Eksplorasi EM
Eksplorasi EM
EKSPLORASI
ELEKTROMAGNETIK
Disusun Oleh:
Agung Mahesya Hakim
Alwi Karya Sasmita
Asri Wulandari
Bagus Hardiyansyah
Christian Sibuea
Fitri Wahyuningsih
Hardeka Pameramba
Lia Tri Khairum
Syamsul Maarif
Wilayan Pratama
Fernando Sialagan
kata pengantar
Buku ini membahas tentang metoda-metoda yang mnggunakan sinyal
elektromagnetik dalam pengukurannya. Ekplorasi Elektromagnetik merupakan salah satu metoda ekplorasi yang banyak dimanfaatkan saat ini untuk
mencari berbagai bahan tambang yang dapat diekplorasi. Metoda eksplorasi
elektromagnetik ini terbagi dalam beberapa metoda yaitu seperti metoda GPR,
metoda VLF, metoda CSAMT dan juga metoda MT. Metoda elektromagnetik
ini selain digunakan untuk ekplorasi mineral dan bahan tambang, juga dapat
digunakan untuk ekplorasi panas bumi atau Geothermal. Diharapkan buku ini
dapat memberikan tambahan wawasan tentang metoda ekplorasi elektromagnetik dan dapat memudahkan dalam memahami metoda ekplorasi elektromagnetik. Buku ini dilengakapi dengan gambar dan grafik untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku ini.
Kami menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami mengharapkan sumbangan pikiran dan saran bagi perbaikan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca.
Bandarlampung, 11 Juli 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PERSAMAAN MAXWELL................................................... 4
BAB II. METODE GEORADAR
I.
Pendahuluan........................................................................ 29
II.
Peralatan GPR..................................................................... 37
III.
Akuisisi GPR....................................................................... 39
IV.
Pengolahan dan Interpretasi Data GPR............................... 42
V.
Aplikasi Metode GPR......................................................... 46
BAB III. METODE VERY LOW FREQUENCY (VLF)
I.
Pendahuluan........................................................................ 50
II.
Peralatan Metode VLF........................................................ 53
III.
Akuisisi VLF....................................................................... 55
IV.
Pengolahan dan Interpretasi Data VLF............................... 56
V.
Aplikasi Metode VLF......................................................... 60
BAB IV. METODE MAGNETOTELURIK
I.
Pendahuluan........................................................................ 63
II.
Peralatan Metode Magnetotelurik....................................... 72
III.
Akuisisi Magnetotelurik...................................................... 73
IV.
Pengolahan dan Interpretasi Data MT................................. 76
V.
Aplikasi Metode Magnetotelurik........................................ 82
BAB V. METODE CSAMT
I.
Pendahuluan........................................................................ 85
II.
Peralatan Metode Magnetotelurik....................................... 88
III.
Akuisisi Magnetotelurik...................................................... 89
IV.
Pengolahan dan Interpretasi Data MT................................. 92
V.
Aplikasi Metode Magnetotelurik........................................ 95
DAFTAR PUSTAKA
Ekplorasi Elektromagnetik
Persamaan Maxwell
Persamaan Maxwell terdiri dari empat persamaan antara lain hukum Gauss
untuk listrik (persamaan nomor 1), hukum Gauss untuk magnet (persamaan
nomor 2), hokum Ampere dipermumum (persamaan nomor 3), dan hokum
Faraday (persamaan nomor 4) yang kesemuanya dapat dituliskan sebagai
berikut:
Persamaan Maxwell
Maxwell mensintesis empat persamaan tersebut dan membuat sebuah hipotesis yang cukup nyleneh pada masa itu yaitu bahwa medan listrik dan medan
magnet dapat merambat melalui ruang dalam bentuk gelombang. Hipotesis
Maxwell ini didasarkan pada sifat simetris alam dimana jika peerubahan medan magnet dapat menghasilkan medan listrik, persamaan nomor 4, maka hal
sebaliknya juga seharusnya dapat terjadi yaitu perubahan medan listrik dapat menghasilkan medan magnet. Karena keterbatasan alat eksperimen pada
saat itu, hipotesis Maxwell belum dapat diklarifikasi dengan eksperimen. Hal
ini dikarenakan medan magnet yang dihasilkan oleh perubahan medan listrik
memiliki orde yang sangat kecil, seperti yang akan kita lihat nanti. Baru setelah tahun 1887, Heinrich Rudolf Hertz melakukan percobaan untuk mengklarifikasi prediksi Maxwell.
Hertz menggunakan rangkaian listrik LC seperti yang telah kita pelajari
pada Bab 11. Alat yang digunakan untuk melakukan percobaan terdiri dari
dua bagian yaitu pemancar dan penerima. Diagram skema percobaan Hertz
dapat dilihat pada Gambar 11.1.
Ekplorasi Elektromagnetik
Persamaan Maxwell
yang ia buat karena Maxwell telah meninggal satu tahun sebelum penemuan
Hertz. Maxwell meninggal dalam usia yang cukup muda, 47 tahun dengan
meninggalkan seorang istri, Kathrine Mary, dan seekor anjing kesayangannya.
Gelombang Elektromagnetik
Hasil eksperimen yang dilakukan oleh Hertz telah memberikan bukti yang
kuat bahwa medan listrik dan medan magnet dapat merambat melalui ruang
dalambentuk gelombang. Dihasilkannya percikan pada rangkaian (2) juga
membuktikan bahwa medan listrik dan medan magnet tersebut mentrasmisikan sejumlah energi dan momentum. Dari persamaan Maxwell nomor (3) dan
(4), kita dapat menarik kesimpulan bahwa medan magnet dan medan listrik
kedua-duanya bergantung waktu dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Keadaan semacam itu disebut dengan medan listrik dan medan magnet terkopel.
Namun, bagaimana mekanisme terbentuknya gelombang elektromagnetik
tersebut? Apa logika yang mendasari sehingga Maxwell membuat hipotesis
bahwa medan listrik dan medan magnet merambat pada ruang dalam bentuk
gelombang? Ilustrasi sederhana berikut ini diharapkan dapat membantu dalam
memahami mekanisme terbentuknya gelombang elektromagnetik yang dihasilkan dari medan listrik dan medan magnet. Perhatikan sebuah kawat lurus
yang diberi arus listrik. Kawat diletakkan sejajar dengan sumbu x. Arus listrik
dialirkan pada kawat tersebut sehingga medan magnet B dihasilkan pada kawat dimana arah medan magnet tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan aturan tangan kanan. Jika arus listrik yang diberikan pada kawat berubahubah terhadap waktu maka medan magnet yang dihasilkan juga berubah.
Berdasarkan konsep Faraday, perubahan medan magnet menghasilkan perubahan fluks magnet pada sembarang area, pada Gambar 11.2 dipilih area
Ekplorasi Elektromagnetik
A1. Pemilihan area ini sebenarnya bisa dimana saja dan bentuknya bisa bermacam-macam. Perubahan fluks magnet tersebut menginduksi GGL induksi
pada luas area A1 dimana GGL tersebut berkaitan dengan medan listrik yang
dihasilkan pada luasan A1, lihat kembali pembahasan pada Bab 9. Dengan
menggunakan hukum Lenz, kita dapat mengetahu bahwa medan listrik yang
dihasilkan oleh perubahan fluks magnetik tersebut adalah sejajar dengan arah
arus listrik.
Gambar 11.2a Medan listrik dan medan magnet terkopel yang dihasilkan
oleh kawat berarus listrik I.
Perhatikan sekali lagi bahwa jika arus listrik yang mengalir pada kawat
berubah-ubah maka medan magnet yang dihasilkan juga berubah. Jika arus
listrik semakin lama semakin besar maka medan magnet juga semakin lama
semakin besar. Akibatnya fluks magnetik yang menembus luasan A1 juga semakin besar. Perubahan fluks magnetik ini menghasilkan GGL induksi pada
loop A1 sehingga pada loop tersebut dihasilkkan medan listrik. Karena fluks
magnetik selalu berubah-ubah maka medan listrik yang dihasilkan juga
berubah-ubah. Perubahan medan listrik ini menghasilkan medan magnet
Persamaan Maxwell
lainnya pada loop A1, perhatikan area yang ditandai dengan garis putus-putus
berwarna pada Gambar 11.2a.
Medan listrik pada area tersebut menghasilkan medan magnet seperti tampak pada Gambar 11.2b berikut ini:
Gambar 11.2b Medan magnet B yang dihasilkan oleh perubahan medan listrik E.
Ekplorasi Elektromagnetik
10
Persamaan Maxwell
oleh arus sumber berbentuk silinder dengan vektor normal permukaan sejajar
sumbu x. Jadi, dari sudut pandang persamaan Maxwell nomor (3), kita dapat menyatakan bahwa arus listrik perpindahan menghasilkan medan magnet
pada arah z dimana medan magnet tersebut akan menghasilkan GGL induksi
dan dengan demikian sama juga menghasilkan medan listrik, demikian seterusnya.
Pola rambatan yang terbentuk adalah silinder, menyerupai bentuk medan
magnet sumber yang dihasilkan oleh arus listrik pada kawat. Medan magnet
selalu tegak lurus terhadap arah rambat arus listrik sumber. Karena vector
bidang area A1 An selalu sejajar dengan arah rambat arus pada kawat maka
medan listrik pada bidang tersebut selalu tegak lurus terhadap medan magnet.
Walaupun pada
proses yang berlangsung pada area A1 An tidak dibutuhkan adanya perubahan arus listrik namun medan magnet yang dihasilkan mula-mula berasal
dari perubahan arus listrik pada kawat dan dengan demikian pola tersebut
bergantung pada arus sumber. Untuk menghasilkan perubahan arus listrik
diperlukan muatan pembawa arus yang bergerak dengan kecepatan berubahubah, dengan kata lain agar terjadi perubahan arus listrik maka muatan pembawa arus listrik tersebut harus mengalami percepatan. Demikianlah logika
sederhana yang dapat digunakan untuk merasionalkan hipotesis terbentuknya
gelombang elektromagnetik. Hipotesis Maxwell yang telah dikonfirmasi oleh
Hertz melalui eksperimennya ternyata tidak melanggar asas ilmiah ketika diuji secara teoretik.
Pada sub bab berikutnya kita akan melanjutkan analisis terhadap gelombang eketromagnetik terkait pola rambatan, ekspresi matematis dan dinamika
energetiknya. 11 2 Gelombang Datar Elektromagnetik Kita telah membahas mengenai gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh kawat tunggal. Gelombang yang terbentuk memiliki konfigurasi silindris yang secara
teknis agak sulit untuk dibayangkan, apalagi dianalisis secara matematis. Ber-
11
Ekplorasi Elektromagnetik
ikut ini kita akan menggunakan model gelombang datar untuk menjelaskan
pola rambatan gelombang elektromagnetik. Untuk menghasilkan gelombang
elektromagnetik datar dibutuhkan arus listrik berbentuk bidang. Arus listrik
semacam ini dapat dibuat dengan cara menyusun banyak kawat dalam formasi
sejajar, seperti terlihat pada Gambar 11.3.
Gambar 11.3 Arus listrik bidang yang dibentuk dari kawatkawat yang disusun secara sejajar.Arus listrik mengalir sejajar dengan sumbu (x).
Medan magnet yang dihasilkan setiap kawat, dilihat pada bidang xy daerah
z (+), adalah sejajar dengan sumbu y (+). Jika kawat berada pada jarak yang
sangat dekat satu sama lain maka medan magnet yang dihasilkan akan mengalami superposisi, lihat kembali pembahasan tentang medan magnet pada
kawat lurus Bab 1.
Seperti kita ketahui bahwa medan magnet yang dihasilkan kawat berbentuk silinder sehingga superposisi yang terjadi antara medan magnet yang satu
dengan yang lain adalah superposisi medan magnet yang berbentuk silinder.
Karena kawat berada pada jarak yang sangat dekat satu dengan yang lainnya
maka superposisi tersebut dapat dianggap sebagai bidang yang mengnadung
medan magnet dimana arah medan magnet tersebut adalah sejajar dengan
sumbu y (+), seperti terlihat pada Gambar 11.5.
12
Persamaan Maxwell
13
Ekplorasi Elektromagnetik
netik merambat sepanjang sumbu z, dengan kata lain sejajar dengan bidang
xy dimana arus listrik berada. Arus listrik dibuat sedemikian rupa sehingga
berosilasi dan menghasilkan perubahan arus listrik. Osilasi arus listrik terjadi
pada, tentu saja, sumbu x. Dalam ilustrasi yang lebih eksplisit, gelombang
datar ini dapat kita gambar sebagai berikut:
14
Persamaan Maxwell
Sebuah loop digunakan sebagai media untuk menerapkan persamaan Ampere dan Faraday. Persamaan nomor (3) dan (4) merupakan fundamen dari
gelombang elektromagnetik. Kita akan melihat bagaimana gelombang elektromagnetik dari sudut pandang persamaan Maxwell. Ambil satu segmen
muatan yang berosilasi sepanjang sumbu x. Keadaan tersebut dapat diliustrasikan seperti tampak pada Gambar 11.6. Loop memiliki panjang 2b sedangkan
lebar (tinggi) dz. Kontribusi pada arah z dapat diabaikan karena dalam batas
tertentu segmen dz ini dapat diabaikan. Dengan menerapkan hukum Ampere
kita peroleh:
15
Ekplorasi Elektromagnetik
Ruas kiri pada persamaan (119) sama dengan ruas kiri pada persamaan
(1110), urutan turunan tidak menjadi persoalan. Dari haril tersebut dapat kita
simpulkan bahwa:
Untuk komponen persamaan pada sumbu y dapat diturunkan dengan logika yang sama. Persamaan (1111) tidak lain adalah persamaan gelombang,
lihat kembali pembahasan Bab Gelombang Mekanik. Solusi dari persamaan
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
16
Persamaan Maxwell
Dengan mendefinisikan
17
Ekplorasi Elektromagnetik
sebagai amplitude medan magnet B0 maka hasil akhirnya dari penurunan persamaan di atas dapat dituliskan sebagai:
Yang mana memiliki bentuk yang sama dengan persamaan (1114). Kita
telah mempelajari mengenai gelombang pada Bab Gelombang. Persamaan
gelombang secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut:
Dimana
v
menyatakan
cepat
rambat
gelombang.
Menilik pada persamaan (1111) dan (1114), kecepatan gelombang
baik untuk komponen medan listrk dan medan magnet adalah:
Ini tidak lain adalah kecepatan cahaya. Hal yang sangat mengejutkan pada
18
Persamaan Maxwell
saat itu adalah bahwa ternyata fenomena cahaya dapat dijelaskan melalui
teori listrikmagnet. Hal ini benar-benar mencengangkan. Apa yang berikutnya
muncul adalah pertanyaan mengenai apa sebenarnya hakikat cahaya. Namun
sebelum kita beranjak ke pertanyaan tersebut, masih ada sesuatu lagi yang
perlu kita ketahui. Kecepatan cahaya c dapat diturunkan dari konstanta permisivitas dan permeabilitas ruang hampa. Definisi kecepatan cahaya adalah:
19
Ekplorasi Elektromagnetik
Dengan melakukan sekelumit modifikasi kita dapat menyatakan persamaan (1119) dalam bentuk yang lebih sederhana:
Karena energi gelombang elektromagnetik terdiri dari dua komponen, medan listrik dan medan magnet, maka kita juga dapat menyatakan energi per
satuan volume dalam variabel medan magnet melalui relasi E = cB.
20
Persamaan Maxwell
Atau
Persamaan (1124) adalah persamaan untuk energi per satuan volume pada
gelombang elektromagnetik. Karena bersifat sinusoidal, dalam prakteknya
kadang lebih mudah untuk menyatakan besar energi rata-rata dari gelombang
tersebut. Nilai rata-rata dari persamaan (1124) adalah:
21
Ekplorasi Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik mentrasmisikan energi dalam bentuk rambatan medan listrik dan medan magnet. Rambatan energi ini bergantung pada
koordinat spasial dan waktu. Variabel z pada persamaan (1124) menunjukkan arah rambat gelombang elektromagnetik sedangkan menyatakan frekuensi sudutnya. Ketika gelombang telah bergerak selama waktu dt
maka gelombang tersebut telah menempuh jarak sejauh cdt dan menyapu
luasan sebesar A. Energi total yang dibawa oleh gelombang tersebut, setelah bergerak selama dt tadi, dengan demikian dapat dinyatakan sebagai:
Kita dapat menurunkan berbagai besaran yang terkait energi dari persamaan
tersebut. Energi total yang dijalarkan per detik, atau daya, dapat kita tentukan
sebagai berikut:
Yang mana, p adalah daya (watt), uT adalah eergi persatuan volume selama
waktu dt (J/m3), A menyatakan luas bidang yang disapu oleh gelombang elektormagnetik (m2) dan c adalah cepat rambat cahaya (m/s). Jika medan magnet
yang mengenai suatu luasan kita sebut sebagi fluks magnet maka besarnya
daya yang mengenai luasan tertentu kita sebut sebagai fluks energi atau fluks
daya. Fluks energi disimbolkan dengan huruf S:
22
Persamaan Maxwell
Perhatikan bahwa fluks energi ini memiliki arah kerja yaitu terhadap suatu
bidang tertentu. Jika normal bidang tegak lurus dengan arah kerja daya maka
pada permukaan tersebut, fluks energi akan nol. Dengan demikian S didefinisikan sebagai besaran vektor dan dalam bentuk vektornya besaram S disebut
sebagai pointing vector S.
Karena medan magnet selalu tegak lurus terhadap medan listrik maka hasil
dari persamaan di atas dapat ditulis dengan:
23
Ekplorasi Elektromagnetik
ingga setelah partikel bergerak dengan kecepatan tertentu maka partikel akan
dipengaruhi oleh medan magnet dan geraknya akan dibelokkan sesuai dengan
persamaan (61). Gaya total yang bekerja pada muatan Q dengan demikian
adalah penjumlahan dari gaya oleh medan listrik dan medan magnet, lihat
persamaan (64), dituliskan ulang:
FL adalah gaya Lorentz dan v kecepatan gerak partikel Q. Perhatikan bahwa pada gelombang elektromagnetik medan listrik mengalai osilasi pada nilai
positif dan negative sehingga gaya total yang bekerja pada partikel Q adalh
nol. Namun demikian, gaya yang dikerjakan oleh medan
magnet selalu ada. Jadi, partikel tetap mengalami percepatan gerak. Berdasarkan hukum II Newton, partikel bermuatan yang diberi gaya eksternal
akan mengalami perubahan momentum, lihat kembali pembahasan hokum
Newton. Karena perubahan momentum partikel Q disebabkan oleh gelombang elektromagentik maka gelombang itu sendiri tentu saja memiliki momentum. Mengacu pada konsep fluks energi S, ketika partikel telah bergerak
selama dt maka momentum gelombang elektromagnetik dapat dinyatakan sebagai berikut:
Dari persamaan (1128), kita dapat menurunkan besaran lainnya yaitu tekanan radiasi. Gaya berkaitan dengan perubahan momentum dan berdasarkan
persamaan (1128) perubahan momentum dapat kita nyatakan sebagai:
24
Persamaan Maxwell
11 4 Radiasi Dipol
Partikel yang mengalami percepatan dapat menghasilkan gelombang elektromagnetik. Pada sub bab sebelumnya kita telah menggunakan model partikel
bermuatan pembawa arus listrik yang berosilasi menghasilkan gelombang
bidang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik banyak dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari. Transmisi gambar dan suara pada televisi, juga
handphone, menggunakan gelombang elektromagnetik. Pada percobaan yang
dilakukan Hertz, digunakan dua alat yang berfungsi sebagai pemancar dan
penerima. Tentu saja yang dipancarkan dan diterima adalah gelombang elektromagnetik.
Pada stasiun televisi transmisi gambar dan suara dilakukan denganalat
yang disebut antenna pemancar. Televisi di rumah kita menangkap sinyal
tersebut juga dengan menggunakan antena namun antenna yang digunakan
adalah antena penerima. Gelombang elektromagnetik dipancarkan secara radiasi. Gelombang elektromagnetik tidak membutuhkan kehadiran medium
agar dapat merambat. Pada prakteknya, proses pemancaran dan penerimaan
gelombang elektromagnetik cukup rumit. Pada sub bab ini kita akan membagas radiasi elektromagnetik tersebut dalam bentuknya yang paling sederhana
yaitu pada sistem yang disebut sebagai radiasi dipol. Lihat Gambar 11.8,
sumber tegangan AC digunakan untuk menghasilkan osilasi muatan pada kawat sehingga menghasilkan fluks magnetik yang tersu menerus berubah.
25
Ekplorasi Elektromagnetik
Perubahan fluks magnet menghasilkna medan listrik dan keduanya bergabung membentuk gelombang elektromagnetik yang ditransmisikan. Radiasi
elektromagnetik memancarkan sejumlah energi tertentu. Pada sub bab 113
telah dibahas mengenai energi yang diradiasikan oleh gelombang elektromagnetik. Radiasi dipol berbentuk merupakan radiasi yang berbentuk bola, melingkupi antena pemancar dan penerima. Daya radiasi yang dipancarakan oleh
gelombang elektromagnetik dipol dibedakan menjadi dua yaitu daya radiasi
magnetik dan elektrik.
26
Persamaan Maxwell
Yang mana m0 adalah momen dipol magnet maksimum, m0 = b2I0 dengan b menyatakan radius loop medan magnet dan I0 menyatakan arus listrik maksimum yang digunakan untuk membangkitkan medan magnet. 11
5 Polarisasi Gelombang elektromagnetik dapat dikarakterisasi berdasarkan
komponen medan listrik dan medan magnet yang menyusunnya. Hal tersebut
menjadi lebih mudah lagi dilakukan karena medan listrik dan medan magnet
terkopel satu sama lain artinya jika kita mengetahui salah satu komponen, katakanlah medan listrik, maka kita dapat menentukan komponen lainnya, yaitu
medan magnet. Untuk memahami apa itu polarisasi, kita akan fokus pada
medan listrik dan sebagai simplifikasi maka diasumsikan bahwa gleombang
merambat pada arah z. Persamaan gelombang untuk komponen medan listrik
dapat dituliskan sebagai berikut:
27
Ekplorasi Elektromagnetik
Hal ini berarti bahwa amplitude gelombang pada komponen sumbu x dan y
adalah sama, demikian juga dengan fasenya. Kedua amplitude mencapai nilai
maksimum dan minimum dalam waktu yang sama pula. Keadaan semacam itu
disebut sebagai gelombang terpolarisasi linier. Perhatikan diagram sederhana
pada Gambar 11.9.
28
Ekplorasi Georadar
METODE Georadar
I. Pendahuluan
Geofisikaadalah bagian dariilmu bumiyang mempelajaribumimenggunakan kaidah atau prinsip-prinsipfisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk
mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas
permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di
dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan
kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal. Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami
yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan
gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi. Sedangkan
sumber-sumber yang digunakan dalam pengukuran tersebut diantaranya adalah gelombang elektromagnetik, getaran, sifat kelistrikan, sifat kemagnetan,
dan lain-lain.
Penggunaan sinyal elektromagnetik saat ini sudah banyak digunakan, salah
satu metode yang menggunakan sumber ini yaitu metode Ground Penetrating
Radar (GPR). GPR dapat disebut juga dengan metode refleksi elektromagnetik karena memanfaatkan sifat radiasi elektromagnetik yang memperlihatkan
refleksi separti pada metode gelombang seismik. Dalam makalah akan dibahas mengenai Ground Penetrating Radar (GPR).
29
Ekplorasi Elektromagnetik
A. Pengertian
GPR adalah salah satu metode geofisika yang mempelajari kondisi bawah
permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik yang mempunyai rentang
frekuensi antara 1-1000 MHz dan dapat mendeteksi parameter permitivitas
listrik (), konduktivitas () dan permeabilitas magnetik (). GPR dapat disebut juga dengan metode refleksi elektromagnetik karena memanfaatkan sifat
radiasi elektromagnetik yang memperlihatkan refleksi separti pada metode
gelombang seismik. GPR digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk stratigrafi tanah, studi air tanah, pemetaanfracture bedrockdan penentuan kedalaman dari permukaan air tanah (Annan dan Davis, 1989). Seperti pada sistem
radar pada umumnya, sistem GPR terdiri atas pengirim (trasmiter), antena
yang terhubung ke sumber pulsa, dan penerima (receiver), antena yang terhubung ke unit pengolahan sinyal dan citra. Adapun dalam menentukan tipe
antena yang digunakan, sinyal yang ditransmisikan dan metode pengolahan
sinyal tergantung pada beberapa hal, yaitu:
Jenis objek yang akan dideteksi
Kedalaman Objek, dan
Karakteristik elektrik medium tanah
Dari proses pendeteksian seperti di atas, maka akan didapatkan suatu citra
dari letak dan bentuk objek yang terletak di bawah tanah atau dipermukaan
tanah. Untuk menghasilkan pendeteksian yang baik, suatu sistem GPR harus
memenuhi empat persyaratan sebagai berikut:
1. Kopling radiasi yang efisien ke dalam tanah
2. Penetrasi gelombang elektromagnetik yang efisien
3. Menghasilkan sinyal dengan amplitudo yang besar dari objek yang
dideteksi.
4. Bandwidth yang cukup untuk menghasilkan resolusi yang baik.
30
Ekplorasi Georadar
B. Gelombang Elektromagnetik
Sifat elektromagnetik suatu material bergantung pada komposisi dan kandungan air didalamnya, dimana keduanya merupakan pengaruh utama pada
perambatan kecepatan gelombang radar dan atenuasi gelombang elektromagnetik dalam material. Penggunaan gelombang elektromagnetik dalam ground
penetrating radar didasarkan atas persamaan maxwell yang merupakan perumusan matematis untuk hukum-hukum alam yang melandasi semua fenomena
elektromagnetik. Perumusan tersebut dirumuskan dalam persamaan sebagai
berikut :
31
Ekplorasi Elektromagnetik
tan cahaya (c), konstanta relatif dielektrik (r) dan permeabilitas magnetic
(r = 1 untuk materialnon magnetik). Persamaan kecepatan gelombang EM
dalam suatu medium adalah:
dimana:
c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa (3 x 108 m/s)
r= konstanta dielektrik relatif
r = permeabilitas magnetik relative
P = loss factor, dimana P = / , adalah konduktifitas
= 2f, f adalah frekuensi
= permitifitas dielektrik
f = frekuensi gelombang EM
o = permitifitas ruang bebas (8,854 x 10-12 F/m)
Loss factor menunjukkan sejumlah energi yang hilangpenjalaran (propagasi) muatan atau sinyal karena terjadi penyerpan oleh medium yang dilewati. Energitersebut sebenarnya tidak lenyap tetapi bertransformasi menjadi
suatu bantuk yangberbeda, misalnya dari energiEM menjadi energitermal
(panas) sama halnya seperti yang berlaku pada alat masak oven microwave.
Tetapi terkadang energitersebut tidak berubah bentuk melainkan mengalami
multiphating. Penyebaran geometrik dan penghamburan (scattering) yang
berlebihan, sehingga tidak dapat lagi diobservasi oleh antena.
C. Koefisien Refleksi
Suatu gelombang aan mengalami efek snellius. Dari efek snellius itu dapat dicari suatu koefisien refleksi. Koefesien refleksi (R) didefinisikan sebagai
32
Ekplorasi Georadar
33
Ekplorasi Elektromagnetik
34
Ekplorasi Georadar
E. Atenuasi Gelombang
Dalam perambatannya, amplitudo sinyal akan mengalami pelemahan karena adanya energi yang hilang, sebagai akibat terjadinya refleksi / trasmisi
di tiap batas medium dan terjadi setiap kali gelombang radar melewati batas
antar medium. Faktor kehilangan energi disebabkan oleh perubahan energi
elektromagnetik menjadi panas. Penyebab dasar terjadinya atenuasi merupakan fungsi kompleks dari sifat dielektrik dan sifat listrik medium yang dilewati
oleh sinyal radar. Faktor atenuasi tergantung pada konduktivitas, permitivitas,
dan permeabilitas magnetic medium, dimana sinyal tersebut menjalar, serta
frekuensi sinyal itu sendiri. Koefisien Atenuasi ditentukan dengan persamaan
berikut :
w e r mr
a =
c
2
s
1+
e w
F. Skin Depth
Skin depthadalah kedalaman dimana sinyal telah berkurang menjadi 1/e.
Kedalaman penetrasi dibatasi oleh konduktifitas tanah yang rendah (atau resisitivitas yang tinggi). Untuk material geologi, berada pada range 1-30, sehingga range jarak cepat rambat gelombang menjadi besar yaitu sekitar 0.03
sampai 0.175 m/ns. Skin depth dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
d =
1
=
a
c
mr e r
w
2
s
1+
-1
e w
35
Ekplorasi Elektromagnetik
dimana:
= Skin Depth (m)
r = konstanta dielektrik relatif
= konduktifitas tanah/material
r = permeabilitas magnetik relative
= 2f, f adalah frekuensi
Tabel 2.1. Permitivitas relatif, konduktivitas,kecepatan, dan atenuasi media geologi (Annan, 1992)
Material
Permitivitas
relatif
Konduktivitas
(mS/m)
Kecepatan n
(m/ns)
Koef.
Atenuasi
(dB/m)
Udara
0.3
Air terdistilasi
80
0.01
0.033
2x10-3
Air segar
80
0.5
0.033
0.1
Air laut
80
3x103
0.01
103
Pasir kering
3-5
0.01
0.15
0.01
Pasir jenuh
20-30
0.1-1
0.08
0.03-0.3
Batugamping
4-8
0.5-2
0.12
0.4-1
Serpih
5-15
1-100
0.09
1-100
Lanau
5-30
1-100
0.07
1-100
Lempung
5-40
2-1000
0.06
1-300
Granit
4-6
0.01-1
0.13
0.01-1
Garam kering
5-6
0.01-1
0.13
0.01-1
Es
3-4
0.01
0.16
0.01
36
Ekplorasi Georadar
37
Ekplorasi Elektromagnetik
Sistem GPR terdiri atas pengirim (transmitter), yaitu antena yang terhubung ke sumber pulsa (generator pulsa) dengan adanya pengaturantiming
circuit, dan bagian penerima(receiver), yaitu antena yang terhubung ke LNA
dan ADC yang kemudian terhubung ke unit pengolahan(data processing)sertadisplaysebagai tampilan outputnya.
Sistem GPR yang digunakan untuk mengukur keadaan di bawah permukaan tanah terdiri dari unit kontrol, antenna pengirim dan antena penerima,
penyimpanan data yang sesuai dan peralatan display. Unit kontrol radar menghasilkan pulsa trigger tersinkronasi ke pengirim dan penerima elektronik di
antena. Pulsa ini mengendalikan pengirim dan penerima elektronik untuk
menghasilkan sample gelombang dari pulsa radar yang dipantulkan.
Antena merupakan tranduser yang mengkonversikan arus elektrik pada
elemen-elemen antena logam (biasanya antenna bowtie-dipole sederhana) untuk mengirimkan gelombang elektromagnetik yang akan dipropagasikan ke
dalam material. Antena memancarkan energy elektromagnetik ketika terjadi
perubahan percepatan arus pada antena. Radiasi terjadi sepanjang garis, dan
radisi terjadi sepanjang waktu ketika terjadi perubahan arah arus (misalnya
pada ujung elemen antena). Mengendalikan dan mengarahkan energy elektromagnetik dari antena merupakan tujuan dari perancangan antena. Antena
juga mengubah gelombang elektromagnetik ke arus pada suatu elemen antena, bertindak sebagai suatu penerima energy elektromagnetik dengan cara
menangkap bagian gelombang elektromagnetik.
Sistem GPR dikendalikan secara digital, dan data selalu direkam secara
digital untuk kebutuhan pemrosesan survey akhir dan display. Kendali digital
dan display bagian dari sistem GPR secara umum terdiri dari sebuah mikroprosesor, memori, dan mass storage yaitu medium untuk menyimpan bidang
pengukuran.
Sebuah mikrokomputer yang kecil dan operating sistem standard kerapkali
digunakan untuk mengendalikan proses pengukuran, menyimpan data, dan
38
Ekplorasi Georadar
39
Ekplorasi Elektromagnetik
40
Ekplorasi Georadar
mancar atau transmitter pada suatu posisi yang tetap, sedangkan receiver dipindah-pindah sepanjang lintasan penyelidikan (Gambar
4.3.). Cara ini umumnya digunakan untuk reflektor yang relatif datar
atau memiliki kemiringan yang rendah. Tetapi asumsi bahwa reflektor cenderung datar adalah tidak selalu benar, maka untuk mengatasi
kelemahan ini digunakan cara CMP, yang hanya sedikit berbeda dengan
cara WARR, pada CMP sounding, kedua antena bergerak menjauhi satu
sama lainnya dengan titik tengah pada titik yang tetap, kedua cara ini
merupakan cara yang paling umum digunakan.
41
Ekplorasi Elektromagnetik
42
Ekplorasi Georadar
Kontras yang tinggi antara daya konduktivitas udara dan tanah dapat
menciptakan gelombang direct dan gelombang udara yang dapat mengaburkan refleksi dari objek penting di bawah permukaan. Gelombang
direct dan gelombang udara ini dapat dihilangkan dengan komputasi
waktu tempuh dan panjang gelombang, kemudian dengan mengurangkan
gelombangteoritis sepanjang lebar panjang gelombang dari gelombang
aslinya pada setiap trace GPR.
c. Penyesuaian amplitudo pada data.
Dalam banyak kasus baterei unit GPR dapat melemah saat survei masih
berlangsung. Ini menghasilkan trace GPR dengan aplitudo refleksi yang
semakin lemah. Menentukan waktu habisnya baterei dari waktu ke waktu, kemudian mangalikan masing-masing trace dengan suatu konstanta
untuk memperbaiki pengurangan tadi dapat mengkoreksi masalah ini.
d. Penyesuaian penguatan pada data.
Selama sinyal transmisi dari unit GPR menembus tanah, terjadi atenuasi terhadap trace GPR. Atenuasi itu dapat dikoreksi dengan melakukan
penyesuaian penguatan pada setiap trace. Ada beberapa persamaan untuk
komputasi penyesuaian penguatan. Dalam satu model, masing-masing
nilai data pada keseluruhan jejak dikalikan dengan suatu faktor yang berhubungan dengan kedalaman sinyal.
e. Penyesuaian statis.
Penyesuaian ini menghilangkan efek yang disebabkan oleh perubahan
elevasi dan peningkatan antena GPR.
f. Filtering data.
Tujuan dari filtering adalah menghilangkan noise background yang tidak
43
Ekplorasi Elektromagnetik
dr : kedalaman reflektor
v : cepat rambat energi elektromagnet pada material
t : waktu tempuh ke reflektor dalam two-way travel time
h. Migrasi.
Migrasi adalah suatu prosedur untuk mengubah permukaan yang telah
terekam dalam data GPR ke data dengan lokasi heterogenetis bawah permukaan pada posisi yang benar.
VISUALISASI DATA GPR
Ada tiga metode dalam memvisualisasi data GPR, antara lain : Ascan adalah penyajian 1D single profil GPR (trace), B-scan adalah penyajian 2D 3
rangkaian trace GPR, dan C-scan adalah penyajian 3D rangkaian trace 2D
[1], seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
44
Ekplorasi Georadar
a. Interpretasi grafik
Kecepatan gelombang dapat diketahui dengan berasumsi pada suatu
konstanta dielektrik relative yang mendekati atau sesuai dengan nilai material yang diselidiki, dengan cara demikian two-way travel time (TWT)
dapat diterjemahkan menjadi kedalaman, dan jika ditambahkan dengan
pengidentifikasian sinyal pantulan dari target (refleksi), maka peta TWT
dapat dihasilkan guna menunjukkan kedalaman, ketebalan, perlapisan, dll.
Dari sini dapat diketahui nilai sebenarnya dari kecepatan gelombang.
45
Ekplorasi Elektromagnetik
b. Analisa kuantitatif
Dengan menggunakan beberapa analisa, kedalaman interpretasi sinyal juga kedalaman target atau reflektor dapat dideterminasi tergantung
kepada cukuptidaknya nilai yang diketahui dari analisa kecepatan juga
variasi konstanta dielektrik relatif material yang dilewati, juga kepada
analisa amplitude dan koefisian refleksi.
c. Kegagalan interpretasi
Dua hal yang paling sering ditemui dan dianggap sebagai kelemahan
dalam interpretasi radar adalah tidak mampu mengindentifikasi permukaan tanahdan misi identifikasi strata hitam-putih pada radargram. Hal ini
dapatdisebabkan oleh perlakuan yang dialami oleh sinyal selama menempuhperjalanan melewati medium.
46
Ekplorasi Georadar
47
Ekplorasi Elektromagnetik
48
Ekplorasi Georadar
49
Ekplorasi Elektromagnetik
I. Pendahuluan
Metode VLF-EM merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan
untuk menggambarkan rapat arus induksi yang terdapat di bawah permukaan
bumi. Metode ini pertamakali diperkenalkan oleh Ronka pada tahun 1971.
Metoda ini memanfaatkan gelombang elektromagnetik dengan frekwensi
5-30 kHz. Metode ini memanfaatkan medan elektromagnetik yang dibangkitkan pemancar-pemancar gelombang radio VLF berdaya besar yang dioperasikan untuk kepentingan militer, terutama untuk berkomunikasi dengan kapal
selam.
A. Prinsip Kerja
Medan magnetik dan medan listrik yang dibangkitkannya disebut sebagai medan primer. Medan primer membangkitkan medan sekunder sebagai
akibat adanya arus induksi yang mengalir pada benda-benda konduktor di
dalam tanah. Medan sekunder yang timbul bergantung pada sifat-sifat medan primer, sifat listrik benda-benda di dalam tanah dan medium sekitarnya,
serta bentuk dan posisi benda-benda tersebut. Pada daerah pengamatan VLF
dilakukan pengukuran terhadap resultan medan primer dan medan sekunder,
dimana perubahan resultan kedua medan tersebut tergantung pada perubahan
50
51
Ekplorasi Elektromagnetik
dimana:
a = Resistivitas semu
= o = Permeabilitas magnetik di ruang hampa
z = Frekuensi sudut = 4f
B. PARAMETER ELEKTROMAGNET VLF
Adapun parameter elektromagnet VLF yang penting adalah :
a. Pemancar
Pemancar ini mulai dibangun sejak perang dunia I, digunakan untuk komunikasi jarak jauh karena kemampuannya untuk komunikasi gelombal
dengan pelemahan yang sangat kecil pada gelombang bumi ionesfer.
Penetrasinya cukup efektif hingga dapat menembus laut dalam.
b. Pengaruh Atmosfer
Sumber noise yang utama adalah radiasi medan elektromagnetik akibat kilat atmosfer baik di tempat dekat atau jauh dari lokasi pengukuran.
Pada frekuensi VLF radiasi medan ini cukup dapat melemahkan sinyal
yang dipancarkan oleh pemancar. Daerah yang cukup banyak badai
tersebut adalah Amerika tengah dan Asia tenggara termasuk Indonesia.
Noise kedua adalah variasi diurnal medan elektromagnetik bumi dimana terjadi pergerakan badai dari arah timur ke barat yang terjadi mulai siang hingga sore hampir malam.
c. Rambatan Gelombang Elektromagnetik
Pada elektromagnetik VLF dengan frekuensi <100 KHz, arus pergeseran
akan lebih kecil dari arus konduksi karena permitivitas dieletrik batuan
52
rata-rata cukup kecil dan konduktivitas target biasanya > 10-2 S/m. hal
ini menunjukkan efek medan akibat arus konduksi memegang peranan
penting ketika terjadi perumbahan konduktivitas batuan.
d. Pelemahan (Atenuasi) Medan
Pelemahan medan ini mempengaruhi kedalaman. Kedalaman pada saat
amplitudo menjadi 1/e (kira-kira 37%) dikenal sebagai skin depth atau
kedalaman kulit. Kedalaman ini dalam metode elektromagnetik disebut
sebagai kedalaman penetrasi gelombang, yaitu:
kedalaman =
dimana adalah resistivitas dalam ohm-meter, dan f adalah frekuensi.
53
Ekplorasi Elektromagnetik
54
55
Ekplorasi Elektromagnetik
56
57
Ekplorasi Elektromagnetik
2. Filter Fraser
Dengan menggunakan filter ini, titik potong dari anomali menjadi optimal (mencapai puncaknya), maka hasil filter ini akan membuat proses
analisis lebih mudah. Filter Fraser diaplikasikan untuk setiap lintasan dengan menempatkan lokasi pengukuran pada (x, y) dan anomali di (z), karena itu kontur dapat dibuat. Kontur menunjukkan anomali tersebar di suatu
daerah.
58
3. Filter Karous-Hjelt
Interpretasi kualitatif VLF-EM dapat dilakukan dengan menggunakan
filter Karous- Hjelt. Penerapan hasil filter ini berupa distribusi kerapatan
arus yang dapat memberi informasi mengenai daerah konduktif.
59
Ekplorasi Elektromagnetik
60
61
Ekplorasi Elektromagnetik
62
Eksplorasi Magnetotellurik
METODE
Magnetotellurik
I. Pendahuluan
Survey geofisika dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai distribusi parameter fisik bawah permukaan seperti kecepatan gelombang elastik,
rapat massa, kemagnetan, kelistrikan dan lain-lain. Dalam survey geofisika
menggunakan metoda elektromagnetik (EM) sifat fisik yang relevan adalah
konduktivitas atau resistivitas (tahanan-jenis) batuan.Beberapa studi menunjukkan adanya kaitan erat antara tahanan-jenis dengan porositas, kandungan
fluida (air atau gas) dan temperatur formasi batuan. Pengaruh masing-masingfaktor tersebut terhadap tahanan-jenis formasi batuan sangat kompleks karena
dapat salingtumpang-tindih (overlap).
Metoda magnetotellurik (MT) merupakan salah satu metode eksplorasi
geofisika yang memanfaatkan medan elektromagnetik alam. Medan EM tersebut ditimbulkan oleh berbagai proses fisik yang cukup kompleks sehingga
spektrum frekuensinya sangat lebar (10-5 Hz 104Hz).
Kebergantungan fenomena listrik - magnet terhadap sifat kelistrikan terutama konduktivitas medium (bumi) dapat dimanfaatkan untuk keperluan eksplorasi menggunakan metoda MT. Hal ini dilakukan dengan mengukur secara simultan variasi medan listrik (E) dan medan magnet (H) sebagai fungsi
waktu. Informasi mengenai konduktivitas medium yang terkandung dalam
data MT dapat diperoleh dari penyelesaian persamaan Maxwell mengguna-
63
Ekplorasi Elektromagnetik
kan model-model yang relatif sederhana. Pada dekade 50-an untuk pertama
kali hal tersebut dilakukan dan dibahas secara terpisah oleh Tikhonov (1950),
Rikitake (1946), Price (1950), Kato dan Kikuchi (1950), Cagniard (1953) dan
Wait (1954) yang kemudian menjadi dasar metoda MT. Dengan demikian metoda ini masih relatif baru jika dibandingkan dengan metoda geofisika lainnya.
64
Eksplorasi Magnetotellurik
65
Ekplorasi Elektromagnetik
B. Persamaan Maxwell
Persamaan Maxwell merupakan sintesa hasil-hasil eksperimen (empiris)
mengenai fenomena listrik - magnet yang didapatkan oleh Faraday, Ampere,
Gauss, Coulomb disamping yang dilakukan oleh Maxwell sendiri. Penggunaan persamaan tersebut dalam metoda MT telah banyak diuraikan dalam buku-buku pengantar geofisika khususnya yang membahas metode EM (Keller
& Frischknecht, 1966 ; Porstendorfer, 1975 ; Rokityansky, 1982 ; Kauffman
66
Eksplorasi Magnetotellurik
dimana
E : medan listrik (Volt/m)
B : fluks atau induksi magnetik (We
ber/m2 atau Tesla)
H : medan magnet (Ampere/m)
j : rapat arus (Ampere/m2)
D : perpindahan listrik (Coulomb/m2)
q : rapat muatan listrik (Coulomb/m3)
Hubungan antara intensitas medan dengan fluks yang terjadi pada medium
dinyatakan oleh persamaan berikut,
dimana
: permeabilitas magnetik (Henry/m)
: permitivitas listrik (Farad/m)
: konduktivitas (Ohm-1/m atau Siemens/m)
: tahanan-jenis (Ohm.m)
Untuk menyederhanakan masalah, sifat fisik medium diasumsikan tidak
bervariasi terhadap waktu dan posisi (homogen isotropik). Pada kondisi yang
umum dijumpai dalam eksplorasi geofisika (frekuensi lebih rendah dari
104 Hz, medium bumi) suku yang mengandung (perpindahan listrik) dapat diabaikan terhadap suku yang mengandung (konduksi listrik) karena
67
Ekplorasi Elektromagnetik
C. Impedansi Bumi
a. Impedansi Bumi Homogen
Gelombang elektromagnetik yang merambat ke permukaan bumi
diasumsikan bahwa permukaan bumi hanya mengabsorpsi gelombang
elektromagnetik tersebut. Perambatan gelombang elektromagnetik di
bawah permukaan bumi dapat diketahui dengan suatu model medium.
Model bumi yang paling sederhana adalah medium homogen setengah
ruang (half-space) dimana diskontinyuitas resistivitas hanya terdapat pada batas udara dengan bumi. Pada medium homogen tidak ada
variasi lateral medan listrik dan medan magnet serta gelombang EM
dianggap sebagai gelombang bidang (plane wave) yang merambat secara vertikal. Sehingga dalam hal ini, setiap komponen horisontal medan listrik dan medan magnet hanya bervariasi terhadap kedalaman.
Impedansi yang didefinisikan sebagai perbandingan antara komponen
medan listrik dan medan magnet yang saling tegak lurus dapat diperoleh dari persamaan,
68
Eksplorasi Magnetotellurik
69
Ekplorasi Elektromagnetik
70
Eksplorasi Magnetotellurik
mukaan bumi dan ditangkap oleh sensor, maka persamaan tensor impedansi
(Z) dinyatakan dengan :
71
Ekplorasi Elektromagnetik
72
Eksplorasi Magnetotellurik
73
Ekplorasi Elektromagnetik
menjadi empat kuadran, dimana sumbu x berimpit dengan arah utara dan selatan; sumbu y berimpit dengan arah barat dan timur.
74
Eksplorasi Magnetotellurik
75
Ekplorasi Elektromagnetik
kuadrannya. Koil Hy berada pada kuadran IV dengan bagian yang tersambung kabel menghadap ke barat. Sedangkan untuk koil Hz sedikit
berbeda dengan koil yang lainnya, karena koil ini mngukur komponen
vertikal. Koil Hz ditanam dengan posisi vertikal pada kuadran I dengan posisi bagian yang tersambung kabel berada di permukaan.
3.
76
Eksplorasi Magnetotellurik
E=ZH
Hz = T H
dimana T adalah vektor induksi yang dapat digunakan untuk menghitung parameter yang dikenal sebagai tipper. Dari besaran impedansi
dan tipper inilah dapat diperkirakan informasi mengenai distribusi
77
Ekplorasi Elektromagnetik
78
Eksplorasi Magnetotellurik
1-D. Namun demikian, diperlukan kecermatan dan kehati-hatian dalam interpretasi yang didasarkan atas hasil pemodelan 1-D dari impedansi atau tahanan-jenis semu invarian.
Prinsip estimasi arah kecenderungan struktur dengan rotasi dapat
pula diterapkan pada tipper sehingga kita peroleh apa yang disebut
sebagai tipper strike. Parameter-parameter lain untuk memperkirakan
tingkat penyimpangan medium dari keadaan ideal 1-D atau 2-D adalah skew dan elliptisitas impedansi serta tipper skew.
79
Ekplorasi Elektromagnetik
lah fungsi umum dari forward modeling yang diperoleh dengan metode
finite difference.
Pemodelan menggunakan model 1-D hanya dapat diterapkan pada
data yang memenuhi kriteria data 1-D. Namun demikian, dengan asumsi tertentu pemodelan 1-D dapat pula diterapkan pada data yang dianggap mewakili kecenderungan lokal atau struktur secara garis besar,
misalnya impedansi invarian dan impedansi dari TE-mode. Pemodelan
1-D menggunakan kurva sounding TE-mode didasarkan atas anggapan
bahwa pengukuran medan listrik searah jurus tidak terlalu dipengaruhi
oleh diskontinuitas lateral tegak lurus jurus.
Teknik forward modelling dilakukan dengan menghitung respons
dari suatu model untuk dibandingkan dengan data impedansi (tahananjenis semu dan fasa) pengamatan. Dengan cara coba-coba (trial and error) dapat diperoleh suatu model yang responsnya paling cocok dengan
data, sehingga model tersebut dapat dianggap mewakili kondisi bawah
permukaan. Teknik inverse modelling memungkinkan kita memperoleh
parameter model langsung dari data.
2. Pemodelan 2-D
Parameter model 2-D adalah nilai tahanan jenis dari tiap blok yang
berdimensi lateral (x) dan dimensi vertikal (z). Algoritma non-linier
conjugate gradient (NLCG) digunakan untuk memperoleh solusi yang
meminimumkan fungsi objektif , yang didefinisikan oleh:
dimana adalah bilangan positif sebagai bobot relatif antara kedua faktor
yang diminimumkan, dan W adalah faktor smoothness berupa fungsi
80
Eksplorasi Magnetotellurik
81
Ekplorasi Elektromagnetik
82
Eksplorasi Magnetotellurik
83
Ekplorasi Elektromagnetik
Salah satu lapangan minyak tua yang pernah berproduksi pada jaman
belanda dengan kapsitas produksi 400 ton selama kurun waktu 1903 sid
1912 adalah lapangan minyak Cipluk. Lapangan minyak Cipluk yang
merupakan bagian dari sub Cekungan Kendal telah terbukti sebagai
lapangan lapangan minyak, namun hal yang berkaitan dengan sistem
petroleum belum terungkap secara tuntas . Hal ini disebabkan oleh kondisi tatanan geologinya yang komplek atau berada pada daerah yang
terpatahkan dan terlipatkan ( thrust fold belt zone). Disamping itu belum adanya informasi geologi permukaan dan bawah permukaan yang
baru. Melalui kegiatan riset yang didukung oleh program peningkatan
kemampuan peneliti dan perekayasa tahun anggaran 2010 diharapkan
dapat memberikan solusi masalah terse but di atas.
Tujuan penelitian adalah membuat model sub sistem petroleum
lapangan minyak skala kecil Cipluk, Kendal Jawa tengah. Sasaran dari
kegiatan ini terwujudnya informasi geologi permukaan informasi nilai
tahanan jenis bawah permukaan. Sasaran akhir adalah gambaran model
sub sistem petroleum daerah lapangan minyak Cipluk hasil kompilasi
informasi geologi dan geofisika dan konsep baru sistem petroleum.
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah metode pengamatan dan pengukuran unsur -unsur geologi permukaan dan
pengukuran geofisika dengan menggunakan metode audio magnetotellurik.
Hasil studi ini secara teknis akan memberikan pemahaman tentang
kondisi struktur geologi bawah permukaan dalam sistem petroleum.
Secara ekonomis, daerah yang telah terdeliniasi kemungkinan berprospek hidrokarbon dapat dipakai sebagai acuanl model untuk eksplorasi
ditempat lain yang sama kondisi geologi dan tektoniknya dan secara
khusus bermanfaat sebagai bahan pendidikan dan latihan bagi penyelenggara diklat migas. (Handayani, 2010).
84
Ekplorasi CSAMT
5 METODE CSAMT
I. Pendahuluan
Secara umum pada metoda elektromagnetik, gelombang yang berasal dari
sumber, jika sampai ke permukaan, maka sebagian ada yang dipantulkan dan
sebagian lagi ditransmisikan. Sedangkan gelombang yang ditransmisikan, jika
mengenai anomaly (bahan konduktif) akan menimbulkan medan, dan medan
ini yang kemudian dicatat oleh receiver. Karena ada sebagian gelombang yang
dipantulkan, maka medan yang tercatat pada receiver adalah medan totalnya,
yaitu medan primer yang berasal dari sumber dan medan sekunder yang berasal dari induksi oleh anomali. Namun untuk kasus CSAMT efek medan primer
tidak tercatat, karena sumber gelombangnya langsung diinjeksikan ke dalam
bumi.
CSAMT (controlled-source audio-frequency magnetotellurics) adalah
metode pendugaan dalam (sounding) elektromagnetik kawasan frekuensi
yang menggunakan HED (horizontal electrical dipole) atau VMD (vertical
magnetic dipole) sebagai sumber buatan. Kedua sumber tersebut terletak di
permukaan bumi. Metode ini mirip metode magnetotelurik (MT) dan audiofrequency magnetotellurics (AMT) yang menggunakan sumber alami. Kedua
jenis metode tersebut (yang bersumber buatan dan alami) dimasukkan dalam
keluarga magnetotelurik. Metode CSAMT ini pada umumnya digunakan untuk pemetaan kondisi bawah tanah sedalam 2-3 km.
85
Ekplorasi Elektromagnetik
A. Sumber CSAMT
Sumber CSAMT biasanya berupa dipol listrik HED (horizontal electrical
dipole) atau VMD (vertical magnetic dipole) dengan panjang 1-2 km sebagai
sumber buatan. Kedua sumber tersebut terletak di permukaan bumi. Lokasi
sumber ideal paling sedikit 4 kali kedalaman kulit t . Kedalaman investigasi
kira-kira t / 2 .
Jika offset antara sumber dan penerima > 4t . Resolusi lateral dikontrol
oleh panjang dipol listrik yang normalnya diantara 10-200m. Yang diukur dalam metode CSAMT ini adalah komponen kuat medan magnet dan kuat medan listrik yang saling tegak lurus. Set-up survei CSAMT tensor diperlihatkan
pada gambar 2.1. dibawah ini.
86
Ekplorasi CSAMT
87
Ekplorasi Elektromagnetik
dimana:
a = resistivitas semu
f = frekuensi
E/H = Impedansi Listrik
pendugaan dalam (sounding) elektromagnetik kawasan frekuensi yang menggunakan HED (horizontal electrical dipole) atau VMD (vertical magnetic
dipole) sebagai sumber buatan. Metode ini menangkap gelombang elektromagnetik primer yang telah terinduksi kedalam bumi dan kemudian pantulannya
ditangkap oleh sensor-sensornya.
Peralatan yang digunakan dalam metode CSAMT ini adalah sebagai berikut :
1. Satu set Stratagem versi 2671-01 REV.D atau versi 26716 Rev. D.
2. Sumber daya , dapat berupa baterai atau aki
3. Multi Channel Receiver
4. Antena medan magnet
5. Antena medan listrik
6. Kabel
88
Ekplorasi CSAMT
89
Ekplorasi Elektromagnetik
lar dan CSAMT skalar. Jenis pengukuran tersebut dapat dilihat pada gambar
4.2.
90
Ekplorasi CSAMT
91
Ekplorasi Elektromagnetik
Ekplorasi CSAMT
Ekplorasi Elektromagnetik
Ekplorasi CSAMT
2. ESTIMASI POLA PENYEBARAN RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE CSAMT (Studi Kasus Nglimut Medini,
Gunung Ungaran)
95
Ekplorasi Elektromagnetik
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pola penyebaran area outflow suatu sistem panas bumi di daerah Medini dan Nglimut, lereng utara
gunung Ungaran dengan metode CSAMT. Pengukuran dilakukan dengan
alat Stratagem dengan jangkauan frekuensi 1 Hz 100 kHz. Pengukuran
dilakukan pada 25 titik dan diolah menggunakan pemodelan inversi MT
1D dan didukung oleh penampang semu resistivitas dan konduktivitas beserta kontur pada irisan kedalaman. Didapatkan area penelitian merupakan
Outflow dengan kecenderungan nilai resistivitas rendah ke arah tenggara
yang berkaitan dengan sumber sistem panas bumi di Gedongsongo. (Setyawan, 2005).
96
Ekplorasi CSAMT
DAFTAR PUSTAKA
Arsana, Kadek. 2012. Makalah Elektromagnetik. http://www.scribd.com/
doc/96233633/40451299-Makalah-Elektromagnetik. Diakses pada
tanggal 10 Juni 2012, Pukul 13.05 WIB.
Bahri, A. Syaeful., Nat Bagus Jaya S, Wahyu Sugeng M. 2010. Pemetaan
Sungai Bawah Permukaan Di Wilayah Kars Seropan Gunungkidul
Menggunakan Metoda Geofisika VLF-EM-VGRAD. Surabaya. ITS
Library - Undergraduate Theses, Physics, RSF RSF 551.48 Mul p,
2010
Dianto, Aan. 2011. METODE GEOFISIKA EKSPLORASI MT DAN CSAMT.
http://aanddianto.wordpress.com/2011/01/14/metode-geofisika-eksplorasi-mt-dan-csamt/. Diakses pada tanggal 10 Juni 2012 Pukul
13.45 WIB.
Dimasani, Lalu Ahmad. 2012. Metode Elektromagnetik Very Low Frekuensi
(VLF-EM). http://www.scribd.com/doc/76156728/ Metode-Elektromagnetik-Very-Low-Frekuensi-Vlf-em. Diakses pada tanggal 10
Juni 2012, Pukul 13.25 WIB.
Gaffar, Eddy Z.,Dadan D. Wardhana, danDjedi S. Widarto. 2007. StudiGeofisikaTerpadu Di Lereng Selatan G. Ungaran, Jawa Tengah
danImplikasinyaTerhadapStrukturPanasBumi. JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA, Vol. 8 No.2 November 2007 : 98
118, ISSN 1411-3082.
97
Ekplorasi Elektromagnetik
98
Ekplorasi CSAMT
99
Ekplorasi Elektromagnetik
100