Budidaya Tanaman Anthurium
Budidaya Tanaman Anthurium
Perbanyakan
Anthurium dapat diperbanyak dengan 2 cara, yaitu generatif (biji) dan vegetatif (stek).
1. Perbanyakan dengan cara generatif (biji)
Tanaman anthurium memiliki 2 macam bunga (Gambar 1) yaitu bunga jantan dan
bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benang sari, sedangkan bunga betina
ditandai oleh adanya lendir. Biji diperoleh dengan menyilangkan bunga jantan dan
bunga betina.
Dengan menggunakan jentik, bunga sari diambil dan dioleskan sampai rata di bagian
lendir pada bunga betina. Sekitar 2 bulan kemudian, bunga yang dihasilkan sudah
masak, di dalamnya terdapat banyak biji anthurium. Biji-biji tersebut di kupas, dicuci
sampai bersih dan diangin-anginkan, kemudian ditabur pada medium tanah halus.
Persemaian ditempatkan pada kondisi lembab dan selalu disiram.
2. Perbanyakan dengan cara vegetatif (stek)
Ada 2 cara perbanyakan secara vegetatif, yaitu stek batang dan stek mata tunas. Cara
perbanyakan dengan stek batang adalah memotong bagian atas tanaman (batang)
dengan menyertakan 1 3 akar, bagian atas tanaman yang telah dipotong kemudian
ditanam, pada medium tumbuh yang telah disiapkan. Sebaliknya perbanyakan dengan
mata tunas adalah mengambil satu mata pada cabang, kemudian menanam mata tunas
pada medium tumbuh yang telah disiapkan.
Humus, pupuk kandang dan pasir kali yang telah di ayak, dicampur dengan
perbandingan 5 : 5 : 2. Untuk persemaian, medium tumbuh perlu disterilkan dengan
cara mengukus selama satu jam.
Penyiapan Pot
Untuk menanam bunga anthurium, dapat digunakan pot tanah, pot plastik atau pot
straso. Pot yang paling baik adalah pot tanah karena memiliki banyak pori-pori yang
dapat meresap udara dari luar pot. Apabila digunakan pot yang masih baru, pot perlu
direndam dalam air selama 10 menit. Bagian bawah pot diberi pecahan genting/pot
yang melengkung, kemudian di atasnya diberi pecahan batu merah setebal 1/4 tinggi
pot. Medium tumbuh berupa campuran humus, pupuk kandang dan pasir kali
dimasukkan dalam pot
Pemeliharaan
Setelah tanam, tanaman dipelihara dengan menyiram 1 2 kali sehari. Daun yang
sudah tua atau rusak karena hama dan penyakit, dipotong agar tanaman tampak bersih
dan menarik. Sebaiknya tanaman ini dipelihara di tempat teduh karena tanaman tidak
tahan sinar matahari langsung.
Oleh : Sariati,
Asisten Teknisi Litkayasa BPTP Karangploso