Anda di halaman 1dari 25

AKTUALISASI KEARIFAN

LOKAL
GUNA MEWUJUDKAN
KETAHANAN NASIONAL
PHILEP MORSE REGAR
DOSEN FAKULTAS ILMU SOIAL DAN POLOITIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

KEARIFAN LOKAL/ LOCAL WISDOM


Kearifan lokal merupakan gagasan-gagasan atau nilainilai, pandangan-padangan setempat atau (lokal) yang
bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang
tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Kearifan lokal berawal dari best practices individu atau
kelompok tertentu, kemudian meluas dan dipraktekkan
oleh masyarakat lokal. (Hasil sosialisasi dan
internasilisasi nilai).

KEARIFAN LOKAL/ LOCAL WISDOM


Dalam masyarakat terjadi upaya pewarisan kearifan lokal dari
generasi ke generasi, namun tidak ada jaminan bahwa kearifan
lokal akan tetap kukuh menghadapi globalisasi yang
menawarkan gaya hidup yang makin pragmatis dan konsumtif.
Secara faktual dapat kita saksikan bagaimana kearifan lokal
yang sarat kebijakan dan filosofi hidup nyaris tidak
terimplementasikan dalam praktik hidup yang makin pragmatis.
Korupsi yang merajalela hampir di semua level adalah bukti
nyata pengingkaran terhadap kearifan lokal yang mengajarkan
bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian; hemat
pangkal kaya.

KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan nasional (tannas) Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa
Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan , baik yang datang
dari dalam maupun luar untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan
hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus
diwujudkan, dibina terus menerus dan sinergis, mulai dari pribadi, keluarga,
lingkungan, daerah dan nasional bermodalkan keuletan dan ketangguhan
yan mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional. Proses
berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasarkan
pemikiran geostrategic yang dirancang dengan memerhatikan kondisi
bangsa dan konstelasi georafi Indonesia.

Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi


pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang
seimbang, serasi dan selaras dalam selurh aspek kehidupan
secara utuh dan menyelurh serta terpadu berlandaskan
Pancasila, UUD 1945 dan wawasan nusantara.
Asas-asas ketahanan nasional adalah:

Asas
Asas
Asas
Asas

kesejahteraan dan keamanan;


Komprehensif integral;
mawas diri ke dalam dan keluar;
kekeluargaan;

BEBERAPA GEJALA SOSIAL YANG DAPAT


MEMPERLEMAH KETAHANAN NASIONAL
Masyarakat cenderung pasif,
Tidak peduli lingkungan Fisik dan Sosial
Cenderung menyalahgunakan minuman keras dan narkobah
Cenderung brutal dan anarkhis
Cederung tidak menaati aturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Cenderung melawan petugas
Terjadinya konflik sosial
Terjadinya berbagi bentuk kekerasan
Terjadi korupsi, kolusi dan nepotisme di semua level
Penyalahgunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, khusus TIK
Adanya krisis teladan dan krisis karakter.

PERAN KEARIFAN LOKAL DALAM MEMPERKUAT/


MEWUJUDKAN KETAHANAN NASIONAL
Mengembangkan Toleransi (Etnik, Agama, daerah)
Budaya/ best practices etnik tertentu disosialisasikan dan
nilai-nilainya dipraktekkan
Kebiasaan baik berbasis keagamaan:
Perayaan keagamaan:

Natal
Idul Fitri
Hari raya ketupat
Pengucapan Syukur

Lomba seni budaya (melibatkan antar etnik dan daerah)

Mengembangkan kerjasama (budaya: mapalus,


mapaluse, moposat, dst).
Mengembangkan etos (hema pangkal kaya; berakitrakit ke hulu, berenang-renang ketepian; ca tumawoi
ca kuman / tidak kerja tidak makan, dlsb).
Mengembangkan kehidupan yang aman dan
damai (Contoh/ Model Minahasa dan Sulut):
Si Tou Timou Tumow Tou (ST4)
Torang Samua Basudara

Nilai yang dapat dikembangkan dari Kearifan Lokal:


Si Tou Timou Tumou Tou (1)
Si Tou Timou Tumou Tou memberikan makna sifat
dan ciri karakter bahwa manusia dilahirkan dan
hidup sebagai manusia, hidup secara dewasa,
bertanggung jawab dan mandiri oleh
pengabdiannya untuk membentuk dan
melahirkan manusia-manusia baru dewasa (melalui
proses pendidikan), yang bertanggung jawab dan
mandiri dikemudian hari, untuk selanjutnya
manusia baru yang telah terbentuk itu melanjutkan
lagi tugas pengabdiannya dalam rangka
memanusiakan manusia sesamanya.

Nilai yang dapat dikembangkan dari Kearifan Lokal:


Si Tou Timou Tumou Tou (2)
Kearifan lokal Si Timou Tumou Tou, memandang
manusia ideal dalam tiga kategori yaitu:
Tou ente, yakni manusia yang kuat atau tangguh.
Tou ngaasan, yang mencirikan kekuatan rasio,
otak, akal (Manusia cerdas)
Tou sama, yang menekankan pada nurani, dalam
arti menjadi orang baik (Manusia yang baik).

10

Nilai yang dapat dikembangkan dari Kearifan Lokal:


Si Tou Timou Tumou Tou (3)

Berdasarkan ketiga hal tersebut


maka nilai-nilai utama yang dapat
dikembangkan dalam
pembentukan karakter bangsa
yang ramah, adalah sebagai
berikut:
11

1. Menjadikan masyarakat (Sulut)


sebagai Tou Ente.
Ciri-ciri utama dari Tou ente adalah:
Pekerja keras. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi berbagai hambatan hidup, kerja dan
tugas, serta menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Mandiri. Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan masalah.
Tanggung Jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.

2. Menjadikan masyarakat (Sulut)


Tou Ngaasan
Ciri-ciri utama dari Tou Ngaasan adalah:
Rasa Ingin Tahu. Sikap dan tindakan yang
selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar
Gemar membaca. Kebiasaan menyediakan
waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya
Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan

3. Menjadikan Masyarakat
(Sulut) Tou Sama
Ciri-ciri utama dari Tou Sama adalah:
Religius. Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.
Jujur. Perilaku yang dilaksanakan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
Toleransi. Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
Cinta Tanah Air. Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
Peduli Sosial. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Kearifan Lokal: TORANG SAMUA


BASUDARA
Semangat dan tekad untuk menjadikan persaudaraan
sebagai landasan hidup bermasyarakat.
Persaudaraan yang bertumpuh pada pengenalan yang
dalam terhadap karakter sesama (individu dan
kelompok) dalam mesyarakat, yang selanjutnya
menghargai dan menghormati sesama dalam kehidupan
bersama yang inklusif.
Menjadi dasar dan kekuatan kerjasama membangun
karakter bangsa yang tangguh.
Menghadirkan dinamika kehidupan yang dialogis.

KARAKTERISTIK KEHIDUPAN
YANG DIALOGIS
KETERBUKAAN
APRESIASI AKTIF TERHADAP PERBEDAAN
MENEMUKAN YANG HILANG DARI DIRI SENDIRI
AUTO KRITIK
KERJASAMA KEMITRAAN

KEMITRAAN
-1
Kesepakatan
Kemitraan /
Kesepakatan
Kerjasama
S

O
Dominasi atau
Ketergantungan

KEMITRAAN-2

Interaksi produktif Horizontal


antar individu atau antar
kelompok dalam kehidupan
bersama (masyarakat)

KEMITRAAN-3

Sebagai suatu bentuk


perubahan paradigma
interaksi vertikal yang
tidak produktif menjadi
paradigma horizontal
yang mengembangkan
kerjasama subyek-subyek.

KEMITRAAN-4

Interaksi produktif
yang sangat
dipengaruhi oleh
tingkat Kecerdasan
Hubungan (RQ /
Relations Quotient)

Hubungan Kemitraan
S
Q

S
Q

IQ

tu
k
e
el l
t
In a

Em
os
al ion

Suara
Hati

Suara
Hati

RQ
u
kt

E
Q

Keterampi
lan
Melobby

Kesepakat
an
Kemitraan

IQ

e
el l
t
In a

Keterampi
lan
Negosiasi

Em

os
al ion

E
Q

Kerjasama
mewujudkan

PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM USAHA


MEMBENTUK KARAKTER BANGSA GUNA
MEWUJUDKAN KETAHANAN NASIONAL (1)

Pendidikan karakter (jangka panjang):


informal
Formal,
Non formal:
Diterapan melalui pendekatan sosial, budaya
dan keagamaan

PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM USAHA


MEMBENTUK KARAKTER BANGSA GUNA
MEWUJUDKAN KETAHANAN NASIONAL (2)

Pendidikan Nilai:
Model/ Teladan:
Sosialisasi dan pembiasaan (Tokoh adat,
tokoh masyarakat, tokoh pendidik, tokoh
agama, birokrat menjadi contoh cara
hidup dan perilaku hidup menerapkan
karakter bangsa yang tangguh).

PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM USAHA


MEMBENTUK KARAKTER BANGSA GUNA
MEWUJUDKAN KETAHANAN NASIONAL (3)

Menjelaskan dan mengklarifikasi secara terus


menerus tentang berbagai nilai yang baik dan
buruk, melalui berbagai media:
Pertemuan-pertemuan rukun adat dan sosial,
Pertemuan/ kegiatan keagamaan (ceramah dan
khotbah dalam kegiatan keagamaan
Pidato/ Sambutan pernikahan
Pidato/ Sambutan duka
Media sosial internet.
Pelatihan-pelatihan khusus tentang TANAS.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai