Anda di halaman 1dari 255

KATA PENGANTAR

Pedoman mengenai Manajemen Spektrum Nasional telah dikembangkan oleh


Kelompok tenaga ahli dari ITU-R Kelompok Studi 1 mengenai Manajemen Spektrum di
bawah pimpinan Mr. R. Mayher ( AS), Ketua Kelompok Kerja 1 Suatu sesuai dengan
Keputusan 118.
Pedoman ini terdiri dari delapan

Bab yang menguraikan dasar-dasar manajemen

spektrum, perencanaan spektrum, rekayasa spektrum, otorisasi frekuensi. penggunaan


spektrum, pengawasan spektrum dan otomasi untuk aktivitas manajemen spektrum.
Bagian ini berisi penjelasan terperinci dan banyak acuan yang dapat dirujuk untuk
memperoleh rincian tambahan.
Pedoman mengenai Manajemen Spektrum Nasional menguraikan unsur-unsur
terpenting dari manajemen spektrum

dan isinya yang bersifat teknis dimaksudkan

untuk penggunaan oleh pemerintahan dari negara-negara yang sedang berkembang


dan negara-negara maju dan Biro Komunikasi Radio. Pedoman ini juga akan
bermanfaat bagi para insinyur Komunikasi Radio.

Robert W. Jones
Direktur, Biro Komunikasi Radio

PRAKATA
Pedoman ini menguraikan unsur-unsur penting manajemen spektrum dan isinya
yang bersifat teknis dimaksudkan untuk digunakan negara-negara yang sedang
berkembang dan negara-negara maju
Manajemen Spektrum adalah kombinasi prosedur teknis dan administratif yang
diperlukan

untuk memastikan operasi jasa radio komunikasi yang efisien tanpa

menyebabkan gangguan interferensi yang merugikan. Aktivitas utama


dikerjakan untuk mengelola spektrum
Khususnya,

meneliti

permasalahan

yang harus

tidaklah selalu dilakukan dengan efektif.


gangguan

interferensi

yang

potensial,

menyelenggarakan suatu data base yang efektif tentang pemberian frekuensi,


mengendalikan tingkat kebisingan yang disebabkan oleh manusia, dan perencanaan
untuk penggunaan spektrum di masa depan tidaklah selalu dilakukan dengan efektif.
Yang berikut meringkas berbagai faktor tentang kondisi perkembangan manajemen
spektrum.
Biro Komunikasi Radio (dahulu disebut IFRB) mengirimkan suatu daftar
pertanyaan pada tahun 1984 kepada semua pemerintah meminta mereka untuk
memberikan informasi tentang praktek pemerintah dalam hubungannya dengan
aktivitas manajemen spektrum bangsa mereka. Daftar pertanyaan (questionnaire)
tersebut meminta informasi mengenai struktur-struktur yang telah terbentuk/mapan,
fungsi-fungsi

yang

dilaksanakan,

arsip-arsip

yang

disimpan,

jumlah

dan

kecakapan/kwalifikasi dari staff yang dipekerjakan, sumber daya komputer yang


tersedia dan aktivitas yang terkomputerisasi.
Hasil questionnaire/daftar pertanyaan tersebut dipresentasikan dalam rapat yang
kedua tentang Manajemen Frekuensi Nasional pada tahun 1987. Berdasarkan pada
prioritas daftar pertanyaan tersebut, fungsi-fungsi untuk para pemakai manajemen
spektrum diidentifikasikan dengan urutan sebagai berikut:
1)

Standard dan prosedur teknis untuk perencanaan dan analisa Kecocokan


Elektromagnetis (Electromagnetic Compatibility/EMC analysis).

2) Tabel alokasi frekuensi nasional.


3) Peraturan-peraturan administratif nasional.

4) Monitoring spektrum dan pemeriksaan setasiun.


5) Standard untuk persetujuan jenis.
6) Kebutuhan spektrum saat ini dan di masa depan.
Otomasi Komputer manajemen spektrum sedang dikembangkan pada waktu itu
dan 39% dari pemerintahan melaporkan bahwa mereka menggunakan komputer.
Maksud lain dari daftar pertanyaan adalah untuk mengembangkan struktur baku
untuk unit-unit manajemen frekuensi nasional. Rapat kedua menganalisa tanggapan
tersebut dan

menyimpulkan bahwa

tidak mungkin mengembangkan dan

merekomendasikan satu set struktur baku, mengingat bahwa jangkauan luas (broad
range) dari program yang berbeda untuk kalkulasi kecocokan (compatibility) untuk
pelayanan radio, program untuk membentuk suatu database manajemen frekuensi
untuk pemberian frekuensi (frequency assignment),

analisa EMC dan kalkulasi

gangguan/interferensi.
Standard adalah bidang lain di mana BR bisa bermanfaat. Sebagai contoh,
informasi tentang spektrum dan standard peralatan bisa disediakan.
Pelatihan telah disebut berkali-kali, terutama latihan manajemen. Informasi
mengenai pemerintahan lain; cara kerja dalam manajemen spektrum dan juga
kecenderungan dalam pengembangan juga disebut sebagai hal yang bermanfaat.
Akhirnya, ditekankan bahwa BR perlu menyediakan teknik untuk koordinasi
internasional dan pemeriksaan gangguan/interferensi seperti halnya penerbitan tentang
topik-topik dalam manajemen spektrum.
Pedoman Manajemen Spektrum ini dapat menjawab banyak pertanyaan dari
pemerintahan dan

memberikan tanggapan terhadap permintaan bantuan. Buku

pedoman ini membicarakan fungsi-fungsi prioritas


spektrum

nasional dan membicarakan

dari pertemuan manajemen

sebagian besar keprihatinan dari daftar

pertanyaan yang kedua dan juga berisi bagian umum tentang Monitoring dan Tehniktehnik yang dibantu Komputer. Informasi yang lebih terperinci tentang monitoring dapat
ditemukan dalam buku Pedoman Memonitor Spektrum" yang baru dan informasi yang
lebih terperinci tentang otomasi komputer dapat ditemukan dalam "Tehnik-tehnik yang
dibantu Komputer untuk Pedoman Manajemen Spektrum" yang segera diterbitkan

(tanggal penerbitan diperkirakan pada akhir tahun 1995). Katalog Perangkat lunak
untuk Manajemen Spektrum Radio" menguraikan program-program perangkat lunak
format yang tersedia dari ITU.
Bagian dasar

Pedoman ini menguraikan dasar-dasar manajemen spektrum,

perencanaan spektrum, rekayasa spektrum, otorisasi frekuensi dan pemanfaatan


frekuensi. Bagian-bagian ini berisi penjelasan terperinci dan selain itu berisi banyak
acuan yang dapat diacu untuk memperoleh rincian tambahan.
Buku Pedoman ini tidak bisa diselesaikan tanpa kontribusi dari pemerintahanpemerintahan yang berpartisipasi dalam Kelompok Studi 1. Bagaimanapun, pekerjaan
para Pelapor untuk berbagai bagian dari Pedoman sangat bermanfaat dan ucapan
terima kasih kami haturkan kepada K. Nebbia (Amerika Serikat), H. Lilja (Swedia), G.
Chan (Kanada), A. Pavliouk (Rusia), M. Daniels ( Inggris) dan W. Sega ( Polandia).

Robert J. Mayher
Ketua, Panitia Kerja 1A
Amerika Serikat

DAFTAR ISI
PEDOMAN MENGENAI MANAJEMEN SPEKTRUM NASIONAL
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
PRAKATA ............................................................................................................... ii
BAB 1. KATA PENGANTAR BUKU PANDUAN ......................................................................... 1
1.1. Keperluan akan Manajemen Spektrum......................................................................... 1
1.2. Aspek-aspek Nasional .................................................................................................. 2
1.3. Aspek-aspek Internasional ........................................................................................... 4
1.4. Perkembangan Buku Panduan ..................................................................................... 8
BAB 2. AZAS-AZAS MANAJEMEN SPEKTRUM ....................................................................... 9
2.1. Kata Pengantar ............................................................................................................ 9
2.2. Tujuan dan Sasaran ..................................................................................................... 9
2.3. Pedoman Utama Manajemen Spektrum Nasional .......................................................12
2.4. Struktur dan Proses Organisasi ...................................................................................15
2.5. Tanggungjawab Fungsional.........................................................................................20
2.6. Summary.....................................................................................................................34
BAB 3. PERENCANAAN SPEKTRUM ......................................................................................36
3.1. Pendahuluan ...............................................................................................................36
3.2. Proses perencanaan ...................................................................................................42
3.3. Implementasi ...............................................................................................................54
3.4. Ringkasan ...................................................................................................................59
BAB 4. PRAKTEK-PRAKTEK REKAYASA SPEKTRUM (SECTRUM ENGINEERING
PRACTICES)................................................................... Error! Bookmark not defined.
4.1. Pendahuluan ...............................................................................................................61
4.2. Parameter teknis. ........................................................................................................62
4.3. Prosedur dan rencana teknis.......................................................................................78
4.4. Alat-alat analisis engineering .......................................................................................81
4.5. Kebutuhan memperbaharui seiring kemajuan teknologi.............................................131
BAB 5. OTORISASI FREKWENSI ..........................................................................................137
5.1. Pendahuluan .............................................................................................................137
5.2. Aspek-aspek hukum proses penetapan frekwensi .....................................................138
5.3. Aspek-aspek teknis dalam proses penetapan frekwensi............................................142
5.4. Persiapan untuk rencana frekwensi ...........................................................................143
5.5. Perencanaan frekwensi linier.....................................................................................143
5.6. Perencanaan frekwensi berdasarkan teori grafik .......................................................146
5.7. Jaring penetapan bebas gangguan ...........................................................................148
5.8. Metode perencanaan frekwensi seluler .....................................................................149
5.9. Piranti lunak (software) ..............................................................................................150
5.10. Pendahuluan untuk Perijinan .....................................................................................151
5.11. Perijinan stasiun radio ...............................................................................................151
5.12. Deregulasi perijinan...................................................................................................152
5.13. Persetujuan atas jenis peralatan radio.......................................................................153
5.14. Menentukan pembayaran ..........................................................................................154
5.15. Meningkatkan pemanfaatan spektrum .......................................................................155

5.16. Pertimbangan lain......................................................................................................156


5.17. Administrasi...............................................................................................................156
5.18. Persyaratan perijinan standar ....................................................................................156
5.19. Imunitas.....................................................................................................................157
5.20. Rekayasa lokasi ........................................................................................................158
5.21. Tes ijin operator.........................................................................................................159
BAB 6. PENGGUNAAN SPEKTRUM......................................................................................166
6.1. Pendahuluan .............................................................................................................166
6.2. Ukuran penggunaan spektrum...................................................................................167
6.3. Ukuran efisiensi penggunaan spektrum (SUE) ..........................................................182
6.4. Perbandingan/rasio efisiensi penggunaan spektrum atau efisiensi spektrum relatif
(RSE) ........................................................................................................................193
6.5. Kesimpulan................................................................................................................198
6.6. Pengantar..................................................................................................................200
6.7. Manfaat gelombang radio frekwensi tinggi.................................................................200
BAB 7. PENGAWASAN SPEKTRUM......................................................................................213
7.1. Pendahuluan .............................................................................................................213
7.2. Monitoring agar peraturan dan aturan nasional ditaati. ..............................................214
7.3. Verifikasi parameter operasional dan tehnik ..............................................................214
7.4. Monitoring untuk mengidentifikasi sumber gangguan/interferensi dan memecahkan
masalahnya ...............................................................................................................215
7.5. Monitoring untuk menilai pemakaian spektrum (spectrum occupancy). ....................216
7.6. Peralatan yang khas..................................................................................................220
BAB 8. PENGOTOMATISAN UNTUK KEGIATAN MANAJEMEN SPEKTRUM.......................224
8.1. Pendahuluan .............................................................................................................224
8.2. Aplikasi untuk aktivitas manajemen spektrum............................................................225
8.3. Komponen-komponen utama dari sistem manajemen spektrum yang otomatis.........227
8.4. Penggunaan komputer mikro (mikrokomputer). .........................................................230
8.5. Transisi dari sistem manual ke sistem komputerisasi ................................................230
8.6. Kesimpulan................................................................................................................231

BAB 1

1.1. Keperluan akan Manajemen Spektrum


Peningkatan

pemakaian

masyarakat

terhadap

teknologi

radio

dan

kesempatan besar yang ada karena teknologi ini menandai betapa pentingnya
manajer spektrum dan sistem-sistem manajemen spektrum nasional. Kemajuan
teknologi yang berlangsung membuka pintu pada berbagai macam pemakaian
spektrum yang baru. Perkembangan ini, walaupun seringkali membuat pemakaian
spektrum lebih efisien, telah memicu minat dan tuntutan besar pada sumber
spektrum yang terbatas. Oleh karena itu, manajeman spektrum yang efisien dan
efektif, meskipun penting untuk menggunakan kesempatan yang diberikan sumber
spektrum, semakin bertambah rumit. Kemampuan mengelola data yang semakin
baik dan metode analisis perencanaan teknik penting untuk mengakomodasi jumlah
dan ragam pengguna yang mencari akses ke sumber spektrum. Jika sumber
spektrum ingin digunakan secara efisien dan efektif, pemakaian bersama spektrum
yang tersedia harus diatur antar pemakai sesuai dengan peraturan nasional dalam
batasan nasional dan sesuai dengan Radio Regulations of the International
Telecommunication Union (ITU). Kemampuan setiap bangsa untuk sepenuhnya
menggunakan sumber spektrum sangat tergantung pada manajer spektrum yang
memudahkan pelaksanaan sistem radio, dan memastikan keselarasan dalam
pelaksanaannya. Jadi, setiap cara yang ada untuk meningkatkan manajemen
spektrum nasional dan koordinasi internasional perlu dilaksanakan. Administrasi
harus memiliki sistem manajemen spektrum nasional pada tempatnya dan manajer
spektrum dididik untuk mengatasi tantangan-tantangan ini.
Buku Panduan ini telah dikembangkan untuk membantu administrasi supaya
sanggup melaksanaan manajemen spektrum nasional. Meskipun masing-masing
administrasi merumuskan sistem manajemen spektrum berdasarkan kebudayaan
dan keperluannya, Buku Panduan ini memberikan suatu rangka kerja dasar untuk
manajemen

spektrum

nasional

komunikasi radio internasional.

dan

untuk

keikutsertaan

dalam

komunitas

1.2. Aspek-aspek Nasional


Spektrum frekuensi radio (radio-frequency: RF) adalah sumber alami yang
tersedia secara merata di setiap negara. Spektrum frekuensi radio adalah sumber
yang memiliki potensi besar dan jika dikembangkan dengan baik dapat digunakan
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja dan meningkatkan
kualitas kehidupan suatu bangsa. Semua negara mempunyai kemampuan untuk
mengambil keuntungan dari sumber ini dengan mengembangkan dan melaksanakan
program menajemen spektrum yang dapat melengkapi pemakaian spektrum yang
efisien dan terorganisir.
Komunikasi radio adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari.
Komunikasiradio digunakan dalam sejumlah pelayanan yang semakin bertambah
seperti pertahanan nasional, keamanan umum, penyiaran, komunikasi bisnis dan
industri, komunikasi dan navigasi udara dan laut, dan komunikasi pribadi.
Selanjutnya, komunikasi radio seringkali sangat penting saat bentuk komunikasi lain
tidak dapat digunakan seperti dalam lingkungan bergerak, atau saat komunikasi
wireline terputus seperti pada keadaan pertolongan darurat dan bencana. Sistem
komunikasi radio bisa digunakan dalam satelit maupun tempat tinggi di bumi
(terrestrial platform). Sebagian dari spektrum RF diperlukan untuk setaip kegiatan
ini. Namun, spektrum RF adalah sumber yang dibatasi oleh teknologi dan
kemampuan manajemen. Kapasitas besar bisa ditemukan dalam spektrum jika
diorganisir,

dikembangkan,

dan

diatur

dengan

benar.

Untuk

memperoleh

keuntungan dari sumber alami ini setaip negara harus kembangkan metode untuk
mengatur spektrum untuk memastikan koordinasi yang efisien dan efektif di antara
pelayanan berbeda dan untuk memenuhi tuntutan langsung dan jangka panjang oleh
pelayanan komunikasi radio yang sudah ada dan yang baru.
Kemampuan dari suatu masyarakat untuk memaksimalkan keuntungan dari
sumber spektrum sangat tergantung pada seberapa mudah para pemakai bisa
memperoleh akses ke spektrum. Kemudahan akses ke spektrum ditentukan oleh
masing-masing administrasi. Ragam dan jumlah besar pelayanan radio yang bisa
meningkatkan kualitas kehidupan dan efisiensi komunitas ekonomi tersedia melalui
dan

untuk umum. Kebijakan yang berkaitan dengan kemudahan menggunakan spektrum


harus terbuka dan fleksibel sementara prosedur administratif yang digunakan untuk
mengijinkan pemakaian harus cukup efisien supaya frekuensi yang diminta bisa
dikoordinasikan dan diberikan ijin dalam jangka waktu yang masuk akal. Akses ke
spektrum sebaiknya diijinkan dengan adil, dan pembaharuan dikembangkan untuk
memberikan pelayanan yang sebaik mungkin.
Sistem manajemen spektrum yang efisien dan efektif memberikan rangka
kerja untuk menjalankan pelayanan ini. Meskipun pengukuran efektivitas sistem
manajemen spektrum tidak dapat didefinisikan dengan mudah, secara umum sistem
ini berkaitan dengan seberapa baik memenuhi kebutuhan negara, seberapa baik
mampu mengakomodasi mereka yang menginginkan atau perlu menggunakan
spektrum dan untuk melindungi kepentingan umum dalam akomodasi pengguna
radio. Prosedur manajemen spektrum harus pastikan bahwa spektrum digunakan
seefisien mungkin. Walaupun spektrum bukanlah sumber yang dapat dihabiskan,
setiap sistem radio mewakili suatu investasi dan bisa membuat sistem lain tidak
menggunakan sumber. Saat spektrum RF dikelola dengan baik, pemakai dan
penyedia komunikasi bisa menanamkan waktu dan uang, merasa nyaman karena
kegiatan mereka akan berlangsung tanpa halangan yang tidak penting. Industri
komunikasi akan berkembang dan pemakai komunikasi radio akan beli pelayanan
dan peralatan karena mengetahui bahwa sistem radio akan bekerja dengan
semestinya.
Seperti jalan raya dan pelayanan umum atau bagian lain dari infrastruktur
nasional, komunikasi radio berkembang berdasarkan, tidak pernah bebas dari,
kebutuhan masyarakat. Keperluan untuk mengarahkan dan mengendalikan radio
juga tumbuh dengan masyarakat. Jadi, pada awal penerapan pelaksanaan
komunikasi radio, permintaan terhadap manajemen radio bisa sedikit. Kemungkinan
terjadinya gangguan juga sedikit. Karena pemakaian komunikasi berkembang, maka
kebijakan yang sesuai dan sistem untuk mengelolanya juga harus berkembang.
Namun, kemampuan untuk mengelola sumber harus meningkat sehingga berada
setahap di depan keperluan masyarakat. Menyesuaikan sistem menajemen
spektrum hanya jika terbukti tidak memadai akan menuju ke waktu, investasi dan
kesempatan yang hilang. Dalam beberapa hal, akan berarti bahwa keperluan
penduduk tidak terlayani dengan baik.

Manajemen spektrum nasional terdiri atas struktur, kemampuan, prosedur


dan peraturan dengan masing-masing administrasi mengendalikan pemakaian
spektrum radio dalam batasan geografisnya. Dengan persetujuan internasional,
setiap pemerintah nasional mempunyai fleksibilitas dan otonomi dalam mengatur
pemakaian radio. Setiap administrasi harus mengembangkan hukum dan organisasi
untuk melaksanakan kewajiban manajemen spektrum. Sistem manajemen spektrum
akan tumbuh sehubungan dengan tingkat pemakaian radio dalam suatu negara.
Tetapi, sama benarnya bahwa pemakaian radio akan berkembang lebih baik dan
cepat dalam lingkungan di mana sistem manajemen spektrum memberikan arah dan
stabilitas yang jelas dan terbuka, dan dengan aktif meringankan akses pemakai
radio ke spektrum.

1.3. Aspek-aspek Internasional


Setiap bangsa yang menyatu secara efektif dalam komunitas pengguna
spektrum internasional dapat menentukan pelayanan-pelayanan yang tersedia
seperti perjalanan udara dan laut internasional, komunikasi satelit, dan pencarian
dan penyelamatan, dan mencegah masalah gangguan radio antar perbatasan.
Karena gelombang radio bergerak sepanjang perbatasan nasional dan
banyak sistem radio yang bekerja secara global mendukung komunikasi,
perdagangan

dan

perjalanan

kembangkan,

seperti

teknologi

internasional,
radio

komunitas

kembangkan,

internasional

suatu

struktur

telah
untuk

mengkoordinasi kegiatan dan untuk bersama-sama mencegah gangguan. Catatan


pertama kerjasama internasional dalam bidang telekomunikasi terdapat pada saat
terciptanya International Telegraph Union di Paris, tahun 1865. Kerjasama
internasional dalam komunikasi radio mulai pada tahun 1903 dengan diadakannya
Preliminary Conference on Radiotelegraphy tetapi tidak sepenuhnya bersatu hingga
Radiotelegraph Conference internasional pertama diadakan di Berlin tahun 1906.
Tabel of Frequency Allocations (Tabel Alokasi Frekuensi) bisa ditelusuri ke
Radiotelegraph Conference pertama, yang mengalokasikan frekuensi sebanyak 500
sampai 1000 kHz untuk korespondensi publik

dalam pelayanan laut, sebuah band frekuensi (di bawah 188 kHz) untuk komunikasi
jarak jauh oleh stasiun pinggir pantai dan sebuah band lagi (188-500 kHz) untuk
stasiun militer dan angkatan laut yang tidak diperuntukkan bagi korespondensi
umum.
Untuk memfasilitasi kerjasama internasional ini, struktur-struktur dan prosedur
organisasi dikembangkan. Di Washington pada tahun 1927, suatu konperensi
mendirikan International Radio Consultative Committe (IRCC) untuk mempelajari
masalah-masalah teknis radio. Di Madrid tahun 1932, bangsa-bangsa yang ikut
serta memutuskan untuk membuat suatu organisasi yang dikenal sebagai
International Telecommunications Union (ITU), yang kuasai oleh International
Telecommunication Convention dan diperlengkap dengan Telegraph Regulations
(Peraturan Telegraf), Telephone Regulations (Peraturan Telefon) dan Radio
Regulations (Peraturan Radio). Hasil dari Madrid Conference dengan implikasi untuk
komunikasi radio adalah:

divisi pertama dari dunia untuk tujuan alokasi frekuensi terbagi dalam dua
Wilayah (Eropa dan wilayah lain);

mendirikan dua tabel teknis satu dari toleransi frekuensi dan yang lain dari
bandwidth yang bisa diterima;

menetapkan standar untuk pendaftaran stasiun baru, dan lain-lain.


International Frequency Registration Board (IFRB) didirikan di Atlantic City

Conference tahun 1947 untuk:

melakukan pencatatan pemberian frekuensi pada stasiun-stasiun di negaranegara yang berbeda secara teratur;

melakukan pencatatan teratur dari kedudukan orbital yang ditentukan oleh


negara pada satelit geostationary;

memberikan saran pada negara-negara mengenai pemakaian efisien dari


spektrum dan orbit satelit-geostationary;

mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam Radio Regulations atau oleh


Administrative Conferences; dan

mempertahankan dokumen yang penting untuk pelaksanaan kewajibankewajibannya.

ITU menggunakan struktur yang beragam dan pertemuan yang berkaitan


untuk melaksanakan kegiatannya. Konperensi radio administratif mengulas dan
secara menyeluruh atau sebagaian memperbaiki Radio Regulations (peraturan
radio) yang mengandung persyaratan teknis dan prosedural yang berkaitan dengan
berbagai macam pelayanan radio. Plenipotentary Conferences bertemu setiap
empat tahun sekali untuk mengulas kebijakan umum untuk memenuhi tujuan ITU.
Mereka mengubah konvensi seperlunya, menentukan dasar untuk anggaran ITU,
menentukan batasan fiskal untuk pengeluaran ITU, memilih anggota Dewan dan
Pegawai ITU lain. Dewan, yang terdiri dari anggota yang mengenal perlunya
perwakilan yang adil, bertemu setiap tahun untuk mengambil langkah penting untuk
memfasilitasi pelaksanaan keputusan ITU. Mereka juga mengawasi fungsi
administratif ITU.
Sejak permulaan ITU, banyak Plenipotentiary Conference dan Administrative
Radio Conference yang telah mengubah dan memperbarui persyaratan internasional
yang menguasai komunikasi radio. Pada tahun 1992, ITU memperbaiki strukturnya
kembali, mendirikan tiga sektor: Telecommunication Development (Perkembangan
Telekomunikasi),

Telecommunication

Standardization

(Standarisasi

Telekomunikasi), dan Radiocommunication (Komunikasiradio). Kebanyakan dari


tanggung jawab yang sebelumnya berada di tangan sekretariat khusus CCIR dan
IFRB dialihkan pada Radiocommunications Bureau (BR) dan paruh-waktu pada
Radio Regulations Board (RRB). Kewajiban BR antara lain:

melaksanakan proses pemberitahuan pemberian frekuensi, termasuk informasi


mengenai lokasi orbit satelit geostationary , yang diterima dari administrasi untuk
dicatat dalam Master International Frequency Register (MIFR);

melaksanakan proses informasi yang diterima dalam penerapan prosedur Radio


Regulations (penerbitan awal, koordinasi, dan lain-lain);

melaksanakan proses dan mengkoordinasikan jadwal musiman penyiaran HF;

secara berkala menyusun daftar frekuensi yang mencerminkan data yang


tercatat dalam MIFR;

mengulas dan memberikan tambahan baru pada MIFR;

melakukan penelitian metodis dalam waktu jangka panjang terhadap pemakaian


spektrum dengan maksud menjamin ketepatan maksimum;

meneliti kasus-kasus gangguan yang berbahaya;

memberikan bantuan kepada administrasi dalam bidang pemakaian spektrum


radio dan pelatihan para pegawai;

mengumpulkan hasil dari observasi pengawasan;

mengembangkan peraturan prosedur, termasuk standar teknis untuk pemakaian


internal setelah disetujui RRB;

memberikan dukungan teknis dan administratif pada konperensi komunikasi


radio, rapat komunikasi radio, dan kegiatan kelompok penelitian; dan,

menerbitkan perbaikan dari Radio Regulations dan ITU-R (sebelumnya CCIR)


Recommendations and Handbook mengenai karakteristik sistem radio dan
pemakaian spektrum.
Kewajiban RRB kini mencakup:

menyetujui peraturan prosedur, yang meliputi kriteria teknis, sesuai dengan


Radio Regulations dan dengan keputusan apa pun yang boleh diputuskan oleh
konperensi komunikasi radio yang berwenang;

mempertimbangkan hal lain yang tidak bisa disepakati melalui penerapan


peraturan prosedur;

melakukan kewajiban tambahan yang berkenan dengan pembagian dan


pemakaian frekuensi.
Radio Regulations berperan sebagai persetujuan internasional utama yang

meliputi peraturan dan prosedur untuk mengoperasi peralatan radio dan untuk
mengatasi gangguan. Tabel of Frequency Allocations, yang terdapat dalam Article 8,
berperan sebagai dasar untuk penetapan frekuensi nasional.
Keitkutsertaan dalam ITU dan pengetahuan manajer spektrum nasional
mengenai prosedur ITU sangat penting bagi tujuan spektrum setiap administrasi.
Gambar 1 menunjukkan struktur ITU.

(Gambar 1)

Konperensi
Plenipotentiary

Dewan

Panitia

Sekretaris Jenderal

Koordinasi

Sekretaris
Umum

Wakil Sekretaris
Jenderal

Sektor
Komunikasi
radio

Sektor
Standarisasi
Telekomunikasi

Sektor
Pengembangan
Telekomunikasi

Konperensi Dunia
Mengenai
Telekomunikasi
Internasional

1.4. Perkembangan Buku Panduan


Recommendation No.31 dari WARC-79 dan CCIR Decision 27-2
menyatakan bahwa suatu buku panduan mengenai Manajemen Spektrum dan
Teknik-teknik dengan Bantuan Komputer sebaiknya dipersiapkan dan direvisi
secara berkala. Sejak saat itu, sebuah edisi diterbitkan pada tahun 1983 dan
direvisi pada tahun 1986 dan pada tahun 1990. Masing-masing versi telah
mempersatukan topik manajemen spektrum bersama teknik-teknik dengan
bantuan komputer yang berkaitan. Persyaratan untuk memberikan informasi
yang lebih rinci pada hal-hal penting ini dinyatakan oleh Study Group 1 Decision
118 yang diberikan pada setiap subyek supaya diatasi secara terpisah. Jadi,
Buku Panduan ini secara khusus berkenan dengan manajemen spektrum.
Meskipun Buku Panduan ini memberikan beberapa informasi umum mengenai
teknik-teknik

dengan

bantuan

komputer,

pokok

dikembangkan lebih rinci dalam Buku Panduan terpisah.

pembicaraan

ini

akan

BAB 2

1.5. Kata Pengantar


Manajemen yang efektif terhadap sumber spektrum tergantung pada sejumlah
unsur azasi. Azas-azas ini mencakup tujuan dari sistem manajemen spektrum,
pedoman utama yang menetapkan tanggungjawab ahli manajemen spektrum nasional
dan mengatur pemakaian spektrum, struktur manajemen spektrum nasional dan proses
yang berkaitan, dan tanggungjawab fungsional terinci yang harus dilaksanakan oleh ahli
menajemen spektrum. Meskipun dua administrasi tidak boleh mengelola spektrum
dalam cara yang persis sama, unsur-unsur azasi ini sangat penting untuk semua
pendekatan. Tanpa unsur-unsur ini, pelaksanaan pelayanan radio akan mengalami
rintangan. Dengan keberadaan unsur-unsur ini, suatu administrasi bisa mulai
menjalankan fungsi dan kegiatan sehari-hari manajemen spektrum yang lebih rinci, dan
memaksimalkan keuntungan yang diperoleh dari pemakaian sumber spektrum radio.

1.6. Tujuan dan Sasaran


Supaya suatu sistem manajemen spektrum berhasil, pegawai manajemen
spektrum dan pemakai spektrum yang dilayani harus memahami tujuan nasionalnya.
Dari tujuan nasional ini, menajer spektrum memperoleh tujuannya, dan mengarahkan
kegiatan mereka, dan pemakai spektrum mengerti kesempatan dan kewajiban mereka.
Secara umum, tujuan sistem manajemen spektrum adalah untuk memudahkan
pemakaian spektrum radio sesuai dengan kepentingan nasional. Konsep kepentingan
nasional berarti beberapa cara untuk menentukan kebutuhan berbagai macam
pemakai spektrum, termasuk cara seperti mengikutsertakan khayalak umum dalam
proses penetapan kebijaksanaan. Sistem manajemen spektrum harus memastikan
bahwa spektrum cukup tersedia dalam jangka pendek maupun panjang untuk
organisasi pelayanan umum untuk mencapai tugas mereka, untuk hubungan publik,
untuk komunikasi bisnis sektor swasta, dan untuk menyiarkan informasi pada publik.

Banyak administrasi yang juga menempatkan prioritas tinggi pada spektrum untuk
penelitian dan kegiatan amatir. Tujuan yang biasanya selanjutnya ditetapkan dalam
pembuatan undang-undang nasional, sebaiknya merupakan tujuan yang pada dasarnya
adalah umum, melampaui perubahan dalam lingkungan radio atau keadaan politik.
Tujuan nasional untuk pemakaian spektrum mencakup hal-hal di bawah ini:

untuk menyediakan pelayanan komunikasi yang cepat, efisien, meliputi seluruh


bangsa, dan negara untuk pemakaian pribadi dan bisnis;

untuk mengembangkan inovasi dalam perkembangan infrastruktur dan


perlengkapan pelayanan;

untuk melayani pertahanan dan keamanan nasional;

untuk melindungi hidup dan harta benda;

untuk mendukung pencegahan kejahatan dan penegakan hukum;

untuk mendukung sistem kendaraan nasional dan internasional;

untuk mengembangkan pelestarian sumber alam;

untuk memberikan perlengkapan bagi penyebaran informasi dan hiburan untuk


pendidikan, dan kepentingan umum dan publik;

untuk memajukan penelitian, perkembangan, dan penjelajahan ilmiah; dan,

untuk merangsang kemajuan ekonomi dan sosial.


Supaya dapat mencapai tujuan ini, sistem manajemen spektrum harus

memberikan metode teratur untuk menempatkan band frekuensi, mengijinkan dan


mencatat pemakaian frekuensi, membuat peraturan dan standar untuk menguasai
pemakaian spektrum, mengatasi konflik spektrum, dan perwakilan kepentingan nasional
dalam forum internasional.
Sebagai tambahan pada perundangan nasional, tujuan manajemen spektrum
nasional seringkali diperinci lebih lanjut dalam dua tingkat; suatu peraturan dan
pernyataan kebijakan nasional, dan rencana spektrum nasional berjangka panjang.
Tujuan tambahan lain dapat ditampilkan dalam peraturan atau pernyataan
kebijakan nasional, yang melaksanakan atau memperjelas tujuan perundangan. Ini bisa
membuat pemakai spektrum memahami pendekatan yang akan diambil oleh manajer
spektrum dalam menjalankan kewajiban yang diberikan dan memberikan kepastian
bagi pemakai dengan merinci proses dan persyaratan. Pernyataan atau peraturan

kebijakan biasanya akan merinci faktor, menetapkan kriteria perijinan, dan menetapkan
prioritas yang akan digunakan untuk menentukan siapa yang akan diijinkan untuk
menggunakan suatu band frekuensi dan untuk tujuan apa band frekuensi tersebut
digunakan. Dalam beberapa kasus, efisiensi spektrum mungkin merupakan faktor
dalam menentukan suatu prioritas nasional. Suatu kebijakan nasional utama bisa
menjadi dorongan bagi perusahaan swasta atau kekuatan pasar, khususnya untuk
telekomunikasi perdaganangan atau publik dan pelayanan penyiaran non-pemerintah.
Walaupun pernyataan kebijakan bisa juga merupakan penghubung antara agenda
politik pemerintah yang sedang berkuasa dengan manajer spektrum, kebijakan
komunikasi radio yang stabil sangat penting untuk penanaman modal. Dalam banyak
kasus, pemerintah nasional akan mengutus seorang ahli untuk menetapkan kebijakan
dan peraturan radio ke organisasi manajemen spektrum karena pengetahuan manajer
spektrum yang ahli mengenai hal tersebut. Namun, supaya dapat memasukkan
pendekatan kebijakannya, pemerintah nasional bisa tentukan organisasi manajemen
spektrum tersebut dikepalai oleh orang politik yang ditunjuk dan hanya memberikan
manajer spektrum kekuasaan untuk mengembangkan pendekatan kebijakan dan
menjalankan keputusan yang diambil.
Selanjutnya, tujuan bisa ditulis dalam rencana spektrum nasional jangka panjang
dimana organisasi manajemen spektrum menyatakan arahnya di masa yang akan
datang. Rencana tersebut, yang akan dibahas lebih rinci dalam Bab 3, sebaiknya
memberikan tujuan untuk pemakaian spektrum di masa yang akan datang berdasarkan
analisis terhadap persyaratan komunikasi nasional jangka panjang, teknologi yang
berkembang, dan kemampuan manajemen spektrum. Tabel alokasi nasional adalah
unsur penting dalam rencana tersebut. Tabel tersebut memberikan suatu rangka kerja
untuk pemakai supaya mereka dapat tetapkan tujuan sendiri. Rencana juga sebaiknya
merinci tahap-tahap yang akan diambil organisasi manajemen spektrum supaya siap
untuk keadaan yang diinginkan di masa yang akan datang. Rencana juga bisa
membuat usul untuk merubah kebijakan ketika perubahan tersebut berkaitan dengan
kepentingan umum. Namun, rencana tersebut harus tetap fleksible supaya dapat
diperbaiki berdasarkan lingkungan spektrum yang berubah.

Tingkat tujuan mana yang akan diutamakan oleh suatu administrasi nasional akan
tergantung pada tingkat pemakaian spektrum. Negara-negara yang pemakaian
radionya mulai berkembang akan mengutamakan tujuan yang paling umum karena
pekerjaan manajer spektrum adalah membangun tingkat penggunaan spektrum. Tetapi
tetap saja dukungan pemerintah terhadap penggunaan radio harus jelas dan sistem
dari mana para pengguna melakukan kegiatannya harus aman. Di negara yang sudah
terdapat perkembangan radio yang besar, tujuan manajemen spektrum harus
didefinisikan lebih rinci.

1.7. Pedoman Utama Manajemen Spektrum Nasional


Untuk

menjalankan

manajemen

spektrum

secara

nasional

dan

untuk

menjalankannya sehingga mendorong pemakaian sumber spektrum, pedoman tertentu


harus dirumuskan dan dibuat tersedia untuk umum. Tujuan pedoman ini adalah untuk
menetapkan dasar hukum untuk mengelola pemakaian spektrum, memberikan petunjuk
nasional untuk pemakaian spektrum, dan memberikan peraturan khusus untuk
menjalankan kegiatan radio.
1.7.1. Hukum komunikasi radio
Hukum-hukum yang berkenan dengan sumber spektrum menjadi sepenting
hukum yang menguasai pemakaian tanah dan air karena teknologi radio yang maju
dengan pesat dan peran utama teknologi dalam kehidupan setiap bangsa. Oleh sebab
itu, pemakaian dan peraturan komunikasi radio harus tercakup dalam badan hukum
negara masing-masing. Administrasi sebaiknya secara jelas membedakan perbedaan
antara suatu hukum yang mencakup komunikasi radio dengan yang mencakup
telekomunikasi umum. Di bidang pemakaian komunikasi radio yang tidak menyeluruh,
yang kebutuhan akan menajemen spektrum belum penting, pemerintah nasional masih
harus mengantisipasi peningkatan penggunaan radio dan memastikan bahwa suatu
struktur hukum yang memadai berada pada tempatnya.
Hukum komunikasi radio sebaiknya berupa dokumen dasar yang menentukan
konsep, pihak berwajib, tujuan besar, dan tanggungjawab tetapi sebaiknya tidak
menyimpang ke perencanaan rinci dari peraturan dan prosedur. Hukum ini harus

memberikan pengakuan pada keberadaan spektrum radio sebagai sumber nasional


dan perlunya untuk menguasainya demi kepentingan warganya. Oleh sebab itu, hukum
ini harus menetapkan hak pemerintah nasional untuk mengatur pemakaian komunikasi
radio, termasuk perijinan pemakaian dan penegakan peraturan manajemen spektrum.
Jika hukum nasional berurusan dengan semua telekomunikasi, bukan yang hanya
berdasarkan penggunaan radio, maka hukum ini harus secara jelas membedakan wire
dengan komunikasi RF dan tidak hanya menugaskan pihak berwajib untuk mengatur
telekomunikasi, tetapi memberikan perhatian khusus pada pengelolaan spektrum radio.
Selanjutnya, hukum komunikasi radio harus menetapkan hak warga dan
pemerintah untuk memiliki dan menggunakan peralatan komunikasi radio. Beberapa
sistem komunikasi mungkin akan paling baik digunakan oleh pemerintah, baik nasional
maupun lokal. Biasanya merupakan sistem yang mendukung tugas organisasi
pemerintah itu sendiri. Namun, banyak kebutuhan raktyat yang bisa dipenuhi oleh
perusahaan perdagangan atau individu, dan kualitas serta ketersediaan pelayanan
komunikasi mungkin erat berkaitan dengan jenis kegiatan dan tingkat kebebasan yang
diberikan pada pelaksana komunikasi. Kekuasaan untuk membatasi komunikasi warga
dapat memberikan pengaruh negatif yang sangat berarti pada kehidupan dan
kebebasan individu. Hak individu untuk memiliki dan menggunakan peralatan
komunikasi penting bagi pelaksanaan bisnis, aliran informasi umum, dan penelitian.
Persaingan dalam pelayanan komunikasi yang benar bisa memberikan pelayanan
tersebut dengan biaya kecil.
Unsur terakhir yang harus dibahas dalam hukum nasional komunikasi radio
adalah persyaratan akses publik ke proses pengambilan keputusan manajemen
spektrum dan untuk tanggapan pemerintah terhadap masukan yang diberikan oleh
publik. Proses-proses khusus dari mana publik menunjukkan persyaratan spektrumnya
atau kedudukannya dalam masalah spektrum ke manajer spektrum bisa dijelaskan di
bagian lain, tetapi hak akses dan batasan apa pun terhadap akses tersebut harus
ditetapkan dalam hukum. Berdasarkan tugas dasar manajer spektrum untuk mengelola
pemakaian spektrum untuk kepentingan nasional, makn menanggapi masukan dari
publik sangat penting. Oleh sebab itu, hukum komunikasi radio harus menyatakan
bahwa pihak kuasa manajemen spektrum harus memberikan informasi mengenai

keputusan yang diambil, termasuk penjelasan tertulis mengenai dasar dari keputusan
tersebut, kepada publik. Sebagai tambahan, hukum harus menyediakan proses untuk
mengulas keputusan sesuai degnan kriteria dan prosedur yang telah ditetapkan.
1.7.2. Tabel Alokasi Nasional
Suatu tabel alokasi frekuensi nasional memberikan dasar untuk proses
manajemen spektrum yang efektif. Tabel ini memberikan rencana umum untuk
pemakaian spektrum dan struktur dasar untuk memastikan pemakaian spektrum yang
efisien dan mencegah terjadinya gangguan RF di antara pelayanan. Melalui tabel ini,
pabrik akan memiliki petunjuk yang memberitahukan di bagian mana dalam spektrum
bisa mereka rancang dan buat peralatannya, dan pengguna akan mengetahui di mana
mereka bisa menggunakannya.
International Tabel of Frequency Allocations, Article (Ayat 8) dari Radio
Regulations telah digunakan oleh ITU dalam konperensi radio dunia untuk semua 3
Wilayah di dunia. Tabel ini membentuk bagian dasar tabel nasional dan di beberapa
negara dapat digunakan sebagai tabel nasional. Namun, tabel-tabel wilayah biasanya
tersedia bagi sejumlah pelayanan berbeda dalam masing-masing band frekuensi,
beberapa di antaranya tidak cocok satu dengan lainnya. Oleh karena itu, administrasi
berkeinginan untuk menggunakan tabel nasional sendiri yang akan memudahkan
pemakaian spektrum dalam batasannya. Hal ini bisa dilakukan dengan menambah
tabel wilayah untuk membatasi band ke hanya satu pelayanan atau ke pelayanan yang
cocok, untuk membagi band untuk pelayanan khusus, atau untuk menempatkan band
ke bagian tertentu dari komunitas pemakai. Misalnya, beberapa negara membagi tabel
nasional mereka ke dalam band yang ditentukan untuk pemerintah dan yang ditentukan
untuk pemakai pribadi. Apa pun pendekatan nasionalnya, sebuah administrasi
sebaiknya mempertimbangkan bagaimana band digunakan dalam negara-negara lain
tidak hanya untuk dicocokkan dengan negara-negara tetangga, tetapi juga untuk
memastikan bahwa peralatan akan tersedia untuk pelayanan tertentu. Kegagalan untuk
melakukan hal tersebut akan berakibat pada penempatan yang tidak akan digunakan
karena perlatan yang kurang dirancang untuk band tertentu.

1.7.3. Peraturan dan Prosedur


Alat utama manajemen spektrum yang digunakan dari hari-ke hari adalah
terbitan seperangkat peraturan dan prosedur yang dirumuskan dan diguanakan oleh
manajer spektrum nasional. Peraturan ini berperan sebagai dasar untuk tata cara
pemakaian komunikasi radio sehari-hari dan memudahkan pengguna spektrum untuk
memahami bagaimana cara kerja mereka dipengaruhi. Selanjutnya, peraturan
memberikan cara untuk berinteraksi dengan ahli manajemen spektrum. Prosedurnya
perlu mengikutsertakan tahap-tahap untuk secara sah meminta keputusan untuk
menggunakan atau mengubah peraturan dan prosedur. Jika jumlah dokumen yang
mengandung peraturan dan prosedur tersebut kurang, maka akan menghalangi
pemakaian radio pribadi atau perkembangan oleh provider pelayanan yang akan
percaya bahwa investasi mereka berisiko karena peraturan yang kurang jelas.
Peraturan dan prosedur harus mencakup bidang seperti prosedur memperoleh dan
memperbaharui ijin, standar, prosedur perijinan peralatan, rencana penyaluran,
keperluan operasional, dan lain-lain. Meskipun peraturan dan prosedur ini bisa ditulis
untuk masing-masing pelayanan secara terpisah, biasanya lebih efektif untuk
menyatukan semua peraturan yang bisa dijalankan ke dalam satu publikasi.
Masing-masing administrasi perlu mengevaluasi tingkat peraturan yang mereka
percaya diperlukan untuk mencapai tujuan nasional, dan memberikan perlindungan
sesuai dengan kesepakatan internasional. Organisasi manajemen spektrum harus
dipandu oleh kebijakan nasional dalam perkembangan peraturannya untuk menguasai
penggunaan spektrum, dan harus memastikan bahwa peraturannya sesuai dengan
tujuan nasional, seperti yang tertera dalam hukum negara itu sendiri.

1.8. Struktur dan Proses Organisasi


1.8.1. Struktur dan Koordinasi
Seperti yang telah dinyatakan di atas, hukum komunikasi radio nasional harus
memberikan kekuasaan dan tanggungjawab untuk mengelola pemakaian spektrum
kepada badan atau badan-badan pemerintah. Agen atau agen-agen mana yang
diberikan kekuasaan untuk mengelola spektrum akan tergantung pada struktur dari

pemerintah nasional itu sendiri dan akan berbeda dari satu negara ke negara lain.
Manajemen spektrum bisa dilaksanakan oleh satu agen atau lebih. Walaupun satu
pihak kuasa ideal, kenyataan politik dan tingkat sumber keuangan dan pegawai yang
tersedia seringkali menentukan pemakaian pendekatan lain.
Dalam beberapa kasus, suatu administrasi bisa saja berpihak pada penugasan
satu departemen, kementrian, atau agen untuk mengelola semua pemakai komunikasi
radio.

Pendekatan

ini

memiliki

keuntungan

dapat

menyederhanakan

proses

pengambilan keputusan, memberikan kekuasaan yang jelas dalam melaksanakan


keputusan dan membuat kebijakan yang mempengaruhi semua pemakai. Selanjutnya,
pendekatan ini mengurangi kecenderungan untuk memisahkan band dan pemakai
dalam cara-cara yang efisien. Pihak kuasa keputusan mengoptimalkan perannya
dengan menyesuaiakn persyaratan pemakai spektrum sebanyak mungkin. Oleh karena
itu, adalah perhatian manajer untuk mendorong kerjasama, pembagian spektrum, dan
pemecahan masalah spektrum secara bersama. Di pihak lain, organisasi manajemen
spektrum yang sangat besar bisa menjadi sulit dan secara administratif tidak efisien.
Satu penguasa bisa mengurangi beban tugasnya dan meningkatkan efisiensi kerjanya
dengan menugaskan kekuasaan untuk mengelola bagian-bagian dari spektrum ke
kelompok lain.
Beberapa administrasi mengijinkan pihak kuasa manajemen yang terpisah pada
dua organisasi atau lebih. Misalnya, satu organisasi mungkin ditugaskan untuk
mengawasi pemakaian radio pemerintah dan yang lain untuk mengawasi pemakaian
oleh sektor komersil dan publik. Manajemen terpisah untuk militer atau yang lain seperti
penyiaran juga merupakan pendekatan yang digunakan oleh beberapa administrasi.
Beberapa administrasi telah memberikan kekuasaan manajemen spektrum ke masingmasing bagian dari pemerintahan. Tetapi, pemakaian spektrum secara menyeluruh dan
efisien bisa berkurang karena setiap pihak kuasa menjadi pembela pihaknya saja dan
berupaya untuk melindungi band yang berada dalam tanggungjawabnya. Dan, semakin
besar jumlah organisasi yang diberikan kekuasaan penuh dan tanggungjawab secara
terpisah, semakin sulit untuk mengkoordinasi kegiatan dan keputusan, dan alokasi
frekuensi semakin terpisah. Dalam beberapa kasus, kelompok tersebut mungkin sama
sekali tidak bisa mencapai kata sepakat dan tidak ada keputusan yang bisa diambil.

Kalau lebih dari satu pihak kuasa diciptakan, hubungan antara mereka harus dirinci
dengan hati-hati dalam peraturan untuk menghindari keterlapisan otoritas dan
tanggungjawab yang mungkin terjadi. Pendekatan paling sederhana untuk melakukan
pemisahan adalah dengan membagi band frekuensi antar otoritas manajemen. Namun,
semakin besar jumlah band yang diberikan untuk pemakaian eksklusif, semakin besar
kesempatan terjadinya pemakaian yang tidak efisien. Dalam mempertimbangkan cara
terbaik untuk merinci pihak kuasa ini, akan berguna untuk memandang pemakaian
radio dalam bentuk pengelompokkan pengguna besar, mengingat bahwa semakin
banyak kelompok yang dipertimbangkan, semakin sulit proses koordinasi dan
pencapaian keputusan nasional mengenai masalah sulit.
Dalam sektor pemerintah atau swasta, kelompok koordinasi dari tanggungjawab
manajemen berbeda bisa digunakan untuk membentu agen manajemen spektrum.
Pandangan menteri bisa dikoordinasikan dengan mudah melalui pendirian kelompok
koordinasi inter-agen senior. Mereka seringkali digunakan untuk memecahkan masalah
spektrum yang besar dan untuk menentukan penempatan spektrum. Perwakilan
sktruktur manajemen spektrum dari bagian swasta bisa ditugaskan untuk berhubungan
dengan panitia ini untuk memperluas cara pandang mereka. Menggunakan kelompok
koordinasi berisiko kesepakatan antara kedua pihak mungkin tidak akan tercapai. Oleh
sebab itu, kelompok koordinasi tidak bisa bertindak sebagai otoritas manajemen
spektrum kolektif, dan beberapa otoritas pemantau akan diperlukan. Manajer spektrum
bagian swasta bisa juga memberntuk atau mengenali kelompok koordinasi pemakai
yang bisa mengatasi sebagian besar dari masalah manajemen spektrum sehari-hari
dalam band yang ditentukan.
Di mana pun kekuasaan dan tanggungjawab ditempatkan, penugasan dan
besarnya kekuasaan dan tanggungjawab harus diterbitkan dan tersedia bagi pengguna
dan calon pengguna dari sistem komunikasi radio.
Pedoman nasional kemudian harus menentukan siapa yang memberikan
perwakilan

manajemen

spektrum

dalam

kegiatan

itnernasional.

Pihak

kuasa

manajemen spektrum boleh menjalankan peran ini, tetapi tidak perlu karena
kekuasaannya tidak melampaui batasan nasional. Oleh sebab itu, dokumen yang
menyatakan bahwa pihak kuasa manajemen spektrum harus menugaskan siapa yang

bertanggungjawab untuk mewakili bangsa dalam ITU dan organisasi pemakai spektrum
lain seperti Intelsat, Inmarsat, International Maritime Organization (IMO), International
Civil Aviation Organization (ICAO), dan lain-lain. Jika penggunaan spektrum dalam
bangsa dikelola oleh beberapa otoritas, perwakilan nasional dalam perundingan
internasional bisa menjadi lebih rumit. Agen yang netral, yang tidak bisa memiliki resiko
langsung dalam hasil perundingan, harus diberikan semua tanggungjawab.
1.8.2. Proses Pengambilan Keputusan
Proses yang dikembangkan untuk mengalokasikan spektrum, menempatkan
frekuensi pada ijin khusus, dan mengawasi pelaksanaan yang sesuai dengan
persyaratan ijin adalah alat penting dalam melaksanakan tujuan nasional.
Badan-badan administratif yang bertanggungjawab untuk mengembangkan
peraturan dan hukum yang menguasai spektrum harus berkembang dalam proses
pembuatan keputusan yang terorganisir untuk memastikan proses manajemen
spektrum yang teratur dan tepat waktu. Proses ini harus dibuat untuk memudahkan
keputusan yang melayani kepentingan umum dan mencerminkan kebijakan nasional
dan rencana yang berkaitan dengan spektrum, perkembangan dalam teknologi, dan
kenyataan ekonomis. Seringkali proses seperti ini akan tergantung pada pemakaian
badan konsultan untuk mengambil keputusan yang baik.
Kemandirian

pihak kuasa manajemen spektrum

sangat

penting dalam

mengambil keputusan yang sesuai dengan kepentingan nasional. Di saat yang sama,
seberapa besar pengguna spektrum bisa langsung ikut serta dalam proses
pengambilan keputusan bisa meningkatkan proses dan mempengaruhi hasil. Ada
keuntungan

dan

kerugian

dalam

menekankan

aspek-aspek kemandirian

dan

keikutsertaan ini.
Saat suatu kelompok pengambil keputusan terdiri dari anggota yang mewakili
pemakai spektrum dan memiliki kepentingan besar dalam hasil keputusan, kelompok
tersebut akan memiliki pengetahuan pertama mengenai bagaimana spektrum
digunakan, persyaratan spektrum di masa yang akan datang, kemampuan teknis
sistem, dan pada umumnya akan bisa mengambil keputusan yang relatif cepat. Jenis
kelompok pembuat keputusan ini biasanya bekerja baik jika semua pihak yang berminat

diwakili dan masalahnya dijelaskan dengan baik. Kekurangan kelompok tersebut adalah
bahwa masing-masing peserta memiliki kepentingan pribadi yang bisa membuat hasil
menyimpang. Selanjutnya, kesulitan dalam memastikan bahwa kelompok benar-benar
terwakili seringkali dialami. Seringkali kelompok yang baru dalam menghadapi proses
ini, yang mengusulkan pemakaian atau pendekatan manajemen baru terhadap
spektrum menemukan diri mereka tidak terwakili. Keikutsertaan pemakai secara
langsung dalam mekanisme pengambilan keputusan paling baik digunakan saat
terdapat jumlah pihak yang sedikit dan masalahnya merupakan perincian teknis, seperti
standar teknis atau teknik pembagian spektrum. Pihak kuasa manajemen spektrum
akan temukan bahwa cara terbaik adalah dengan membiarkan pengguna spektrum ini
mengatasi perbedaan sendiri melalui proses negosiasi.
Di lain pihak, saat otoritas spektrum mempertahankan kemandiriannya dengan
membatasi

pemakai spektrum

pada

peran

konsultan,

kesempatan

terjadinya

penyimpangan berkurang dan lebih cenderung diperoleh keputusan yang akan


mempertimbangkan informasi dari semua pihak yang berminat. Hal ini pada umumnya
akan menghasilkan keputusan yang lebih baik melayani kepentingan umum secara
menyeluruh. Proses pengambilan keputusan bisa dibuka melalui pemakaian suatu
struktur akses publik, badan-badan konsultan tetap atau dengan memberitahukan pihak
yang bersangkutan dan memberikan kesempatan untuk menganggapi tindakan yang
diusul. Kepercayaan seperti itu sangat penting bagi efektivitas pelaksanaan tujuan
nasional. Struktur akses terbuka terdiri atas prosedur dan/atau pegawai di tempat untuk
menangani interaksi publik yang terjadi. Setiap bagian dari organisasi manajemen
spektrum bisa memberikan kesempatan ini, atau satu kelompok dan perangkat
prosedur bisa membantu organisasi secara menyeluruh. Badan-badan konsultasi bisa
dibentuk secara formal oleh pihak kuasa manajemen spektrum, atau pihak kuasa
tersebut mengadalkan kelompok-kelompok yang dibuat oleh pengguna. Banyak negara
menggunakan kelompok konsultasi yang terdiri atas berbagai macam agen pemerintah
untuk memebrikan saran yang mewakili bagian dari pemakai spektrum tersebut.
Pemberitahuan umum yang meminta saran bekerja dengan baik jika masalah-masalah
tertentu atau khusus telah ditentukan. Hal ini bisa dilakukan oleh kelompok yang
mengadakan pertemuan terbuka di mana pihak-pihak yang tertarik membuat presentasi

oral, atau dengan membiarkan pernyataan tertlis berkembang menjadi catatan lengkap
yang bisa dipertimbangkan oleh pihak kuasa manajemen spektrum sebelum keputusan
terkahir dibuat.

1.9. Tanggungjawab Fungsional


Struktur manajemen spektrum biasanya terbentuk sekitar fungsi yang harus
dilakukan. Fungsi-fungsi dasarnya adalah:

kebijakan manajemen spektrum dan perencanaan/alokasi spektrum;

penetapan dan perijinan frekuensi;

standar, spesifikasi dan perijinan menggunakan peralatan;

kontrol spektrum (penegakan peraturan dan monitor);

kerjasama internasional;

perhubungan dan konsultasi;

mendukung mesin spektrum;

mendukung komputer;

mendukung administrasi dan hukum.


Fungsi administrasi dan hukum harus menjadi bagian dari organisasi manajemen

spektrum, tetapi biasa terdapat dalam semua organisasi sehingga tidak penting untuk
membahas hal-hal tersebut sehubungan dengan manajemen spektrum.
Agen manajemen spektrum bisa disusun dengan cara berbeda menurut hukum,
latar belakang, kebiasaan dan sumber dari negara yang bersangkutan. Tidak ada
pengaturan yang ideal. Namun, harus mencakup kesembilan fungsi tersebut. Beberapa
dari fungsi ini bisa dikombinasikan atau kemudian dibagi tergantung pada ukuran
organisasi. Organisasi manajemen spektrum harus menerbitkan strukturnya supaya
bisa didekati secara efektif oleh badan pemilih, dan supaya bagian dari organisasi
manajemen spektrum bisa mengkoordinasikan kegiatannya. Gambar 2 menunjukkan
suatu struktur dasar dengan fungsi-fungsi ini.

Gambar 2:
Organisasi manajemen spektrum berdasarkan tanggungjawab fungsional:

1.9.1. Kebijakan dan Perencanaan/Penetapan Spektrum


Organisasi

nasional

manajemen

spektrum

harus

mengembangkan

dan

melaksanakan kebijakan dan perencanaan yang berhubungan dengan radio spektrum,


dengan mempertimbangkan kemajuan di bidang teknologi dan juga masalah social,
ekonomi dan politik. Kebijakan komunikasi radio nasional biasanya berhubungan
dengan perkembangan peraturan karena peraturan dengan secara umum mengikuti
berdirinya kebijakan dan perencanaan. Oleh karena itu, fungsi utama untuk bagian
kebijakan

dan

perencanaan

adalah

membuat

penelitian

perbandingan

untuk

menetapkan keperluan sistem radiokominukasi suatu negara yang telah ada maupun
untuk masa depan, dan membuat kebijakan yang dapat menjamin kombinasi radio
terbaik, network yang tetap dan sistem kabel yang dipergunakan memenuhi keperluan.
Hasil utama pembuatan upaya perencanaan dan kebijakan adalah menetapkan
frekwensi bands kepada beberapa pelayanan radio. Frekwensi bands yang deberikan
untuk penggunaan yang terinci dapat membantu tahap pertama untuk mempromosikan
pemakaian spektrum. Dari keputusan penetapan tersebut dapat dilanjutkan lebih jauh
dengan mempertimbangkan standar, kriteria pemakaian bersama, rencana penyaluran
dan lainnya.
Seandainya ada persaingan untuk pemakaian spektrum, organisasi manajemen
spektrum harus membuat keputusan pemakaian spektrum yang terbaik dimana
pemakaian spektrum dapat memenuhi keperluan masyarakat. Faktor-faktor di bawah
harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan untuk penetapan spektrum.
Keperluan Publik dan keuntungan yang harus di pertimbangkan:

Ketergantungan pelayanan terhadap radio dari pada saluran kabel (wire lines);

Jumlah Publik yang akan mendapatkan keuntungan dari pelayanan tersebut;

Kepentingan pelayanan secara social dan ekonomis, mencakup keselamatan diri


dan properti;

Tingkat dukungan yang diharapkan dari publik atas kemungkinan berdirinya


pelayanan;

Pengaruh dari pelayanan baru terhadap investasi yang sudah ada di frekwensi band
yang telah ada;

Pertimbangan secara teknis:

Kebutuhan pelayanan untuk memakai bagian tertentu dari spectrum termasuk


pembiakan karakteristik yang khusus dan kecocokan dengan pelayanan yang lain di
dalam dan di luar frekwensi band yang telah di tentukan;

Jumlah spectrum yang di perlukan;

Jumlah radio dan gangguan elektrik lainya yang akan ditemui;

Kekuatan signal yang dibutuhkan untuk pelayanan yang memadai;

Masa penggunaan teknologi (i.e. apakah teknologi tersebut sudah di buktikan dan
ada, adalah yang sangat penting dalam perkembangan atau masih belum semuanya
dikembangkan.

Terbatasnya Peralatan

Batas tertinggi yang praktis dalam pemakaian radio frekwensi spektrum dan secara
umum adalah peningkatan batas yang dapat diharapkan di masa depan;

Karakteristik penggunaan pelayanan pemancar, termasuk batas pengeluaran power


yang praktis, kemampuan tetap di frekwensi dan kemampuan mencegah band dari
luar (out of band) dan emisi-emisi palsu;

Tipe antenna yang dapat digunakn untuk pelayanan ini dan batasnya (seperti;
ukuran, harga dan karakteristik teknis) termasuk metode yang terbaik untuk
mendapatkan pemakaian frekwensi yang paling efektif;

Penerimaan yang ada dan di dalam proses perkembangan, termasuk data yang
mengindikasikan kemampuan tujuan pelayanan yang selektiv dan praktis.

Spectrum planning di bahas lebih lanjut Bab 3


1.9.2. Pembagian dan Perijinan Frekwensi
Menyediakan atau menentukan frekwensi adalah jantung dari operasional harian
bagi

organisasi

manajeman

spektrum.

Bidang

Pembagian

frekwensi

dapat

melaksanakan dan mengkoordinir pekerjaan analisis apapun yang diperlukan untuk


memilih frekwensi yang terbaik bagi sistem komunikasi radio. Bidang ini juga
mengkoordinir semua pembagian yang telah di usulkan dengan memperhatikan
pembagian yang telah ada.

Suatu bidang perijinan yang dapat di kombinasikan dengan bidang pembagian


dapat menghubungkan undang-undang nasional, peraturan, kebijakan, dan prosedur
yang mengatur komunikasi radio. Bidang ini juga melaksanakan pengawasan terhadap
penggunaan stasiun radio dan pemakaian frekwensi dengan:

Meneliti permohonan-permohonan dan dokumen yang berhubungan dengan


penentuan perijinan yang cocok untuk di pilih dari sebuah permohonan di lihat dari
segi hukum dan kebijakan dan secara teknis apakah dapat diterima oleh peralatan
radio yang telah diusulkan;

Mengijinkan otorisasi kepada persatuan pihak-pihak yang tidak memerlukan


perijinan seperti departemen pemerintah;

Menentukan calls signs kepada stasion individu;

Mengeluarkan perijinan dan menagih iuran kalau diperlukan;

Memperbarui dam membatalkan perijinan seandainya di perlukan;

Melaksanakan tes untuk menetukan pengguna yang kompeten dan memberikan


sertifikat penggunaan.
Spektrum untuk pembagian dan perijinan sangat memerlukan prosedur yang

jelas dan rinci di mana calon pemakai bisa mendapatkan akses ke bagian spektrum
tertentu. Prosedur ini harus merincikan informasi apa yang harus diberikan ke dalam
applikasi frekwensi. Tergantung dari tujuan nasional, informasi ini kemungkinan
termasuk niat pemakaian spektrum atau hanya karakteristik teknis yang dapat memberi
kesempatan kepada manager spektrum untuk lebih baik mengkoordinir kegiatan
pemakaian yang telah terpilih. Prosedur ini harus menciptakan sistem permohonan,
analisis, koordinasi dan keputusan yang menjawab keperluan pemakai. Prosedur yang
tidak diperlukan atau menyulitkan dapat menghalangi perkembangan-perkembangan
dan penetapan komunikasi radio. Beberapa administrasi telah sukses menetapkan
koordinasi frekwensi bekerjasama dengan instansi swasta.
Seandainya ada potensi untuk membuat gangguan yang merusakan dari luar batas
nasional, koordinasi internasional akan menjadi penting bagi penetapan suatu sistem

yang sukses. Oleh karena itu, koordinasi bilateral atau pemberitahuan ITU diperlukan
sebagai bagian dari prosedur pembagian frekwensi.
Catatan permohonan dan persetujuan pemakaian spektrum harus disimpan
untuk refrensi yang akan datang. Banyak administrasi yang menggunakan database
komputer untuk memakai dan mempertahankan informasi ini. Contoh analisis teknis di
komputer dapat menghubungi database ke pembagian frekwensi yang telah terpilih.
Beberapa administrasi telah memilih untuk memakai pengawasan sebagai suatu cara
untuk menentukan frekwensi yang belum terpakai karena tidak ada kegiatan pada saat
pengawasan, ada kemungkinan pengawasan adalah satu-satunya metode untuk
memilih frekwensi yang tersedia seandainya pencatatan database tidak ada.
Pembagian dan Perijinan di bahas lebih mendalam di Bab 5 Kekuasaan
Frekwensi.
1.9.3. Perincian standar dan kekuasaan
Berdirinya suatu program standar nasional yang memadai merupakan dasar
untuk mencegah gangguan dan di dalam beberapa hal, untuk menjamin sistem
pelaksanaan komunikasi yang diinginkan. Fungsi tersebut termasuk mengembangkan
prodesur untuk menyetujui peralatan radio dan rincian standar radio (dokumen yang
menetapkan minimum standar pelaksanaan yang di perlukan untuk penyutujuan tipe
pemancaran dan penerimaan radio dan peralatan lainnya) Standar untuk desain dapat
diterapkan dari berbagai aspek dari segi warna sampai kekasaran tasnya; betapapun,
ini adalah suatu bagian yang berhubungan dengan sistem pelaksanaan dan kesesuaian
electromagnetic harus menjadi suatu kekhawatiran bagi manajer spectrum.
Standar ini diharapkan memberikan suatu dasar bagi peralatan untuk bekerja
sama dan membatasi bentrokan dalam pemakaian radio. Dalam beberapa hal, seperti
dalam navigasi pesawat dan sistem komunikasi peralatan harus dapat digunakan
secara sesama dengan peralatan yang digunakan oleh pemakai lainya dan sering kali
dari negara lain. Standar dapat di pakai untuk menghendaki karakteristik desain yang
akan menjamin bahwa pengunaan semacam itu bisa dilaksanakan. Aspek kedua dari
standar tersebut adalah untuk memjamin kesesuaian eletromagnetic dari suatu sistem
dengan lingkungan sekitarnya. Secara umum ini melibatkan pembatasan bagi signal

yang telah dikirim ke bandwidth spesifik atau mempertahankan suatu tingkat stabilitas
yang telah ditentukan untuk mencegah gangguan kepada sistem lainya. Dalam
beberapa hal seorang administrator dapat memilih untuk menentukan standar penerima
yang memerlukan suatu tingkat kekebalan yang nyata dari signal yang tidak diinginkan.
Setiap administrator seharusnya tidak diperlukan mengikuti semua proses yang
memerlukan banyak energi dalam pengembangan awal standar nasional. Sudah
banyak standar internasional yang telah ada dalam ITU dan Internasional Committee in
Radio Interference (CISPR) dan dapat pakai sebagai standar nasional. Ada juga
beberapa negara atau persatuan negara-negara yang telah melaksanakan proses untuk
membuat standar-standar sendiri, standar ini mempunyai pencatatan sejarah yang
memperlihatkan kecanggihannya dalam mencegah gangguan. Standar semacam itu
termasuk,

sebagai

contoh

standar

yang

telah

diciptakan

oleh

European

Telecommunications Standard Institute (ETSI) Institusi Standar Telekomunikasi Eropa


dan komisi komunikasi Federal Amerika Serikat (U.S. Federal Communication
Commission)1. Pemakaian terhadap standar yang telah dibuktikan dapat mengurangi
kesulitan dalam pembentukan suatu standar nasional. Oleh karena itu, sangat wajar
untuk banyak negara yang mengharapkan dapat

membentuk suatu badan standar

yang tidak di haruskan memiliki perkembangan sepenuhnya oleh badan manajemen


spektrum nasional. Sekalipun demikian, pembuatan suatu badan untuk penetapan
standar nasional mewakili upaya jangka panjang, karena walaupun telah mengulas
standar internasional dan nasional yang telah ada untuk dipertimbangkan adalah suatu
pekerjaan yang sangat besar bagi suatu administrasi. Lebih realistis, untuk mengkutip
refrensi dari standar yang telah ada karena dapat mengurangi pekerjaan administrasi
dan menghapus keperluan bagi manajer spektrum nasional untuk mengganti standar
nasionalnya sewaktu ada perbaruan dalam refrensi standar. Dari segi ekonomi, standar
harus dikembangkan supaya dapat meliputi wilayah pemasaran yang luas. Oleh karena
itu, negara-negara kecil dan mereka yang baru memulai mengembangkan pengunaan
komunikasi radionya

hanya akan menghalangi upaya mereka seandainya mereka

mencoba untuk mengembangkan standar yang berbeda dari kebanyakan administrasi


1

Untuk informasi lebih lanjut hubungi: ETSI, 06g21, Sophia Antipolis, Cedex, France
FCC, 1919 M Street, Washington, DC (see U.S. Code of Federal
Regulation, judul 47

lainnya. Beberapa administrasi kemungkinan memilih untuk mengijinkan pemakaian


suatu peralatan yang telah disetujui di bawah program standar utama. Pendekatan ini
mempunyai beberapa resiko karena pembagiannya berbeda dari satu negara ke negara
lainya. Suatu alat yang memenuhi standar di satu wilayah kemungkinan memiliki desain
yang secara nyata bertentangan terhadap tujuan penetapan di wilayah lainnya.
Bagian yang sangat penting dalam menggambarkan perincian standar adalah
melakukan keperluan testing dan prosedur administrasi lainnya yang berhubungan
dengan persetujuan. Oleh karena itu, keperluan testing dan tipe prosedural administrasi
yang berhubungan dengan pelaksanaan seharusnya meminta testing seandainya
diperlukan. Prosedur seperti pembuatan self-certification bagi pabrik peralatan dapat
meringankan pekerjaan administrasi dan jumlah pegawai yang harus menekuni
pekerjaan untuk mengawasi pelaksanaan, oleh karena itu dapat mengurangi biaya.
Suatu kelompok yang melaksanakan testing dan mengukur diperlukan untuk
menguji peralatan untuk perstetujuan standar sebelum dapat diperdagangkan, jika tidak
harus ada sertifikasi dari organisasi yang kompeten untuk menghendaki suatu
menyetujuan. Penerimaan hasil testing peralatan dari administrasi lain merupaka salah
satu bagian dari proses administrasi. Banyak administrasi mendapatkan pabrik yang
telah memiliki self certification atau memakai laboratori testing swasta yang memadai
untuk menjamin bahwa peralatan komunikasi mereka memenuhi standar dan dapat
digunakan. Self certification memerlukan kemampuan administrasi untuk secara rinci
memilih

peralatan

dan

dapat

menjamin

pelaksanaanya.

Seandainya

seorang

administrator memilih pendekatan ini, ada kemungkinan menjalankan laboratori testing


sendiri untuk melaksanakan spots check. Kelompok testing dan pengukuran ini
biasanya memberikan pelayanan berikut kepada otoritas manajemen frekwensi.

Laboratori testing bagi peralatan pemancar dan penerima yang telah ditentukan oleh
prosedur persetujuan tipe;

Maintenance dan pengujian peralatan di laboratori testing dan peralatan lainya yang
dipakai oleh organisasi untuk unsur inspeksi dan penyelidikan;

Penerimaan evaluasi peralatan yang sedang dibeli untuk tujuan inspeksi dan
penyelidikan;

Perlengkapan kendaraan untuk tujuan tertentu dan pengujian peralatan yang harus
disesuaikan dengan kendaraan tersebut.

1.9.4. Pengawasan spektrum (Penegakan Inspeksi dan Penyelidikan)


Manajemen spektrum yang efektif tergantung kepada kemampuan spektrum
manager untuk mengawasi pemakaian spektrum melalui penegakan peraturan
spektrum. Pengawasan ini terutama didirikan untuk memperkuat inspeksi dan
penyelidikan. Bagaimanapun, tujuan penegakan inspeksi dan penyelidikan adalah untuk
menguatkan proses manajemen spektrum

dan

target pemakaian spektrum. Oleh

karena itu, mereka harus selalu berhubungan dengan otoritas manajemen spektrum
dan semua kepentingan di dalam program manajemen. Penegakan inspeksi dan
penyelidikan hanya di diskusikan dengan singkat dan dibahas secara lebih detil di Bab
7.
2.5.4.1. Penegakan Inspeksi
Manajer spektrum harus mengijinkan otoritas untuk menegakan peraturan
pemakaian spektrum dan menetapkan penalti yang sesuai. Sebagai contoh, manajer
spektrum dapat diijinkan untuk menggunakan kekuasaanya untuk mengidentifikasikan
sumber gangguan dan untuk menghendaki supaya gangguan tersebut dimatikan atau
menyita peralatan yang digunakan sesuai dengan mekanisme hukum. Bagaimanapun,
batas terhadap kekuasaan tersebut harus dirincikan. Secara umum penegakan harus di
bataskan) terhadap persoalan teknis dan bukan terhadap ini informasi yang sedang di
kirimkan.
Dengan otoritas mengijinkan suatu pembagian frekwensi harus juga

ada

kekuasaan untuk menentukan pelaksanaannya. Suatu badan organisasi, dilengkapi


oleh peralatan inspeksi dan mempunyai mobilitas, biasanya diperlukan untuk
menegakan

undang-undang

nasional

dan

internasional

yang

diperlukan

oleh

manajemen frekwensi. Manajemen ini bekerja sama secara erat dengan bagian
penyelidik dan bagian pembagian dan perijinan dalam mengumpulkan informasi di
mana semua statistis dan informasi analisis ke kebijakan daerah.

Fungsi penegakan inspeksi dapat tergantung pada input penyelidikan dan


mengikutsertakan hal-hal berikut ini.

Menyelidiki keluhan gangguan;

Menyelidiki penggunaan yang illegal dan penggunaan yang tidak dapat mengikuti
syarat-syarat perijinan stasiun radio;

Menjamin bahwa pemilik stasiun radio mengikuti undang-undang dan peraturan


nasional dan internasional;

Mengambil pengukuran teknis i.e suara output power, distorsi dan lainnya. dari
pemancaran yang sulit atau tidak dapat ditafsirkan melalui penyelidikan.

2.5.4.2. Monitoring
Monitoring secara erat diasosiasikan dengan inspeksi dan pelaksanaan yang
memungkinkan

untuk

mengidentifikasikan

kecocokan

teknis

dan

karakteristik

penggunaan dari signal yang dipancarkan dan dapat menditeksi dan mengidentifikasi
pemancaran illegal.
Secara keseluruhan penyelidikan mendukung upaya manajemen spektrum
dengan menyediakan penggunaan pengukuran umum terhadap pemakaian saluran dan
band termasuk pengadaan statistis saluran

dan keberhasilan prosedur manajemen

spectrum. Penyelidik mendapatkan informasi statistis dari pembawaan teknis dan


penggunaan pemakaian spectrum. Penyelidikan sangat membantu dalam perencanaan
dan menolong manajer spectrum untuk memahami tingkat pemakaian spektrum
dibandingkan dengan pembagian yang telah di catat secara tertulis atau dalam data
files. Beberapa administrator telah memilih untuk mengganti catatan perijinan dengan
penyelidikan. Pendekatan ini sering kali memerlukan banyak tenaga kerja untuk
mengulas dan menafsirkan dan, ada kemungkinan juga tidak tergantung dengan
keadaan yang dapat memenuhi seluruh keperluan spektrum. Oleh karena itu,
kepercayaan terhadap penyelidikan dari pada catatan pemakaian frekwensi tidak
disarankan. Suatu sistem pengukur dapat membantu di beberapa kejadian dimana
solusi terhadap suatu masalah menghendaki lebih dari pengetahuan sistem radio dari
segi teori karakteristik. Penyelidikan ini bisa mendapatkan informasi untuk penegakan

dan kecocokan tujuan dalam penggunaan stasion individu dan juga dapat di pakai untuk
menemukan lokasi dan identitas stasion yang menyebabkan gangguan.
Untuk menjamin pengadaan dan liputan yang memadai, kegiatan inspeksi dan
penyelidikan ada kemungkinan di organisir dalam bentuk dasar regional seandainya
negara tersebut sangat besar.
1.9.5. Kerjasama Internasional
Radio komunikasi memiliki

arti penting yang melampaui di luar batas bagi

masing-masing negara. Peralatan navigasi telah di standarisasi untuk memberikan


gerakan ke seluruh dunia. Sistem pemancaran dari satelite memberikan fasilitas untuk
berkomunikasi ke seluruh dunia. Penyebaran radio wave tidak dihalangi oleh batas
politis. Pabrik sistem komunikasi yang memproduksi peralatan untuk beraneka ragam
pemasaran, dan semakin banyak pemasaran, memberikan semangat secara umum
untuk menyederhanakan dan mengurangi biaya produksi. Untuk setiap alasan yang
telah di bahas, seorang manajer spektrum nasional sangat penting baginnya untuk
memiliki kemampuan untuk berpartisipasi dalam forum-forum internasional. Kegiatan
internasional dalam ITU, dan di dalam badan internasional lainnya, dan kegiatan diskusi
bilateral dengan negara-negara tetangga.
Konfrensi radio dunia dan regional seperti ITU dan kegiatan atau pertemuan dari
sub-unit ITU memerlukan banyak partisipasi yang berkelanjutan. Upaya ini termasuk
persiapan posisi nasional dan juga partisipasi dalam pertemuan internasional di antara
mereka. Supaya dapat berpartisipasi dengan efektif, dalam suatu asdministrasi dapat
dibuat kelompok bekerja untuk mengembangkan posisi nasional dalam persoalanpersoalan yang penting. Ini dapat dilaksanakan dibawah bagian koordinasi, yang dapat
bekerja sama dengan bagian kebijakan dan perencanaan, bagian pendukung teknis,
pemakai seandainya di butuhkan. Partisipasi dalam pertemuan regional akan sangat
membantu administrasi individu dalam mempersiapkan mereka untuk kegiatan
internasional.
Mengkoordinir keperluan frekwensi, didalam sector komunikasi radio, seperti
Departemen Radiokomunikasi (Radiocommunication Bureau atau BR) adalah suatu

kegiatan yang sangat penting. Seringkali bagian yang memberikan otoritas frekwensi
juga melaksanakan fungsi ini. Bagian ini memberitahukan pembagian frekwensi ke BR
seperti yang diperlukan dibawah Radio Regulations. Bagian ini juga melaksanakan
koordinasi dan kegiatan yang berhubungan dengan permohonan untuk memproteksi
sistem komunikasi radio negara dari gangguan atau pada saat informasi tentang
pemberitahuan pembagian oleh administrasi yang lain diumukan di Weekly Circular
yang dikeluarkan oleh BR.
Walaupun

tidak

bertanggung

jawab

secara

langsung

untuk

peraturan

internasional dalam pemakaian spektrum, banyak organisasi lainya seperti ICAO, IMO,
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), CISPR dan lainnya yang dapat menegosiasikan
banyak kesepakantan yang berpengaruh dalam pemakaian spectrum. Oleh karena itu,
administrasi harus dapat mempertimbangkan partisipasi mereka dalam kelompok
tersebut.
Kesepakatan bilateral dengan negara-negara tetangga untuk menentukan
kebijakan atau persoalan penggunaan untuk tujuan mengkoordinasikan pendirian
sistem komunikasi dan fasal-fasal lainya yang mempunyai minat di dalam pemancaran
radio. Kesepakatan di butuhkan untuk memutuskan persoalan yang mengganggu di luar
batas negara.
Pemerintah nasional perlu mengungkapkan struktur dan prosedur untuk
menunjukan minat mereka didalam badan internasional. Prosedur untuk perwakilan
internasional harus meliputi bagaimana caranya suatu administrasi dapat memilih agen
yang berbeda dari organisasi manajemen spektrum untuk mewakili minat nasionalnya di
arena internasional. Bagaimanapun, perwakilan manajemen spektrum harus selalu
dapat digunakan karena pengertian mereka dibidang konsep dan persoalan radio
komunikasi.

1.9.6. Hubungan dan konsultasi


Supaya dapat menjadi efektif, organisasi manajemen spektrum harus dapat
berkomunikasi bersama dan berkonsultasi dengan orang-orang yang berkuasa, terbuat
dari pemakaian radio secara komersial, industri komunikasi, pemakaian oleh
pemerintah dan masyarakat.

Manajemen harus menyebarkan informasi dalam hal

kebijakan peraturan dan praktek yang dilaksanakan oleh administrasi dan memberikan
mekanisme untuk keterangan tentang hasil feedback supaya dapat mengevaluasi hasil
dari kebijakan, peraturan dan praktek tersebut. Badan hubungan mempertahankan
relasi dengan media, mewakili pemberitahuan masyarakat, mengadakan pertemuan
dan berperan sebagai intermediator dalam memutuskan masalah yang berhubugan
dengan gangguan antara pemakai, mendapatkan dukungan dari bagian inspeksi,
penyelidikan dan investigasi.
Peraturan dan struktur untuk mengadakan konsultasi ini sangat di sarankan.
Apakah dengan perwakilan pemerintah atau publik, hubungan ini dapat terjadi dalam
bentuk yang berbeda. Seperti contoh, dapat terjadi dengan pertemuan langsung secara
informal antara perorangan dengan peminat spektrum dan kekuasaan manajemen
spektrum, pertemuan secara formal melalui suatu pengulasan prosedur administratif
yang rinci, pertemuan perwakilan melalui pembuatan komite penasehat, atau
dikombinasikan dan memakai metode yang lain. Setiap metode mempunyai
keuntungan. Pertemuan langsung dengan otoritas spektrum memastikan pembicaraan
yang efisien dan fokus dan kemungkinan mendapatkan hasil yang cepat, tetapi dapat
mencegah masuknya pandangan dan ada kemungkinan bagi instansi yang berminat
tidak mendapatkan pelayanan yang sama. Prosedur administratif yang ketat menjamin
pelayanan yang adil dan tidak memihak satu sama lain, tetapi dapat menyusahkan dan
tidak efisien. Komite penasehat dapat membawa banyak pandangan dan menjadi efektif
dalam proses keputusan yang lebih besar. Oleh karena jumlah perorangan yang dapat
duduk di komite dibataskan proses untuk memilih perwakilan adalah bagian yang
sangat penting dalam pendekatan dan juga dapat menghasilkan banyak konflik.
Pemasukan menunjukan akses ke komite. Pencegahan untuk masuk berarti tidak
diberikan akses. Di beberapa negara, persoalan ini diperingan dengan pemakaian

assosiasi perwakilan, dimana seorang individu dapat mewakilkan kelompok dengan


perorangan dan perusahaan yang sama.
Administrasi nasional harus dapat mendirikan prosedur untuk peorangan dan
organisasi untuk dapat membuat permohonan kepada manajer spektrum untuk
mengubah peraturan dan pembagian atau penetapan keputusan di dalam spektrum.
Kepada yang dipengaruhi oleh peraturan tersebut harus mempunyai maksud untuk
membawa

suatu

perubahan

dan

menjamin

bahwa

manager

spektrum

telah

mempertimbangkan secara memadai keperluan semua pihak nasional.


1.9.7. Dukungan teknis spektrum
Semenjak manajemen spektrum melibatkan keputusan yang mencakup bidang
teknologi, dukungan teknis diperlukan untuk mengevaluasikan informasi yang memadai
dengan melibatkan kemampuan dan pilihan yang ada. Walaupun sosial, ekonomi, dan
pertimbangan politis terlibat dalam kebanyakan keputusan, banyak keputusan oleh
manjemen spektrum yang pada dasarnya dibuat dari analisis faktor teknis. Oleh karena
itu, suatu bagian dari organisasi ini sangat berpengalaman di bidang analisis
kecocokan electromagnetic dan berpengetahuan dalam pengembangan teknologi dan
kemampuan sistem diperlukan untuk memberikan tindakan yang adil kepada yang
membuat kebijakan dan perencanaan. Dukungan teknis dapat menolong manager
spektrum dengan beberapa cara. Sebagai contoh, situasi gangguan sering kali dapat di
hindari atau diselesaikan melalui analisis teknis. Spesifikasi peralatan dan keperluan
standar untuk menjamin kecocokan antara sistem yang dapat menentukan. Frekwensi
dapat ditentukan dengan memakai contoh dan metode yang telah diperkembangkan
melalui dukungan teknis. Juga resolusi untuk penetapan persoalan spektrum dapat
dimudahkan dengan analisis pemakaian spektrum dan keperluan di masa depan.
1.9.8. Dukungan Komputer
Sampai di mana besarnya fasilitas dukungan komputer yang dapat digunakan dan
telah dipakai oleh otoritas manajemen spectrum tergantung pada sumber, kekuasaan
dan

keperluan

yang

partikuler

dari

suatu

negara.

Bagaimanapun,

dengan

mempertimbangkan harga rendah dan applikasi yang beraneka ragam, pemakaian


komputer sangat diperlukan untuk mendapatkan keberhasilan yang tepat dari sesuatu

upaya oleh manajemen spektrum, walaupun sekecil mungkin. Pada saat perkenalan
awal, dukungan komputer bisa di perbatas hanya untuk mencatatat perijinan atara lain
kalkulasi teknis yang kompleks. Pada akhirnya, kelompok pendukung komputer dapat
menerima tanggung jawab untuk pengembangan, peradaan dan pemeliharaan terhadap
fasilitas yang mendukung hampir dari semua kegiatan managemen spektrum, termasuk
menjaga pencatatan, ramalan dan manajemen keuangan yang berhubungan dengan
perijinan.

1.10. Summary
Penggabungan unsur-unsur ini menjadi sistem manajemen spektrum nasional
yang dapat mengoptimalkan keuntungan

yang didapatkan dari sumber spektrum.

Sangat penting sekali bahwa sistem manajemen spektrum menengah sampai atas
dapat mengorganisir unsur-unsur yang di digunakan oleh perwakilan, bagian-bagian
atau perkantoran) kedalam suatu organisasi yang efektif. Kelompok yang kecil perlu
mengutamakan keperluan fungsional dan melaksanakannya sesuai dengan ukuran dari
kelompok manajemen spektrum.

BIBLIOGRAPHY
National Telecommunications and Information Administration, U.S. Department of
Commerce, NTIA Special Publication 91-23, U.S. Spectrum Management Policy:
Agenda for the Future, February 1991
ITU-R texts
ITU Radio Regulations, Edition 1990
CCIR Handbook on Spectrum Management and Computer-Aided Techniques, Geneva,
edition 1990
CCIR/IFRB Booklet on National Frequency Management, Second Edition, Geneva,
1988
ITU-R Handbook on Spectrum Monitoring, Geneva 1995
CCIR Report 841-2

Spectrum Management and Computer-Aided Techniques,


Dusseldorf, 1990

CCIR Report 1105

The Relationship between Spectrum Management and


Radio Frequency Monitoring, Dusseldorf, 1990

CCIR Report 1108

Spectrum Management, Dusseldorf, 1990

BAB 3
1.11. Pendahuluan
Tujuan

usaha

perencanaan

apapun

adalah

untuk

mengorganisir

dan

memusatkan pemikiran dan tindakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah
disepakati atau diarahkan secara efisien dan efektif. Suatu rencana mendukung
tindakan, bukannya reaksi. Rencana tersebut mungkin bisa diterapkan untuk suatu
peristiwa atau periode tertentu dengan batas waktu terbatas, atau mungkin saja berupa
suatu pernyataan yang pada waktu tertentu diperbaharui untuk mencerminkan
kebijakan atau peristiwa yang berubah. Rencana mungkin saja tertulis atau lisan,
spesifik atau umum, Masing-masing format mempunyai kelebihan dan kekurangannya
sendiri.
Manajemen dan penggunaan spektrum radio menuntut pengarahan/bimbingan
usaha dan kohesi yang dihasilkan oleh perencanaan jika sumber daya spektrum
diharapkan untuk secara memadai mendukung sasaran dan tujuan nasional.
Perencanaan spektrum adalah proses untuk menentukan tujuan manajemen spektrum
untuk masa depan dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Jadi
perencanaan spektrum menyediakan kerangka di mana spektrum disediakan bagi
kebutuhan spektrum radio yang selalu berkembang, dan sistem manajemen spektrum
itu sendiri dikembangkan dan ditingkatkan. Perencanaan memudahkan pengambilan
keputusan dengan menciptakan basis (dasar) untuk pertimbangan dan evaluasi
mengenai arah tindakan. Perencanaan spektrum harus mendukung dan mengikuti arah
dan kebutuhan para pengguna spektrum saat ini dan di masa depan. Tujuan
perencanaan manajemen spektrum adalah untuk mengoptimalkan pengakomodasian
para pemakai ini melalui:

pengembangan dan implementasi kebijakan spektrum, aturan dan peraturan, dan


alokasi spektrum untuk pelayanan radio;

pengembangan dan implementasi dari struktur, kebijakan dan kemampuan


manajemen spektrum yang efektif yang
spektrum yang efektif dan efisien; dan,

mendukung/meningkatkan penggunaan

penyelenggaraan dan strukturisasi sistem-sistem atau jasa-jasa yang spesifik.


Misalnya, jika kebutuhan akan spektrum bergerak (mobile) akan meningkat

dalam waktu lima atau sepuluh tahun, proses manajemen spektrum harus berusaha
untuk

mengantisipasi

perkembangan

tersebut

dan

memastikan

bahwa

akan

dialokasikan cukup spektrum pada pelayanan mobile untuk memenuhi kebutuhan


tersebut. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, kemampuan menganalisis, prosedur
koordinasi dan database yang mendukung harus sudah tersedia guna mendukung
pengakomodasian

pelayananan

bergerak

(mobile).

Diperlukan

waktu

agar

kemampuan-kemampuan ini dapat berkembang.


Bab ini mencakup perencanaan spektrum, nilai-nilainya, definisi yang terkait,
proses perencanaan, serta sumber-sumber data yang mendasari perencanaan
tersebut.
1.11.1.

Pentingnya perencanaan

Aplikasi Spektrum diperlukan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan


keikutsertaan (partisipasi) dalam masyarakat internasional. Lagipula, tingkatan dan
variasi penggunaan radio dengan cepat berkembang dan, oleh karena sifat-sifat dari
perambatan (propagasi) radio pada frekwensi yang lebih tinggi, banyak kebutuhan baru
tidak bisa diakomodasikan pada bidang frekwensi (frequency band) yang lebih tinggi.
Pada banyak kasus, para manajer spektrum menggunakan solusi engineering yang
makin kompleks untuk memungkinkan penggunaan frekwensi dan lokasi yang
bersebelahan atau overlapping (tumpang tindih), sehingga memberikan beban yang
makin berat pada

struktur dan staf manajemen spektrum. Dalam beberapa kasus,

mengakomodasikan penggunaan yang baru berarti memindahkan operasi yang ada,


seringkali dengan biaya yang sangat tinggi.
Spektrum adalah suatu sumber daya yang sangat fleksibel dan dengan decision
lead-time

yang cukup, kebutuhan akan spektrum baru dapat diakomodasikan.

Identifikasi dini tentang adanya konflik spektrum bisa membantu memastikan solusi
yang hemat biaya sementara mendorong pertumbuhan komunikasi. Pengembangan
yang tepat waktu dari instrumen-instrumen manajemen spektrum yang canggih adalah

penting guna menemukan solusi. Pengembangan atau pembelian peralatan komunikasi


biasanya memerlukan suatu komitmen jangka panjang oleh karena kompleksitas dan
biaya peralatan tersebut. Oleh karena itu, rencana manajemen spektrum dan
keputusan-keputusan yang terkait dengan spektrum akan berlaku selama bertahuntahun, mengakomodasikan beberapa pemakai, tetapi

menolak

orang lain atau

meningkatkan potensi adanya gangguan (interference) pada para pemakai yang ada.
Deskripsi tujuan strategis nasional dapat memberikan kepada para pemakai spektrum
dan produsen peralatan kerangka bagi penggunaan teknologi spektrum di masa depan.
Perencanaan yang baik diperlukan jika manfaat ekonomi dan sosial yang
maksimum dari implementasi sistem komunikasi radio ingin dicapai. Fakta bahwa
kongesti (kemacetan) spektrum pada awalnya tidak menjadi masalah (sebagai contoh,
di negara-negara berkembang), tidak membatasi nilai yang dapat dimiliki oleh
perencanaan

spektrum

dalam

mendorong

Perencanaan akan makin penting ketika

pertumbuhan

komunikasi

radio.

permintaan/kebutuhan akan spektrum

meningkat dan usaha manajemen spektrum berubah ke arah pencegahan gangguan


(interference) dan identifikasi spektrum untuk kebutuhan yang meningkat.
Dalam semua bidang usaha para manajer cenderung untuk memberi perhatian
yang paling besar kepada permasalahan yang mendesak. Dalam usaha untuk
menangani masalah-masalah saat ini, perencanaan sering dilupakan. Tampaknya
perencanaan selalu dapat ditunda. Namun suatu sistem manajemen spektrum yang
bermutu yang diperlukan untuk memperlancar pertumbuhan ekonomi dan memenuhi
kebutuhan masa kini hampir pasti memerlukan

perencanaan semacam itu. Hanya

sedikit bidang usaha atau pemerintah akan berjalan terus tanpa perencanaan.
1.11.2.

Manfaat dibandingkan biaya

Usaha perencanaan apapun dimaksudkan untuk memaksimalkan manfaat


dengan bersiap-siap menghadapi masa depan atau dengan pengarahan tentang apa
yang akan terjadi di masa depan. Berhadapan dengan suatu keadaan yang kacau yang
telah berkembang dari kurangnya pengarahan, atau harus berubah arah dengan cepat
atau sering memerlukan biaya besar, waktu yang terbuang,

dan hilangnya

kesempatan. Memindahkan peralatan yang dirancang untuk sebuah band ke band

yang lain mungkin sangat mahal. Pelayanan yang tidak efektif yang penuh dengan
gangguan (interference) dan

direncanakan dengan buruk dapat memperlambat

pertumbuhan ekonomi dan menggagalkan pembangunan. Keterlambatan

dalam

implementasi sistem karena ketiadaan spektrum yang tersedia. atau ketiadaan suatu
rencana

pengaturan yang memadai cukup dapat menyebabkan kerugian yang

signifikan untuk penyelenggara sistem dan hilangnya manfaat yang diberikan oleh
pengoperasian sistem.
Sebagaimana dengan tugas apapun, akan ada biaya-biaya untuk menyediakan
sumber daya untuk melaksanakan tugas perencanaan . Hal ini melibatkan
pengumpulan. peninjauan ulang, dan mengelola informasi, berkonsultasi dengan para
pemakai dan perwakilan internasional, mengkoordinir posisi, menyiapkan rencana, dan
merundingkan kesepakatan. Bagaimanapun, argumentasi yang utama

terhadap

perencanaan spektrum bukanlah biaya untuk melakukan/menyelenggarakan fungsi itu


tetapi bahwa teknologi dan penggunaan spektrum itu menjadi sangat dinamis sehingga
hanya keputusan reaktif atau keputusan lead-time pendek saja yang dapat dibuat. Jadi,
argumentasi tersebut menyatakan bahwa perencanaan pasti ada cacatnya, dan biaya
akan dikeluarkan berdasarkan rencana yang salah. Dapat juga dikatakan bahwa
manajemen spektrum telah berjalan dengan baik tanpa proyeksi jangka panjang dan
proyeksi yang tidak akurat itu dapat menyebabkan alokasi untuk pelayanan yang tidak
berkembang sebagaimana yang diharapkan ( oleh karena berbagai kesulitan ekonomi
atau teknologi). Sementara alokasi seperti itu dalam teori dapat dapat dibalik, mungkin
saja sukar untuk melakukannya sebagai hal yang praktis, setelah tingkat pelayanan
tertentu dibentuk dan investasi untuk membeli peralatan oleh penyedia pelayanan dan
pelanggan mereka telah dilakukan.
Prospek perencanaan menjadi lebih beresiko karena usaha berpindah/berubah
dari jangka pendek ke jangka panjang; bagaimanapun,

penolakan untuk membuat

rencana bukanlah solusi yang memadai. Perubahan/perpindahan jangka pendek yang


mahal dari

penggunaan yang telah ada sebelumnya mungkin adalah akibat dari

kegagalan untuk merencanakan. Ketika jasa/pelayanan dan penggunaan baru tidak


dapat menyesuaikan diri ke frekwensi yang lebih tinggi (di mana spektrum masih

tersedia dan akan tetap tersedia untuk beberapa waktu), para manajer spektrum tidak
mempunyai pilihan lain selain memberikan tempat bagi frekwensi yang lebih tinggi
tersebut

dengan memindahkan penggunaan dan jasa/pelayanan yang telah ada

sebelumnya yang frekwensinya tidak dibatasi. Tekanan-tekanan untuk memindahkan


penggunaan yang telah ada sebelumnya mungkin sangat besar ketika penggunaan
yang baru nampaknya sangat berharga dan menawarkan peluang untuk pertumbuhan
pelayanan yang cepat. Kriteria untuk keputusan ini membahayakan para pemakai dan
investasi yang terkait jika para manajer spektrum tidak menyediakan lead-time yang
cukup untuk perubahan itu. Jika perencanaan tidak menyediakan lead-time, maka
implementasi dari sistem baru tersebut akan lambat.
Argumentasi yang lain terhadap perencanaan adalah bahwa keputusan dengan
lead-time yang singkat

lebih baik karena tersedia lebih banyak informasi. Hal ini

mengharuskan para manajer spektrum untuk memperbaharui rencana ketika tersedia


informasi yang lebih baik, ketika proses perencanaan, terutama perencanaan jangka
panjang, harus dihubungkan dengan suatu jadwal untuk revisi dan tinjauan ulang
secara teratur.
Rencana tidak bermanfaat jika menjadi kaku dan dogmatik. Dalam suatu bidang
yang dinamis seperti manajemen spektrum, rencana seperti itu harus menghindari
keputusan yang tidak dapat diubah yang memiliki target

tertentu, tetapi perlu

mensurvei suatu jangka waktu yang panjang untuk menetapkan arah


guna mencapai sasaran manajemen spektrum. Komitmen apapun ke pada
perencanaan jangka panjang harus mencakup suatu komitmen kepada suatu proses
revisi di mana para manajer
rencana mengingat

secara teratur mempertimbangkan kembali rencana-

perkembangan-perkembangan yang terjadi. Tindakan spesifik

menjadi penting hanya jika dari waktu ke waktu tindakan-tindakan tersebut adalah
sesuai untuk jangka pendek

dan harus terjadi jika tujuan jangka panjang ingin

dipenuhi.
Para manajer spektrum harus berhati-hati dan tidak ikut campur tangan dengan
inisiatif operator sistem dan para produsen. Para pemakai spektrum dan para penyalur
peralatan, dan bukan para manajer spektrum, harus menentukan produk dan jasa yang
berdasarkan spektrum (spectrum-based) untuk ditawarkan. Bagaimanapun, para

manajer spektrum masih memiliki tanggung jawab untuk merencanakan penggunaan


yang baru dari sumber daya spektrum yang menjadi milik publik (publicly-held), dan
perencanaan tersebut harus

lebih menangani peningkatan manajemen

dan

penggunaan spektrum dan bukannya memperluas otoritas pengaturan. Dalam


perencanaan spektrum, beberapa aspek dari penggunaan spektrum dan manajemen
mungkin ditangani melalui

kebijakan umum, sedangkan aspek-aspek yang lain

memerlukan penggambaran/deskripsi langkah-langkah yang lebih spesifik. Fleksibilitas


yang lebih besar dalam metoda manajemen spektrum mungkin menyediakan ruang
untuk inovasi dan perubahan arah, tetapi bahkan metoda untuk mencapai fleksibilitas
tersebut harus direncanakan. Oleh karena itu, sebagai contoh, mengembangkan dan
mengimplementasikan kepercayaan yang lebih besar pada prinsip-prinsip pasar dan
fleksibilitas pemakai dalam proses manajemen spektrum adalah merupakan komponen
perencanaan spektrum yang sesuai.
1.11.3.

Definisi

Suatu pemahaman tentang perencanaan spektrum memerlukan persetujuan


atas beberapa istilah. Perencanaan Spektrum dapat dibagi menjadi kategori-kategori
dalam kaitannya dengan waktu (jangka pendek, jangka panjang, dan strategis) dan
dalam kaitannya dengan bidang yang dicakup (penggunaan spektrum dan sistem
manajemen spektrum). Semua definisi yang tercantum di sini adalah untuk tujuan
diskusi ini. Istilah serupa mungkin mempunyai penggunaan yang berbeda di bidang
lain.
Perencanaan jangka pendek

Perencanaan yang mempertimbangkan


permasalahan yang memerlukan pemecahan
atau sistem yang harus diterapkan dalam waktu
5 tahun.

Perencanaan jangka panjang

Perencanaan yang mempertimbangkan


permasalahan yang memerlukan pemecahan
atau sistem yang harus diterapkan dalam waktu
10 tahun.

Perencanaan Strategis

Perencanaan yang melibatkan identifikasi


sejumlah permasalahan penting yang
memerlukan perhatian penuh dari manajemen
spektrum.

Perencanaan Penggunaan

Perencanaan yang terkait dengan permasalahan

Spektrum

penggunaan spektrum, yaitu alokasi,


penunjukan (assign-ment), standar-standar, dll.

Perencanaan Sistem Manajemen

Perencanaan yang melibatkan teknik manajemen

Spektrum

spektrum, metoda analisa,


organisasi, sumber daya, implementasi komputer,
dll.

Perencanaan Pelayanan atau

Perencanaan operasi dan karakteristik dari

Jaringan

sistem-sistem spesifik.

Perencanaan Pelayanan atau Jaringan lebih baik diserahkan kepada operator


pelayanan atau jaringan; oleh karena itu hal tersebut tidak diulas lebih lanjut di sini.

1.12. Proses perencanaan


Rencana-rencana spektrum nasional mencakup dua bidang utama, yaitu
penggunaan spektrum dan sistem manajemen spektrum. Dalam kasus yang manapun,
perencanaan memerlukan proses yang jelas, suatu dasar informasi untuk menganalisis
situasi saat ini, dan suatu mekanisme keputusan yang diakui. Mekanisme keputusan
akan berbeda dari pemerintahan yang satu ke pemerintahan yang lain dan tidak akan
dibicarakan di sini. Hasilnya harus berupa satu set tujuan dan suatu rencana atau
rencana-rencana untuk mengimplementasikan tindakan manajemen spektrum.

Tergantung

pada

material

yang

dicakupnya,

rencana

dapat

bersifat

spesifik/khusus atau umum. Mula-mula, ruang lingkup dari suatu rencana

tertentu

harus ditentukan. Kemudian informasi yang akan menjadi landasan rencana


dikumpulkan. Informasi yang diperlukan untuk rencana perlu dianalisa untuk dengan
mengingat pertimbangan politis,

ekonomi, dan teknis. Kemudian, setelah melalui

mekanisme keputusannya, otoritas manajemen spektrum perlu memikirkan dan


menerapkan rencana-rencana untuk penggunaan spektrum.
1.12.1.

Perencanaan penggunaan spektrum


Perencanaan Penggunaan Spektrum meliputi

tindakan atau keputusan

manajemen spektrum yang manapun yang secara langsung mengatur bagaimana


spektrum akan digunakan. Hal ini meliputi aspek-aspek alokasi, kebijakan, jatah, aturan
penempatan (assignment) dan standar. Tindakan pada setiap area ini menentukan
bagaimana band akan digunakan, bagaimana pelayanan radio diterapkan, dan dalam
beberapa hal, teknologi yang mana yang

akan diterima. Tabel Alokasi

nasional

bertindak sebagai rencana yang utama untuk penggunaan spektrum. Tindakan


perencanaan yang lain membentuk sub-bagian dari kerangka itu .
3.2.1.1. Proses
Alokasi, dan penempatan (assignment) spektrum, dan penentuan standard
spektrum adalah aspek-aspek yang penting dari manajemen spektrum. Perencanaan
untuk mempertanggung-jawabkan dan mengakomodasi pemakaian spektrum yang
berubah dapat memperlancar implementasi jasa/ pelayanan spektrum dan membantu
pembangunan nasional. Rencana penggunaan spektrum perlu menjelaskan faktorfaktor seperti misalnya pergeseran utama dalam penggunaan spektrum, teknologi yang
terbaru, jasa/ pelayanan baru yang tidak diatur dalam

tabel

sekarang, rencana pemakai untuk perubahan dalam penggunaan,

alokasi yang ada


dan kepadatan

(crowding) yang diproyeksikan pada band atau lokasi tertentu. Ruang lingkup suatu
rencana penggunaan spektrum mungkin dibatasi oleh suatu jangka waktu yang
diberlakukan terhadap spektrum tersebut, dibatasi dalam cakupan frekwensinya
(frequency range) atau pelayanan-pelayanan yang dipertimbangkan, atau dibatasi pada

beberapa

permasalahan spesifik lainnya. Rencana jangka panjang

biasanya

mencakup bidang pembahasan yang lebih luas. Informasi yang dipertimbangkan dalam
perencanaan penggunaan spektrum harus mencakup data mengenai penggunaan
sekarang, alokasi, penempatan (assignment) dan teknologi, kebutuhan penggunaan di
masa depan, dan spektrum yang tersedia. Analisa tentang kebutuhan penggunaan
spektrum, agar bermanfaat, harus mengevaluasi faktor-faktor non-teknis, ekonomi dan
politik. Jika

solusi teknis memungkinkan dipenuhinya semua kriteria ekonomi dan

politik, rencana dapat dipilih dengan mudah. Lebih sering, semua untung-ruginya harus
dipertimbangkan. Keputusan terakhir harus dibuat dan rencana yang dihasilkan akan
membantu pemerintah untuk mencapai tujuannnya. Pada umumnya rencana ini
diperkenalkan melalui alokasi, kebijakan atau aturan dan peraturan nasional yang baru.
Dalam banyak kasus, rencana-rencana dengan kejadian penting untuk implementasi
diperkenalkan. Rencana seperti itu, yang tidak semuanya diterapkan sekaligus pada
suatu waktu, memungkinkan untuk di-revisi di masa depan.
3.2.1.2 Informasi yang diperlukan
Untuk memenuhi kebutuhan penggunaan spektrum, para manajer spektrum pertamatama harus mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat ini dan di masa datang2, dan
spektrum yang tersedia, sebelum mereka dapat menentukan cara yang terbaik untuk
mengakomodasi kebutuhan itu.
Para manajer spektrum harus mempunyai cukup informasi untuk memungkinkan
analisa sebagai landasan untuk membuat keputusan perencanaan. Identififikasi
kebutuhan masa depan harus tepat waktu, agar

dapat memudahkan

pembagian

kembali spektrum dan asset spektrum yang diperlukan.


3.2.1.2.1 Penggunaan saat ini
Sebelum spektrum dapat dikelola secara efisien, perlu dibuat inventarisasi
tentang para pemakai spektrum. Informasi seperti itu biasanya diperoleh dari daftar
frekwensi nasional. Informasi ini dapat ditambahkan dari sumber lainnya .
2

Istilah " kebutuhan" adalah istilah umum untuk kebutuhan spektrum saat ini dan yang akan datang,
menggabungkan konsep kemampuan yang diperlukan, sistem-sitem dan karakteristik mereka, dan
frekwensi yang terkait.

3.2.1.2.1.1 Daftar Frekwensi Nasional


Daftar Penggunaan Spektrum Nasional harus bertindak sebagai sumber daya
yang utama untuk mengevaluasi penggunaan saat ini. Untuk membuat keputusan yang
berdampak pada para pemakai spektrum, daftar tersebut harus menyediakan informasi
teknis dan manajemen dengan tingkat yang memadai. Suatu daftar yang hanya berisi
pemakai frekwensi dan lokasi

tidak akan menyediakan informasi cukup untuk

mempertimbangkan sebagian besar permasalahan. Informasi yang berhubungan


dengan fungsi yang dilakukan oleh peralatan, biaya-biaya yang terkait dengan
pelaksanaan sistem, dan karakteristik teknis terperinci seringkali merupakan unsurunsur penting dalam proses pengambilan keputusan. Dalam keadaan dimana
penggunaan internasional harus dipertimbangkan, daftar

nasional mungkin perlu

ditambah dengan Daftar Frekwensi Internasional (IFL).


3.2.1.2.1.2 Monitoring (Pemantauan)
Informasi yang diperoleh melalui pemantauan spektrum tentang penggunaan
frekwensi yang sebenarnya mungkin dapat digunakan untuk menambah daftar
nasional. Pemantauan spektrum, yang terdiri dari pengukuran pemilikan spektrum,
memungkinkan para manajer spektrum untuk mengkonfirmasi tingkat penggunaan yang
sebenarnya yang berhubungan dengan catatan assignment atau untuk memberikan
informasi jika daftar tidak tersedia.
Dalam menilai tingkat penggunaan, jenis jasa/pelayanan harus diperhitungkan.
Beberapa pemakai layanan publik menimbulkan

permasalahan khusus

dalam

pengukuran. Sebagai contoh, oleh karena peran instansi Pemerintah dalam pelayanan
keadaan darurat atau pertahanan, pengukuran dari penggunaan sehari-hari tidak akan
membantu dalam menggambarkan kebutuhan spektrum ini. Oleh karena itu, harus
berhati-hati dalam menaksir/memperkirakan penggunaan spektrum melalui metoda
monitoring, dan hasilnya harus diuji dengan kritis dibandingkan dengan informasi lain
tentang penggunaan yang diharapkan.

3.2.1.2.1.3 Pemerintahan Lain


Hasil dari kegiatan-kegiatan perencanaan akan sering berdampak pada para
pemakai spektrum di luar batas nasional itu. Dalam kasus tersebut, kegiatan-kegiatan
perencanaan harus meliputi koordinasi informasi, dan rencana dalam pembahasan,
dengan negara tetangga atau masyarakat internasional secara keseluruhan. Informasi
yang tersedia dari pemerintahan-pemerintahan bermacam-macam. Dalam beberapa
hal, permasalahan dari informasi rahasia menyebabkan pengumpulan informasi lebih
sulit,
3.2.1.2.1.4 Permintaan informasi
Manajer Spektrum nasional juga dapat mengumpulkan informasi dengan cara
meminta informasi. Permintaan informasi memungkinkan manajer spektrum manajer
mengumpulkan berbagai macam informasi atas topik-topik spesifik, seperti frequency
ranges dan pemberian pelayanan radio. Permintaan informasi dilakukan melalui suatu
proses terbuka di mana informasi dikumpulkan melalui suatu permintaan tertulis kepada
publik atau melalui suatu forum pembicaraan terbuka, atau melalui suatu proses yang
lebih terbatas yang memanfaatkan konsultasi langsung dengan kelompok tertentu.
Kelompok ini dapat berupa panitia-panitia tetap atau kelompok yang dibentuk untuk
tujuan khusus menjawab permintaan informasi tersebut. Bagaimanapun, permintaan
informasi

tersebut

harus

mengajukan

pertanyaan

yang

berkenaan

dengan

permasalahan yang penting yang terkait dengan keputusan perencanaan tertentu.


3.2.1.2.2 Penggunaan masa depan
Perencanaan penggunaan spektrum apapun harus mempertimbangkan dengan
seksama penggunaan spektrum nasional dan internasional di masa depan.
Jelas bahwa daftar assignment dan monitoring tidak bisa digunakan sebagai sumber
informasi ini.

3.2.1.2.2.1 Kebutuhan yang ditentukan


Manajer spektrum dapat memilih untuk menetapkan suatu program di mana
sistem yang sedang dikembangkan atau atau yang sedang dipertimbangkan untuk
digunakan di masa depan dapat ditinjau untuk memastikan bahwa spektrum tersedia
untuk penggunaan di masa depan. Bentuk

program peninjauan ulang yang

berkelanjutan mungkin paling cocok untuk perencanaan jangka pendek. Pada kasuskasus dimana peralatan dikembangkan untuk dipergunakan di dalam negeri, tinjauan
ulang dapat dimulai pada tahap-tahap yang paling awal dan implementasinya dapat
dilakukan pada jangka panjang. Di dalam kasus yang manapun, implementasi dari
segala sistem baru mempunyai implikasi jangka panjang sebab pabrikan dan para
pemakai memerlukan suatu kesempatan jangka panjang untuk implementasi yang
layak secara ekonomis.
Pendekatan

kedua

untuk

mengumpulkan

informasi

ini

adalah

melalui

penggunaan permintaan informasi sebagaimana dicatat dalam penggunaan saat ini.


Sebagaimana tersebut di atas, permintaan informasi ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Tujuannya adalah untuk meminta jawaban yang

dengan teliti

melukiskan kebutuhan di masa depan. Dalam rangka mendukung usaha ini, produsen
peralatan

dan para pemakai harus bersedia untuk mendiskusikan rencana jangka

pendek dan jangka panjang mereka.


Pada

banyak

kasus,

penggunaan

di

masa

depan

harus

mencakup

pengembangan internasional. Oleh karena itu, kita perlu mempertimbangkan kegiatankegiatan negara lain. Banyak informasi ini akan menjadi jelas dalam proposal ke
konferensi komunikasi radio; bagaimanapun, sangat berguna jika kita mengumpulkan
informasi melalui

diskusi dengan perwakilan negara lain dan melalui monitoring

penerbitan perdagangan.
3.2. 1.2.2.2. Ramalan (Forecasts)
Cara lain untuk memahami status penggunaan spektrum di masa depan adalah
melalui ramalan penggunaan spektrum. Pendekatan ini baru saja dijajagi. Forecasting
(ramalan) dapat didefinisikan sebagai metoda dan proses memperkirakan kebutuhan
spektrum berdasar pada proyeksi.

Peramalan dapat mencakup ramalan tentang

kecenderungan permintaan akan teknologi atau spektrum baru, dan penilaian/perkiraan


tentang dampak mereka. Para manajer spektrum dapat mendasarkan

peramalan

tersebut pada metoda empiris dan pertimbangan berdasarkan informasi.


Karena kebanyakan perencanaan melibatkan beberapa perkiraan mengenai
masa depan, pilihan para manajer spektrum adalah apakah perkiraan tersebut adalah
eksplisit dan terstruktur dengan baik atau implisit dan berdasar pada asumsi yang tidak
dinyatakan dan tidak terbukti. Bahkan mereka yang meragu-kan peramalan/perkiraan
formal mau tidak mau membuat penilaian prediktif berdasar pada tehnik yang implisit
dan tidak terstruktur. Di antara hal-hal positif tentang metoda-metoda terstruktur adalah
bahwa metoda-metoda tersebut dapat diajarkan dan hasilnya dapat diulang. Lagipula,
dengan metoda tersebut, asumsi dan data yang mendasari dengan jelas dinyatakan
dan metoda

analitik yang dipergunakan dapat ditinjau ulang. Oleh karena itu,

pembatasan dan kualifikasi yang dapat digunakan untuk peramalan seperti itu menjadi
lebih mudah dipahami.
Perubahan teknologi yang cepat dan tak dapat diramalkan sering dikemukakan
sebagai alasan/pertimbangan untuk

tidak

menggunakan

peramalan/perkiraan

spektrum. Bagaimanapun, terobosan teknologi jarang terjadi tanpa peringatan, dan


perubahan utama

pada umumnya melibatkan langkah-langkah yang bersifat

incremental (makin bertambah).


Tiga sumber utama dari peramalan informasi bisa diterapkan bagi perencanaan
spektrum, yaitu masukan ahli, analisis kecenderungan, dan

mengikuti

teknologi.

Sumber-sumber ini tersedia pada kebanyakan pemerintahan. Masukan Ahli terdiri dari
permintaan informasi kepada para ahli dalam bidang

komunikasi radio untuk

memberikan ramalan mereka. Makin besar kelompoknya, dan makin terkontrol


pendekatan tersebut, maka umpan balik yang dihasilkan makin baik. Tanggapan
mereka terutama adalah tanggapan intuitif (berdasarkan naluri), namun

tinjauan

kemasa depan dari para tenaga ahli ini dapat memberi wawasan yang luas untuk
aktivitas spektrum di masa depan. Analisis Kecenderungan pada umumnya berisi suatu
ramalan perhitungan empiris tentang masa depan berdasarkan prestasi di masa yang
lampau. Pendekatan ini terutama sekali bermanfaat mengingat pertumbuhan pemberian
(assignment) frekwensi dalam suatu area dan meramalkan kapan tindakan diperlukan

untuk mencegah kepadatan (congestion) spektrum. Kecenderungan empiris dapat


dikembangkan dari data lainnya, seperti karakteristik teknis dari peralatan, misalnya
bandwidth. Pada beberapa land mobile bands bandwidth yang beroperasi dari
peralatan telah berkurang dengan adanya pengembangan baru. Tingkat pengurangan
ini dapat dipertimbangkan ketika menganalisis apakah spektrum tambahan diperlukan
untuk memenuhi

kebutuhan yang meningkat. Jika kemampuan untuk mengurangi

bandwidth berlanjut, mungkin tidak ada lagi kebutuhan untuk menyediakan spektrum
tambahan. Memperhatikan kemajuan/ peningkatan teknologi dapat juga memberikan
wawasan ke masa depan.
Teknologi yang saat ini sedang dikembangkan mungkin akan ditawarkan dalam
beberapa tahun mendatang. Mengikuti

perkembangan ini dalam penerbitan

perdagangan dan symposium, dan juga menghubungi pemerintahan di mana


perkembangan sedang berlangsung bisa membantu para manajer spektrum dalam
mempertimbangkan dampak dari pengembangan ini pada

penggunaan spektrum

nasional mereka.
Adaptasi teknik peramalan ke manajemen spektrum memerlukan definisi yang
seksama mengenai ruang lingkup tanggung-jawab peramalan para manajer spektrum.
Sebab para manajer spektrum biasanya tidak mengembangkan teknologi komunikasi;
peran utama mereka adalah memberikan tanggapan terhadap kebutuhan para pemakai
saat ini dan yang akan datang untuk mengelola/mengatur spektrum sedemikian rupa
sehingga terdapat optimisasi penggunaan spektrum jangka panjang demi kepentingan
nasional. Oleh karena itu, peramalan (forecasting) semaksimal mungkin harus
didasarkan pada analisa ramalan tentang pemakai kebutuhan spektrum. Meskipun
terdapat kegunaan yang jelas dan tentu saja kebutuhan yang praktis untuk
mengandalkan pada pendekatan ini, terdapat resiko untuk menerima ramalan pemakai,
karena mereka mungkin sering terlalu ditekankan untuk memperoleh bagian yang
lebih besar dari sumber daya itu. Peramalan Pemakai cenderung memihak tujuan dari
orang-orang yang mempersiapkannya, dan para manajer spektrum harus mempercayai
peramalan pemakai yang menjelaskan asumsi dan metoda peramalan mereka dan
mendiskusikan bagaimana peramalan tersebut mungkin melakukan kesalahan.

Untuk menghasilkan ramalan yang lebih bermanfaat, para manajer spektrum


dapat menambahkan wawasan peramalan mereka sendiri kepada masukan pemakai.
Walaupun

mungkin

tidak layak bagi para manajer spektrum untuk meramalkan

pertumbuhan untuk para pemakai individu, akumulasi perkiraan pemakai, sebagaimana


telah disesuaikan berdasarkan pada evaluasi manajer spektrum, dapat memberikan
wawasan yang mendalam ke pada kebutuhan masa depan dan membantu alokasi
spektrum. Selain itu, para manajer spektrum dapat mengembangkan kecenderungan
yang dapat terukur berdasar pada data penggunaan spektrum untuk semua para
pemakai mereka.
Semua peramalan adalah penuh resiko sampai taraf tertentu, tetapi keputusan
tentang permintaan spektrum di masa depan dapat ditingkatkan jika mereka
mempertimbangkan ramalan-ramalan yang terstruktur dengan baik dan dianalisa
secara hati-hati. Peramalan pemakaian, teknologi, kepadatan spektrum (congestion)
dan lain-lain mungkin dapat membantu

proses manajemen, terutama sekali untuk

keputusan alokasi spektrum.


3.2. 1.2.2.3 Kecenderungan internasional
Oleh karena implementasi di seluruh dunia dari banyak sistem radio, kecenderungan
internasional menjadi sangat penting bagi rencana yang melibatkan penggunaan di
masa depan. Dalam keadaan dimana terkait penggunaan
didistribusikan secara luas, tidak masuk akal bagi sebuah negara

peralatan yang
untuk menentukan

aturan, misalnya, menetapkan rencana yang berhubungan dengan saluran (channeling


plan) ketika satu-satunya peralatan yang tersedia dibangun menurut aturan yang
berbeda. Kecenderungan ini dapat dikenali lewat literatur profesional, melalui
konsultasi langsung dengan bisnis atau wakil pemerintah dari negara-negara lain, atau
melalui keikutsertaan dalam konferensi internasional.
3.2.1.2.3 Inventori spektrum yang tersedia
Bagian lain dari

inventori lingkungan spektrum adalah identifikasi

spektrum yang

tersedia. Jika pendekatan yang disebutkan dalam 3.2.1.3, yaitu mempertahankan


spectrum reserves (cadangan spektrum) atau memiliki daftar frekwensi atau bands

yang terbuka,

telah dilaksanakan, kemudian proses ini mungkin agak sederhana.

Tugas selanjutnya adalah mengarahkan teknologi baru ke arah frekwensi ini. Jika
proses ini tidaklah dilaksanakan secara teratur, diperlukan usaha untuk mendukung
usaha perencanaan apapun.
3.2.1.3 Pendekatan tambahan
Dalam proses perencanaan, pendekatan tambahan harus dipertimbangkan dan
dipergunakan jika memungkinkan. Kepercayaan lebih besar pada

kekuatan pasar

untuk membagi secara adil sumber daya spektrum dan fleksibilitas yang meningkat
dalam pendekatan manajemen memiliki potensi untuk mengurangi
beban

perencanaan.

Menggabungkan

prinsip-prinsip

pasar

ke

sebagian dari
dalam

proses

manajemen, misalnya, bisa mengurangi kebutuhan akan penentuan pemerintah secara


terus menerus tentang berapa banyak spektrum harus dialokasikan untuk berbagai
jenis komunikasi radio dan pemakai yang diusulkan yang mana yang harus diberi hak
untuk menggunakan spektrum
meningkat yang ditimbulkan

yang sangat berharga tersebut. Efisiensi yang

oleh insentif pasar dapat mengurangi kebutuhan bagi

para manajer spektrum untuk mengubah alokasi atau melaksanakan seleksi frekwensi
yang berdasarkan engineering-analyses (analisa perekayasaan) yang terperinci.
Fleksibilitas yang lebih besar dalam alokasi, assignment (penetapan), dan penggunaan
frekwensi dapat membantu para manajer spektrum dengan membuat proses
manajemen menjadi lebih dapat menyesuaikan diri pada kebutuhan spektrum yang
berkembang.
Tidak ada sistem perencanaan dan peramalan yang dapat meramalkan semua
kebutuhan, sistem, atau jasa/pelayanan dalam waktu cukup untuk memudahkan
masuknya mereka ke dalam lingkungan spektrum. Jika suatu kebutuhan tak terduga
harus diakomodasikan tanpa mempersulit struktur alokasi yang ada, struktur tersebut
harus cukup fleksibel untuk mengakomodasi/memungkinkan keterbatasan/pembatasan
perencanaan.
Penggunaan daftar yang tersedia dan dalam beberapa kasus monitoring untuk
mengidentifikasi spektrum yang jarang dipergunakan3 atau spektrum yang tidak
3

Dalam hal ini, istilah "yang digunakan" berarti telah diberikan.

terpakai dapat menemukan frekwensi untuk penggunaan di masa depan.

Inventori

frekwensi semacam itu merupakan suatu sumber daya yang siap pakai.
Metoda yang lain untuk meningkatkan fleksibilitas adalah

menyimpan atau

mencadangkan spektrum untuk kebutuhan yang tidak ditentukan.

Ketersediaan

bands yang tak terpakai yang ukurannya cukup untuk mengakomodasi penggunaan
yang tak terduga akan memungkinkan tindakan sederhana dan cepat ketika terjadi
konflik.. Spektrum bisa disediakan untuk sistem baru, dan spektrum dapat dicabut jika
jasa/pelayanan

tersebut

gagal

diimplementasikan.

Satu

pendekatan

penciptaan dan pengelolaan suatu cadangan spektrum adalah

terhadap

mengidentifikasi

frequency bands, atau bagian dari bands, bertahun-tahun sebelum mereka tersedia
untuk para pemakai baru, mungkin membuka sebagian dari spektrum setiap tahun atau
setiap dua tahun dalam range spektrum yang berbeda4. Hal ini akan memberikan
fleksibilitas kepada para pembaharu dan memberikan waktu kepada para pemakai yang
telah ada sebelumnya untuk mengosongkan.
Suatu efek yang tidak diinginkan dari kepemilikan frekwensi yang tersedia
sebagai

cadangan

jangka

panjang

adalah

pemborosan/ketidakcakapan

yang

berhubungan dengan pemeliharaan cadangan tersebut dalam menghadapi kebutuhan


yang meningkat. Bagaimanapun, pendekatan cadangan mungkin lebih baik jika hal itu
meniadakan penggantian sistem-sistem lain yang tidak direncanakan dan mahal.
Keputusan untuk memindahkan para pemakai yang ada demi penggunaan baru yang
inovatif mungkin sangat mahal dan mengganggu sebab para manajer spektrum
mungkin tidak memberikan peringatan mengenai penggantian tersebut. Gangguan dan
biaya-biaya ini menciptakan perangsang kuat untuk para pemakai yang ada untuk
menentang dengan keras usaha realokasi spektrum, yang dapat menghentikan atau
menunda pemberlakuan pelayanan baru yang inovatif tersebut. Cadangan dapat
bermanfaat dalam menciptakan fleksibilitas teknologi dan fleksibilitas politis bagi para
manajer spektrum dalam menangani penggunaan baru dari sumber daya spektrum
yang tidak diantisipasi, tetapi diinginkan oleh masyarakat.

Sepuluh tahun adalah contoh dari jumlah yang layak. Siklus yang sebenarnya bisa diatur oleh
keusangan yang alami yang diidentifikasikan bagi peralatan untuk band itu.

1.12.2.

Perencanaan Sistem Manajemen Spektrum

Rencana untuk meningkatkan sistem manajemen

sering sama pentingnya

dengan rencana nasional untuk penggunaan spektrum. Pengembangan rencana


tersebut

benar-benar mengikuti proses rencana penggunaan spektrum dalam arti

bahwa ruang lingkup dari segala rencana apapun pertama-tama harus ditentukan,
kemampuan saat ini harus diinventarisir, kebutuhan manajemen spektrum masa harus
dikenali, kemampuan dan teknologi lain yang tersedia harus disurvei, dan kemudian
langkah-langkah ditetapkan agar dari kondisi saat ini dapat menuju ke posisi yang
dianggap penting untuk menangani kebutuhan manajemen spektrum di masa depan.
Ruang lingkup tinjauan ulang tertentu

mungkin mencakup

keseluruhan proses.

Sebaliknya, ruang lingkup tersebut dapat dibatasi pada suatu kegiatan

atau

kemampuan khusus, seperti dukungan pengolahan data dan database.


Kemampuan Manajemen Spektrum Nasional yang ada perlu ditinjau secara
reguler,

untuk

memastikan

bahwa

kemampuan

tersebut

dapat

menangani

perkembangan teknologi dan penggunaan saat ini. Tinjauan ulang seperti itu terjadi
secara internasional selama tahun 1980an dan

awal 1990an ketika ITU meninjau

strukturnya dan membuat perubahan-perubahan besar untuk memungkinkannya untuk


selalu responsif dan memenuhi kebutuhan nasional.
Dalam contoh lain dari suatu tinjauan internasional, ITU mendatangkan sebuah
Kelompok Pakar Sukarelawan selama tahun 1990an untuk mengembangkan Peraturan
Radio yang disederhanakan.
Peninjauan ulang atas proses manajemen spektrum nasional harus mencakup
hal-hal seperti peraturan, metoda analisis dan kemampuan pengolahan data.
Perubahan-perubahan yang diperlukan harus dikenali. Suatu rencana kemudian bisa
dikembangkan untuk meningkatkan aspek-aspek dari sistem nasional itu. Penyelesaian
suatu rencana dalam bidang ini dapat menggerakkan

perbaikan sistem manajemen

secara bertahap. Sebagai contoh, rencana khusus untuk meningkatkan model


komputer, pengumpulan data dan kemampuan untuk memperoleh kembali data (data
retrieval)

menjadi

makin

penting.

Rencana

yang

nyata

diperlukan

untuk

mengimplementasikan konsep-konsep pasar dan fleksibilitas. Perbaikan/peningkatan


khusus pada sistem manajemen spektrum dan analisa berkelanjutan serta tugas-tugas

penilaian (assessment) perlu diprioritaskan dan dijadwalkan sesuai dengan pembiayaan


yang tersedia.
Bidang yang berikut harus secara teratur ditinjau:

proses pengambilan keputusan;

prosedur pengaturan;

perangkat keras komputer dan kebutuhan database;

proses koordinasi;

keikutsertaan dalam aktivitas internasional;

teknik analisa;

kemampuan untuk melakukan monitoring; dan

standar dan jenis proses-proses persetujuan.

1.13. Implementasi
1.13.1.

Umum

Perencanaan penggunaan spektrum atau sistem manajemen spektrum dapat


dilakukan

atas

dasar jangka pendek,

jangka panjang, atau atas dasar strategis.

Masing-masing pendekatan implementasi ini memerlukan suatu komitmen pada


kegiatan yang reguler dan dalam beberapa hal, kegitan yang terjadwal. Perencanaan
tidak lagi merupakan perencanaan ketika perencanaan itu didorong oleh konsekwensi
atau krisis yang mendesak. Oleh karena itu langkah yang pertama dalam menerapkan
perencanaan yang sukses adalah menciptakan suatu proses yang dikenali/diakui untuk
mempertimbangkan permasalahan dan memperbaharui rencana. Proses ini harus
mencakup cara-cara/instrumen khusus untuk melaksanakan perencanaan jangka
pendek, perencanaan

jangka panjang, dan perencanaan strategis. Perencanaan

jangka pendek dan perencanaan strategis, dalam pengertian bahwa perencanaan


tersebut menangani permasalahan yang spesifik atau terfokus, tidak cocok dengan
rumusan atau garis besar yang telah ditentukan. Bagaimanapun, perencanaan tersebut
harus selalu menggambarkan kebutuhan, ketersediaan sumber daya, keputusan
kebijakan, dan implementasi rencana. Di lain pihak, rencana jangka panjang biasanya

cocok dengan suatu pola standar dan paling sedikit mencakup bidang tertentu. Bidangbidang ini digambarkan di 3.3.3.
Evaluasi mengenai jalan yang dapat dipilih melalui proses perencanaan akan
tergantung pada situasi politik dan situasi ekonomi. Masing-masing pemerintahan
harus mempertimbangkan dampak dari rencana-rencana terhadap konstituennya,
tetangganya, pabrikan/produsen peralatan, penyedia jasa (service provider), dan para
pemakai spektrum. Keputusan harus dibuat berdasarkan pada prioritas nasional. Oleh
karena itu, aturan sederhana yang menetapkan bagaimana faktorfaktor individu harus
dipertimbangkan tidak bisa diterapkan.
1.13.2.

Jangka pendek (dalam waktu sekitar 5 tahun)

Perencanaan jangka pendek biasanya dipertimbangkan oleh karena ketiadaan


lead-time yang tersedia. Sebagai contoh. penentuan suatu rencana memberikan/
menetapkan frekwensi untuk suatu sistem baru yang berlaku secara nasional di mana
pengembangan

sedang

berlangsung

bisa

dipertimbangkan

sebagai

suatu

permasalahan jangka pendek. Karena sistem akan siap untuk disebarluaskan dalam
beberapa tahun, rencana harus dengan cepat menjadi tindakan dan pilihannya
terbatas, terutama sekali pilihan mengenai frequency bands. Aneka pilihan untuk
memindahkan pemakai yang ada dalam jangka panjang, misalnya, adalah juga tidak
mungkin. Meskipun begitu, langkah-langkah perencanaan tetap diikuti. Mengingat
kebutuhan baru ini, penggunaan bands yang sedang dipertimbangkan harus ditinjau,
termasuk identifikasi frekwensi yang tak terpakai atau yang jarang dipakai.
Permasalahan kecocokan dengan para pemakai saat ini harus dianalisa dan pihakpihak yang berkepentingan diminta untuk memberikan usul mengenai pendekatan yang
terbaik untuk mengakomodasi penggunaan yang baru itu. Panitia yang melaksanakan
koordinasi atau negosiasi mungkin diperlukan untuk membantu menyelesaikan konflik.
Modifikasi terhadap disain sistem atau pembatasan dalam operasi mungkin
direkomendasikan untuk memungkinkan implementasi sistem yang baru itu. Faktorfaktor politis, ekonomi dan operasional

harus dipertimbangkan, bersama dengan

persetujuan internasional yang dapat memandu atau membatasi pilihan nasional.

Instrumen analitis seperti model-model pemberian frekwensi dapat digunakan untuk


menentukan suatu rencana pemberian (assignment) frekwensi.
Kebanyakan rencana jangka pendek akan menghasilkan sejenis dokumen
keputusan yang menyatakan jalan/tindakan yang dipilih yang diperlukan untuk
mencapai sasaran itu.
Dalam jangka pendek, lingkungan yang tidak fleksibel menjadi pertimbangan
utama. Oleh karena itu, rencana jangka pendek harus menentukan suatu proses yang
sesuai dengan lingkungan yang ada. Bagaimanapun, implikasi dari perencanaan jangka
pendek, dalam banyak kasus, adalah jangka panjang, sebab penggunaan spektrum
saat ini, atau kemampuan manajemen spektrum yang baru akan tetap eksis dalam
jangka waktu yang panjang.
1.13.3.

Jangka panjang (dalam waktu sekitar 10 tahun)

Perencanaan jangka panjang, di lain pihak,

mempunyai banyak fleksibilitas.

Penggunaan saat ini boleh saja, sesuai dengan keusangan alami mereka, dipindah ke
bands atau lokasi lain. Karakteristik dapat diubah melalui revisi standard atau
channelling plans. Teknik Manajemen Spektrum dapat diubah sampai tingkat yang
lebih besar ketika database dapat direstrukturisasi/diatur kembali, pelayanan/jasa baru
ditentukan atau pelayanan lama ditentukan kembali, atau pendekatan baru terhadap
manajemen dikembangkan, misalnya. . Hal-hal seperti itu tidak bisa dilaksanakan
dalam waktu yang singkat.
Perencanaan jangka panjang dan pembaharuan rencana yang telah ditentukan
harus memiliki ruang lingkup yang luas jika mereka harus mempertimbangkan semua
arah. Kita perlu meninjau ulang rencana secara teratur dengan mempertimbangkan
aspek-aspek

ekonomi,

politik, dan teknologi meskipun tidak semua bagian dari

rencana tersebut perlu diperbaharui. Biasanya, dengan suatu rencana jangka panjang
ada, bagian-bagiannya diperbaharui ketika
bukan ketika diperlukan untuk menangani

diidentifikasikan

dalam tinjauan ulang,

suatu kegiatan khusus yang sedang

berlangsung dalam masyarakat radio. Berkenaan dengan rencana jangka panjang


penggunaan spektrum, penggunaan saat ini, masa depan dan penggunaan yang
diramalkan pada lintas spektrum harus diperhitungkan karena migrasi beberapa

penggunaan ke penggunaan yang lain mungkin perlu. Biaya-Biaya jangka panjang dan
prioritas nasional harus ditinjau kembali. Arah negara tetangga dan mitra perdagangan
harus dipahami. Pendekatan baru ke manajemen spektrum sering dipertimbangkan
dalam perencanaan jenis ini.
Dari sudut pandang spektrum itu sendiri, suatu tabel nasional tentang alokasi
bertindak sebagai rencana jangka panjang yang utama untuk penggunaan spektrum.
Masing-masing pemerintahan perlu mempunyai suatu tabel yang dikenali olehnya dan
konstituennya sebagai pegangan/pemandu untuk implementasi pelayanan radio.
Negara berkembang terutama dapat memilih untuk memusatkan perhatian pada
langkah-langkah untuk meningkatkan infrastruktur komunikasi radio nasional yang
sering melibatkan pembentukan atau perbaikan/peningkatan struktur dan kemampuan
manajemen spektrum. Hal tersebut juga dapat mencakup suatu rencana untuk
mengimplementasikan teknologi radio dan kebijakan nasional tentang peranan
perusahaan swasta dalam mengembangkan sistem komunikasi nasional.
Outline

berikut

menyatakan

bidang-bidang

yang

harus

dicakup

dalam

perencanaan jangka panjang. Namun demikian, rencana sebaiknya tidak terbatas pada
bidang-bidang ini saja.
PERENCANAAN PENGGUNAAN
SPEKTRUM
Tujuan penggunaan spektrum:

RENCANA

SISTEM

MANAJEMEN

SPEKTRUM
Pihak berwenang

Tujuan untuk memenuhi kebutuhan

UU Komunikasi Radio

pemakai sesuai dengan kebijakan

Wewenang yang didelegasikan

nasional, misalnya:

Peraturan & Prosedur

Penegakan hukum &


Keselamatan

Fungsi-fungsi Manajemen Spektrum

Perdagangan & Transportasi

Pengembangan Kebijakan

Pengamanan Nasional

Penegakan & Peraturan

Penyiaran

Perijinan & Penagihan Biaya

Pendidikan

PERENCANAAN PENGGUNAAN
SPEKTRUM

RENCANA

SISTEM

MANAJEMEN

SPEKTRUM

Sumber Daya Spektrum

Rekayasa Spektrum & Dukungan

Tabel Alokasi Frekwensi

Komputer

Nasional

Standar Peralatan

Bands yang Tak Terpakai atau

Channeling Plans

Jarang Dipakai, & Kekurangan

Model EMC

Metoda Analisis Rekayasa

Perangkat keras & perangkat

Kebutuhan Spektrum

Daftar Frekwensi yang

lunak komputer

dipergunakan

Kebutuhan di masa depan

Teknologi yang terbaru

Ramalan

dalam ITU & forum internasional

Kecenderungan internasional

lainnya

Ketersediaan Spektrum

Data Arsip Pemerintah

Data yang terukur

Kegiatan Internasional

Strategi

untuk

Berpartisipasi

Perjanjian Internasional

Koordinasi Sepanjang
Perbatasan

Kebutuhan Sumber Daya

Sumber Pendanaan

Sumber Daya Manusia

Jadwal Kegiatan & Kejadian

Kebutuhan Masa Depan

Penting

Jadwal Kegiatan & Kejadian

Rencana Jangka Panjang

Penting

1.13.4.

Perencanaan Strategis

Perencanaan Strategis dapat dipertimbangkan sebagai suatu metoda yang layak


dari perencanaan jangka panjang yang menyederhanakan atau mengurangi tingkatan
dari usaha berkelanjutan dengan mengidentifikasikan sejumlah kecil hal-hal penting

yang memerlukan perhatian perencanaan sementara berasumsi bahwa sebagian besar


kegiatan dapat berlangsung melalui

cara yang saat ini dipergunakan. Dalam hal ini,

aspek penting yang berbeda dari perencanaan jangka panjang adalah bahwa suatu
proses untuk mengidentifikasi hal-hal penting harus dibentuk. Jika suatu pemerintahan
mempunyai lebih dari satu badan yang terlibat dalam manajemen spektrum, maka
proses identifikasi permasalahan harus dikenali oleh semua kelompok dan pemilihan
permasalahan harus disetujui.
Manfaat

perencanaan

strategis

adalah

bahwa

perencanaan

strategis

mengurangi kebutuhan akan aktivitas yang diarahkan secara luas dan berkelanjutan
dan memusatkan perhatian pada

beberapa permasalahan. Ini mengurangi tingkat

tenaga kerja yang diperlukan untuk mengembangkan rencana [itu] dan menghindari
pemborosan waktu yang dipergunakan untuk mempertimbangkan permasalahan yang
tidak perlu ditangani. Biasanya, hanya sedikit permasalahan pada waktu tertentu yang
perlu dipecahkan dan perlu perencanaan. Oleh karena itu, tidak perlu sering
mengadakan pembaharuan atas suatu rencana

jangka panjang. Sebagai gantinya,

beberapa permasalahan dapat ditangani dengan proses strategis ini.


Kecuali

pembatasan

fokus,

langkah-langkah

yang

sama

berlaku

yang

merupakan bagian dari kegiatan perencanaan yang lain. Pertama-tama, kebutuhan


saat ini dan masa depan harus diidentifikasikan. Pendekatan kepada pemecahan
permasalahan harus dikembangkan dan dianalisa. Rekomendasi dari pihak-pihak
terkait harus dicari, termasuk rekomendasi dan keprihatinan dari pemerintahan lainnya
yang mungkin terpengaruh.

1.14. Ringkasan
Perencanaan adalah suatu proses yang harus mendahului sikap/tingkah laku
yang efektif dan

efisien dari kegiatan apapun, apakah itu bisnis atau pemerintah.

Pemecahan permasalahan yang segera biasanya berarti bahwa solusi terbaik adalah
yang tidak lagi tersedia. Perencanaan Spektrum adalah sama saja. Solusi yang optimal
memerlukan suatu perspektif yang berorientasi ke masa depan yang memberikan
cukup waktu

untuk mempertimbangkan semua faktor yang terkait. Perencanaan,

bagaimanapun, memerlukan pembentukan dan komitmen terhadap proses untuk


melaksanakannya, sebab situasi krisis dapat mengalihkan perhatian dari tugas jangka
panjang. Perencanaan

jangka panjang dan jangka pendek adalah suatu hal yang

mutlak diperlukan bagi manajemen spektrum yang memenuhi kebutuhan spektrum


yang selalu berubah secara dinamis.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Informasi dan Telekomunikasi Nasional (NTIA), Depatemen Perdagangan AS.
Penerbitan Khusus NTIA 88-21. NTIA TELEKOMUNIKASI 2000 Menentukan
Arah untuk Abad Baru, Bab 9. Pebruari 1991.
Badan

Informasi dan Telekomunikasi Nasional (NTIA),

Depatemen Perdagangan

AS, Penerbitan Khusus NTIA 89-22. Rencana Jangka Panjang bagi Manajemen
dan Penggunaan Spektrum Radio oleh Badan-Badan dan Institusi Pemerintah
Pusat, Juni 1990.
Badan

Informasi dan Telekomunikasi Nasional (NTIA), Depatemen Perdagangan AS.


Penerbitan Khusus NTIA 91-23. Kebijakan Manajemen Spektrum AS: Agenda
untuk Masa Depan, Pebruari 1991.

Badan

Informasi dan Telekomunikasi Nasional (NTIA), Depatemen Perdagangan AS.


Penerbitan NTIA TM-91-152. Penilaian Peramalan Teknologi untuk digunakan
dalam Manajemen Spektrum, Desember 1991.
Teks-teks ITU-R

Laporan CCIR 1105 Hubungan antara Manajemen Spektrum dan Pemantauan


Frekwensi Radio. Dusseldorf, 1990
Laporan CCIR 1108 Manajemen Spektrum, Dusseldorf, 1990
Laporan CCIR 1111 Pertimbangan Perencanaan bagi Manajemen Spektrum Radio,
Dusseldorf, 1990

BAB 4
PRAKTEK-PRAKTEK REKAYASA SPEKTRUM
(SECTRUM ENGENEERING PRACTISE)
4.1

Pendahuluan

4.1.1 Pentingnya dasar teknis


Biasanya, pemerintah nasional atau badan-badan nasional yang didelegasikan
adalah yang bertanggung jawab atas manajemen spektrum di daerah teritorial mereka.
Mereka menetapkan kebijakan-kebijakan nasional, rencana-renvana peng-allokasian,
standar dan spesifikasi dari peralatan yang diijinkan agar terjadi penggunaan spektrum
yang harmonis demi kepentingan nasional. Hukum-hukum sical dari penyiaran/
propagasi (Sical Laws of Propagation), dan karakteristik teknis dari pemancar dan
penerima, membatasi lingkup (range) dari opsi manajemen spektrum yang feasible.
Mereka juga

menetapkan frekuensi-frekuensi-bebas gangguan yang dapat ditunjuk

(assigned) pada lokasi-lokasi tertentu.


Sekarang terbukti lebih jelas bahwa teknologi radio moderen sedang
berkembang dengan cepat dan menuju ke arah pelayanan telekomunikasi yang baru
dan konvensional dengan siklus produksi dan peyebar-luasan (deployment) yang lebih
pendek. Namun demikian, setiap opsi manajemen spektrum yang terpilih harus tetap
feasible secara teknis dan perlu diidentifikasi dan dikuantifikasi melalui penelitian
engineering. Peraturan-peraturan harus diformulasikan oleh Administrasi dengan
partisipasi dari para pengguna spektrum.
4.1.2 Lingkup Bab Ini
Bab ini meneliti praktek-praktek spectrum engineering dan alat-alat analisis dari
manajemen spektrum. Seksi parameter teknis membahas spesifikasi peralatan,
sertifikasi dan definisi. Seksi tentang prosedur dan rencana teknis juga meliputi satu
subseksi tentang frekuensi sub-allokasi (sub-allocation frequency). Sejauh transmissi
radio terjadi di suatu medium terbuka, maka setiap pemancar menjadi sumber yang
potensial sebagai gangguan terhadap penerimaan transmissi lainnya. Oleh karena itu
perlu adanya metoda penghindaran gangguan yang dibatasi (circumscribed) oleh
phyplans. Seksi dari alat-alat analisis engineering meliputi juga tehnik-tehnik

penunjukan frekuensi, model dari propagasi, analisis gangguan, berbagi (sharing) band
frekuensi yang digunakan, ratio pencegahan, ribut (noise), dan pertimbanganpertimbangan tempat pengaplikasiannya site engineering). Seksi lainnya dari Bab ini
membahas persyaratan untuk meng-up-date praktek-prektek engineering bersamaan
dengan kemajuan teknologi, rujukan, dan gambaran-gambaran (figures).

4.2

Parameter teknis.

4.2.1 Spesifikasi dan sertifikasi peralatan.


Spesifikasi peralatan digunakan untuk menunjukkan karakteristik teknis minimal
yang dapat diterima (accepteble) dari suatu peralatan yang umumnya tersebar dalam
jumlah yang besar oleh para pengguna pada suatu pelayanan radio yang sama. Ada
dua kategori dari spesifikasi peralatan, (Ahmed, 1988); salah satunya adalah yang
mengurusi stasiun radio yang punya ijin; dan satunya lagi adalah yang mengurusi
peralatan radio yang tidak memerlukan ijin. Spesifikasi perlatan berurusan hampir
secara eksklusif dengan parameter teknis minimum yang harus dipenuhi oleh suatu
peralatan yang secara tegas dipandang dari segi keeffektifan penggunaan spektrum
dan pengurangan/peminimalan gangguan pada kedua ujung dari rangkaian, pemancar
dan penerima. Mereka biasanya tidak mementingkan (concerned with) kinerja
transmissi dari ujung ke ujung yang diserahkan kepada pengguna, sehingga
memungkinkan suatu pilihan kualitas dari peralatan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan.
Kategori kedua dari spesifikasi peralatan umumnya mengurusi peralatan yang
berkekuatan rendah yang tidak memerlukan ijin karena keterbatasan lingkupnya
(range). Operasi dari peralatan seperti itu diijinkan di band frekuensi tertentu (specified
frequency band). Selain dari peralatan ISM, pembuka garasi, alarm, dan alat-alat
pengontrol untuk mainan (toys), dan telepon tanpa kabel yang paling mutakhir adalah
cotoh-contoh dari peralatan semacam ini. Kategori spesifikasi peralatan ini mengurusi
secara eksklusif karakteristik dari pemancar seperti kekuatan maksimum, level dan
stabilitas harmonis yang diijinkan (permissible harmonic levels and stability), dan tidak
sanggup untuk pencegahan dari adanya gangguan.

Spesifikasi peralatan harus meliputi juga karakteristik teknis minimum yang dapat
diterima dari pemancar-pemancar (AM, FM, VHF, TV, dan UHV TV) seperti kedalaman
modulasi, band frekuensi, dan batas stabilitas, power yang diijinkan, dan kriteria
penekanan keributan (noise suppression).
Bagian berikutnya menyediakan definisi-definisi dari parameter-parameter yang
penting tersebut. Juga, metode penghitungan dari parameter termasuk dalam bagian
ini.
4.2.2 Parameter-parameter peralatan
Dalam bagian ini, dari buku pegangan, ini juga tersedia suatu overview singkat
tentang parameter peralatan, yang jika tidak dikontrol dapat menyebabkan gangguan
terhadap sistem lainnya dan mempengaruhi secara buruk penggunaan effisien dari
spektrum frekuensi tersebut.. Selain emisi yang dimaksudkan, parameter utama dari
pemancar yang mempengaruhi gangguan terhadap sistim lainnya adalah toleransi
frekuensi, emisi palsu (spurious), dan kelebaran band dari emisi (bandwidth of
emission). Parameter-parameter ini didefinisikan dalam seksi ini, dan sebagai
tambahan sensitivitas dari radio penerima juga diperiksa. Kriteria kinerja biasanya
diterima untuk suara analogue dan digital, data dan signal TV juga didefinisikan dan
teknik untuk memeriksa (assess) kualitas signal yang diterima juga diidentifikasi.
4.2.2.1 Toleransi-toleransi frekuensi dari pemancar
Toleransi frekuensi didefinisikan dalam Article 1 dari Peraturan Radio sebagai
pancaran (departure) maksimum yang diijinkan oleh frekuensi pusat dari band frekuensi
yang ditempati oleh suatu emissi dari frekuensi yang ditunjuk atau, oleh frekuensi
karakteristik dari suatu emisi dari frekuensi rujukan (reference). Toleransi frekuensi
diekspressikan dalam bagian per juta (parts per million) atau dalam Hertz.
Pertimbangan utama, dengan memperhatikan penggunaan yang efisien dari
spektrum frekuensi, adalah bahwa hilangnya ruang frekuensi (space lost) yang
disebabkan oleh instabilitas harus sebagian kecil dari bandwidth yang diperlukan yang
digunakan untuk komunikasi. Angka 1% dari bandwidth yang direpresentasikan sudah
digunakan untuk menyediakan suatu panduan (guide) ke nilai dari toleransi frekuensi

yang mungkin acceptable dari standpoint ekonomi spektrum. Dalam beberapa kasus,
yaitu A3E broadcasting toleransi frekuensi harus cukup kecil untuk mengurangi
gangguan saluran yang umum yang disebabkan oleh beat note diantara pembawa
(carriers) off-frequency.
Dalam kerangka radiotelepon yang single-sideband dengan beberapa stasiun
pada frekuensi tunggal (single frequency), toleransi harus cukup kecil untuk
memungkinkan penekanan (suppression) pada
menyediakan intelligibilitas (dapat dimengerti)

pembawa (carrier) dan untuk


suara yang baik (good voice

intelligibility) tanpa penyesuaian pada penerima.


Ada kategori-kategori tertentu dari suatu station yang mungkin tidak diminta/
dibutuhkan untuk memenuhi toleransi yang ketat untuk alasan-alasan operasional dan
administrasi. Suatu contoh adalah sistim radar bergerak (mobile), dimana masalahmasalah administratif dari penentuan frekuensi yang kaku sekarang adalah tidak perlu
dan, dari operational standpoint, gangguan (interference) dikurangi dengan mengijinkan
toleransi manufaktur normal (normal manufacturing tolerances) yang menyebabkab
distribusi di dalam band yang ditunjuk (assigned).
Kesulitan yang paling besar dalam mengadopsi toleransi yang ditingkatkan
adalah masalah ekonomi yang diciptakan oleh banyaknya pemancar yang beroperasi
dan yang dimanufaktur/produksi sejalan dengan toleransi yang ada. Tabel 1
menunjukkan untuk band-band frekuensi tertentu, kategori dari stasiun dan kelas dari
emissi, nilai representasi dari bandwidth yang dibutuhkan, toleransi yang dapat dicapai
sekarang atau waktu yang akan datang yang tidak lama lagi, dan dimana hal tersebut
dapat diramalkan, toleransi akhir (ultimate tolerance) sebagaimana diuraikan dalam
Recommendation ITU-R SM.1045. Power (kekuatan) yang ditunjukkan untuk berbagai
kategori dari station adalah the peak envelope power (p.e.p.) untuk single-sideband
transmitter dan the mean power untuk semua transmitter lainnya, kecuali diindikasikan
sebaliknya. Ungkapan power of a radio transmitter didefinisikan dalam Article 1 dari
Radio Regulations.

Transmitter frequency tolerance

Frequency Bands
(lower limits exclusive, upper limits inclusive) and Categories
of Stations
9 535 kHz
Fixed (9-50 kHz)
Fixed (50-535 kHz)
Land/coast
Land/coast-digital selective calling (DSC)
Land/aeronautical
Mobile/ship, emergency, survival
Mobile/ship-digital selective calling (DSC)
Mobile/aircraft
Land mobile
Radiodetermination
Broadcasting
535 1606.5 kHz (1605 Rgn.2)
Broadcasting
1606.5 kHz (1605 Rgn.2) 4000 kHz
Fixed
Fixed-SSB radiotelephony
Fixed-FSK radiotelegraphy
Land/coast, aeronautical, base
Land/coast, base-SSB radiotelephony
Land/coast-digital selective calling (DSC)
Land/aeronautical SSB
Mobile/ship
Mobile/ship-digital selective calling (DSC)
Mobile/survival
Mobile/aircraft, EPIRBs
Mobile/land
Mobile/land-SSB radiotelephony, FSK radiotelegraphy
Radiodetermination
Broadcasting
4 29,7 MHz
Fixed
Fixed SSB
Fixed digital telegraphy
Land/coast
Land/coast-A1A
Land/coast digital selective calling (DSC)
Land/aeronautical

Frequency tolerance
Achievable Now
Lont-term design objective
(Colomn 1)
100
50
100 (1)
10 Hz
100
20 Hz (2)
10 Hz
100
100
100
10 Hz

(Column 2)

20 Hz

(>200 W, 50)

20 Hz

10 Hz
15
20 Hz
10 Hz
50
(200 W, 100) (1)
20 Hz
10 Hz
10 Hz
20 Hz
(A1A, 50) (2)
10 Hz
20 Hz
100
20 Hz
40 Hz
10
(200 W, 20)
10 Hz
10
(500 W. 20)
20 Hz
10 Hz
20 Hz (1)
10
10 Hz
50

50

50

Land/aeronautical SSB
Land/base
Land/base SSB radiotelephony
Mobile/ship
Mobile/ship A1A
Mobile/ship-digital selective calling (DSC)
Mobile/survival
Mobile/aircraft
Mobile/aircraft SSB
Mobile/land mobile
Broadcasting
Earth
Space
29.7 - 108 MHz
Fixed
Land
Mobile
Radiodetermination
Broadcasting
Broadcasting TV (sound and vision)
Earth
Space
108 470 MHz
Fixed
Fixed multi-hop radio-relay direct frequency conversion
Land/coast
Land/coast aeronautical
Land/base
Mobile/ship
Mobile/ship on-board outside 156 174 MHz
Mobile/survival
Mobile/aircraft
Mobile/land mobile
Radiodertemination
Broadcasting
Broadcasting TV (sound and vision)

Earth

(500 W, 100)
10 Hz
20
20 Hz
(500 W, 50 Hz)
50 Hz (2) (3)
10
10 Hz
50 Hz
100
20 Hz
40 (4)
10 Hz (5)
20
20
20
(50 W, 30)
20
20
(portables 5 W, 40)
50
2 kHz
(50 W, 3 kHz)
500 Hz
(50 W pep, 1 kHz)
20
20

12

5
15
5 (3 W, 10)
20
5
10
5
50
(156 174 MHz, 10)
30
(50 kHz channels, 50)
5
(portables 5 W, 15)
50 (6)
(108117.975 MHz, 20 (6)
2 kHz
500 Hz
(100 W pep, 2 kHz;
1 W pep, 5 kHz)
20

10
5

Space
470 960 MHz
Fixed
Land
Mobile
Mobile/aircraft
Radiotermination
Broadcasting TV (sound and vision)

Earth
Space
960 1215 MHz
Aero.radionavigation/land, ship
Aero.radionativation/aircraft
1215 2450 MHz
Fixed
Land
Mobile
Radiodetermination
Broadcasting
Earth
Space
2450 MHz 10.5 GHz
Fixed
Land
Mobile
Radiotermination
Earth
Space
10.5 30 GHz
Fixed
Land
Mobile
Radiotermination
Broadcasting
Earth
Space
Above 30 GHz 275 GHz
Fixed
Land
Mobile
Radiotermination
Broadcasting
Earth
Space

20
15
5

5 (3 W, 15)
500 (6)
400 (6)
500 Hz
(100 W pep, 2 kHz,
1 W pep, 10 kHz)
20
20

(100 W pep, 1 kHz)

10

20 (7)
50 (7)
50
20
20
400 (6)
100
20
20

15

50
50
50
1250 (6)
50
50

30

100
100
100
5000 (6)
100
100
100

30

150
150
150
5000 (6)
100
100
100

10

10
20

50
50
50

75
75

Notes to Table 1
Note 1 :

For coast station transmitters used for direct-printing telegraphy or for data transmission, the tolerance is :
5 Hz narrow band phase-shift keying;
10 Hz for frequency shift keying.

Note 2 :

For ship station transmitters used for direct-printing telegraphy or for data transmission, the tolerance is :
5 Hz narrow band phase-shift keying;
10 Hz for frequency shift keying.

4.2.2.2 Emisi palsu (spurious) dari pemancar


Text berikut didasarkan atas ex-CCIR Report (Laporan) 838. Tipe-tipe dari emisi
yang paling tidak diinginkan yang kemungkinan besar akan menjadi masalah adalah
emisi harmonik dan parasitik (harmonic and parasitic emissions). Untuk stasiun-stasiun
yang terdiri dari beberapa pemancar, emisi palsu (spurious) tambahan bisa timbul
karena penggenerasian (generation) produk-produk intermodulasi antara emisi
fundamental. Tipe-tipe lain dari emisi palsu juga akan dibahas.
Harmonic emissions: Penyebab utama dari emisi harmonik dari suatu pemancar
adalah distorsi yang berbentuk gelombang (waveform distortion) dalam amplifier power
frekuensi radio (radio-frequency power amplifiers). Harmonik ini bisa di-aksentuasikan
(accentuated) ke level yang tidak dapat diterima (unacceptable level) oleh kondisi
resonan antara anode dan sirkuit out-put pada frekuensi harmonik.
Umumnya, harmonik di dalam band HF dapat dikurangi menjadi kira-kira -60 dB ,
relatif terhadap emisi yang diinginkan dengan menggunakan sirkuit out-put filter saluran
rendah yang sederhana (low pass filter out-put circuits). Dalam pemancar dengan
kekuatan tinggi (High power transmitter) penambahan filter yang telah diselaraskan
(tuned) mungkin diperlukan untuk mengurangi beberapa harmonik ke yang lebih rendah
dari level maksimum yang diijinkan sekarang yaitu 50 mW. Pengaruh dari ketidakcocokan (mismatch) pada frekuensi harmonik pada penghalusan/pengurangan
(attenuation) dari filter tersebut harus dipertimbangkan. Disain dari filter semacam itu
harus didasarkan pada ratio gelombang yang sedang berlaku dari paling tidak 10 untuk
harmonik.
Pembatasan untuk emisi palsu diberikan dalam Recommendation ITU-R SM 329
untuk pemancar pada frekuensi fundamental antara 9 kHz dan 17.3 GHz. Suatu angka

yang mem-plot mean power dari emisi palsu yang disuplai ke antena (dalam dB relatif
ke power dari emisi fundamental) vs power dari emisi fundamental yang disuplai ke
kabel transmisi antena (antenna transmission line) (dalam W), dan catatan pendamping
(accompanying

note)

juga

diberikan

dalam

Recommendation

ITU-R

SM.329.

Recommendation No. 66 telah direvisi oleh WARC-92 meneliti (study) level maksimum
yang diijinkan dari emisi palsu khususnya pada transmisi pelayanan ruangan (space
service transmissions)untuk menetapkan mean power dari komponen palsu (spurious)
yang disuplai ke antena dan menetapkan proteksi dari radioastronomy dan pelayanan
passif lainnya. Emisi palsu diluar band transmisi dapat diurus dengan beberapa cara.
Filter bisa saja di cocokkan (fitted) pada out-put dari transmitter (pemancar) untuk
menghaluskan semua harmonik. Dengan cara ini penekanan tambahan (additional
suppression) sampai pada 30 dB dapat dicapai dengan biaya yang patut (reasonable).
Pada kasus-kasus tertentu tekanan lanjutan (further suppression) dari harmonik
pada frekuensi-frekuensi terpisah (discrete) mungkin diperlukan. Ini bisa dicapai dengan
menggunakan resonan ??/4 saluran transmisi sirkuit terbuka (??/4 open-circuit
transmission lines) baik dalam bentuk coaxial ataupun parallel-twin.
Parasitic emission: Emisi Parasitik dihasilkan (generated) secara tidak disengaja
(accidental) pada frekuensi yang independen pada kedua carrier (pembawa) atau
frekuensi karakteristik dari emisi dan ossilasi yang dihasilkan dari penggenerasian dari
carrier atau frekuensi karakteristik. Frekuensi dari osilasi parasitik tidak berhubungan
dengan signal in-put ke pemancar. Tidak ada peraturan umum tentang metoda
penekanan (suppressing) osilasi tersebut yang dapat diberikan, karena osilasi parasitik
tidak mempunyai hubungan dengan operasi normal dari sirkuit, dan tiap kasus harus
diperlakukan sesuai dengan kondisinya (on its merit).
Intermodulation products: Produk intermodulasi dihasilkan (generated) ketika dua
atau lebih signal diaplikasikan pada suatu alat yang non-linear (non-linear device).
Third order (urutan ketiga) dari frekuensi intermodulasi adalah yang berbentuk: 2f1 f2,
dan f1 + f2 f3, dimana f1, f2, dan f3 adalah pembawa (carrier) frekuensi dari
pemancar 1, 2, dan 3. Untuk pemancar tunggal (single transmitter) produk
intermodulation umumnya timbul karena intermodulasi antara modulation sidebands.
Produk-produk ini jatuh ke saluran terdekat (adjacent channels). Masalah yang lebih

serius terjadi ketika dua atau lebih pemancar menempati tempat yang sama (co-sited)
dan signal dari satu pemancar berpasangan dengan output stages dari yang lainnya.
Produk-produk intermodulasi yang paling penting adalah yang dari urutan ganjil
ketiga dan lebih tinggi (the third and higher odd order) dan produk-produk ini tidak
dapat dikurangi dengan filter, karena produk-produk ini dekat dengan spektrum
frekuensi dari signal yang diinginkan. Frekuensi dari produk-produk urutan ketiga
terbentuk dari frekuensi fundamental dari dua atau lebih pemancar yang menempati
tempat yang sama (co-sited). Produk-produk urutan yang lebig tinggi mungkin perlu
dipertimbangkan ketika banyak pemancar yang co-sited.
Saling berpasangan (mutual coupling) antara antena-antena menyebabkan signal
yang tidak diinginkan diumpan balik ke tiap transmitter power output stage. Output
stage dari power amplifier

dapat menunjukkan hambatan (impedance) non-linear

yang efektif terhadap umpan balik signal yang tidak diinginkan kedalam pemancar
sehingga produk intermodulasi dapat dihasilkan (generated) dan diradiasikan kembali.
Besarnya signal palsu hasil radiasi tergantung pada:
-

kekuatan dari pemancar pengganggu

hilangnya pasangan antena (antennae coupling loss)

hilangnya konversi: ratio dari power dari signal yang mengganggu (interfering) dari
sumber luar ke produk intermodulasi, sebagaimana diukur pada output dari
pemancar korban (victim transmitter), ketika selektivitas frekuensi (frequency
selectivity) dari pemancar dikeluarkan (exluded); dan,

selektivitas frekuensi pada sirkuit dan antena output pemancar.


Kehilangan konversi (conversion loss) dari suatu transmitter output stage

ditetapkan oleh fungsi non-linear brodband (band yang luas) dari output stage dan
derajat dari isolasi antara fungsi non-linear dan beban (load). Untuk pemancar FM yang
menggunakan amlifier kelas C power yang solid, kehilangan konversi adalah dilingkup
anatra 3 sampai 20 dB. Untuk pemancar linear yang didisain untuk SSB, kehilangan
konversi adalah dalam urutan dari 50 dB. Untuk pemancar-pemancar broadcasting LF,
MF, dan HF, kehilangan konversi dari amplifier katup power yang tinggi yang tipikal
(typical high power valve amplifier) bisa serendah 10 dB.

Produk-produk intermodulasi yang dihasilkan oleh pemancar yang mengumpan


amplifier biasa: pemancar multiple (multiple transmitter) bisa dihubungakan ke antena
biasa dengan cara mengkombinasikan signal sebelum pembesaran (amplification).
Secara tipikal level dari produk yang dihasilkan secara internal berhubungan secara
berlawanan dengan efisiensi amplifier.
Produk-produk intermodulasi yang dihasilkan oleh elemen non-linear yang dekat
dengan antena: Harmonik yang tidak diinginkan dan komponen intermodulasi dapat
dihasilkan dengan perangsangan (excitation) dari konduktor yang berisi kontak nonlinear di antena atau struktur metalik sekitar pemancar. Elemen non-linear dapat
dibentuk pada hubungan-hubungan (junctions) metal ke metal di tiang dan pengumpan
antena (masts and feeder). Beberapa elemen non-linear disebabkan oleh penggunaan
yang tak terhindarkan dari metal yang tidak sama maupun metal yang karatan.
Karatan adalah ancaman yang menetap khususnya disaerah pantai atau daerah
dengan pollusi udara. Atensi yang hati-hati terhadap hubungan (bonding) seluruh engsel
di dalam struktur metal dan antena adalah satu-satunya cara menghindari efek yang tak
diinginkan tersebut.
Other spurious emissions: Emisi-emisi palsu lainnya dapat timbul dari beberapa
penyebab yang secara tidak harmonis dihubingkan dengan pembawa (carrier) dari
frekuensi modulasi. Hal-hal yang mempunyai hubungan dengan pembawa (carrier)
dihasilkan dalam sirjuit penetapan frekuensi (frequency-determining circuit) dari
pemancar, khususnya dalam modulator dan frequency synthesizer, dan mereka bisa
berada di dalam atau di luar band. yang mempunyai hubungan dengan frekuensi
modulasi adalah produk-produk inter-modulasi dan disebabkan oleh non-linearitas di
dalam amplifier stages.
4.2.2.3 Bandwidth (kelebaran band) dari emisi
Appendix 6 Bagian B dari ITU Radio Regulation mensyaratkan bahwa bandwidth
dari emisi harus sedemikian rupa sehingga memastikan penggunaan yang paling
efisien dari spektrum. Secara umum ini mensyaratkan bahwa bandwidth dipelihara

(kept) pada nilai terendah yang dapat diijinkan oleh pelayanan. Ex-CCIR Reports
977,324,837 menyediakan informasi yang diperlukan untuk menetapkan bandwidth dari
emisi untuk bebrbagai tipe modulasi. Untuk kelas tertentu dari emisi, detail mengenai
kondisi test untuk digunakan dalam mengukur bandwidth dan radiasi di luar band (outof-band) juga diberikan. Hasil-hasil pengukuran dan kalkulasi yang dibuat untuk
mengembangkan kurva yang menunjukkan spektrum densitas dari satu power ke power
lainnya (power to power density spectra) untuk berbagai kelas dari emisi juga terliput
di dalam laporan tersebut. Recommendation ITU-R SM 328 dan CCIR Handbook untuk
stasiun-stasiun monitoring berisi metoda pengukuran x dB bandwidth.
Emisi dari modulasi digital, dan pulsa yang tidak termodulasi (unmodulated pulse)
diuraikan dalam Recommendation ITU-R SM.853 dan tidak akan diulang di sini.
4.2.2.4 Sensitivitas dari penerima radio.
Text berikut didasarkan atas Recommendation ITU-R SM.852 dan ex-CCIR
Reports 553 dan 840. Text tersebut mendefinisikan kriteria ratio signal ke suara ribut
(signal-to-noise ratio criteria)yang umum digunakan untuk mengukur sensitivitas dari
penerima-penerima radio.
Menurut Recommendation ITU-R SM 852,

ukuran sensitivitas dari penerima

analogue saluran tunggal dari emisi kelas F3E yang digunakan di pelayanan mobile
darat dan laut, didefinisikan sebagai:
Metode SINAD (The SINAD Method) yang menggunakan ratio (Signal+Noise+
Distortion)/(Noise+Distortion) atau SND/ND = 12 dB, diukur pada saat ada modulasi
dengan filter penolakan signal test (test signal rejection test).
Pengukuran sensitivitas perlu dibuat dengan filter baseband yang aktual, jika
ada, yang digunakan dalam penerima. Dalam kebanyakan kasus sensitivitas penerima
akan didegradasi oleh adanya signal yang tidak diinginkan pada input penerima. Untuk
karakterisasi lengkap dari suatu penerima, oleh karena itu, sensitivitas harus diukur
dengan atau tanpa adanya signal pengganggu (interference signals). Mode yang
kemungkinan akan didegradasi akan dibahas belakangan dalam seksi ini.
Untuk penerima modulasidigital dimana akses langsung ke aliran/garis

data

yang ditemukan kembali (recovered data stream) dicapai dengan mudah, sensitivitas

paling baik kalau diukur dengan menggunakan kriteria rate kesalahan (error rate
criterion). Penggunaan kriteria seperti ini yang menghasilkan SINAD yang ekuivalen
(equivalent SINAD) untuk decoder saluran tertentu lebih disukai karena hal itu akan
memungkinkan pembandingan langsung dengan teknik-teknik pengukuran analog.
Degradasi dari sensitivitas maksimum yang dapat digunakan dari penerima yang
beroperasi dalam kondisi non-linear:

Dalam mempertimbangkan effek dari

gangguan karena ke-non-lenaritas penerima, maka perlu mempertimbangkan beberapa


mekanisme:
-

intermodulasi, yang jika terjadi dalam RF atau stages pencampuran (mixer stages),
affects amplitude (AM), phase dan frequency (PM/FM) memodulasi penerima secara
merata (equally);

modulasi silang (cross modulation) yang tergantung dari tipe modulasi yang
diterima; dan,

desensitisasi-gampangnya

terpengaruh

(desensitization

susceptibility)

dari

penerima , yang dibahas dalam 4.4.3.


Karakteristik intermodulasi dari penerima PM/FM yang ada hubungannya dengan
sensitivitas penerima telah diinvestigasi oleh (Stevasevic, 1980). Hasil-hasil daei
beberapa pengukuran memberi nilai-nilai tipikal dari degradasi sensitivitas dari
penerima FM yang beroperasi pada frekuensi 160 MHz dan dengan sensitivitas
maksimum yang dapat digunakan pada 113 dBm. Ukuran-ukuran Degradasi
sensitivitas diberikan sebagaimana level input penerima yang diekspressikan dalam
decibles diatas level sensitivitas maksimum yang dapat dipakai. Umumnya, produkproduk intermodulasi tidak dikembangkan sampai titik pekerjaan (working point) dari
penerima ada dalam wilayah non-linear dari karakteristik transfer. Ketergantungan nonlinear dimulai pada level rendah dari signal input dan menjadi lebih jelas dengan
bertambahnya signal input. Ketika ke-non-linearitas dalam karakteristik transfer terbukti
dengan jelas, peningkatan level dari signal input sebesar n dB menyebabkan
peningkatan magnitude dari produk-produk intermodulasi sebesar Kn dB. Dalam

wilayah ini produk-produk intermodulasi urutan ketiga (third order) adalah lebih
kelihatan (predominant).
Bentuk umum dari karakteristik transfer dari setiap penerima PM/FM,
diekspressikan dengan bantuan dari kurva degradasi dari sensitivitas maksimum yang
dapat dipakai, ditunjukkan dalam Gambar 3. U in adalah level signal yang tidak
diinginkan. Kenaikan yang jelas dalam level yang dibutuhkan untuk degradasi 3 dB
sebagaimana fungsi f

tergantung dari selektivitas (selectivity) daqri filter yang

mendahului non-linear stage. Untuk penerima moderen yang dengan sebenarnya tidak
ada selektivitas akhir front (no front end selectivity), degradasi tidak tergantung pada f.
Modulasi silang disebabkan oleh efek non-lineritas yang tidak diinginkan dala
penerima AM dan FM dan oleh karena itu secara langsung berhubungan dengan
degradasi dari sensitivitas maksimum yang dapat dipakai. Umumnya modulasi silang
yang lebar (amplitude cross-modulation) terjadi dalam penerima AM dan fase modulasi
silang (phase cross-modulation) terjadi pada penerima FM. Detail lebih lanjut bisa
ditemukan dalam ex-CCIR Report 840-1.
4.2.2.5 Kriteria kinerja
Kriteria kinerja sistim transmisi bicara pada akhirnya didasarkan pada evaluasi
subjective oleh panel pendengar. Metode ini mahal dan beberapa teknik pengukuran
baseband telah dikembangkan untuk signal bicara yang menyediakan korelasi yang
baik dengan hasil-hasil panel pendengar ketika digunakan signal analog secara asli
(purely). Ex-CCIR Report 526 menguraikan pengukuran kinerja transmissi suara.
Untuk sistim bicara digital kinerja dari prosessor bicara (speech) harus dievaluasi
oleh teknik subjective, namun demikian kinerja dari saluran transmisi (path) bisa
dievaluasi dengan pengukuran errorr rates. Kurva yang menghubungkan bit error rate
ke signal ke noise dan kualitas suara tersedia untuk sistim digitasi pengikut bentuk
gelombang (waveform follower digitation systems) seperti pulse code modulation
(PCM) dan continuing variable delta slope modulation (CVSD). Sejak sumber sistim
digitasi pengikut seperti code excited linear prediction (CELP) distandarisasi, kurva
serupa yang menghubungkan bit error rates ke kualitas bicara (speech) menjadi
tersedia.

Gambar 3; Degradation for various f

Catatan: Titik persimpangan dengan kurva sesuai dengan level nilai dari produk intermodualsi
urutan ketiga untuk ratio dari (S+N+D) / (N+D) 12 dB dan level input signal yang
diinginkan 3 dB diatas sensitivitas maksimum yang bisa dipakai sesuai dengan
Standar IEC untuk penerima frequency-modulation untuk pelayanan mobile (IEC
Publication 489-3).

Untuk transmisi data probabilitas rate kesalahan adalah kriteria kinerja yang lebih
disukai (preferred performance criteria). Hal ini adalah independen dari struktur berita
atau isi dan bisa dibuat agar bisa diaplikasdikan (applicable) ke semua sistim. Kurva
tersedia yang menunjukkan bit error rate sebagai fungsi dari Eb / No untuk semua
modes modulasi digital yang populer dan teknik-teknik koreksi kesalahan. EX-CCIR
Report 526 menguraikan fungsi kinerja dari sistim-sistim modulasi analog dan digital.
Untuk signal TV kriteria kinerja masih didasarkan atas panel pemirsa subjective.
Skor dan index artikulasi (Articulation Score and Index): Ukuran dasar dari
intelligibilitas (bisa dimengerti) dari sistim suara diekspressikan dalam bentuk persentasi

dari kata-kata yang secara benar dimengerti dari suatu saluran yang terganggu oleh
gangguan.Ukuran dari indikasi intelligibilitas ini disebut skor artikulasi (Articulation
Score =AS). Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang berassosiasi dengan AS tests,
prosedur Articulation Index (AI) telah dikembangkan dan disesuaikan untuk bebrbagai
tipe gangguan.
Pengalaman telah menunjukkan bahwa nilai terkecil dari AI yang secara
konsisten menyediakan transfer informasi yang benar dari bahasa normal adalah 0.7
dalam skala 0 - 1, dan nilai terendah yang dapat diterima dari AI untuk mata rantai yang
berguna adalah 0.3.
Ambang batas minimum gangguan (Minimum Interference threshold =
MINIT): Minit minimum, walaupun bukan ukuran ambang batas kinerja, adalah berguna
untuk menilai (assess) effek dari gangguan pada transmisi suara. Itu adalah Level
dimana gangguan pertama kali dideteksi dalam audio output. Sejak level ini didapatkan
melalui evaluasi subjective, ada suatu variabilitas yang melekat (inherent variability)
karena manusia sebagai observer dan satunya karena cara dimana ambang batas
didefinisikan kepada observer. Secara khusus, level ambang batas (threshold) dapat
ditentukan dengan mengurangi atau menaikkan level dari gangguan yang berhubungan
dengan level signal tetap (fixed) yang dibutuhkan. Pada kasus pertema, test dimulai
dengan gangguan yang paling dapat diketahui dan berhenti ketika gangguan hanya
dapat dipersepsi. Dalam kasus kedua, gangguan dinaikkan sampai subject mencatat
gangguan yang peretama kali didengar.
Test ini dapat dibuat tanpa adanya signal yang dibutuhkan. Tipe test seperti ini
akan digunakan untuk high fidelity atau sistim suara televisi dimana keberadaan
gangguan selama waktu dimana signal yang dibutuhkan tidak ada tidak dapat diterima
(unacceptable). Level gangguan ambangbatas yang lebih rendah akan dibutuhkan
untuk kasus ini daripada jika signal yang dibutuhkan ada, karena signal yang diinginkan
dapat mengelabui/menopengi (can mask) keberadaan gangguan. Pengukuran telah
menunjukkan bahwa MINIT adalah suatu fungsi gangguan terhadap ratio noise. Untuk
signal yang terspesifikasi (specified) ke ratio noise, MINIT juga sesuai (correspond)
dengan ratio signal-ke-gangguan.

MINIT adalah ambang batas yang dapat digunakan sebagai batas (boundary)
antara wilayah dari gangguan yang dapat diabaikan dan wilayah dari gangguan yang
diijinkan dan dapat digunakan dalam masalah-masalah koordinasi frekuensi.
Bicara Digital (Digital Speech): Skor artikulasi (pengucapan) untuk follower
speech digitizer seperti PCM dan CVSD umumnya tidak sensitif terhadap error rates
kurang dari 10 pangkat minus 4 dan degradasi ke 0.7 pada error rates 3 X 10
pangkat minus 2 untuk PCM dan 10 pangkat minus 1 untuk CVSD. Pada errorr rates
yang lebih tinggi degradasi adalah demikian sangat cepat sehingga umumnya dianggap
tidak dapat digunakan.
Dalam aplikasinya dimana signal tinggi (high signal) terhadap noise ratio
dibutuhkan, rates data tinggi (high data rates) harus digunakan dan degradasi dapat
terjadi untuk bit error rates serendah 10 pangkat minus 6.
Umumnya

diharapkan

bahwa

source

follower

models

menyediakan

karakteristik yang serupa walaupun pada data rates yang lebih rendah.
Sistim digital (digital system): Minimum bit error ratio untuk sistim digital telah
dipilih sebagai suatu probabilitas bit errorr 10 pangkat minus 6. Maximum bit error ratio
untuk sistim digital telah dipilih sebagai suatu probabilitas bit error 10 pangkat minus 2
dan untuk middle bit error ratio 10 pangkat minus 4. Ambang batas telah diberikan
dalam bentuk (in terms of) bit error probability (probabilitas bit error) dan bukan
character bit rates, sehingga hasil-hasilnya akan dapat diterapkan (applicable) kepada
semua sistim tidak tergantung pada struktur berita. Eb / No yang dibutuhkan untuk
mencapai ambangbatas ini didefinisikan untuk berbagai tipe modulasi.
Aeronautical system: Recommendation ITU-R IS.851 dan ex-CCIR Report 929
mendefinisikan ambangbats gangguan untuk aircraft(pesawat terbang) ILS localizer,
penerima VOR dan COM.
Television signal (signal TV): Dua skala telah digunakan untuk mendefinisikan
level kerusakan (impairment)dari komponen signal TV: TASO 6-level scale dan ITU-R
(ex-CCIR) double stimulus 5 level scale. Skala level 5 telah direkomendasikan sejak
1974 dan ditunjukkan pada Tabel 2.
Untuk pelayanan pemancar darat (terrestrial broadcasting=television) dibawah
efek dari short-term trophospheric interference level gangguan maksimum yang dapat

diijinkan harus sesuai dengan grade 3 pada ITU-R (ex-CCIR) scale dan kepada grade 4
dalam kasus gangguan lebih besar dari 50 % dalam kebanyakan waktu. Untuk
pelayanan bradcasting satellite (television), level gangguan yang diijinkan harus sesuai
dengan grade 4 dan 5.
Tabel 2
ITU-R (ex-CCIR) Double-Stimulus Impairment Scale.
GRADE

4.3

Kriteria gangguan (CRITERION OF INTERFERENCE)

tidak teramati

bisa diamati, tapi tidak mengganggu

agak mengganggu

mengganggu

sangat mengganggu

Prosedur dan rencana teknis

4.3.1 Prosedur dan rencana teknis untuk memastikan operasi radio yang
harmonis
Rencana teknis ditujukan untuk menyediakan satu set pedoman kepada disainer
dari sistim spesifik, pembuat/produser peralatan, dan organisasi yang menyebarkan
(deploy) sitim-sistim radio. Rencana teknis mendukung operasi harmonis dari sistim
radio dan memungkinkan pemberian ijindengan cepat dengan cara menyederhanakan
evaluasi sistim. Rencana ini berisi, antara lain, parameter teknis seperti polarisasi,
kekuatan maksimum yang diijinkan dan karakteristik antena. Rencana tersebut juga
berisi rencana penyaluran (channeling) untuk band frekuensi yang sama, meliputi
penggunaan band baru atau mengijinkan transisi dari transmisi analog ke digital dalam
band yang sedang digunakan. Rencana itu juga dapat berisi informasi yang lebih rinci
(detail) tentang metode pengkalkulasian gangguan potensial dalam tiap band untuk
membimbing dan membantu pengguna dalam perencanaan penyebaran dari fasilitas.
Prosedur teknis memberitahukan calon-calon yang mendapatkan ijin radio
tentang langkah-langkah yang harus diikuti untuk mendapatkan ijin radio, informasi

teknis yang dibituhkan, proses koordinasi yang diminta, formulir aplikasi yang tepat
untuk dipakai dan skala waktu yang harus ditunggu (expected).
4.3.1 Rencana sub-allokasi frekuensi.
Radio Regulations Nomor 17 sampai 19 mendefinisikan assignment dan
allotment frekuensi radio atau saluran dan alokasi dari suatu band frekuensi.
Assignment adalah otorisasi yang diberikan oleh administrasi untuk stasiun
radio untuk menggunakan frekuensi radio atau saluran frekuensi radio dibawah kondisikondisi yang telah ditetapkan (specified).
Allotment adalah entry dari saluran frekuensi yang ditunjuk dalam suatu rencana
yang telah disetujui untuk pelayanan komunikasi radio darat atau angkasa di satu
atau lebih negara yang telah diidentifikasi atau area geografikal dan dibawah kondisikondisi yang telah ditetapkan.
Allocation adalah entry dalam tabel dari allokasi frekuensi dari suatu band
frekuensi tertentu dengan maksud penggunaanya oleh satu atau lebih pelayanan
komunikasi radio darat maupun angkasa (terrestrial or space) atau pelayanan radio
astronomi dibawah kondisi-kondisi yang telah ditetapkan.
Tabel ITU tentang allokasi frekuensi, tabel nasional dari allokasi frekuensi dan
rencana sub-alokasi frekuensi, digunakan untuk membentuk (establish) parameter
teknis yang mengatur pengimplementasian pelayanan dalam administrasi yang spesifik.
Rencana sub-alokasi ditujukan untuk memastikan bahwa disainer sitim yang spesifik,
pembuat

peralatan,

dan

organisasi

yang

menyebarkan

(deploy)

sistim-sistim

mempunyai satu set pedoman pengimplementasian. Parameter teknis dari rencana


sub-alokasi

yaitu; rencana penetapan saluran (channeling), polarisasi, kekuatan

maksimum yang diijinkan, dan karakteristik antena, juga memfasilitasi ekspansi yang
lancar dan bebas masalah dari suatu kapasitas komunikasi dari sistim semacam itu.
Secara historis, di banyak negara, pola dalam pengembangan rencana subalokasi adalah untuk memformulasikan suatu renaca yang unik dari channeling untuk
tiap

band

frekuensi.

Untuk

menanggapi

permintaan/tuntutan

yang

kurang

homogeneous, diperlukan unatk memasukkan (include) multiple channeling plans


kedalam rencana sub-alokasi. untuk band frekuensi yang sama.

4.3.2 Persiapan untuk perencanaan frekuensi.


Dalam band frekuensi yang baru, dimana frekuensi unassigned, manajer
spektrum mempunyai kesempatan untuk menguraikan rencana saluran yang akan
memenuhi kebutuhan dari pengguna yang ada maupun pengguna masa depan secara
efisien. Dua metode dari perencanaan band frekuensi diuraikan pada seksi ini.
Metoda pertama, diuraikan dalam ex-CCIR Report 976, telah digunakan dengan
sukses pada country-wide basis di Eropa dan pada mulanya dikembangkan untuk
pelayanan broadcasting. Metoda tersebut sekarang ini digunakan untuk pelayanan
darat mobile yang non-public di Jerman (Binz and Kleimeier, 1970). Rencana ini terdiri
dari suatu grid dari 9 rhombs (hexagons), ditunjukkan pada Gambar 4. Channel di
tiap rhomb diseleksi untuk meminimisasi produk intermodulasi dan gangguan saluran
(channel) terdekat. Gambar 5 adalah model assignment dalam band 900 MHz dengan
37 sequential channel. Channel 34 tidak diassigned untuk mengurangi gangguan
intermodualsi. Melekatnya (adherent) suatu peralatan ke parameter teknis yang standar
adalah suatu persyaratan untuk pengaplikasian metode ini. Pola ini dapat diulangi untuk
meliput area yang diinginkan. Keuntungan besar (major advantage) dari metoda ini
adalah bahwa hanya satu rencana frekuensi yang dibuat sekali saja tanpa manjemen
yang berdasar komputer yang dibutuhkan dan subsequent assignment dapat dengan
mudah merujuk ke grid . Keterbatasannya adalah bahwa metoda ini tidak dapat
diaplikasikan pada distribusi yang tidak merata dari populasi atau area.
Metoda kedua yang dikembangkan untuk pelayanan mobile daratan di Kanada
adalah aplikasi dari tabel assignment bebas gangguan (Interference-free Assignment
Grids) oleh [Delfour and De Couvreur, 1989]. Metode ini sistim yang berdasarkan
komputer yang dimulai dengan persamaan gangguan yang telah dibentuk (established
interference equation)

untuk penerima dan transmitter terdekat, gangguan

intermodulasi dan pemakaian saluran secara bersamaan (channel sharing). Grid yang
berkapasitas tinggi dibangun dengan mempertimbangkan kemungkinan penggunaan
filter bandpass. Keputusan yang harus dibuat oleh manajer spektrum adalah kondisikondisi co-channel yaitu, pemisahan yang jauh, dan jumlah maksimum kapan saluran
(channel) dapat di gunakan bersama (shared). Metode ini mengeliminasi penghitungan
(computations)

EMC

dan

mengurangi

variabel

keputusan.

Grid

assignmentmenyediakan penggunaan yang lebih efisien dari spektrum dan kualitas


yang seragam dari pelayanan.

Dengan sistim komputer grid dapat diubah untuk

mengakomodasi perubahan dalam permintaan/tuntutan dalam ruang dan waktu dan


dapat digunakan dalam berbagai area darat dan pupulasi.
Gambar 4
A basic grid for frequency pre-assignment

Gambar 5
FREQUENCY PRE-ASSIGNMENT PLAN FOR 37 CHANNELS

4.4

Alat-alat analisis engineering

Seksi ini berisi tujuh topik-topik penting sebagai berikut: teknik assignment
frekuensi, model dari propagasi, analisis gangguan, band yang digunakan bersama
(sharing), ratio pencegahan, noise, pertimbangan-pertimbangan site engineering.
Mereka membentuk dasar dari praktek-praktek sound engineering dalam manajemen
spektrum.
4.4.1 Teknik assignment frekuensi(Frequency Assignment Techniques)
Kebanyakan freequency assignment dengan dasar pertama datang pertama
dilayanani. Namun demikian, beberapa faktor mempengaruhi pemetaan dari tipe yang
berbeda-beda dari permintaan (demand) terhadap band frekuensi dan dan harus
dipertimbangkan oleh manajer spektrum. Keamanan di laut, di udara, dan juga di darat
menjadi suatu persyaratan vital. Kendala-kendala teknis harus dipertimbangkan untuk
mencocokkan frekuensi dengan pengaplikasiannya. kebutuhan-kebutuhan Ilmu dan
penelitian dan

kebutuhan penggunaan umum dalam mendukung meteorologi,

eksplorasi bumi, studi lingkungan, sistim satelit, dan lain-lain dapat merumitkan
penunjukan (assignment) frekuensi. Kebutuhan Pertahanan Nasional terpengaruh
dengan

kuat

oleh

status

ikatan-ikatan

internasional.

Tehnologi

baru

dapat

mempengaruhi efisiensi pengoperasian dengan membuat penggunaan yang lebih baik


dari frekuensi, dengan penyederhanaan penggunaan dan dengan merespon terhadap
peningkatan permintaan dari para pengguna dan permintaan dan himbauan dari liputan
internasional dari pelayanan.
Manajemen spektrum adalah untuk menunjuk (to assign) frekuensi kepada
pengguna

individu

dari

sumber-sumber

nasional

yang

diallokasikan

dengan

mempertimbangkan kendala-kendala dalam keamanan, efisiensi dan ketersediaan.


Dalam seksi berikutnya, penunjukan frekuensi dengan peraturan frekuensi jarak jauh
(frequency-distance rule = FD rule) akan diuraikan.
4.4.1.1. Penunjukan frekuensi dengan peraturan frekuensi jarak jauh
Peraturan-peraturan pemisahan frekuensi jarak jauh adalah bagian dari proses
manajemen frekuensi di banyak pelayanan. Masalah-masalah dapat dikatakani: satu
set kendala frekuensi yang diberikan antara pemancar-pemancar, tunjuk frekuensi

kepada pemancar-pemancar sehingga kendala-kendala frekuensi dapat diamati dan


bandwidth total yang dibutuhkan berkurang. Kendala frekuensi adalah bebrapa set dari
pemisahan saluran (channel) yang tidak boleh melarang frekuensi uantuk dapat diassign kepada pemancar-pemancar (transmitters) dalam rangka mencegah gangguan
(interference). FD rules biasanya dispesifikasikan dari segi pemisahan antara pemancar
dan penerima atau dapat berasal dari kalkulasi signal ke gangguan (signal-tointerference), prioritas penjunjukan, atau pertimbangan-pertimbangan lainnya. Dalam
pelayanan yang

channelized: transmitter yang co-channel harus dipisahkan dengan

paling tidak d2 km, transmitters yang dipisahkan oleh dua channel harus paling tidak
terpisah sejauh d3 km, dan seterusnya. Untuk pelayanan dan kondisi-kondisi radio
tertentu seperti saluran-saluran (channels) televisi UHF, ini dapat ditransformasikan ke
pemisahan antara pemancar-pemancar ex-CCIR Report 842.
Hasil dari investigasi oleh [Hale, 1981] menunjukkan bahwa adalah mungkin
menunjuk frekuensi individual ke pemancar yang secara arbitrary terlokasi (arbitrarily
located) dengan maksud untuk mendapatkan jumlah maksimum pengguna dalam
bandwidth yang terspesifikasi, menggunakan startegi penunjukan frekuensi konversi
spektrum (spectrum-conversion). Proses yang terlibat dalam strategi penujukan
frekuensi ini adalah untuk:
1) mengorder transmitters
2) menunjuk transmitter pertama ke channel 1; dan
3) memilih transmitter berikutnya dan memilih dan menunjuk channel.
Langkah ketiga diulang sampai semua transmitter telah ditunjuk. Urutan
pemilihan transmitter didasarkan pada jumlah transmitter yang berada dalam jarak
tertentu. Dalam rencana saluran (channel) penomoran channel dapat dimulai dari salah
satu ujung band yang mana saja. sehingga nomor channel yang paling kecil merujuk ke
apakah ke frekuensi terendah atau tertinggi dari band tersebut. Transmitter dengan
dengan jumlah terbesar transmitter yang diassosiasikan dengannya ditunjuk sebagai
yang pertama dan seterusnya. Channel terkecil yang dapat diterima yang ditempati
adalah yang pertama dipilih untuk ditunjuk ke transmitter tanpa menyimpang dari FD

rules. Jika tidak ada kapasitas didalam channel yang ditempati tersebut, maka channel
terkecil yang dapat diterima ditunjuk kepada transmitter tersebut.
Proses penghitungan (algorithm) penunjukan frekuensi yang berbeda-beda
terjadi. Misalnya, Berry dan Cronin [1982] telah mengeneralisasi proses penghitungan
penunjukan frekuensi untuk diaplikasikan pada pelayanan campuran. (Band pelayanan
campuran diallokasikan ke paling tidak dua jenis sistim yang tiap sistim dengan satu set
FD rules sendiri (own set of FD rules). Pencampuran pelayanan dibawah kondisi
dimana semua FD rules dipenuhi, paling tidak akan lebih efisien spektrum (spectrumefficient) dibandingkan dengan pelayanan yang terpisah-pisah. Metode yang diuraikan
oleh Cesky dan Bebr [1987] dan Cesky dan Pavelka [1986] adalah pendekatan
alternatif dengan menggunakan metode Monte Carlo untuk mengurangi gangguan total
dalam jaringan (network), seperti channel suara VHF/FM, daripada menggunakan
bandwidth total. Pada dasarnya proses penghitungan (algorithm) bisa diklassifikasikan
sebagai baik sequential (berurutan) maupun recursive.
Sequential algorithms dibuat dengan dasar suatu analisisyang sejalan dengan
suatu daftar peraturan yang mengatur dari persyaratan-persyaratan dan berurusan
dengan yang satu dan lainnya. Sequential algorithms biasanya diaplikasikan ketika ijin
yang ada sulit untuk dibatalkan (revoke) atau pindah ke frekuensi yang berbeda seperti
sistim satelit atau sistim radar.
Dalam recursive algorithms pemilihan penunjukan tergantung pada penunjukan
sebelumnya, misalnya penunjukan channel aeronautical atau channel komunikasi suara
darat yang bergerak (mobile). Recursive algorithms mempunyai karakteristik yang lebih
baik secara potensial tapi hal itu dicapai dengan mengorbankan kecepatan operasi.
Algorithm yang efektif lainnya menggunakan matrix pemisahan frekuensi,
dimana peraturan segitiga (triangel rule) diterapkan ke masalah perencanaan frekuensi,
misalnya dalam pelayanan tetap (fixed service), dan dipresentasikan di CCIR Document
1/119, 1989 dan [Bessonov et al, 1988]. Namun demikian hal tersebut harus disebutkan
bahwa kompleksitas dari algorithm ini lebih besar.
Satu dari alasan-alasan bahwa algorithms menghasilkan penunjuikan frekuensi
yang efisien adalah bahwa algorithms tersebut memilih urutan dimana transmitters
tersebut adalah frekuensi yang ditunjuk. Gambar 6 menunjukkan hasil keseluruhan dari

dua eksperimen mengenai bagaimana bandwidth yang dibutuhkan meningkat sebagai


suatu fungsi dari jarak channel pertama yang terdekat. Garis yang solid merupakan
strategi penunjukan yang terbaik dan garis titik-titik menunjukkan penunjukan acak
(random) dari frekuensi ke transmitter. Jumlah spektrum yang terpakai dengan
penunjukan urutan acak (random order assignment)

adalah kira-kira 21 % lebih

daripada yang digunakan dengan penunjukan terbaik. Dapat dilihat bahwa hambatanhambatan pemisahan dari walaupun sedikit channel yang berdekatan dapat
menyebabkan kenaikan yang signifikan dalam pemakaian spektrum. Data ini juga
menunjukkan bahwa ketika jarak channel pertama yang terdekat lebih kecil dari 40 %
dari jarak co-channel, jumlah channel yang dibutuhkan tidak jauh lebih banyak daripada
yang dibutuhkan bila jarak co-channel sendirian (co-channel distance alone) digunakan.
Gambar 6
Kenaikan persentase dalam jumlah channel yang dibutuhkan (P) sebagai fungsi
dari ratio dari jarak pemisahan yang terdekat

Setelah FD rules dari co-channel dan channel terdekat dipenuhi, stasiun yang
mungkin terlibat dalam gangguan intermodulasi dapat diidentifikasi. FD rules untuk
transmitters yang mungkin mempengaruhi penerima lainnya melalui intermodulasi
adalah lebih rumit. Sebagai contoh dengan menggunakan frekuensi pembawa dari 460
MHZ, intermodulasi dua-signal urutan ketiga akan terjadi jika: d * f < 0.17, dibawah
asumsi yang dibuat oleh [Chan, 1985], dimana d adalah jarak dari statiun yang ada dari
stasiun yang diusulkan (proposed) dan f adalah pemisahan frekuensi (MHz) diantara
frekuensi transmitter yang jauh dan dekat. Stasiun yang diusulkan bisa terlibat sebagai
penerima yang menjadi korban atau transmitter yang mengganggu. Area diatas kurva
2d versus 2 f, yang ditunjukkan dalam Gambar 7, merujuk ke situasi gangguan yang
diijinkan. Oleh karena itu analisis yang lebih rinci dibutuhkan untuk menetapkan level
kekuatan gangguan dalam kasus-kasus marginal seperti kasus-kasus yang dekat
dengan kurva.
Gambar 7
A FD rule for two-signal third-order receiver intermodualtion interference analysis

Dengan menggunakan hasil-hasil simulasi dari electromagnetic compatibility


(EMC) di pelayanan radio bergerak darat (land mobile radio service) dan jaringan radio
relay, Bykhovsky dan Pavliouk, 1995, menganalisa compatibility dari ijin-ijin radio baru
yang diterbitkan untuk masa terbatas dari pengoperasian di suatu area geografikal
stasiun yang ada. Proses ini memperkenalkan kemungkinan gangguan terhadap
stasiun pengoperasi pada waktu tertentu. Dengan pemilihan rasional dari parameter
sistim radio yang menetapkan EMC, kepadatan yang tinggi dari stasiun di suatu
jaringan dapat dicapai dengan menggunakan variasi time-dependent dalam kepadatan
stasiun di suatu area tertentu.
Program komputer yang membantu memecahkan masalah algorithms ini secara
efisien dapat digunakan dalam beberapa cara. Pertama, program tersebut dapat
dipakai sebagai alat pengalokasi. Misalnya, karakterisasi dari pelayanan yang diusulkan
diberikan, hal itu dapat menetapkan jumlah spektrum yang dibutuhkan (the allocation)
bersama dengan penunjukan (designation) dari frekuensi spesifik untuk digunakan
pada lokasi spesifik (table of allotments). Kedua, program tersebut dapat melayani
sebagai alat yang diotomatisasi yang sangat cepat untuk penunjukan frekuensi rutin.
Ketiga, program tersebut dapat digunakan sebagai alat penelitian untuk maksud
manajemen spektrum.
4.4.2 Model dari propagasi. (Models of Propagation)
Hilangnya propagasi (siaran) gelombang radio adalah parameter kunci yang
harus dipertimbangkan dalam menetapkan ukuran yang praktis dari zona liputan dari
suatu sistim radio dan besarnya gangguan yang tidak dimaksudkan.
Ada 7 modes dari propagasi (siaran), seperti; Wave guide, ground Wave, Sky
Wave, Space Wave (terdiri dari gelombang langsung dan gelombang tanah yang
dipantulkan (ground reflected wave), Diffraction, Tropospheric Scattering, dan Line-ofSight (point-to-point atau Earth-to-Satellite). Mode propagasi, ruang lingkup (range),
penggunaan bandwidth, potesi untuk gangguan terhadap band frekuensi dari VLF
sampai ke EHF diringkas di Tabel 3.

Tabel 3.
Propagation modes and usages for various frequency bands
Band

Frequency

Mode

Range

Bandwidth

interference
volume
tersebar luas

VLF

3 30 kHz

wave
guide

beberapa
1000 km

sangat
terbatas

LF

30-300 kHz

ground
wave, sky
wave

beberapa
1000 km

sangat
terbatas

tersebar luas

MF

0.3-3 MHz

ground
wave, sky
wave

sedikit 1000
km

rata-rata

tersebar luas

HF

3-30 MHz

sky wave

sampai ke
beberapa
1000 km

luas

tersebar luas

VHF

30-300 MHz

space
sampai ke
wave,
beberapa
tropospho 1000 km
ric
scatter,
diffraction

sangat luas

terbatas

UHF

0.3-3 GHz

kurang dari
100 km

sangat luas

terbatas

SHF

3-30 GHz

space
wave,
tropospho
ric
scatter,
diffraction
, line-ofsight
line-ofsight

30 km,
beberapa
1000 km

sangat luas
sampai 1
GHz

umumnya
terbatas

Usage
seluruh dunia,
radio-navigasi
ruang lingkup
panjang dan
komunikasi
strategik.
radio-navigasi
ruang lingkup
panjang dan
komunikasi
strategik.
point-to-point
ruang lingkup
menengah, mobile,
LAN, audio dan
video broadcasting,
komunikasi
personal
point-to-point
ruang lingkup
pendek dan
panjang, global
broadcasting,
mobile
pt-to-pt pendek
dan medium,
mobile , LAN,
audio and video
broadcasting,
komunikasi
personal
pt-to-pt pendek
dan medium,
mobile , LAN,
audio and video
broadcasting,
komunikasi
personal,
komunikasi satelit
pt-to-pt ruang
lingkup pendek,
audio and video
broadcasting,
LAN,komunikasi

Band

EHF

Frequency

30-3000
GHz

Mode

line-ofsight

Range

20 km,
beberapa
1000 km

Bandwidth

sangat luas
sampai 10
GHz

interference
volume
umumnya
terbatas

Usage
personal/mobile,
komunikasi satelit
pt-to-pt ruang
lingkup pendek,
microcellular, LAN,
komunikasi
personal/mobile,
komunikasi satelit

Signal radio yang diterima setelah penyiaran dari antena pemancar tergantung
dari karakteristik dari lapangan yang mengantarai (intervening terrain) dan dari
karakteristik dan variabilitas dari ionosphere dan troposphere. Estimasi yang rinci dari
kekuatan signal atau hilangnya transmissi dan estimasi dari pengurangan signal harus
memperhitungkan lokasi dari terminals, musim dan waktu pada hari tersebut, dan
parameter statistik (yaitu persentase waktu) yang dibutuhkan. Propagasi/siaran
gelombang radio dipertimbangkan oleh ITU-R Study Group 3 (ex-CCIR Study Groups 5
and 6). Model propagasi radio adalah kompleks/rumit karena adanya beberapa effek
yang harus dipertimbangkan, seperti refleksi, difraksi, scattering dan ducting. Untuk
banyak analisis spektrum dan maksud-maksud penunjukan frekuensi, assessment yang
disederhanakan dari hilangnya propagasi dibutuhkan. Suatu review sinoptic dari aspekaspek propagasi yang mempengaruhi pelayanan komunikasi radio dan analisa
gangguan dimasukkan di [Bem, 1979].
Pengguna spektrum membutuhkan estimasi yang rinci dari liputan (coverage)
atau reliabilitas dari transmisinya. Untuk manajemen frekuensi atau maksud-maksud
perencanaan, mungkin cukup dengan membuat asumsi yang sederhana dan optimistik
tentang liputan atau kekuatan signal; misalnya, propagasi bebas ruangan (free-space
propagation), yang menyebabkan hilangnya penyebaran di ruangan (spatial spreading
losses) (Recommendation ITU-R PN.525) dan tidak terpengaruh oleh atmosfir atau
efek terrain screening. Signal yang diinginkan harus mempunyai reliabilitas yang tinggi
sehingga mungkin hanya diperlukan mempertimbangkan level dari signal yang tidak
diinginkan yang diharapkan (expected) terjadi untuk fraksi (fraction) kecil dari waktu.
Dalam seksi ini, beberapa metode propagasi secara singkat diuraikan.
Pembahasan yang lebih lengkap bisa ditemukan di ITU-R Recommendation dan text

dari RPN and RPI Series atau dimana saja dalam literatur seperti NBS, 1967 dan
Davies, 1969.
VLF (f < 30 kHz)
Pada frekuensi dibawah 30 kHz, hilangnya propagasi mendekati propagasi yang
free-space. Pada VLF suatu wave guide mode antara ionosphere dan Bumi bisa
bepergian (travel) secara global.
LF (30 <f<300 kHz)
Dalam lingkup frekuensi ini, dua mode propagasi yang berbeda adalah penting:
ground wave mode, yang akan sering menetapkan batas (limit) dari signal yang
diinginkan, dan ionosphere mode (sky-wave) yang akan sering menyiarkan signal yang
tidak diinginkan. Aplitude dari signal sky-wave mempunyai variasi pronounced diurnal
yang disebabkan perubahan-perubahan absorbsi ionospheric.
Propagasi sky-wave pada frekuensi ini diurusi dalam Recommendation ITU-R
PI.684 dan PI.435 dan kurva propagasi untuk ground-wave dimasukkan dalam
Recommendation ITU-R PN.368.
MF (300 kHz<f< 3MHz)
Dalam band frekuensi ini mode propagasi adalah juga ground-wave dan skywave; oleh karena itu banyak text meliput kedua band LF dan MF.
Propagasi ground-wave untuk frekuensi antara 10 kHz dan 30 MHz
dipertimbangkan dalam Recommendation ITU-R PN.368 dan program komputer,
GRWAVE, tersedia dari ITU BR. Ketika mengassess ground-wave, perlu mengetahui
muatan listrik (electrical property) dari tanah (ground), khususnya konduktivitasnya.
Peta diberikan dalam Recommendation ITU-R PN.832. Namun demikian, peta-peta ini
utamanya dimaksudkan untuk digunakan pada VLF dan peta-petaini tidak tersedia pada
saat ini dalam bentuk nomor untuk aplikasi komputer.
Propagasi sky-wave untuk frekuensi dari 150 kHz sampai 1.6 MHz dibahas
dalam Report ITU-R PI.575 (ex-CCIR Report 575, Dusseldorf, 1990) dan metode
prediksi diberikan dalam Recommendation ITU-R PI.435. Dalam band MF broadcasting,

sering cukup mengassumsi bahwa propagasi sky-wave hanya terjadi pada malam hari.
Program LMF52F, yang didasarkan atas Recommendation ITU-R PI.435-2 tersedia dari
ITU BR. Pada frekuensi diatas 1.6 MHz, metode prediksi propagasi HF yang diuraikan
dibawah mulai valid. Juga di atas 1.6 MHz sky-wave tersebut menjadi lebih penting
untuk sistim komunikasi mobile.
HF (3<f<30 MHz)
Dalam lingkup frekuensi, propagasi signal biasanya melalui ionosphere dan
sebagai konsekuensinya, menunjukkan (displays) cukup

(considerable) bervariasi.

Sifat dari propagasi ionospheric mengimplikasikan bahwa sirkut yang long-range akan
bisa mengalami distorsi multipath, gangguan signal, dan operasi yang tersendatsendat (intermitten operation). Jarak yang jauh dimana propagasi terjadi dan
spektrum yang ramai/padat (crowded) memerlukan penggunaan model prediksi
propagasi yang relatif rumit (complex).
Peta-peta

bernomor

(numerical

maps)

dari

karakteristik

ionospheric

(Recommendation ITU-R PI.434) dipakai (employed) di dalam model berdasar


komputer (computer-based) yang digunakan untuk memprediksi
Program

komputer

REC

533

adalah

versi

yang

propagasi HF.

dikomputerisasikan

dari

Recommendation ITU-R PI.533 yang memprediksikan untuk jalur (path) apa saja,
musim dan nomor sunspot, MUF dasar dan operasional, kekuatan field, power yang
diterima, ratio dan reliabilitas dari signal-to-noise.
VHF dan UHF (30 MHz<f<3 GHz)
Dalam band-band ini propagasi melaui ionosphere yang regular tidak terjadi
kecuali pada tepi (edge) yang sangat rendah dari band tersebut. Efek dari cuaca
dibatasi (confined) ke super-refraction dan ducting yang dapat disebabkan oleh
pembalikan (inversions) dari kemiringan yang normal (normal gradient) dalam index
pembiasan (refractive index) dari udara. Penyimpangan penting lainnya dari propagasi
free-space adalah ionospheric scattering dan pembiasan (diffraction) yang disebabkan
oleh hambatan-hambatan pengantara (intervening obstacles), termasuk tonjolantonjolan Bumi, dan pembiasan dari daratan/lapangan (terrain) dan bangunan-bangunan.

Tergantung dari lingkungan propagasi tertentu, yang berikut ini dapat digunakan
untuk mengestimasi hilangnya propagasi:
Free-space attenuation. Dalam beberapa peristiwa (circumstancies) akan cukup
mengasumsi bahwa signal yang diinginkan hanya bisa dikurangi karena propagasi
di free-space (Recommendation ITU-R PN.525).
Pembiasan (diffraction) di sekitar bumi yang rata. Untuk prediksi signal yang
diinginkan pada lingkup (ranges) lebih besar daripada jarak line-of-sight, mungkin
lebih disukai untuk memperhitungkan lekuk-lekuk bumi. Program komputer
GRWAVE (Report ITU-R PN.714) (ex-CCIR Report 714), Dusseldorf, 1990
mengurus kasus ini dan dan perlakuan dari propagasi oleh pembiasan (diffracsion)
juga terdapat dalam Recommnedation ITU-R PN.526. (Lihat juga ITU Handbook of
Curves untuk propagasi gelombang radio yang dekat dengan permukaan bumi).
Propagasi diatas wilayah-wilayah tertentu di bumi diatas tanah dengan kekasaran
yang spesifik. Recommendation ITU-R PN.370, PN.528 dan PN.529 memberikan
kurva untuk pelayanan radio yang berbeda-beda, band-band frekuensi, wilayahwilayah di bumi dan ketinggian antena yang dapat diaplikasikan untuk situasi
tertentu yang sedang dipertimbangkan.
Propagasi diatas profil dataran (terrain) tertentu. Ketika diperlukan, kalkulasi yang
rinci dapat dibuat untuk propagasi diatas profil daratan yang didapatkan dari
database topografik. Algorithm komputer akan didasarkan pada metode yang
diuraikan dalam Recommendation ITU-R PN.526.
Durkin. Model ini didasarkan atas tulisan prediksi komputer (computer prediction)
(Proceedings IEE, Vol.116 No. 9 September 1969). Sebenarnya tulisan tersebut
mempertimbangkan kelegaan (relief) antara pemancar dan penerima (transmitters
dan receivers) melalui suatu term pengurangan (term of attenuation) tergantung dari
bentuk dari tepi (features of ridges) yang dijumpai di perjalanan transmisi
(transmission path).
OKUMURA-HATA. model ini didasarkan atas bbagian-bagian dari Recommendation
ITU-R PN.529 dan menggunakan formula OKUMURA-HATA yang menkalkulasi
pengurangan yang tergantung dari jarak dan ketinggian yang sesuai (equivalent
heights) dari antena pemancar. Pengurangan ini dikoreksi tergantung dari

persentase bangunan-bangunan sekitar lokasi penerimaan, atas tipe dari jalur (path)
(darat, laut atau campuran) dan atas rate dari naik turunnya tanah (undulating
ground rate).
LONGLEY-RICE (ITS). Algoritm ITS (versi 1.2.2) adalah hasil dari pekerjaan
yang dilakukan selama periode 20 tahun di Amerika (USA) oelh Institute for
Telecomunication and Sciences dan membolehkan evaluasi dari pengurangan
propagasi olrh ground wave atau tropospheric scattering. Model ini bersifat statistik
karena memprediksi nilai pengurangan median dan mengestimasi variasi signal dalam
waktu dan ruang.
Sebagai tambahan mungkin perlu memperhitungkan mekanisme propagasi yang
mungkin bisa menghasikan gangguan (interference). Mekanisme ini termasuk:
-

Propagasi ionospheric. Selama musim-musim dan waktu-waktu pada suatu hari


tertentu mode propagasi ionospheric, seperti yang melalui the sporadic E layer,
bisa mengijinkan propagasi jarak jauh pada frekuensi sampai sekitar 70 MHz (lihat
Recommendation ITU-R PI.534);

Super-refraction and ducting. Efek ini dibahas oelh Recommendation ITU-R


PN.834 dan PN.452.

SHF dan frekuensi yang lebih tinggi (f>3 GHz)


Faktor-faktor propagasi yang diuraikan sebelumnya (kecuali untuk sky-wave)
adalah wajar bahkan pada frekuensi yang lebih tinggi. Namun demikian, perlu
mempertimbangkan pengurangan, penghamburan, dan polarisasi silang (attenuation,
scattering dan cross-polarization), yang dihasilkan oleh presipitasi dan partikel
atmosfir lainnya. Diatas sekitar 15 GHz, perlu memperhitungkan pengurangan oleh gasgas atmosfir.
Hujan yang terjadi didalam jalur propagasi (propagation path) dapat menciptakan
beberapa masalah. Pada frekuensi lebih besar dari 10 GHz, pengurangan oleh butir
hujan dapat menghasilkan kerusakan yang serius dalam kualitas signal. Metoda
pengestimasian distribusi probabilitas untuk pengurangan umumnya didasarkan pada
nilai dari intensitas hujan R0.01 (mm/h), melebihi 0.01 % dari waktu. Nilai ini

seharusnya didasarkan pada observasi jangka panjang hujan yang dibuat dengan alat
pengukur hujan yang standar (rain gauges) yang mempunyai resolusi waktu sekitar 1
menit. Jika data jangka panjang seperti itu tidak tersedia untuk wilayah yang dimaksud,
nilai dapat diestimasi dari peta-peta (maps) yang ada dalam Recommendation ITU-R
PN.837. Untuk frekuensi dan polarisasi dari minat (interest) pengurangan spesifik dapat
dikalkulasi menurut Recommendation ITU-R PN.838. Recommendation ITU-R PN.530
memberi metoda untuk mengestimasi level rata-rata dari pengurangan untuk persentasi
lain pada line-of-sight path.
Propagasi bumi dapat, selama kondisi udara bersih, mengalami pelemahan
(fading) karena pembiasan (diffraction), multipath atmosferik dan permukaan,
penyebaran beam, antenna defocusing, pengurangan karena gas-gas atmosfir di
beberapa wilayah, badai pasir dan debu. Recommendation ITU-R PN.453 berisi
estimasi dari besarnya (magnitude) dari kebanyakan efek-efek tersebut. Statistik cuaca
yang diukur Measured climatological statistics) ada dalam Recommendation ITU-R
PN.453. Recommendation ITU-R PN.836 menyediakan beberapa pedoman tentang
kepadatan (densities) uap air rata-rata dalam atmosfir yang dekat dengan permukaan
bumi yang kemungkinan besar mengenai sistim-sistim yang beroperasi di atas 20 GHz.
Propagasi Earth-space.
Untuk propagasi earth-space, kalkulasi free space untuk signal yang diinginkan
mungkin cukup. Ketika memperetimbangkan signal yang tidak diinginkan, perhatian
harus diberikan pada polarisasi silang (cross-polarization) yang disebabkan oleh
hydrometeors (Recommendation ITU-R PN.618), rotasi polarisasi dalam ionosphere
dan efek dari pijaran ionospheric (ionospheric scintillation) (Recommendation ITU-R
PI.531). Bersamaan dengan menjadi kecilnya sudut elevasi jalur (path), hilangnya path
akan melebihi nilai dari free-space dan, tentunya, kemungkinan blocking oleh
peningkatan obstruksi.
Pada earth-space path efek propagasi tergantung pada geometry jalur, cuaca,
dan

parameter

dari

sistim

komunikasi.

Informasi

tambahan

terdapat

dalam

Recommendation ITU-R PN.679 (broadcast satellite), Recommendation ITU-R PN. 680

(maritime mobile satellite), Recommendation ITU-R PN.681 )land mobile-satellite) dan


Recommendation ITU-R PN.682 (aeronautical mobile satellite).
recommendation ITU-R PN.618 menyediakan sumber utama dari data propagasi
dan saran-saran engineering tentang efek dari tropsphere pada signal yang diinginkan
untuk disin jaringan earth-space (bumi-angkasa). Recommendation ITU-R PN.618
berisi metoda-metoda untuk mengestimasi hilangnya signaluntuk absobsi gas dan
pengurangan hujan. Teknik untuk penyekalaan (scaling) frekuensi dan polarisasi dari
statistic pengurangan (attenuation statistics) tersedia dalam Recommendation ITU-R
PN.618, dan estimasi dari statistik bulan terburuk dirumuskan dalam Recommendation
ITU-R PN.581 dan PN.841. Kenaikan temperatur sky-noise yang menemani hilangnya
jalur (path loss) juga menyebabkan degradasi dalam figure-of-merit penerima untuk
suatu stasiun bumi yang dapat diestimasi dari suatu ekspressi dalam Recommendation
ITU-R PN.618. Diversitas tempat (site diversity) dapat secara signifikan mengurangi
level pengurangan (attenuation) yang sesuai dengan (corresponding to) persentasi
waktu tahunan yang diberikan pada jalur bissa mengalami pengurangan yang besar
9severe attenuation), dan juga mengurangi efek-efek percikan dan depolarisasi
(scintillation dan depolarization). Prosedur kalkulasi untuk mengestimasi kinerja
diversitas (diversity performance) terdapat dalam Recommendation ITU-R PN.618.
Percikan signal (signal scintillation) adalah fluktuasi yang cepat dalam besarnya
signal

yang

disebabkan

oleh

variasi

dalam

tropospheric

refractive

index.

Recommendation ITU-R PN 618 berisi metoda prediksi untuk mengestimasi kedalaman


pelemahan scintillation untuk persentasi waktu antara 0.01 dan 50 % dari tahun
berjalan.
Asymmetric scatterers (butir hujan, kristal es) pada jalur propagasi menghasilkan
9generate)

depolarisasi

signal

dalam

dual-polarization

frequency-reuse

communications systems. Recommendation ITU-R PN.618 menyuplai metoda untuk


mengestimasi diskriminasi polarisasi silang (cross-polarization discrimination) (XPD)
untuk frekuensi dari 8 sampai 35 GHz (dan frekuensi yang berskala sampai 4/6 GHz)
dan sudut elevasi jalur (path elevation angles) dari 60 derajat dan dibawahnya. Koseksi
empiris untuk depolarisasi es juga diuraikan sebagai XPD faktor hujan yang
diestimasikan.

4.4.2.1. Data Topografik


Dalam banyak kasus, adanya fitur dataran (terrain features) dapat membuat
perbedaan besar terhadap level dari signal yang diinginkan dan yang tidak diinginkan
(gangguan) signal radio. Pengetahuan tentang dataran harus tersedia untuk
mengaplikasikan bebrapa metoda pengestimasian hilangnya propagasi. Kelas-kelas
yang berbeda dari dataran yang berguna adalah; laut, bentuk air lainnya, gurun, hutan
yang lebat, hutan, daerah pinggir kota atau kota.
Pengeluaran (extraction) profil jalur dari peta topografik telah dilakukan secara
traditional dengan tangan. Ini adalah proses yang melelahkan, menyita waktu, dan
mahal. Namun demikian, pekerjaan yang luas (extensive) telah dilakukan oleh institusi
pembuat peta (cartographic) untuk menyediakan peta digital untuk area-area terpilih.
Dari peta ini, fitur (feature) yang penting untuk prediksi propagasi radio dapat
dikeluarkan (extracted). Ketinggian dataran, vegetasi permukaan, ketinggian dan
kepadatan bangunan, lebar jalan, geologi tanah adalah hal-hal yang yang mungkin
akan tersedia di masa depan. Alternatif lainnya, informasi bisa didapatkan dari potografi
aerial atau bayangan-bayangan yang tertangkap oleh satelit.
Metoda yang paling sering digunakan pada database dataran menghasilkan data
ketinggian pada interval ruangan yang seragam (uniformly spaced intervals) pada
stuktur grid. Resolusi dari data diatur oleh kapasitas penyimpanan digital dan
keakurasian dari survey. Resolusi dari data dataran tergantung band frekuensi dalam
penelitian. Data tersebut bisa bervariasi dari 1/100.000 untuk UHF/SHF sampai
1/5.000.000 untu HF. Keakuratan data (ketinggian dan hambatan) harus dalam range
(lingkup) 10 m sampai 1000 m, lagi-lagi tergantung pada band frekuensi. Dengan
menggunakan data dataran yang tersimpan, profil jalur (path profile) dari altitudenya
dapat dihasilkan antara dua titik geografikal (geographical point) yang termasuk dalam
database dataran. Profil ini berguna dalam menetapkan titik line-of-sight. atau efek
perlindungan (shielding effects) dari dataran sekitar. Sementara fitur dataran adalah
penting, ketinggian bangunan jangan diabaikan, terutama dalam area perkotaan atau
pinggir kota. Teknik komputer untuk kalkulasi hilangnya propagasi dapat secara

otomatis mengakses database dataran [Chan, 1991], [Palmer,1981], De Mercado et al,


1982].
4.4.2.2. Pemilihan model propagasi.
Masalah-masalah

manajemen

analisa

spektrum

sering

mempergunakan

(utilizes) model-model spectrum engineering dan data basis yang yang sesuai
(appropriate). Suatu model engineering dari proses alam mempunyai banyak
keuntungan-keuntungan: lebih cepat, lebih murah, dan mudah dimodifikasi. Keakuratan
dari yang mensimulasi proses ditentukan oleh disainnya dan penggunaannya. Sifat-sifat
(attribute) yang tidak biasa dari suatu masalah tertentu menuntut kecerdikan,
fleksibilitas, dan intuisi dalam melaksanakan analisis. Dengan pertimbangan ini dalam
pikiran, data dan model yang diuraikan dimaksudkan untuk menyediakan materi dasar
yang dapat digunakan secara rutin atau diadaptasi sewajarnya. (appropriate).
Berdasarkan model propagasi yang appropriate (wajar), hilangnya propagasi dan
juga level dari dignal yang diinginkan dan level gangguan dapat dikalkulasi.
4.4.3 Analisis Gangguan
Utilisasi spektrum yang efisien tergantung pada analisis yang effektif dari
parameter lingkungan dan sistim, secara tipikal yang bersifat statistik, untuk
meminimisasi are gangguan. Sejak gangguan menguranaagi kinerja sistim dan efisiensi
spektrum, parameter teknis dari disain dan spesifikasi dari sistim radion yang diijinkan
untuk beroperasi dalam suatu pelayanan tertentu dan band frekuensi tertntu harus
dipertimbangkan sehingga para pengguna yang berijin tidak menjadi subjek gangguan
dan tidak menyebabkan gangguan terhadap pemakai-pemakai yang lainnya.
Parameter yang penting yang harus dipertimbangkan dalam rangka mencegah
gangguan meliputi (include) definisi-definisi dari frekuensi pusat, pemisahan frekuensi
pembawa, stabilitas frekuensi, dan tipe dari emisi (digital atau analog dan modulasi
yang digunakan), level power dari transmitter atau pembawa dan power yang
diradiasikan secara isotropik ekuivalen maksimum (maximum equivqlent isotrpically
radiated power) per channel pada suatu band yang spesifik, dan level dari emisi diluar
bandwidth. Karakteristik antena seperti ketinggian yang efektif, diriktivitas (directivity)

dari pola radiasi untuk polarisasi, ratio minimum dari front-to-back, dan sudut antara
lobe

utama

(main

lobe)

dengan

pengguna-pengguna

lainnya

seperti

satelit

geostationary mungkin perlu dipertimbangkan juga.


Signal yang diinginkan pada input penerima terutama didegradasikan dengan
empat

tipe:

co-channel,

channel

yang

berdekatan

(adjacent),

desensitisasi

(desensitization), dan intermodulasi. Tiga tipe yang pertama dari gangguan bisa
diuraikan/dideskripsikan dengan satu persamaan umum (general equation).
Pada dasarnya, level gangguan pada penerima adalah fungsi dari Pt, power dari
transmitter pengganggu, Gt, gain dari antena pengganggu pada arah penerima (dBi),
Gr, gain dari antena penerima pada arah pengganggu (dBi), Lb(d), kehilangan dasar
(basic loss) untuk jarak pemisahan d anatra penerima dengan pengganggu, dan FDR
(f), penolakan dependen frekuensi (frequency dependent rejection) yang tergantung
pada (f), dan diekspresikan dengan:
I = Pt + Gt + Gr Lb(d) FDR((f)

(1)

Frekuensi penolakan dependen adalah suatu fungsi dari f yang merupan


perbedaan antara frekuensi yang di-tuned pengganggu dengan frekuensi yang dituned oleh penerima. Fungsi itu juga tergantung pada karakteristik penerima. Informasi
lebih jauh bisa ditemukan dalam Recommendation ITU-R SM.377 dan ex-CCIR Report
654.Harus diperhatikan bahwa persamaan (1) dapat digunakan untuk mengkalkulasi
level signal yang diinginkan juga dengan syarat bahwa kehilangan propagasi
(propagation loss) dikalkulasi oleh penjumlah dari power gangguan individual (individual
interference powers): I = I1 + I2 + +IK .
Seksi berikutnya menyediakan deskripsi singkat tentang tipe gangguan seperti
ini. Tipe lain gangguan seperti emisi harmonik dan palsu (spurious), emisi parasitik, dan
modulasi silang diuraikan dalam 4.2.2 tentang Parameter peralatan (equipment
parameter).
4.4.3.1. Co-channel
Gangguan co-channel disebabkan oleh adanya signal yang diinginkan dan signal
gangguan yang beroperasi pada channel yang sama di dalam bandwidth dari amplifier
frekuensi intermediate (IF). Karena kedua signal tersebut timpang-tindih (overlap)

FDR(f) dari persamaan (1) sama dengan nol, dan signal pengganggu tidak dapat
difilter dengan cara yang normal. Level dari gangguan co-channel tergantung pada
karakteristik penolakan dari co-channel dari penerima dan karakteristik emisi dari
transmitter.
Pada pelayanan radio yang berbeda kalkulasi dari gangguan Co-channel
berbeda. Pada pelayanan darat yang mobile, stasiun co-channel terpisah dari masingmasing pada jarak 120 km pada kasus yang paling jelek. Jarak ini bervariasi dengan
kondisi dataran yang berbeda dan frekuensi ddari operasi. Dalam sistim radio sellular,
jarak pemisahan co-channel banyak lebih dekat sehinggan memungkinkan untuk
menggunakan kembali channel di dalam suatu kota. Dalam pelayanan tetap (fixed),
direktivitas (directivity) dari antena memainkan peran yang sangat penting

dakam

mengkalkulasi level gangguan co-channel. Ini khususnya penting ketika stasiun dataran
dan tiap stasiun beroperasi di dalam band frekuensi yang sama.
Penyebab lain dari gangguan co-channel adalah karena situasi berbagi (sharing)
frekuensi yang tidak terkoordinasi. Dalam situasi ini, kedua nomor dan lokasi dari
kemungkinan sumber gangguan mungkin tidak diketahui yaitu ketika radiasi yang
mengganggu adalah dari peralatan domestik. Ex-CCIR Report 1102 menyediakan
suatu cara untuk mengkalkulasi voltase rms pada terminal dari suatu antena karena
sumber gangguan co-channel yang banyak (multiple sources) dari yang bersifat buatan
manusia (man-made nature) dan fungsi-fungsi kemungkinan yang berhubungan.
4.4.3.2. Channel yang berdekatan (adjacent channel)
Gangguan

channel

yang

berdekatan

bisa

terjadi

karena

signal

yang

mengganggu beroperasi pada channel yang berdekatan atau emisi palsu (spurious)
dari transmitter. Level dari gangguan channel yang berdekatan adalah tergantung dari
karakteristik penolakan dari frekuensi radio (RF) dari penerima.
Efek dasar dari gangguan channel yang berdekatan adalah hasil dari interaksi
antara signal yang diinginkan, karakteristik penerima dan gangguan untuk frekuensi dan
pemisahan yang bervariasi. Hal-hal ini mungkin bisa diekspressikan dalam bentuk
frequenci distance (FD), frequency dependent ration (FDR), atau ratio perlindungan
radio-frequency relatif (relative radio-frequency protection ratio). FD adalah pemisahan

jarak minimum yang dibutuhkan antrara penerima dan pengganggu sebagai fungsi dari
perbedaan antara frekuensi yang sedang di-tuned, dan dibahas dalam 3.4.1.1 dari
Handbook ini. FDR adalah suatu ukuran dari penaolakan dari emisi transmitter yang
tidak diinginkan oleh selektivitas penerima ex-CCIR Report 654. Level dari gangguan
channel yang berdekatan tergantung dari nilai dari FDR(f) dalam persamaan (1). Ratio
perlindungan (protection ratio) adalah ratio minimum yang dibutuhkan antara signal
yang diinginkan dan yang tidak diinginkan, biasanya diekspressikan dalam dB pada
input penerima, ketika pembawa dari transmitter yang diinginkan dan yang tidak
diinginkan mempunyai frekuensi yang sama atau perbedaan frekuensi dari (f). Ratio
perlindungan dibahas lebih jauh dalam Handbook ini.
Ketika nilai maksimum, IM, dari power gangguan yang bisa diterima untuk
penerima telah dispesifikasi, kinerja penerima bisa diterima hanya apabila Lb(d) +
FDR(f)

Pt + Gt + Gr IM. Kurva ilustratif dari kombinasi yang berbeda-beda dari

pemisahan dan area dari kinerja penerima yang dapat diterima ditunjukkan pada
Gambar 8. Persamaan yang menguraikan kurva A adalah Lb(d) + FDR(f) = . Di atas
kurva adalah wilayah kinerja penerima yang dapat diterima. Di bawahnya adalah
wilayah kinerja penerima yang tidak dapat diterima.
Penghitungan (computation) dari FDR, FD dan ratio perlindungan (ratio
protection)) dapat diimplementasikan pada komputer kecil, berdasarkan metode
pengkalkulasian power dari band yang berdekatan channel yang diuraikan. Adalah
mungkin untuk secara terpisah menetapkan komponen gangguan dalam channel yang
berdekatan yang disebabkan oleh pembawa (carrier) dan oleh sidebands.
Ex-CCIR Report 972 memodifikasi persamaan (1) untuk mengkalkulasi power
puncak gangguan (dBM) dalam bandwidth penerima untuk singnal gangguan dengan
berbagai tipe bentuk gelombang dan modulasi. Sebagai tambahan ex-CCIR report 974
menguraikan bagaimana persamaan

(1) dapat dimodifikasi untuk menganalisa

gangguan Spread Spectrum.


4.4.3.3. Desensitisasi
Desensitisasi bisa terjadi ketika transmitter yeng mengganggu beroperasi pada
jarak yang sangat dekat dengan penerima, [McMahon, 1974]. Jika signal yang

mengganggu cukup kuat maka penerima bisa dibuat menjadi jenuh (driven to
saturation). Level dari desensitisasi tergantung dari karakteristik penolakan RF, yaitu
FDR dari penerima. Secara tipikal, spesifikasi sitim meenganjurkan pada pemakai
untuk memilih karakteristik pemilihan penerima yang menyediakan penolakan
gangguan sebahaya itu. Metoda yang umum yang dipakai untuk menhindari gangguan
desensitisasi meliputi penginstalasian filter, penempatan kembali stasiun (re-siting the
stations) dan mengurangi power transmitter yang berlebihan dari stasiun yeng
mengganggu.
Gambar 8
Separation in frequency and distance

4.4.3.4. Intermodulasi
Produk-produk intermodulasi sering disebabkan oleh non-linearitas di dalam
amplifier stages dari peralatan radio. Penomena intermodulasi dasar melibatkan
pencampuran dua atau lebih signal pada frekuensi yang berbeda, di dalam sirkuit yang
non-linear, yang menghesikan (generate) signal pada frekuensi yang berbeda. Secara
umum f0 = + nf2 + pf3 + dimana m,n, dan p adalah iteger positif, f0 adalah
frekuensi dari produk intermodulasi, nilai f lainnya merepresentasikan frekuensi original
dari signal yang tercampur.

Gangguan intermodulasi adalah yang paling umum dalam situasi co-site dimana
banyak transmitter dan receiver berbagi (share) area yang kecil, biasanya tempat yang
agak tinggi yang menyediakan liputan komunikasi radio yang baik. Biasanya hanya
yang 2-signal, 3rd order mix f0 = 2f1 f2 yang dipakai (treated) karena efek dominannya.
Namun demikiuan, stasiun dengan high power dapat juga menghasilkan 3-signal, 3rd
order mix products dengan f0 = f1 + f2 f3 dan f1 > f2 > f3. Produk-produk ini bisa
menyebabkan degradasi yang unacceptable dari kinerja penerima, secara tipikal pada
aeronautical Instrument Landing Systems (ILS) dan peralatan VHF omni-directional
radio range (VOR). Yang berikut merupakan garis-besar dari intermodulasi penerima
dan penomena intermodulasi transmitter.
4.4.3.4.1. Intermodulasi penerima.
Produk intermodulasi penerima dsapat terjadi untuk banyak frekuensi di
dalam sikuit non-linear dari R?? amplifier dan mixer. The Cosite Analitycal Model
(COSAM) receiver intermodulation (RIM) sub-model dalam CCIR Report 522
menyediakan metoda untuk mengkalkulasi level power, yang diringkas sebagai berikut:
Input ekuivalen (equivqleny input), level power yang mengganggu on-tune (on-tune
interfering power levels) (dBm), bisa diekspresikan sebagai berikut.
Pino = 2(Pi1 - 1) + (Pi2 - 2) + K 2,1

(2)

dimana Pi1 adalah level input dari power yang menggangu (dBm) pada frekuensi f1,
Pi2 adalah level power pada f2, 1 dan 2 adalah nilai parameter penolakan offfrequency dari fungsi f1 = f1 f2 dan f2 = f2 f0 secara respektif.
Nilai dai Pi bisa didapatkan dari Gambar 9, misalnya pada f1 = 1 MHz, P1 = -39
dBm. Nilai dari dapat dikalkulasi dengan menggunakan prosedur standar untuk
menghitung karakteristik selektivitas dari sirkuit yang di-tuned dan Gambar 10 dari [ITT,
1969]. Kalkulasi dari K2,1 diberikan oleh [Efremov dan Hagn, 1972]. Dalam suatu contoh
dimana frekuensi yang di-tuned, f0, adalah 42.0 MHz, sensitivitas Pino = -123 dBm dan
nilai f

dari 0.02 MHZ adalah kecil, (yaitu, di dalam intermediate frequency

bandpass dari penerima, 1 dan 2 dapat diasumsikan sebagai nol), mengganti nilai
yang telah diukur, Pi1 = Pi2 = -53 dBm pada persamaan (2), K2,1 = - 36.

Gambar 10
Tuned circuit selectivity charakteristics (ITT,1969)

Dapat disimpulkan bahwa model tersebut sangat cocok dengan data dengan
perbandingan dari nilai-nilai yang diprediksikan dan diukur yang ditunjukkan pada Tabel
4.
Sebagai alternatif, dapat digunakan suatu rumusan empiris yang diuraikan dalam
[McMahon, 1974] untuk mengkalkulasi tingkat interferensi produk VELK pada sistem
gerak daratan sistem pada bidang frekwensi antara 30 MHz dan 470 MHz:
Pino = 2Pi1 + P12 + 10 60 log f
di mana

f=(

f1 +

(3)

f2 )/2i n MHz.

4.4.3.4.2 Intermodulasi Pemancar


Pemancar dengan antena yang berdekatan satu sama lain dapat menciptakan
produk intermodulasi produk. Tingkat daya produk tergantung pada daya pemancar
yang berinterferensi, hilangnya coupling antene (perbandingan antara daya sinyal
penginterferensi dari sumber luar dan produk intermodulasi, yang keduanya diukur
pada output pemancar korban), dan selektivitas frekwensi di sirkit dan antena keluaran
pemancar. Produk intermodulasi dapat juga dihasilkan ketika transmiter di dekatnya
sedang memberi umpan ke dalam suatu antena umum. Studi lebih lanjut diperlukan
untuk pemancar-pemancar yang menggunakan amplifier daya yang sama. Unsur-unsur
non-linier yang dekat dengan antena tidak boleh terlewatkan, menurut Dokumen CCIR
1/3, 1963-1966. Penerima yang co-sited dengan transmiter dapat juga menghasilkan

produk interrnodulasi yang diradiasikan ulang sebagai sinyal interferensi. Sejumlah


teknik yang efisien tersedia untuk memperkecil interferensi intermodulasi. Ini meliputi
penyaringan, menyaring dan penyambungan ke bumi, pengaturan ulang antena, atau
menambah jarak antara pemancar. Supresi tambahan sering diperlukan untuk
menghindari interferensi ke lain jasa. Tingkat emisi palsu dapat juga dikendalikan
dengan sengaja. Peraturan Radio menetapkan batas untuk tingkat emisi palsu.
Perlu dicatat bahwa dalam banyak kesempatan efek RIM dapat menutupi efek
intermodulasi pemancar (TIM). Bagaimanapun, kedua jenis mekanisme interferensi
intermodulasi serta fenomena-fenomena co-site lainnya perlu dipertimbangkan. Model
kehilangan kopel yang sesuai untuk model jarak co-site dan inter-site yang disajian
pada Laporan ex-CCIR 839 dapat digunakan untuk memperkirakan efek TIM.
Pada Laporan ex-CCIR 839, dipertimbangkan produk TIM di frekwensi penerima.
Untuk produk Tim dengan orde mn, fa adalah frekwensi pemancar yang terpengaruh
dan fi adalah frekwensi pemancar yang berinterferensi. Frekwensi produk TIM diberikan
sebagai fr = mfa nfi. Produk TIM ini akan menghasilkan suatu interferensi jika fr sama
dengan frekwensi suatu penerima. Dalam situasi ini, daya sinyal penginterferensi
diberikan sebagai:
Pr = n(PI

ar

K(m).n

Di mana P1 adalah tingkat daya penginterferensi (dBm) pada frekwensi fi,

ar

adalah

atenuasi (dB) produk intermodulasi yang dihasilkan akibat sirkuit keluaran dan antena
pemancar korban pada frekwensi fr.
K(m).n adalah suatu koefisien kehilangan konversi yang berbeda dari K2,1 pada
persamaan (2) untuk kalkulasi tingkat daya interferensi RIM. Tanda kurung untuk
subscript pertama dimaksudkan untuk mengsinyalkan bahwa faktor itu relatif tak
tergantung pada m [Maiuzzo dan Mackouse, 1981].
Suatu survei pendahuluan menunjukkan bahwa hubungan yang berikut dapat berlaku,
untuk alat keadaan padat K(m),n ~K(m).1+ 30(n-1). K(m).n dapat dihitung jika K(2),1 diketahui.
Dari Laporan eks-CCIR 839, K(2),1 memiliki kisaran harga dari 3- 40 dengan perkiraan
harga mean 18.
Perihal , dari persamaan

= 10 N log [ 1+ Q2 (f/f0 fo/f)2] bila f adalah fi atau

pun fr, fo adalah frekwensi yang disetel, dan N adalah banyaknya tahap yang disetel,

maka N hampir selalu sama dengan 1.

dapat dihitung dengan mengasumsikan suatu

harga faktor mutu sirkit, Q.


Cara-Cara lain menghitung tingkat interferensi intermodulasi mungkin dapat
dijumpai pada rangkaian interferensi dan kompatibilitas oleh [White, 1972].
Sebagai alternatif, rumus empiris yang diuraikan pada [Mcmahon, 1974] dapat
digunakan untuk mengkalkulasi hilangnya konversi, Cf, pada sistem gerak darat pada
bidang frekwensi antara 30 MHz dan 470 MHz:
Cf = 10.8 + 2.1 | f |
Cf = 9.3 + 4.0 | f |
Cf = 13.4 + 3.2 | f |, dimana f = ( | fi | + | fa | )
4.4.3.5 Kemungkinan interferensi
Peraturan Radio No. 160 mendefinisikan interferensi sebagai "efek energi yang
tidak diinginkan... setelah diterima pada sistem komunikasi radio, yang diwujudkan oleh
penurunan kinerja, kesalahan penafsiran, atau hilangnya informasi yang dapat
diperoleh seandainya energi yang tidak diinginkan itu tidak ada."
Dalam

rangka

menaksir

tingkat

interferensi,

simulasi

komputer,

model

perambatan dan model lalu lintas telah dikembangkan untuk mengkalkulasi daya
interferensi, rasio carrier-to-noise dan rasio sinyal wanted-to-interfering. Oleh karena
variabilitas peralatan radio, hilangnya transmisi, dan intensitas lalu lintas, hanya
penilaian interferensi yang bersifat probabilitalah yang realistis.
Dalam Laporan ex-CCIR 829 kemungkinan interferensi seketika, yaitu selama
suatu periode waktu singkat, dinyatakan dalam kemungkinan gabungan berikut:
P(I) = kemungkinan (A dan B dan C dan D*)

( 5)

Di mana A menandakan bahwa pemancar yang diinginkan tengah memancarkan. B


menandakan sinyal yang diinginkan telah diterima dengan memuaskan bila tidak ada
energi yang tak dikehendaki. C menandakan peralatan lain sedang memproduksi energi
tak dikehendaki, dan D sinyal yang diinginkan diterima dengan memuaskan ketika ada
energi yang tak dikehendaki, D* adalah kebalikan D.

Kiranya jelas dari persamaan ( 5) bahwa probabilita interferensi bergantung pada


sejumlah faktor. Suatu persamaan umum hanya dapat menguraikan secara singkat
konsep sifat statistik interferensi. Probabilita interferensi yang nyata harus dievaluasi
menurut kategori
Sebagai contoh, dari bagian yang sebelumnya mengenai intermodulasi, produk
intermodulasi dapat menyebabkan interferensi pada penerima bila frekwensi produk
jatuh dalam gelombang pass IF penerima. Kemungkinan interferensi intermodulasi
tergantung pada sejumlah faktor. Dalam hal RIM, faktor ini adalah karakteristik
diskriminasi penerima, ampilfier RF penerima dan sensitivitas penerima untuk suatu
rasio signal-to-noise tertentu, dan dispersi tingkat daya sinyal yang diinginkan dan
berinterferensi pada penerima masuk. UntuK TIM, probabilita interferensi intermodulasi
adalah suatu fungsi atenuasi dalam sirkit antena pemancar yang terpengaruh,
hilangnya konversi intermodulasi pada pemancar, rasio perlindungan co-channel, daya
pemancar yang berinterferensi pada terminal keluaran, dan atenuasi produk
intermodulasi pada jalur antara pemancar dan penerima. Suatu model ramalan
interferensi diuraikan dalam Laporan ex-CCIR 655. Probabilita interferensi akibat
intermodulasi dapat dikurangi secara signifikan pada tahap desain sistem point-to-point
tetapi lebih sukar untuk dikurangi pada layanan gerak daratan.
Pada tingkat sistem, pertimbangan interferensi probabilita pada umumnya
diuraikan pada Laporan ex-CCIR 1103. Sebagai contoh, untuk sistem komunikasi
bergerak gaya interferensinya meliputi efek 1) ke luar dari radiasi gelombang pemancar
pada saluran penerima pokok di radio, 2) radiasi harmonis pemancar pada saluran
penerima, 3) radiasi yang pokok dari pemancar pada saluran penerima palsu,

4)

radiasi harmonis pada saluran penerima palsu, dan 5) interferensi intermodulasi orde
ketiga, dan sebagainya. Probabilita penerimaan yang dapat diterima mensyaratkan
bahwa tidak satu pun dari gaya interferensi akan menyebabkan suatu masalah.
Laporan Ex-CCIR 1103 menguraikan bagaimana fungsi distribusi kumulatif dari gaya
interferensi dapat dihitung. Dari fungsi ini dapat dibandingkan efek satu gaya
interferensi dengan gaya lain dalam kaitan dengan total kemungkinan penerimaan.
Lagipula, ongkos mengurangi satu gaya interferensi dibandingkan dengan yang lain
untuk meningkatkan mutu penerimaan sinyal dapat dievaluasi. Ini akan menyediakan

informasi tentang apakah parameter EMC penerima dan pemancar harus ditingkatkan
dan dioptimalkan dalam hubungan dengan kriteria keseluruhan ongkos peralatan radio.
4.4.4

Berbagi bidang frekwensi


Berbagi antar-layanan ada ketika dua atau lebih jasa komunikasi radio secara

efektif menggunakan gelombang frekwensi yang sama. Pasal 1 Peraturan Radio ( RR


160-168) mendefinisikan parameter yang harus diperhitungkan dalam berbagi
frekwensi. Berbagi Frekwensi adalah cara efektif meningkatkan pemanfaatan spektrum.
Kemungkinan berbagi frekwensi yang ada harus dipertimbangkan sebelum suatu
frekwensi baru diberikan.
Pemanfaatan spektrum radio bergantung pada frekwensi, waktu, letak ruang,
dan

pemisahan

sinyal

ortogonal.

Pembagian

spektrum

mana

pun

harus

mempertimbangkan satu atau lebih dari keempat dimensi ini . Berbagi dapat terpenuhi
dengan cara yang langsung bila ada dua di antara dimensi ini bersama-sama dan
dimensi ketiga dan/atau keempat berbeda dengan derajat yang cukup untuk
memastikan bahwa semua jasa yang dilibatkan (dua atau lebih) dapat beroperasi
dengan memuaskan. Berbagi dapat juga terpenuhi ketika semua jasa memiliki keempat
dimensi bersama-sama. Dalam hal ini berbagi dicapai dengan menerapkan ketentuanketentuan teknis yang tidak mengurangi persyaratan kinerja jasa yang terlibat.
4.4.4.1 Dasar teknis untuk alokasi berbagi
Dari waktu ke waktu, telah ada peningkatan jumlah berbagi spektrum dalam
rangka mengakomodasi jasa baru dan menggunakan sumber daya spektrum secara
lebih efisien. Tabel 5 menunjukkan beberapa metoda teknis yang dapat digunakan
untuk mempermudah berbagi. Metoda berbagi dikelompokkan dalam kolom-kolom
berdasarkan keempat dimensi: frekwensi: waktu, letak ruang, dan pemisahan sinyal.
Sebagian dari metoda adalah inovatif atau baru dan dapat membuat penggunaan
spektrum lebih efisien atau menyediakan fiexibilas. Banyak dari metoda ini diakibatkan
oleh diperkenalkannya teknologi peralatan baru, komputerisasi analisis, dan gagasan
baru. Sebagian metodanya kompleks, menyertakan manajemen frekuensi yang
dikontrol dengan komputer secara real time.

Sering spesifikasi parameter teknis tertentu untuk peralatan adalah diperlukan


untuk menerapkan metoda berbagi yang ditunjukkan pada Tabel 5. Contoh sebagian
dari parameter ini adalah:

Spesifikasi jarak pemisahan geografis antara peralatan jasa yang berbagi;

Spesifikasi karakteristik modulasi untuk jasa yang berbagi, mis. modulasi digital,
spektrum sebaran:

Batas daya pemancar, batas kerapatan power flux (pfds), sudut pengarahan antena
pemancar;

Transmisi Point-To-Point saja:

Pemanfaatan antena direktif dan adaptif;

Keterbatasan siklus tugas dan jenis pesan pada peralatan berbagi jasa, mis.
penggunaan terputus-putus saja, sinyal analog saja, data saja.

Kriteria interferensi tertentu, yaitu kriteria rasio kesalahan bit, koreksi kesalahan
yang diperlukan; dan,

Pelonggaran kriteria berbagi teknis yang disepakati untuk memudahkan berbagi.

4.4.4.2 Teknik berbagi lainnya


Karena berbagi menyiratkan mengalah pada parameter teknis tertentu, maka
kedua jasa perlu dilaksanakan tanpa solusi yang rumit. Studi-studi tengah berjalan
untuk menentukan probabilita interferensi serta mendefinisikan kriteria perlindungan
kinerja yang berlaku bila sistem-sistem komunikasi digital berbagi balok spektrum yang
sama.
Ada suatu kecenderungan untuk beralih ke sistem komunikasi digital yang sering
menggunakan pendeteksian kesalahan dan algoritma koreksi kesalahan ke depan dan
dapat meningkatkan kinerja ketika ada sumber interferensi. Ini berpotensi meningkatkan
kemungkinan berbagi. Juga, dalam banyak hal, struktur sinyal digital yang digunakan
oleh berbagai jasa berbagi adalah identik atau mirip.
Satu metoda alternatif berbagi terbaru didasarkan prinsip berbagi lapisan
spektrum. Prinsip melapisi berarti menumpukkan pengoperasian peralatan dalam suatu
jasa baru sedemikian rupa sehingga semua jasa yang dialokasikan utama dapat ada
bersama-sama. Beberapa teknologi baru dapat terbukti efektif untuk berbagi lapisan. Ini

adalah modulasi spektrum tersebar seperti diuraikan di 4.4.4.6, komunikasi paket


putus-putus dan radio tangkas berfrekwensi cerdas.
Sejumlah teknologi baru seperti sistem data bergerak dan satelit orbit bumi
rendah (LEO) satelit dapat memancarkan informasi mereka sebagai komunikasi paket
siklus tugas rendah. Jenis komunikasi ini adalah calon untuk berbagi lapisan.
Bagaimanapun, studi harus dikerjakan untuk menentukan kemungkinan interferensi dan
mendefinisikan kriteria perlindungan kinerja yang berlaku.
Baik sistem spektrum sebaran dan radio paket adalah sistem komunikasi
multiakses dan berbagi paling baik dilangsungkan ketika jumlah peralatan aktif dalam
lapisan adalah sedikit. Tingkat berbagi yang mungkin dengan rencana ini bergantung
pada banyaknya pemakai aktif pada bidang frekwensi tertentu mana pun. Masingmasing lapisan agak menurunkan rasio signal-to-interference dan oleh karena itu
meningkatkan kemungkinan interferensi. Masalah yang penting bagaimana cara
mengendalikan penggunaan suatu blok spektrum yang berisi spektrum sebaran atau
pemakai paket putus-putus. Ketika berbagi lapisan dilaksanakan antar jasa, mungkin
perlu diatur banyaknya pemakai yang ada dalam lapisan untuk memastikan bahwa
interferensi berada di bawah tingkatan yang ditentukan. Ini serupa dengan prosedur
yang ada sekarang di mana, dengan metoda penunjukan, ada batas atas jumlah
pemakai dan bandwidth-nya.
Sistem baru seperti radio tangkas frekwensi cerdas dapat juga beroperasi
sebagai suatu lapisan dan memudahkan berbagi frekwensi. Alat ini cukup cerdas untuk
menentukan dalam waktu sebenarnya apakah tengah spektrum diduduki. Radio cerdas
bisa menemukan dan menggunakan spektrum yang tak terpakai dalam alokasi blok
spektrum berbagi.
Ada banyak bidang di mana sistem yang mendukung multifungsi dapat
diharapkan muncul. Sistem yang mendukung multifungsi dapat dan memang
menggunakan bentuk gelombang yang terintegrasi penuh, yang membuat sulit
identifikasi bagian-bagian dari struktur sinyal yang beraneka ragam itu secara eksplisit.
Pembagian sistem multi-fungsi ini harus didasarkan pada analisis kompatibilitas
elektromagnetik (EMC).

Metoda berbagi satu kali adalah "berbagi waktu dinamis" mendadak yang
menambahkan fleksibilitas kepada penggunaan spektrum itu. Metoda ini menggunakan
spektrum atas dasar prioritas pre-emptive. Rencana seperti itu tengah dicoba dalam
satu administrasi untuk memungkinkan layanan umum menggunakan suatu bagian
spektrum dengan ketentuan bahwa dalam keadaan darurat, para pemakai ini harus
mengosongkan

spektrum

untuk

komunikasi

pemerintah/nonpemerintah

yang

diprioritaskan. Dalam pengaturan ini, digunakan program perangkat lunak untuk


mengklaim kembali frekuensi, sebagaimana diperlukan, untuk komunikasi yang
diprioritaskan.
Metode berbagi lain yang mengakibatkan penggunaan fleksibel spektrum adalah
pemisahan partisi variabel dinamis yang merupakan pembagian blok spektrum secara
real-time antara dua jasa, di mana salah satu jasa memiliki prioritas di atas yang lain.
Dalam partisi variabel dinamis, ada partisi yang membagi saluran-saluran yang terdapat
dalam suatu blok spektrum menjadi dua bagian, yaitu satu untuk jasa A dan yang lain
untuk jasa B. Partisi bergerak secara real time merespon permintaan yang sebetulnya
atau diperkirakan dari Jasa A. Dibutuhkan suatu pusat operasi jaringan untuk merespon
seketika guna memberikan saluran yang diperlukan untuk jasa A. metode ini didasarkan
pada ditetapkannya suatu saluran pengangga untuk merespon permintaan dengan
segera. Metode berbagi ini telah disimulasikan menggunakan simulasi Monte Carlo,
tetapi masih belum divalidasikan secara operasional.
Pada bagian yang berikut, dibahas sejumlah metoda berbagi berikut contoh.
4.4.4.3 Berbagi antara jasa bergerak daratan dan jasa penyiaran
Berbagi dengan separasi ruang antara jasa bergerak darat dan jasa penyiaran
pada gelombang VHF dan UHF diuraikan dalam Laporan ex-CCIR 1098 dan
Rekomendasi ITU-R IS.851. Untuk memungkinkan pengoperasian kedua jasa itu
dengan memuaskan, ditetapkan kekuatan medan interferensi maksimum pada
penerima.
Untuk perlindungan jasa siaran televisi dan suara dari jasa bergerak daratan
menggunakan modulasi sudut, kekuatan medan median di mana tersedia perlindungan
terhadap interferensi dalam hal siaran televisi harus seperti yang diberikan dalam

Rekomendasi ITU-R BT.417. Nilai-nilai ini adalah nilai maksimum yang dikutip dari
median harga kekuatan medan yang dilindungi dari harga-harga di seluruh dunia.
Frekwensi (MHz)

Field Strength ( V/m)

44 108

48

66 108

54 untuk pelayanan FM Stereo

137 254

56

470 582

65

582 - 960

70

Nilai-Nilai ini berlaku pada tinggi antena 10 m di atas tanah. Studi lebih lanjut
diperlukan untuk nilai kekuatan medan yang bersesuaian untuk area kota besar tertentu
di mana tinggi bangunan jauh lebih tinggi dari 10 m dan untuk pemancar penyiaran
ulang di mana kekuatan medan lebih tinggi mungkin diperlukan.
Potensi interferensi suatu stasiun pangkalan pada jasa bergerak daratan dihitung
dari medan gangguan Fi = E(50.T) + A + B. E(50.T) adalah kekuatan medan pemancar
yang berinterferensi yang melebihi pada 50% lokasi untuk T% (antara 1 dan 10) waktu
dengan tinggi antena 10 m dan ditentukan dari Rekomendasi ITU-R PN.370. suatu (dB)
adalah rasio perlindungan yang diperlukan untuk siaran televisi dan diuraikan lebih
terinci pada 3.4.5 Pedoman ini. B adalah diskriminasi antena (dE). Untuk polarisasi
campuran, B=0; untuk siaran TV yang terpolarisasi mendatar, B = -15, kecuali di
beberapa negara di Kawasan 2 di mana B=-9; untuk siaran suara B harus dihitung dari
Rekomendasi ITU-R BS.599. Medan gangguan Fi adalah kontribusi dari pemancar
berinterferensi ith. Efek berbagai interferensi dari stasiun pangkalan dihitung melalui
akar kuadrat e0 = ( n(Fi)2
i=n
Untuk perlindungan jasa bergerak daratan yang menggunakan modulasi
sudut dalam gelombang frequensi bersama-sama, dalam hal interferensi dari jasa
siaran, kekuatan medan median yang diinginkan yang menggunakan jarak saluran 25
atau 30 kHz di penerima bergerak daratan adalah sebagai berikut:

Frekwensi (MHz)

Field Strength ( V/m)


Grade 3

Grade 4

44 68

16

19

68 87.5

15

20

87.5 108

14

20

137 254

14

21

470 582

20

24

582 - 960

30

38

Ketika tingkatan berkurang, diperlukan upaya tambahan untuk memahami suara,


karenanya suatu efek interferensi Tingkat 5 hampir nol, Tingkat 4 menghasilkan
inteferensi yang kentara, dan Tingkat 3 menghasilkan interferensi yang mengganggu.
Untuk jarak saluran 12.5 dan 15 kHz, nilai-nilai di atas harus 3 dB lebih tinggi. Studi
lebih lanjut diperlukan untuk jarak saluran yang lebih besar dari 30kHz.
Daya yang diterima di penerima bergerak dihitung menggunakan rumusan:
Pr (dBm) = E 20log F + Gr 77.2
Di mana E adalah kuat medan listrik (dBV/m), F adalah frekwensi (MHz), Lo adalah
hilangnya kabel antara antena dan penerima ( dB) dan Gr adalah bati antena penerima
(dBi). Kekuatan medan pemancar yang berinterferensi yang dilewati pada 50% lokasi
untuk 10% waktunya dapat ditentukan dari Rekomendasi ITU-R PN.370. Diskriminasi
antena terhadap emisi siaran TV yang berpolarisasi mendatar adalah 18 dB untuk
stasiun pangkalan dan 8 dB untuk setasiun bergerak daratan. Tidak ada diskriminasi
antena yang diasumsikan untuk emisi polarisasi vertikal atau campuran.
Dalam kasus berbagi antara jasa bergerak darat Tingkat 3 dan jasa siaran suara
untuk berbagai pemisahan frekuensi antara penyedia kedua jasa, rasio perlindungan
untuk jasa bergerak daratan yang menggunakan jarak saluran 12,5 KHz adalah:

Separasi Frekwensi (kHz)

Rasio Perlindungan (dB)

25

50

-5.5

75

-17.5

100

-27.5

Studi lebih lanjut diperlukan untuk tingkat layanan dan jarak saluran lainnya.
4.4.4.4 Berbagi antara jasa tetap dan jasa penyiaran
Prosedur yang digunakan untuk menentukan kriteria berbagi antara jasa siaran
(suara dan televisi) dan jasa tetap ketika beroperasi serempak dalam gelombang VHF
atau UHF yang bersebelahan dicakup oleh Rekomendasi ITU-R IS.851.

4.4.4.5 Berbagi antara sistem suara FDM-FM dan sistem radar


Sistem Radar melaksanakan banyak fungsi dalam komunikasi radio, termasuk
pelacakan gelombang radio, navigasi radio, pengukuran tinggi, meteorologi, astronomi
radar, dan penginderaan bumi. Keragaman fungsi yang disajikan oleh radar, secara
umum, membuatnya salah satu kelompok pemakai besar spektrum frekwensi radio.
Kebutuhan untuk spektrum tambahan untuk mengakomodasi inovasi radar dan
meningkatnya penggunaannya, seperti banyak kelompok pemakai lainnya, akan terus
memperluas Laporan ex-CCIR 827.
Keragaman karakteristik radar, dalam kaitan dengan frekwensi, daya, sifat
antena dan bentuk gelombang menggambarkan suatu lingkungan elektromagnetis yang
kompleks. Kebanyakan sistem radar beroperasi dengan gaya memindai dan mencakup
volume interferensi 3 dimensi. Ditambah lagi dengan fakta bahwa sistem radar
dioperasikan dari lokasi daratan bergerak dan tetap, di atas kapal dan pesawat terbang
dan dari pesawat ruang angkasa, potensi interferensi antara sistem radar dan sistem
komunikasi radio lain tak terhindarkan. Suatu faktor umum adalah bahwa komponen

langit dan darat perambatan adalah tidak signifikan pada gelombang 200 MHZ sampai
40 GHZ. namun, interferensi atmosfer menjadi penting, terutama hujan, untuk frekwensi
dari sekitar 5 GHZ sampai 40 GHZ.
Jasa radar pada umumnya berbagi hanya dengan basis sekunder atau tak
dilindungi. Haruslah berhati-hati bila mempertimbangkan berbagi dengan sistem bukan
radar. Ini terutama disebabkan tingginya daya sistem radar dan potensi interferensi
antarsistem. Namun ada banyak contoh pembagian yang berhasil antara radar dan jasa
lainnya.
Berbagi spektrum yang antara FDM-FM dan sistem radar menggunakan teknik
pengosong penerima diuji dalam Laporan ex-CCIR 828. Ini adalah contoh berbagi di
dalam suatu gelombang. Efek variasi lebar pulsa sistem radar dan kecepatan
pengulangan telah dipelajari secara teoritis dan secara eksperimen untuk menghasilkan
daya sinyal interferensi maksimum, yang diamati dalam saluran suara FDM-FM ketika
frekwensi sinyal penyedia adalah sama.
Sukar untuk dikembangkan suatu ungkapan analitik umum yang sederhana
untuk meramalkan interferensi pulsa radar pada penyedia FDM-FM, namun
pengosongan keluaran demodulator FM dengan sengaja ketika pulsa interferensinya
signifikan, yaitu penekanan sinyal masukan suara dengan sengaja, dapat diuraikan.
Ketika daya pengangkut yang diinginkan dapat diperbandingkan, atau lebih
besar dari daya radar puncak, [Wachs dan Arrovo, 1978] sudah menunjukkan bahwa
untuk saluran mana pun, degradasi sinyal total akan turun dB per dB seiring turunnya
rasio daya radar puncak dengan daya komunikasi. Dalam kondisi ini, yaitu C/Ip > dB,
mutu sinyal membaik sebagai respon atas pelepasan frekuensi antara sinyal penyedia
radar dan komunikasi. Jelas bahwa pengosongan pulsa sinyal masukan dengan
sengaja ketika C/IP > 0 dB merusak informasi komunikasi yang sebetulnya mungkin
dapat diperoleh kembali.
Di dalam kasus ketika daya radar puncak jauh lebih besar dibanding rata-rata
daya sinyal komunikasi, telah dilaporkan dalam Laporan ex-CCIR 828 bahwa ketika
frekwensi komunikasi dan penyedia radar tidaklah sama, pengosongan sinyal yang
diterima secara disengaja selama periode transmisi pulsa dapat digunakan untuk
mengurangi

efek

degradatif

interferensi

dibandingkan

dengan

kasus

tidak

pengosongan. Dengan mengosongkan semua sinyal yang diterima selama periode


penerimaan interferensi pulsa, interferensi maksimum di dalam sistem komunikasi
dapat dibatasi pada tingkatan maksimum yang diamati ketika komunikasi dan
pengangkut radar adalah identik ( f = 0). Ini adalah suatu pengurangan teoritis. Sampai
saat ini, tidak ada hasil percobaan yang dipublikasikan. Studi lebih lanjut diperlukan
untuk menentukan efek lain pengosongan pulsa pada sistem FDM-FM. Bagaimanapun
meski tanpa perbandingan langsung antara hasil yang diperoleh dan yang diamati, data
analitis dan empiris adalah sesuai.
Dalam sistem FDM-FM yang menggunakan penerimaan frekwensi beragam,
dapat digunakan metoda yang lebih efektif dibanding pengosongan pulsa sederhana
untuk penekanan interferensi. Diperkenalkannya waktu tunda dalam satu kelompok
saluran frekwensi beragam mengakibatkan bit informasi berbeda yang terpengaruh oleh
interferensi pulsa di momen waktu yang sama. Dengan pengosongan kelompok saluran
yang terpengaruh oleh interferensi pada suatu waktu tertentu, informasi yang akan
dipancarkan dapat dipulihkan oleh penambahan sinyal secara koheren dalam kelompok
saluran di mana interferensi pulsa tidak terjadi di waktu yang sama. Efektivitas metoda
ini dalam hubungan dengan sistem radio-relay telah dipelajari oleh [Bernoskuni dkk,
1984].
Kurva dalam Gambar 11, yang dialurkan dari data terukur, mengacu pada
distribusi kemungkinan harga p = 10 log 109/PT, di mana p adalah rasio signal-to-noise
dalam satu saluran telepon bagian atas. PT adalah daya gangguan saluran dan Tm%
adalah persentase waktu di mana daya gangguan yang tidak bertimbang dalam saluran
suara melebihi 106 pW. Peralatan yang digunakan untuk melaksanakan metoda
penekanan interferensi pulsa ini adalah suatu sambungan radio-relay 120 saluran.
Suatu generator pulsa dengan T = 1 ms yang disambungkan ke suatu antena terarah
digunakan sebagai sumber interferensi.

Gambar 11

Persentase waktu di mana daya gangguan tidak bertimbang melebihi 106 pW


Kurva A berhubungan dengan tidak adanya interferensi impuls, kurva B dengan
kasus penekanan interferensi [Bernoskuni dkk 1984] dan kurva C dengan kasus tidak
ada penekanan interferensi. Suatu perbandingan antara kurva A dan C menunjukkan
bahwa, tanpa penggunaan penekanan interferensi, ada peningkatan substansiil daya
gangguan saluran telepon (kira-kira sebanyak 25 dB untuk 20% waktunya).
Perbandingan kurva B dan C menunjukkan bahwa metoda penekanan gangguan ini
banyak mengurangi daya gangguan (sebanyak 15 dB untuk 20% waktunya). Dapat
dilihat dari perbandingan kurva A dan E bahwa kekebalan penerimaan dengan
penekanan interferensi pulsa mendekati hasil yang diperoleh jika tak ada interferensi.
Walaupun metoda ini hanya berlaku untuk sistem yang menggunakan
penerimaan frekwensi beragam, namun cukup baik jika dibandingkan dengan metoda

lain yang dikenal ( yaitu pengosongan) karena mengijinkan penekanan interferensi


pulsa yang efektif tanpa tergantung pada lamanya.
4.4.4.6 Berbagi menggunakan teknik spektrum sebaran
Suatu sistem spektrum sebaran dapat digambarkan sebagai satu sistem di mana
tenaga rata-rata sinyal yang dipancarkan tersebar dalam suatu bandwidth yang jauh
lebih luas dibanding bandwidth informasi. Sistem ini umumnya menukar bandwidth
transmisi yang lebih luas dengan kerapatan spektrum daya rata-rata yang lebih rendah
serta tambahan penolakan sinyal interferensi yang beroperasi dalam gelombang
frekuensi yang sama. Mereka oleh karena itu mempunyai potensi berbagi spektrum
dengan sistem narrow-band konvensional karena daya berpotensi rendah yang
dipancarkan passband penerima narrow-band. Selain itu, sistem spektrum sebaran
mampu menolak interferensi narrow-band. Bagaimanapun perlu dicatat bahwa
pembagian sistem spektrum sebaran dengan sistem lain yang ada dalam gelombang
yang sama akan menaikkan batas bawah suara saluran dan dapat mempengaruhi
kinerja sistem narrow-band.
Sistem komunikasi yang menggunakan berbagai teknik modulasi spektrum
makin banyak dikembangkan.
Data terukur dan hasil simulasi komputer yang tersedia menunjukkan bahwa
kinerja suara AM, suara FM atau pun sinyal suara FDM/FM akan sama bila beroperasi
dalam suasana sinyal DS atau white noise Gauss. Gambar 12 menunjukkan hasil
pengukuran dalam saluran atas suatu sistem FDM/FM 600 saluran dan gangguan dan
jika ada interferensi PSK biner DS.

Gambar 12
Daya keluaran saluran yang terukur terhadap S/IU untuk FDM/FM dengan DS/PSK dan
gangguan

Perbedaan kecil dalam kurva disebabkan oleh kerapatan spektrum daya sinyal
DS yang agak lebih besar dari kerapatan untuk gangguan. Kinerja sinyal suara AM, FM
dan FDM/FM yang beroperasi dalam suasana sinyal FH atau sinyal berpulsa adalah
sama dan hasil ini dapat diberlakukan bagi kasus sinyal FH/DS hibrid juga. Untuk uji
kelayakan dengar yang subyektif, frekwensi ulangan pulsa dan lebar pulsa sinyal yang
berpulsa divariasikan. Hasil ini dapat diperbandingkan dengan hasil dalam kasus sinyal
FH acak. Suatu ringkasan kecenderungan yang ditandai oleh simulasi komputer dan
data yang terukur untuk kasus AM disampaikan dalam [Hatch dkk, 1971].
Berdasarkan temuan, rasio perlindungan sinyal/interferensi ditentukan dan
kemudian digunakan untuk menghitung kehilangan perambatan minimum yang
diperlukan yang ditunjukkan di Tabel 6, agar masing-masing sistem dapat beroperasi
dalam lingkungan bersama. Perhatikan bahwa hasil ini tidak boleh digunakan untuk
membandingkan suara AM, suara FM, dan suara FDM/FDM antara satu sama lain
karena berbedanya tingkatan sinyal yang diinginkan yang digunakan dalam ketiga

kasus. Dari Tabel 5, potensi untuk berbagi ada antara sistem SS co-channel, yaitu
DS/PSK 10 Mbits/S dan sistem suara AM karena kebutuhan kehilangan perambatan
sebesar 127 dB adalah lebih rendah dari kebutuhan kehilangan perambatan sebesar
144 dB antara sistem suara AM co-channel.
Tabel 6

TABLE 6

Minimum required propagation losses (dB)


Emission
bandwidth
(1) (kHz)

Interterence

Wanted signal

A3E
AI
1.4 (2)
1.5 (2)
400 (2)
9000
6000
36000
24000
180000
120000
90000
60000

A3E
F3E
F8E (FDM?FM)
DS/PSK 10 Mbit/s
DS/MSK 10 Mbit/s
DS/PSK 40 Mbit/s
DS/MSK 40 Mbit/s
FH/DS/PSK (40,100,250,5,4.5)
FH/DS/MSK (40,100,250,4.5)
FH/DS/PSK (40,100,250,2.5,2.25)
FH/DS/MSK (40,100,250,2.5,1.5)

0144

127
129.1
121
123
111.113.114.116.-

0.9
150

134
136.1
128
130.1
123.7
125.7
126.7
128.7

F3E
0.7

F8E
0.9

163

177

137
139.1
131
133.1
134.7
136.7
137.7
139.7

144
146.1
138
140.1
145.7
147.7
148.7
150.7

0.7

0.9

143.6
141.6
141.6
139
141.2
131.7
133.7
134.7
136.7

148.6
147.6
147.6
145
147.2
137.7
139.7
140.7
142.7

Sebagian dari uji tentang efek co-channel dan interferensi saluran bersebelahan
pada lima penerima televisi Amencan Utara standar dalam gelombang 50-88 MHz yang
menggunakan modulasi NTSC menggambarkan suatu potensi untuk berbagi antara
sistem FH SS dan jasa penyiaran televisi. Diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk
menentukan hubungan antara rasio S/1 yang diperlukan dan banyaknya transmisi FH.
Dalam

contoh

lain,

berbagi

gelombang

antara

Peralatan

Navigasi

Udara/Pengukur Jarak (AN/DME) dan sistem SS TDMA memanfaatkan sejumlah faktor


di samping kerapatan spektrum yang rendah. Energi yang dipancarkan oleh sistem
TDMA tersebar di seluruh gelombang AN/DME yaitu 960 sampai 1215 MHz
dibandingkan dengan bandwidth penerima AN/DME pada 300 KHz. Sedikit modifikias
pada kedua sistem setelah kelayakan berbagi ternyata menghasilkan efisiensi
pemanfaatan spektrum yang lebih tinggi.

TABLE 7
Protection ratios (dB)

Interference

Wanted signal
Emiss
ion
class

Parameters

500
HAIB

Parameters

6K00
A2B

BWIF=8Hz,
50Bd (S/N)1
18Bd

6K0
0A
3E(2)

BWIF=8kHz
f= 0.5kHz
m1=0.3
(S/N)1=45
dB

3K00J
BE or
JK00
RJE

BWIF=2.7
kH
f-0.5kHz
(S/N)1
35dB

5M00
C3F

BWIF =
6MHz, 525
lines
(S/N)1
46dB
BWIF =
6MHz,
625 lines
(S/N)1
46dB
BWIF =
16KHz,
DPK=5kHz
50Bd
(S/N)1
18dB
BWIF =
16KHz,
DPK=5kHz
50Bd
f=0.5kHz
De-emphasis
(S/N)1
22dB
24 channels
Upper
channel
f=44.5kHz
(S/N)1=45d
B

7M00
C3F
8M00
C3F
1K10
F1B

16K
0F3E
(2)

726
KF

BE (3)

Emissi
on
class
Param
eter
Perfor
mance
level (1)
P6=10 -2
P6=10 -4
P6=10 -6
P6=10 -2
P6=10 -4
P6=10 -6
MINIT
0.7Al
0.3Al
GCQ
MCQ
JUQ
MINIT
0.7Al
0.3Al
GCQ
MCQ
JUQ
TASO
2.5

500HAIB

6K00A2B

0K00A3E

100 Bd PW=10ms

M1=1

M1=0.3

CO

O
F
F

11
12
13
4
4
4
44
4
-7
39
21
12
25
14
28
10
-8
-17

61
8
-2
35
20
11
42
8
-24
27
9
0

N
O
T
E

CO

O
F
F

N
O
T
E

3
1
3
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
2
2
2
50

ITU-R4
ITU-R3

P6=10 -2
P6=10 -4
P6=10 -6

0
0
1

MINIT
0.7Al
0.3Al
GCQ
MCQ
JUQ

38
0
0
13
2
-1

38
0
0
13
2
-1

1
1
1
2
2
2

MINIT
0.7Al
0.3Al
GCQ
MCQ
JUQ

47
3
0
24
6
2

60
12
-15

1
1
1
2
2
2

1&3
1&3
1&3

15

CO

O
F
F

3K00A3E

6
7
8
5
5
5
43
7
2
32
14
5
20
14
-28
13
-5
-14
50

48
8
3
42
24
15
20
3
19
30
12
3
15

N
O
T
E
4
4
4
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
2
2
2
5

58
51

6
6

2
3
3

55
4
0
25
7
2

1
1
1

64
14
4

1
1
1
2
2
2

CO

O
F
F

14

50
17
6
44
26
17
42
1
12
31
13
4

50
14
3
43
25
16
41
4
-16
32
14
5

N
O
T
E
4

CO

5M00C3F

7M00C3F8M00C3F

1K10F1B

52 lines

625 lines

50 Bd PW=10ms

O
F
F

N
O
T
E

CO

N
O
T
E

1
1
1
2
2
2
1
1
1
2
2
2

47
3
-2
37
19
10
30
25
-43
21
3
-6
25

O
F
F

55
8
4
41
23
15
40
12
37
30
12
3

N
O
T
E
3
1
3

1
1
1
2
2
2
1
1
1
2
2
2

52
45

4
4
4

CO

12
11
14

47

10
13
15

O
F
F

16KF8E

CO

8
11
13
4
4
4
48
19
8
40
22
13
35
1
40
27
9
0
50

O
F
F

15

N
O
T
E
4
4
4
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
2
2
2
5

CO

726KF8E

1M32P0N

Noise

24 channels

PW=5ps
PRF=300pps
CO
O
N
F
O
F
T
E

White Gaussian
noise
CO
O
N
F
O
F
T
E

O
F
F

N
O
T
E

6
9

38
0
12
26
8
-1

1
1
1
2
2
2

20
-17
-30
-3
15
-24
1
18
-52
-15
-33
-42

10
-22
-37
-2
-20
-28

1
1
1
2
2
2
1
1
1
2
2
2

1
1
1

21
10
41
23
14

9
-3
32
14
5

1
1
2
2
2

1
1
2
2
2

6
6

6
7
8

3
3
3

0.5
1
2

1
1
1

-50
-49
-48

1
1
1

9
13
15

1
1
1

1
1

-1
1
0
11
5
2

1
1
2
2
2

1
1
1

9
1
31
13
4

1
1
2
2
2

33
2
0
15
3
1

33
2
0
15
3
1

1
1
1
2
2
2

31
2
5
14
1
0

31
2
5
14
1
0

1
1
1
2
2
2

32
4
0
16
4
1

32
4
0
16
4
1

1
1
1
2
2
2

-11
-24

55
6
2
29
11
5

60
14
6

1
1
1
2
2
2

55
12
2

60
18
6

1
1
1

46
2
1
29
9
4

57
5
-3

1
1
1
2
2
2

25

20
-34
-39

4.4.5 Rasio Perlindungan


Pasal 1 Peraturan Radio RR 164 mendefinisikan rasio perlindungan sebagai
"nilai minimum rasio sinyal wanted-to-unwanted, yang biasanya dinyatakan dalam
dB pada masukan penerima, yang ditentukan di bawah kondisi-kondisi tertentu
sehingga mutu penerimaan tertentu dari sinyal yang diinginkan itu dicapai di
keluaran penerima". Mutu tertentu tersebut dinyatakan dalam kaitan dengan kinerja
tertentu seperti laju kesalahan bit, derajat tingkat perusakan mutu gambar-an atau
kejelasan suara yang tergantung pada emisinya.
Tabel 7 yang dirangkum dari Rekomendasi ITU-R SM.669 adalah tabel yang
memuat beberapa rasio perlindungan termasuk kondisi-kondisi tertentu untuk
berbagai tingkat kinerja. Tabel ini juga mempertimbangkan kasus co-channel (di
mana penyedia pemancar mempunyai frekwensi yang sama) dan off-channel (di
mana penyedia pemancar yang diinginkan dan tak diinginkan mempunyai
perbedaan frekwensi 4f) kasus seperti yang diperkenalkan pada bagian tentang
analisa interferensi saluran bersebelahan dalam Pedoman ini. Tabel 8 berisi acuan
rasio perlindungan dari Kelompok Studi ITU-R lainnya.
Berbagi antara jasa bergerak daratan dan jasa penyiaran, dan rasio
perlindungan yang diperlukan diuraikan pada 4.4.4.3 Pedoman. Rekomendasi ITUR BS.559 dan BS.560 menyediakan informasi tambahan tentang rasio perlindungan
untuk jasa penyiaran suara. Seperti yang disebutkan dalam Laporan ex-CCIR 659
pada ujung gelombang yang dialokasikan untuk jasa siaran, interferensi timbal balik
antara penyiaran dan jasa lainnya dapat terjadi. Jasa ini dapat beroperasi dalam
moda AM atau FM. Laporan Ex-CCIR 659 menguji kasus di mana pemancar yang
diinginkan adalah stasiun pemancar televisi dan pemancar yang tak diinginkan
adalah stasiun pangkalan untuk jasa bergerak daratan.Telah dilaporkan bahwa jasa
siaran lebih rentan terhadap interferensi AM daripada FM sampai 40 dB dan angka
ini umumnya tidak tergantung pada mutu penerima.
Catatan kaki untuk Tabel 7
(1).PE probabilita kesalahan. MINIT- ambang interferensi minimum. Al indeks
artikulasi, GCQ - mutu komersil baik. MCQ - mutu komersil marginal, JUQ - mutu
yang sekedar bisa digunakan, TASO peringkat nilai Organisasi Studi Alokasi
Televisi, skala pelemahan Kelompok Studi ITU-R (ex-CCIR) 1-5, CO = co-

channel di mana separasi frekwensi adalah nol, OFF = separasi off-channel


yang diberikan oleh Df, Df = separasi frekwensi antara sinyal yang diinginkan dan
interferensi.
(2).Untuk Penyiaran, lihat tabel acuan rasio perlindungan lain ini. Angka-angka
dalam Tabel ini untuk A3E dan J3E versus gangguan adalah 2 dB lebih tinggi
daripada harga dalam Rekomendasi ITU-R F.339*, karena modulasinya yang
berbeda. spesifikasi.
(3).Mata rantai tunggal saja, untuk relay radio gelombang mikro darat rantai rangkap,
lihat Rekomendasi ITU-R seri F.
Catatan tentangTabel 7
(1). OT/ECAC

[Agustus

1975]

Pedoman

Degradasi

Kinerja

Penerima

Komunikasi/Elektronik, Divisi Pendukung Manajemen Frekwensi, Kantor


Telekomunikasi (OT), Depatemen Perdagangan Amerika Serikat (DOC) dan
Pusat Analisa Kecocokan Electromagnetik (ECAC), ESD-TR-75-013, (tersedia
dari Jawatan Penerangan Teknis Nasional (NTIS) DOC AS, Springfield, VA,
AS, Pesanan No. AD-A016400.)
(2). Diperoleh dari kurva transfer yang digunakan pada Catatan 1 Pedoman.
(3). Diekstrapolasi dari Rekomendasi ITU-R F.240*.
(4). MAYHER. R [ 1972] Penurunan Kinerja interferensi ke Sistem Digital, Catatan
Simposium EMC Internasional IEEE 1972.
(5). Diekstrapolasi dari Rekomendasi ex-CCIR 418-3 (Jenewa, 1982).
(6). Dievaluasi menurut Rekomendasi ITU-R BT.500* dan ITU-R BO.600*.
mI

- indeks modulasi sinyal penginterferensi.

PW - lebar pulsa.
BW - bandwidth.
Mx

- indeks modulasi sinyal yang diinginkan.

Kecocokan antara komunikasi Aeronautika dan jasa siaran FM yang


beroperasi dalam gelombang yang bersebelahan dibahas dalam Laporan ex-CCIR
929. ICAO menyediakan spesifikasi dan karakteristik yang relevan bagi perlindungan
jasa aeronautika seperti sistem pendaratan Instrumen (ILS) dan kisaran radio
segala-arah VHF (VOR) dan peralatan navigasi dan komunikasi. Tabel 9
menunjukkan separasi jarak antara suatu stasiu navigasi radio dan stasiun siaran

suara, di luar mana jasa aeronautika tidak mungkin terpengaruh. Faktor yang
penting meliputi daya pemancar siaran, jarak separasi, separasi frekwensi dan
hubungan frekwensi yang mempengaruhi kecocokan. Faktor lain meliputi tinggi
antena dan direktivitas, aspek geografis dan topografis. Berbagai administrasi sudah
mengambil bagian dalam pengukuran dan analisis untuk mencapai solusi untuk
menghapuskan interferensi antara jasa ini.
Rasio perlindungan dapat ditentukan untuk suatu kelas emisi dan semua
kelas emisi lain dari sinyal inteferensi termasuk interferensi gangguan. Penentuan
rasio perlindungan didasarkan pada kalkulasi dan pengukuran dan bergantung pada
mutu resepsi yang ditetapkan yang diinginkan untuk jasa yang dilindungi. Dapat juga
dilihat dari Tabel 7 bahwa rasio perlindungan antara beberapa jasa masih perlu
ditentukan.
*

Dulu Rekomendasi CCIR 240, 339, 500 dan 600.

**

Pastikan bahwa versi terakhir Rekomendasi sudah diperoleh.

***

Dulu Rekomendasi CCIR 240, 412, 441, 560, 565, 566, 589, 631, 638, 641

dan 655.
Tabel 9
Separasi jarak antara stasiun navigasi radio dan stasiun pemancar suara di luar
mana jasa aeronautika tidak mungkin terpengaruh

Effective radiated power of


Broadcasting station
dBW
kW
55
300
50
100
45
30
40
10
35
3
30
1
25
0.300
20
0.100
15
0.030

100

Broadcasting station frequency (MHz)


104
105
106

102

125
75
40
25
20
20
20
20
20

210
120
65
40
20
20
20
20
20

400
230
125
70
25
25
20
20
20

Distanse (km)
500
340
190
105
35
35
20
20
20

500
500
310
180
55
55
30
20
20

107

107.9

500
500
500
380
120
120
65
40
20

500
500
500
500
370
370
200
115
65

4.4.6 Tingkat kebisingan


Gangguan eksternal seperti gangguan atmosfer, gangguan dari galaksi,
gangguan dari langit dan gangguan buatan manusia mempengaruhi secara buruk
pengoperasian sistem komunikasi radio. Gangguan eksternal minimum yang dapat
diharapkan pada lokasi penerima darat dari sumber gangguan alami dan buatan
manusia (tidak termasuk sinyal yang tak dikehendaki) dalam kisaran frekwensi 0.1
Hz sampai 100 GHz yang disebutkan dalam Laporan ex-CCIR 670. Angka
gangguan eksternal, Fa = 10 log fa, disajikan untuk berbagai gelombang frekuensi
dalam Gambar 13-15, yang ditunjukkan melalui kurva tegas. Gangguan lain yang
patut diperhatikan ditunjukkan sebagai kurva putus-putus. Faktor gangguan operasi
keseluruhan, f adalah:
f = fa + (lc - 1)(tc/to) + lc(lt 1)(tt/to) + 1c1t(fr 1)

(7)

di mana fa adalah faktor gangguan eksternal, fr adalah faktor gangguan penerima, lc


adalah kehilangan sirkit antena, lt adalah kehilangan pada jalur transmisi, to adalah
temperatur acuan yaitu 288 K, tc adalah temperatur sebenarnya antena dan tanah di
dekatnya, dan tt adalah temperatur jalur transmisi.
Perlu dicatat bahwa banyak gangguan eksternal bersifat impulsif. Kinerja
bergantung bukan saja pada daya gangguan penginterferensi, tetapi juga pada
karakteristik statistik terinci gangguan penginterferensi.
Hasil pengukuran tingkat radiasi gangguan dari sub-stasiun tenaga listrik
sebelum dan setelah pemeliharaan disajikan dalam Laporan ex-CCIR 1118. Studi ini
menunjukkan bahwa instalasi pembangkit tenaga listrik dan stasiun distribusi dapat
menjadi sumber interferensi yang parah bagi komunikasi radio dan bahwa
pemeliharaan preventif secara rutin diperlukan untuk mengurangi interferensi
gangguan atas jasa komunikasi radio.

Gambar 13

Gambar 14

Gambar 15

4.4.7 Batas radiasi


Bagian ini berhubungan dengan batas radiasi dari peralatan yang
menghasilkan atau menggunakan energi frekwensi radio untuk tujuan-tujuan yang
tidak termasuk komunikasi, seperti sistem komputer dan pengumpan listrik daya
tinggi. Ini meliputi aplikasi ISM (industri, ilmiah atau medis) di mana energi frekwensi
radio digunakan untuk menghasilkan panas untuk perawatan jaringan manusia dan
pengolahan materi dan pembuatan produk.
Frekwensi yang sekarang ini digunakan untuk aplikasi ISM dan aplikasi nonkomunikasi lainnya sangatlah bermacam-macam. Badan pembuat standar yang
diakui secara internasional adalah CISPR, Komite Teknis 77 Komisi Elektroteknis
Internasional (IEC) dan Subkomitenya 77A dan 77B. Berbagai badan standard
nasional meliputi CENELEC Eropa dan FCC AS [Bagian 18, CFR Vol. 1). Bidangbidang pengembangan masa depan yang langsung dipengaruhi oleh pembatasan
radiasi diuraikan Laporan ex-CCIR 1104.
Batas kekuatan medan RF ditentukan dari pengukuran dan ditaksir secara
statistik untuk menentukan karakteristik perambatan dan potensi interferensi. Batas

CISPR yang diusulkan disajikan dalam Tabel 10-12. Peralatan dibagi menjadi dua
kelompok dan masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi dua golongan,
Kelompok 1 berisi semua peralatan ISM di mana ada energi frekwensi radio
berpasangan konduktif yang dihasilkan dengan sengaja atau digunakan, yang
diperlukan untuk fungsi internal peralatan.
Kelompok 2 berisi semua peralatan ISM di mana energi frekwensi radio dihasilkan
dan/atau digunakan dengan sengaja dalam wujud radiasi elektromagnetik untuk
pengolahan materi, dan peralatan erosi percikan api.
Golongan B adalah peralatan yang cocok digunakan di lingkungan rumah tangga
dan lingkungan yang dihubungkan langsung ke jaringan catu daya tegangan rendah
yang memasok bangunan yang digunakan untuk keperluan rumah tangga.
Golongan A adalah peralatan yang cocok digunakan di semua lingkungan selain
lingkungan rumah tangga dan yang dihubungkan langsung ke catu daya tegangan
rendah yang memasok bangunan yang digunakan untuk keperluan rumah tangga.
Penentuan batas radiasi yang memuaskan untuk peralatan ISM diperumit
oleh perbedaan kebijakan-kebijakan nasional. Sebagai contoh, beberapa kebijakan
berhubungan dengan geografi atau kepadatan penduduk; beberapa pemerintahan
menggunakan aturan ketat, sementara yang lain melonggarkan batas untuk
pabrikan; beberapa menetapkan batas untuk semua pemakai, sementara yang lain
hanya memberlakukan standar bila mengalami interferensi. Beberapa pemerintahan
akan mengadopsi batas CISPR dan yang lain akan terus memberlakukan batasbatasnya sendiri.
Dalam beberapa gelombang frekwensi, walaupun ada radiasi pada tingkat
yang relatif tinggi, banyaknya keluhan inteferensi dari peralatan ISM yang sudah
diverifikasi adalah rendah di semua negara, bukan hanya secara mutlak tetapi juga
bila dibandingkan dengan total jumlah instalasi ISM. Sumber utama interferensi dari
peralatan ISM adalah harmoni frekuensi yang diperuntukkan bagi ISM dan peralatan
ISM yang dioperasikan di luar gelombang yang diperuntukkan bagi ISM, seperti
peralatan yang beroperasi dekat frekwensi distress. Meskipun demikian, diperlukan
penyelidikan lebih lanjut karena sumber interferensi tidak bisa dikenali dalam
beberapa hal dan beberapa korban interferensi tidak mengeluh.

TABEL 10
Batas Gangguan Radiasi untuk peralatan Kelompok 1 Golongan A

TABLE 10

Radiation disturbance limits for Group 1 Class A equipment


Frequency range
(MHz)
0.15 30
30 230
230 1000

Group 1 Class A measured on a test site 30 m


test distance
(dB V/m)
Under consideration
30
37

Group 1 Class A measured at 30 m distance


outside building from exterior wall
(dB V/m)
Under consideration
30
37

Notes : Limits for frequencies below 150 kHz and above 1 GHz are still to be etablished.

Catatan: Batas untuk frekuensi di bawah 150 kHz dan di atas 1 GHz masih belum
ditetapkan.
Tabel 11
TABLE 11
Radiation disturbance limits for Group 2 Class A equipment
Frequency range
(MHz)

Group 2 Class A equipment

From exterior wall outside building


housing the ISM equipment

0.150 0.490
0.490 1.705
1.705 2.194
2.194 3.950
3.950 20
20 30
30 47
47 68
68 80.872
80.872 81.848
81.848 87
87 134.136.414
136.414 156
156 174
174 188.7
188.7 190.979
190.979 230
230 400
400 470
470 1000
Note 1 :
Note 2 :

(dB V/m)
75
65
70
65
50
40
48
30
43
58
43
50
40
54
30
40
30
40
43
40

The lower shall apply at transition frequencies


Limits for frequencies below 150 kHz and above 1 GHz are still to be established

On a test site
(dB V/m)

85
75
80
75
60
50
58
40
53
68
53
60
50
64
40
50
40
50
53
50

TABLE 12

Radiation limits for Class B equipment measured on a test site


Frequency range
(MHz)
0.15 30
30 80.872
80.872 81.848
81.848 134.786
134.786 136.414
136.414 230
230 1000

Measured at a test site, test distance 10 m


Class B Group 2
(dB V/m)
(dB V/m)
Under consideration
Under consideration
30
30
30
50
30
30
30
50
30
30
37
37

Class B Group 1

Note : Limits for frequencies below 150 kHz and above 1 GHz are still to be established

4.4.8 Pertimbangan rekayasa lokasi


Pertumbuhan jasa radio telah mengakibatkan peningkatan jumlah lokasi radio
dan banyaknya pemakai yang berbagi fasilitas ini. Sistem radio harus dirancang
sedemikian sehingga sistem individunya efisien dan beroperasi dengan interferensi
minimum kepada sistem yang lain. Mungkin perlu juga mempertunjukkan
penggunaan optimum usulan instalasi untuk memenuhi batasan estetika bangunan
radio dan masalah lingkungan hidup di masyarakat yang terkena dampaknya [ETSI,
1991] dan Pedoman Stasiun Pemantau, 1988 menyediakan bimbingan bagi ahli
rekayasa yang memperhatikan masalah desain, spesifikasi, instalasi, operasi dan
pemeliharaan sistem radio. Pedoman ini khusus diarahkan bagi sistem yang bekerja
dalam gelombang VHF dan UHF pada jasa bergerak.
Untuk menyediakan peliputan di daerah layanan radio yang diperlukan,
pemilihan lokasi harus memastikan dipenuhinya persyaratan pemakai dan
menghindarkan interaksi yang mengakibatkan inteferensi timbal balik, kontaminasi
spektrum atau bahaya bagi personil atau peralatan. Satu perangkat parameter
mengatur pengoperasian peralatan lokasi radio, sedangkan perangkat parameter
lain mendukung pengoperasian ini. Yang terakhir itu antara lain meliputi
pertimbangan ijin membangun yang diperlukan dari pemerintah setempat untuk
bangunan pendukung dari segi integritas bangunan dan muatan angin, kebutuhan
catu daya listrik dan pelindung peralatan. Pemeliharaan preventif dan perbaikan
akan dibutuhkan guna memastikan bahwa peralatan tetap memenuhi kriteria kinerja.
Desain rekayasa yang baik akan memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan ini

dengan aman dan dengan kerugian jasa sesedikit mungkin. Dengan menggunakan
standar yang sudah ditetapkan dan metode yang dianjurkan, pengoperasian
berbagai peralatan pemakai di suatu lokasi dapat dicapai tanpa sumber daya yang
sangat banyak.

4.5

Kebutuhan memperbaharui seiring kemajuan teknologi


Faktor teknologi (kecanggihan rekayasa saat ini) yang diperkirakan akan

berdampak pada pengelolaan spektrum berubah sangat cepat, yang menyebabkan


tekanan yang besar pada sumber daya spektrum dan alokasi spektrum di masa
depan. Tren-tren dari segi ke mana arah teknologi dalam 20 tahun mendatang
dibahas dalam Dokumen CCIR TG 1-1/25, 1990-1994 dalam kaitannya dengan
perubahan dalam berbagai jasa dan aplikasi komunikasi.
Di masa lalu, beberapa gelombang telah dialokasikan untuk tujuan
keselamatan hidup dan telah diberi prioritas khusus untuk memastikan operasi
seefektif mungkin. Walaupun perlindungan jiwa harus tetap mendapat prioritas
tinggi, komunikasi yang cukup dapat diandalkan dan dapat diakses dapat disediakan
oleh kemampuan kumulatif jasa-jasa yang baru dan yang sudah ada.
Praktek rekayasa spektrum yang diuraikan dalam Bab ini harus diperbaharui
sesering mungkin untuk memastikan digunakannya teknologi, teknik dan metodologi
yang paling efektif spektrum untuk perbaikan pengelolaan spektrum secara
berkesinambungan.

DAFTAR PUSTAKA
AHMED S.N. [ 1988] Evolusi teknis pengelolaan spektrum nasional masa depan di
Kanada, Jurnal Telekomunikasi, Vol 55, VI, hal. 390-395.
BEM D.J. [ 1979] Aspek Perambatan dalam perencanaan jasa komunikasi radio.
Jurnal Telekomunikasi. Vol. 46, XI, November 1979, hal. 680-688.
BERNOSKUNI YU.V., BYKHOVSKY M.A., PLEKHANOV V.V. dan TIMOFEEV V.V.
[1984] Effektivny metod podavieniya impulsnykh pomekh v troposfemnykh
sistemah svvyazi (Metoda yang efektif untuk menekan interferensi pulsa
dalam sistem radio lintas cakrawala), Elektrosviaz. 9, hal. 11-14.
BERRY L.A. dan CRONIN D.H. [ 1982] Peruntukan frekuensi yang efisien spektrum
dalam gelombang jasa campuran, Arsip Konferensi, Simposium Internasional
IEEE tentang Kecocokan Elektromagnetik, EMC'82.
Bessonov A.P dkk, 1988, Pozhirayushchii algoritm dlya nunimizatsii chisla Kanalov.
Prisvaivaemykh gruppirovke RES po zadannoi matritse cb.astotonvkh
otstroek ("Menelan" algoritma guna memperkecil jumlah saluran yang akan
diperuntukkan bagi kelompok media radio-elektronik pada matriks detuning
frekuensi tertentu), Rangkaian acara NIIR No. 4. hal. 45-49.
BYKHOVSKY, M.A. dan PAVLIOUK, A.P. [1995] Simulasi pemakaian/kepadatan
gelombang frekuensi jasa bergerak dan tetap, Transaksi IEEE tentang
Kecocokan Elektromagnetik (belum diterbitkan)
CESKY T. dan BEBR R. [ 1987] Metoda rasional perencenaan frekwensi,
Telekomunikace, Vol 24, 3, hal. 49-50.
CESKY T. dan PAVELKA C. [ 1986] Perumusan matematis masalah perencanaan
frekwensi, PTT Revue, Vol 17, 5, hal. 160-161.
CHAN G.K. [1985] Suatu strategi pemilihan praktis untuk membantu peruntukan
frekuensi untuk sistem radio bergerak darat, Arsip Konferensi, Simposium
Internasional IEEE tentang Kecocokan Elektromagnetik (EMC'85), Agustus
1985, Boston, MA. AS.
CHAN G.K [ 1991] Ramalan Perambatan dan Peliputan untuk Sistem Radio Selular,
Transaksi IEEE tentang Teknologi Kendaraan. VOL. 40, No. 4, November
1991.
DAVIES K. [ 1969] Gelombang Radio Ionosfer, Blasdell. Waltham, MA, AS.

DE MERCADO J., DA SILVA, CHAN G., OVERTVELD J. [ 1982] Komputer mikro


untuk Manajemen Spektrum, Jurnal Telekomunikasi ITU. Vol. 49.
EFREMOV dan HAGN [ 1972] Pengukuran penerima bergerak daratan modern,
Catatan Teknis SRI 18, Rancang 8652-1, Institut Riset Standford, Menlo Park,
CA. Juli 1972.
ETSI (LEMBAGA STANDAR TELEKOMUNIKASI EROPA) [1991] Rancang-Bangun
Lokasi Radio untuk peralatan radio dan sistem dalam jasa bergerak. Versi
0.0.7, Valbonne Cedex., Perancis.
HALE W.K. [1981] Alat-alat Manajemen Spektrum baru, Rangkaian Simposium
Internasional IEEE tentang Kecocokan Elektromagnetik. Boulder, CO., AS,
18-20 Agustus 1981.
HATCH W., HINKLE R. dan MAYHER R. [1971] Model interferensi pulsa pada
penerima bermodulasi amplitudo, Arsip Simposium Internasional IEEE
tentang Kecocokan Elektromagnetik, Philadelphia. PA.
ITT [ 1969] Data Acuan untuk insinyur radio, Edisi ke lima.
MAIUZZO

M.

dan

MACKOUSE

E.

[1981]

Amplitudo

Produk

Pemancar

intermodulasi, Rangkaian Simposium Internasional IEEE tentang Kecocokan


Elektromagnetik, Boulder, CO. AS. 18-20 Agustus 1981.
MC MAHON J.H. [ 1974] Rumusan interferensi dan perambatan dan tabel yang
digunakan dalam Model Peruntukan Frekuensi Gerak Darat Kelompok Kerja
Manajemen Spektrum Komisi Komunikasi Federal, Transaksi IEEE tentang
Teknologi Kendaraan, Jilid VT-23, Nov. 1974. hal. 129-134.
NBS [ 1967] Kantor Standard Nasional, Revisi Nota Teknis No. 101, I dan II, NTIS
Accession No. AD 687820 dan AD 68778721, Departemen Perdagangan AS,
Dinas Teknis Nasional, Springfield, VA 22161. AS.
PALMER F.H. [ 1981] Program Ramalan Perambatan VHF/UHF Pusat Penelitian
Komunikasi: Suatu Ikhtisar. Jurnal Teknik Elektro Kanada, jilid 6, No. 4, 1981.
STEVANCEVIC M. [1980] Penurunan kepekaan maksimum yang dapat dipakai oleh
penerima, Tehnika-Elektrotehnika (tahun 29), Vol. 11. 1980, Republik Federal
Sosialis Yugoslavia.
WACHS M.R. dan ARROYO B. [1978] Pertimbangan teknis pembagian frekwensi
antara komunikasi satelit dan radar, KonferensiInternasional IEEE tentang
Komunikasi (ICC'78), Toronto, Kanada.

WHITE D.R.J. [1972] Seri pedoman tentang interferensi elektromagnetik dan


kecocokan. Volume 5 Teknik prediksi dan analisis EMI, edisi 1, Germantown,
Maryland, Don White Consultants, Inc.
WHITE D.R.J. [1972] Seri pedoman tentang interferensi elektromagnetik dan
kecocokan. Volume 3 Metode dan Teknik Kontrol, edisi 1, Germantown,
Maryland, Don White Consultants, Inc.
Rekomendasi ITU-R dan teks lain
Catatan: Pada setiap kasus, harus digunakan edisi terbaru Rekomendasi
Rekomendasi ITU-R PN.368 Kurva perambatan gelombang darat untuk frekwensi
antara 10 kHz dan 30 MHz
Rekomendasi ITU-R PN. 370

Kurva perambatan VHF dan UHF untuk kisaran

frekwensi dari 30 MJIZ sampai 1000 MHZ. Jasa penyiaran


Rekomendasi ITU-R PI. 434 Acuan CCIR: sifat-sifat ionosfer dan metode MUF
dasar, MUF operasional dan prediksi lintasan sinar
Rekomendasi ITU-RPI. 435 Metode prediksi kekuatan medan gelombang langit
untuk jasa siaran pada kisaran frekuensi 150-1600 kHz.
Rekomendasi ITU-R PN.452 Prosedur perkiraan untuk evaluasi interferensi
gelombang mikro antara stasiun di permukaan bumi pada frekwensi di atas
sekitar 0.7 GHZ
Rekomendasi ITU-R PN.453 Indeks refraksi radio: rumus dan data refraktivitasnya
Rekomendasi ITU-R PN. 525 Penghitungan atenuasi ruang bebas
Rekomendasi ITU-R PN. 526 Perambatan melalui difraksi
Rekomendasi ITU-R PN. 528 Kurva perambatan untuk jasa bergerak aeronautika
dan navigasi radio yang menggunakan gelombang VHF, UHF dan SHF.
Rekomendasi ITU-R PN. 529 Data perambatan VHF dan UHF dan metode perkiraan
yang dibutuhkan untuk jasa bergerak gelombang darat
Rekomendasi ITU-R PN.530 Data perambatan dan metoda perkiraan yang
diperlukan untuk merancang sistem line-of-sight darat
Rekomendasi ITU-R PN.531 Efek ionosfer yang mempengaruhi sistem radio yang
melibatkan kendaraan ruang angkasa
Rekomendasi ITU-R PI.533 Metoda perkiraan perambatan HF
Rekomendasi ITU-R PI.534 Metoda untuk menghitung kekuatan medan sporadis-E

Rekomendasi ITU-R BS.559 Pengukuran obyektif rasio perlindungan frekuensi radio


dalam Siaran LF, MF dan HF
Rekomendasi ITU-R BS. 560 Rasio perlindungan frekwensi radio dalam siaran LF,
MF, dan HF
Rekomendasi ITU-R PN.581 Konsep bulan terburuk
Rekomendasi ITU-R PN.618 Data perambatan dan metoda perkiraan yang
dibutuhkan untuk rancangan sistem telekomunikasi Bumi-ruang angkasa
Rekomendasi ITU-R PN.679 Data perambatan yang diperlukan untuk perancangan
sistem siaran-satelit
Rekomendasi ITU-R PN.680 Data perambatan yang diperlukan untuk perancangan
sistem telekomunikasi Bumi-ruang angkasa laut-bergerak
Rekomendasi ITU-R PN.681 Data perambatan yang diperlukan untuk perancangan
sistem telekomunikasi bergerak darat Bumi-ruang angkasa
Rekomendasi ITU-R PI.684 Perkiraan kekuatan medan pada frekwensi di bawah
sekitar 500 kH.z
Rekomendasi ITU-R PN.832 Atlas Dunia konduktivitas darat
Rekomendasi

ITU-R

PN.834 Efek

refraksi

toposfer

terhadap

perambagan

gelombang radio
Rekomendasi ITU-R PN.836 Kerapatan uap permukaan air
Rekomendasi ITU-R PN.837 Sifat-sifat hujan untuk model perambatan
Rekomendasi ITU-R PN. 838 Model atenuasi spesifik untuk hujan untuk digunakan
dalam metode perkiraan
Rekomendasi ITU-R PN.841 Konversi statistik tahunan menjadi statistik bulan
terburuk
Rekomendasi ITU-R SM. 1045 Toleransi Frekuensi Pemancar
Laporan CCIR 1103 Menetapkan batas parameter EMC untuk peralatan komunikasi
jasa bergerak berdasarkan anlaisa lingkungan interferensi, Lampiran Volume
I, Dusseldorf. 1990
Laporan CCIR 1104 Pembatasan radiasi dari peralatan industri, ilmiah dan medis
(ISM), Lampiran Volume I, Dusseldorf. 1990
Laporan CCIR 1118 Studi penurunan gangguan radio dari sub-stasiun daya listrik
Pentingnya pemeliharaan rutin, Lampiran Volume I. Dusseldorf. 1990

BAB 5

Bab ini membahas kedua aspek, aspek peraturan dan aspek teknis, dari
proses penetapan gelombang bagi sistem-sistemn radio nasional. Di satu sisi,
penetapan frekwensi harus mengatur operasi normal sistem-sistem radio yang ada
termasuk sistem-sistem baru dengan kinerja yang khusus. Di sisi lain, melihat
tuntutan publik yang besar dan semakin tumbuh, prosedur-prosedur penetapan
frekwensi harus memastikan hmbatan yang minimum antara layanan komunikasi
radio dan pemanfaatan yang efisien dari spektrum frekwensi dan orbit geostasioner.
Karena spektrum frekwensi-radio merupakn sumber daya alam yang terbatas,
yang pemakaiannya tidak dapat dibatasi oleh perbatasan negara manapun, seluruh
negara haruslah memiliki salinan Peraturan Radio ITU, Rekomendasi ITU-R,
Peraturan Prosedur dan juga dokumen dan naskah peraturan domestik sebagai
panduan dalam menyelesaiakn masalah yangberkaitan dengan penetapan rekuensi
untuk berbagai sistem radio domestik (Booklet tentang Pengelolaan Frekwensi
Nasional, 1988).
Bagian A Menetapkan Frekwensi kepada Stasiun-stasiun Radio

4.6

Pendahuluan
Proses nasional dalam menetapkan frekwensi harus dilaksanakan untuk

memastikan bawa pemakaian frekwensi baru tidak menimbulkan hambatan yang


berbahaya terhadap pemakai yang ada, secara nasional dan juga kadang-kadang
internasional. Proses penetapan meliputi analisis persyaratan terhadap layanan
radio yang diajukan bersama dengan penelitian yang relevan, dan penetapan
frekwensi sesuai dengan rencana alokasi frekwensi nasional. Proses tersebut dapat
juga mencakup tindakan-tindakan terkait yang perlu untuk melindungi sistem
komunikasi radio negara dari gangguan potensial yang ditimbulkan ole penetapan
frekwensi di negra lain, yang diterbitkan dalam Daftar Frekwensi Internasional (IFL)
dan dalam Edaran Mingguan yang diterbitkan oleh Biro Radikomunikasi.

Begitu suatu frekwensi ditetapkan bagi sebuah stasiun pemancar atau


penerima, semua data teknis dan operasi yang mengindikasikan spektrum dan
daerah geografis yang dicakup oleh penetapan ini harus dimasukkan ke dalam
register frekwensi nasional. Register ini tidak hanya berfungsi sebagai refrensi ketika
memilih freuensi lain untuk digunakan tetapi juga menyediakan bahan dasar untuk
mengambil langkah-langkah efektif yang dibutuhkan untuk menysuikan rencana
nasional dengan persyaratan yang sebenarnya bagi banyak dan berbagai pemakai.
Kehati-hatian yang tinggi harus diterapkan dalam mengkompilasi register nasional
dan menjaganya agar tetap mutakhir; harus terdapat tempat yang memadai untuk
mencatat sejumlah penetapan frekwensi dan segala informasi yang diperlukan untuk
penggambaran yang jelas dan lengkap dari setiap penetapan frekwensi. Dengan
harga perangkat lunak dan keras komputer yang rendah pada saat ini, disarankan
untuk menggunakan database komputer untuk mengolah dan mencatat penetapan
frekwensi.

4.7

Aspek-aspek hukum proses penetapan frekwensi


Badan pengelola frekwensi nasional harus membuat ketentuan bagi suatu

badan khusus (Buklet mengenai Manajemen Frekwensi Nasional, 1988) yang akan
bertanggung jawab atas penetapan frekwensi bagi sistem radio baru. Badan ini
menangani baik masalah peraturan maupun teknis. Bergantung pada ukuran
organisasi manajemen spektrum, individu atau unit tertentu dalam badan tersebut
harus diberikan tanggung jawab untuk menetapkan frekwensi.
Peraturan Nasional: Dalam badan (badan-badan) nasional, kelompokkelompok manajemen khusus dengan kerangka acuan yang tepat (Buklet mengenai
Manajemen Frekwensi Nasional, 1988) dapat ditugaskan untuk menetapkan
frekwensi dalam sistem untuk jasa-jasa tertentu. Sebagai alternatif, dapat dibentuk
struktur manajemen tunggal yang bertanggung jawab atas berbagai kategori jasa
dengan akses ke alokasi frekwensi yang tepat. Kelompok-kelompok tersebut dapat
memberikan penetapan frekwensi bagi beberapa jasa termasuk jasa yang dibagi
antara beberapa band. Kemungkinan penetapan frekwensi bagi sistem radio tertentu
dengan menggunakan band frekwensi untuk jasa atau pengguna yang berbeda
dapat menjadi perhatian. Karenanya, hal-hal seperti kebijakan mengenai penetapan

frekwensi dan metode yang digunakan untuk memastikan penggunaan yang efisien
dari spektrum frekwensi radio merupakan keputusan administrasi nasional.
Misalnya, menurut Peraturan Radio ITU, pelayanan yang bergerak di darat
(land mobile) dan pelayanan penyiaran (broadcasting) berbagi sejumlah band
frekwensi, dimana pelayanan penyiaran memakai band tersebut sebagai yang
utama. Tapi ada beberapa contoh pemakaian frekwensi bersama. Para pemakai
yang mewakili kepentingan badan-badan pemerintah dapat diberikan prioritas untuk
pemakaian spektrum radio daripada pemakai komersial, misalnya.
Prosedur Koordinasi Frekwensi: Koordinasi pemakaian spektrum nasional
dan internasional adalah bidang kerja yang penting dalam departemen yang
bertanggung jawab atas proses penetapan frekwensi. Koordinasi frekwensi pada
tingkat nasional adalah penting karena band frekwensi yang sama, menurut
peraturan, digunakan bersama oleh sistem-sistem radio yang dimiliki para pemakai
yang berlainan. Contohnya, beberapa link gelombang pendek mungkin dioperasikan
oleh badan-badan pemerintah yang berlainan, beberapa lagi oleh PTT nasional, dan
beberapa oleh satu atau lebih perusahaan swasta semuanya menggunakan
alokasi frekwensi yang sama. Proses koordinasi itu harus diatur dengan hukum
nasional yang tepat, dan seluruh pengguna yang berhubungan dengan aplikasi
sistem radio yang dipertimbangkan diharuskan meneliti kemungkinan menetapkan
frekwensi untuk persyaratan tersebut.
Frekwensi ditetapkan dengan memperhatikan segala pembatasan terhadap
penggunaannya. Beberapa negara mungkin menetapkan pembatasan regional atas
pemakaian band frekwensi tertentu untuk pelayanan perorangan; hal ini dapat
berupa larangan pemakaian sejumlah frekwensi oleh pemakai-pemakai tertentu,
pada tenaga yang teradiasi di pelayanan khusus yang beroperasi di band frekwensi
tertentu, atau di daerah geografis tertentu dan lain-lain.
Dalam beberapa kasus, diperlukan koordinasi frekwensi internasional. Ini
disebabkan karena spektrum frekwensi radio adalah aset yang umum pada setiap
pengelolaan. Spektrum ini harus dibagi antara pengelola-pengelola, antara jasa-jasa
radio dan stasiun-stasiun. Di sisi lain, setiap pengelola punya kewenangan sendiri.
Sehingga jelas bahwa jalan terbaik untuk melayani setiap kepentingan pengelola
adalah dengan menghasilkan kesepakatan internasional atas peraturan-peraturan
umum dan prosedur manajemen spektrum tersebut. Dalam peraturan radio ITU
terdapat dasar dari tugas ini. Tujuan utamanya adalah untuk menghindari gangguan

yang merugikan antara stasiun-stasiun dari pengelola-pengelola yang berlainan.


Untuk keperluan ini, prosedur koordinasi telah setuju untuk menyarankan pada para
pengelola bagaimana cara bertukar informasi dan bagaimana cara mengambil
langkah-langkah yang perlu untuk memastikan gangguan yang merugikan tidak
terjadi.
Prosedur koordinasi dapat dibagi menjadi tiga bagian utama: ketentuanketentuan administrasi; pertukaran informasi; dan perhitungan teknis. Prosedur
koordinasi frekwensi internasional yang khusus dapat ditemukan dalam diagram alir
di peraturan radio ITU. Informasi mendetail tentang masalah-masalah teknik
spektrum dapat ditemukan di Bab 4 buku ini. Perhitungan jarak koordinasi dan
daerah-daerah koordinasi kadang lebih mudah dilakukan secara manual. Dalam
kasus-kasus lain, perhitungan ini menjadi lebih kompleks dan memakan waktu dan
penggunaan model komputer menjadi keharusan.
Koordinasi frekwensi internasional dapat dicontohkan dengan koordinasi
frekwensi penyiaran dan stasiun pusat bergerak di darat (land mobile base station)
di daerah-daerah perbatasan, koordinasi frekwensi stasiun-stasiun satelit bumi dan
sistem satelit geostationer, dan lain-lain.
Register internasional atas penetapan frekwensi suatu negara memberikan
pengakuan internasional dan, untuk jasa-jasa khusus dan rencana frekwensi,
perlindungan terhadap operasi stasiun itu. Merupakan kepentingan si pengelola
sendiri untuk mendaftarkan semua penetapan frekwensinya yang dirasa butuh
perlindungan dari gangguan para pemakai internasional lainnya. Adalah sesuatu
yang biasa untuk memberitahukan pemakaian frekwensi internasional sesudah
koordinasi dengan negara-negara lain diselesaikan. Ada keadaan-keadaan tertentu
dimana suatu pengelola diharuskan memberitahukan pemakaian spektrum radionya
menurut peraturan radio. Hak atas perlindungan internasional terhadap gangguan
yang merugikan dibatasi pada:
a) Semua penetapan frekwensi yang diberitahukan, sesuai dengan jatah dunia atau
rencana penetapan;
b) Penetapan-penetapan tertentu dibawah 4000 KHz sesuai dengan tabel alokasi
frekwensi, dimana ditemukan gangguan setelah selesainya koordinasi dan
pemberitahuan melalaui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan radio;
c) Penetapan untuk meluncurkan stasiun radio telegraf dalam HF band;

d) Stasiun-stasiun Kelas A tertentu yang memakai penetapan jasa tetap (fixed


service) dalam HF band; dan,
e) Penetapan-penetapan lain yang dihasilkan dari permintaan bantuan pada BR dan
pemakaian frekwensi yang ditentukan sebelumnya sesuai dengan RR1218.
Semua penetapan frekwensi lainnya hanya diberitahukan untuk diketahui.
Sesuai dengan peraturan radio, setiap penetapan frekwensi, dengan
perkecualian-perkecualian tertentu yang spesifik, harus diberitahukan kepada Biro
Komunikasi Radio jika:
a) Penggunaan frekwensi tersebut dapat menimbulkan gangguan yang merugikan
pada pelayanan pengelola lain;
b) Frekwensi tersebut akan digunakan untuk komunikasi radio internasional, atau
c) Ingin dicapai pengakuan internasional atas pemakaian frekwensi tersebut.
Prosedur yang mengatur pemberitahuan dan pendaftaran penetapan
frekwensi dam Master International Frequency Register (MIFR) secara luas dapat
dibagi menjadi tindakan-tindakan koordinasi, pemberitahuan, pemeriksaan dan
pendaftaran. Prosedur-prosedur yang harus diikuti terdapat dalam pasal-pasal di
Peraturan Radio. Jika suatu penetapan frekwensi dibutuhkan dalam Rencana
Pembagian Regional atau Rencana Penetapan, maka rencana yang tepat dapat
juga mencantumkan prosedur-prosedur koordinasi yang harus diikuti jika rencana itu
dimodifikasi atau penetapan baru akan ditambahkan ke rencana tersebut. Tetapi,
harus diperhatikan bahwa masih perlu untuk memberitahukan pemakaian frekwensi
rencana saat jadi digunakan melalui prosedur pemberitahuan di Peraturan Radio.
Merupakan tanggung jawab badan-badan nasional untuk memeriksa segala
proposal frekwensi yang sudah ada, diedarkan melalui Edaran Mingguan
Komunikasi-Radio (termasuk Bagian Khusus). Pemeriksaan ini harus memastikan
bahwa segala persyaratan frekwensi internasional yang dipublikasikan ini, yang bisa
menimbulkan gangguan, merugikan terhadap jasa radio nasional yang sudah ada
maupun yang sudah direncanakan, dikomentari menurut tanggal jatuh temponya.
Perlu dicatat bahwa Edaran Mingguan yang memerlukan komentar menurut tanggal
tertentu mencantumkan tanggal tersebut dalam pemberitaannya.

4.8

Aspek-aspek teknis dalam proses penetapan frekwensi

4.8.1 Prosedur untuk penetapan frekwensi stasiun radio.


Prosedur untuk penetapan frekwensi stasiun radio dapat menggunakan:
a) Database komputer (atau sistem manual) dimana didalamnya terdapat daftar
frekwensi nasional, yaitu daftar seluruh stasiun radio yang beroperasi yang
menyebutkan lokasi geografis mereka dan karakteristik teknis;
b) Daftar penetapan frekwensi yang dikoordinasikan dengan pengelola lain;
c) Database topografi yang bisa digunakan untuk perhitungan akurat atas tingkat
sinyal yang diinginkan maupun tidak diinginkan dengan pengizinan terhadap
profil jejak perambatan; dan
d) Sistem manajemen frekwensi termasuk beragam teknik.
4.8.2 Informasi yang dibutuhkan untuk penerapan frekwensi
Sangatlah diharapkan untuk memastikan bahwa format nasional, sejauh
mungkin, konsisten dengan

Rekomendasi ITU-R seperti yang digunakan Biro

Radiokomunikasi dalam Edaran Mingguan (termasuk bagian khusus), International


Frequency List (IFL) dan beragam Rencana Frekwensi Regional. Informasi dasar
yang harus dimasukkan untuk stasiun tertentu termasuk:
a) informasi atas operator stasiun tersebut (alamat operator dan indentitas atau
callsign dan lain-lain);
b) informasi atas tanggal pemberitahuan frekwensi sebuah stasiun radio, tanggal
mulai beroperasinya dan jangka waktu ijinnya;
c) karakteristik teknis dari stasiun transmisi yang spesifik, seperti frekwensi yang
digunakan, penunjukan emisi, tenaga radio, tipe dan jangkauan antena dan
karakteristik lokasi seperti ketinggian antena di atas muka tanah dan ketinggian
lokasi dari permukaan laut. Dalam kasus jasa satelit, karakteristik teknis dari
stasiun luar angkasa penerima juga dibutuhkan;
d) data topografis;
e) data atas rasio proteksi untuk beragam tipe sistem radio.
4.8.3 Metode untuk analisis EMC dan perencanaan frekwensi.
Perlunya analisis EMC muncul saat melakukan perencanaan frekwensi untuk
komunikasi radio dan jaringan penyiaran pada tingkat internasional dan nasional,
saat menetapkan frekwensi untuk sistem radio dari beragam aplikasi, dan dalam

melaksanakan koordinasi frekwensi bi-lateral dan multi-lateral antara pengelolapengelola dari negara-negara yang berbeda.
Seiring dengan berkembangnya jasa radio, prosedur analisis EMC juga turut
berkembang dan ditegaskan. Banyak pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
sejumlah kelompok peneliti komunikasiradio, dan menghasilkan perkembangan
prosedur yang lebih mendetail, beberapa diantaranya dicantumkan dalam
rekomendasi ITU-R (dulu dalam laporan CCIR). Sekarang telah banyak prosedur
yang disetujui untuk analisis EMC dan persyaratan perencanaan frekwensi untuk
sejumlah besar alokasi frekwensi dan pelayanan.
Metode untuk menganalisis masalah-masalah EMC dicakup secara mendetail
di Bab 4.

4.9

Persiapan untuk rencana frekwensi


Perencanaan frekwensi melibatkan distribusi yang optimal, dari sudut

pandang pemakaian frekwensi radio yang efisien, dari satu set channel frekwensi
yang diberikan antara stasiun pusat (base station) atau stasiun penyiaran yang
membentuk sistem jaringan komunikasi bergerak maupun sistem penyiaran (televisi
atau suara). Perencanaan menghasilkan rencana frekwensi yang menyediakan
liputan paling lengkap dari suatu daerah dimana jaringan yang dipertanyakan
beroperasi.

Berikut

ini

garis

besar

metode-metode

yang

berbeda

untuk

pengembangan rencana frekwensi .

4.10 Perencanaan frekwensi linier


Perencanaan frekwensi linier dikembangkan Radio Broadcasting Institute di
Humburg (Jerman). Metode ini digunakan dibanyak konferensi internasinal tentang
penyiaran radio (Stockholm, 1961; Geneva, 1963; RARC 1 (2) Geneva, 1984).
Metode ini juga dapat diterapkan untuk perencanaan frekwensi pada sistem
komunikasi radio bergerak ( Gamst A., 1982 ), (Hale, 1981 )termasuk sistem seluler.
Metode perencanaan frekwensi linier didasarkan pada asumsi-asumsi teoritis
berikut ini:
a) semua pemancar adalah sama, daya dan tinggi antena mereka sama;
b) pola radiasi antena adalah isotrofik dalam bidang horizontal;

c)

berkurangnya rambatan gelombang radio bukanlah fungsi dari arah dan


frekwensi rambatan.
Menurut asumsi-asumsi diatas, batasan daerah pelayanan untuk setiap

pemancar adalah lingkaran radius yang tergantung dari tipe pelayanannya (siaran
suara atau televisi, komunikasi bergerak) dan hukum rambatan gelombang radio
dalam rentang frekwensi yang dipertimbangkan.
Penerapan dari metode ini menghasilkan jaringan pemancar yang homogen
dimana pemancar co-channel terdekat adalah titik nodal dari kisi-kisi (lattice) reguler
geometris dipermukaan bumi. Dalam kisi-kisi ini ada enam pemancar co-channel di
dekat setiap pemancar.
Gambar 16 menunjukkan kisi-kisi reguler dari pemancar dimana tujuh channel
frekwensi tersedia. Jaringan teoritis ini terbentuk dari kisi-kisi dengan koordinat peta
yang memakai sistem koordinat oblique, dimana sudut antara sumbu X dan Y
adalah 600 dan jarak antar nodal jaringan sepanjang sumbu-sumbu ini sama dengan
1.
Gambar 16
Kisi kisi reguler untuk stasiun radio

Belah ketupat co-channel pada titik-titik nodal dimana terletak pemancar yang
memakai channel i = 0 . . . . dibuat lebih terang. Pemancar yang terdekat dengan
yang terletak pada sumber ditandai dengan angka 1 . . . .6. Belah ketupat cochannel di titik-titik nodal di mana terletak stasiun yang diberi nomor 0 disebut belah
ketupat co-channel utama. Stasiun radio yang channelnya diberi nomor i = 1. . . 6
terletak pada titik-titik nodal didalam belah ketupat co-channel.

Alokasi nomor

channel antara stasiun-stasiun radio yang terletak dalam belah ketupat adalah sama
untuk setiap belah ketupat.
Data input berikut ini dipakai:

Ro radius daerah pelayanan yang harus dipastikan oleh sebuah pemancar


dalam jaringan tersebut;
Di ( i = 0, M ) jarak yang diperoleh antar pemancar di mana perbedaan
antara nomor-nomor channel frekwensi yang dipakai adalah sama dengan :
i (Do ) jarak antar pemancar-pemancar co-channel;
D1 jarak antar pemancar yang bersebelahan, dan lain-lain.
Latihan perencanaan menghasilkan parameter-parameter berikut untuk
jaringan pemancar reguler.
C jumlah minimun yang dibutuhkan untuk channel frekwensi;
Cr > C jumlah channel frekwensi yang ditunjuk untuk stasiun-stasiun radioradio di jaringan yang direncanakan;
D ri jarak sesungguhnya antar pemancar dimana perbedaan antara jumlah
channel frekwensi yang digunakan adalah i. Dalam jaringan rencana yang optimal,
kondisi D i < D ri harus dipenuhi oleh semua pemancar.
Xi dan Yi koordinat mode jaringan (dalam belah ketupat co-channel utama)
di mana terletak stasiun radio yang beroperasi di channel i.
Nilai dari Di dihitung dengan menggunakan prosedur berbeda untuk
memastikan tingkat gangguan antar daerah pelayanan pemancar, di mana
perbedaan antara channel frekwensi adalah i, tidak melampaui nilai batas yang
diberikan.
Harus dicatat bahwa jaringan pemancar aktual tidak berwujud bentuk
geometris

reguler yang ditunjukan dalam gambar 16 dan pelaksanaan teknisnya

tidak mengikuti jaringan teoritis tersebut. Penyimpangan dari keteraturan geometris,


daya teoritis, dan tinggi antena tak bisa dihindari akan mengurangi efisiensi rencana
frekwensi. Walaupun begitu, dengan menggunakan metode diatas adalah mungkin
untuk membuat gambaran yang jelas yang menunjukkan efisiensi rencana frekwensi
sebagai fungsi dari batasan-batasan yang diambil sebagai data masukan untuk
persiapannya.
Persiapan rencana frekwensi berdasarkan pada rencana ideal yang
dihasilkan dengan memakai metoda di atas sesungguhnya adalah cara untuk
mempelajari sesuatu dan tidak membuatnya langsung dinormalisasi yang akan
menghasilkan algoritma dan software komputer yang sesuai.
Hasil dari perencanaan frekwensi yang disebutkan di atas dapat diterapkan
dalam hal berikut. Jaring pemancar dari jaringan rencana ideal ditandai di peta di

daerah mana yang akan direncanakan, dan channel frekwensi yang ditunjuk untuk
nodal ini dalam jaring teoritis ditetapkan di lokasi terdekat dengan nodal jaring itu
dan di mana stasiun radio pemancar akan berada. Dalam menetapkan channel
frekwensi untuk daya pemancar di lokasi yang spesifik, tinggi antena, dan lain-lain
dapat sedikit dimodifikasi tergantung dari nilai-nilai yang dipakai untuk keperluan
perencanaan.
Saat menyelesaikan alokasi ini, adalah penting untuk memeriksa radius
daerah pelayanan untuk setiap pemancar dalam jaringan menggunakan prosedur
yang berbeda.
Dalam beberapa kasus, channel frekwensi K diperlukan setiap lokasi dan
bukan hanya satu. Hal ini juga bisa dicapai dengan memakai perencanaan linier.
Pada nodal tertentu, channel frekwensi dengan angka i + B Cr dapat digunakan,
dimana B = 1, (K-1), Cr adalah angka channel frekwensi dalam sebuah jaringan
yang direncanakan dengan dasar alokasi channel frekwensi linier untuk kasus
dimana hanya satu channel frekwensi yang digunakan pada tiap nodal yang
ditetapkan bersama dengan channel yang diberi nomor i.

4.11 Perencanaan frekwensi berdasarkan teori grafik


Data input berikut dibutuhkan untuk perencanaan jaringan menggunakan
metoda ini:
a) daftar stasiun utama atau stasiun penyiaran dimana frekwensi akan ditetapkan,
dengan koodinat geografisnya;
b) daftar channel frekwensi yang ditetapkan;
c) tabel yang menyebutkan jarak yang dibutuhkan antar stasiun radio jika
dipisahkan oleh frekwensi yang diberikan.
Gambar 17 menunjukan sebuah diagram blok algoritma umum (OLeary,
1984).
Algoritma perencanaan frekwensi mencakup tiga prosedur. Prosedur pertama
menyangkut persiapan daftar reguler stasiun radio dimana frekwensi harus
ditujukan. Urutan masukan stasiun radio dalam daftar itu sesuai dengan usaha yang
dibutuhkan untuk menetapkan sebuah frekwensi bagi pemancar tersebut. Lebih
khusus lagi, usaha itu dapat ditegaskan oleh jumlah stasiun radio di dalam daerah

gangguan co-channel dari stasiun radio tertentu. Makin banyak jumlah stasiun radio
dalam daerah gangguan co-channel, maka makin sulit untuk menetapkan frekwensi
bagi stasiun radio ini dan dia akan lebih dulu muncul dalam daftar.

Gambar 17
Algoritma umum untuk perencanaan frekwensi.
Prosedur persiapan untuk daftar stasiun yang dipesan

Penetapan channel pertama bagi stasiun


pertama

Apakah frekewensi sudah ditetapkan


bagi semua stasiun

YA
STOP

Tidak

Prosedur pemilihan stasiun


berikutnya

Prosedur penetapan frekwensi

Penunjukan frekwensi bagi sebuah stasiun radio dimulai dari stasiun radio
pertama dalam daftar yang diberi channel frekwensi pertama (terendah).
Untuk memilih stasiun radio berikutnya dari daftar dan untuk menunjuk
sebuah frekwensi bagi stasiun itu, diterapkan prosedur khusus. Bebarapa prosedur
telah dikembangkan untuk tujuan ini. Prosedur termurah adalah dengan memastikan
bahwa prioritas stasiun-stasiun radio yang akan dipilih sesuai dengan urutan mereka
dalam daftar. Prosedur yang lebih kompleks menetapkan, untuk setiap stasiun radio

baru, jumlah channel frekwensi yang tidak mungkin untuk diberikan karena
gangguan yang berakibat pada penerima oleh stasiun-stasiun radio yang mana
sudah ditetapkan frekwensinya. Untuk menunjuk sebuah frekwensi, stasiun radio
dengan jumlah channel frekwensi yang ditolak terbesar dipilih dari daftar.
Untuk memilih sebuah stasiun radio, prosedur penunjukan frekwensi
diterapkan. Ada sejumlah prosedur dengan tipe ini. Prosedur termudah adalah
dengan menunjuk frekwensi terendah dari daftar channel frekwensi dimana semua
batasan atas jarak antar stasiun radio yang dipertanyakan dan semua stasiun radio
yang mendapatkan penetapan frekwensi mereka pada tahapan perencanaan
frekwensi sebelumnya, dipenuhi.
Prosedur diatas secara bertahap diterapkan pada seluruh stasiun radio yang
termasuk dalam rencana.
Untuk menutup bagian ini, perlu dicatat bahwa pada prakteknya, suatu
masalah sering muncul dalam penunjukan channel frekwensi untuk stasiun radio
baru. Stasiun radio ini harus dimasukkan dalam jaringan stasiun radio yang sudah
ada yang sudah lebih dulu mendapatkan penetapan frekwensi. Masalah semacam
ini adalah sama dengan, misalnya, sebuah sistem televisi saat perlu untuk
memasukkan sejumlah repeater berdaya rendah untuk mencakup daerah pelayanan
yang sempit dimana penerimaan program dari stasiun televisi berdaya tinggi sulit
atau tidak mungkin untuk bisa mencakup penuh seluruh bagian dari suatu daerah.
Masalah khusus dari perencanaan frekwensi untuk subsistem televisi berdaya
rendah ini dapat diselesaikan dengan memakai metode teori grafik. Hasil yang
relevan dapat ditemukan dalam karya ( OLeary, 1984, Hunt.K.J., 1984, Stocer F.,
1984 ).

4.12 Jaring penetapan bebas gangguan


Sebuah metode yang dikembangkan untuk pelayanan bergerak di darat di
Canada oleh ( Delfor M.C. dan De Couvreur G.A., 1989 ) adalah penerapan dari
jaring penetapan bebas gangguan.
Metode ini adalah sistem berbasis komputer yang dimulai dengan persaman
gangguan yang ditetapkan untuk pemakaian channel bersama dan channel yang
beredekatan, desensitisation (membuat sesuatu menjadi tidak reaktif terhadap
radiasi) dan gangguan intermodulasi penerima dan pemancar. Sebuah jaring

kapasitas

tinggi

dibuat

dengan

memperhitungkan

kemungkinan

pemakaian

penyaring bandpass. Keputusan yang tergantung pada manajer spektrum adalah


kondisi co-channel, i.e. pemisahan jarak, dan jumlah maksimum berapa kali sebuah
channel dapat dibagi. Metode ini menghilangkan perhitungan EMC dan mengurangi
variabel-variabel keputusan. Jaring penetapan ini memberikan pemakaian yang lebih
efisien terhadap spektrum dan kualitas pelayanan yang seragam. Dengan sistem
komputer, jaring-jaring dapat diubah untuk mengakomodasi tuntutan perubahan atas
ruang dan waktu dan dapat digunakan untuk beragam daerah dan areal pemukiman.

4.13 Metode perencanaan frekwensi seluler


Dalam dua dekade terakhir, tingkat pertumbuhan pelayanan bergerak di darat
(land mobile service) cukup tinggi akibat sejak tahun 1980 sistem seluler bergerak
mulai digunakan. Spektrum frekwensi radio paling efisien untuk digunakan dalam
sistem ini karena jumlah pemakai setiap band yang dialokasikan untuk operasi
mereka lebih tinggi daripada jaringan sistem bergerak di darat yang konvensional.
Efisiensi ini dicapai oleh parameter setiap stasiun pusat yang terpilih untuk melayani
daerah-daerah kecil, atau unit-unit (cells), dengan radius (Ro) 500 sampai 5000
meter. Unit-unit tersebut meliputi daerah dimana jaringan stasiun pusat beroperasi
dan juga jalan-jalan dan jalan antar kota yang menghubungkan lokasi yang berbeda.
Dalam jaringan seluler, jarak D antar unit yang menggunakan channel yang
sama biasanya tidak lebih besar dari D=3.5 Ro sampai D=5.5 Ro. Oleh karena itu,
ada tingkat yang tinggi atas pemakaian ulang frekwensi dalam sistem seluler dan
efisiensi dari pemakaian spektrum frekwensi meningkat sangat besar (Lee, 1989).
Satu set dari unit-unit yang berdekatan, dimana tidak mungkin untuk
menggunakan channel frekwensi yang sama akibat pembatasan gangguan, disebut
cluster. Jumlah unit-unit di dalam sebuah cluster adalah dimensinya (Lee, 1989).
Stasiun pusat dapat menggunakan antena polarisasi horisontal omnidirectional maupun antena sektor yang memiliki beamwidth 60 atau 120.
Menggunakan antena sektor, setiap unit berturut-turut dibagi menjadi 6 atau 3
sektor, dengan channel yang berlainan ditetapkan untuk setiap sektor (Lee, 1989).
Untuk menyiapkan rencana frekwensi yang menyeluruh bagi sistem seluler
bergerak, i.e. suatu rencana penetapan frekwensi untuk setiap stasiun pusat yang

dipasang di daerah perkotaan, adalah perlu untuk menyebutkan dengan spesifik


parameter-parameter dasar dari rencana semacam itu:
N

dimensi cluster;

jumlah sektor-sektor pelayanan dalam satu unit (M=1 untuk =360;

M=3 untuk =360; dan M=6 untuk =60; dimana adalah beamwidth antena
stasiun pusat)
K

jumlah stasiun pusat yang dibutuhkan di daerah perkotaan;

Ro

radius sebuah unit (km);

PBS

daya antena pemancar stasiun pusat (dBW);

hBS

tinggi antena stasiun pusat (m) (tinggi stasiun bergerak diasumsikan

sebesar 1.5 m).


Prosedur untuk menentukan parameter-parameter tersebut dan dua contoh
aplikasinya diberikan pada Appendix 1.
Prosedur ini memungkinkan seluruh parameter yang dibutuhkan untuk suatu
rencana frekwensi dapat ditentukan. Untuk mengembangkan suatu rencana yang
menyeluruh berdasarkan jumlah channel untuk setiap stasiun pusat dan konfigurasi
cluster dalam sistem seluler, perlu untuk ditegaskan frekswensi khusus yang
ditetapkan untuk operasi seluruh stasiun pusat yang termasuk dalam satu cluster.
Dalam melakukan hal ini, tidak bisa dihindari untuk meminimalkan gangguan antar
unit dimana digunakan channel frekwensi yang berdekatan dan juga gangguan
intermodulasi antar channel dalam sektor yang sama dari suatu unit.
Untuk persiapan rencana frekwensi yang menyeluruh bagi sistem seluler,
metode yang digambarkan dalam (Gamst, 1982) dan (Hale, 1981) dapat digunakan.

4.14 Piranti lunak (software)


Teknik manajemen spektrum frekwensi terbaru membutuhkan banyak
pemakaian komputer-komputer besar dan PC (Bare, 1990). Akibatnya database
yang menyeluruh dan digunakan untuk tujuan manajemen dikembangkan dalam
media penyimpanan di komputer. Software komputer disiapkan untuk melakukan
perhitungan analisis EMC dan perencanaan frekwensi berdasarkan pada metodologi
yang telah dijelaskan di bagian sebelum ini.

BR dan para pengelola telah mengembangkan beragam program software


(Kubrakov et al, 1985) untuk analisis EMC bagi bermacam-macam pelayanan yang
beroperasi di rentang frekwensi yang berlainan.
Gabungan dari data base informasi dan topografi, sistem kontrol dasar dan
program software adalah sebuah sistem manajemen spektrum otomatis yang
memungkinkannya untuk meneliti persyaratan frekwensi dan untuk menjalankan
penyelidikan tentang pendaftaran operasi stasiun-stasiun radio, untuk mendapatkan
informasi statistik tentang kepadatan operasi stasiun-stasiun radio di daerah yang
berbeda-beda dalam suatu negara, dalam band frekwensi perorangan, dll.
Di sejumlah negara besar (e.g di USA) ada sistem manajemen spektrum
otomatis yang umum dan mencakup fasilitas radio di semua pelayanan radio (Bare,
1990). Dalam kasus-kasus lain, sistem lokal otomatis yang diperuntukkan bagi
pelayanan perorangan seperti televisi dan penyiaran suara VHF, pelayanan
bergerak dan tetap di darat, dll diciptakan dengan menggunakan personal computer
(Vasiliev et al, 1986).
Bagian B Perijinan

4.15 Pendahuluan untuk Perijinan


Peraturan atas pemakaian spektrum adalah penting untuk mencegah
gangguan antar pelayanan. Pemakaian spektrum dikontrol melalui perijinan, dengan
mengembangkan spesifikasi teknis untuk kinerja peralatan dan dengan memastikan
spesifikasi tersebut mmenuhi syarat. Bagian ini mendiskusikan aspek-aspek dari
perijinan stasiun radio.
Meskipun begitu, dimungkinkan untuk mengecualikan pemakaian spektrum
radio dari perijinan untuk mengurangi beban administrasi dan ekonomi pada
pemakai.

4.16 Perijinan stasiun radio


Perijinan adalah proses pemberian otoritas hukum untuk mengoperasikan
sebuah stasiun radio di bawah kondisi-kondidi yang spesifik dan telah ditentukan.
Sampai saat ini Peraturan Radio ITU menyatakan, dalam No. 2020, bahwa tidak ada

stasiun pemancar yang boleh didirikan tanpa ijin yang dikeluarkan oleh pemerintah
dimana pengelolaan stasiun itu berada. Untuk beberapa pengelolaan, hak untuk
menggunakan instalasi penerimaan radio juga dikenai perijinan. Aktivitas perijinan
harus diatur secara tepat dalam kerangka kerja undang-undang.
Otoritas perijinan memiliki kekuasaan untuk menegakkan ketentuan dan
untuk menyelidiki interferensi. Perijinan dapat juga digunakan untuk membatasi
pembuatan, penjualan, pemilikan dan impor peralatan radio tertentu yang karena
sifatnya kemungkinan besar akan menyebabkan gangguan yang serius.
Haruslah diakui bahwa tanpa disiplin mengenai suatu sistem perijinan,
interferensi radio bisa dengan cepat menjangkau tingkat yang tak terkendali,
menyebabkan investasi dalam peralatan untuk transmisi atau penerima sinyal radio
menjadi tidak berharga. Potensi gangguan dari banyak jenis penggunaan radio
sangat besar sehingga para pemakai mungkin ingin suatu ketentuan perijinan
dengan jaminan perlindungan dari gangguan yang berbahaya dalam kondisi
operasional normal.
Lisensi harus dapat diperbaharui untuk suatu periode yang dapat digunakan
selama suatu pemakaian sebagaimana diputuskan oleh badan terkait. Validitas
suatu lisensi mungkin bervariasi tergantung pada jenis kebutuhannya.
Lisensi yang dapat diperbaharui mempunyai pengaruh penting pada
penggunaan spektrum radio masa depan. Dengan cara ini adalah mungkin untuk
memastikan bahwa teknologi baru diterapkan dengan lebih efisien secara spektral.
Data yang diperoleh dari catatan perijinan dapat digunakan untuk menyediakan
informasi statistik mengenai akses terhadap spektrum dan digunakan untuk melihat
kecenderungan di dalam penggunaan secara nasional. Hal ini dapat juga digunakan
sebagai bantuan untuk meramalkan kebutuhan spektrum masa depan. Juga, data
lisensi radio tidak ternilai bagi badan-badan penyelenggara yang terlibat dalam
mengusut keluhan gangguan dan dapat membantu menuntut stasiun radio yang
tidak sah.

4.17 Deregulasi perijinan


Potensi alat dengan daya rendah untuk menyebabkan gangguan kepada para
pemakai radio adalah menjadi minimal sepanjang alat-alat tersebut bekerja dalam
kondisi-kondisi teknis yang benar. Dalam kondisi-kondisi ini, dimungkinkan untuk

mempertimbangkan pembebasan dari perijinan bagi banyak alat dengan kapasitas


yang rendah.
Hal ini akan memberikan adanya suatu ketentuan yang lebih liberal bagi para
pemakai, pabrikan dan para penyalur. Para pemakai tidak lagi akan harus
membayar biaya atau mengisi formulir aplikasi perijinan, dan pabrikan dan para
penyalur dapat memasarkan produk di dalam suatu lingkungan yang tidak terlalu
diatur. Peralatan yang masuk ke dalam kategori ini dapat meliputi alat seperti
detektor metal, kendali radio model, alat anti pencuri, alarrn dan telepon tanpa kabel.
Namun demikian, beberapa alat berkapasitas rendah mungkin masih perlu
memperoleh perijinan, terutama jika sebagian dari frekwensi digunakan atas dasar
pemakaian bersama dan sekunder (yaitu di mana para pemakai lain mempunyai
prioritas menggunakan frekwensi itu).

4.18 Persetujuan atas jenis peralatan radio


Penggunaan radio melalui perijinan pada umumnya diberikan dengan tunduk
kepada syarat, ketentuan dan pembatasan tertentu. Pada umumnya hal ini dikenal
sebagai persetujuan jenis (type approval). Kenyatan bahwa suatu produk telah
disetujui jenisnya (type-aproved) menandakan bahwa produk tersebut memenuhi
persyaratan-persyaratan ini. Dengan cara yang sama, pembebasan dari keharusan
perijinan pada umumnya tergantung pada apakah suatu peralatan telah disetujui
jenisnya atau mungkin memenuhi kondisi yang telah ditetapkan, yang tidak bersifat
membatasi.
Persetujuan jenis memberikan suatu jaminan bahwa, dalam kaitan dengan
desainnya, suatu produk secara teknis dan secara sebenarnya mampu untuk
memenuhi kebutuhan persyaratan menurut ketentuan yang telah ditentukan yang
relevan untuk

produk itu. Persyaratan menurut ketentuan ini ada untuk

memungkinkan peralatan radio dan para pemakai mereka untuk saling melengkapi
satu sama lain, untuk memastikan ekonomi dapat dipraktekkan secara maksimal
dalam penggunaan spektrum frekwensi dan untuk memudahkan pengembangan
dan penggunaan peralatan radio yang tertib.
Kebutuhan untuk imunitas terbatas dari gangguan, selain itu, bisa jadi
merupakan persyaratan untuk persetujuan jenis bagi peralatan radio dan mungkin

saja memudahkan bagi badan-badan pemberi otorisasi, dan hemat biaya bagi para
penyalur dan pabrikan, untuk memberikan baik pengujian jenis EMC dan
persetujuan jenis.

4.19 Menentukan pembayaran


Badan pengatur dapat mengenakan kepada para pemakai spektrum suatu
biaya untuk ijin yang mereka berikan. Pembayaran dapat menunjukkan sampai
sejauh mana spektrum dapat digunakan, termasuk juga manfaat ekonomi yang
diperoleh.

Pengenaan

ongkos dapat

juga digunakan sebagai

cara

untuk

mengoptimalkan penggunaan spektrum.


Terdapat juga sejumlah pilihan yang mungkin dilakukan untuk mengelola
sistem spektrum nasional yang bisa memanfaatkan mekanisme penentuan harga
yang berbeda. Salah satu pendeatannya adalah dimana Pemerintah bisa
memainkan peranan yang penting dalam memnjaga kendali atas spektrum melalui
pengenaan biaya. Hal ini meliputi pembebanan atas satu atau beberapa hal berikut:
a) frekwensi radio;
b) jumlah spektrum yang dipakai, contohnya: bandwidth.
c) saluran atau links yang dipakai;
d) tingkat pemuatan saluran;
e) efisiensi spektrum peralatan yang digunakan;
f) kekuatan pemancar/luas cakupan;
g) letak geografis.
Kebijakan penentuan biaya spektrum harus mempertimbangkan kebijakankebijakan lain yang dimaksudkan untuk mndorong perekonomian yang sehat dalam
suatu negara. Kebijakan tersebut harus juga memastikan bahwa radio dapat terus
digunakan sebagai alat bantu usaha oleh perusahaan-perusahan dari berbagai
ukuran, dan harus melihat pentingya bagi negara dengan begitu banyaknya jasajasa ilmiah, sosial, dan hiburan yang menggunakan radio.
Alternatif lainnya adalah bagi Pemerintah ntuk memainkan pernan yang tidak
terlalu memegang kendali, dengan menerapkan satu atau beberapa hal berikut ini:
a) menjual hak pengelolaan kepada organisasi pengelolaan spektrum swasta.
Organisasi swasta tersebut dapat memberikan jasa perencanaan frekwensi dan

melakukan penetapan secara komersial. Hal ini akan menimbulkan swastanisasi


sebagian atas tugas manajemen spektrum yang dilakukan oleh badan
pelaksana;
b) swastanisasi tanggung jawab administratif Pemerintah dengan adanya badan
bau yang memiliki kendali atas pengunaan spektrum sipil, dengan tunduk pada
keamanan dari penyalahgunaan kekuasaan monopoli. Badan baru ini dapat juga
menjual atau mensub-kontrak fungsi spektrum secara komersial;
c) penjualan langsung oleh otoritas manajemen spektrum Pemrintah atas band
spektrum yang ditentukan; dan
d) pasar sekunder dalam menjualn perijinan stasiun radio.
Untuk menunjukkan kompleksitas penentuan frekensi, biaya dapat dihitung
secara terpisah untuk setiap jenis perijinan dan iaya tak langsung harus dimasukkan
dalam perhitungan. Terdapat dua jenis biaya tak langsung yang penting: yang timbul
dalam rangka mengikuti kerangka kerja peraturan, termasuk ikut serta dalam
pertemuan internasional, dan biaya lain-lain. Biaya langsung dapat dibagi antara ijinijin sesuai jumlah spktrum yang digunakan dan abgain spektrum dimana jasa-jasa
diberikan; biaya tak langsung dapat dibagi secara proporsional menurut biaya
langsungnya.

4.20 Meningkatkan pemanfaatan spektrum


Ketentuan

perijinan

harus

mengembangkan

prosedur

yang

dapat

memberikan insentif bagi pemakai spektrum dan untuk mempengaruhi pilihan


sehingga:
a) penerapannya

terhadap

akses

spektrum akan menunjukkan nilai yang

ditanamkan dalam pengunaan spektrum;


b) pemohon akan mempertimbangkan alat komunikasi lain, tanpa harus memiliki
akses terhadap spektrum radio dan menghindari penggunaan frekwensi yang
pling ramai;
c) pemakai yang sudah ada akan menguji kebutuhan spektrumnya dan mrelakan
surplus spektrum yang dimilikinya; dan
d) pemakai baru dan teknologi baru akan memiliki kesempatan yang lebih besar
untuk memperoleh akses terhadap spektrum radio.

4.21 Pertimbangan lain


Sistem pengenaan biaya yang manapun yang akan diterapkan harus
mempertimbangkan pengaruhnya terhadap jasa-jasa tertentu. Harus diambil
langkah-langkah untuk memastikan agar pemakai spektrum yang memberikan jasa
yang berbeda tetapi kompetitif tidak akan dikenakan penetapan harga yang berbeda.
Namun demikian, harus disadari bahwa terdapat rsiko dimana penyedia jasa rado
dapat membebankan biaya kepada pelanggan seperti juga biaya lainnya yang
dkieluarkan oleh perusahan ini juga dibebankan kepada pelangan.

4.22 Administrasi
Administrasi perijinan memainkan peranan utama dalam unit manajemen
spektrum manapun yang terstruktur dengan baik. Administrasi menerapkan kendali
atas operasi stasiun-stasiun (radio) dan penggunaan frekwensi dengan cara:
a) pengujian permohonan ijin dan dokumen-dokumen terkait untuk menentukan
kelayakan perijinan pemohon dari sudut hukum dan peraturan dan dapat
diterimanya secara teknis peralatan radionya;
b) Memberikan otorisasi kepada badan-badan yang mungkin tidak memerlukan ijin,
misalnya: badan pemerintah;
c) Menetapkan call signs bagi masing-masing stasiun;
d) Mengeluarkan ijin, dan apabila dibolehkan, menerima pembayaran
e) Memperbaharui dan membatalkan ijin sebagaimana seharusnya;
f) Melaksanakan pengujian kompetensi operator dan mengeluarkan sertifikat
operator.

4.23 Persyaratan perijinan standar


Pada umumnya ijin spektrum radio manapun tunduk pada sejumlah
persyaratan (walaupun jasa radio tertentu mungkin memiliki persyaratan yang
dikenakan yang bersifat khusus untuk jasa itu):
a) operasi jasa radio tanpa ijin merupkan suatu pelanggaran kecuali jasa tersebut
dibebaskan dari perijinan;

b) segala perubahan terhadap jasa radio harus sebelumnya diotorisasi oleh otoritas
manajemen frekwensi. Perubahan dalam detil perijinan harus disampaikan
kepada otoritas manajemen frekwensi;
c) penerima

ijin

harus

memastikan

bahwa

bahwa

semua

orang

yang

mengoperasikan stasiun radio memahami ketentuan yang ada dalam perijinan;


d) dimana diharuskan, semua pesan diawali dan diakhiri dengan callsign;
e) ijin dapat mencakup pernyataan mengenai kondisi yang terkait dengan EMC,
imunitas dari gangguan, dan dengan tindakan-tindakan keamanan termasuk
keamanan dasar dari peralatan;
f) ijin dapat mencakup komentar mengenai menjaga standar peralatan dan
pemeliharaannya melalui suatu skema kepastian mutu; dan
g) memenuhi standara rekayasa lokasi dapat juga dimasukkan ke dalam kondisi
perijinan.

4.24 Imunitas
Imunitas terhadap ganguan elktromagnetik mempunyai hubungan dengan
salaing interferensi antara peralatan radio dan nonradio dan akan mempengaruhi
pada hakekatnya seluruh perlengkapan listrik dan elektronik, termasuk pemancar
radio. Karenanya adalah penting agar terdapat imunitas terhadap seluruh peralata
listrik, elektronik dan radiotelekomunikasi supaya peralatan tersebut dapat
beroperasi seperti yang dinginkan.
Apabila peraturan mengenai imunitas diberlakukan, mungkin perlu supaya
persyaratan perlindungan tertentu diterapkan seperti:
a) gangguan elektromagnetik yang ditimbulkan oleh peralatan yang diatur dalam
ketentuan tidak boleh melebihi suatu tingkat tertentu dimana peralatan radio (dan
perlengkapan listrik lainnya) dapat beroperasi seperti diinginkan; dan,
b) peralatan tersebut memiliki imunitas intrinsik terhadap gangguan elektromagnetik
untuk memungkinkannya beroperasi seperti diinginkan.
Sebagai contoh, cakupan peralatn dan produk yang dipengaruhi meliputi
komputer pribadi, peralatan listrik rumah tangga (misalnya: dimmer yang

mengunakan kendali thrysistor), peralatan pemanas RF yang digunakan baik secara


komersial maupun dalam proses industri, dan peralatan terminal telekomunikasi.

4.25 Rekayasa lokasi


Di lokasi dimana terdapat sejumlah stasiun radio yang terdiri dari pemancar
dan antena terkait dalam satu tiang (mast), harus diperhatikan untuk tidak
menetapkan frekwensi yang mungkin menimbulkan interferensi terhadap instalasi
lain pada tiang tersebut atau tiang lain yang berdekatan.
Terdapat sejumlah mekanisme yang mungkin berakibat pada timbulnya
interferensi terhadap pengguna spektrum frekuensi radio lainnya. Mekanisme ini
meliputi:
a) terciptanya produk-produk intermodulasi, baik pada output pemancara maupun
pada input penerima;
b) radiasi palsu dari pemancar dan/atau penerima; dan,
c) blocking penerima.
Kesulitan-kesulitan ini dapat diatasi dengan beberapa cara. Apabila terdapat
banyak stasiun radio dalam satu lokasi, dan mungkin terdapat lebih dari satu tiang
tunggal, pilihan frekwensi menjadi sangat penting untuk menghindari terjadinya
produk-produk intermodulasi. Apabila ternyata alternatif pilihan frekwensi tidak dapat
diterapkan, mungkin perlu untuk mengurangi radiasi dari produk intermodulasi
dengan menyisipkan filter yang sesuai antara pemancar dan antena. Dalam
prakteknya, pada lokasi dimana sejumlah besar frekwensi digunakan akan sulit
sekali untuk megetahui sumber yang jelas dari suatu interferensi. Juga radiasi
produk intermodulasi

mungkin memiliki besaran yang cukup untuk dapat

meimbulkan interfernsi di lokasi sekitarnya. Mungkin juga dapat dilakukan tindakan


untuk menghilangkan interferensi dengan mengurangi daya suatu pemancar yang
memiliki daya yang sangat tinggi; pemancar ini biasanya merupakan sumber
dominan dari interferensi yang ada di lokasi terkait. Demikian pula, interfensi dapat
juga diatasi dengan meningkatkan jarak vertikal antara antena-antena, dan kerena
itu mengurangi coupling antara pemancar yang menimbulkan produk intermodulasi.
Mungkin berguna dalam peraturan untuk menerapkan suatu skema dimana
pengelola spektrum dan/atau pemilik lokasi memiliki tanggung jawab untuk
menyelidiki kemungkinan timbulnya produk intermodulasi sebelum frekwensi baru

diijinkan. Hal ini dapat menimbulkan implikasi ekonomis yang penting bagi penguna
potensial pada lokasi dimana sejumlah besar beroperasi khususnya apabila
peralatannya sudah harus diganti.

4.26 Tes ijin operator


Tes ijin operator mungkin disyaratkan oleh suatu administrasi untuk
memastikan kemampuan indovidual dalam mengoperasikan peralatan pemancar
radio. Selain itu, Keselamatan Jiwa dalam Konvens Laut dan Peraturan Radio ITU
menyatakan bahwa hanya orang yang memiliki ijin yang dapat mengoperasikan atau
bertanggung jawab atas radiasi pemancar dalam situasi tertentu.
Umumnya, ijin operator radio berhubungan dengan jasa keselamatan, radio
amatir, atau jasa lain dimana komunikasi untuk keselamatan mungkin digunakan.
Contohnya ijin pilot pesawat; operator radio maritim dalam Jasa Keselamatan dan
Bahaya Maritiml Globa, ijin komersial bagi orang yang measang, memperbaiki atau
merawat pemancar pada kapal atau pesawat, dan sebagainya. Beberapa negara
mensyaratkan suatu pendidikan minimum khusus sebagai prasyarat untuk ikut
dalam tes. Negara lain tidak mensyaratkan tingkat pendidikan manapun, tetapi
cenderung untuk mengandalkan pada bukti pengalaman tertentu (magang) atau tes.
Adalah bijaksana bagi suatu negara untuk mempertimbangkan untuk menerima,
bagi kepentingan nasional, sertifikat operator radio yang dkeluarkan oleh negara lain
yng

memiliki

standar

kualitas

yang

telah

diketahui.

Hal

tersebut

dapat

memungkinkan sertifikasi operator yang efisien dan ekonomis, khususnya apabila


beban nasional relatif tinggi dan tidak diperlukan untuk dilakukan upaya yang
dibutuhkan untuk mengembangkan dan menyelenggarakan ujian yang modern,
terlebih lagi jika ujian tersebut mencakup aspek teknologi tinggi.

Apendiks 1 untuk Bab 5


Prosedur untuk menentukan parameter Jaringan Selular
Parameter dasar dari rencana frekwensi bagi suatu sistem selular dapat
ditentukan, asalkan informasi berikut tersedia:
F (MHz)

band frekwensi yang dialokasikan bagi pangkalan sistem selular


di daerah pemukiman;

Fk (MHz)

bandwidth saluran stasiun mobil selular;

jumlah pengguna yang dapat secara bersamaan memakai


frekwensi yang sama (untuk sistem NMT n = 1, dan untuk GSM
n = 8);
jumlah penguna yang harus dilayani oleh sistem selular mobil di

daerah pemukiman;
beban puncak tarffic per pengguna (dalam erlangs);
P

kemungkinan kegagalan panggilan yang dibolehkan dalam


sistem stasiun mobil selular;
rasio perlindungan yang dibutuhkan bagi penerima (receiver)
stasiun mobil selular;

waktu dalam persen, dimana bagian sinyal ke interferensi pada


input receiver stasiun mobil selular dibolehkan untuk lebih
rendah daripada rasio perlindungan (P );

S (km2)
(dB)

wilayah dimana sistem stasiun mobil selular dipasang;


parameter yang mendefinisikan kisaran fluktuasi random pada
tingkat sinyal yang diterima pada titik oenerimaan (untuk stasiun
mobil selular,

= 4 sampai 10 dB)

PMS (dBW)

sensitivitas receiver mobil

GBS (dB)

perolehan antena pangkalan

Prosedur untuk menentukan parameter dasar bagi sistem stasiun


mobil selular meliputi langkah-langkah berikut:
1. Hitung jumlah total saluran frekwensi (nk) yang ditetapkan bagi sistem selular
dalam suatu daerah pemukiman yang ditentukan
F
nk = integer (---)
Fk

2. Tentukan dimensi cluster yang disyaratkan bagi

dan P yang telah ditentukan.

Persamaan berikut ini digunakan:


F
nk = integer (---)
Fk
P (N) =
-(10log

t2 dt
exp (- ---) --2
2

)/

Formula ini menentukan persentase waktu dimana rasio sinyal-keinterferensi pada input receiver mobil adalah di bawah rasio perlindungan
dan

. Nilai

tergantung pada jumlah sektor jasa dalam sel (M), faktor peningkatan (q),
3N. Nilai P (N) menurun dan M

dan dimensi cluster (N), dimana q = D/RO =

bertambah. Untuk nilai P0, P dan M = 1, 3 dan 6, P (N) dihitung untuk beberapa
nilai N (yaitu q) Nilai N dimana kondisi P (N)

P dipenuhi akan diambil sebagai

dimensi suatu cluster.


Nilai

dan

, dalam rumus-rumus perhitungan P (N), ditentukan

sebagai berikut:
=

=(

Dimana =0,1 ln10, l = sebuah angka dari kontributor interferensi cochannel dan B1
= parameter. Nilai l dan Bi untuk M yang berbeda dittentukan dalam tabel di bawah
ini:

Bi
l=
5=

2=
6=

(q-1)-4;

3=

4=

q-4;

(q-1)-4

1=

(q+0,7)-4;

1=

(q+1)-4

= q-4

3. Tentukan jumlah saluran frekwensi yang dipakai untuk menangani pengguna


dalam satu sektor dari setiap sel.
4. Hitung beban trafik telefon yang diperbolehkan dalam satu sektor dari setiap sel
(erlang).

5. Hitung jumlah pengguna yang dilayani oleh satu pangkalan (stasiun base) pada
suatu kemungkinan kegagalan yang ditetapkan.

6. Hitung jumlah pangkalan dalam jaringan kerja selular.

7. Hitung radius sel.

8. Hitung PBS untuk hBS = const atau hBS untuk PBS = const. Pada titik ini persaman
berikut (Hata, 1980) diggunakan:

Contoh perencanaan frekuensi


Dua contoh perencanaan frekwensi berikut ini dipertimbangkan bagi
sistem mobil darat selular dengan tipe NMT dan GSM. Untuk kedua contoh,
diasumsikan data berikut:

Contoh 1
Data input tambahan bagi sistem NMT-900 mengasumsikan nilai-nilai berikut:
Dalam hal ini nk = 238.

Perhitungan dalam item 2 menunjukkan bahwa untuk nilai


ditetapkan, nilai N dan M yang dibutuhkan adalah:
N=6 dan M=6.
Karena itu:

dan P yang telah

Contoh 2:
Data input tambahan bagi sistem GSM mengasumsikan nilai-nilai berikut:

Dalam hal ini nk =36.


Perhitungan dalam item 2 menunjukkan bahwa untuk nilai

dan P yang telah

ditetapkan, nilai N dan M yang dibutuhkan adalah:


N=4 dan M=4.
Karena itu:

Membandingkan hasil pada contoh tersebut dapat dilihat bahwa sistem GSM,
yang memiliki imunitas interferensi jauh lebih besar daripada sistem NMT,
memberikan jaringan mobil selular dengan lebih sedikit (hampir setengahnya)
stasiun. Setiap stasiun GSM memiliki wilayah layanan yang lebih luas dan
menangani pengguna yang lebi banyak.
Rincian lebih lanjut dapat didapat di [Lee, 1090], [Bykhovsky, 1993], [Hata,
1980], [Gamst, 1982], dan [Hale, 1981].

DAFTAR PUSTAKA
BARE S. V. (1990) EMBOWS mazemnyh i kosmicheskih radiosluzhb (EMC dalam
jasa radio bumi dan angkasa). M.: Radio i Sviaz, 1990, p. 272.
Booklet tntang Pengelolaan Frewensi Nasional (1988) ITU, Edisi Kedua, Genewa
1988
BYKHOVSKY

M.A.

(1993)

Chastotnoye

sotovya

setie

podvizhnoy

sviazi.

(Perencanaan frekwensi bagi sistem selular mobil). Electrosviaiz, No. 8, 1993)


DELVOUR M.C DAN DEVROUR G.A. (1989) Tabel penetapan bebas interferensi
Bagian III. Strategi serupa dan tak serupa. IEEE Transaksi Kesesuaian
Elektromagnet, vol. 31, No. 3, Agustus 1989, hal. 293-305.
GAMST A. (1982) Distribusi homogen frekwensidalam sistem hexgonal reguler.
IEEE. Tr., VT-31, No.3, Agustus 1982, hal. 132-144.
HALE W.K. (1981) Alat baru manajemen sepktrum. Laporan Simposium
Internasional IEEE mengenai EMC, Boulder, CO, USA, 1981, hal. 47-53.
HATA M. (1980) Formula empiris kerugian propagasi dalam jasa radio mobil darat.
IEEE Trnsaction VT 29, No. 3, 1980, hal. 37-325.
HUNT K.J., (1984) Sisntesa perencanan bagi penyiaran VHF/FM. EBU TECHNICAL
REVIEW, No. 207, Oktober 1984, hal. 195-200.
KUBRAKOV V.B., MANAENKOVA G.S., SEMENOV V.V., DAN SHERGIN Z.A..
(1985) Sistem otomatis berbasis komputer bagi rgistrasi dan perancangan
sistem pemancar T) Elektrosviaiz, No. 2 , 1985
LEE W.C.Y. (1989) Sistem telekomunikasi selular mobil. McGraw-Hill Book
Company
OLEARY T. (1984) Merencanakan pertimbngan untuk Sesi Kedua Konferensi
Perencanaan

VHF/FM:

metode

prioritas

utama.

EBU

REVIEW

TECHNICAL.No. 207, Oktober 1984, hal. 190-194.


STOCER F. (1984) Metode penetapan frekwensi terkomputerisasi berdasarkan teori
grafik. EBU TECHNICAL REVIEW, No. 207, Oktober 1984, hal. 201-214.
VASILIEV A.V., KAGANER M.B., RUBINSTEIN G.P. DAN SABUROYA Z.M.
(1986) Sistem otomatis bagi pengujian EMC atas link gelombang pendek
yang beroperasi pada kisaran 160 MHz. Trudy NIIR, No. 4, 1986.

BAB 6

Ruang Lingkup
Bab ini membahas penggunaan spektrum dan dibagi menjadi dua bagian.
Bagian A membahas definisi-definisi dan langkah-langkah penggunaan spektrum
dan efisiensi penggunaan. Konsep dalam menghitung parameter-parameter ini
diuraikan. Contoh-contoh juga diberikan. Bagian B membahas teknik spektrum
yang efisien yang bermanfaat dalam mempromosikan penggunaan spektrum radio
yang ditingkatkan.
BAGIAN A

Langkah-langkah penggunaan spektrum dan efisiensi


penggunaan spektrum

4.27 Pendahuluan
Topik efisiensi penggunaan spektrum adalah penting karena

spektrum

adalah suatu sumber daya terbatas yang mempunyai nilai ekonomi dan sosial dan
permintaan akan spektrum

selalu meningkat

dengan cepat dalam banyak

frequency band. Selama beberapa tahun terakhir ini terdapat banyak teknologi radio
yang ditingkatkan, termasuk penggunaan kembali frekwensi selular, antene terarah
(directive antennas), metoda-metoda modulasi digital modern, teknologi elektronika,
dll., yang menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam

penggunaan spektrum

yang efisien. Teknik-teknik baru ini tersedia untuk membantu mengakomodasikan


meningkatnya permintaan atas spektrum tersebut. Dalam rangka memanfaatkan
teknik yang lebih efisien, bagaimanapun, kita perlu mempunyai metoda yang dapat
digunakan sebagai ukuran apakah sistem tertentu lebih efisien dibanding yang lain.
Oleh karena itu, bagian ini telah dikembangkan untuk membantu menguraikan dan
mengkalkulasikan efisiensi penggunaan spektrum. Perlu ditekankan di sini bahwa
ukuran efisiensi penggunaan spektrum adalah sangat berbeda untuk jenis sistem
atau jasa yang berbeda. Sebagai contoh, kalkulasi efisiensi spektrum

untuk point-

to-point system adalah sangat berbeda dengan kalkulasi efisiensi spektrum dari
sistem

satelit

atau land mobile system. Karenanya perbandingan efisiensi

spektrum hanya perlu

dilaksanakan antara jenis jenis sistem yang serupa dan

dalam suatu frequency band (frequency band) yang spesifik. Kita akan
memperoleh manfaat jika melakukan perbandingan efisiensi spektrum atau
penggunaan sistem yang sama dalam jangka waktu tertentu untuk melihat jika ada
perbaikan dalam bidang tertentu yang sedang dipelajari.
Perlu dicatat bahwa walaupun efisiensi penggunaan spektrum adalah suatu
faktor penting, sebab hal tersebut memungkinkan jumlah layanan yang maksimal
yang dapat diperoleh dari spektrum radio tersebut, namun hal tersebut bukan satusatunya faktor penting yang harus dipertimbangkan. Faktor-faktor lain yang harus
dipertimbangkan untuk memilih suatu teknologi atau sistem mencakup biaya,
ketersediaan peralatan, kecocokan (compability) dengan teknik dan peralatan yang
ada, keandalan sistem, dan faktor-faktor operasional.
Pengembangan konsep-konsep ini akan berlangsung dengan lebih dulu
mengembangkan definisi Penggunaan Spektrum yaitu jumlah spektrum radio yang
dipergunakan dalam situasi tertentu. Berikutnya, kita akan menguraikan efisiensi
penggunaan spektrum (SUE), yang merupakan perbandingan jumlah komunikasi
yang dicapai per jumlah spektrum yang digunakan. Karena salah satu penggunaan
informasi tentang efisiensi penggunaan spektrum yang utama adalah untuk
membandingkan efisiensi dua sistem yang diusulkan, kita juga telah mendefinisikan
efisiensi spektrum relatif ( RSE). Keuntungan yang utama dari penentuan efisiensi
spektrum relatif

secara langsung adalah bahwa hal tersebut jauh lebih mudah

dihitung, karena banyak jumlah yang sulit untuk dikalkulasikan akan terhapus dalam
persamaan itu. Akhirnya, contoh kalkulasi mengenai sistem yang sebenarnya akan
diberikan.

4.28 Ukuran penggunaan spektrum


Secara luas diakui
tertentu

bahwa suatu sistem radio beroperasi pada frekwensi

dan dengan bandwidth tertentu, pada lokasi tertentu, dan pada waktu

tertentu. Pada frekwensi-frekwensi yang cukup dekat dengan frekwensi yang


beroperasi, sistem radio lain tidak akan mampu beroperasi tanpa menyebabkan
interferensi atau menerima interferensi. Bagaimanapun, cakupan (range) suatu
sistem radio tidaklah tanpa batas; di luar jarak tertentu beberapa sistem radio lain
dapat beroperasi pada frekwensi yang sama tanpa menyebabkan interferensi atau
menerima interferensi. Lagipula, beberapa sistem radio tidak beroperasi sepanjang

waktu. Karena mereka tidak akan menyebabkan atau menerima interferensi ketika
mereka tidak sedang beroperasi, spektrumnya tersedia untuk digunakan oleh sistem
lain. Oleh karena itu, terdapat faktor waktu yang berhubungan dengan pemancar.
Oleh karena itu penggunaan spektrum boleh digambarkan sebagai produk
dari bandwidth frekwensi, ruang geometris (geografik), dan waktu yang tidak
diberikan kepada pemakai potensial lainnya. Menurut Rekomendasi ITU-R SM.
1046, ( lihat juga Mayher et al., 1988), ukurannya adalah:
U=BxSxT

( 8)

di mana:
U adalah jumlah penggunaan spektrum (ruang spektrum yang dipergunakan),
B adalah bandwidth frekwensi (lihat Bab 2 untuk Pembahasan yang terperinci),
S adalah ruang geometris (yang diinginkan dan ditolak), dan
T adalah waktu.
4.28.1 Pembahasan
Pendekatan yang umum pada penghitungan ukuran ini adalah untuk
berasumsi bahwa seseorang ingin menambahkan penerima dan pemancar
tambahan untuk

frequency band (frequency band) yang ada. Mengingat

karakteristik teknis penerima dan pemancar yang diusulkan, frekwensi apa, lokasi,
dan time slots yang tidak diberikan kepada pemancar dan penerima baru?
Penggunaan Spektrum didefinisikan sebagai ruang spektrum yang tidak dapat
dipergunakan oleh sistem

baru sehubungan dengan peralatan yang ada. Perlu

diingat bahwa tidak ada jawaban tunggal bagi ukuran

tanpa spesifikasi untuk

karakteristik sistem yang baru itu. Persamaan (8) untuk penggunaan spektrum
adalah suatu rumusan konseptual umum yang perlu dibuat lebih terperinci ketika
diberlakukan bagi suatu kasus spesifik. Sayangnya tidak ada serangkaian default
values yang jelas atau bahkan nilai yang ideal" yang dapat digunakan. Mungkin
sukar untuk menerapkan konsep ini pada sistem tertentu, sebagian disebabkan
karena matematika- nya menjadi sangat terperinci dan juga sebab ada sejumlah
besar asumsi yang harus dibuat.
Pemancar dan Penerima kedua-duanya menggunakan ruang spektrum.
Pemancar menggunakan ruang spektrum dengan menolak penerima didekatnya
untuk menggunakannya (selain dari penerima yang dimaksud); pesawat penerima
yang berada di dekatnya akan menerima interferensi dari pemancar itu. Ruang ini

disebut "transmitter-denied space atau ruang pemancar". Penerima menggunakan


ruang spektrum dengan menolak penggunaan ruang di dekatnya bagi pemancar
tambahan (dengan asumsi bahwa penerima tersebut berhak atas perlindungan dari
interferensi); suatu pemancar yang beroperasi dalam

ruang tersebut akan

menyebabkan interferensi kepada operasi yang dimaksudkan oleh. Ruang ini


disebut "receiver denied-space", atau "ruang penerima". Perlu dicatat bahwa
pemancar tidak menolak ruang bagi pemancar lain. Kehadiran satu pemancar sama
sekali tidak mencegah yang lain untuk melakukan transmisi di dekatnya. Dengan
cara yang sama, penerima tidak menolak ruang spektrum

bagi penerima lain.

Beberapa model penggunaan spektrum menghitung penggunaan

spektrum

penerima dan pemancar secara terpisah; yang lain menggabungkan keduanya.


Seseorang dapat membayangkan bahwa setiap pemancar

dikepung oleh

sebuah "gelembung" dalam frekwensi, ruang, dan waktu di mana pemancar itu
telah menolak/mencegah frekwensi yang berada di dekatnya (bandwidth), wilayah
geografis (ruang), dan waktu dari penggunaan oleh penerima lain. Gelembung bisa
secara relatif

berbentuk bulat, atau bisa jadi sangat directional (terarah) (oleh

karena adanya antena penerima atau pemancar yang memiliki berkas sempit highgain. Setiap penerima juga dikepung oleh sebuah "gelembung" di mana pemancar
lain tidak mungkin ditempatkan. Jumlah gelembung-gelembung ini adalah jumlah
ruang spektrum yang digunakan oleh sistem tersebut. Sisa volume dari geometricfrequency-time tersisa/tak terpakai dan dapat dipergunakan oleh pemancar dan
penerima dari jenis yang ditetapkan dalam sistem acuan.
Ketika mempertimbangkan ruang "penerima," yang kita maksudkan adalah
ruang

di dalam mana kehadiran suatu pemancar acuan hipotetis akan

menyebabkan interferensi kepada penerima. Kita berasumsi bahwa lokasi penerima


diketahui, dan juga karakteristik penerima. Tetapi apa karakteristik pemancar acuan
yang harus kita usahakan agar tetap tinggal diluar ruang "yang ditolak"? Jika hanya
terdapat satu jenis sistem yang menggunakan frequency band itu, pilihan yang
masuk akal adalah untuk menggunakan karakteristik pemancar yang berhubungan
dengan sistem tersebut. (Ketika kita

sedang mendiskusikan karakteristik

pemancar" dalam konteks ini, maka hal itu mencakup semua karakteristik sistem
pemancar yang umum, mencakup frekwensi, bandwidth,

tenaga, pola antena,

sudut arah antena (jika dapat diterapkan), modulasi, siklus tugas operasional, dan
lain-lain. Sebagian dari karakteristik ini akan masuk spesifikasi bandwidth term B"

sedangkan yang lainnya masuk spesifikasi bandwidth term" S" dan bandwidth
term T".)
Jika analisa dilakukan untuk melihat apakah terdapat spektrum yang tetap
tidak terpakai dalam Band tertentu yang bisa digunakan oleh rancang-bangun
(engineering) yang baik, orang akan menggunakan model yang kurang konservatif antena pemancar acuan akan diarahkan menjauh dari penerima - karena praktekpraktek rancang-bangun yang baik

akan menemukan suatu solusi yang tidak

mengarahkan antenna pemancar yang secara hipotetis mengakibatkan interferensi


ke arah penerima. Suatu analisa untuk melihat berapa banyak spektrum yang tersisa
yang

bisa

digunakan

tanpa

rekayasa/rancang-bangun

sama

sekali

akan

menggunakan model yang paling konservatif sedapat mungkin (antena mengarah ke


penerima). Sebagai contoh, suatu analisa untuk menemukan berapa banyak ruang
spektrum akan tersedia untuk berbagi dengan suatu sistem komunikasi pribadi yang
direncanakan (PCS) akan menggunakan karakteristik PCS sistem sebagai penerima
dan pemancar acuan.
Kita melihat dari Pembahasan yang terdahulu bahwa tidak ada

jawaban

sederhana mengenai berapa banyak spektrum yang digunakan. Hal itu tergantung
pada apa yang ingin ditambahkan pada penggunaan yang ada dan seberapa jauh
kita bersedia untuk mencari untuk menemukan suatu cara untuk menyisipkan
penggunaan yang baru tersebut dalam penggunaan saat ini. Aneka pilihan ini
disampaikan kepada model menurut pilihan rincian dalam uraian sistem acuan.

Pembahasan Perhitungan yang terperinci


Persamaan (8) membagi kalkulasi penggunaan menjadi dimensi frekwensi,
ruang geometris, dan waktu. Dimensi ini dipilih untuk menyarankan jenis faktor apa
yang

harus dipertimbangkan, bukan untuk membatasi suatu pertimbangan dari

faktor yang lain dan juga bukan untuk menyatakan bahwa ada perbedaan yang jelas
di antara factor-faktor.
Ruang geometris
Faktor ini dimaksudkan untuk mencakup semua unsur yang berhubungan
dengan ruang geometris itu. Hal ini mencakup lokasi fisik dari komponen-komponen

sistem dan pointing angles dan pola-pola antena yang berhubungan dengan
antenna-antena pemancar dan penerima. Perlu di-

catat bahwa walaupun ruang

geometris selalu merupakan suatu volume, ada kejadian di mana hanya sedikit
dimensinya yang menarik. Sebagai contoh, ruang geometris yang menarik
(geometric space of interest) mungkin merupakan suatu volume dalam kasus sistem
satelit di mana volume yang berbentuk kerucut (cone-shaped) yang diterangi oleh
berkas cahaya bola dunia maupun berkas cahaya spot akan menarik; atau dalam
kasus suatu sistem dalam gedung yang bersifat 3 dimensi (3-dimensional in-building
system) di mana jarak penggunaan kembali vertikal (vertical reuse distance)
menentukan kebutuhan spektrum dari sistem itu. Space of interest
adalah suatu area dalam kasus dari banyak

mungkin

aplikasi terestrial seperti land mobile

system dan beberapa point-to-point systems. Space of interest mungkin juga


merupakan

suatu sektor bersudut (angular sector) di sekitar suatu titik

(sebagaimana mungkin juga di sekitar beberapa highly-directional antennas.


Penolakan Polarisasi Antena perlu ditangani sebagaimana bagian dari karakteristik
antena.
Faktor ruang geometris akan terpengaruh terutama sekali oleh model-model
perambatan (propagasi) yang dipergunakan untuk menghitung hilangnya signal
(isyarat) ketika gelombang radio itu berjalan sepanjang ruang geometris tersebut.
Model-model yang lebih rumit mungkin memerlukan database lapangan (terrain)
atau database iklim (climatological) sebagai bagian dari model perambatan
(propagasi).
Ruang frekuensi
Faktor ini berisi efek dari IF bandpass filters, modulasi pemancar dan
bandwidth yang ditempati, aturan-aturan tentang off-frequency rejection

(OFR),

pemrosesan signal dan orthogonal modulations, allowable signal-to-interference


(S/I) ratios, dll. Respons harmonis dan respons palsu lainnya perlu dimasukkan di
sini. Pendek kata, semua faktor yang mempengaruhi bagian respons yang
bergantung pada frekwensi dari sistem radio tersebut harus termasuk dalam bagian
ini.

Faktor Waktu
Dimensi yang terakhir adalah waktu. Hal ini meliputi semua faktor yang terkait
dengan duty-cycle dan akan sangat penting dalam sistem-sistem seperti sistem
radar. Mungkin juga

paling mudah untuk pertimbangkan

suatu rotating radar

antena sebagai suatu antena dengan suatu tanggapan waktu sebentar-sebentar


(intermittent time response), walaupun rotasi antena dan antena berkas sempit
(narrow beam antenna) jelas merupakan bagian dari faktor geometris itu. Duty
cycle factor dari suatu signal radar pulse modulation atau time division multiple
access ( TDMA) dapat dicakup

sebagai faktor waktu atau digambarkan dalam

faktor frekwensi sebagai bagian dari allowable S/I.


Pemilikan Spektrum (Spectrum occupancy)
Yang berhubungan erat dengan faktor waktu adalah pemilikan spektrum dari
saluran radio (radio channel). Data Pemilikan Spektrum memberikan informasi
mengenai tingkat pemakaian yang sebenarnya dari saluran frekwensi individu,
misalnya dalam land mobile bands. Dalam laporan ex-CCIR 835-2, suatu pesan
radio didefinisikan sebagai sebuah pertukaran informasi yang lengkap antara suatu
base station dan stasiun atau stasiun-stasiun mobile yang terkait. Oleh karena itu,
sebuah pesan radion terdiri dari satu rangkaian transmisi base station dan
transmisi mobile yang terpisah oleh transmission gap (gap transmisi).
Karena suatu saluran biasanya tidak dapat dipergunakan oleh pemakai lain selama
berlangsungnya pesan seperti itu, occupancy yang menandai tingkat penggunaan
suatu saluran adalah message occupancy, yang didefinisikan sebagai persentase
dari waktu ketika suatu saluran ditempati oleh

pesan tersebut, selama masa

pemantauan yang telah ditentukan.


Message occupancy Om dari saluran tertentu

adalah penjumlahan

pemilikan transmisi base station Ob, pemilikan transmisi mobile Omt dan
transmission gap 0g. Suatu breakpoint digunakan untuk membedakan diantara
transmission

gap

dan

message

gap.

Laporan

Ex-CCIR

835-2

mendokumentasikan teknik pengukuran dari data semacam itu.


Data Pemilikan Spektrum menyediakan informasi yang sangat bermanfaat
dalam menilai penggunaan spektrum dan efisiensi suatu sistem radio.

Data base dan model-model yang diperlukan


Kalkulasi efisiensi dan penggunaan spektrum memerlukan sejumlah besar
data, mulai dengan karakteristik teknis dan lokasi dari semua pemancar dan
penerima yang ada dalam frekwensi dan daerah geografis dari kalkulasi tersebut.
Ini menyiratkan kebutuhan akan database manajemen frekwensi terbaru dan
terperinci. Selain itu, informasi dan model yang akan diperlukan, seperti signal yang
diperlukan dan signal-to-interference model untuk sistem acuan dan sistem yang
ada dalam band tersebut. Akhirnya, model perambatan (propagasi) yang cukup
realistis akan diperlukan untuk menghitung kerugian jalur (path loss) untuk signal
yang tak dikehendaki dan signal yang diinginkan. Tergantung pada ketepatan yang
diperlukan dalam model perambatan (propagasi), mungkin diperlukan data base
mengenai

terrain

atau

yang

berhubungan

dengan

ilmu

iklim

untuk

menunjang/mendukung model perambatan (propagasi) itu. Data ini akan diperlukan


di daerah geografis manapun juga yang dipilih untuk membuat kalkulasi tersebut.
Kalkulasi menyeluruh
Kalkulasi penggunaan spektrum bisa dilakukan untuk pasangan pemancar/
penerima tunggal, atau untuk suatu sistem secara keseluruhan yang melibatkan
banyak pemancar dan penerima, atau untuk populasi suatu frequency band
seluruhnya di daerah yang luas (misalnya daerah metropolitan yang luas). Jika
daerah yang terlalu kecil dipilih untuk dianalisis, hasilnya mungkin terpengaruh oleh
edge effects (efek tepi) dan mungkin secara statistik tidak representatif
menggambarkan daerah yang lebih luas. Jika daerah yang terlalu besar dipilih,
jumlah waktu komputer dan ukuran data base yang diperlukan mungkin menjadi
terlalu besar sehingga tidak dapat dipergunakan untuk melakukan analisis. Area
apapun yang dipilih, kita perlu membuat asumsi yang realistis berkenaan dengan
model acuan yang dipilih dan kita harus memberikan perhatian yang sama kepada
area penerima dan area pemancar.
Definisi penggunaan spektrum, sebagaimana yang diuraikan di sini, adalah
jumlah tunggal yang mewakili jumlah ruang spektrum yang digunakan di seluruh
area yang dipertimbangkan. Karena total keseluruhan adalah kumpulan dari suatu
penjumlahan jawaban yang mewakili grid points individu, mungkin saja sangat
berguna untuk membuat contour maps atau

grafik distribusi kumulatif yang

menunjukkan hasil antara ini. Contoh dari hasil-hasil seperti itu mungkin meliputi

persentase dari frekwensi yang dipergunakan (yang ditolak) atau yang tak terpakai
(yang tersedia untuk sistem acuan) pada setiap lokasi grid. Plot-plot dari hasil-hasil
antara ini mungkin sangat bermanfaat dalam memahami area geografis yang mana
dan bagian yang mana dari frequency band sudah penuh sesak, sehingga
perhatian khusus dapat diberikan untuk memecahkan permasalahan dalam bidangbidang tersebut. Jenis jasa/pelayanan yang lain mungkin menyarankan hasil
intermediate/antara tertentu yang harus dibuat tersedia untuk membantu memberi
pengertian yang mendalam tentang penggunaan frequency band itu .
4.28.2 Contoh kalkulasi penggunaan spektrum dalam fixed microwave band
Contoh berikut dari suatu kalkulasi penggunaan spektrum disarikan dari
Laporan ex-CCIR

1112 "Pengukuran Penggunaan Spektrum Agregat

dalam

sebuah frequency band" ( lihat juga Mayher, et. al., 1988).


Ukuran mutlak/absolut dari penggunaan spektrum
Sebagaimana

dinyatakan

dalam Rekomendasi ITU-R SM. 1046, ruang

geometris yang menarik tergantung pada jenis jasa/layanan yang sedang dianalisa.
Bagi jasa terestrial, area adalah

ruang yang relevan. Pemetaan penggunaan

spektrum melibatkan representasi dua dimensi dari sumber daya spektrum yang
ditolak bagi sistem baru yang potensial oleh sistem yang ada. Teknik yang dasar
adalah menghitung tingkatan penggunaan spektrum pada poin-poin yang mewakili
incremental area di dalam suatu daerah (misalnya sebuah negara) dan
menciptakan suatu peta yang ditandai sesuai dengan nilai-nilai itu. Pada suatu titik,
ukuran penggunaan spektrum adalah produk bandwidth dan waktu yang ditolak
bagi para pemakai potensial yang lain. Total penggunaan spektrum untuk area yang
sedang dipelajari kemudian adalah penjumlahan produk penggunaan spektrum dan
incremental area untuk masing-masing titik.
Sebagaimana

dinyatakan dalam Rekomendasi ITU-R SM.1046. dimensi

waktu dapat diabaikan bagi banyak aplikasi. Dalam hal ini, penggunaan spektrum
suatu frequency band adalah total bandwidth yang ditolak bagi para pemakai
potensial yang lain. Asumsi ini akan digunakan dalam laporan ini.
Model Komputer yang diuraikan dalam bagian ini, [Mayher et al., 1988];
menghitung penggunaan spektrum dari sistem yang resmi dalam suatu band yang
ditetapkan. Rekomendasi ITU-R SM.1046 menyatakan bahwa

pemancar

menolak area hanya bagi penerima, dan penerima (berdasarkan atas perlindungan
yang diberikan kepada mereka) menolak penempatan ke pemancar, maka
pengukuran kedua-duanya

harus dihitung. Bagi kebanyakan aplikasi,

lebih

sederhana untuk menghasilkan peta tunggal yang menggunakan penggabungan


dari penolakan penerima dan pemancar sebagai penggunaan sistem total.
Jelas bahwa penolakan tergantung pada karakteristik dari peralatan yang
ditolak. Sebagai contoh, penolakan penerima oleh pemancar tergantung (antara lain)
pada tingginya antena penerima antena suatu penerima yang lebih tinggi akan
menolak suatu area yang lebih luas dibanding suatu antena yang lebih rendah.
Penolakan suatu pemancar oleh suatu penerima yang ada tergantung (antara lain)
pada tenaga pemancar yang ditolak itu. Dengan demikian tiap-tiap ukuran
penggunaan spektrum tergantung (barangkali secara hipotetis) pada karakteristik
peralatan yang ditolak.
Aplikasi pada pelayanan tetap (fixed service) dan pelayanan bergerak (mobile
service) di AS
Konsep umum yang diuraikan di atas telah diberlakukan bagi mobile service
dan fixed service dan diimplementasikan dalam suatu program komputer. Suatu
data base terkomputerisasi dari semua sistem resmi digunakan sebagai masukan
(input).
Prosedur kalkulasi telah dikembangkan oleh [Mayher et al., 1988] dan
[Haines, 1989] dan diringkas di sini. Kecuali seperti yang dicatat, kalkulasi ini adalah
untuk penolakan bagi penerima baru yang potensial oleh pemancar yang ada.
Prosedur untuk menghitung penolakan pemancar oleh penerima adalah serupa.
Prosedur yang umum adalah menghitung total bandwidth yang ditolak pada
masing-masing grid dari titik-titik geografis. Pada setiap titik (point) tenaga yang
tersedia dari tiap-tiap pemancar resmi di daerah tersebut dihitung dan dibandingkan
interference threshold. Jika interference threshold

terlewati, bandwidth

pemancar yang resmi ditandai sebagai ditolak pada point tersebut. Baik co-channel
maupun interferensi channel (jalur) yang bersebelahan dipertimbangkan. Ketika
semua sistem resmi telah diuji, total bandwidth di titik tersebut ditentukan dan
dicatat.

Area dan bandwidth yang ditolak bagi penerima layanan tetap acuan
(reference fixed service receiver) oleh pemancar yang ada tergantung pada orientasi
berkas utama antena penerima (antenna main beam). Pemancar pada lokasi-lokasi
dalam berkas utama penerima acuan (antenna main beam). acuan [balok/berkas
cahaya] utama akan menolak jauh lebih banyak area dibanding pemancar pada
lokasi-lokasi di nulls of the receiver antenna pattern. Fakta ini menghasilkan dua
ukuran penggunaan spektrum.
Yang pertama, yang disebut bandwidth penggunaan spektrum
memperlakukan semua pemancar

(SUB),

seolah-olah mereka ada di dalam receiver

antenna main beam ketika menghitung tenaga interferensi (interference power). Hal
ini menghasilkan ukuran yang merupakan batas atas (upper bound dari
penggunaan spektrum dalam satuan Megahertz.
Ukuran penggunaan spektrum yang kedua, yang disebut spectrum use
factor (SUF)/faktor penggunaan spektrum, diperoleh dengan

perkalian pecahan

total band yang digambarkan oleh bandwidth yang ditolak oleh the fraction of
receiver antenna pointing angles yang
mengakibatkan ukuran tanpa dimensi dari

akan mengakibatkan interferensi. Ini


penggunaan spektrum dengan nilai

relatip lebih kecil dibanding SUB.


Pole radiasi antena yang dipergunakan ditentukan dari antenna gain dan
rumusan dalam Rekomendasi ITU-R S.465. S.580, S.731 Dan F.699.
Data base untuk program meliputi informasi berikut yang relevan untuk
masing-masing garis lintang dan garis bujur lokasi pemancar, ketinggian lokasi,
tingginya antena di atas lokasi, main beam azimuth,

antenna gain, tenaga

pemancar, center frequency (frekwensi pusat) dan bandwidth pemancar.


Pemakai menetapkan karakteristik yang berikut dari penerima itu yang akan ditolak:
tingginya antena di atas lokasi,

antenna gain, bandwidth, kekuatan signal yang

diterima, dan rasio perlindungan yang diperlukan.


Untuk kalkulasi dalam bab ini, karakteristik sistem yang ditolak adalah nilai
median (rerata) untuk semua sistem yang resmi dalam band tersebut.
Hasil Kalkulasi
Penggunaan spektrum di

Amerika Serikat dalam band 1710-1650 MHz

dihitung menggunakan program tersebut. Terdapat lebih dari 5000 assignment


dalam band ini di AS. Kebanyakan dari assignment tersebut adalah dalam

pelayanan tetap (fixed service), tetapi ada juga beberapa mobile assignment dan
assignment yang lain. Untuk kalkulasi contoh, layanan yang ditolak adalah layanan
tetap (fixed service). Penggunaan pemancar dan penerima sistem yang resmi telah
dikombinasikan. Gambar 18 adalah peta AS yang

menunjukkan bandwidth

penggunaan spektrum (SUB) untuk band ini. [Mavher, et al.1988] menunjukkan


sebuah peta seluruh AS. Band tersebut sangat banyak digunakan. Area lingkar
yang besar adalah dalam kaitan dengan aeronautical mobile assignment.
GAMBAR. 18
Bandwidth penggunaan spektrum pada band 1.710 1.850 MHz di AS

Gambar 19 menunjukkan total area dan persentase area di AS yang mempunyai


masing-masing nilai SUB. Seluruh 140 MHz band digunakan dalam 30% dari AS.
Total spectrum-area use product dalam band ini di AS adalah 8.9 x 10 -8MHz-Km2
Gambar 19
Area yang dipergunakan untuk berbagai nilai dari bandwidth yang dipergunakan
dalam 1710 1850 MHz band di AS

Faktor penggunaan spektrum untuk band ini ditunjukkan dalam Gambar 20.
Faktor ini meliputi pertimbangan diskriminasi spasial dalam kaitan dengan antena
berkas sempit (narrow beam antenna) yang digunakan oleh layanan tetap (fixed
servies), sehingga ukuran spectrum-space yang digunakan adalah lebih kecil.

4.28.3 Contoh kalkulasi penggunaan spektrum pada land mobile band


Yang berikut adalah suatu contoh bagaimana penggunaan spektrum pada
land mobile band dapat dihitung. Rincian lebih lanjut dari metoda dapat ditemukan
di [Chan, 1993].
Pada land mobile radio system, frekwensi diberikan pada base station dan
mobile station untuk tujuan komunikasi. Pada umumnya base station (stasiun
pangkalan) terletak di lokasi yang tinggi sehingga signalnya dapat menjangkau
mobile station dalam suatu area tertentu yang diinginkan. Sayang, signal yang
diharapkan bagi satu pemakai juga merupakan signal interferensi bagi pemakai lain.
Oleh karena itu, berhubungan dengan coverage (cakupan) yang diinginkan,
diciptakan suatu volume interferensi yang menyelubungi area cakupan yang
diinginkan. Volume Interferensi ini membatasi operasi dari sistem radio yang lain dan
bisa " menolak" frekwensi yang sama atau frekwensi yang lain untuk beroperasi
dalam volume itu.
Jumlah spektrum yang digunakan dalam sebuah kota sebagaimana yang
disampaikan dalam persamaan (1) mempunyai dua komponen: jumlah spektrum
yang ditempati atau spektrum yang digunakan untuk komunikasi yang diinginkan
dan jumlah spektrum yang ditolak bagi aplikasi lain. Dua komponen ini untuk land
mobile system dapat dihitung sebagai berikut ini:
1. Spektrum yang ditempati sesuai dengan frekwensi yang telah diberikan kepada
kota tertentu. Ini dapat diperoleh dari arsip pemberian (assignment) frekwensi
nasional.
2. Estimasi spektrum yang ditolak lebih sulit dan sampai taraf tertentu tergantung
pada daya pemrosesan (kecepatan) dari suatu komputer yang tersedia. Dalam
[Chan, 1993], suatu metoda untuk menghitung frekwensi yang ditolak diuraikan.
Dalam metoda ini, daerah seluas

152 km X 152 km yang berbentuk bujur

sangkar (outer grid) ditetapkan di sekitar pusat kota yang sedang ditelaah. Dalam

outer grid ini diciptakan sebuah inner grid yang lebih kecil yang berukuran ( n
km X n km) yang secara simetris ditempatkan di tengah-tengah outer grid. Inner
grid ini kemudian dipecah menjadi sel-sel segi empat yang berukuran m X m.
Gambar 21 menunjukkan suatu sistem di mana n = 20 km dan m= 4.
Setelah kota tersebut diidentifikasikan untuk studi, semua setasiun yang ada
dalam outer grid akan dikeluarkan dari database pusat di mana informasi tentang
semua stasiun resmi disimpan. Suatu algoritma, yang disebut DEN_SPEC, telah
dirancang untuk mengidentifikasikan semua frekwensi yang ditolak di dalam
frequency band tertentu dalam inner grid itu. Frekwensi-frekwensi yang ada di
outer grid digunakan

sehingga interferensi apapun ke atau dari mereka bisa

dipertimbangkan.
GAMBAR 21
Grid system dengan m= 38, n= 76

Pada awalnya, DEN_SPEC memperoleh daftar channel dari rencana channel


(channelling plan) yang tersedia untuk frequency band dalam telaah ini. Ini menjadi
daftar channel yang "mungkin"

yang dapat digunakan

dalam band itu.

DEN_SPEC melanjutkan dengan berpindah ke sel yang pertama dan mengusulkan


masing-masing channel yang mungkin secara bergiliran, dengan menggunakan

pusat sel sebagai lokasi fisik dari channel yang diusulkan itu. DEN_SPEC
memeriksa apakah frekwensi yang diusulkan pada lokasi tersebut

mengalami

interferensi. Jenis yang paling umum dari interferensi radio yang terjadi pada land
mobile radio service adalah co-channel, channel yang bersebelahan, desensitisasi
dan intermodulation interference. Kriteria interferensi yang digunakan oleh
DEN_SPEC sebagian besar didasarkan pada interferensi jenis ini. Jika frekwensi
yang diusulkan mengalami interferensi dari, atau menyebabkan interferensi pada,
frekwensi yang ada, hal itu dicatat pada suatu daftar yang berisi nomor sel dan
frekwensi sebenarnya yang ditolak. Setelah mengusulkan tiap-tiap frekwensi yang
mungkin di pusat sel yang sekarang, DEN_SPEC bergerak ke sel yang berikutnya
dan mengulangi proses itu. Hal ini diulangi sampai semua sel telah diselesaikan.
DEN_SPEC mengambil sekitar 10 jam pada

suatu mesin 486

untuk

melengkapi kalkulasi spektrum yang ditolak untuk sistem yang baku yang diuraikan
terlebih dahulu. Dalam run ini ada sekitar 3500 frekwensi yang tersedia dalam
outer grid.
Program DEN_SPEC menghasilkan:
1) daftar frekwensi yang ditolak untuk tiap-tiap sel

dalam inner grid yang

ditentukan pemakai; dan


2) daftar angka-angka frekwensi simplex dan frekwensi rangkap (duplex) yang
ditolak pada setiap sel dalam inner grid.
Keluaran (output) yang pertama

sangat besar dan

dalam urutan

38*38*(1000 sampai 2000) item. Sebagian besar output tersebut untuk tujuan
validasi/pengesahan atau informasi.
Metoda ini akan bermanfaat untuk maksud perencanaan karena metoda ini
mengungkapkan jumlah spektrum yang digunakan dan ditolak, dan juga, jumlah
spektrum yang dipesan (reserved).
Untuk membuatnya alat perencanaan yang berguna - sistem DEN_SPEC
bisa ditingkatkan untuk memilih calon frekwensi yang terbaik untuk sel tertentu dari
sejumlah calon potensial jika suatu kriteria pemilihan dapat ditentukan. Salah satu
kriteria mungkin adalah meminimalkan banyaknya frekwensi yang ditolak di dalam
sel di sekitar frekwensi yang diusulkan itu. Pembatasan dari proses seperti itu akan
berada

dalam

extensive

amount

of

run

time

yang

diperlukan

untuk

mengidentifikasikan semua frekwensi yang ditolak untuk masing-masing calon yang


diusulkan dan menyarankan calon frekwensi yang terbaik untuk diberi assignment.

4.28.4 Aplikasi
Ada beberapa cara dimana ukuran penggunaan spektrum dapat digunakan
oleh pemerintahan [Haines, 1989], antara lain:

peta spektrum penggunaan dapat menunjukkan area kepadatan spektrum


(spectrum congestion) di mana standar-standar yang restriktif

(bersifat

membatasi) dan koordinasi intensif diperlukan untuk memastikan penggunaan


spektrum yang efisien;

perencanaan spektrum untuk alokasi bagi jasa/layanan spesifik dapat dibantu


oleh perbandingan kwantitatif dari intensitas penggunaan dari

band yang

berbeda pada setiap daerah geografis; dan,

kalkulasi berkala dari penggunaan spektrum pada setiap band dapat


mengungkapkan kecenderungan yang dapat digunakan untuk perencanaan
strategis.

4.28.5 Penggunaan Spektrum sistem satelit


Pembicaraan mengenai

penggunaan sumber daya orbit-spectrum dapat

ditemukan di Bagian 2.3 dari Handbook tentang Komunikasi Satelit (Fixed-Satellite


Service). [Pedoman CCIR mengenai Komunikasi Satelit].

4.29 Ukuran efisiensi penggunaan spektrum (SUE)


Efisiensi

Penggunaan

Spektrum

(SUE)

didefinisikan

rasio/perbandingan antara informasi yang ditransfer dengan jumlah

sebagai

penggunaan

spektrum.
SUE=M/U=M/(B x S x T)

(9)

di mana:
M adalah jumlah informasi yang ditransfer,
U

adalah

jumlah

penggunaan

spektrum

sebagaimana dalam rumus nomor (8)

ruang

penggunaan

spektrum

Karena tujuan untuk .menggunakan spektrum adalah untuk memindahkan


informasi, efisiensi penggunaan spektrum adalah suatu ukuran
efisien seseorang

teknis seberapa

menggunakan spektrum itu. Rumusan untuk efisiensi

penggunaan spektrum adalah suatu rumusan

konseptual umum yang harus

ditambah dengan banyak rincian sebelum dapat diberlakukan bagi suatu masalah
spesifik. Pertimbangan untuk menghitung suatu nilai untuk U
(penggunaan spektrum) telah dibahas di bagian terdahulu, sisanya hanya
permasalahan yang berhubungan dengan pemilihan asumsi yang realistis tentang "
M", jumlah informasi yang ditransfer oleh sistem tersebut.
Jumlah informasi yang ditransfer dapat dengan mudah diukur untuk beberapa
sistem sebagai baud rate, megabytes/s, dan lain lain. Lebih sulit untuk menandai
information rate di voice channel atau TV channel (saluran TV), dan jauh lebih
sukar untuk menandai suatu radar atau sistem alarm yang memperingatkan banjir.
Apakah ketiadaan pesawat udara pada suatu layar radar menyampaikan jumlah
informasi yang sama dibanding dengan

kehadiran sebuah pesawat terbang?

Berapa banyak informasi yang dikirimkan oleh alarm peringatan banjir ketika tidak
ada banjir? Pertanyaan ini menyiratkan beberapa kesulitan dalam memberikan nilai
angka untuk jumlah informasi yang ditransfer.
Menurut prinsip teori informasi [Gallager, 1968], kapasitas komunikasi (C0)
(atau jumlah informasi yang ditransfer) dari suatu communication channel (saluran
komunikasi) dimana seorang pelanggan atau

pendengar menerima suatu

komunikasi yang diinginkan ditentukan oleh hubungan:


C0 = F0 Ln (1+ Po)

(10a)

di mana F0 adalah bandwidth komunikasi yang diinginkan dan Po adalah rasio


signal/noise

pada

output/keluaran

penerima.

Jika

signal/noise

ratio

pada

input/masukan penerima sama dengan rasio perlindungan Ps dan bandwidth dari


saluran komunikasi

di mana signal dikirim sama dengan Fm, maka kapasitas

komunikasi menurut Rekomendasi ITU-R SM. 1046 adalah:


Cp = Fm Ln (l + Ps)

(l0b)

Sebagai alternatif, mungkin lebih sederhana untuk meninggalkan jawabannya dalam kaitan dengan jumlah traffic units seperti Erlangs, voice channels,
saluran TV, atau radar channels per unit spektrum yang digunakan.

Dapat juga dilihat bahwa ukuran efisiensi penggunaan spektrum adalah sangat
berbeda untuk jenis

sistem atau jasa yang berbeda . Sebagai contoh, ruang

spektrum, S. dalam Persamaan (9) mempunyai implikasi yang sangat berbeda untuk
point-to-point system, sistem satelit dan land mobile system. Membandingkan
SUE dari sistem yang berbeda menjadi tak ada artinya karena kerangka acuannya
berbeda. Bagaimanapun, persamaan (9) dapat dimodifikasi untuk adaptasi bagi jenis
sistem yang spesifik dan digunakan untuk perbandingan dalam jenis sistem yang
sama itu.
Contoh yang berikut menunjukkan bagaimana SUE

dapat dihitung untuk

land mobile area coverage system seperti sistem radio selular dan pico-cellular.
Setelah contoh itu, konsep untuk mempertimbangkan indikator kwalitas spektrum
sebagai ukuran efisiensi penggunaan spektrum juga dibahas.
4.29.1 Contoh kalkulasi efisiensi penggunaan spektrum untuk sistem radio
selular dan pico-cellular.
Seperti kita ketahui bahwa sistem radio selular dengan sel yang lebih kecil
dapat mendukung lebih banyak traffic. Konsep micro-cellular system dengan
ukuran sel dengan diameter 1 km atau kurang telah diperkenalkan pada awal
1980an. Sistem ini mempunyai kemampuan membawa traffic yang luar biasa dan
telah diusulkan untuk mendukung komunikasi pribadi di luar rumah (outdoor).
Kebutuhan komunikasi pribadi dalam lingkungan rumah (indoor) juga mulai
muncul. Oleh karena area cakupan (coverage area) yang lebih kecil dan kebutuhan
tenaga yang lebih rendah, dapat divisualisasikan bahwa indoor system mungkin
dapat memiliki ukuran lebih kecil dibanding micro-cellular systems. Pico-cell
System telah

diusulkan untuk lingkungan

di dalam rumah (indoor). Sistem ini

mempunyai ukuran sel yang berdiameter puluhan meter dan bisa memberikan
kapasitas sistem yang jauh lebih tinggi dibanding sistem radio selular.
Berdasarkan pada (9), efisiensi penggunaan spektrum, atau disingkat
efisiensi spektrum, dari sistem radio selular atau pico-cellular dapat dinyatakan
dalam kaitan dengan erlangs, bandwidth dan area [Hatheld, 1977]:
Efisiensi =

Erlangs
BW x Area

( 11)

di mana Erlangs adalah total traffic yang dibawa oleh sistem, Bandwidth (BW)
adalah total jumlah spektrum yang digunakan oleh sistem dan Area adalah total area
layanan yang dicakup oleh sistem.
6.3.1.1. Sistem Selular
Ungkapan untuk efisiensi penggunaan spektrum dari omni-directional &
directional cellular system telah diperoleh

dalam (Chan, 1992). Pertama-tama,

beberapa parameter perlu didefinisikan:


fs (half duplex) channel spacing
N = jumlah sel dalam satu cluster (atau satu kelompok interferensi)
A0= Area satu sel
A= luas dari seluruh service area
Suatu asumsi dibuat dalam hal berikut bahwa jumlah traffic/lalu lintas yang
dihasilkan oleh base station sama dengan jumlah traffic yang dihasilkan oleh
setasiun yang mobile (mobile station), seperti halnya yang biasanya terjadi dalam
pembicaraan telpon 2 arah (two-way). Juga, dalam rangka menyederhanakan
proses kalkulasi itu, mobile diasumsikan didistribusikan secara seragam di area
layanan (service area).

Sistem Selular Omni-Directional


Untuk sistem selular omni-directional.
Total System Traffic = (Traffic dalam satu sel) x (Total jumlah sel dalam sistem)
= 2To

Ao
di mana T0 adalah traffic yang dibawa dalam sel dan 2 T0 sesuai dengan total traffic
pada base station dan mobile station. Kemudian
T0

Eff(Omni) =

(12)

fs mNAc

di mana Eff (Omni) adalah efisiensi penggunaan spektrum dari sistem selular omnidirectional dalam erlangs/km2/MHz dan m adalah jumlah (half-duplex) channels yang
diperlukan untuk mendukung traffic di dalam sel itu. Nilai m dapat dengan mudah
ditentukan menggunakan Tabel Erlang B untuk tingkatan layanan tertentu.
Contoh:
Dalam sistem selular omni-directional ini,
fs= 30 kHz
N=7
Ac = 78.5 km2 (radius sel = 5 km.)
M = 59
Pada tingkatan layanan (grade of service) sebesar 2% dan menurut Tabel Erlang B,
T0 = 48.7 erlangs.
Eff (Omni) =

48.7
O.O3.59.7.78.5

= 0.05 erlangs/MHz/km2.

Jika sistem beroperasi pada kapasitas 75%, T0 36.5 erlangs dan Eff (Omni)= 0.04
erlangs/MHz/ km2
Perlu dicatat bahwa efisiensi akan lebih rendah jika control channels juga
termasuk dalam pertimbangan.
Sistem Selular directional
Untuk suatu sistem selular directional, S adalah jumlah sektor dalam sel.
Dalam sistem 3-sektor sistem, sektor adalah 1/3 ukuran sel dan dalam suatu sistem
6-sektor, sektor adalah 1/6 ukuran sel.
Total System Traffic =
(Traffic dalam satu sektor) x (Total jumlah sektor per sel) x (Jumlah sel
sistem) =
2 Ts S

A
Ac

dalam

di mana Ts adalah traffic yang dibawa dalam sektor dan 2 Ts adalah total traffic
dalam kaitan dengan base station dan mobile station di dalam sektor itu. Kemudian,
Eff (dir) =

Ts

(13)

FsxNAc

di mana Eff(Dir) adalah efisiensi spektrum suatu sistem selular directional dan x
adalah jumlah channel/saluran yang diperlukan untuk mendukung traffic pada setiap
sektor. Sekali lagi, x dapat dengan mudah dihitung menggunakan Tabel Erlang B
untuk tingkatan layanan tertentu.
Contoh:
Dalam sistem selular directional 3-sektor ini,
Fs = 30 kHz
N =4
Ac = 78.5 km2 (radius sel = 5 km)
Pada tingkatan layanan sebesar 2%, Ts = 25.5 erlangs, dan
Eff (dir) =

25.5
0.03.34.4.78.5

= 0.08 erlangs/MHz/km2

Jika sistem beroperasi pada kapasitas 75%, Ts= 19.1 erlangs dan
Eff (Dir) = 0.06 erlangs/MHz/km2
6.3.1.2 Sistem radio pico-cellular
Dalam kasus sistem pico-cellular indoor dalam frequency band antara 900
MHz dan 60 GHz, efisiensi spektrum dapat juga diperoleh dengan menggunakan
Persamaan (8). [Chan, 1991]. Di sini, Erlangs adalah total traffic yang dibawa oleh
pico-cellular system. Bandwidth adalah total jumlah spektrum yang digunakan oleh
sistem dan Area adalah total area layanan yang dicakup oleh sistem itu. Karena
pica-cellular sistem diharapkan untuk diimplementasikan di gedung bertingkat, total
luas lantai digunakan untuk kalkulasi efisiensi spektrum. Banyaknya channel/saluran
yang diperlukan per sel kemudian bisa dihitung berdasarkan pada Tabel Erlang B
untuk jumlah pemakai tertentu pada lantai tersebut dan traffic per pemakai.

Pico-Cellular System yang mencakup suatu gedung


Dalam

rangka

menghitung

total

bandwidth

yang

diperlukan

untuk

keseluruhan gedung, jarak penggunaan kembali vertikal (vertical reuse distance)


dalam kaitannya dengan

banyaknya lantai diperlukan. Parameter ini adalah

bergantung pada floor losses dan berbeda untuk jenis gedung yang berbeda.
Total jumlah half duplex channels yang diperlukan untuk gedung kemudian
bisa dihitung dan sama dengan:
2 x (jumlah channels/saluran per sel) x (jumlah sel per lantai) x ( jumlah floors of
separation)
Faktor 2 diperlukan di sini untuk mencerminkan banyaknya saluran yang diperlukan
untuk komunikasi 2-arah.
Efisiensi Spektrum, Eff(building) dari sistem yang memberikan cakupan (coverage)
dalam gedung kemudian bisa dihitung menggunakan Persamaan (8):
Eff (gedung) =

Total traffic yang dibawa di seluruh gedung


(Total jumlah channel) x (Channel bandwidth) x (Total luas lantai)

Contoh:
Dalam indoor system ini yang beroperasi pada 900 MHz,
Bandwidth dari (half duplex) channel = 25 kHz
Jumlah channel/saluran per sel = 10
Jumlah sel per lantai = 4
Jumlah floors of separation = 3
Total jumlah channel yang diperlukan = 120
Pada grade of service sebesar 0.5%, traffic yang dilaksanakan pada satu lantai =
Tf = 16 erlangs atau 2 Tf dalam kaitan dengan base station dan mobile station.
Eff (gedung) =

16 x jumlah lantai
120 x 0.025 x total luas lantai

Jika masing-masing lantai

berukuran 25 m x 55 m, Eff (gedung) = 3880

erlangs/MHz/km .
Pica-cellular System yang mencakup suatu area pusat kota

Dengan cara yang sama, bandwidth yang diperlukan untuk keseluruhan


daerah pusat kota dapat juga dihitung jika jarak penggunaan kembali horisontal
(horizontal reuse distance) diketahui. Parameter ini

bergantung pada material

gedung dan hilangnya perambatan (propagation loss) dari signal ke dalam dan ke
luar dari suatu gedung. Re-use distance ini

secara langsung mempengaruhi

banyaknya gedung yang dapat ditempatkan dalam satu cluster (atau kelompok
interferensi).
Dalam hal ini, total jumlah half duplex channel yang diperlukan di daerah
pusat kota adalah sama dengan:
2 x (jumlah channel per gedung) x (jumlah gedung per cluster)
Faktor 2 diperlukan di sini untuk mencerminkan banyaknya channel/saluran yang
diperlukan untuk komunikasi 2-arah.
Efisiensi Spektrum, Eff (Area), dari sistem yang memberikan coverage untuk
seluruh daerah pusat kota kemudian bisa dihitung menggunakan Persamaan (8):
Total traffic yang dilakukan di seluruh area
Eff(Area)

=
(15

)
(Total jumlah channel) x (Channel bandwidth) x (Total service area)
Di sini, total service area adalah total luas lantai gedung yang dicakup oleh picocellular system.
Contoh:
Dalam indoor system ini yang beroperasi pada 900 MHZ.
Jumlah saluran per gedung = 120
Jumlah gedung per cluster = 4
Bandwidth dari (half duplex) channel = 25 kHz
Total jumlah channel yang diperlukan= 480
Eff (Area) =

16 x Jumlah lantai x Jumlah gedung


120 x 4 x 0.025 xTotal luas lantai

= 970 erlangs/MHz/km2

4.29.2 Spectrum Quality Index (SQI) - Penggunaan Spektrum sehubungan


dengan permintaan/kebutuhan
Efisiensi Penggunaan Spektrum

dapat juga dihitung berdasarkan pada

pemilikan (occupancy) channel yang sebenarnya atau traffic yang sebenarnya yang
dibawa oleh sistem tersebut. Ini memberi suatu ukuran yang langsung tentang
jumlah informasi yang ditransfer dalam medium. Konsep index kwalitas spektrum
(SQL) memberikan suatu ukuran efisiensi penggunaan spektrum dari suatu sistem
atau layanan radio

untuk frequency band tertentu di area tertentu dengan

mempertimbangkan spektrum yang ditempati itu, nilai spektrum dan spektrum yang
ditolak.
6.3.2.1 Definisi
Dimensi Spektrum
Menurut Rekomendasi 1T15-R SM. 1046, penggunaan spektrum diukur
dengan banyaknya unit spektrum yang ditempatinya, di mana
unit spektrum = Hz . detik . meter3

(16)

Spektrum yang ditempati


"Spektrum yang ditempati" adalah banyaknya unit spektrum yang diperlukan
oleh sistem radio untuk mempertahankan komunikasi radio

di antara berbagai

setasiun yang beroperasi dalam coverage area dari sistem itu. Spektrum yang
ditempati adalah produk dari coverage volume, total waktu yang ditempati selama
peak hour (jam tersibuk) dan bandwidth saluran radio yang ditempati.
Spektrum yang ditolak
"Spektrum yang ditolak" adalah banyaknya unit spektrum yang ditolak bagi
para pemakai lain sebagai akibat dari operasi suatu sistem radio. Untuk menghitung
"Spektrum

yang

ditolak",

semua

efek

interferensi

seperti

intermodulasi,

bersebelahan, cochannel, desensitisasi, dan lain lain harus dipertimbangkan dg


seksama, dan juga daerah pengaruh (region of influence) dan waktu aktivitas.
Nilai Spektrum

Nilai Spektrum adalah suatu ukuran tingkat kebutuhan atas spektrum radio
untuk jasa/layanan tertentu dalam suatu area geografis tertentu.
Kwalitas/Mutu Spektrum
Mutu Spektrum adalah suatu ukuran spektrum yang ditempati sehubungan
dengan spektrum yang ditolak dalam suatu frequency band
6.3.2.2 Ukuran mutu spektrum
Faktor Nilai Spektrum
Dalam jasa/layanan spesifik, permintaan terhadap spektrum radio tidak
didistribusikan secara merata di seluruh area geografis.

Sebagai contoh, pada

land mobile service, permintaan terpusat di wilayah

perkotaan dan puncak

permintaan ditemukan di pusat daerah metropolitan. Oleh karena itu, spektrum lebih
berharga di daerah-daerah dimana terdapat permintaan/kebutuhan yang tinggi
dibanding dengan daerah yang mempunyai permintaan rendah. Spektrum

tidak

punya nilai di suatu area di mana spektrum tersebut tidak diperlukan. Spektrum
yang ditolak menjadi lebih kritis di area di mana spektrum sangat dibutuhkan
dibanding dengan di area yang terpencil.
Barangkali tidak mungkin untuk mengetahui permintaan yang sebenarnya
untuk beberapa macam spektrum di
jasa/layanan

wilayah perkotaan. Suatu keinginan untuk

yang diberikan oleh spektrum yang dimaksud mungkin tidak

dinyatakan dengan suatu aplikasi lisensi sebab pemakai yang potensial mengetahui
bahwa band itu sudah jenuh, atau oleh karena adanya pembatasan oleh peraturan.
Bagaimanapun, jumlah unit spektrum yang ditempati mungkin dapat dipergunakan
sebagai perkiraan pertama tentang permintaan relatif di suatu area. Perkiraan ini
dibicarakan dalam Bagian ini.
Untuk memahami Faktor Nilai Spektrum ,

pertimbangkan suatu daerah

geografis yang dicakup dengan volume V. Volume V dibagi menjadi kubus yang
berukuran sama. Permintaan pada setiap kubus berbeda dan digambarkan oleh
banyaknya unit spektrum yang ditempati pada setiap kubus (hasil perkalian dari
waktu, frekwensi dan volume). Semakin besar permintaan dalam suatu kubus, lebih
tinggi faktor nilai spektrumnya. Nilai ini mungkin digambarkan secara matematis

dengan F dan mempunyai nilai kwantitatip berkisar antara 0.0 sampai 1.0; angka
yang lebih besar menunjukkan nilai spektrum yang lebih tinggi.
Secara matematis, Faktor Nilai Spektrum di dalam kubus F(n) berbanding
lurus dengan jumlah unit spektrum . t(n) yang diminta kubus.
Maka F(n)= ' t(n)/ Btotal, di mana Btotal adalah total permintaan di dalam volume \/.
Indikator Mutu Spektrum ( SQL)
Indikator Mutu Spektrum dapat dianggap

sebagai suatu ukuran tentang

seberapa efisien spektrum radio dikelola untuk jasa/layanan tertentu dalam suatu
area geografis. SQI

bisa diterapkan sebagai ukuran relatif bukan untuk

membandingkan efisiensi penggunaan spektrum dari layanan radio yang berbeda,


melainkan untuk membandingkan efisiensi penggunaan spektrum dari jasa/layanan
yang sama.
Oleh karena itu Indikator Mutu Spektrum dirumuskan sebagai berikut:

SQI =

SQI =

Total weighted occupied spectrum


Total weighted (occupied + denied) spectrum
Et(n) Bt(n)
F(n){13T(n) D~(N)}

atau

(17)

di mana r'(n) dan (n) telah didefinisikan, dan Dt(N) adalah banyaknya unit spektrum
yang ditolak dalam kubus n selain unit-unit spektrum yang digunakan untuk
komunikasi. Dt(n) disebut "spektrum yang ditolak".
Oleh karena itu, pemasukan "Nilai Spektrum" Faktor F ke dalam kalkulasi SQI
secara efektif merefleksikan distribusi permintaan spektrum relatif dalam area of
interest. Oleh karena itu model ini dapat memberikan suatu indikasi yang sangat
baik tentang seberapa efektif spektrum dikelola untuk memenuhi permintaan dan
akan digunakan untuk mengevaluasi penggunaan spektrum.
Aplikasi SQI

SQI dapat digunakan untuk pengukuran absolut/mutlak dan pengukuran


komparatif dalam suatu jasa/layanan yang spesifik. Pengukuran mutlak digunakan
ketika semua parameter sistem diketahui. Tujuan dari pengukuran mutlak adalah
untuk menilai secara periodik seberapa efektif spektrum dikelola dalam suatu area
spesifik dan dalam suatu jasa/layanan spesifik.
Dalam pengukuran komparatif, teknik atau rencana yang berbeda, seperti
misalnya spektrum tersebar (spread spectrum) dan FDMAJFM, modulasi digital dan
modulasi analog, dll., dapat dibandingkan untuk suatu jasa/layanan spesifik.
Tidaklah mungkin untuk menggunakan SQI untuk membandingkan suatu teknik
yang digunakan dalam layanan yang berbeda karena model-model untuk kedua
layanan tersebut mungkin berbeda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Mutu Spektrum
Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi mutu spektrum seperti
misalnya:

Karakteristik Perambatan (propagasi);

Distribusi permintaan;

Teknologi yang tersedia; dan,

Kebutuhan Kinerja/Performance (Tingkat pelayanan).

4.30 Perbandingan/rasio efisiensi penggunaan spektrum atau


efisiensi spektrum relatif (RSE)
4.30.1 Konsep
Sebagaimana diuraikan pada bagian sebelumnya, nilai-nilai untuk SUE dapat
dihitung untuk beberapa sistem yang berbeda dan tentu saja dapat dibandingkan
untuk memperoleh efisiensi relatif dari

sistem. Perbandingan seperti itu

bagaimanapun harus dilakukan dengan hati-hati.

Sebagai contoh, SLTEs yang

dihitung untuk sebuah sistem LMR dan sistem radar adalah berbeda.
Tingkat transfer informasi, penerima dan pemancar dalam dua sistem begitu
berbeda sehingga

kedua SUE tersebut tidak setaraf/sebanding. Mungkin tidak

terlalu bermanfaat untuk mencoba membandingkan mereka.

Bagaimanapun,

perbandingan efisiensi mungkin berarti untuk sistem-sistem yang melaksanakan


layanan yang sama. Konsep efisiensi spektrum relatif (RSE) diuraikan di bawah ini.

Kwantitas dari efisiensi spektrum relatif (RSE) didefinisikan sebagai rasio


dari dua efisiensi penggunaan spektrum (SUE), yang salah satunya mungkin adalah
efisiensi suatu sistem yang dipergunakan sebagai standard perbandingan.
Dalam hal ini
RSE =

SUE

(18)

SUEstd

Dimana RSE = efisiensi spektrum relatif = rasio SUE


SUEstd = efisiensi penggunaan spektrum (SUE) dari sistem yang standar
SUE= efisiensi penggunaan spektrum (SUE) dari suatu sistem sebenarnya
Mungkin calon untuk suatu sistem standard adalah:
a. sistem yang paling efisien yang dapat dibangun,
b. suatu sistem yang dapat dengan mudah didefinisikan dan dipahami.
c. suatu sistem yang dipergunakan secara luas, yaitu standar industri de facto.
RSE akan merupakan angka positif dengan nilai-nilai yang berkisar antara nol dan
tidak terhingga. Jika sistem standar dipilih untuk menjadi sistem yang paling efisien
atau ideal, RSE berkisar antara nol dan satu.
4.30.2 Pembahasan
Konsep RSE dapat digunakan secara efektif untuk membandingkan dua
sistem yang menyediakan jasa/layanan yang sama, karena kemudian bisa dibuat
aneka pilihan parameter yang sepadan/setaraf. Dalam keadaan ini, perbandingan
dua SUE yang dihitung mungkin

lebih bermanfaat dibanding nilai-nilai yang

kwantitatip dari dua efisiensi. Perbandingan dua SUE

menunjukkan, misalnya,

bahwa sistem A adalah dua kali lebih efisien (menggunakan hanya separuh ruang
spektrum atau mentransmisikan dua kali lebih banyak informasi) dibanding Sistem
B.
Keuntungan yang utama dari perhitungan RSE

secara langsung adalah

bahwa hal itu sering jauh lebih mudah dibanding dengan menghitung SUE. Karena
sistem-sistem tersebut menyediakan jasa/layanan yang sama, mereka biasanya
mempunyai banyak faktor (kadang-kadang bahkan komponen fisik) yang sama. Hal
ini berarti bahwa banyak faktor akan di cancel out dalam kalkulasi sebelum faktorfaktor tersebut benar-benar perlu dihitung. Sering hal ini akan sangat mengurangi
kompleksitas kalkulasi.

Sebagai contoh, [Bykhovsky, 1979] dan [BYKHOVSKY dan Pavliouk, 1986


dan 1987] mengusulkan suatu kriteria berdasarkan pada suatu perbandingan
lfrequency bandwidth (Fc) yang diperlukan untuk mentrasfer volume informasi
tertentu (yaitu untuk menyediakan sejumlah channel komunikasi atau penyiaran)
dalam suatu jaringan radio yang sebenarnya dengan suatu frequency bandwidth
(Fopt) dari suatu sistem radio yang ideal dengan kapasitas komunikasi yang sama.
Kriteria untuk efisiensi penggunaan spektrum ini (Mu) digambarkan oleh persamaan:
(Mu)= Fopt/Fc. Sistem yang ideal seperti itu akan mengoptimalkan penggunaan
spektrum (dalam pengertian Shannon) dan memiliki karakteristik yang ideal (dari
sudut pandang radiasi pemancar yang tak dikehendaki, karakteristik penerimaan
dari receiver yang tidak fundamental, parameter-parameter antena dll.). Atas dasar
Persamaan (10a) dan (10b), karakteristik dari sistem radio yang ideal seperti itu
dapat dinyatakan sebagai berikut:
Ps = ( 1 + Po) Fo/Fm 1

( 19)

Bagaimanapun, perlu ditekankan bahwa jika faktor RSE dikurangi menjadi


perbandingan/rasio dari parameter tunggal, hal itu mungkin tisak menggambarkan
keadaan yang sebenarnya. Sebagai contoh, penggunaan modulasi digital tingkat
yang lebih tinggi dalam fixed microwave links
(256-QAM) memungkinkan suatu pengurangan bandwidth yang banyak
atas modulasi tingkat yang lebih rendah (16-QAM) [Hinkle Dan Farrar, 1989]. Suatu
perbandingan yang sederhana tentang bandwidth yang diperlukan menyatakan
bahwa sistem 256-QAM itu 4 kali lebih efisien dibanding sistem 16 QAM. Namun
demikian, jika diperhatikan lebih teliti, terlihat bahwa sistem 256-QAM memerlukan
rasio S/N yang lebih besar dan dapat mentolerir lebih sedikit interferensi. Dalam
banyak hal, kebutuhan akan lebih banyak kebebasan dari interferensi lebih penting
dibanding dengan keuntungan dari bandwidth yang lebih kecil, dan sistem 256QAM sebenarnya kurang efisien dibanding sistem 16-QAM [Hinkle dan Farrar,
1989].
Paragraf yang terdahulu menyatakan bahwa kebutuhan untuk mengevaluasi
semua faktor yang akan diperlukan untuk menghitung faktor RSE, dan bukannya
mendasarkan suatu RSE hanya pada faktor satu-satunya yang jelas. Mungkin juga
penting untuk menghitung RSE untuk suatu frequency band seluruhnya, dibanding
dengan melakukan kalkulasi itu untuk single link saja atau sebuah sistem tunggal
saja.

4.30.3 Suatu contoh RSE untuk land mobile system


Mengacu pada definisi RSE ( 18), suatu sistem acuan yang menggunakan
suatu near optimum assignment strategy diberlakukan dalam contoh ini. Rincian
dari strategi ini diuraikan dalam [Delfour dan Decouvreur, 1989], [ Delfour dan
Towaij, 1991]. Ringkasan konsep tersebut adalah sebagai berikut:
Di Canada, suatu near optimum assignment strategy (NOAS) telah
dikembangkan untuk land mobile dispatch service. Dalam layanan ini para pemakai
dispatch yang khas adalah taksi, polisi, delivery, dan lain lain. Sistem mereka
terdiri dari base station dan associated mobiles yang beroperasi dalam suatu
coverage area tertentu. Tergantung pada banyaknya mobile, suatu jasa/layanan
pengiriman (dispatch service) mungkin harus

berbagi frekwensi

dengan para

pemakai lainnya.
Berdasarkan kriteria

interferensi yang telah ditentukan, near optimum

assignment strategy memberikan jumlah frekwensi maksimum pada lokasi-lokasi


tertentu dalam area geografis yang telah ditentukan. Assignment Strategy tersebut
tidak

hanya

mempertimbangkan

distribusi

permintaan

tarffic

tetapi

juga

memberikan fleksibilitas lokasi assignment yang layak.


Dalam model ini, kita membuat asumsi sebagai berikut:
a) Permintaan di masa depan mungkin mengikuti distribusi demografis traffic saat
ini.
b) Untuk kepentingan analisa, area of interest geografis dibagi menjadi suatu
grid yang terdiri dari segi empat yang sama, yang ukurannya ditentukan oleh
kriteria

interferensi

yang

dipergunakan

dalam

band

yang

sedang

dipertimbangkan.
c)

Unit waktu yang digunakan secara langsung dihubungkan dengan average


peak traffic hours loading.

d)

Unit frekwensi yang digunakan adalah nilai bandwidth dari saluran radio
tunggal (single radio channel) yang dipergunakan dalam band yang sedang
dievaluasi.

e) Permintaan Unit Spektrum. Bt(n),

dalam suatu segi empat secara langsung

dihubungkan dengan total occupancy Ot(n), dalam Erlang dalam segi empat
itu.

Bt (n) = C Ot(n)
Unit Spektrum yang diminta dalam channel yang ke (i) dalam segi empat ke (n) kirakira besarnya adalah:
B(n.i) C O(n,i),
di mana C adalah konstan yang ditentukan oleh ukuran grid dan channel
bandwidth yang dipergunakan dalam band dalam pembahasan.
f) Loading factor yang berbeda digunakan untuk jasa keselamatan publik dan
untuk layanan-layanan lainnya. Allowances juga dibuat ketika beberapa sistem
berbagi kapasitas itu.

Dalam model ini Persamaan (17) menjadi:


RSE =

Weighted actual Occupancy


Weighted NOAS Occupancy

Pembahasan
Model ini telah dikembangkan dan diberlakukan bagi land mobile service.
Model ini menggunakan konsep yang menyatakan bahwa suatu area geografis
spesifik mempunyai nilai spektrum yang berhubungan dengan total traffic demand
(kebutuhan traffic seluruhnya) di area tersebut. Konsep tersebt juga menyatakan
bahwa karena sifat 3-dimensi dari spektrum, volume, waktu dan bandwidth, unitunit spektrum yang ditempati oleh suatu sistem radio akan mengakibatkan unit
spektrum ditolak bagi para pemakai lainnya. Jumlah spektrum yang ditolak
ditentukan oleh tingkat interferensi yang akan diterima sistem lain dari operasi di
sekitar sistem radio. Model tersebut menggunakan distribusi permintaan yang
sebenarnya pada saat average peak hour channel loadings.
Berdasarkan pada model yang digambarkan di atas, kita dapat membuat
observasi berikut ini:
a) Mutu Spektrum dikuasai oleh urban core communication traffic loading.
Efektivitas manajemen spektrum dapat diukur oleh

jumlah maksimum dari

frekwensi bebas interferensi yang tersedia pada traffic cores yang terpadat di
kota-kota besar utama.
b) Ketika memberikan frekwensi di luar communication traffic urban cores yang
padat, perlu diperhatikan agar tidak melakukan pre-empting core assignments.
c) Untuk band yang baru dan yang direncanakan lagi (replanned), near optimum
assignment strategy dapat digunakan untuk memberikan jumlah maksimum
dari frekwensi yang bebas interferensi untuk memenuhi permintaan.
d) Near optimum assignment strategy dapat menghasilkan mutu spektrum yang
lebih tinggi dan pada waktu yang sama menyederhanakan proses assignment
karena adanya frekwensi-frekwensi

yang bebas interferensi (interference-free)

yang dipilih terlebih dahulu (preselected) di seluruh area of interest.

4.31 Kesimpulan
Uraian di atas tentang pengukuran penggunaan spektrum, efisiensi
penggunaan spektrum (SUE) dan efisiensi spektrum relatif (RSE) merupakan suatu
titik awal untuk perhitungan yang menghasilkan perbandingan efisiensi spektrum
(RSE) tentang satu sistem dengan sistem lainnya dalam jasa/layanan yang sama.
Aplikasi teori ini telah menggunakan banyak pendekatan ketika diaplikasikan untuk
kasus-kasus yang spesifik. Seringkali aplikasi yang spesifik ini memberikan hasil
antara yang misalnya memberi pengertian bahwa lokasi tertentu telah penuh sesak,
barangkali dalam bentuk contour map atau grafik tentang distribusi kumulatif dari
area geografis versus persentase frekwensi yang tersedia untuk sistem acuan.
Berdasarkan pada pembahasan sebelumnya, diusulkan serangkaian tindakan
dasar yang

jika diterapkan dengan kendala sumber daya keuangan dan kendala

teknis, akan merealisir potensi yang tersedia untuk meningkatkan efisiensi


penggunaan spektrum.
1. Optimalkan (ketika mengembangkan fasilitas baru dan memodernisasi sistem
radio) parameter sistem elektromagnetis
frekuensi

yang menentukan volume ruang

dengan maksud untuk mengurangi volume itu, dengan demikian

berpotensi mempermudah frequency sharing oleh berbagai layanan dan


mengakomodasikan lebih banyak jaringan di area tertentu. Gunakan, sebanyak
mungkin, frequency bands bagian atas (30 GHz dan di atasnya) yang kurang
dipergunakan atau tak terpakai untuk mencapai lebih kemampuan berbagi
(sharing) yang lebih baik.

2. Rencanakan jaringan dalam hubungannya dengan karakteristik sistem radio


yang nominal, khususnya mengurangi margins yang tak perlu dalam daya
pemancar, ketinggian antenna, kekuatan signal field yang diterima, dll.
3. Gunakan network configurations

untuk radiocommunications dan jasa

penyiaran, yang sedekat mungkin secara teoritis kepada optimum networks,


dari sudut pandang efisiensi penggunaan spektrum.
4. Gunakan teknik modulasi dan parameter peralatan untuk penggunaan frequency
band yang efisien agar supaya sedekat mungkin dengan batas potensi yang
dicapai oleh " sistem radio yang ideal".

Bagian B: Teknik efisiensi spektrum

4.32 Pengantar
Sub-bab B dari bab ini akan membahas teknik efisiensi spectrum yang
berguna

untuk

mempromosikan

spektrum

radio

yang

telah

ditingkatkan

kegunaannya. Ada 3 bagian di sini


-

manfaat gelombang radio frekwensi tinggi;

teknik yang bisa meningkatkan penggunaan spektrum, dan

sistem yang bisa meningkatkan kegunaan spektrum

4.33 Manfaat gelombang radio frekwensi tinggi


4.33.1 Umum
Penggunaan frekwensi semakin meningkat dengan cepat akhir-akhir ini
seiring dengan meningkatnya kondisi yang dicari oleh pengguna telekomunikasi
akibat perkembangan teknologi. Peningkatan kondisi ini telah menyebabkan
kepadatan yang sulit dihindari pada gelombang radio rendah sehingga kegunaan
gelombang radio frekwensi tinggi sedang digali. Keadaan ini bahkan telah disadari
sejak World Administrative radio Conference tahun 1979 (WARC-1979). Sehingga
tabel ITU untuk alokasi frekwensi mengalami revisi dan terutama untuk frekwensi di
atas 20 GHz, dengan penekanan pada pengembangan gelombang radio frekwensi
tinggi.
Manfaat utama dari penggunaan gelombang radio frekwensi tinggi yang
memungkinkan alokasi tugas yang tidak terbatas ialah tersedianya sejumlah besar
gelombang radio spektrum untuk daerah sebaran yang luas dan antena yang lebih
kecil. Sedangkan kerugian utamanya ialah tingkat sensitifitasnya terhadap efek
atmosfer dan cuaca buruk yang menyebabkan penyusutan dalam jumlah besar dan
penghapusan penggunaan berbagai macam sistem komunikasi radio. Dengan
meningkatnya jumlah frekwensi, meningkat pula efek akibatnya, menjadi sangat
tergantung

pada

frekensi

tinggi.

Namun

efek

penyusutan

ini

bisa

jadi

menguntungkan karena efek ini ternyata menghilangkan gangguan diantara masingmasing sistem, sebab tingkat kehilangan pola-kosong pada frekwensi tinggi akan
semakin besar.

Bagian ini akan membahas secara spesifik kegunaan bagian spektrum yang
lebih dikenal sebagai gelombang radio frekwensi tinggi. Dalam dokumen ini,
gelombang radio frekwensi tinggi ialah gelombang berfrekwensi di atas 20 GHz.
4.33.2 Pengaruh penyusutan atmosfer pada pemanfaatan spektrum di atas 20
GHz
Sebagai aturan umum, meningkatnya frekwensi operasi berarti meningkatnya
penyusutan penyebaran. Satu hal yang menarik dari spektrum di atas 20 GHZ ialah
struktur ketergantungan frekewensi dari penyusutan atmosfer. Meskipun penyusutan
atmosfer di atas 20 GHz mempunyai masalah tersendiri, level penyusutan atmosfer
memungkinkannya untuk menjadi sarana yang penting dalam pemanfaatan
spektrum dan perencanaan gelombang radio frekwensi tinggi. 2 penyebab utama
penyusutan atmosfer ialah penyusutan gas dan penyusutan hydrometeor, terutama
jatuhan dalam bentuk hujan.
Gelombang radio frekwensi tinggi ditunjukkan dengan windows, yaitu
gelombang radio dengan tingkat penyusutan rendah dan gelombang radio
penyerapan, yaitu gelombang radio dengan tingkat penyusutan tinggi. Windows dan
gelombang radio penyerapan ditentukan dari karakteristik penyerapan gas, terutama
oksigen dan uap air. Penyerapan yang terjadi selama penyebaran gelombang
elektromagnetik melalui atmosfer bisa menyebabkan eksitasi struktur molekul gas.
Dengan panjang gelombang dalam sentimeter atau milimeter, oksigen dan uap air
atmosfer memiliki

dimensi dan massa molekul yang cukup untuk terjadinya

resonansi, sehingga mampu menyerap energi dan mngurangi gelombang yang


tersebar. Penyusutan oksigen gas maksimal terjadi pada 60-119 GHz dan untuk uap
air terjadi pada 22-183 GHz. Namun gas sisa masih bisa menyebabkan tingkat
penyusutan yang signifikan akibat hilangnya uap air pada frekwensi di atas 70 GHz.
Jatuhan, terutama dalam bentuk hujan, menyebabkan penyerapan dan
pembiasan energi dan juga rotasi polarisasi gelombang tersebar. Efek ini
menyebabkan penyusutan yang jelas. Partikel hujan dianggap sebagai penyebab
penyerapan terburuk dan dapat menghasilkan penyerapan yang tinggi dibandingkan
pertikel lain seperti salju, es, kabut dan debu tanah. Penghitungan penyusutan pda
frekwensi tertentu bergantung pada struktur mikro hujan seperti; suhu, persebaran,
tingkat curah hujan, ukuran dan bentuk butir hujan. Namun perhitungan ini bisa
menjadi tidak tepat tanpa adanya data empiris dan model struktur mikro hujan yang

rumit. Sehingga, penggunaan ambang batas tenaga 80 dB sangat disarankan untuk


menjamin komunikasi yang dapat dipertanggungjawabkan antara 50 GHz dan 70
GHz, terutama pada daerah hujan lebat.
6.7.2.1 Karakteristik atmosfer
Gelombang-gelombang radio yang penting ialah :
20 GHz hingga 40 GHz: Penyebaran atmosfer pada wilayah ini didominasi
oleh puncak penyerapan air pada 22,3 GHz. Alokasi pada wilayah ini
menggambarkan kemungkinan pembagian yang disebabkan oleh penyebaran yang
relatif tinggi pada gelombang radio, terutama antara 20 hingga 30 GHz. Tidak seperti
alokasi di atas 40 GHz, beberapa gelombang radio yang telah dialokasikan
menggambarkan penyusutan rendah pada wilayah antara 30 dan 40 GHz dan
memungkinkan peningkatan gangguan. Contohnya, Radiolocation yang dialokasikan
pada gelombang 33,4 GHz hingga 34,2 GHz.
Window W(1) 39,5 GHz hingga 51,4 GHz: Window ini bebas dari efek
penyerapan. Penyusutan gelombang radio berkisar sekitar 0,06 dB hingga 0,1 dB.
Tenaga pemancar yang bisa dicapai, penyerapan akibat hujan pada frekensi ini dan
fakta bahwa gelombang radio ini berada di batas daerah penyerapan, cenderung
mengabaikan kegunaannya dari down-link satelit yang sangat berguna. Namun,
beberapa hubungan relay radio telah dibangun pada gelombang radio 40 GHz dan
50 GHz oleh Inggris dan jepang. Juga beberapa ratus sistem komunikasi sederhana
bagi transmisi video, audio dan data telah dibangun di Jepang.
Gelombang radio penyerapan A(1) 51,4 GHz hingga 66GHz: Puncak
penyerapan atmosfer terjadi pada sekitar 60 GHz. Penyusutan penyerapan yang
tinggi membuat gelombang radio menjadi sesuai untuk komunikasi inter-satelit dan
radiolocation untuk kontrol lalu lintas, yang keuntungannya bisa didapat dari
penyusutan untuk menghasilkan isolasi yang dibutuhkan oleh layanan sejenis.
Namun perawatan dibutuhkan ketika menggunakan gelombang radio karena
karakteristik penyusutan penyerapan pada gelombang radio tidaklah seragam.
Window W(2) 66 GHz hingga 105 GHz: Penyusutan atmosfer pada window
ini berkisar antara maksimum 10 dB per km pada sekitar 66 GHz, 0,3 dB per km
pada 85 GHz hingga 0,5 dB per km pada 105 GHz. Penyusutan tinggi bisa diimbangi
oleh sinar sempit yang bisa diperoleh dari beberapa antena kecil yang dibutuhkan.
Karakteristik penyebaran, efek cuaca dan penggunaan sinar sempit menyebabkan

level atas gelombang radio ini, 90 GHz 100 GHz, sesuai untuk layanan
radiolocation. W(2) harus dicatat sebagai window terbesar dimana alokasi untuk
layanan siaran satelit telah diciptakan. Pengoperasian layanan broadcasting pada
frekwensi ini tidak dapat dicapai dengan ketahanan yang dibutuhkan pada keadaan
tertentu karena penyusutan hydometeor. Kemungkinan layanan ini akan segera
diwujudkan.
Di atas 105 GHz: Gelombang radio frekwensi di atas 105 GHz biasanya
mengikuti alokasi di bawah 105 GHz, minimal hingga 400 GHz yang merupakan
batas tabel ITU untuk alokasi. Sejumlah besar spektrum tersedia dan belum
dipergunakan pada gelombang radio frekwensi tinggi ini. Namun beberapa alokasi
telah dibuat untuk radioastronomy dan penelitian angkasa.
Gambar 22 menunjukkan penyusutan atmosfer (dB/km) untuk pola-pola nearearth sebagai fungsi frekwensi. Terlihat bahwa penyerapan gas dan penyusutan
hujan merupakan 2 efek utama penyebaran di atas 20 GHz.
4.33.3 Evaluasi kegunaan spektrum pada sekitar 40 hingga 3000 GHz
Ada beberapa keuntungan dalam penggunaan gelombang radio frekwensi
tinggi untuk tujuan komunikasi radio. Mungkin yang paling penting ialah ketersediaan
spektrum dan lebar gelombang radio yang tidak sama dengan gelombang radio
frekwensi rendah. Ini memungkinkan penggunaan sistem gelombang radio lebar
untuk transmisi video, suara dan kecepatan rata-rata data serta kemungkinaan
penggunaan kembali frekwensi pada jarak pendek, meskipun penggunaan pada
jarak ratusan meter sangat tidak biasa. Perangkat keras juga biasanya lebih padat,
termasuk antena pemancar dan penerima, dimana pancaran sinar yang diperkecil
mengurangi kemungkinan gangguan dari sistem lain dan menambah kegunaan
bayangan. Area frekwensi ini harus dilihat bagi kepentingan global umumnya dan
sistem satelit khususnya.
Ketersediaan perangkat keras dengan haraga ekonomis telah membatasi
penggunaan gelombang radio frekwensi tinggi terutama di wilayah 40-100 GHz.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, penelitian intensif dalam perkembangan
cakupan komponen gelombang, telah menghadirkan perangkat keras, terutama
seiring dengan perkembangan teknologi dan pengurangan biaya. Komponen lain
yang sesuai juga tersedia di atas 100GHz untuk tujuan eksperimen, tapi dengan

biaya tinggi. Namun jika ingin memanfaatkan gelombang radio frekwensi tinggi
secara maksimal, produksi perangkat keras juga harus dikembangkan.
Kegunaan spektrum frekwensi di atas 40 GHz bisa dibagi menjadi 2 yaitu:
sistem global dan layanannya serta sistem satelit serta layanannya.
6.7.3.1. Sistem Terrestial dan layanannya
Pengembangan

kegunaan

layanan

tetap

yang

bersifat

global

pada

gelombang radio di atas 40 GHz menjadi agak lambat karena adanya kompetisi
dengan sistem komunikasi serat optik. Namun layanan yang bersifat mobile banyak
memanfaatkan

kegunaan

sistem

radiasi.

Sistem

radio

mikro-seluler

yang

memanfaatkan efek penyusutan atmosfer pada 60 GHz dan 120 GH dengan


kepasitas sel dalam radius 1 km ternyata lebih praktis dan telah diusulkan.
Penggunaan sistem radio operasional dilakukan pada gelombang radio 38
GHz hingga 40 GHz. Biasanya sistem ini digunakan pada komunikasi antara
organisasi pemerintah untuk pencegahan bencana dan transmisi data pada
komputer dan terminal data. Penggunaan gelombang radio ini juga telah diusulkan
untuk High Definition Television (HDTV) dan field pick-up applications. Tes lapangan
juga telah dilakukan untuk layanan serupa.
Sistem yang mebutuhkan kecepatan data yang cepat seperti video dan
pemancar digital dengan kecepatan data tinggi tergantung pada ketersediaan
perlengkapan dengan harga ekonomis. Kegunaan spektrum di atas 40 GHz
diharapkan dapat mengembangkan keberadaan alat-alat yang ekonomis. Walaupun
demikian, beberapa sistem komunikasi menggunakan, bahkan telah beroperasi
dengan gelombang radio frekwensi tinggi. Beberapa peralatan ini akan dibahas pada
sub-bab 6.8.2.
Sistem radiolocation dengan komunikasi data 2-arah antara kendaraan yang
beergerak pada sistem kontrol lalu lintas diusulkan untuk menggunakan gelombang
radio 60 GHz. Alat yang bisa menggunakan tipe ini mislanya: alat penunjuk arah dan
alat navigasi untuk menyelesaikan masalah kepadatan arus lalu lintas. Resolusi
dalam jarak dan arah bisa diperoleh dengan menggunakan antena berlubang kecil.
6.7.3.2 Sistem satelit dan layanannya
Alokasi frekwensi di atas 40 GHz digunakan untuk berbagai layananan satelit
baik bersifat fixed, mobile ataupun broadcasting dan juga untuk layanan inter satelit.

Investasi dalam jumlah besar juga dilakukan untuk pengembangan sistem satelit
bergerak menggunakan gelombang radio 43,5 GHz hingga 47 GHz. Penggunaan
gelombang radio ini terlarang untuk up-links karena kurangnya perangkat keras
yang sesuai. Down-links serupa akan menggunakan 20-30 GHz hingga tersediannya
perangkat keras yang dibutuhkan. Gelombang ini juga bisa dipakai untuk alat
terminal VSAT.
Alokasi layanan inter-satelit berada pada gelombang radio 22 GHz dan 25-27
GHz. Penggunaan 60 GHz sedang dibahas untuk layanan inter-satelit karena
frekwensi ini bisa mengurangi terjadi gangguan akibat adanya puncak penyerapan
atmosfer dari oksigen. Penggunaan frekwensi 28 300 GHz (10,6 mikron) dan 566
000 GHz (0,53 mikron) juga tengah dibahas untuk layanan inter satelit dimana
teknologi light-wave bisa diaplikasikan.
Yang dimaksud dengan layanan penelitian angkasa ialah penelitian satelit
deep-space

dan

near-earth.

Sambungan

telekomunikasi

digunakan

untuk

berkomunikasi dan mengontrol satelit bermuatan dan tidak bermuatan. Frekwensi


21-24 GHz, 25,25-25,55 GHz dan 27,1-27,5 GHz sedang dibahas untuk sambungan
luar angkasa. Sedangkan frekwensi 32-33 GHz digunakan untuk misi deep-space
NASA
Manfaat sistem radio personal dan satelit komunikasi dengan gelombang
radio 3 GHz dalam 50/40 GHz juga sedang diselidiki.

4.33.4 Sistem telekomunikasi menggunakan spektrum Elektromagnet 3000


GHz
Spektrum frekwensi atas tentu saja tidak terbatas pada 3000 GHz, tapi
memanjang hingga wilayah infrared dan cahaya. Penggunaan spektrum dengan
berbagai wilayah cahaya bisa menggantikan spektrum radio. Media ini bisa
mengatasi kepadatan gelombang radio rendah. Persebaran gelombang pada
wilayah ini sulit ditebak, karena membutuhkan garis pola yang jelas antara
pemancar dengan detektor. Kemungkinan penyusutan atmosfer akibat kabut,
pembiasan energi dan difusi akibat hujan sangat tinggi, seperti terlihat pada gamb.
22. Penyusutan akibat kabut agak mendominasi pada wilayah infrared dan frekwensi
gelombang cahaya, dengan pola yang menghilang pada 15-60 dB per km bisa
diperkirakan. Uap air buatan manusia seperti pada gas buang cerobong asap dan

penciptaan asap juga menyebakan penyusutan. Sebagai akibatnya dan karena


dibutuhkan tenaga yang luar biasa untuk mencegah penyusutan, rata-rata jarak
antara infrared dan alat-alat gelombang cahaya bumi yang paling sesuai ialah
minimal beberapa km. Hal ini tidak berlaku di angkasa, karena faktor-faktor
penyusutan yang tidak sama.
Laser adalah sumber inframerah yang utama dan energi cahaya yang kelihatan.
Osilator laser berbagai jenis dapat menghasilkan gelombang electromagnetik dalam
spektrum frekwensi yang besarnya mulai dari gelombang milimeter sampai
inframerah, yang kelihatan, ultra violet dan mendekati daerah X-ray yang lembut.
Radiasi dapat dihasilkan dari sejumlah jenis laser termasuk: liquid dye laser,
semiconductor Ga Al As laser, laser gas dan solid state laser. Light emitting
Diodes (LED) juga digunakan sebagai sumber cahaya langsung dan pulsed light
sources, tetapi bukanlah laser dalam arti yang sebenarnya. Radiasi pada panjang
gelombang (wavelengths) yang berbeda diperoleh dengan

menggunakan non-

linearity of materials, light mixing, parametric oscillation dan tehnik-tehnik yang


terkait untuk frequency multiplication, dll.
Hasil-hasil yang memberikan harapan telah diperoleh dari suatu prototipe sistem
transmisi atmospheric yang menggunakan near infrared light diode laser.
Dikembangkan dan diuji di Jepang selama satu tahun, sistem itu secara simultan
memancarkan signal TV berwarna dan voice signal dengan bandwidth 4 MHz,
dengan menggunakan pulse interval modulation
(PIM). Dengan 30 dB signal to noise (S/N) ratio yang diasumsikan untuk transmisi
color signal dan berdasarkan pada data yang diperoleh,

diperkirakan bahwa

ketersediaan circuit lightwave atmospheric transmission pada jarak 2 km di Tokyo,


adalah 99.9%.
6.7.5 Ringkasan
Dalam bagian ini, beberapa keuntungan dan kerugian dari penggunaan upper
frequency bands telah dibahas.
Ada banyak sistem terestrial dan sistem satelit yang beroperasi di atas 20 GHz.
Selain itu, banyak sistem yang sangat bermanfaat beroperasi pada frekwensi di

atas 3000 GHz, di visible & light-wave region, yang juga terkena atmospheric
attenuation membatasi penggunaan pada short range

secara terestrial.

Peningkatan teknologi akan terus berlanjut dan menjanjikan peningkatan besar


dalam penggunaan di kedua bidang/area tersebut.
Manajemen Spektrum di atas 20 GHz sangat tergantung pada ketersediaan data
perambatan (propagasi) dan model-model untuk menggunakannya. Penghitungan
parameter system performance sangat rumit/kompleks, sebagaimana jelas terlihat
dan sangat berbeda dengan frequensy band yang lebih rendah. Dalam hal ini
diperlukan lebih banyak data perambatan (propagasi), baik yang bersifat statistik
maupun yang bersifat empiris, untuk memastikan penggunaan spektrum yang
efektif.
6.8 Teknik yang dapat meningkatkan penggunaan spektrum
6.8.1 Umum
Salah satu tugas yang lebih penting dalam manajemen spektrum

adalah

memperhatikan tehnik-tehnik baru yang yang memiliki potensi untuk meningkatkan


penggunaan spektrum. Tekanan yang berlanjut

dari berbagai kelompok yang

meminta penggunaan spektrum yang ditingkatkan menyebabkan manajemen


spektrum lebih diharapkan untuk mampu mem-berikan

pertimbangan tentang

alternatif lain selain rekomendasi untuk menggunakan frekwensi yang lebih tinggi.
Tidak semua sistem cocok

untuk penggunaan frekwensi yang lebih tinggi oleh

karena alasan teknis, alasan operasional, atau alasan ekonomi, atau kombinasi dari
ketiga hal tersebut.. Oleh karena itu, perlu

untuk menemuukan cara-cara untuk

menggunakan spektrum yang ada dengan cara yang lebih efisien.


Salah satu penyebab yang lebih serius dari penggunaan spektrum frekwensi yang
tidak efisien adalah radiated interference. Bagian ini secara khusus membahas
tehnik-tehnik praktis yang dapat digunakan untuk menghapuskan, atau mengurangi,
berbagai bentuk dari interferensi radio yang terpancar (radiated)

dengan tujuan

meningkatkan penggunaan spektrum.


6.8.2 Penggunaan interference cancellers untuk meningkatkan pemakaian
spektrum

Sebuah metoda untuk meningkatkan penggunaan

spektrum frekwensi adalah

dengan memecahkan masalah interferensi, yaitu dengan meng-implementasikan


interference cancelling circuits (sirkuit yang membatalkan interferensi). Ini dapat
sangat menguntungkan di mana cara perawatan konvensional untuk interferensi,
seperti pemisahan secara geografis, penyusunan kembali antena dan penyaringan
(filtering), gagal atau tidak efektif. Penggunaan interference cancellers adalah satu
cara yang memungkinkan hubungan radio interaktif (interactive radio links) untuk
beroperasi secara serempak. Penggunaan penting lainnya dari interference
cancellers dapat dijumpai pada multiplexed systems untuk pemisahan channel.
Terdapat berbagai jenis atau bentuk interference cancellers yang mempunyai
potensi

untuk

dengan

mantap

mengurangi

kerentanan/kepekaan

terhadap

interferensi. Sebagian dari jenis yang lebih menguntungkan dengan singkat


diuraikan di bawah ini.
6.8.2.1 Single channel interference cancellers
Single channel interference cancellers adalah alat yang memproses campuran
aditif dari signal yang diinginkan maupun yang tak dikehendaki yang mencapai input
penerima (receiver). Dalam bentuk yang paling sederhana dari canceller, ini pada
umumnya dicapai dengan mengeluarkan bagian dari signal yang tidak dikehendaki
atau interferensi dari composite input signal mengolahnya sedemikian rupa,
sehingga ketika digabungkan kembali dengan dari composite signal (signal
gabungan), bagian dari signal out-of-phase yang tidak dikehendaki dibatalkan. Ini
secara efektif mengurangi komponen signal yang tak dikehendaki dalam outputnya.
Sebagai alternatif, bentuk yang lebih rumit dari Single channel cancellers dapat
digunakan untuk memisahkan signal yang menempati suatu common bandwidth,
sebagai contoh AM dan AM, atau FM dan FM. Studi menunjukkan bahwa suatu
penerima yang optimal dengan menggunakan suatu interference canceller untuk
memisahkan dua signal AM dalam suatu common bandwidth menghasilkan suatu
peningkatan dalam signal-to-interference ratio sebesar 25 - 28 dB. Studi juga
menunjukkan, bahwa dua signal FM dapat dipisahkan tanpa crosstalk, jika mereka

mempunyai carrier frequency dan amplitudo yang sama tetapi dengan perbedaan
fase 90, secara efektif menggandakan kapasitas saluran (channel capacity).
6.8.2.2 Multi-Channel Interference cancellers
Multi-Channel Interference cancellers adalah alat di mana pada input

dari tiap

channel dapat ditemukan salah satu dari atau beberapa signal interferensi yang tak
dikehendaki, disamping signal yang diinginkan.
Sebuah contoh aplikasi untuk suatu multi-channel canceller adalah pada sistem
komunikasi satelit, untuk melindungi setasiun bumi terhadap interferensi dari radio
relay system dalam 4 GHz band. Dalam hal ini, signal-signal yang diinginkan dan
signal yang mengganggu (interfering) muncul pada sebuah input dan signal yang
mengganggu muncul pada input yang kedua. Ketika cancellers digunakan untuk
melindungi setasiun bumi, sebuah auxilliary antenna dan penerima tambahan juga
diperlukan. Interference suppression sebesar 40 s/d 50 dB dapat diperoleh ketika
signal
Yang diinginkan dan signal yang tak dikehendaki mempunyai frekwensi pembawa
(carrier frequency) yang sama.
Ketika signal pengganggu yang tak dikehendaki dan signal yang diinginkan berada
pada dua input tersebut, seperti yang mungkin terjadi pada setasiun antara
(intermediate station) dari sistem relai radio, bentuk alternatif dari multi-channel
interference canceller direkomendasikan untuk digunakan. Pada umumnya, sukar
untuk memperoleh a low antenna side-lobe level in the backward direction, dan
dengan begitu decoupling antara RE channels yang diterima dari arah yang
berlawanan, di setasiun antara. Ini sering mengakibatkan penggunaan suatu fourfrequency plan untuk sistem relai (penyiaran ulang) radio. Interference coupler yang
digunakan pada sistem-sistem seperti itu memungkinkan penggunaan hanya dua
frekwensi, dengan begitu menggandakan banyaknya RF channels

yang dapat

dipergunakan untuk mengirim informasi yang diinginkan ke arah yang manapun .


Sistem yang menggunakan polarisasi orthogonal memberikan suatu contoh lebih
lanjut dari aplikasi interference canceller. Ketika orthoghonal signal dimodulasikan

secara independen, kita harus memisahkan signal-signal ini di penerima (receiver).


Bagaimanapun, pada band 4 s/d 20 GHz, depolarisasi orthogonal signal yang
disebabkan oleh hujan

dapat menyebabkan inter-channel crosstalk yang parah.

Penggunaan interference canceller jenis matriks, dapat menghilangkan crosstalk


yang disebabkan efek ini. Bandwidth

yang lebar/luas yang digunakan sistem

satelit juga mengharuskan penggunaan wideband cancellers.


6.8.2.3 Pulse interference cancellers
Dua kategori utama dari pulse interference canceller adalah canceller yang
menggunakan transformasi spektrum dan pembatasan signal, dan cancellers yang
memulihkan

kembali

bagian-bagian

dari

signal

yang

terpengaruh

menggunakan ekstrapolasi atau interpolasi. Penjelasan atas

dengan

Teknik ini dapat

ditemukan dalam Laporan ex-CCIR 830-1.


Alat yang paling sederhana dari jenis yang pertama terdiri dari sebuahp limiter
yang didahului dan

diikuti oleh spectrum

linear

transformer (LT). Spektrum

Masukan dan Spektrum Keluaran LT mempunyai karakteristik yang berlawanan


yang

masing-masing

memberikan

fungsi

pembedaan

dan

pengintegrasian.

Tingkatan pembatasan dipilih tergantung pada sifat pulse interference.


Interference cancellers dengan ekstrapolasi atau interpolasi dari

bagian-bagian

yang terpengaruh dari signal bahkan lebih efektif dibanding dengan alay-alat yang
telah diuraikan, walaupun mereka lebih rumit. Interpolators memulihkan kembali
bagian-bagian dari signal yang diinginkan yang terpengaruh secara lebih akurat
dibanding extrapolators. Bagaimanapun, tingkat

ketelitian yang tinggi dalam

memulihkan signal yang diinginkan diperoleh hanya pada low repetition rate dari
signal pengganggu. Terdapat banyak jenis extrapolation atau interpolation pulse
interference cancellers dan mereka dapat dirancang untuk menyesuaikan diri
dengan fitur-fitur spesifik dari sistem komunikasi yang terkait. Sebagai contoh, suatu
metoda yang efektif untuk menghilangkan impulsive type noise dalam sistem
komunikasi yang menggunakan frequency-diversity reception, terutama untuk
sistem tropospheric, telah diusulkan. Metoda, yang sangat sederhana untuk
diterapkan, memulihkan kembali bagian dari signal yang terpengaruh untuk

seberapapun panjangnya pulsa yang mengganggu dan dalam banyak kesempatan,


hampir sepenuhnya menghapuskan efek interferensi.
6.8.3 Penggunaan

layar khusus untuk meningkatkan imunitas ter-hadap

interferensi pada radio links


Interferensi

juga diciptakan oleh radiating antennas jika design atau aplikasi

mereka tidak diperhatikan. Bahkan pada high-gain multi-element array dan antena
parabola, yang

idealnya menyebarkan semua energi secara keseluruhan arah

main lobe, terjadi

radiasi pada

arah lain karena

merupakan sumber interferensi yang mungkin terjadi


dapat menjadi penyebab bagi

adanya side lobe, yang


pada sistem lain. Antena

interferensi; serta mengakibatkan penggunaan

spektrum frekwensi yang tidak efisien. Selain menggunakan penghalang fisik dan
appropriate siting atau re-siting antena, ada teknik tertentu yang dapat
diberlakukan bagi design antena untuk mengurangi radiasi dari side lobes, dan
meningkatkan imunitas antena terhadap interferensi. Teknik ini mencakup
penggunaan layar dan alat yang dipasang secara langsung pada antena.
6.8.4 Teknik baru untuk off-set reflector multiple-beam antennas
Penggunaan antena dengan bandwidth lebar dapat mengakibatkan penggunaan
spektrum yang tidak efisien spektrum dengan menghambat penggunaan sistem lain,
dan dengan membatasi penggunaan kembali frekwensi (frequency re-use).
Pada satelit awal, global mean telah digunakan untuk komunikasi internasional.
Bandwidth yang lebar dan footprint

dari radiasi yang terkait mencakup area

geografis yang sangat luas. Satelit Generasi yang lebih baru menggunakan spot
beams, yang mungkin

banyak

dijumpai

secara alami, untuk

komunikasi

internasional dan pada area geografis yang luas. Antena yang digunakan untuk
tujuan seperti itu biasanya digolongkan dalam Multiple-Beam Antena" (MBA). Suatu
tinjauan

ringkas tentang state-of-the-art dan penggunaan MBA dibahs sebagai

suatu bantuan untuk

meningkatkan penggunaan spektrum.

BAB 7
4.34 Pendahuluan
Pengawasan Spektrum terdiri dari aspek-aspek penegakan peraturan
(enforcement) dan monitoring. Namun demikian, aspek-aspek ini begitu saling
berkaitan sehingga akan didiskusikan sebagai satu pokok bahasan yang terintegrasi.
Maksud dari Pengawasan spektrum adalah untuk mendukung proses umum dari
manajemen spektrum dan mengatasai masalah-masalah gangguan/interferensi.
(lihat juga 2,5,4,2)
Aktivitas-aktivitas pengawasan spektrum mendukung manajemen spektrum
dengan cara memberikan/menyediakan informasi yang terukur yang dapat
digunakan untuk :

memastikan kesesuaian dengan peraturan-peraturan dan perundang-undangan


manajemen spektrum nasional melalui verifikasi dari karakteristik operasional
dan tehnikal dari signal-signal yang ditransmissikan, dan pendeteksian dan
identifikasi dari alat-alat transmissi yang tidak syah (unauthorized);

Melokalisai dan mengatasi masalah-masalah gangguan/interferensi;

Menetapkan penggunaan saluran dan band, termasuk assessmen dari


kesediaan saluran dan verifikasi dari keeffektifan dari proses penentuan
frekuensi dan metoda analitik spektrum.
Fasilitas dan peralatan yang digunakan akan sangat tergantung pada level

kecanggihan alat yang dibutuhkan. Penerima yang sederhana, pencari arah dan
penganalisa spektrum (spektrum analyzer ) akan cukup memadai untuk melakukan
banyak tugas jika spektrum tidak digunakan secara berlebihan. Peralatan yang lebih
akurat, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, analisis yang diotomatiskan
dan penyimpanan data akan dibutuhkan dalam suatu lingkungan elektro-magnetik
yang kompleks. Hal ini akan didiskussikan dalam Bab 4. Kebanyakan monitoring
adalah dari fasilitas terrestrial untuk signal-signal radio terrestrial. Namun demikian,
contoh-contoh lainnya mungkin membutuhkan emisi-emisi terrestrial monitoring dari
fasilitas satelit atau signal satelit dari fasilitas terrestrial. Untuk penanganan fasilitasfasilitas

monitoring

secara

penuhtehnik-tehnik,

dan

program

monitoring

internasional, lihat the Handbook on Spektrum Monitoring yang dipublikasikan oleh


ITU.
Untuk maksud-maksud manajemen spektrum, jarang diperlukan untuk dapat
menerima informasi yang sedang dikomunikasikan; sudah cukup hanya mengetahui
bahwa signal itu ada, dan untuk menetapkan frekuensinya dan parameter-parameter
tehnis lainnya, asalnya dan waktu kapan dia ada. Untuk metoda modulasi yang
sederhana, mendengarkan isi informasi adalah tidak perlu tetapi hanya jika
diperlukan selain untuk memastikan asal dari signal. Monitoring aural bisa berguna
dalam pengidentifikasian pemancar melalui pengenalan call signs.

4.35 Monitoring agar peraturan dan aturan nasional ditaati.


4.35.1 Tujuan
Tanggungjawab penegakan peraturan (enforcement) dari otoritas pengaturan
spektrum termasuk pengidentifikasian transmissi yang tidak sesuai dengan
peraturan dan undang-undang nasional karena komunikasi radio dapat dilakukan
hanya dalam lingkungan yang stabil dan terkoordinasi. Ada beberepa alasan untuk
jenis-jenis pekerjaan ini:
1. verifikasi dari karakteristik operasional dan tehnik yang benar.
2. pendeteksian dan identifikasi dari transmisi yng tidak syah (unauthorized)
Sejauh mana upaya-upaya investigasi dan penegakan dilakukan adalah
tergantung seberapa besar keluhan-keluhan yang ada atau keproaktivan dalam
mencari pelanggaran adalah sangat tergantung pada kebijakan administratif dan
biaya keseluruhan. Biaya bukan hanya biaya operasi pelayanan penegakan tapi juga
waktu yang hilang dalam perencanaan dan penunjukan departemen harus
dipertimbangkan bersamaan dengan biaya pemakai yang syah dalam menjalankan
pelayanan. Secara bersamaan, keseimbangan antara pengurangan penggunaan
yang tidak syah melalui bantuan administratif dan tehnis atau melaui cara-cara
legal/hukum adalah juga tergantung dari kebijakan dan penilaian local. Jika bantuan
yang lumayan diberikan, pertimbangan dapat juga diberikan dalam bentuk cost
recovery (pengembalian biaya).

4.36 Verifikasi parameter operasional dan tehnik

Monitoring digunakan untuk mendapatkan informasi yang detail tentang


karakteristik tehnik dan operasional dari system radio. Ini bisa secara tipikal
termasuk pengukuran frekuensi, kekuatan, dan spektrum emisi dari pemancar.
Kesesuaian

lisensi

dapat

diverifikasi

dan

pengukuran

akan

membantu

electromagnetic compatibility (EMC) atau analisis gangguan/interferensi dalam


kasus-kasus spesifik. Dalam bebereapa kasus, verifikasi ini lebih dari monitoring ke
inspeksi lapangan sebenarnya (actual).
4.36.1 Pendeteksian dan pengidentifikasian transmissi yang tidak syah
Monitoring spektrum dapat mendeteksi keberadaan pemancar yang tidak
syah yang dapat menyebabkan gangguan/interferensi dan menandakan hilangnya
pendapatan/pemasukan dari lisensi/perijinan.Transmissi yang tidak syah dapat
dicurigai sebagai penyebab gangguan/interferensi, dan ada kebutuhan untuk dapat
mendeteksi dan mengidentifikasi mereka. Namun demikian, pemisahan antara
signal yang tidak syah dari signal yang syah yang memakai (sering ramai) band
yang sama akan menjadi sulit. Monitoring dapat juga mendeteksi emisi yang tidak
disengaja.

4.37 Monitoring untuk mengidentifikasi sumber


gangguan/interferensi dan memecahkan masalahnya
Kemampuan monitoring dari manager spektrum sering dibutuhkan untuk
membantu mengatasi masalah-masalah gangguan/interferensi. Dalam banyak
kasus, sumber dari gangguan/interferensi pada penerima radio tidak dapat
diidentifikasikan

oleh

operator

penerima.

Oleh

karena

itu,

keluhan

gangguan/interferensi akan sering membutuhkan tindakan dari otoritas spektrum


untuk membuat keputusan. Dengan berkoordinasi dengan pihak yang mengeluh
(complainant) dan dengan mengetahui frekuensi dari operasi penerima, dengan alat
pencari arah saja sering dapat digunakan untuk menentukan lokasi sumber dari
signal pengganggu (interference).
Bersamaan dengan pertumbuhan kepadatan, pemakai sering menjadi kurang
puas dengan pelayanan yang ada. Dengan kemampuan memonitor di area yang
menarik banyak keluhan secara tidak proporsional sifat sebenarnya dari masalah

dapat dipastikan dan tindakan pemecahan masalah dapat dilakukan. Mungkin saja
terbukti bahwa pelapor salah dalam hal kualitas pelayanan.

4.38 Monitoring untuk menilai


occupancy).

pemakaian spektrum (spectrum

Manajemen spektrum yang baik dapat dilakukan dengan memuaskan jika


perencana secara cukup mendapatkan informasi tentang pemakaian spektrum yang
ada saat ini dan kecenderungan perobahan permintaan. Sementara banyak data
dikumpulkan dari calon-calon pemakai yang mengajukan permohonan untuk
mendapatkan

lisensi

atau

perpanjangannya,

hal

tersebut

hanya

akan

mengindikasikan bahwa pemakaian frekuensi adalah syah (authorized), tapi


mungkin saja mereka tidak memberikan cukup informasi tentang apakah mereka
menggunakan frekuensi tersebut. Oleh karena itu, band frekuensi yang kelihatannya
padat atas dasar catatan dari penetapan frekuensi bisa saja memang padat atau
tidak padat. (footnote: Harus berhati-hati dalam mengevaluasi band frekuensi yang
digunakan untruk komunikasi keselamatan atau kedaruratan. Walaupun frekuensi
dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan tersebut, pemakaian spektrum biasanya akan
rendah).
Bantuan utama dalam perencanaan spektrum dan pengembangan kebijakan
adalah dengan mengetahui level dari penggunaan dari berbagai band. Dapat diduga
bahwa permintaan untuk Private Mobile Radio (radio mobil pribadi) untuk taksi,
pelayanan kurir, dan penyedia layanan yang lainnya akan terus meningkat dengan
konsentrasi

pada

kota-kota

besar.

Merencanakan

membuat

lebih

banyak

tersediannya spektrum, dengan cara misalnya memindahkan pelayanan yang fixed


ke frekuensi lebih tinggi, adalah suatu proses yang panjang. Peringatan yang cukup
atas kebutuhan ini akan menghindari ketidak mampuan menerbitkan assignment
(penetapan) baru atau kualitas pelayanan akan menurun ke level dibawah yang
dapat diterima.
Suatu scanning receiver yang meliput (mengcover) band-band yang
disyaratkan, mengunjungi setiap saluran pada waktu interval yang teratur untuk
mencatat pemakaian (occupancy) dapat dengan cepat memberi gambaran tentang
penggunaan band tersebut. Suatu system yang tipikal, sebagai contoh, mungkin
dapat meng-scan semua saluran dari 165 ke 168.25 MHz dalam langkah-langkah

12.5 KHz dan merekam occupancy (pemakaian) yang tercatat pada tiap saluran ke
dalam pita atau disket. Analisa dari data ini akan menunjukkan proporsi dari waktu
dimana tiap saluran terpakai dan dapat juga menunjukkan untuk tiap scan
occupancy dari seluruh band. Contoh ditunjukkan pada Tabel 13-15.
TABEL 13

TABEL 14

TABEL 15

Sementara semua diagram tersebut dapat menunjukkan aspek-aspek yang


berbeda dari pemuatan saluran (channel loading), mereka hanya cocok sebagai
ringkasan manajemen yang menunjukkan level rata-rata dan derajat dari
keseragaman untuk band tersebut. Grafik-grafik tersebut berasal dari data hidup
yang dikumpulkan di London selama periode seminggu dari frekuensi 165-168.25
MHz, satu diantara band-band yang paling padat dari Private Mobile Radio di UK
(United Kingdom). Hasil-hasil rinci perlu dipresentasikan dalam table-tabel sehingga
informasi tersebut dapat secara akurat diambil. Lakan lebih baik bila informasi dapat
disediakan dalam disc dan dimasukkan langsung ke dalam assignment frekuensi
dan fasilitas manajemen komputer.
Sebagai tambahan ke verifikasi penggunaan yang diassosiasikan dengan
assignment, monitoring data dapat mendukung pengetrapan manajemen spektrum
lainnya yang berkaitan:
Suatu bantuan untuk sharing- Permintaan untuk spektrum sedemikian rupa
sehingga pelayanan diharapkan akan dibagi. Beberepa tipe pelayanan secara

jelas incompatible (tidak cocok). (lihat Bab 6), tetapi sering hal itu berasda dalam
garis ambang batas sehingga percobaan harus diadakan untuk menetapkan
derajat kebenaran dari kecocokan (compatibility). Memonitor pelaksanaan
percobaan akan memberikan informasi, seperti level sinyal relatif (relative signal
levels), untuk membantu analisa dari sistem persepsi pengguna.
Suatu bantuan untuk penunjukan baru (new assignment) Monitoring data
dari area penunjukan yang diajukan (proposed assignment) akan tidak ter ternilai
dalam pengidentifikasian frekuensi yang lebih sesuai dengan tujuan para caloncalon penerima ijin (licensee), yang dalam segala kemungkinan akan ikut berbagi
(sharing) dengan pengguna yang telah ada.
Suatu bantuan untuk mengembangkan metoda analisa yang lebih baik
Pengumpulan monitoring data adalah mahal dan walaupun sebagai alat yang
sangat bernilai, penggunaannya untuk semua assignments tidak praktis. Areaarea dari negara dimana hanya sedikit pemakaian radio spektrum sudah cukup
hanya dilayani oleh modeling berdasarkan data lisensi. Monitoring data yang
dikumpulkan di daerah yang lebih sibuk dapat dibandingkan dengan level yang
diprediksi oleh metoda analitik dan dari hasil yang digunakan untuk
mengidentifikasi data lisensi yang dicurugai dan menyempurnakan metoda
sehingga sesuai dengan gambaran keseluruhan. Dengan cara ini kemampuan
aplikasi dari metoda tersebut dapat ditingkatkan dan monitoringnya lebih baik
ditargetkan ke area-area yang lebih membutuhkan bantuan.
Suatu bantuan untuk meng-kategorisasikan effek-effek propagasi yang
abnormal Band-band VHF dan UHF tidak kebal terhadap effek propagasi
abnormal. Area-area yang mempunyai tekanan atmosfir tinggi diatas air yang
memisahkan dua negara dapat menaikkan ducting (saluran-channel). Areaarea yang tidak biasanya mempunyai ionisasi tinggi di ionosphere juga bias
menyebabkan efek propagasi abnormal, misalnya, Propagasi sporadic E.
Hasilnya ialah campur tangan (gangguan/interferensi) dari pelayanan jauh
biasanya dianggap terlalu jauh untuk menjamin usaha-usaha maksimal dalam
koordinasi. Effek-effek ini biasanya adalah transisional dan sementara data
statistiknya tersedia hanya dengan monitoringlah implikaasi-implikasi pada
pelayanan tertentu dapat dinilai. Bisa saja bahwa hanya sedikit pelayanan yang
terpengaruh oleh sedikit pemancar jauh. Pengobatan yang wajar adalah data

spesifik kasus dan data monitoring yang akan membantu pengidentifikasian


penyebab masalah-masalah.
Suatu bantuan kepada kerjasama internasional Monitoring berguna untuk
mendapatkan informasi tehnis untuk dilibatkan (incorporate) dalam proses
internasional demikian juga dalam kegiatan-kegiatan bilateral atau multi-lateral,
misalnya, propagasi HF untuk stasiun pemancar .

4.39 Peralatan yang khas


Fasilitas monitoring yang dipilih oleh tiap administrasi/kantor bias bervariasi
dan bab yang singkat hanya dapat mencoba memberi garis besar (outline) fasilitas
penting yang menarik bagi Manajer Spektrum (Spektrum Manager). Fasilitas ini bias
berupa tidak bergerak atau bergerak (fixed or mobile). Fasiklitas bergerak mungkin
lebih hemat, khususnya untuk band dengan frekuensi tinggi. Buku The Handbook
on Spektrum Monitoring mendiskusikan fasilitas-fasilitas ini dengan lebih rinci.
4.39.1 Fasilitas di bawah 30 MHz
Sifat dari propagasi dibawah 30 MHz adalah sedemikian rupa sehingga
administrasi hanya membutuhkan satu atau dua fasilitas statis untuk melayani
kebutuhannya. Peralatan kunci untuk fasilitas demikian adalah;

penerima HF untuk mengukur frekuensi dan kelas dari emisi. Hal ini secara
tipikal akan dijalankan dari clock yang stabil atau frekuemsi rujukan (reference
frequency) dan akan berisikan variasi dari fasilitas demodulasi untuk dapat
menentukan sifat dari signal dengan cara audible dan tehnis.

Penerima kekuatan lapangan dan antena kalibrasi

Pencari arah HF untuk mengidentifikasi arah dari tibanya signal-signal radio.

Penganalisa spektrum untuk memeriksa (check) karakteristik dari signal-signal


individual dan juga mencatat pemakaian (occupancy) band dari frekuensi
tersebut.
Sistem yang dapat dibawa bias berguna untuk mengatasi masalah-masalah

local gangguan/interferensi EMC. Persyaratan kunci dalam hal ini adalah penerima
dan antenna yang terkalibrasi (calibrated receiver and antenna). Untuk pengukuran
kekuatan lapangan (field strength) dan penganalisa spektrum (spektrum analyzer).

Fasilitas mobile (bergerak) ini bias menjadi bagian dari fungsi manajemen spektrum
keseluruhan atau bagian dari unit penegakan peraturan (enforcement) (enforcement
unit).
4.39.2 Fasilitas di atas 30 MHZ
Pemilihan sumber-sumber monitoring yang dibutuhkan dalam band frekuensi
ini tergantung pada lingkup propagasi dan tujuan dari pengeterapan monitoring.
Lingkup propagasi adalah tergantung pada tingginya antenna, hambatan-hambatan
seperti bukit dan bangunan diperkotaan. Secara tipikal hal ini hanya sekitar sepuluh
kilometeran.
Tujuan dari monitoring dapat dibagi dalam tiga kategori:

observasi local dari pengukuran untuk periode terbatas, biasanya untuk maksud
yang sangat spesifik seperti penegakan peraturan (enforcement)

pengukuran yang dipusatkan pada area yang populasinya padat untuk


mendapatkan statistik pemakaian dan (occupancy) dan penggunaan (usage).

Obervasi yang diperpanjang atau hampir permanen dalam suatu area yang luas
untuk statistik penmakaian spektrum secara umum dan keputusan-keputusan
manjemen spektrum terkait.
Kebanyakan peralatan monitoring yang beroperasi diatas 30 MHz didisain

untuk dapat dibawa-bawa (mobile). System mobile yang tipikal digunakan untuk
menemukan arah atau pemakaian spektrum dan analisis dari statistik yang
berkaitan. Penerima scanning cepat dibutuhkan bersamaan dengan Pengawasan
yang cocok dan fasilitas logging data. Volume dari data yang dikumpulkan
tergantung pada level dari pemakaian (occupancy) dari band dan tipe dari data yang
terkumpul. Tipikal 8 jam sehari di daerah yang padat meliputi 250 saluran, tiap
saluran memonitor secara otomatis dalam 1-2 detik interval frekuensi pencatatan
(atau jumlah saluran), level signal, dan waktu dari memulai dari tiap scan akan
memproduksi 5 samapi 8 Mbyte dari data per-hari. Scvanning dan pengukuran pada
rate ini menyatakan batas dari tehnologi penerima yang ada dan tersedia. Level dari
kemutakhiran (sophistication) dan biaya tergantung pada jumlah saluran yang diliput
(cover) dalam suatu pemakaian, level pemakaian yang diharapkan (expected), dan
rate dari sampling yang diharapkan pada setiap saluran.

Karena area-area pelayanan pada saluran yang berbeda tumpang-tindih


(overlap), biasanya tidak praktis memonitor kedua base transmit dan mobile
transmit yang dipunyai hanya oleh base station tersebut. Konsekuensinya, level dari
pemakaian (occupancy) dari kedua band base transmit dan mobile transmit diukur
secara statistik. Dengan pengertian bahwa area liputan dari fasilitas monitoribng
adalah proporsional dengan pelayanan pengguna yang tipikal, maka hasilnya akan
secara langsung dapat dibandingkan

dengan pemakaian (occupancies) yang

terterima (perceived) oleh pengguna yang sebenarnya.


Sistem yang bisa dibawa (mobile) bias juga mempunyai penemu arah,
peralatan pencatat suara, dan penganalisa spektrum. Peralatyan seperti ini dapat
juga digunakan untuk memonitor fixed links (jaringan tetap), termasuk trunked
systems (sistem trunk). Fasilitas ini bias juga mempunyai penemu arah, peralatan
pencatat suara, dan penganalisa spektrum tergantung pada tugas yang dibutuhkan.
Fasilitas-fasilitas untuk memonitor jaringan tetap dan system multiplexed bias juga
dibawa karena level dari occupancy dari jaringan multi-saluran (multi-channel links)
adalah sebuah valid quest (pencarian yang valid) untuk pelayanan monitoring.
Sistem yang bias dibawa 9mobile) dapat ditinggalkan di area yang diminati
untuk waktu/periode yang lama (mingguan atau lebih). Data dapat disimpan di
tempat monitoring (monitoring site) atau dipindah dari area terpencil melalui
konneksi modem telepon sementara. Dalam beberepa kasus, fasilitas tetap (fixed)
terpencil dapat dibanguin untuk memenuhi kebutuhan monitoring jangka panjang.
Jika beberepa area mempunyai penggunaan yang padat secara local, mungkin akan
lebih efektif untuk membangun suatu fasilitas monitoring terpencil yang tetap
(permanent). Ini mungkin dapat lebih diperluas untuk meliput sebagian terbesar dari
negara.
Fasilitas mobile akan mempunyai penerima yang umumnya meliput
(scanning)

band

yang

relevan,

mencatat

data

occupancy

kedalam

komputer/kontroller local, dengan saluran yang terdedikasi (dedicated) atau dial-up


ke pusat Pengawasan. Fasilitas-fasil;itas dapat juga diadakan untuk demodulasi ke
penemuan saluran dan arah tergantung pada kemauan administrasi. Pusat
pengontrol dapat mencari untuk mengidentifikasi transmissi dan memvalidasinya
dengan file (arsip) nasional, dengan kemampuan mengarah ke sumber-sumber
mobile (bergerak) ke area tertentu yang diminati. Fasilitas seperti itu, khususnya bila
meliput bagian terbesar negara, akan pelaksanaan yang substansial (substantial

undertaking), membutuhkan perencanaan dan assessmen dari cost benefit. Namun


demikian, banyak negara berkembang yang masuk rute ini untuk mencoba mengPengawasan pemadatan yang bertambah pada bands yang diallokasikan untuk
pelayanan mobile.

BAB 8

4.40 Pendahuluan
Ketika jumlah data besar dan kebutuhan-kebutuhan untuk studi analitik
menjadi kompleks dan bermacam-macam, tehnik-tehnik otomatisasi menjadi suatu
keharusan. Otomatisasi dapat juga meningkatkan pengimplementasian tehnik-tehnik
analisis terbatas dan basis data (data base). Sistem komputer menawarkan cara
untuk menyimpan data dalam bentuk yang siap untuk didapatkan kembali,
memanipulasi data, menghasilkan laporan yang berkaitan dengan data untuk
melaksanakan studi analitis.
Sistem komputer yang cost effective yang memproses data dalam jumlah
yang besar atau melaksanakan studi analitik yang kompleks telah tersedia sejak
beberapa waktu lamanya. Perkembangan tehnologi baru-baru ini telah menurunkan
biaya sistem komputer, meningkatkan kemampuan menghitung dan membuat
aplikasi tehnik komputer untuk manajemen spektrum sebagai pendekatan yang
dapat dilakukan (feasible approach).
Biro Komunikasi radio memeriksa penunjukan (assignment) frekuensi yang
terenana dan menganalisa masalah-masalah gangguan yang potensial, dan dalam
kasus-kasus dengan hasil positif mencatat penetapan (assignment) dalam MIFR
atau meng-up-date rencana. Adalah sangat penting bahwa tiap-tiap administrasi
(kantor) mengupayakan kegiatan-kegiatan yang sama. Khususnya, file data yang
standar dan tehnik analisa perlu tersedia untuk digunakan oleh semua administrasi
(kantor) dalam rangka mendapatkan penggunaan yang effisien dari spektrum radiofrekuensi (radio-frequncy spectrum).

4.41 Aplikasi untuk aktivitas manajemen spektrum.


Tergantung pada ukuran, frekuensi dan kompleksitas dari proses manajemen
spektrum, komputer seharusnya digunakan di sebagian atau seluruh kegiatan
manajemen spektrum nasional. Persyaratan-persyaratan manajemen spektrum
sangat bervariasi dari suatu administrasi ke administrasi lainnya dan afddlah sangat
penting bahwa tiap administrasi mengembangkan data bases dan merekayasa
aplikasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan/persyaratan. Untuk menetukan
persyaratan ini suatu administrasi harus memprtimbangkan kebutuhan nasional
demikian juga perjanjian internasional.
Otomatisasi dapat mendukung bermacam-macam fungsi dari manajemen
spektrum . Fungsi-fungsi tersebut adalah termasuk:

frequency assignments (penetapan frekuensi);

kalkulasi EMC;

penyimpanan dan pemeliharaan master files pemerintah;

pemberian ijin dan biayannya;

perencanaan frekuensi;

koordinasi frekuensi;

pemberitahuan (notification) internasional;

kegiatan monitoring; dan

menyediakan tempat bertanya untuk kedua belah pihak.


Bagian yang sangat penting dari tiap sistem manajemen spektrum adalah

data base dari berbagai macam informasi. Untuk kepentingan aplikasi yang cepat
dan hemat dari otomatisasi manajemewn spektrum maka dianjurkan bahwa suatu
administrasi memasukkan (includes) hanya elemen data, file data, dan data bases
yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan manajemen spektrum. Penting juga
memasukkan daftar dari elemen data yang dibutuhkan untuk koordinatsi
internasional. Untuk kepentingan pengembangan pendekatan umum dalam
mendapatkan (acquisition) data, pemeliharaan dan medapatkan kembali data
tersebut, manajemen spektrum dapat memasukkan kategori-kategori sebagai
berikut:

data alokasi frekuensi

data penetapan frekuensi;

data pemegang ijin;

data karakteristik pertalatan;

biaya-biaya;

data geografikal suatu negara;

data koordinasi frekuensi;

data notifikasi frekuensi; dan,

data monitoring frekuensi.


Jumlah total elemen data yang mendukung kelompok ini adalah agak besar.

Kebutuhan untu banyak elemen data adalah sebagian besarnya dipengaruhi oleh
maksud dan tujuan dari otoritas nasional. Seperti misalnya, jumlah data yang
dibutuhkan untuk mencapai komputasi (penghitungan) EMC yang berarti dan valid
berkembang bersamaan dengan keadaan kemacetan (congestion) dari spektrum.
Mereka saling berkaitan dengan kepadatan (density) dari peralatan komunikasi radio
yang sedang digunakan di suatu negara dan juga dengan infrastruktur di negara
tersebut. Namun demikian, dalam banyak kasus data yang dibutuhkan dapat
dikurangi ke jumlah terbatas dari elemen data dasar (basic data elements). Ini dapat
mengarah ke ratusan lapangan-lapangan dari data (fields of data) untuk semua files
menurut Annex IV dari Buku the Handbook on Spektrum Management dan
Computer-aided Tehniques.
Banyak aktivitas ITU sudah diotomatisasi. Frequency Mangement System
(FMS) dan Space Network System (SNS) dari Biro Komunikasi radio adalah alat
yang telah

dikomputerisasi untuk secretariat untuk digunakan untuk me-proses

pemberitahuan penetapan frekuensi yang dimasukkan oleh administrasi. Sistem ini


juga memelihara the Master Interenational Frequency Register (Daftar master
frekuensi internasional) dari mana IFL disimpulkan (extacted) sebagaimana juga
rencana penetapan frekuensi yang dipelihara oleh Biro tersebut.Data ini tersedia
dalam beberapa format termasuk CD-ROM. Data ini selalu tersedia dalam format
yang khusus untuk keperluan nasional kalau ada pertanyaan atau dalam data base.
Juga yang tersedia dalam bentuk elektronik tiap minggu adalah Mingguan
Komunikasi radio dengan informasi tentang penunjukan (assignments) yang telah
diberitahu (notified) dan tercatat (recorded) dalam disket.

4.42 Komponen-komponen utama


spektrum yang otomatis.

dari

sistem

manajemen

Untuk mengevaluasi aplikasi sistem komputer kedalam situasi manajemen


spektrum yang spesifik, berbagai tipe dari computer hardware and software
(perangkat keras dan ringan komputer) yang ada harus dianalisa. Beberapa
karakteristik dari perangkat keras dan ringan yang tersedia secara ringkas dijelaskan
dalam Appendix 1.
Penggunaannya harus dilekatkan (embedded) dalam struktur dengan batasan
yang jelas dengan fungsi dengan batasan yang jelas dari manajemen spektrum
nasional. Suatu contoh dari suatu sistem manajemen spektrum yang dikomputerisasi
digambarkan pada Gambar 30.
Aliran data harus didefinisikan (harus jelas darimana datangnya data, apa
yang harus dilakukan dengan data tersebut, dan kemana data itu harus dikirimkan).
Struktur dari files data harus didefinisikan sebagaimana dengan catatan dan fields
(lapangan) yang akan disimpan didalamnya. Volume data, frekuensi yang diup-date,
dan prosedur yang meng- up-date harus ditetapkan.
Administrasi yang membutuhkan model-model spektrum yang direkayasa
(engineering spektrum)

harus hati-hati untuk memestikan bahwa data yang

diperlukan untuk menggunakan model ini tersedia dan terpelihara. Disain yang hatihati dari data dan database termasuk metodologi yang ter-update dibutuhkan untuk
menerima output yang dapat digunakan dari modul-modul computerized spektrum
engineering (rekayasa spektrum terkomputerisasi).
Untuk memudahkan pengenalan otomatisasi dalam manejem frekuensi radio,
elemen data yang akan disetujui harus termasuk dalam persetujuan dan pengaturan
masa datang. Oleh karena itu, definisi, format, dan pengkoden (coding) yang
mungkin dari elemen data dasar harus secara internasional disetujui. Format data
juga harus dikoordinasikan dengan Biro Komunikasi radio (lihat Recommendation
ITU-R SM.668). Ini juga berarti bahwa suatu daftar elemen data yang dibutuhkan
tidak bisa final, tapi harus diadaptasikan ke temuan dan kebutuhan baru. Mengikuti
hal tersebut, aplikasi perangkat lunak dapat dikembangkan, tugas ditetapkan, dan
tanggung jawab dijelaskan secara spesifik. Bukan hanya pada saat itusatu set
produk perangkat lunak atau beratdapat diperiksa dan disiapkan untuk perkenalan

dan adaptasi. Dalam proses seleksi ini, ketersediaan dari dukungan pemeliharaan
adalah suatu factor penting. Lebih jauh lagi, staf yang qualified (kualifikasinya cocok)
harus tersedia, terlatih dan tetap dalam bentuk yang benar untuk mencapai
kesinambungan. Ketika semua aksi ini terlengkapi, strategi dan rencana untuk
pengenalan otomatisasi dalam manajemen spektrum nasional dapat dibangun.
Recommendation ITU-R SM.1048 berisi petunjuk disain untuk sistem dasar
manajemen

spektrum

yang

diotomatisasikan

(Basic

Automated

Spektrum

Management System BASMS). Perangkat lunak untuk system ini telah


dikembangkan untuk negara-negara yang sedang berkembang dan sekarang
tersedia dari BDT.

Gambar 30
Diagram blok yang disederhanakan dari sistem manajemen spektrum otomatis
Additional
Data Bases

Main
Data base

Roads
Built-up Areas
Names
coverage)
Population Statistics
Boundaries
Equipment
Monitoring Database

Frequency Database
Terrain Database
(elevation

Results

Working
Database

Input

Modem

Output

Scanner
Printer
CD-ROM
Plotter
Streamer
Mouse
Digitizer

Komunikasi dengan komputer lain


Akses ke Database lainnya
Streamer

and

4.43 Penggunaan komputer mikro (mikrokomputer).


Mikrokomputer dapat melaksanakan banyak fungsi yang dibutuhkan oleh
manajer frekuensi yang secara tradisional dijalankan oleh mainframe yang lebih
besar atau komputer mini.

Sementara komputer dengan mainframe masih

digunakan, mikrokomputer mewakili peralatan dengan biaya murah yang sangat


kuat yang dapat memfasilitasi pemeliharaan file data, memproses data dan analisa
gangguan (interference). Namun demikian, ukuran total dari file data, dalam
beberapa kasus, akan lebih terbatas, membutuhkan perencanaan yang lebih hatihati dari files dan isinya. Pemrosesan file juga akan lebih lambat dalam beberapa
aplikasi.
Hardware (perangkat keras) semacam itu tidak kritis dalam hal penginstalasian, kebutuhan lingkungan, dan pengetahuan pengoperasian. Sebagai
tambahan pada bahasa pemrograman standar, dalam hal pemrosesan dan
kebutuhan penyimpanan data, maka adalah fisibel untuk mendukung paket
perangkat lunak yang lebih maju yang menyediakan fasilitas yang cocok untuk
manajemen dari file data.
Kemampuan yang bertumbuh dari mikrokomputer dan ketersediaannya
secara luas membuat mereka menjadi menarik khususnya untuk aplikasi
manajemen spektrum. Kemajuan yang berkesinambungan membuat penggunaan
mereka lebih efisien dan cost effective (hemat biaya). BASMS didisain untuk satu
mikrokomputer (single microcomputer) sedangkan versi yang lebih maju dari
BASMS akan dirancang untuk jaringan beberapa mikrokomputer.

4.44 Transisi dari sistem manual ke sistem komputerisasi


Perubahan dari manual ke tehnik analisis otomatis mempunyai beberapa
keuntungan dan menjadi suatu keharusan sejalan dengan bahwa data yang
diproses menjadi lebih banyak.
Sebelum memulai transisi ke sistem otomatisasi factor-faktor berikut perrlu
dipertimbangkan;

ada infrastruktur yang harus dianalisa, direncanakan, dan dilaksanakan sebelum


memulai sistem otomatisasi. Beberapa dari langkah-langkah ini dibutuhkan untuk
perencanaan, yaitu;
a). studi dari metoda-metoda yang dapat digunakan untuk mengadaptasikan
prosedur manual yang ada menjadi sistem otomatis.
b). Kemungkinan penerimaan prosedur baru oleh para pengguna.
c). pelatihan dari tenaga inti dari staf yang dispesialisikan untuk melaksanakan
tugas-tugas otomatis.
d). tersedianya biaya untuk prngrmbangan dan aplikasi jangka panjang.
e). tersediannya pemasok komputer yang mapu memberikan dukungan local dan
jangka panjang untuk perangkat keras dan ringan (hardware and software),
dan
f). pertimbangan dari pertukaran (trade-off) dengan memperhatikan level dari
data yang dibutuhkan.
pergantian dari proses manual ke otomatis akan menciptakan tipe masalah baru
periode pertama dari penegembangan sistem dan pengimplementasiannya
mungkin akan mahal. Pengguna harus menyadari bahwa hal itu membutuhkan
waktu sebelum dia dapat menerima semua kebaikan-kebaikan (advantages) dan
keuntungan-keuntungan finasial dari sistem otomatis.

4.45 Kesimpulan
Sejalan dengan kenaikan dari biaya pemeliharaan sistem menajemen
spektrum manual dengan pertumbuhan volume data, jumlah transaksi, dan jumlah
kompleksitas dari operasi analitik, maka penggunaan sistem manajemen spektrum
otomatis menjadi penting. Sistem komputer sekarang tersedia yang mempunyai
kemampuan proses yang diperlukan dan kemampuan penyimpanan data yang
menawarkan performance yang substantial dengan harga yang reasonable (yang
sesuai).
Sejalan

dengan

Recommendation

ITU-SM.1048

sistem

managemen

spektrum otomatis dasar (BASMS) telah dikembangkan bersama-sama dengan BR


dan BDT untuk negara-negara yang sedang berkembang untuk pelayanan radio
besar (major radio service) dan pengguna sendirian (single). Perangkat lunak untuk

sistem ini sekarang tersedia dari BDT. Sistem manajemen spektrum yang maju
(Advanced Spektrum Management System ASMS), berdasarkan persyaratanpersyaratan fungsional dari BASMS, harus dikembangkan untuk memasukkan
fleksibilitas yang meningkat dan fasilitas jaringan dalam lingkungan pengguna yang
banyak (multi-user environment). Pengembangan dari rekommendasi yang baru
menjelaskan ASMS (advanced spektrum management system) telah dimulai oleh
ITU-R Working Party 1A untuk memulai pengembangan sistem tersebut.

Lampiran 1 dari Bab 8


A.1 Hardware (Perangkat Keras)
Power yang dibutuhkan oleh processor didalam sistem manajemen spektrum
ditetapkan oleh beberapa factor; ukuran dan rate dari transaksi yang berhubungan
dengan file data, kompleksitas dan rate dari aplikasi model engineering, dan waktu
respons yang diinginkan untuk melaksanakan prosedure yang ditentukan. Faktor
volume (ukuran dan rate) biasanya ditentukan oleh lokasi geografikal dari
administrasi, ukuran dan status perkembangan dari penggunaan telekomunikasi:
Manajer spektrum harus memutuskan waktu respons yang diperlukan dalam
menyediakan level pelayanan yang memuaskan kepada penggunadan otoritas
administratif. Level pelayanan harus disediakan dalam batas-batas wajar dari
anggaran. Walaupun komputer yang kuat dapat memproses sejumlah data, atau
melaksanakan kalkulasi yang panjang dan kompleksdalam waktu yang singkat,
komputer yang lebih lambat dan agak murah mungkin dapat memproses sejumlah
data yang diinginkan atau melaksanakan kalkulasi yang dibutuhkan dalam batasbatas waktu yang dapat diterima oleh manajer. Waktu proses yang meningkat akan
mengurangi biaya hardware dan software yang berhubungan dengan metoda
penyimpanan/pengaksesan data yang lebih kompleks.
Manajer spektrum mungkin akan dibutuhkan untuk menggunakan (utilize)
sistem komputer yang telah ada yang melaksanakan penggunaan lainnya, atau dia
dapat dibutuhkan untuk mendapatkan (acquire) sistem komputer untuk tugas-tugas
spesifiknya. Untuk contoh yang pertama dia biasanya akan mempunyai akses ke
sistem general-purpose yang besar. Sitim-sistem itu mampu melaksanakan
(performing) processing data skala besar (large-scale) dan memecahkan masalahmasalah engineering yang kompleks. Namun demikian, aplikasi manajemen
frekuensi akan dibutuhkan untuk bersama-sama ada dengan aplikasi lainnya di
dalam sistem komputer. Hal ini dapat menimbulkan kendala-kendala pada
penyimpanan dan waktu kalkulasi yang tersedia. Dimana sistem komputer
dibutuhkan untuk memuaskan
mikrokomputer

menawarkan

hanya fungsi manajemen spektrum, sistem

beberapa

keuntungan

(advantages).

Itu

dapat

didedikasikan ke satu set masalah yang berhubungan dan ditempatkan di lokasi


pengguna-pengguna tertentu dari sistem itu; pengguna dsapat berinteraksi langsung
dengan komputer. Perangkat keras bisa didapatkan dalam jumlah dan tipt yang lebih
kecil dan spesifik dalam rangka memuaskan fungsi manajemen spektrum. Komputer

mini atau mikro tidak membutuhkan lingkungan khusus pengoperasian sehingga


instalasi dapat terjadi di fasilitas kantor biasa dan peralatan dapat dengan mudah
dipelihara. Semua factor-faktor ini mengarah ke biaya over all rendah dan
pendekatan tugas yang efisien (task-efficient approach).
Penggunaan komputer biasanya berkembang dan bertumbuh setelah system
otomatis diimplementasikan. Sistem otomatis biasanya didisain untuk meringankan
masalah-masalah tertentu, dan sering terjadi masalah asal (original problem)
menyembunyikan masalah lainnya. Biaya tambahan untuk memecahkan masalahmasalah baru ini adalah sering kecil dibandingkan dengan keuntungan yang didapat.
Sistem komputer harus didisain untuk mengijinkan perluasan yang disebabkan
otomatisasi dari aplikasi tambahan dan pengakomodaasian pertumbuhan normal
yang diharapkan dari aplikasi yang telah ada. Suatu sistem harus didisain dengan
kapasitas penyimpanan yang berlebih untuk memory utama (main memory) dan
penyimpanan

bantuan

(auxiliary

storage),

dan

menggantikan alat-alat

(devices)

input/output

dengan

dengan

kemampuan

untuk

model-model dengan

kecepatan yang lebih tinggi atau menambah input/output devices tambahan tanpa
pembonghkaran sistem besar (major system overhaul). Jika mungkin, processor
sentral harus diseleksi untuk dapat mengijinkan (allow) peningkatan kemampuan
processor melalui peningkatan (upgrading) sementara kompatibilitas perangkat
lunak tetap terpelihara.
A.1.1 Central Processing Unit dan memori utama.
A.1.1.1 Memori utama (Main Memory)
Jumlah memori utama yang tersedia adalah penting untuk tiga alas an.
Pertama, jumlah dari memori utama menentukan ukuran dari program yang dapat
digunakan. Program ilmiah dan program database bisa membutuhkan jumlah yang
besar dari memori utama. Contohnya, program propagation harus menjadi model
dari propagation modes. Karena setiap mode (cara) membutuhkan kalkulasi yang
kompleks, maka program yang dihasilkan adalah sangat besar. Ketika suatu
program membutuhkan lebih dari memori utama yang tersedia, program tersebut
harus dipartisi (partitioned) dengan cara membagi-baginya menjadi beberapa bagian
yang dibutuhkan untuk kalkulasi tertentu atau operasinya perlu didalam memori
utama. Bagian-bagian lainnya disimpan didalam disk atau bentuk penyimpanan yang
massal (mass storage) lainnya. Ketika tiap bagain (piece) dari program dibutuhkan,

bagian itu akan dibaca dari penyimpanan massal ke dalam memori utama.
Walaupun partisi dapat mengijinkan program besar untuk dimuati (loaded) ke dalam
jumlah kecil dari memori utama, hal itu dapat mempengaruhi waktu yang dibutuhkan
program untuk mengeluarkan hasil. Jumlah yang signifikan dari waktu dibutuhkan
untuk memuat (load) bagian-bagian program yang bervariasi kedalam memori
utama, dan bagian-bagian program harus dimuatkan kembali (re-loaded) setiap kali
mereka digunakan. Ketika bagian program yang harus dimuati sering dipakai, waktu
untuk memuat (re-load) bagian tersebut adalah signifikan, dan waktu total yang
dibutuhkan agar program menggeluarkan hasil adalah meningkat secara signifikan
pula.
Kedua, Jumlah dari memori utama jyga menetapkan ukuran dari sistem
pengoperasian dan program aplikasi. Sistem pengoperasian yang mendukung akses
permintaan

cenderung

sangat

besar.

Ketika

suatu

sistem

pengoperasian

membutuhkan terlalu banyak dari memori utama, program aplikasi tidak akan cocok
untuk masuk kedalam memori tanpa pem-partisi-an(partitioning).
Akhirnya, jumlah dari memori utama menetapkan jumlah pemakai yang dapat
didukung secara simultan (bersamaan). Manajemen spektrum dapat membutuhkan
sistem komputer yang didisain untuk mendukung lebih dari satu pengguna secara
simultan. Dalam sistem multi-pengguna (multi-users) semua pengguna berbagi
(share) memori utama yang sama. Jika memori total yang dibutuhkan oleh semua
program pengguna melebihi memori total yang tersedia, sebagian dari program
pengguna akan disimpan di dalam alat penyimpan massal. Interval yang ditentukan
oleh sitim pengoperasian, program-program di dalam memori utama dipindahkan ke
dalam penyimpanan massal (mass storage), dan program-program di dalam mass
storage dipindahkan ke memori. Walaupun pertukaran tempat (swapping) dari
program-program pengguna antara memori dan mass storage mengijinkan beberapa
pengguna untuk berbagi (to share) sejumlah terbatas dari memori, swapping yang
berlebihan akan mempengaruhi secara berbahaya waktu respons pengguna.
Swapping harus dilakukan oleh sistem pengoperasian, dan hal ini adalah suatu
proses yang lambat. Ketika memori yang tersedia tidak cukup untuk mendukung
sebagian besar dari pengguna, sebagian besar dari sumber-sumber komputer
digunakan untuk menukar (swap) program-program dan sumber-sumber yang cukup
tidak tersedia kepada pengguna.

A.1.1.2 Kecepatan CPU


Kecepatan CPU adalah penting karena hal itu akan menetapkan banyaknya
kalkulasi yang dapat dilakukan dalam periode waktu yang telah ditentukan (fixed
time). Jumlah kalkulasi yang dilakukan menentukan kompleksitas dari masalah yang
dapat dipecahkan/diatasi dan jumlah pengguna yang dapat didukung secara
serentak. Analisa dari masalah manajemen spektrum bisa membutuhkan jumlah
yang significant dari waktu komputer. Misalnya, banyak masalah membutuhkan
penganalisaan topografi dari suatu area yang ditetapkan. Salah satu metoda yang
digunakan

ialah

menganalisa

topografi

sepanjang

radius

sekitar

tempat

tertentu.Assumsi bahwa analisis diadakan pada radius 48 km dari tempat tersebut,


pemisahan maksimum antara tempat-tempat yang dianalisa (points analised) adalah
800 meter, dan jika 180 radials (tempat) dianalisa maka kira-kira 10.000 point harus
dianalisa. Jika hal tersebut membutuhkan 10.000 instruksi untuk menganalisa satu
point, akan dibutuhkan 100.000.000 instruksi untuk menganalisa seluruh masalah.
Satu CPU yang dapat mengeksekusi 2.000.000 instruksi per detik (2 MIPS) dapat
menganalisa masalah kurang dari 1 menit. Suatu CPU yang dapat mengeksekusi
0.5 MIPS membutuhkan lebih dari 3 menit untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Program ilmiah secara normalnya menggunakan angka nyata (real) (atau
point terapung floating points). Dibutuhkan waktu yang secara signifikan agak lama
untuk melaksanakan operasi aritmatik atas angka nyata (real numbers) daripada
melaksanakan operasi yang sama untuk angka keseluruhan (integers). Komputer
yang didisain untuk pemrosesan ilmiah normalnya mempunyai ko-processor point
terapung pilihan (optional floating point co-processor)

atau processor vector

yang secara signifikan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan


operasi aritmatik nyata(real arithmetic operations).

Co-processor atau vector

processor sering manjadi suatu pilihan yang tidak mahal (inexpensive) yang secara
signifikan dapat menambah/meningkatkan jumlah dari program-program ilmiah
secara serentak yang dapat digunakan pada sistem komputer.
Kecepatan CPU juga menentukan jumlah pengguna simultan (simultaneous
users) yang dapat didukung. Secara ideal, setiap pengguna harus dapat melihat
waktu respons yang sama berapapun jumlah pengguna dari sistem tersebut. Dalam
suatu kasus yang sederhana dimana ada dua pengguna yang menggunakan
program yang sama, CPU seharusnya setidak-tidaknya dua kali lebih cepat dari
sekiranya hanya ada satu pengguna. Jika dalam contoh analisis topografik diatas,

jawaban harus disediakan secara serentak/bersamaan kepada tiga pengguna dalam


dua menit, komputer harus mampu melaksanakan 300.000.000 instruksi (3 X
100.000.000) dalam 120 detik, dengan kecepatan yang dibutuhkan dari 2.5 MIPS.
Tiga juta instruksi integer per detik adalah kecepatan processing minimum
yang dapat diterima untuk aplikasi manajemen spektrum. Pada kecepatan ini, sistem
komputer akan mampu mendukung 20 sampai 25 pengguna simultan. Suatu
komputer yang beroperasi pada 6 MIPS harus mampu mendukung setidaknya 30
sampai 35 pengguna dengan menggunakan program yang kompleks.
Dalam kasus mikrokomputer kecepatan jam (clock speed) dalam MHz
biasanya digunakan untuk mengkarakterisasi kecepatan CPU. Processor 486 paling
tidak dengan kecepatan 50 MHz adalah direkomendasikan.
Cara paling baik untuk menetapkan apakah sistem komputer mempunyai
kecepatan memproses yang cukup adalah dengan melakukan uji tolok-ukur
(benchmark test). Pengujian cara ini menetapkan waktu yang dibutuhkan oleh
komputer untuk mnyelesaikan sejumlah tertentu suatu tugas, dan paling akurat bila
tugas, diproses secara akurat, merefleksikan tugas sebenarnya yang akan
dilakukan. Tugas-tugas paket maupun permintaan (batch and demand tasks) harus
di ukur (benchmarked), dan uji tolok ukur (benchmark test) harus menggunakan
beban kerja ayng secara signifikan lebih berat daripada yang diantisipasi
sebenarnya untuk memastikan bahwa ada cukup ruang untuk pertumbuhan).

A.1.1.3 Panjang kata (word length)


Word length menentukan jumlah maksimum dari memori utama yang dapat
secara langsung diaplikasikan addressed), dan ini mempengaruhi keakuratan dari
kalkulasi dan kecepatan prosesor.

Jumlah maksimum dari memori utama yang

dapat diaplikasikan (address) mempengaruhi ukuran program maksimum. Kedua


program ilmiah dan database bisa membutuhkan jumlah yang besar dari memori
utama. Suatu prosesor dengan panjang kata delapan bit (eight-bit word length)
biasanya dapat mengaplikasikan (address) sampai 64.000 eight-bit words. Prosesor
eight-bit dapat membutuhkan dua sampai tiga kata per instruksi. Dengan demikian,
suatu eight-bit processor mungkin dapat menaplikasikan (address) tidak lebih dari
20.000 sampai 30.000 instruksi. Hal ini biasanya tidak cukup untuk kebanyakan
aplikasi manajemen spektrum. Suatu processor dengan 16-bit word length dapat

meng-address dari 32.000 sampai 16.000.000 kata denagn 16-bit tergantung pada
jumlah bits yang digunakan memory addressing. Processor 16-bit dapat
membutuhkan satu atau dua kata per instruksi dan dapat men-address dari 16.000
sampai 8.000.000 instruksi. Processor dengan 32-bit word length, tergantung pada
jumlah bits yang digunakan untuk memory addressing, dapat membutuhkan satu
atau dua kata per instruksi dan dapat meng-address dari 32.000 sampai
4.000.000.000 instruksi. Untuk aplikasi manajemen spektrum, processor 32-bit yang
dapat meng-address paling sedikit 128.000.000 32-bit kata harus dipilih.
Panjang kata juga mempengaruhi keakuratan kalkulasi. Suatu processor
dengan 8-bit word lwngth biasanya tidak bisa melaksanakan aritmatik binary (binary
arithmetic) pada jumlah lebih besar dari 16-bit dalam panjang. Dengan demikian,
prosesor ini hanya dapat memproses angka binary dari 32.000 ke +32.000. Suatu
prosesor dengan 16 bit word length biasanya dapat melaksanakan aritmatik binary
pada angka binary 32-bit. Prosesor ini dapat memproses angka binary dari
2.000.000.000 ke +2.000.000.000. Prosesor dengan 32-bit word length sering dapat
melakukan aritmatik binary pada angka binary 64-bit. Prosesor ini dapat memproses
angka binary dari 9 X 10 pangkat 18 sampai +9 X 10 pangkat 18.

Panjang kata mempengaruhi kecepatan dari prosesor. Kebanyakan dari


instruksi komputer adalah diantara 24 sampai 32 bit dalam ukuran panjang tanpa
mempertimbangkan (regardless) ukuran prosesor kata-katanya. Ini membolehkan
16-bit address dan yang 8 ke 16-bit kode operasi. Suatu processor dengan 8-bit
panjang kata membutuhkan tiga samapai empat akses memori untuk memuat
instruksi yang 24 sampai 32 bit. Suatu processor dengan panjang kata 16 bit dapat
memuat instruksi yang sama dengan dua memori akses, dan suatu processor
dengan 32-bit dapat memuat factor-faktor instruksi dalam menetapkan/menentukan
kecepatan processor; lebih sedikit akses memori yang dibutuhkan maka lebih cepat
processor dapat beroperasi.
A.1.2 Penyimpanan Data Tambahan (Auxilliary Data Storage)
A.1.2.1 Penyimpanan dalam disket (Disk storage) 139
A.1.2.2 Magnetic tape drive 140
A.1.2.3 Hard-Disk (perangkat keras) yang dapat dipindahkan 140

A.1.2.4 CD-ROM 140


A.1.2.5 Floppy disk drives 140
A.1.3 Alat Input/Output
A.1.3.1 Alat Input 140
A.1.3.2 Alat Output 141
A.2 Perangkat lunak 141
A.2.1 Program untuk Tujuan Umum 141
A.2.1.1 Operating system, utility & library programs 141
A.2.1.2 Bahasa program Aplikasi 142
A.2.1.3 Expert System 142
A.2.1.4 Sistem Manajemen Data Base ( DBMS) 142
A.2.2 Program-program Aplikasi Rekayasa (Engineering) 143
A.1.2

Penyimpanan Data Tambahan (Auxiliary Data Storage)

A.1.2.1

Penyimpanan disket (Disk Storage)

Ada tiga factor penting dalam penyediaan penyimpanan disdk tambahan


(auxiliary disk storage). Pertama, harus ada cukup disk storage untuk memuat
database, program, dan menyediakan working storage. Kedua, Penyimpanan disk
harus menyediakan akses cepat ke data, dan ketiga, penyimpan data harus diatur
sedemikian rupa untuk meminimisasi kekacauan penyimpanan disk (disk storage
contention). Ukuran total dari database yang dikombinasikan dan kebutuhankebutuhan lain saat ini maupun masa depan dapat digunakan untuk mengestimasi
jumlah penyimpanan disk yang dibutuhkan.
Kebanyakan aplikasi komputer membutuhkan perpindahan data antara
penyimpanan disk dan memori utama (between disk storage and main memory).
Dalam kebanyakan kasus, setiap kali suatu program dipakai, program tersebut harus
dipindahkan dari penyimpanan disk ke memory utama. Dalam sistim multi-user,
aplikasi pengguna sering dipindahkan dari main memory dan disimpan dalam
penyimpanan disk untuk menyediakan waktu prosessor kepada pengguna lainnya.
Untuk menemukan dan membaca informasi dari disk membutuhkan waktu
yang signifikan. Sistim multi-user memanfaatkan penundaan (delay) ini untuk
menyediakan waktu prosessor untuk pengguna lainnya.

Dalam sistim yang

keseimbangannya baik, tidak ada waktu terluang (idle time), dan tidak ada pengguna
yang mengalami suatu penundaan (delay) yang dirasakan selama menunggu.

Waktu yang dibutuhkan untuk menemukan suatu informasi dalam disk disebut
waktu akses (access time). Ketika waktu akses terlalu lama maka waktu terluang
(idle time) dari prosessor yang berlebihan bias terjadi karena tidak cukup waktu kerja
untuk membuat prosessor sibuk (busy) selama pengaksesan disk. Waktu akses disk
yang tipikal seharusnya adalah kurang dari 15 milliseconds (milli detik).
Disk tunggal biasanya dapat mendukung hanya satu aktivitas pada satu
kesempatan (at a time) dan sistim komputer multi-user dengan disk tunggal mungkin
menjadi tidak efisien. Sistim multi-user tergantung dari memlihara sejumlah aktivitas
yang bersamaan. Disk tunggal hanya bisa melakukan satu akses disk pada satu
waktu (at a time). Dalam sistim multi-user, disk tunggal bisa menjadi seperti
bottleneck (jalan keluar menyempit seperti leher botol). Bottleneck ini terjadi
karena para pengguna memperbanyak permintaan untuk informasi dari disk lebih
cepat daripada bisanya informasi tersebut diproses. Hal ini dapat dilegakan
(relieved) dengan menambah jumlah tersedianya disk drives dan mendistribusikan
informasi tersebut untuk diproses di semua disk. Ketika ada lebih dari satu disk,
informasi yang dibutuhkan oleh pengguna yang berbeda-beda dapat dimasukkan
dalam disk yang berbeda-beda. Disk drive berfungsi decara independen, dan
permintaan-permintaan pengguna dapat diproses secara bersamaan. Kemungkinan
(probability) bahwa informasi yang dibutuhkan oleh pengguna yang berbeda-beda
dimasukkan dalam disk yang berbeda-beda meningkat sebanding dengan jumlah
disk drive yang meningkat pula.
Biasanya, semua disk drives ditempatkan pada saluran tunggal (single
channel). Channel tersebut melayani sebagai jalur (path) antara prosesor dengan
disk drive. Karena waktu yang dibutuhkan untuk mengakses informasi dari dalam
disk jauh lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan (transfer)
informasi dari disk ke main memory, enam sampai delapan disk drives secara
normal/sewajarnya dapat berbagi satu saluran (channel) tanpa penundaan (delay)
yang berlebihan yang terjadi karena sibuknya channel. Namun demikian, ketika disk
channel digunakan secara penuh (heavily used), penundaan bisa terjadi.
Penundaan ini bisa dikurangi dengan menyediakan akses dual-channel ke disk.
Akses dual-channel menyediakan dua jalur (path) ke disk. Prosesor dapat
menentukan ketika channel primer sibuk dan mengganti permintaan secara otomatis
ke channel sekunder.

Penurunan dalam biaya dari main memory telah mengarahkan ke


solusi lainnya atas masalah-masalah akses disk. Data yang dibaca dari disk
disimpan di dalam memori khusus yang disebut cache memory. Sebelum
membaca data dari disk drive, cache memory diperiksa untuk menentukan apakah
data yang dibutuhkan sudah ada dalam cache memory; jika data tersebut sudah ada
dalam cache memory, data tersebut dibaca dari memory dan akses disk tidak
dibutuhkan. Ketika kecepatan memori secara signifikan lebih cepat dari kecepatan
disk data dapat diambil (retrieved) dari cache memory secara signifikan lebih cepat
daripada diambil dari disk drive. Dalam beberapa sistim cache memory dimasukkan
sebagai bagian dari kontroler disk drive dan bukan sebagai bagian dari memori
utama CPU (main memory). Pada sitim lainnya, bagian dari CPU mainmmemory
adalah dialokasikan untuk cache memory dari disk. Secara umum sistim yang
memasukkan cache memory sebagai kontroller disk (disk controller) adalah lebih
efektif daripada sisitm yang menggunakan bagian dari memori utama untuk disk
cache memory.
A.1.2.2 Drive pita magnetic (Magnetic Tape Drive)
Drive pita magnetic dapat ditambahkan ke sistim. Walaupun trek 6250/1600
BPI 9 (track) masih metode yang paling universal untuk memindahkan (transferring)
data antara sistim-sitim komputer yang berbeda, beberapa tipe yang lainnya dari
drive pita menjadi lebih diterima (accepted). Kemungkinan besar bahwa drive pita
reel-to-reel trek 9 akan digantikan secara penuh oleh drive pita cartridge trek 18 atau
trek 36 (18 or 36 track cartridge tapes drives) di masa yang akan datang yang
tidak lama lagi. Cartridge tape drives mempunyai dua keuntungan: (1) suatu tape
cartridge mempunyai kapasitas yang lebih besar daripada tape reel, dan (2) tape
cartridges lebih mudah diurus (handle). Cartridge loader (pemuat cartridge)
mengijinkan/memungkinkan 10 cartridge untuk dipasang pada tape drive tunggal.
Tape drive dapat secara otomatis memilih dari satu dari antara 10 cartridege
tersebut. Perpusatakaan cartridge memberikan satu atau dua akses tape drives ke
sejumlah taidak terbatas dari tape cartridge. Pemuat cartridge dan perpusatakaan
cartridge secara signifikan menurunkan waktu yang dibutuhkan untuk mengakses
tape cartridge dan sicara signifikan menurunkan jumlah operator komputer yang
dibutuhkan dengan membuat tersedianya pre-mounted cartridge.

Di masa yang akan dating Digital Auidio Tape (DAT) drives akan
menyediakan mikrokomputer dengan kapasitas penyimpanan yang besar. Suatu
DAT cartridge mampu menyimpan data sebanyak 8 gigabytes.
A.1.2.3

Hard disk yang dapat dipindahkan (removeable)

Suatu hard disk yang dapat dipindahkan menyediakan back-up yang lebih
cepat daripada tape streamers. Hard disk tersebut dapat digunakan untuk
memindahkan (transfer) data dalam jumlah yang besar dari satu komputer ke yang
lainnya. Kapasitas disknya adalah sekitar 100 MB dan lebih.

A.1.2.4. CD-ROM
Media CD-ROM adalah device (alat berkapasitas tinggi (sekitar 600
megabytes) yang memungkinkan akses acak (random access). Alat khusus
dibutuhkan untuk menciptakan copy pendahuluan (initial copy) (a master). Copies
dapat dibuat dari master dengan baiaya murah tergantung dari jumlah copies yang
dibutuhkan. Proses ini membuat medium ini cocok untuk pendistribusian dalam
jumlah besar dari copies suatu files data yang besar seperti misalnya Master
Register. Individual copies adalah kecil, ringan, dan mudah di-handle, disimpan dan
dikirimkan.
A.1.2.5. Floppy disk drives
Floppy disks (MS-DOS formatted, 5 1.2 MB; 3 1.44 MB dan 20 MB)
menyediakan medium yang efektif untuk mengganti suatu program dan file data dari
yang kecil ke yang ukurannya moderat (rata-rata).
Tehnologi untuk penyimpanan data berubah dengan cepat dan tehnik penyimpanan
data yang baru mungkin sudah tersedia di masa dating.
A.1.3. Input/output Devices (Alat input/output)
A.1.3.1. Input Devices
Ada alat-alat (devices) input yang ada pada sistim komputer yang tipikal;
-

keyboard;

satu mouse yang dapat diposisikan di suatu permukaan yang rata untuk
menyediakan input ke daqlam sistim komputer. Mouse tersebut bisa digunakan
untuk menggambar atau membuat suatu diagram atau dapat digunakan untuk
memilih opsi program khusus ketika menjalankan suatu program;

suatu digitizer digunakan untuk meng-input data ke sistim komputer sebagai


suatu seri dari titik-titik dalam suatu matrix.. Digitizers berguna dalam
merepresentasikan gambar atau kurva sebagai suatu set/kumpulan dari titik-titik
yang terpisah-pisah;

modem dapat digunakan untuk menerima data dari suatu terminal atau sistim
komputer lainnya melalui saluran telepon;

kartu adaptor jaringan (network adapter card) dapat digunakan untuk menerima
data dari terminal atau komputer lainnya melalui saluran telepon atau dalam
suatu LAN; dan,

image scanner telah menjadi suatu periperal komputer yang berguna yang
dapat digunakan untuk membaca gambar, teks, dan peta langsung dari kertas
dokumen.

A.1.3.2. Output Devices


Output devices berikut adalah biasanya bagian dari sitim komputer;
-

multi-color displays;

modem dapat digunakan untuk mengirim data ke terminal atau sistim komputer
lainnya melalui saluran telepon;

kartu adaptor jaringan dapat digunakan untuk mengirimkan data ke terminal atau
komputer lainnya melalui saluran telepon.atau dalam suatu LAN.;

multi-color plotter tersedia yang dapat mereproduksi graphic displays; dan,

printers.
Sistim mikrokomputer biasanya menggunakan pencetak karakter (character

printer) untuk mereproduksi daftar atau laporan. Ada tiga tipe printer yang berbeda
yang tersedia. Dot matrix printer menghasilkan tiap karakter dengan cara mencetak
sekelompok atau titik-titik yang terspasi dengan rapat. Kualitas karakter yang
dihasilkan tergantung dari junlah titik-titik (dots) yang digunakan dalam membentuk
suatu karakter dan spasi di antara dots. Suatu dot matrix printer yang mampu
mencetak paling tidak 180 karakter per detik dalam draft text mode sebaiknya dipilih.

Suatu dot matrix printer biasanya digunakan untuk mencetak dengan cepat suatu
dokumen dengan kualitas draft. Beberapa dot matrix printer juga dapat
menghasilkan lebih baik dari dokumen kualitas draft pada kecepatan yang lebih
rendah.
Printer dengan kualitas surat (letter quality printer) biasanya menghasilkan
tiap karakter dengan cara memukul (strike) suatu image dari suatu karakter. Oleh
karena itu suatu letter quality printer adalah sama dengan mesin ketik standar dan
memproduksi karakter yang mempunyai kualitas yang sama dengan mesin ketik.
Letter quality printer biasanya lebih lambat daripada dot matrix printer dan digunakan
ketika printer kualiat tinggi yang mampu mencetak paling tidak 100 karakter per-detik
sebaiknya dipilih.
Laser dan ink-jet printers bukanlah dot matrix printers yang menggunakan
karakter yang berkualitas sangat tinggi. Ada laser printer yang tersedia yang dapat
mencetak 8 halaman per menit dan harganya hampir sama dengan letter quality
printer.
Adalah diinginkan bahwa semua printer mampu mencetak paling tidak 80
karakter per per saluran (line).
A.2

Perangkat Lunak (Software)


Urut-urutan dari instruksi yang diikuti oleh komputer dalam melaksanakan

tugas spesifik disebut program. Suatu koleksi yang terintegrasi dari suatu program
yang melaksanakan suatu aktivitas spesifik disebut system. Program dan system
dikelaskan sebagai suatu sistim operasi atau pelaksana sistim (operating or execute
system) jika maksud primernya adalah untuk meng-kontrol proses kerja yang
dilakukan oleh komputer. Programs dan systems dikelaskan sebagai sistim aplikasi
(application system) jika maksud primernya adalah untuk memproses data
pengguna dan menghasilkan suatu output yang spesifik yang dibutuhkan oleh
pengguna. Instruksi komputer, seperti operating system, utility routines, dan library
routines, dan application programming systems disebut perangkat lunak (software).
Suatu program aplikasi yang menyediakan akses ke dan manjemen dari suatu
koleksi data yang terorganisir disebut data base management system (DBMS).
Secara umum, software juga mengikutkan operating manuals dan dokumentasi
lainnya, pelatihan pengguna dan rincian pelayanan peralatan (equipment servicing
details).

A.2.1 Program dengan tujuan umum (General Purpose Programs)


A.2.1.1. Sistim operasi, program utilisasi dan perpustakaan (Operating system,
utility and library programs)
Sistim operasi adalah suatu koleksi yang terintegrasi dari program-program
yang mengatur sumber-sumber komputer. Operasi ini menerima spesifikasi dari
suatu pekerjaan yang harus dilakukan, mengalokasikan sumber-sumber untuk
mendapatkan efisiensi dari suatu sumber dan waktu dari suatu perangkat keras
(hardware resources) dan melaksanakan tugas-tugasnya. Utility and library
routines adalah program-program yang melaksanakan operasi yang umum dan
jelas (common and well-defined). Program-program tersebut bisa melakukan hal-hal
seperti mentransfer files dari memori utama (main memory) ke penyimpanan
tambahan (auxiliary storage) dan sebaliknya, memelihara indeks dari files dalam
catatan, melaksanakan penghitungan seperti inversi matrixdan evaluasi dari fungsi
matematis, dan sebagainya. Utility routines biasanya berurusan secara spesifik
dengan beberrapa aspek dari suatu perangkat keras dari suatu sistim (seperti suatu
rutin yang meng-copy suatu file data dari suatu alat ke alat lainnya) sementara
library routines mengliputi suatu fungsi atau operasi yang mungkin diinkorporasikan
ke dalam suatu program yang dibuat untuk aplikasi pengguna yang berbeda (seperti
rutin yang menghasilkan (generate) nomor acak). Semuanya secara tipikal disuplai
oelh manufaktur perangkat keras (hardware manufacture).
Operating Systems dan graphical user interfaces berikut adalah dianggap
yang paling penting: untuk mikrokomputer MS-DOS, OS-2, MS-WINDOWS, NTWINDOWS, dan untuk komputer yang lebih besar UNIX, X-WINDOWS, VMS, NTR
WINDOWS.
A.2.1.2

Bahasa-bahasa

program

aplikasi

(Application

Programming

Languages)
Program aplikasi adalah suatu rutin yang dikembangkan oleh, atau, untuk,
pengguna komputer untuk melaksdanakan suatu fungsi spesifik atau mengatasi
masalah tertentu mengenai oganisasi pengguna. Sistem program aplikasi adalah
kombinasi

dari

bahasa-bahasa

yang

memprogram

dan

program-program

penterjemah (programming languages and translating programs). Bahasa dimana


program program dituliskan oleh pengguna dikenal sebagai source language

(bahasa sumber/asal), bahasa kemana mesin menterjemahkan program disebut


sebagai object language (bahasa tujuan).
Pada level tertinggi dari bahasa ada yang berorientasi prosedur, berorientasi
tujuan (object), atau bahasa aplikasi. Bahasa-bahasa ini merefleksikan kurang dari
karakter dari bahasa mesin dan lebih kepada karakter bahasa yang diucapkan atau
dari algorithms yang terjadi dalam disiplin yang bervariasi. Bahasa tersebut
diterjemahkan ke bahasa mesin oleh compiler atau interpreter; satu instruksi dalam
bahasa yang berorientasi prosedur disa diterjemahkan ke dalam banyak instruksi
bahasa mesin. Bahasa seperti itu adalah yang berorientasi pengguna dan
distandarisasi dan adalah mungkin bahwa program yang tertulis dalam bahasa level
tertinggi bisa ditransfer di antara komputer yang berbeda-beda. Bahasaa-bahasa
yang lebih mungkin akan ditemui dalam aplikasi manajemen spektrum adalah
FORTRAN, COBOL, BASIC, PASCAL dan C.
FORmula TRANslation (FORTRAN) adalah bahasa-bahasa ilmiah yang
secara luas digunakan. Hal itu meliputi provisi (provision) untuk matematik bilangan
pecahan (floating point mathematics), dan fungsi-fungsi transcendental. Telah
direkomendassikan bahwa FORTRAN sebaiknya digunakan untuk program aplikasi
manajemen spectrum.
Bahasa yang berorientasi bisnis umum (Common Business Oriented
Language COBOL) digunakan secara luas dalam pekerjaan dengan data finansial
dan

operasi

pemeliharaan

catatan

(record-keeping

operation).

COBOL

melaksanakan secara konvenien operasi file-handling dan operasi-operasi atas


data-data alphanumeric. Unit prosedural dasar adalah kalimat.
Bahasa kode instruksi simbolik serbaguna pemula

(The Beginners All-

purpose Symbolic Instruction Code BASIC) adalah mudah untuk digunakan oleh
para pemula, dan versi mikrokomputer dari bahasa ini telah menjadi sangat canggih
(sophisticated).
PASCAL dan C adalah bahasa-bahasa lebel tinggi kuat lainnya yang tersedia
untuk mikrokomputer. Ini adalah bahasa-bahasa yang terstruktur dan mengijinkan
banyak fungsi-funsi matematik, dan juga definisi dari struktur data rumit yang
spesifik.
Bahasa-bahasa yang berorientasi object generasi ketiga yang baru, seperti
C++ atau Borland Pascal adalah tersedia dan dapat digunakan dalam beberapa
aplikasi.

A.1.2.1.3 Sistim ahli (Expert Systems)


Suatu kelas dari program komputer yang disebut expert systems dapat
digunakan untuk membungkus (encapsulate) keahlian, penilaian, dan rules of
thumb yang digunakan oleh para mnanusia-manusia ahli untuk memecahkan
masalah. Tidak seperti sistim komputer convensional, expert systems menyimpan
keahlian sebagai file data dan bukan sebagai program hard-coded yang dapat
dijalankan (hard-coded executable programs). System experts secara tipikal
menbanyakan kepada pengguna untuk menetukan fakta tentang suatu kasus dan
mencari melalui database pengetahuan untuk mengidentifikasi solusi yang
memuaskan

fakta-fakta

user-provided.

Expert

systems

tersebut

biasanya

mempunyai kemampuan untuk menjelaskan dalam bahasa manusia alasan-alasan


untuk kesimpulan-kesimpulan tertentu.
A.2.1.4. Sistem Manajemen Data Base (Data Base Management Systems DBMS)
Sistim manajemen data

serbaguna dimaksudkan untuk pengguna dalam

liputan luas. Keuntungan-keuntungan dari program-program serbaguna terletak


secara prinsipil pada biaya rendah dan fleksibilitasnya. Namun demikian, programprogram serbaguna ini dapat menimbulkan kerugian-kerugian signifikan

untuk

manager frekuensi. Seperti pembatasan-pembatasan dari;


-

jumlah dan ukuran dari catatan (records)

waktu pelaksanaan yang berlebihan; dan,

persyaratan-persyaratan untuk program tambahan untuk mendukung aplikasi


manajemen spectrum menurunkan efisiensi dari sistim.
Sistim semacam itu juga menimbulkan limitasi tehnis dan fungsionsl pada

manager spektrum. Misalnya, sangat sulit memilih catatan berdasarkan jaraknya dari
lokasi yang dituju. Fungsi ini yang sering digunakan oleh manajer frekuensi, bisa
menjadi sulit atau tidak mungkin (impossible) untuk didapatkan di dalam DBMS
serbaguna, sehingga level keterampilan tinggi (high-level skills) dibutuhkan dari
pengguna-pengguna dalam beberapa aplikasi.
Sebagai alternatif, program manajemen data baseyang didisain secara
spesifik untuk manajemen spektrum menjadi tersedia. DBMS manajemen spektrum
ini mengatasi banyak batasan-batasan di dalam sistim serbaguna. Semntara mereka

lebih mahal daripada program serbaguna karena pasar yang jauh lebih terbatas,
mereka

menawarkan

kepada

manajer

spekktrum

peningkatan

kemudahan

penggunaan, mengurangi persyaratan-persyaratan pelatihan dan start-up, proses


yang lebih cepat, dan hasil yang diformat untuk memenuhi kebutuhan penting
manajemen spectrum. Program-program ini menggunakan secara intensif fitur
(features) dari mikrokomputer dan menyediakan kemampuan yang dapat melampaui
mesin-mesin yang lebih besar. Fitur manajemen spectrum seperti range-selection
termasuk. Penghematan biaya dari biaya personel yang berkurang, pengurangan
pelatihan, dan kemudahan penggunaan oleh manajer spektrum professional dan staf
pendukung akan sering memnggunakan program-program itu secara sangat hemat
(cost effective).
Selain itu adalah sangat cocok untuk administrasi untuk mengembangkan
sistim data base mereka sendiri untuk maksud-maksud manajemen spectrum
nasional.
A.2.2 Program aplikasi rekayasa (Engineering Application Programs)
Seksi ini merujuk

ke daftar dari program yang dijelaskan dalam ITU-BR

Catalogue of Software for Radio Spectrum Management. Program-program ini bisa


didapatkan dari Biro Radiokomunikasi (Radiocommunication Bureau).
Katag ini berisikan deskripsi dari program untuk aplikasi mikrokomputer,
program untuk aplikasi komputer skala besar dan untuk aplikasi komputer DEC.

ITU-R Recommendation dan teks lainnya.


Catatan: Dalam setiap kasus edisi teakhir dari dari Rcommendation harus
digunakan.
Recommendation ITU-R SM.668 Ground wave propagation curves untuk frekuensi
di antara 10 kHz dan 30 MHz.
Recommendation ITU-R SM.1048 mendisain pedoman (guidelines) untuk sistim
manajemen spektrum otomatis dasar (basic automated spectrum management
systems BASMS)
ITU-BR Catalogue of Software for Radio Spectrum Management, August 1994,
Geneva.

Anda mungkin juga menyukai