Anda di halaman 1dari 9

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

8. PUTRI INDAH SARI


9. NOVA APRIYANTI
10.ANGGI DWI UTAMI
11.NOVIE ILYA MAHARANI
12.INDAH PERMATA SARI
13.KURNIATI
14.KGS.SYARIF HIDAYATULLAH
MATA KULIAH : EKONOMI PERTANIAN
DOSEN PENGASUH : ARIODILLAH HIDAYAT,SE,M.SI

LAPORAN ANALISIS PERTANIAN RAKYAT


Pertanian dalam arti sempit meliputi tanaman pangan dan hortikultura serta perkebunan
Ciri pertanian rakyat adalah
1) tidak jelas pemisahan kegiatan keluarga dengan kegiatan perusahaan
2) tenaga keluarga tidak diperhitungkan sebagai biaya
3) skala usaha relatif kecil. Pertanian perusahaan besar biasanya dilakukan pengelolaaan secara
lebih profesional, jelas struktur organisasinya,bentuk badan usahanya formal misalnya PT, CV,
Firma, UD, dan Koperasi.
Sejarah Tanaman Sawi
Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari margaBrassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya
sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies
Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain.Di Indonesia penyebutan sawi biasanya
mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso.
Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai)
yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan.
Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk
membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis
sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan
campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran Sawi
merupakan jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Konsumennya mulai dari
golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan masyarakat kelas atas. Kelebihan lainnya

sawi mampu tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Sawi mempunyai nilai
ekonomi tinggi setelah kubis krop, kubis bunga, dan brokoli.

Sawididuga berasal dari Tiongkok (Cina), tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2500 tahun
lalu, kemudian menyebar luas ke Filipina dan Taiwan (Rukmana, 2002). Ditinjau dari aspek
klimatologis .
Indonesia

sangat

tepat

untuk

dikembangkan

untuk

bisnis

sayuran.

Laju pertumbuhan produksi sayuran di Indonesia berkisar antara 7,7-24,2%/tahun.


Sawibila ditinjau dari aspek ekonomis dan bisnisnya layak untuk dikembangkan atau diusahakan
untuk memenuhi permintaan konsumen serta adanya peluang pasar. Kelayakan pengembangan
budidaya sawi antara lain ditunjukkan oleh adanya keunggulan komparatif kondisi wilayah tropis
Indonesia yang sangat cocok untuk komoditas tersebut, disamping itu, umur panen sawi relatif
pendek yakni 40-50 hari setelah tanam dan hasilnya memberikan keuntungan yang memadai
(Rahman dkk, 2008).Selain itu, aspek teknis, ekonomi dan sosial juga sangat mendukung
pengusahaan sayur di negeri kita. Ditinjau aspek teknis, budidaya sawi tidakterlalu sulit
(Haryanto dkk, 2006).
Input pertanian:
a) Alsintan/alat mesin pertanian : sprayer , curter, garu, cangkul.
b) Saprotan/sarana produksi pertanian : bibit, pupuk organic(kandang), pestisida.

Usaha pertanian : Jenis tanaman hortikultura : sayur sawi sosin (Termasuk kedalam komoditi
pertanian rakyat)
Pemasaran (Marketing) : pedagang pengumpul, pedagang eceran yang di pasarkan ke beberapa
pasar besar di Palembang seperti, pasar Jakabaring,Pasar Induk, Pasar Pal 5. dimana ;

Harga 1Kg sawi Sosin = RP.3.500 jika sedang musim.


Jika sedang tidak musim maka dipatok harga sebesar 1 Kg Sawi Sosin = Rp.8.500

Hasil produksi(Output) :

800Kg Sawi Sosin untuk satu kali panen.


Penghasilan dari 800Kg sawi Sosin = RP.2.800.000

Usahatani
Untuk menghitung perolehan usahatani digunakan konsep keuntungan dan pendapatan petani.

Laba = penerimaan semua biaya yang diperhitungkan (termasuk tenaga kerja keluarga,

penyusutan, dll.)
Laba = 2.800.000 760.000 = 440.000
Pendapatan petani = penerimaan biaya kas yang dikeluarkan (tidak termasuk nilai biaya
keluarga, penyusutan, dll.)
Pendapatann petani = 2.800.000 1.200.000 = 1.600.000

1.Tanah
Kontribusi tanah pada produksi dipengaruhi oleh luas dan kesuburan. Kesuburan
dipengaruhi oleh sifat fisik dan kimia tanah.
Sebagai modal, tanah mempunyai karakteristik:
1. jumlah tidak dapat ditambah
2. Tanah merupakan modal tidak bergerak
3. tidak memerlukan penyusutan
2.Tenaga kerja
Pengaruh tenaga kerja dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas serta pengalaman . dalam hal ini
pertanian rakyat sawi ini hanya dilakukan oleh 3 orang dimana merupakan satu keluarga yaitu
bapak Suparla, inu Jamilah, beseta satu anaknya). Dapat dikatakan bahwa meskipun merekrut 3
orang tenaga kerja namun tidak menambah hasil usaha tani sehingga dismpulkan bahwa terdapat
pengangguran terselubung (disguised unemployment) menambah tenaga kerja tidak dapat
menambah jumlah dan hasil produksi terjadi ketidakefisienan tenaga kerja.
3.Modal

Modal adalah barang atau uang yang bersama dengan faktor produksi lain (tanah dan tenaga
kerja) menghasilkan barang baru. Dalam hal ini yang dikatkan modal adalah

lahan tanah 2 kavlling = 600m2,


petani sebagai tenaga kerja,
10 karung pupuk organic(Urea) = Rp.980.000, dimana 1 karung = 50 Kg = Rp.98.000
1 botol Bibit import = 150.000
1 botol pestisida = Rp.70.000 ( 250 mL)

Hubungan petani dengan lahannya


Bentuk hubungan antara petani sawi sosin ini dengan lahan garapan yaitu ppetani penyewa
bahwa pak suparla menyewa lahan sebesar 2 kavling unutk kebutuhan usaha tani sayur sosin
tersebut.
Pengaruh status petani terhadap kinerja usahatani
latar belakang petani:
petani pemilik penggarap adalah petani tradisional. Petani penyewa ini umumnya lebih
profesional, karena sudah memperhitungkan untung rugi.
jangka waktu / time horizon :
petani penyewa terbatas pada kontrak sewa menyewa. Namun dalam kasus ini petani pak
Suparla tidak menyewa hanya saja menumpang lahan orang lain untuk pembudidayaan
holticultura sawi sosin ini.
Kepemilikan Lahan dan Lokasi Perkebunan
Penelitian ini telah dilaksanakan di Lr. Masjid, Kelurahan Sukajaya Kecamatan Sukarami,
Sumatera Selatan. Lahan ini milik orang lain, tetapibapakSurparlandanibuJamilah yang
menggarap lahanseluas 1200 m2ini. Disampingitu, Disana terdapat beberapa perkebunan rakyat
yang menanamtanaman yang sama, kami memilih lahan mereka karena sedang dalam
masapanen, Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 12-13 Februari 2016.
Pemilihan bibit

Tahapan budidaya sawi pakcoy, dimulai dengan pemilihan bibit. Karena bibit merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan usaha ini, pilihlah bibit yang terbaik sebelum Anda
menanamnya. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain berbentuk bulat, kecil-kecil, permukaannya
licin mengkilap dan agak keras, warna kulit bibit cokelat kehitaman.
Selain itu perhatikan pula tempat penyimpanan bibit sawi, agar kualitasnya tidak
menurun atau bususk sebelum ditanam. Oleh karena itu perhatikan lama penyimpanan, suhu, dan
kadar air tempat penyimpanan. Sebaiknya bungkus bibit dengan kemasan aluminium foil agar
tidak rusak dan bisa tertutup rapat.
Proses pembibitan
Pembibitan dimulai dengan menyiapkan media tanam berupa bedengan dengan ukuran
satu meter persegi, kemudian diberikan pupuk terlebih dahulu. Pupuk yang digunakan adalah 10
kg pupuk kandang, pupuk urea sebanyak 20 gram, pupuk TSP sebanyak 10 gram, dan pupuk
KCL sebanyak 7,5 gram. Pembibitan dilakukan dengan menabur benih di seluruh media tanam
secukupnya, sesuai dengan luas lahan yang akan Anda gunakan untuk budidaya. Biasanya
takaran idealnya 750 gram bibit untuk 1 hektar lahan.
Setelah ditebari bibit, media ditutupi tanah kembali dan dilakukan penyiraman setiap hari
dengan menggunakan penyemprot. Selanjutnya sawi akan dipindahkan ke lahan tanam yang
lebih besar, setelah berusia 3 minggu. Dengan jarak tanam antar bibit 20 cm x 20 cm.
Persiapan lahan (bedengan)
Seminggu sebelumnya untuk mengembalikan kegemburan tanah, lakukan pencangkulan
lahan terlebih dahulu dan berikan pupuk kandang 20 ton/ha, TSP 100 kg/ha, dan 75 kg/ha. Dan
menjaga kadar pH tanah, kandungan pH yang dianjurkan untuk tanaman sawi adalah 6-7.
Selanjutnya buatlah bedengan dengan tinggi 40 cm, lebar 120 cm, dan panjang 100 meter.
Sedangkan jarak antar bedenagn yaitu 30 cm, yang kemudian dibuat parit dengan diisi air
setinggi 20 cm untuk penyediaan air bagi tanaman.
Pemeliharaan

Setelah bibit ditanam, lakukan pemeliharaan meliputi penyiraman, penjarangan


(mencabuti tanaman yang tumbuh terlalu rapat), penyulaman (penggantian tanaman yang mati
atau rusak), pembersihan gulma, dan pemupukan tambahan yang diberikan pada saat tanaman
berumur 3 minggu.Penyiraman dilakukan setiap hari, sebaiknya pagi atau sore hari. Disamping
itu jaga tanaman dari hama dan penyakit. Biasanya hama penyakit yang menyerang yaitu ulat
dan karat daun.
Masa Panen
Setelah berumur 20 hari tergantung Perawatannya atau total 40 Hari dari mulai
Pembibitan, tanaman Sawi atau Sausin pakcoy sudah bisa dipanen. Caranya dengan memotong
tanaman.
PROSES PEMBIBITAN
Pembibitan dimulai dengan menyiapkan media tanam berupa bedengan dengan ukuran
satu meter persegi, kemudian diberikan pupuk terlebih dahulu, yaitu pupuk kandang dan urea.
Pupuk yang digunakan adalah 5 karung dalam satu kaplingnya. Pembibitan dilakukan dengan
menabur benih secukupnya atau 167 ml diseluruh media tanam.
Setelah ditebari, media ditutupi tanah kembali dan dilakukan penyiraman setiap hari
dengan menggunakan penyemprot. Selanjutnya sawi akan dipindahkan ke lahan tanam yang
lebih besar, setelah berusia dua bulan, dengan luas lahan yaitu 2 kapling.
PROSES PEMELIHARAAN
Setelah bibit ditanam, lakukan pemeliharaan meliputi penyiraman, penjarangan
(mencabuti tanaman yang tumbuh terlalu rapat), penyulaman (penggantian tanaman yang mati
atau rusak), pembersihan gulma, dan pemupukan tambahan yang dilakukan setelah sawi berumur
15 hari atau 2x dalam satu bulannya.
Penyiraman dilakukan setiap hari, sebaiknya pagi atau sore hari. Disamping itu juga
harus dilakukan pemberian pestisida agar tanaman terbebas dari hama dan penyakit. Biasanya
hama penyakit yang menyerang yaitu ulat dan karat daun.
Masa Panen

Setelah berumur

hari tergantung perawatannya atau total 40 hai dari mulai

pembibitan,tanaman sawi atau saucin pakcoy sudah bisa dipanen.Caranya dengan memotong
pangkal batang,mencabut seluruh tanaman ,atau memetik daunnya satu per satu.Untuk tanaman
yang pertumbuhannya baik,disetiap satu kapling lahan dapat menghasilkan 5-10 karung
sawi.Panen bisa dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan mengatur waktu tanam satu bendengan
dengan bendengan lainnya.
Beberapa aktifitas yang dilakukan pada pasca panen,diantaranya adalah:
1. membawa hasil panen sesegera mungkin ke tempat yang teduh agar tidak cepat layu
karena sinar matahari.
2. bersihkan sawi tersebut den membuang tanah yang melekat pada sawi atau dengan
memotong bagian yang tidak penting, kemudian cucilah dengan menggunakan air guna
memperpanjang kesegeran sawi.
3. sortir hasil panen dengan membuang kotoran gulma serta sawi yang kurang baik.
4. sawi yang telah disortir tersebut selanjutnya disusun dengan posisi berdiri,dan tidak
terlalu rapat.
5. beri percikkan air secukupnya agar sawi tidak layu dan siap dipasarkan.

Kesuburan tanah

Faktor fisik

Dari segi fisik , tanah yang subur dapat dilihat dari kegemburannya,untuk itu perlu
dilakukan pembalikan tanah baik cangkul atau dibajak hingga kedalaman 30-40cm yang
diharapkan dapat memberikan dampak positif yaitu:
1. terjadi arasi atau pertukaran udara di dalam tanah,gas racun akan menguap dan diganti
ole oksigen.
2. adanya oksigen menyebabkan jasad renik aerob dapat berkembang dengan baik sehingga
menambah kesuburan tanah
3. air mudah meresap sehingga tanah tidak mudah tergenang dan kelemahan air tanah
berkurang.

4. menekan pertumbuhan bibit penyakit ,harus hama dan gulma karena mati terkena sinar
matahari
Selain pembalikan tanah,tanah yang tidak gembur perlu diberi pupuk organik dan pasir .Pada
musim kemarau ,tanah yang gembur dapat berfungsi sebagai mulsa sehingga dapat mengurangi
penguapan air tanah.
Tanah yang telah digemburkan dibuat bedengan berukuran 90-100cm yang jarak antara
bedengan sekitar 40cm dengan panjang 5-10 m tergantung dengan keadaan lahan.Bila tanah
tidak pernah tergantung air, tinggi bedengan kurang lebih 20cm tetapi bila sering tergenang air
atau lahan sawah,tinggi bedengan kurang lebih 50-60cm.

Faktor kimia

Dari segi kimia,tanah yang subur cukup mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman yaitu unsure hara makro (nitrogen,fosfor,kalium,karbon,hydrogen dan oksigen),unsur
hara

sedangkan

kalsium,magnesium

dan

belerang)

dan

unsur

hara

mikro

(besi,tembaga,seng,mangan , boron, molihdin,klor,kobalt,dan silsium). Jumlah unsur hara


didalam tanah umumnya terbatas, oleh karena itu penambahan unsur hara dapat dilakukan
dengan pemberian pupuk organik misalnya pupuk kandang dan kompos.
Penyerapan unsur hara oleh tanaman tergantung dari derajat keasaman tanah.Pada kondisi
pH tanah yang berbeda, ketersedian unsur hara pun berbeda.Pada tanah asam unsur hara
tembaga,mangan dan alumunium banyak tersedia yang akan meracuni tanaman,pada pH tanah
rendah atau tinggi maka unsur fosfor banyak terikat pada komponen tanah sehingga sulit diserap
oleh akar,sedangkan pada pH netral dan alkalis maka unsur hara kalium,magnesium,kalsium,dan
molobdin banyak tersedia dan mudah diserap oleh akar tanaman.

Anda mungkin juga menyukai