Laporan Kasus
Oleh:
RUDIYANTO
1407101030314
ANDRY KHAIRANI
1407101030269
DIDYA HAFSAH FITRIANDA
Pembimbing:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya, penulisan laporan kasus ini telah dapat penulis
selesaikan. Selanjutnya shalawat dan salam penulis panjatkan kepangkuan Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari alam kegelapan ke
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Adapun laporan kasus dengan judul Eklamsia Post Partum ini diajukan
sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada
Bagian/SMF Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Unsyiah /
BLUD Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr.dr. Moh. Andalas,
Sp.OG yang telah bersedia meluangkan waktu membimbing penulis untuk
penulisan tugas ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para sahabat
dan rekan-rekan yang telah memberikan dorongan moril dan materil sehingga
tugas ini dapat selesai pada waktunya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
10
10
3.2 Epidemiolog.............................................................................................
10
10
3.4 Klasifikasi................................................................................................
12
3.5.Patofisiologi.............................................................................................
12
3.6.Diagnosis..................................................................................................
13
3.7.Pemeriksaan Penunjang...........................................................................
14
3.8.Penatalaksanaaan.....................................................................................
16
3.9.Prognosis..................................................................................................
18
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................
19
BAB V KESIMPULAN.................................................................................
22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
23
BAB I
PENDAHULUAN
Eklampsia ialah kejang pada wanita hamil dengan preeklampsia yang tidak
disebabkan oleh penyebab lain. Preeklampsia merupakan suatu kumpulan gejala
pada ibu hamil yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik 140
mmHg dan diastolik 90 mmHg dan proteinuria pada usia kehamilan 20
minggu. Proteinuria ialah ekskresi protein dalam urin yang melebihi 300 mg
dalam 24 jam, rasio protein:kreatinin urin 0,3 atau adanya protein sebanyak 30
mg\dL.(1)
Eklampsia dan preeklampsia sering terjadi pada ibu muda dan nulipara,
obesitas, kehamilan ganda, usia lebih dari 35 tahun dan etnis Afrika-Amerika. Ibu
dengan riwayat diabetes melitus, hipertensi dan penyakit ginjal juga memiliki
kerentanan terhadap penyakit ini.
Eklampsia dan preeklampsia terjadi sekitar 1 dalam 2000 kelahiran. Pada
national Vital Statistics Report menyebutkan insidensi di Amerika Serikat pada
tahun 1998 sekitar 1:3250 kehamilan. Menurut Royal College of Obstetricians
and Gynaecologists dilaporkan sekitar 1:2000.
Gangguan hipertensi merupakan komplikasi medis yang paling umum
yang dapat terjadi pada kehamilan, mempengaruhi sekitar 5% sampai 10% dari
seluruh kehamilan. Gangguan ini bertanggung jawab terhadap sekitar 16%
kematian ibu akibat hipertensi dalam kehamilan, dan 30 40% dari kematian
perinatal di Indonesia. Tingginya angka kematian yang disebabkan hipertensi
dalam kehamilan merupakan masalah di bidang obstetri. Menurut data kesehatan
indonesia 2007 angka kematian ibu (AKI) dinilai masih cukup tinggi, sekitar
228/100.000 pada tahun 2007. Penelitian terakhir di Medan oleh Girsang ES
(2004) melaporkan angka kejadian preeklamsia berat di RSUP. H. Adam Malik
dan RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2000 2003 adalah 5.94%, sedangkan
eklamsia 1.07%. Disamping perdarahan dan infeksi, preeklampsia, impending
eklampsia serta eklampsia merupakan penyebab kematian maternal dan kematian
perinatal yang tinggi terutama di negara berkembang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Eklampsia adalah kejang yang terjadi pada ibu hamil denganpreeklampsia.
Pre-eklampsia sendiri merupakan hipertensi bersamaan dengan proteinuria yang
terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu.Gejala hipertensi biasanya
muncul lebih dulu dari pada tanda lain.
2.2 Epidemiologi
Eklampsia
dibedakan
menjadi
eklampsia
gravidarum
Kejadian jarang
Terjadinya serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhi
2.4 Patofisiologi
Banyak penelitian aktor risiko, etiologi, atau intervensi yang terbaik untuk
preeklamsia
sudah
dilakukan
dansSejumlah
teori
mengenai
mekanisme
menggantikan sel-sel endotel dan otot polos dinding arteri, sehingga arteri spiralis
akan kehilangan tonusnya, dilatasi dan lumennya menjadi lebih lebar sehingga
aliran darah ke plasenta dan janin meningkat. Proses invasi gelombang pertama
berlangsung hingga umur kehamilan 10-12 minggu, kemudian disusul dengan
invasi tropoblas gelombang kedua pada umur kehamilan 14-16 minggu hingga
maksimal umur kehamilan 20 minggu. Proses invasi yang baik akan menjamin
aliran darah yang baik menuju plasenta.
Pada preeklamsi terjadi kegagalan invasi tropoblas ekstravilus ke dalam
lumen arteri spiralis, sehingga aliran darah ke plasenta terganggu dan
menyebabkan
terjadinya
kondisi
hipoksia-reoksigenasi
tropoblas
yang
10
11
sitokin
peradangan,regulator
siklus
sel
dan
matrix
bersama-sama
dianggap
bertanggung
jawabmenyebabkan
preeklamsi
sinsitiotropoblas,
diyakini
yang
menyebabkan
meningkatkan
terjadinya
lepasnya
apoptosis
fragmen-fragmen
12
stimuli
proinflamasi
yang
pada
akhirnya
turut
dan
adanya
konsentrasi
oksigen
yang
berfluktuasi,
Hypoxia-
13
memandang
waktu
dari
onset
kejang,
gerakan
kejang
14
Beberapa saat kemudian seluruh tubuh menjadi kaku karena kontraksi otot yang
menyeluruh, fase ini dapat berlangsung 10 sampai 15 detik. Pada saat yang
bersamaan rahang akan terbuka dan tertutup dengan keras, demikian juga hal ini
akan terjadi pada kelopak mata, otot-otot wajah yang lain dan akhirnya seluruh
otot mengalami kontraksi dan relaksasi secara bergantian dalam waktu yang cepat.
Keadaan ini kadang-kadang begitu hebatnya sehingga dapat mengakibatkan
penderita terlempar dari tempat tidurnya, bila tidak dijaga. Lidah penderita dapat
tergigit oleh karena kejang otot-otot rahang. Fase ini dapat berlangsung sampai
satu menit, kemudian secara berangsur kontraksi otot menjadi semakin lemah dan
jarang dan pada akhirnya penderita tak bergerak.
Setelah kejang diafragma menjadi kaku dan pernapasan berhenti. Selama
beberapa detik penderita seperti meninggal karena henti napas, namun kemudian
penderita bernapas panjang dan dalam, selanjutnya pernapasan kembali normal.
Apabila tidak ditangani dengan baik, kejang pertama ini akan diikuti dengan
kejang-kejang berikutnya yang bervariasi dari kejang yang ringan sampai kejang
yang berkelanjutan yang disebut status epileptikus.
Setelah kejang berhenti, penderita mengalami koma selama beberapa saat.
Lamanya koma setelah kejang eklampsia bervariasi. Apabila kejang yang terjadi
jarang, penderita biasanya segera pulih kesadarannya segera setelah kejang.
Namun, pada kasus-kasus yang berat, keadaan koma berlangsung lama, bahkan
penderita dapat mengalami kematian tanpa sempat pulih kesadarannya. Pada
kasus yang jarang, kejang yang terjadi hanya sekali namun dapat diikuti dengan
koma yang lama bahkan kematian.
Frekuensi pernapasan biasanya meningkat setelah kejang eklampsia dan
dapat mencapai 50 kali per menit. Hal ini dapat menyebabkan hiperkarbia sampai
asidosis laktat, tergantung derajat hipoksianya. Pada kasus yang berat ditemukan
sianosis. Demam tinggi merupakan keadaan yang jarang terjadi, apabla hal
tersebut terjadi maka penyebabnya adalah perdarahan pada susunan saraf pusat.
Tatalaksana
Prinsip penatalaksanaan pada eklampsia memiliki prinsip sebagain
berikut:
15
16
17
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Identitas Pasien
Nama
: Muzirah
Usia
: 37 Thn
Tanggal Lahir
: 13-2-1979
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Aceh Besar
No. CM
: 1079876
Tanggal Masuk
: 2-2-2016
Tanggal Pemeriksaan
: 3-2-2016
Berat Badan
: 89 Kg
Tinggi Badan
: 158 Cm
18
3.2. Anamnesis
3.2.1 Keluhan Utama
Perut mules mules
3.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan hami G3P2A0 dengan keluhan perut terasa mules.
Pasien rujukan dari puskesmas dengan peningkatan tekanan darah,. Pasien hamil
39-40 minggu, pasien tidak ingat HPHT tetapi pasien mengatakan bulan 4-2015
sudah positif hamil saat periksa ke bidan, Pasien mengatakan selama kehamilan
hanya 3x ANC. Pasien berada di puskesmas sejak pukul 22.00, pecah ketuban
pukul 02.30. saat tiba di IGD pembukaan sebesar 6cm. Keluhan sakit kepala,
pandangan kabur dan nyeri pada bagian uluh hati disangkal.
3.2.4 Riwayat Penyakit Dahulu
Diabetes melitus dan hipertensi sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit
jantung dan asma disangkal.
19
: Compos Mentis
Keadaan umum
: Baik
Tekanan darah
: 200/110 mmHg
Laju Nadi
: 101 x/menit
Pernafasan
: 22 x/menit
SuhuTubuh
: 36.70 C
5.
6.
20
Pemeriksaan
Tanggal
Pemeriksaan
03/2/16
Tanggal
3/2/2016
Darah Rutin
Hb
11,7 g/dl
Eosinofil
1%
Ht
34 %
Basofil
0%
Leu
29,1 x 103/mm3
Neutrofil batang
0%
Tro
Neutrofil segmen
76%
Erit
4,2 x 106/mm3
Limfosit
15%
Monosit
8%
21
2. Rencana
-
Konsul saraf
4. Edukasi
Edukasi kondisi ibu dan janin saat ini kepada pasien dan keluarga
3.6. Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
22
BAB IV
ANALISA KASUS
Pasien datang dengan hamil G3P2A0 dengan keluhan perut terasa mules.
Pasien rujukan dari puskesmas dengan peningkatan tekanan darah,. Pasien hamil
39-40 minggu, pasien tidak ingat HPHT tetapi pasien mengatakan bulan 4-2015
sudah positif hamil saat periksa ke bidan, Pasien mengatakan selama kehamilan
hanya 3x ANC. Pasien berada di puskesmas sejak pukul 22.00, pecah ketuban
pukul 02.30. saat tiba di IGD pembukaan sebesar 6cm. Keluhan sakit kepala,
pandangan kabur dan nyeri pada bagian uluh hati disangkal.
Dari hasil pemeriksaan diperoleh TD 200/110 mmHg disertai dengan
Proteinuria +3, menunjukan tanda-tanda Preeklampsia berat, preeklamsia berat
adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya tekanan
darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada
kehamilan 20 minggu atau lebih.
Dari anamnesis diperoleh bahwa pasien G3p2A0 dengan IDT terakhir
lebih 10 tahun. Studi melibatkan 760.901 wanita di Norwegia, memperlihatkan
bahwa wanita multipara dengan jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun atau lebih
memiliki risiko preeklampsia dan eklampsia hampir sama dengan nulipara.
Robillard dkk melaporkan bahwa ririko preeklampsia dan eklampsia semakin
meningkat sesuai dengan lamanya interval dengan kehamilan pertama.
23
Eklampsi Gravidarum : 50 %
2.
Eklampsi Perturien : 40 %
3.
Eklampsi Perperium : 10 %
24
0,05 - 0,1%
0,3 - 0,7%
25
2. Otak
Pada preeklampsia, kematian yang tiba-tiba terjadi bersamaan
dengan kejang atau segera setelahnya sebagai akibat perdarahan otak yang
hebat. Hemipelgia terjadi pada perdarahan otak yang sublethal. Perdarahan
otak cenderung terjadi pada wanita usia tua dengan hipertensi kronik. Yang
jarang adalah sebagai akibat pecahnya aneurisma arteri atau kelainan vasa
30 otak (acute vascular accident, stroke). Koma atau penurunan kesadaran
yang terjadi setelah kejang, atau menyertai preeklampsia yang tanpa
kejang adalah sebagai akibat edema otak yang luas. Herniasi batang otak
juga dapat menyebabkan kematian. Bila tidak ada perdarahan otak yang
menyebabkan koma dan dengan pemberian terapi suportif yang tepat
sampai penderita kembali sadar umumnya prognosis pada penderita adalah
baik.
3. Mata
Kebuataan dapat terjadi setelah kejang atau dapat terjadi spontan
bersama dengan preeklampsia. Ada dua penyebab kebutaan, yaitu : a.
Ablasio retina, yaitu lepasnya retina yang ringan sampai berat. b. Iskemia
atau infark pada lobus oksipitalis. Prognosis untuk kembalinya penglihatan
yang normal biasanya baik, apakah itu yang disebabkan oleh kelainan
retina maupun otak, dan akan kebali normal dalam waktu satu minggu.
4. Kardiovaskuler
Cardiac arrest, acute decompensatio cordis, spasme vaskular
menurun, tahanan pembuluh darah tepi meningkat, indeks kerja ventrikel
kiri naik, tekanan vena sentral menurun, tekanan paru menurun.
5. Sistem hematologi
Plasma
daeah
menurun,
viskositas
darah
meningkat,
26
BAB V
KESIMPULAN
Eklampsia merupakan kejang yang terjadi pada saat kehamilan tanpa
didasari penyaebab lain, eklamsia dibedakan menjadi eklampsia gravidarum
(antepartum), eklampsia partuirentum (intrapartum), dan eklampsia puerperale
(postpartum), berdasarkan saat timbulnya serangan. Eklampsia banyak terjadi
pada trimester terakhir dan semakin meningkat saat mendekati kelahiran. Pada
kasus yang jarang, eklampsia terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
Sekitar 75% kejang eklampsia terjadi sebelum melahirkan, Serta 50% saat 48 jam
pertama setelah melahirkan, tetapi kejang juga dapat timbul setelah 6 minggu
postpartum.
27
DAFTAR PUSTAKA