.8. Pencegahan Penyakit Kulit Akibat Kerja


Untuk mencegah terjangkitnya penyakit kulit akibat kerja (dermatitis kontak
akibat kerja) maka perawatan dan perlindungan kulit sangat penting. Program
perlindungan ini tidak hanya melibatkan pekerja tapi juga pemberi kerja sebagai

penyedia sarana. Yang juga penting adalah keterlibatan peraturan atau perundang5

undangan.

Program perawatan kulit sebaiknya

diikutsertakan dalam program

pendidikan, memuat informasi tentang kulit sehat dan penyakit kulit yang terkait
dengan pekerjaan. Juga pengenalan diri penyakit kulit dan kegunan prosedur
perlindungan, sebagai contoh program perlindungan kulit pada pekerja di
pekerjaan basah, yaitu mencuci tangan dengan air biasa, lalu bilas

dan

keringkan tangan dengan sempurna setelah mencuci, karena kulit yang tidak
dilindungi lebih mudah terkena iritasi, maka disarankan memakai sarung tangan
untuk melindungi kulit terhadap air, kotoran, deterjen, sampo, dan

bahan

makanan.
Yang juga penting diperhatikan, hindari pemakaian cincin selagi bekerja,
karena dermatitis umumnya dimulai pada jari yang memakai cincin sebagai reaksi
terhadap iritan yang terjebak dibawah cincin. Pemakaian disinfektan sebaiknya
disesuaikan dengan kebutuhan tempat kerja. Sebab, umumnya disinfektan bersifat
iritan dan turut berperan terhadap perkembangan menjadi dermatitis kontak di
tangan.
Cara lainnya gunakan pelembab sewaktu bekerja atau setelah bekerja. Pilih
pelembab yang banyak mengandung lemak dan bebas parfum, serta bahan
pengawet berpotensi alergenik terendah. Pelembab terbukti dapat mempermudah
regenerasi fungsi sawar kulit dan kandungan lemak berhubungan

dengan

kecepatan proses regenerasi tersebut. Pelembab sebaiknya dipakai diseluruh


tangan, termasuk sela jari, ujung jari, dan punggung tangan. Pekerja yang
mempunyai riwayat alergi pada kulit cenderung terkena dermatosis daripada yang

tidak mempunyai riwayat alergi kulit. Pekerja yang kebersihan perorangannya


buruk lebih banyak yang dermatosis daripada yang kebersihan perorangannya
baik atau sedang.

Pengaruh sinar matahari yang menahun/kronik dapat menyebabkan


kerusakan kulit akibat efek fotobiologik sinar UV yang menghasilkan radikal
bebas, akan menimbulkan kerusakan protein dan asam amino yang merupakan
struktur utama kolagen dan elastin, kerusakan pembuluh darah kulit dan
menimbulkan kelainan pigmentasi kulit. Pekerja yang terpapar dengan sinar
ultraviolet langsung memakai baju yang dapat melindungi dari sinar matahari.
Alat Pelindung Diri (APD) yang berhubungan dengan gangguan kulit yaitu
pakaian lengan panjang (baju pelindung), sarng tangan dan sepatu boot.

2.9. Nelayan
Menurut Undangundang Republik Indonesia No. 31 tahun 2004, Nelayan
adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Sebagian
besar nelayan di Indonesia adalah nelayan kecil, nelayan kecil adalah orang yang
mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan
hidup seharihari.

17

Nelayan merupakan pekerjaan yang bergerak di sektor Informal

yang

kegiatan ekonominya secara tradisional, usahausaha diluar sektor modern/formal


yang mempunyai ciriciri sebagai berikut yaitu sederhana, skala usaha relative
kecil, umumnya belum terorganisir dengan baik.
Setiap pekerja yang bekerja di dalam hubungan kerja sektor informal dan
diluar hubungan kerja berhak memperoleh jaminan sosial tenaga kerja dan
keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang- undangan yang berlaku. Pembinaan dan pengembangan tenaga kerja


di arahkan untuk perlindungan dan peningkatan kesejahteraaan tenaga kerja yang
bersangkutan.

11

Nelayan

masih

banyak

yang

belum

memperoleh

kesehatan

dan

perekonomian yang baik, dikarenakan tingkat pendidikan nelayan, rendahnya


penguasaan teknologi penangkapan, kecilnya skala usaha,

belum

efisiennya

sistem pemasaran hasil laut, dan sebagian besar nelayan berstatus sebagai buruh
serta pola kehidupan nelayan itu sendiri.

Penyakit kulit pada nelayan akibat pengaruh sinar ultraviolet dan pengaruh
air laut yang karena kepekatannya menarik air dari kulit, dalam hal ini air laut
merupakan penyebab dermatitis kulit kronis dengan sifat rangsangan primer. Tapi
penyakit kulit mungkin pula disebabkan oleh jamur-jamur atau binatang-binatang
laut. Pekerjaan basah merupakan tempat berkembanganya penyakit jamur,
misalnya moniliasis, Swimmers itch mungkin menghinggapi nelayan-nelayan
yang hidup di pantai dengan keadaan sanitasi kurang baik, sebabnya ialah larva
sejenis cacing. Beberapa jenis ikan dapat menyebabkan kelainan kulit, biasanya
nelayan-nelayan mengetahui ikan-ikan yang mendatangkan gatal demikian.

12

2.10. Kerangka konsep


Karakteristik Nelayan
Masa kerja
Pendidikan
Gejala Gangguan Kulit

Kebersihan Diri
Alat Pelindung Diri
Lingkungan Kerja

Anda mungkin juga menyukai