Teknologi ini merupakan transisi setelah teknologi 2.5G dan sebelum menginjak ke teknologi 3G. Teknologi ini menawarkan kapasitas
transmisi data yang lebih besar. Di era ini pula, mulai dikenal layanan data berbasis EDGE(Enhanced Data for Global Evolution). Di era ini,
kecepatan akses data mencapai 236.8 kbps.
3G
Teknologi ini pertama kali diperkenalkan di Jepang tahun 2001. Teknologi ini menawarkan kapasitas transmisi data yang lebih, sehingga
dapat digunakan pada video conference, akses internet berkecepatan tinggi, download lagu/video, hingga streaming audio video. Di era ini
pula, kecepatan akses data mencapai 384 Kbps 2 Mbps.
3.5G
Teknologi ini merupakan transisi menuju ke teknologi 3G. Di era ini, kecepatan akses data mencapai 14 Mbps (DOWNLOAD) dan 5.8 Mbps
(UPLOAD). Teknologi transfer data yang dipakai adalah HSPA+ (High Speed Packet Access).
4G
4G yang digadang gadang 500 kali lebih cepat daripada CDMA2000 dapat memberikan kecepatan hingga 1Gbps jika anda di rumah atau
100Mbps ketika anda bepergian. Bayangkan dengan kecepatan super itu anda dapat dengan mudah mendowload film dengan kualitas HD.
Dan dalam waktu yang singkat tentu saja. untuk mendownload film berkapasitas 6GB saja hanya diperlukan waktu 6 Menit. Luar biasa
.mari kita tunggu kedatangan teknologi yang super cepat ini. selain itu ini adalah salahsatu solusi yang paling efektif untuk jaringan internet
dipedasaan karena lebih baik menanam 1 menara 4G untuk ber mil-mil jauhnya, daripada dengan menyelimuti sawah-sawah dengan kabel
fiber
optik.
4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: fourth-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada
pengembangan teknologi telepon seluler. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE
(Institute
of
Electrical
and
Electronics
Engineers)
adalah
"3G
and
beyond".
Teknologi 4G adalah istilah serapan dari bahasa Inggris: fourth-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan untuk menjelaskan
pengembangan
teknologi
telepon
seluler.
Sistem 4G akan dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan arus multimedia dapat sampai kepada
pengguna kapan saja dan dimana saja, pada rata-rata data lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Belum ada definisi formal untuk 4G.
Bagaimanapun, terdapat beberapa pendapat yang ditujukan untuk 4G, yakni: 4G akan merupakan sistem berbasis IP terintegrasi penuh.
Ini akan dicapai setelah teknologi kabel dan nirkabel dapat dikonversikan dan mampu menghasilkan kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik
baik dalam maupun luar ruang dengan kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G akan menawarkan segala jenis layanan dengan harga
yang terjangkau. Setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet
telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP).
Semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah
dengan radio yang di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular. Integrasi voice
dan data dalam channel yang sama. Integrasi voice dan data aplikasi SIP-enabled.
Teknologi
4G
di
Indonesia
Secara sederhana, dapat diartikan bahwa teknologi 1G adalah telepon analog / PSTN yang menggunakan seluler. Sementara teknologi
2G, 2.5G, dan 3G merupakan ISDN. Indonesia pada saat ini sebenarnya baru saja memasuki dan memulai tahap 3.5G atau yang biasa
disebut sebagai HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) yang mampu memberikan kecepatan akses hingga 3.6 Mb/s (termasuk
koneksi pita lebar (broadband connection)). Berkaitan dengan teknologi 4G, SIP adalah protokol inti dalam internet telephony[1] yang
merupakan
evolusi
terkini
dari
Voice
over
Internet
Protocol
maupun
Telephony
over
Internet
Protocol.
Teknologi tersebut banyak di perdebatkan oleh operator, pemerintah dan DPR belakangan ini. Tidak lama lagi internet telephony akan
menjadi tulang punggung utama infrastruktur telekomunikasi. Teknologi internet telephony memungkinkan pembangun infrastruktur
telekomunikasi rakyat secara swadaya masyarakat (tanpa Bank Dunia, IMF maupun ADB) bahkan mungkin tanpa kontrol pemerintah sama
sekali.
Dengan teknologi SIP dalam 4G, nomor telepon PSTN hanyalah sebagian kecil dari identifikasi telepon. Bagian besarnya akan dilakukan
menggunakan URL. Kita tidak lagi perlu bergantung pada nomor telepon yang dikendalikan oleh pemerintah untuk berkomunikasi via
internet-telepon. Infrastruktr internet telephony memungkinkan kita untuk menyelenggarakan sendiri banyak hal tanpa tergantung lisensi
pemerintah
dan
tidak
melanggar
hukum.
Teknologi 4G juga akan menyebabkan kemunduran bagi teknologi Internet Network (IN) yang saat ini merupakan infrastruktur
telekomunikasi yang digunakan berbagai provider. Hal tersebut disebabkan terbukanya jalur arus bawah yang dapat didownload dan
diakses
gratis
dari
internet.
WiMAX 16.d, atau sering disebut WiMAX nomadic dengan mobilitas terbatas hingga kecepatan 70 Mbps.
WiMAX 16.e, merupakan WiMAX mobile dengan mobilitas tinggi hingga kecepatan 144Mbps.
WiMAX 16.m, WiMAX mobile dengan mobilitas tinggi hingga kecepatan 1Gbps.
Sitra WiMAX merupakan operator 4G pertama yang meluncurkan layanan 4G Wireless Broadband di Indonesia. Sitra WiMAX adalah
bagian dari Lippo Group dan merek dagang terbaru dari PT. Firstmedia Tbk. Sitra WiMAX akan melayani 4G Wireless Broadband pertama
di Indonesia di daerah terpadat dan sekaligus memiliki hak izin BWA termahal yaitu di coverage Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi,
Propinsi Banten, Sumatera Utara, dan Propinsi NAD.
Mengenal
Berbagai
Macam
Teknologi
4G
Jaringan akses generasi ke-3 (3G) seperti WCDMA dan cdma2000 memiliki struktur jaringan yang kompleks dan perlu melibatkan banyak
protokol untuk meng-cover seluruh sistemnya. Oleh sebab itu, jaringan akses generasi ke-4 (4G) diharapkan memiliki struktur yang lebih
sederhana yang seluruhnya berbasis pada internet protocol (all-IP). Dengan berbasis pada IP, seluruh lalu lintas paket dalam jaringan
akses
dan
jaringan
backbone
adalah
seragam,
tanpa
perlu
mengkonversikan
satu
protokol
ke
protokol
lainnya.
Sebagian besar jaringan 3G pada dasarnya dibangun di atas jaringan selular circuit-switched, dimana mereka memiliki gerbang (gateways)
sendiri untuk menterjemahkan paket-paket IP dari jaringan backbone. Jaringan 3G juga mempunyai protokol dan interface sendiri-sendiri
dalam berkomunikasi sesamanya. Ini menjadi masalah tersendiri dalam hal interoperability. Oleh sebab itu, untuk mengatasi berbagai
masalah ini, jaringan 4G dirancang sebagai sebuah jaringan all-IP yang berbasis packet switched seperti halnya jaringan backbone
berbasis
IP
seperti
intranet
(LAN,
WLAN)
dan
internet.
Dalam rancangan pengembangannya, jaringan 4G mempunyai 2 visi yang berbeda. Pertama adalah jaringan 4G yang Revolusioner (4GR), dimana dikembangkan sebuah sistem yang inovatif. Yang kedua adalah yang bervisi Evolusioner (4G-E), dimana jaringan 4G disini
mempunyai kemampuan interworking dengan sistem-sistem jaringan yang telah ada. Model interworking akan mengintegrasikan jaringanjaringan selular, jaringan nirkabel metropolitan (wireless metropolitan area networks - WMANs), jaringan nirkabel lokal (local wireless local
area networks -WLANs), dan jaringan nirkable personal (wireless personal area networks - WPANs). Model interworking ini meng-cover
skenario jaringan masa depan yang terintegrasi dimana setiap orang dapat mengakses jaringan kapan saja (anytime), dari mana saja
(anywhere),
4G-R
dan
dengan
cara
apa
saja
(anyway).
WLAN IEEE 802.11 adalah sistem yang telah mencapai throughput sampai dengan 54Mbps akan tetapi masih terbatas pada area layanan
yang hanya mencapai beberapa ratus meter saja (200 300 meter). Dilain pihak, jaringan selular saat ini (seperti cdma2000 1x EV-DO)
dapat mengcover layanan sejauh beberapa kilometer, akan tetapi throughput sel nya hanya mencapai 2Mbps. Berdasarkan hal ini, adalah
sangat esensial untuk mengembangkan sistem yang inovatif yang memiliki throughput yang tinggi dan jangkauan layanan yang
lebar.
Sistem baru 4G yang inovatif ini menggunakan teknik-teknik yang berbeda dari pendahulunya, seperti penggunaan orthogonal frequency
division multiplexing/multiple access (OFDM/OFDMA) dan antenna dengan sistem multiple input multiple output (MIMO). Untuk mendukung
berbagai kondisi, seperti mobilitas pengguna, baik yang bergerak dengan kecepatan tinggi (mobile) atau pun yang berkecepatan rendah
(nomadic), jenis trafik (data atau suara), atau batasan cakupan (cellcentre/boundary), maka dikembangkanlah teknik-teknik yang
mengkombinasikan
beberapa
akses
jamak
(hybrid
multiple
access).
Kandidat teknologi 4G-R yang paling kuat adalah teknologi jaringan yang berbasis pada standard IEEE 802.16 dan ETSI/HIPERMAN, yang
dikenal dengan jaringan WiMAX. Standar jaringan ini terus dikembangkan, dari yang paling awal 802.16 yang hanya mendukung topologi
akses point-to-multipoint line of sight (PMP - LOS), 802.16d yang mendukung topologi mesh non line of sight (mesh-NLOS), 802.16e yang
mendukung mobilitas, hingga yang terakhir yang masih berjalan, 802.16j yang mendukung relay bergerak multi hop (multihop mobile relayMMR) dan 802.16m advance air interface yang memungkinkan rate data 100Mb/s untuk aplikasi bergerak (mobile application) dan 1Gb/s
untuk aplikasi tetap (fixed application) sesuai dengan persyaratan IMT-Advanced. Pengembangan jaringan 4G inovatif ini, terutama dalam
lapisan
Medium
Acces
Control
(MAC
layer
L2)
dan
lapisan
fisik
(PHY
layer
L1).
4G-E
Berbeda dengan teknologi 4G-R, teknologi yang di usung oleh 4G-E merupakan pengembangan teknologi berbasis 3G Universal Mobile
Telecommunication System (UMTS) yang telah diimplementasikan oleh the Third Generation Partnership Project (3GPP) dan dikenal
dengan nama 3GPP Long Term Evolution (LTE). LTE diperkenalkan sebagai standard 3GPP Release 8. Pada awalnya pengembangannya,
LTE dinyatakan sebagai bentuk peningkatan teknologi 3G atau pre-4G karena hanya merupakan pengembangan dari UMTS. Selain itu
dengan spesifikasi peak rates 100 Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink, LTE jelas tidak memenuhi kriteri teknologi 4G yang
ditetapkan
ITU-IMT
Advanced.
Menyikapi hal tersebut, dalam workshop yang diadakan di China bulan April 2008, 3GPP/3GPP2 berkomitmen untuk meningkatkan
spesifikasi LTE untuk memenuhi kriteria 4G. Peningkatan spesifikasi ini dikenal dengan LTE-Advanced (LTE-A). Selain memenuhi peak
rates 1 Gbps, peningkatan spesifikasi juga dilakukan pada elemen Radio Access Network (RAN) dan Radio Access Control (RAC) untuk
meningkatkan performance jaringan. Standard resmi LTE-A ditetapkan dalam 3GPP Release 10, dan diharapkan akan diluncurkan pada
kuartal
ketiga
2010.
Sementara standard air interface untuk teknologi 4G-R masih terus dalam pengembangan, demikian juga halnya untuk standard
compliances dan conformances melalui WiMAX forum. Dilain pihak peluang 4G-E sangat terbuka untuk dipasarkan, terutama oleh operator
incumbent, melalui pre-4G LTE atau paling tidak dengan mengimplementasikan standard 3GPP Release 5 dan Release 6 yang dikenal
dengan
IMS
nama
IP
Multimedia
Subystem
(IMS).
Standard IP-Media Subsystem (IMS) dapat menjembatani sekaligus mengkonvergensikan berbagai teknologi jaringan, sehingga operator
incumbent dengan teknologi GSM/GPRS/EDGE, UMTS/3G, maupun tradisional PSTN dapat untuk bermigrasi dan memberikan layanan 4G
dengan interoperability antar sistem yang terjamin. Arsitektur umum IMS dapat dilihat pada gambar berikut :
ini
diadopsi
sepenuhnya
oleh
badan
standard
ETSI
menjadi
ETSI/TISPAN.
Dari sini dapat kita lihat, bagaimana 2 badan standard telekomunikasi yang paling berpengaruh di dunia saling berkompetisi untuk
pengembangan
teknologi
4G.
IEEE
pada
4G-R
di
satu
pihak
dan
ETSI
pada
4G-E
di
pihak
lainnya.
Dari sisi pengguna, IMS memungkinkan layanan komunikasi person-to-person dan person-to-content dengan berbagai mode komunikasi,
meliputi
suara,
teks,
gambar
dan
video,
atau
kombinasinya,
dengan
cara
yang
sangat
personal
dan
terkontrol.
Dari sisi operator, IMS memberikan satu kemajuan penting pada konsep arsitektur layering dengan mendefinisikan sebuah arsitektur
horizontal, dimana service enablers dan common functions dapat di gunakan ulang untuk berbagai aplikasi. Ini sebuah terobosan yang luar
biasa pada konsep layering untuk komunikasi data. Arsitektur horizontal dalam IMS juga menspesifikasikan interoperability dan
kemampuan roaming, selain itu juga menyediakan bearer control, pentarifan (charging) dan keamanan (security). Dan yang paling utama,
ia dapat diintegrasikan dengan jaringan suara dan data eksisting dengan mengadopsi berbagai keuntungan dari domain IT.
Dengan kemampuan yang ditawarkannya, IMS menjadi jembatan untuk konvergensi jaringan bergerak dan jaringan tak bergerak (fixedmobile convergence FMC). Dengan alasan inilah IMS dapat menjadi solusi bagi operator jaringan bergerak maupun tak bergerak untuk
mengembangkan bisnis multimedianya dan menyajikan layanan bernilai tambah (value added services VAS). Integrasi dari berbagai
media yang berbeda membuka peluang untuk menyediakan layanan komunikasi yang lebih kaya dari pada layanan yang telah tersedia saat
ini.
Meskipun mereduksi penggunaan jaringan circuit switched bukanlah tujuan IMS, dengan mungkinnya layanan suara lewat packet switched,
banyak fihak yang meramalkan bahwa tereduksinya layanan circuit switched tinggal menunggu waktu saja. Akan tetapi dengan
kemampuan interworking dengan jaringan circuit switched PSTN dan PLMN, setidaknya ini memperpanjang umur jaringan circuit switched.
Wink
Dengan perangkat-perangkat yang sepenuhnya berbasis software, menjadikan peluang besar sekaligus tantangan bagi kita untuk
mengembangkan IMS sebagai salah satu produk telekomunikasi nasional.
5G
Dan, tanpa secara optimal menikmati teknologi 3G dan 4G, di seberang jalan orang-orang sudah mulai membicarakan teknologi 5G! Anda
merasa gila dibuatnya membayangkan seperti apa wujud ponsel di masa teknologi 5G. Karena Anda paham paradigma teknologi ada
kemampuan reduksi wujud fisik, lamunan Anda terbawa ke masa depan. Saat itu seorang eksekutif muda yang hendak masuk ke mobilnya
bergumam seolah bicara dengan orang lain melalui alat komunikasi. Anda sadari bentuk ponselnya tidak digenggam, tetapi di pergelangan
tangan layaknya jam tangan! Di telinganya terselip handsfree berteknologi Bluetooth. Untuk menghubungi seseorang ia cukup bergumam
pelan mengucapkan nama orang yang hendak dihubungi. Demikian juga untuk mengirimkan pesan teks dan multimedia. Tapi yang lalu
Anda lihat terdapat seutas kabel menjulur dari ponsel tersebut ke arah benda mirip koper kerja yang ia genggam di tangan kirinya. Akhirnya
Anda
sadar
sepenuhnya
koper
kerja
tersebut
ternyata
sebuah
baterai!
Inti dari kisah ini sebenarnya imajinasi dan pemikiran kreatif yang hendaknya membawa pada inovasi teknologi ponsel di masa depan yang
lebih canggih. Karena batas teknologi adalah imajinasi dan mimpi. Sesuatu yang dianggap tidak mungkin saat ini karena tidak penjelasan
logis tasnya. Awalnya adalah imajinasi yang tanpa sadar dan tidak sadar membawa kita pada kehadirannya yang nyata. Bukankah
imajinasi dan keinginan menjadi terdahulu sebelum kita merasakan yang sesungguhnya? Hal ini mengingatkan saya pada ucapan Albert
Einsten. Ia katakan imagination is more important than knowledge. Ah, baiklah saya ingin berujar- berimajinasi, Halo, bisa saya bicara
dengan teknologi 5G?
Sejak pertumbuhan teknologi informasi yang kian pesat, dari berbagai pihak penyedia layanan ataupun penyedia alat telekomunikasi juga
mengalami persaingan yang semakin ketat. Hal ini bisa di perhatikan dengan begitu banyak bermunculan berbagai bentuk produk/ layanan
untuk memuaskan pengguna jasa telekomunikasi.