1. http://www.asyraaf.net/
menunjuk arah lain, bukan arah kiblat. Ketika ia mulai mengangkat tangannya hendak
bertakbir, ia berkata, "Arah kiblatnya bukan ke situ. Kau pikir aku tidak tahu arah
kiblat. Demi Allah, aku tidak mengucapkan takbiratul ihram, kecuali setelah benarbenar melihat ka'bah".
Suatu hari aku berkunjung ke rumah Hababah Nur bersama beberapa orang
sahabatku. Hababah Nur berpesan, "Wahai keluargaku, curahkan perhatianmu pada
ilmu Fiqih, sebab dengan ilmu Fiqih-lah syariat suci ini akan dapat tegak. Namun
masyarakat telah meninggalkan ilmu Fiqih. Padahal ilmu fiqih merupakan inti
(agama). Allah...Allah dalam Fiqih, ketahuilah ilmu ini akan hilang.
Dan kau (wahai Ali), hendak pergi ke Tarim, bukan? Jadikanlah semua topik
ceramahmu tentang wara', juga masalah halal dan haram. Sebab, semua yang haram
telah tersebar merata dan sikap wara' telah meninggalkan lembah ini. Anjurkanlah
mereka untuk bersikap wara' dan meninggalkan semua yang syubhat. Ketahuilah,
makanan haram akan melemahkan hati".
Perhatikan generasi dahulu, para wanitanya banyak yang saleh. Hababah Nur ini
hidup di zamanku. Dikatakan bahwa: "Betapa banyak rambut terurai (wanita) lebih
baik dari jenggot (pria)" Ibu Habib Abdullah bin Husein bin Tohir lebih agung lagi.
Beliau adalah Hababah Syeikhoh binti Abdullah bin Yahya. Dari pasangan suami istri
ini lahir Husein, Tohir, Abdullah dan Khodijah. Khodijah adalah ibu Habib Abdullah
bin Umar bin Yahya.
Suatu hari Habib Abdulkadir bin Muhammad Al-Habsyi yang tinggal di Ghurfah
mengunjungi para Habaib yang tinggal di kota Masileh. Mereka semua merasa senang
dengan kedatangannya. Orang-orang mengatakan bahwa beliau gemar bermujahadah
yang berat-berat, dan berulang kali melakukan arbainiyah (khalwat selama 40 hari).
Selama dua puluh tahun beliau tidak minum air. Habib Tohir dan Habib Abdullah
melaporkan hal ini kepada ibunya, "Wahai ibu, Habib Abdulkadir ini amalnya begini
dan begini. Telah dua puluh tahun beliau tidak minum air".
"Dia lelaki yang baik, perbuatannya baik, dan apa yang telah disifatkan oleh orangorang tentang dirinya sangat baik. Ambilkanlah sebuah teko lalu penuhilah dengan
air", perintah ibunya. "Berikan teko ini kepadanya dan katakan: ibu kami
mengucapkan salam dan berpesan agar kau meminum air ini sebagaimana kakekmu
Muhammad saw meminumnya. Keutamaan kaum sholihin terletak pada
kemampuannya meninggalkan larangan. Apakah selama dua puluh tahun ini engkau
tidak mengerjakan yang makruh; apakah tidak pernah terlintas di hatimu untuk
melakukannya? Kalau sekedar ibadah, para wanita tua pun dapat melakukannya.
Demikian pesan ibu mereka setelah diambilkan teko yang penuh air.
"Kami tidak berani bersikap kurang ajar kepadanya, Bu". "Berikan teko ini lalu
sampaikan pesanku kepadanya jika kalian menginginkan kebaikan dan keberkahan".
Mereka berdua lalu menemui Habib Abdulkadir dan menyampaikan pesan ibunya.
"Benar, ibumu benar. Sungguh dia adalah seorang murabbiyah (pendidik) yang baik.
Sungguh beliau sebaik-baik muaddibah (pendidik). Sungguh baik ucapannya. Bawa
sini air itu", jawab Habib Abdulkadir. Setelah teko Itu beralih ke tangannya, beliau
pun segera meminum airnya. (N:102-105)
Suatu hari aku dan Ahmad Ali Makarim berjalan-jalan di kota Bur. Kami berbincangbincang tentang masalah nafs. Jauh dari situ ada beberapa wanita sedang mencari
kayu di tepi sungai yang sudah kering. Tiba-tiba salah seorang dari wanita-wanita itu
mendatangi kami dan berkata, "Tidak ada yang merintangi manusia dari Tuhannya
kecuali nafs". Kami berkata kepadanya, "Kau benar, Allah telah memuliakanmu
dengan hikmah". Wanita itu kemudian pergi untuk bergabung kembali dengan temantemannya. Rupanya pembicaraan kami di-kasyf oleh wanita tadi. (N:235)
Sholeh bin Nukh berkata kepadaku, "Wahai Habib Ali, aku memiliki anak perempuan
yang saleh". "Bagaimana kau tahu dia seorang saleh?" "Aku pernah bertanya
kepadanya, "Senangkah kau jika ada seseorang yang memberimu satu peti
perhiasan?" Dia menjawab, "Wahai ayah, apakah perhiasan ini dapat menyenangkan
hati seseorang? Perhiasan hanya akan melukai hati". Aku bertanya lagi, "Bagaimana
pendapatmu jika kau dapat melihat Allah Yang Maha Mulia?" Mendengar ucapanku
ini, ia terjatuh dan menangis selama tiga hari. Apakah ia seorang wanita saleh?"
"Ya, dia adalah seorang wanita yang saleh...sungguh-sungguh wanita yang saleh?"
Salim bin Abubakar (bin Abdullah Alatas) berkata kepadaku, "Aku pernah mendengar
Sholeh bin Nukh dan anak perempuannya berdzikir kepada Allah berdua di rumahnya,
suara mereka seakan-akan suara 100 orang". (N:463-464)
Mimpi
Dari Kalam Habib Abdullah Al-Haddad
Kamu bertanya tentang mimpi?
Mimpi adalah bagian dari kenabian1 dan memiliki alam tersendiri. Alam mimpi
merupakan dinding pemisah antara kasyf yang bersifat bathin dengan kesadaran
(yaqdhoh) yang bersifat dhohir.
Kewalian biasanya diawali dengan mimpi sebagaimana yang dialami Rasulullah saw
pada awal kenabian. Namun tidak setiap mimpi yang dialami oleh seseorang
merupakan bagian dari kenabian. Bagi orang yang suka mencampuraduk-kan yang
haq dengan yang b thil, kecil kemungkinannya untuk bermimpi benar (sidq). Syarat
untuk dapat bermimpi benar adalah bersikap jujur dan menjauhkan diri dari khayalankhayalan buruk.
Adakalanya orang yang suka mencampuradukkan yang haq dengan yang bathil
mendapatkan mimpi yang benar. Namun setan menambahkan hal-hal buruk ke
dalamnya sehingga tabir mimpi itu menjadi kabur.
Terhadap orang yang dalam keadaan jaga, mendengar dan berpikir, setan mampu
menguasainya, apalagi sewaktu ia tidur, saat kesadarannya hilang, setan tentu lebih
mampu menguasainya.
Jika batin seseorang sehat, maka kelemahan tubuh tidak akan mempengaruhi
mimpinya. Seseorang yang sakit keras atau mengalami gangguan cairan tubuh,
khususnya: lendir dan cairan empedu hitam, kadang kala mengalami halusinasi2. Sakit
keras dan gangguan pada cairan tubuh ini dapat mengacaukan mimpi. Imam AlGhazali rhm menyebutkan bahwa orang yang suka berbicara sendiri tentang hal-hal
yang tidak masuk akal, menyibukkan lisannya dengan pembicaraan yang sia-sia,
begitu pula orang yang berdusta tentang mimpinya, maka sangat kecil
kemungkinannya untuk mendapatkan mimpi yang benar. Pahamilah dan
renungkanlah, karena pengetahuan ini sangat berharga. Hanya dari Allah-lah taufik itu
dan hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan ber-inabah.
1)Abu Hurairah ra berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Tiada yang
tertinggal dari kenabian kecuali kabar-kabar gembira (Al-Mubassyirit)." Mereka
bertanya, "Apa itu kabar gembira?" Beliau menjawab, "Impian yang baik." (HR
Bukhari, Malik dan Abu Daud).
Abu Hurairah ra berkata, "Apabila telah mendekati hari kiamat, maka mimpi orang
mukmin hampir tidak pernah dusta. Dan mimpi seorang mukmin adalah 1/46 bagian
dari kenabian." (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi)
2).Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat
tersebut yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang
ada dalam tubuh orang itu, yaitu:
1.sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning),
2.sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam),
3.sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan
4.sifat panas terdapat dalam sanguis (darah).
Keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu. Apabila cairancairan tersebut adanya dalam tubuh dalam proporsi selaras (normal) orangnya normal
(sehat), apabila keselarasan proporsi tersebut terganggu maka orangnya menyimpang
dari keadaan normal (sakit). (Sumadi Suryabrata, Psikologi kepribadian, PT Raja
Grafindo Persada, Mei 1993, hal. 12)
Suatu hari beberapa ulama Mesir datang menemui beliau dengan sejumlah persoalan
bahasa yang telah mereka persiapkan lebih dahulu. Padahal Habib Abdurrahman
kurang begitu menguasai ilmu Nahwu. "Berilah kami jawaban atas persoalanpersoalan ini," kata mereka setelah bertemu Habib Abdurrahman. Beliau membuka
buku putih itu dan menemukan semua jawaban atas persoalan tersebut. Beliau lalu
menukil dan menjelaskannya.
Begitu seterusnya. Setiap kali ada yang bertanya, beliau selalu mendapati jawabannya
telah tertulis di buku itu. Para ulama Mesir kemudian berusaha menipu beliau,
sehingga terjadilah peristiwa di mana beliau memakan seluruh lampu, seperti yang
pernah kuceritakan.
Habib Umar bin Muhammad Maulakhela, Jawahirul Anfas Fi Ma Yurdhi Rabban Nas,
I, Kumpulan Kalam Habib Ali, hal. 208-209. (Q:I:208-209)
Tertahannya Matahari
Dari Kalam Habib As-Syekh Abdurrahman Asseggaf
Salah satu dari kekeramatan Sayyidina As-Syekh Abdurrahman As-Segaff adalah bisa
menahan matahari atau waktu. Murid beliau yang bernama As-Syekh Abdurrahim bin
Ali Al-Khotib, bercerita mengenai hal ini:
"Sekali waktu kami pulang bersama-sama dengan As-Syekh As-Segaff dari ziarah ke
makam Nabi Allah Hud As, pada waktu itu hari telah menjelang senja, ketika beliau
berkata: pada akan sholat maghrib di Faraj". Kami pun merasa keheranan karena
tidak akan mungkin kami sempat sholat Maghrib di Faraj. Beliau meminta kami
untuk berzikir sambil terus berjalan. Ternyata matahari berhenti atau tertahan
sampai akhirnya kami sampai di Faraj, hingga karni sempat menunaikan sholat
Maghrib. Kami pun saling membicarakan kejadian yang baru saja kami alami.
Keramat beliau ini seperti yang terjadi pada Al-Wali Al-Kabir As-Syekh Ismail AlHadhrami."