Anda di halaman 1dari 14

ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA

Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan
keseimbangan. Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan
mendengar.

Gambar 1.1: Anatomi Telingan Manusia


Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan telinga
bagian dalam. Telinga bagian luar teridiri dari; pinna (daun telinga) dan meatus auditory eksterna.
Telinga bagian tengah merupakan rongga timpani yang berisi tiga tulang pendengaran yaitu
malleus, inkus dan stapes. Sementara telinga bagian dalam terdapat labirin oseus yang didalamnya
terdapat cairan endolimf dan labirin membran yang diidalamnya terdapat cairan perilimf. Kedua
cairan tersebut berperan sebagai media penghantar agar terjadi proses mendengar dan untuk
keseimbangan.

Gambar 1.2: Anatomi Telinga Luar, Telinga Tengah dan Telingan Dalam
1. Anatomi Telinga Luar (Auris Eksterna)
Telinga luar terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan
dari telinga tengah oleh membrana timpani. Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih
setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago,
kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan
gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus
auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular.
Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius
eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5
cm. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua
pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir
pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa,
yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga
mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat
antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.
a. Aurikula/Pinna/Daun Telinga
Menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam telinga. Suara yang
ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke gendang telinga. Gendang
telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan
telinga luar.
b. Meatus Akustikus Eksterna/External Auditory Canal (Liang Telinga)

Saluran penghubung aurikula dengan membrane timpani panjangnya 2,5 cm yang


terdiri tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat, khususnya menghasilkan secretsecret berbentuk serum. Kulit dalam kanal
mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang
disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke
bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan
perlindungan bagi kulit. MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban
dan temperature yang dapat mengganggu elastisitas membrane timpani. Fungsi dari daun telinga
dan liang telinga adalah mengumpulkan bunyi yang berasal dari sumber bunyi.
2. Anatomi Telinga Bagian Tengah (Auris Media)
Telinga tengah merupakan rongga udara diisi dengan tulang temporal yang terbuka ke udara
luar melalui tuba estachius ke nasofaring dan melalui nasofaring ke lingkungan luar. Tuba
Eustachius ini biasanya tertutup, tetapi selama menelan, mengunyah, dan menguap ia akan
membuka, untuk menjaga tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga tetap sama. Tuba juga
berfungsi sebagai drainase untuk sekresi.
Membrana timpani terletak pada akhir kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral
telinga. Membran ini berdiameter sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara
dan translulen. Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli
(tulang telinga tengah) dihubungkan dengan nasofaring melalui tuba eustachii, dan berhubungan
dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.
Tiga tulang pendengaran, maleus, inkus, dan stapes, terletak di telinga tengah. Manubrium
(pegangan maleus) adalah melekat pada belakang membran timpani. Kepala dari maleus melekat
pada dinding telinga tengah, dan bagian pendeknya melekat pada inkus, yang pada akhirnya
berartikulasi dengan kepala stapes. Plat kaki pada stapes terpasang oleh ligamentum melingkar pada
dinding jendela oval. Dua otot kerangka kecil, tensor timpani dan stapedius, juga terletak di telinga
tengah. Kontraksi membrane timpani akan menarik manubrium maleus medial dan mengurangi
getaran dari membran timpani; kontraksi terakhir menarik kaki stapes dari stapes keluar dari jendela
oval.
a.

Membrane Timpani
Membran timpani merupakan selaput gendang telinga penghubung antara telinga luar
dengan telinga tengah, berupa jaringan fibrous tempat melekat os malleus. Terdiri dari jaringan
fibrosa elastic, bentuk bundar dan cekung dari luar. Membran timpani berbentuk bundar dan
cekung bila dilihat dari arah liang telinga danterlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian
atas disebut Pars flaksida (Membran Shrapnell), sedangkan bagian bawah Pars Tensa

(membrane propia). Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit
liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran
napas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat
kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier dibagian luar dan sirkuler pada
bagian dalam. Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut
umbo. Dimembran timpani terdapat 2 macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang
menyebabkan timbulnya reflek cahaya yang berupa kerucut.
Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran dengan menarik garis searah dengan prosesus
longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga didapatkan bagian
atas-depan, atas-belakang, bawah depan serta bawah belakang, untuk menyatakan letak
perforasi membrane timpani. Membrane timpani berfungsi menerima getaran suara dan
meneruskannya pada tulangpendengaran.
b. Kavum Timpani
Rongga timpani adalah bilik kecil berisi udara. Rongga ini terletak sebelah dalam
membrane timpani atau gendang telinga yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius
exsterna. Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan dinding membranosa, sementara
pada bagian belakangnya bersambung dengan antrum mastoid dalam prosesus mastoideus pada
tulang temporalis, melalui sebuah celah yang disebut aditus. Prosesus mastoideus adalah bagian
tulang temporalis yang terletak di belakang telinga, sementara ruang udara yang berada pada
bagian atasnya adalah antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga telinga tengah.
Infeksi dapat menjalar dari rongga telinga tengah hingga antrum mastoid dan dengan demikian
menimbulkan mastoiditis.
c. Antrum Timpani
Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak di bagian bawah samping dari
kavum timpani. Dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum
timpani. Rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebut sellula mastoid
yang terdapat dibelakang bawah antrum di dalam tulang temporalis.
d. Tuba Eustakhius
Tuba Eusthakius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju naso-faring,
lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur
seimbang melalui meatus auditorius externa, serta melalui tuba Eusthakius (faring timpanik).
Celah tuba Eusthakius akan tertutup jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap kali kita
menelan. Dengan demikian tekanan udara dalam ruang timpani dipertahankan tetap seimbang

dengan tekanan udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya
tekanan udara dapat dihindarkan. Adanya hubungan dengan nasofaring ini, memungkinkan
infeksi pada hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk ke dalam rongga telinga tengah.
e. TulangTulang Pendengaran
Tulangtulang pendengaran merupakan tiga tulang kecil (osikuli) yang tersusun pada
rongga telinga tengah seperti rantai yang bersambung dari membrane timpani menuju rongga
telinga dalam. Ketiga tulang tersebut adalah malleus, incus dan stapes. Osikuli dipertahankan
pada tempatnya oleh persendian, otot dan ligament yang membantu hantaran suara. Ada dua
jendela kecil (jendela oval dan bulat) di dinding medial jendela tengah, yang memisahkan
telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki stapes menjejak pada jendela oval,
dimana suara dihantarkan ke telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke luar getaran
suara

Malleus, merupakan tulang pada bagian lateral, terbesar, berbentuk seperti martil dengan
gagang yang terkait pada membrane timpani, sementara kepalanya menjulur ke dalam
ruang timpani.

Incus, atau landasan adalah tulang yang terletak di tengah. Sendi luarnya bersendi dengan
malleus, berbentuk seperti gigi dengan dua akar, sementara sisi dalamnya bersensi dengan
sebuah tulang kecil, yaitu stapes.

Stapes, atau tulang sanggurdi, adalh tulang yang dikaitkan pada inkus dengan ujungnya
yang lebih kecil, sementara dasarnya yang bulat panjang terkait pada membrane yang
menutup fenestra vestibule atau tingkap jorong.
Rangkaian tulangtulang ini berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang

telinga menuju rongga telinga dalam.


3. Anatomi Telinga Dalam (Auris Interna)
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran
(koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan
VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan
kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior
dan lateral terletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang
berhubungan dengan keseimbangan. Organ akhir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan
dan arah gerakan seseorang.
Labyrinth terdiri dari dua bagian, yang satu terletak dalam yang lainnya. Labirin tulang
adalah serangkaian saluran kaku sedangkan didalamnya terdapat labirin membran. Di dalam saluran

ini, dikelilingi oleh cairan yang disebut perilymph, adalah labirin membran. Struktur membran lebih
kurang serupa dengan bentuk saluran tulang. Bagian ini diisi dengan cairan yang disebut
endolymph, dan tidak ada hubungan antara ruang yang berisi endolymph dengan ruangan yang
dipenuhi dengan perilymph.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah
lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam
lulang labirin, labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang
berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis.
Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis,
dan organan korti. Labirin membranosa berisi cairan yang dinamakan endolimfe. Terdapat
keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam.
Banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular
menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merangsang sel-sel rambut
labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vestibular
nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel
rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh
nervus kranialis VIII.
Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akustik), yang muncul dari koklea,
bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan
sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di
dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius
internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak.
a.

Koklea
Bagian koklea dari labirin adalah tabung melingkar yang pada manusia berdiameter 35 mm.

Sepanjang panjangnya, membran basilaris dan membran Reissner's membaginya menjadi tiga
kamar (scalae). Skala vestibule dan skala timpani berisi perilymph dan berkomunikasi satu sama
lain pada puncak koklea melalui lubang kecil yang disebut helicotrema. Skala vestibule berakhir
pada jendela oval, yang ditutup oleh kaki stapes dari stapes. Skala timpani berakhir pada jendela
bulat, sebuah foramen di dinding medial dari telinga tengah yang ditutup oleh membran timpani
fleksibel sekunder. Skala media, skala koklea ruang tengah, kontinu dengan labirin membran dan
tidak berkomunikasi dengan dua scalae lainnya. Skala ini berisi endolymph.
b.

Organ Korti
Organ korti yang terletak di membran basilaris, merupakan struktur yang berisi sel-sel

rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Organ ini memanjang dari puncak ke dasar koklea

dan memiliki bentuk spiral. Ujung dari sel-sel rambut menembus lamina, membran retikuler yang
didukung Rod of Corti. Sel-sel rambut yang diatur dalam empat baris: tiga baris sel rambut luar
lateral ke terowongan dibentuk oleh Rod of Corti, dan satu baris sel rambut dalam medial
terowongan. Ada 20.000 sel rambut luar dan sel-sel rambut 3500 masing-masing bagian dalam
koklea manusia. Meliputi sel rambut adalah membran tectorial tipis, kental, tapi elastis di mana
ujung rambut luar tertanam.
Pada koklea terdapat sambungan yang erat di antara sel-sel rambut dan sel-sel phalangeal
berdekatan. Sambungan ini mencegah endolymph dari mencapai dasar sel. Namun, membran
basilaris relatif permeabel untuk perilymph dalam skala timpani, dan akibatnya, terowongan dari
organ Corti dan dasar sel-sel rambut bermandikan perilymph. Karena sambungan ketat yang serupa,
hal ini juga sama dengan sel-sel rambut di bagian lain dari telinga bagian dalam, yaitu endolymph
dibagian tengah, sedangkan basis mereka bermandikan perilymph.
c. Vestibulum
Vestibulum merupakan bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka
fenestra ovale dan fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas menerima muara kanalis
semisirkularis. Vestibulum telinga dalam dibentuk oleh sakulus, utrikulus, dan kanalis
semisirkularis. Utrikulus dan sakulus mengandung macula yang yang diliputi oleh sel sel rambut.
Yang menutupi sel sel rambut ini adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh silia, dan
pada lapisan ini terdapat pula otolit yang mengandung lapisa kalsium dan dengan berat jenis yang
lebih besar daripada endolimfe. Karena pengaruh gravitasi maka gaya dari otolit akan
membengkokan silia sel sel rambut dan menimbulkan rangsangan pada reseptor.
d. Jalur Saraf
Dari inti koklea, impuls pendengaran keluar melalui berbagai jalur ke colliculi inferior,
pusat refleks pendengaran, dan melalui corpus geniculate medial di thalamus ke korteks
pendengaran. Informasi dari kedua telinga menyatu, dan pada semua tingkat yang lebih tinggi
sebagian besar neuron menanggapi input dari kedua belah pihak. Korteks pendengaran primer,
daerah Brodmann's 41, adalah di bagian superior lobus temporal. Pada manusia, itu terletak di celah
sylvian dan tidak terlihat pada permukaan otak. Dalam korteks pendengaran primer, neuron yang
paling menanggapi masukan dari kedua telinga, tetapi ada juga strip dari sel-sel yang dirangsang
oleh masukan dari telinga kontralateral dan dihambat oleh masukan dari telinga ipsilateral.
Ada beberapa tambahan daerah menerima pendengaran, seperti ada daerah menerima
beberapa sensasi kutan. Daerah asosiasi pendengaran berdekatan dengan area penerima primer
pendengaran yang luas. Bundel olivocochlear adalah bundel serat eferen terkemuka di setiap saraf

pendengaran yang timbul dari kedua ipsilateral dan kompleks olivary kontralateral unggul dan
berakhir terutama di sekitar basis dari luar sel-sel rambut organ Corti.
e. Kanalis Semisirkularis
Di setiap sisi kepala, kanal-kanal semisirkularis tegak lurus satu sama lain, sehingga mereka
berorientasi pada tiga ruang. Di dalam tulang kanal, kanal-kanal membran tersuspensi dalam
perilymph. Struktur reseptor, yang ampullaris crista, terletak di ujung diperluas (ampula) dari
masing-masing kanal selaput. crista Masing-masing terdiri dari sel-sel rambut dan sel sustentacular
diatasi oleh sebuah partisi agar-agar (cupula) yang menutup dari ampula. Proses dari sel-sel rambut
yang tertanam di cupula, dan dasar sel-sel rambut dalam kontak dekat dengan serat-serat aferen dari
divisi vestibular dari syaraf vestibulocochlear.
f. Utrikulus dan Sakulus
Dalam setiap labirin membran, di lantai utricle, ada organ otolithic (makula). Makula lain
terletak pada dinding saccule dalam posisi semivertical. Macula mengandung sel-sel sustentacular
dan sel rambut, diatasi oleh membran otolithic di mana tertanam kristal karbonat kalsium, otoliths.
Otoliths, yang juga disebut otoconia atau telinga debu, mempunyai panjang berkisar 3 - 19 .
Prosesus dari sel-sel rambut yang tertanam di dalam membran. Serat saraf dari sel-sel rambut
bergabung yang berasal dari krista di divisi vestibular dari syaraf vestibulocochlear.
g. Sel Rambut
Sel-sel rambut yang di telinga bagian dalam memiliki struktur umum. Setiap tertanam
dalam epitel terdiri dari pendukung atau sel sustentacular, dengan bagian akhirnya berhubungan
dengan neuron aferen. Memproyeksikan dari ujung apikal adalah proses 30-150 berbentuk batang,
atau rambut. Kecuali dalam koklea, salah satu, kinocilium, adalah silia benar tetapi nonmotile
dengan sembilan pasang mikrotubulus keliling lingkaran dan sepasang pusat mikrotubulus.
Ini adalah salah satu proses terbesar dan memiliki dipukuli akhir. kinocilium ini hilang
dalam sel-sel rambut dalam koklea pada mamalia dewasa. Namun, proses lainnya, yang disebut
stereocilia, yang hadir di semua sel-sel rambut. Mereka memiliki inti yang terdiri dari filamen aktin
paralel. aktin ini dilapisi dengan berbagai isoform myosin. Dalam rumpun proses pada setiap sel,
ada struktur yang teratur. Sepanjang sumbu terhadap kinocilium itu, peningkatan stereocilia
semakin tinggi; sepanjang sumbu tegak lurus, semua stereocilia adalah ketinggian yang sama.
h. Elektrik
Potensi selaput sel-sel rambut adalah sekitar -60 mV. Ketika stereocilia didorong ke arah
kinocilium, potensi membran menurun menjadi sekitar -50 mV. Ketika bundel proses didorong

dalam arah yang berlawanan, sel hyperpolarized. Menggusur proses dalam arah tegak lurus
terhadap sumbu ini tidak memberikan perubahan potensial membran, dan menggusur proses dalam
arah yang pertengahan antara kedua arah menghasilkan depolarisasi atau hyperpolarization yang
proporsional dengan sejauh mana arah yang menuju atau jauh dari kinocilium. Dengan demikian,
rambut proses menyediakan mekanisme untuk menghasilkan perubahan potensial membran yang
proporsional dengan arah dan jarak bergerak rambut.
i. Pembentukan Potensial Aksi pada Serabut Saraf Aferen
Seperti disebutkan di atas, proses proyeksi sel-sel rambut ke endolymph sedangkan basis
bermandikan perilymph. Pengaturan ini diperlukan untuk produksi normal potensi generator.
perilymph ini terbentuk terutama dari plasma. Di sisi lain, endolymph terbentuk di media skala oleh
vascularis stria dan memiliki konsentrasi tinggi K + dan konsentrasi rendah Na +. Sel di vascularis
stria memiliki konsentrasi tinggi Na +-K + ATPase. Selain itu, tampak bahwa ada K electrogenic
unik + pompa di vascularis stria, yang menjelaskan kenyataan bahwa media skala yang elektrik
positif sebesar 85 mV relatif terhadap vestibule skala dan skala timpani.
Sangat halus proses yang disebut link ujung mengikat ujung stereocilium setiap sisi tetangga
yang lebih tinggi, dan di persimpangan di sana tampaknya saluran kation mekanis sensitif dalam
proses yang lebih tinggi. Ketika stereocilia pendek didorong ke arah yang lebih tinggi, waktu buka
dari kenaikan saluran. K+ kation yang paling berlimpah di endolymph-dan Ca 2+ masuk melalui
saluran tersebut dan menghasilkan depolarisasi. Masih ada ketidakpastian yang cukup tentang
peristiwa berikutnya. Namun, satu hipotesis adalah bahwa motor molekul di tetangga yang lebih
tinggi langkah berikutnya saluran menuju dasar, melepaskan ketegangan di link ujung. Ini
menyebabkan saluran untuk menutup dan memungkinkan pemulihan keadaan istirahat. Motor
ternyata adalah berbasis myosin
Depolarisasi sel rambut menyebabkan mereka untuk merilis neurotransmitter, mungkin
glutamin, yang memulai depolarisasi dari tetangga neuron aferen. K + yang masuk ke sel-sel rambut
melalui saluran kation mekanis sensitif didaur ulang. Memasuki sel sustentacular dan kemudian
melewati ke sel sustentacular lain dengan cara sambungan ketat. Pada koklea, akhirnya mencapai
vascularis stria dan dikeluarkan kembali ke endolymph, melengkapi siklus.

PRESBIKUSIS
Presbikusis adalah penurunan pendengaran alamiah yang terjadi sejalan dengan proses penuaan dan
umumnya dimulai pada umur 65 tahun. Presbikusis terjadi pada nada tinggi dan pada pemeriksaan
audiometri nada murni terlihat berupa penurunan pendengaran jenis sensorineural yang bilateral
pada kedua telinga dan simetris yang disebabkan oleh perubahan degeneratif telinga bagian dalam.
Angka insidensi dari gangguan pendengaran akibat prebikusis pada lansia di Amerika
Serikat dilaporkan sebesar 25-30% untuk kelompok umur 65-70 tahun, sedangkan angka insidensi
untuk umur lebih dari 75 tahun sebesar 50%. Menurut hasil survei, jumlah pemakai alat bantu
dengar sampai saat ini di Amerika mencapai 20 juta orang.4
Pada tahun 1998, penelitian telah dilakukan oleh Dadang Candra mengenai prevalensi dan
pola penurunan pendengaran penderita presbikusis di Kodya dan Kabupaten Bandung. Penelitian ini
memperoleh hasil prevalensi presbikusis untuk Kodya dan Kabupaten Bandung sebesar 62%.
Jumlah prevalensi ini mungkin akan bertambah pada tahun-tahun mendatang dikarenakan
peningkatan oleh jumlah lansia itu sendiri. Jumlah lansia di Indonesia menurut hasil perhitungan
Badan Pusat Statistika (BPS) pada tahun 2008 adalah sebanyak 19.500.000 jiwa.
Gangguan Pendengaran
Gangguan dengar adalah suatu kondisi fisik yang ditandai dengan berkurang atau bahkan
hilangnya pendengaran seseorang. Gangguan pendengaran menurut letaknya dibagi menjadi 3 tipe,
yaitu tipe konduktif, tipe sensorineural, dan tipe campuran.
Gangguan Pendengaran Tipe Konduktif
Gangguan pada telinga bagian luar dan tengah akan menyebabkan ganguan pendengaran
tipe konduktif, seperti: sumbatan tuba eustachius, gangguan pada vena jugularis menyebabkan
telinga berbunyi sesuai denyut jantung. Pada tuli konduktif terdapat gangguan hantaran udara yang
disebabkan oleh kelainan atau penyakit di telinga luar atau di telinga tengah.
Gangguan Pendengaran Tipe Sensorineural
Pada tipe sensorineural, kelainan terdapat pada nervus VII di kokhlea (telinga dalam). Salah
satu contohnya adalah berkurangnya sel-sel rambut pada penderita presbikusis.
Gangguan Pendengaran Tipe Campuran
Tipe campur (mixed deafness) merupakan gabungan antara tipe konduktif dan tipe
sensorineural.
Etiologi

Umumnya diketahui bahwa presbikusis merupakan akibat dari proses degenerasi, namun
diduga kejadian presbikusis memiliki hubungan dengan berbagai faktor etiologi yang lain, seperti:
A. Vaskular (hipertensi dan arteriosklerosis)
Gangguan sirkulasi telah lama dihubungkan sebagai penyebab hilangnya pendengaran
pada lansia. Penyakit vaskular yang banyak dihubungkan diantaranya adalah hipertensi,
arteriosklerosis dan aterosklerosis.
Arteriosklerosis adalah suatu penyakit vaskular yang ditandai dengan penebalan dan
kehilangan elastisitas dinding pembuluh darah. Arteriosklerosis cukup sering terjadi
pada orang tua dan mungkin dapat menyebabkan gangguan perfusi dan oksigenasi
kokhlea. Hipoperfusi dapat menuju kepada perubahan radikal bebas yang dapat merusak
telinga dalam seiring dengan rusaknya DNA mitokondira telinga dalam. Kerusakan ini
sejalan dengan perkembangan presbikusis.
Aterosklerosis memiliki etiologi yang berbeda dengan arteriosklerosis, aterosklerosis
merupakan suatu penyakit penyempitan lumen pembuluh darah karena pembesaran plak.
Plak aterosklerosis merupakan

kumpulan lemak, sel busa, debris sel, dan kristal

kolesterol. Baik arteriosklerosis maupun aterosklerosis dapat menyebabkan hipertensi


yang akan memperparah gangguan perfusi dan oksigenasi kokhlea.
B. Diet dan metabolisme (diabetes melitus dan hiperlipidemia)
a. Diabetes melitus dan hiperlipidemia dapat mempercepat proses dari aterosklerosis.
b. Diabetes melitus menyebabkan proliferasi difus dan hipertrofi vaskular pada
endotelia intima yang mungkin mengganggu perfusi kokhlea.
C. Genetik
Penegakan diagnosis sensorineural karena genetik sangat sulit, tetapi genetik tetap harus
dipertimbangkan sebagai salah satu faktor predisposisi dari presbikusis. Penegakan
diagnostik dapat diambil dari history taking mengenai riwayat keluarga yang lain.
D. Suara gaduh (bising)
Bising (frekuensi, intensitas, dan durasi paparan) memiliki hubungan langsung dengan
kerusakan organ dalam telinga, namun bising dapat menyebabkan kerusakan organ
dalam pada semua usia dan tidak terfokus hanya pada lansia saja. Bising termasuk ke
dalam salah satu penyebab yang dapat memperparah keadaan presbikusis, kerusakan
akibat bising termasuk ke dalam kerusakan mekanik.
E. Efek obat ototoksik
F. Riwayat merokok
G. Stress

Patofisiologi dan klasifikasi


Berdasarkan perubahan histopatologi yang terjadi, Gacek dan Schuknecht membagi
presbikusis menjadi 4 jenis, yaitu:
A. Presbikusis tipe sensorik
Lesi pada tipe sensorik terbatas pada kokhlea, terdapat atrofi organ korti dan jumlah selsel rambut berkurang. Pada gambaran histologi, terdapat atrofi yang terbatas hanya
beberapa milimeter pada membrana basalis dan terdapat akumulasi pigmen lipofuscin
yang merupakan pigmen penuaan. Proses ini berjalan perlahan tapi progresif dari waktu
ke waktu. Pemeriksaan audiometri memperlihatkan gambaran penurunan curam di batas
frekuensi tinggi yang dimulai setelah usia menengah.
B. Presbikusis tipe neural
Presbikusis tipe neural ditandai dengan berkurangnya sel-sel neuron dan jaras auditorik
pada kokhlea. Menurut Schuknecht, 2100 neuron hilang setiap dekade (dari total
35.000). Hal ini dimulai sejal awal kehidupan dan mungkin peran genetik yang
berpengaruh. Pengaruh tidak terlihat sampai usia tua karena rata-rata nada murni tidak
terpengaruh sampai 90% dari neuron hilang. Atrofi terjadi sepanjang koklea, dengan
hanya sedikit wilayah basilar yang terpengaruhi dari seluruh membrana basilaris di
koklea. Oleh karena itu, tidak terdapat penurunan terjal di batas frekuensi tinggi seperti
presbikusis tipe sensorik dan hanya terdapat penurunan sedang di frekuensi tinggi. Pada
presbikusis neural, terjadi pula kehilangan neuron secara umum yang berupa perubahan
SSP yang difus dan berhubungan dengan defisit lain seperti kelemahan, penurunan
perhatian dan penurunan konsentrasi.
C. Presbikusis tipe metabolik (strial presbycusis)
Presbikusis tipe metabolik merupakan tipe presbikusis yang paling sering dijumpai.
Kerusakan yang terjadi pada tipe ini berupa atrofi stria vaskularis, potensial mikrofonik
menurun, fungsi sel dan keseimbangan biokimia/bioelektrik kokhlea berkurang. Secara
histologis pada kokhlea, terlihat stria vaskularis yang tipis tersebar sepanjang kelokan
kokhlea yang dengan mikroskop stria tampak berupa lapisan seluler selapis. Juga tampak
adanya degenerasi kistik dari elemen stria dan atrofi ligamen spiralis. Seperti diketahui
stria vaskularis adalah tempat produksi endolimfa dan berfungsi dalam sistem enzim
yang diperlukan untuk mempertahankan potasium, sodium dan metabolisme oksidatif.
Daerah ini juga sebagai tempat pembangkitan dari endokokhlear potensial sebesar 80
miliVolt antara duktus kokhlea dan ruang perilimfe yang diperlukan untuk transduksi
signal di dalam kokhlea. Atrofi stria vaskularis mengakibatkan hilangnya pendengaran

diwakili oleh kurva mendengar datar karena seluruh koklea terpengaruh. Proses ini
cenderung terjadi pada orang berusia 30-60 tahun dan berjalan secara perlahan.
D. Presbikusis tipe mekanik (cochlear presbycusis)
Pada presbikusis tipe mekanik terjadi perubahan gerakan mekanik duktus kokhlearis,
atrofi ligamentum kokhlearis, dan membran basilaris menjadi lebih kaku. Secara
histologis tampak hialinisasi dan kalsifikasi membrana basalis, degenerasi kistik elemen
stria, atrofi ligamen spiralis, pengurangan selularitas ligamen secara progesif serta
kadang-kadang ligamen ruptur.
Manifestasi klinis
Presbikusis mengurangi kemampuan untuk mendengar nada pada frekuensi tinggi.
Penurunan pendengaran yang terjadi secara gradual, bilateral, dan simetris. Keluhan yang paling
sering adalah kesulitan mendengar suara atau percakapan dengan latar belakang suara yang berisik
atau di keramaian. Penderita presbikusis terkadang sulit untuk mendengar percakapan dengan kata
depan konsonan, seperti: s, sh, f, p, t. Gejala presbikusis juga dapat disertai dengan tinitus.2
Diagnosis
Diagnosis ditentukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan audiometri.
Pada anamnesis akan didapatkan mengenai data umum (usia tua, umur, jenis kelamin, dll),
manifestasi klinis, dan faktor resiko penyebab presbikusis. Pada pemeriksaan klinis berupa otoskopi
akan didapatkan gambaran membran timpani yang suram. Pemeriksaan otoskopi juga beguna untuk
menyingkirkan diagnosa banding bagi gangguan dengar tipe sensorineural, seperti: perforasi
membran timpani, timpanosklerosis, kolesteatoma (keganasan). Pada kasus presbikusis,
pemeriksaan audiometri merupakan pemeriksaan standar untuk penegakan diagnosis presbikusis.
Pemeriksaan audiometri
Pemeriksaan audiometri merupakan pemeriksaan pokok pada kasus presbikusis. Gambaran
audiometri pada presbikusis dibagi menjadi 2, yaitu gambaran audiometri nada murni dan gambaran
audiometri tutur atau bicara.

Tabel 2.1 Audiogram pada presbikusis


No.
1

Tipe
Sensori

Audiometri nada murni


Audiometri tutur
Penurunan ambang dengar yang Bergantung

pada

curam
2

Neural

Metabolik (strial)

Mekanik

tinggi

frekuensi yang terkena

(sharply slooping)
Penurunan pendengaran sedang

Gangguan diskriminasi

pada semua frekuensi (gently

tutur berat

slooping)
Penurunan pendengaran dengan

Gangguan diskriminasi

gambaran

berjalan

tutur ringan

progresif pelan
Penurunan pendengaran dengan

Bergantung

kurva menurun pada frekuensi

kecuraman penurunan

tinggi

pada

flat

secara

frekuensi

dan

lurus

pada

berjalan

progresif pelan
Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan pada penderita presbikusis berupa rehabilitasi medik dengan
menggunakan alat bantu dengar (hearing aid) dan dibantu dengan konseling. Alat bantu dengar ini
berfungsi sebagai alat yang membantu penggunaan sisa pendengaran untuk kepentingan komunikasi
dengan lingkungan. Seseorang dinyatakan perlu untuk menggunakan alat bantu dengar apabila
kehilangan pendengaran lebih dari 40 dB.
Alat bantu dengar memiliki beberapa jenis, diantaranya:
a. Tipe behind the ear (BTE) adalah jenis alat bantu dengar yang ditempatkan di belakang
telinga.
b. Tipe in the ear (ITE) adalah alat bantu dengar yang ditempel menutupi konkha.
c. Tipe in the canal (ITC) adalah alat bantu dengar paling kecil dan mahal yang
ditempatkan di meatus acusticus eksternus (lubang telinga).
d. Tipe contralateral routing of signal (CROS) adalah alat bantu dengar yang dibuat dan
diletakkan pada tangkai kaca mata.
Berkat kemajuan teknologi, baru-baru ini diperkenalkan teknik pemasangan implant
cochlea. Teknik ini menggunakan tindakan operatif dengan cara menempatkannya di telinga dalam.
Implant cochlea secara elektrik akan menstimulasi membran tissue dari neural dan saraf kranial
VIII.

Anda mungkin juga menyukai