Farhan Nazir
0910312048
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Definisi
1.2. Epidemiologi
Amerika Serikat :
miliaria kristalina : sering pada neonatus puncak kejadian usia 1
minggu, pada individu yang demam, atau yang baru pindah ke daerah
panas dan lembab.
miliaria rubra : sering terjadi pada bayi dan dewasa yang pindah ke
lingkungan tropis (sekitar 30% yang terpapar kondisi ini).
miliaria profunda lebih jarang terjadi biasanya hanya ditemukan pada
sebagian kecil individu yang mengalami miliaria rubra berulang.2
1.3. Klasifikasi
kristalina
rubra
profunda
Miliaria
1.4. Etiologi
Ketidakmatangan kelenjar ekrin
Kurangnya penyesuaian diri terhadap iklim
Kondisi panas dan lembab
Latihan
Obat
Bakteri
Radiasi ultraviolet
1.5. Patogenesis
Rangsangan utama : kondisi panas dan
kelembaban tinggi keringat berlebihan.
Pada orang yang rentan, termasuk bayi :
kelenjar keringat ekrin relatif belum matang
hidrasi yang berlebihan dari stratum
korneum menyebabkan penyumbatan.2
MILIARIA KRISTALINA
MILIARIA RUBRA
MILIARIA PROFUNDA
1.7. Diagnosis
Pemeriksaan laboratorium
Secara klinis, miliaria cukup khas sehingga
pemeriksaan laboratorium jarang diperlukan. Pada
miliaria kristalina, pemeriksaan sitologi dari vesikel
gagal untuk mengungkapkan sel inflamasi atau sel
raksasa berinti banyak (seperti yang diharapkan
pada vesikel herpes). Pada miliaria pustulosa,
pemeriksaan sitologi dari isi pustular
mengungkapkan sel-sel inflamasi. Tidak seperti
eritema toksikum neonatorum, eosinofil tidak
menonjol. Pewarnaan Gram dapat mengungkapkan
kokus gram positif, misalnya Staphylococcus. 2
Pemeriksaan histopatologi
Pada miliaria kristalina, vesikel intrakorneal atau
subkorneal berhubungan dengan saluran keringat
ekrin, tanpa sel inflamasi di sekitarnya. Obstruksi dari
saluran ekrin dapat diamati dalam stratum korneum. 2
Pada miliaria rubra, spongiosis, dan vesikel spongiotik
yang diamati dalam stratum Malphigi, berkaitan
dengan saluran keringat ekrin. Terdapat peradangan
periduktal. 2
Pada lesi awal miliaria profunda, terdapat dominasi
infiltrat limfosit periduktal dalam pars papilare dermis
dan epidermis bawah. Selanjutnya, sel-sel inflamasi
terdapat di bawah dermis dan limfosit dapat memasuki
saluran ekrin. Spongiosis di sekitar epidermis dan
hiperkeratosis parakeratotik dapat diamati.
1.9. Pengobatan
Miliaria Kristalina
Miliaria Rubra
Miliaria Profunda
BAB 2
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama/Kelamin/Umur : By. MF/Laki-laki/2
bulan
Pekerjaan/pendidikan
: Alamat
: Korong Gadang, Kuranji,
Padang
Keluhan Utama
(alloanamnesis : ibu pasien)
Riwayat Kebiasaan
Pasien dimandikan 2 kali sehari, menggunakan
sabun bayi. Pakaian diganti 2 kali sehari setiap
habis mandi. Bila berkeringat, pakaian pasien
jarang diganti. Pasien sering memakai pakaian
baju lengan panjang dan celana panjang
berbahan katun. Pasien selalu menggunakan
singlet, dan sering menggunakan diapers.
Pasien masih minum ASI dan belum diberikan
makanan tambahan
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : sedang
Kesadaran: sadar
Tekanan Darah : tidak diperiksa
Nadi : 102 x/ menit
Nafas
: 22 x/menit
Suhu : 37 0C
BB
: 7 kg
PB: 56 cm
BB/U : 132%
PB/U : 96,5%
BB/PB : 145%
Status gizi: Obesitas (BB/PB >120)
Paru
Inspeksi : normochest, pergerakan
simetris, retraksi tidak ada
Palpasi
: fremitus sama kiri dan
kanan
Perkusi
: sonor
Auskultasi : vesikular, ronkhi (-/-),
wheezing(-/-)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba pada 1 jari
medial linea mid klavikula sinistra
RIC V
Perkusi :
Abdomen
:tidak tampak membuncit,
distensi tidak ada
Palpasi
:teraba supel, hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi
:timpani
Auskultasi :bising usus positif normal
Inspeksi
Ekstremitas
akral hangat, perfusi baik, udem tungkai - / reflex fisiologis positif normal
reflex patologis tidak ada
STATUS LOKALIS
STATUS LOKALIS/DERMATOLOGIKUS
Lokasi : lipat leher, punggung, kedua
lipat ketiak, lipat paha, lipat lutut
Distribusi: terlokalisir
Bentuk : tidak khas
Susunan : tidak khas
Batas : tidak tegas
Ukuran : plakat
Efloresensi : plak eritem, papul eritem,
vesikel
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Anjuran : -
Manajemen Pasien
PREVENTIF
...PREVENTIF
Mandi dua kali sehari, dan jaga kebersihan
kulit bayi, terutama di daerah lipatan
Ganti diapers dengan celana biasa yang
berbahan nyaman untuk pakaian dalam
sehari-hari. Gunakan diapers seperlunya
saja.
Secepat mungkin ganti popok atau celana
bila bayi buang air besar atau buang air
kecil.
Jika lesi kulit telah sembuh, berikan bedak
pada lipatan kulit bayi untuk mencegah
gesekan
PROMOTIF
Edukasi kepada orang tua pasien agar
menjaga kebersihan kulit bayi
Edukasi mengenai penyakit kulit yang
dialami bayi dan cara penanganannya agar
tidak berulang kembali
KURATIF
Krim Hidrokortison 2,5%, dioleskan pada
lesi kulit 2x sehari setelah mandi
CTM 3x1 mg
REHABILITATIF
Kontrol ulang ke puskesmas jika lesi semakin luas.
BAB 3
DISKUSI