Anda di halaman 1dari 5

PSYCHOLOGY FORENSIC

M O D U L PSIKOLOGI FORENSIK AUDIT


DIGUNAKAN UNTUK DIKLAT FUNGSIONAL PEMBENTUKAN AUDITOR
O L E H : DRS. HARRY WALUYA, MM. / NIP.060042717
IV/C/WIDYAISWARA MADYA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN UMUM
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
DEPARTEMEN KEUANGAN
JAKARTA DESEMBER 2008
2.1. Pengertian Forensik Audit
2.1.1. Arti dan Pentingnya Psikologi Forensik Audit
Forensik Audit merupakan sebuah proses ilmiah dalam mengumpulkan, menganalisis,
dan menghadirkan berbagai bukti pada sidang pengadilan karena adanya kasus hukum. Yang
membedakan pengertian forensik audit adalah memanfaatkan teknologi komputer untuk fo-
rensik, sebagai berikut :
1. Forensik audit melakukan pengumpulan data dengan memberdayakan teknologi
komputer, dengan memberdayakan sistem komputer, jaringan komputer, dan
komunikasi data
2. Forensik audit melakukan analisis data dan menggunakan media untuk menyimpan
data dan informasi yang suatu waktu menjadi bukti yang akan diajukan dalam
sidang pengadilan.
3. Tindakan Forensik mendokumentasikan kasus-kasus kedalam Disk, dengan
menggunakan software dari FBI (Federal Bureau Investigation).
Model Forensik Audit
Tiga komponen yang membangun model forensik terdiri dari Manusia (People), Peralatan
(Equipment), dan Aturan (Protocol). Forensik audit memerlukan tenaga Auditor (people)
dengan kualitas ahli komputer, menyediakan teknologi komputer (equipment) sebagai alat
bagi Auditor agar dapat mengumpulkan dan menganalisis bukti (evidence), dengan aturan
(Protocol) dalam upaya mendapatkan bukti-bukti dan membuat laporan, berdasarkan
pengetahuan teknologi informasi dan ilmu hukum.
Tahap-tahap Forensik Audit
Forensik audit sekurang-kurangnya terdiri dari tahap pengumpulan data, tahap
pengujian, tahap analisis dan tahap dokumentasi dan laporan.
tahap pengumpulan data
adalah mengidentifikasi berbagai sumber daya informasi dan modus oprasi.
tahap pengujian
adalah penilaian terhadap metode yang relevan dan memungkinkan akses mekanisme
yang terkontrol. Cakupan lainnya adalah mengalokasi file, mengekstrak file,
pemeriksanan data, dan lain sebagainya.
tahap analisis
adalah pekerjaan analisis walaupun tidak ada kesimpulan (siapa terdakwanya).
Dengan mengidentifikasi pihak user atau orang di negara rezim anti korupsi lainnya
sebagai pengguna informasi yang terlibat secara tidak langsung. Yang penting
bagaimana semua komponen inteligent tersebut saling berhubungan hingga mendapat
informasi.
tahap dokumentasi laporan.
Adalah penjelasan akurat tentang metode yang menyetujui atau menolak setiap
penjelasan sebuah perkara tindak pidana korupsi, dengan menghadirkan data dan
informasi dari seluruh jaringan inteligent yang berguna untuk melakukan tindakan
(actionable) berdasarkan informasi yang terkumpul.
2.1.2. Metode yang digunakan
Banyak istilah tentang metode atau pendekatan yang digunakan dalam forensik audit. Metode
yang dipopulerkan oleh WB dan PPATK, antara lain Pendekatan money laundering
(pencucian uang) sebagai satu alasan emergency karena dampaknya yang luas. WB dan
PPATK juga didukung ASEAN dan Asia Pacific Group on Money Laundering (APG) untuk
melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang termasuk
pencegahan pendanaan terorisme. Caranya adalah dengan melakukan peningkatan kapasitas
para regulator dan pengawas bidang keuangan serta penegak hukum dari 9 negara ASEAN
plus Mongolia.
Metode Money Laundering
Metode money laundering (diperkenalkan PBB 1988 dengan sahnya Konvensi Wina)
atau pendekatan pencucian uang dengan istilah lainnya transnational organized crime adalah
pendekatan untuk mengungkapkan peraktek-peraktek tindak pidana kriminal dengan cara
pencucian uang yang dilakukan dengan melampui batas – batas antara negara.
Menurut William Wallace dari World Bank, selemah-lemahnya suatu negara, mutlak
harus membangun Financial Intelligence Unit yang efektif dan menanamkan pengetahuan
intelegensia khususnya psychology forensic audit. Pendekatan money laundring diperlukan
untuk pencegahan korupsi, pencegahan penyuapan, pencegahan penipuan, pencegahan
penyelundupan pajak/keuangan. Bila tindakan kriminal ini dibiarkan terus, maka akan
menekan pertumbuhan ekonomi menjadi tidak sehat. Selain itu, pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi dari good government harus ditegakan dan terpeenuhinya kriteria transparansi dan
efesiensi.
Pendekatan Follow the Money
Pendekatan Follow the money adalah tindakan dari pendekatan money laundering
dengan upaya melacak harta kekayaan yang berasal dari suatu tindakan pidana, yang
kemudian direkonstruksikan kembali dari mana harta kekayaan itu dan tindakan pidana apa
yang melahirkan kekayaan tersebut. Pendekatan ini terkenal dengan istilah follow the money.
Pendekatan Konvensional
Pendekatan konvensional adalah tindakan mengejar pelaku tindak pidana secara
tradisional. Pendekatan konvensional relatif lebih sulit daripada pendekatan follow the
money. Pendekatan konvensional sudah tidak peraktis lagi, tidak jelas mata rantainya.
Lifeblood of the Crime
Lifeblood of the Crime adalah motivasi orang untuk melakukan kejahatan kriminal
tindak pidana korupsi. Tindakan konvensional dan follow the money adalah untuk
menghilangkan motivasi kejahattan.
Dampak dari pidana pencucian uang
Tindak money laundering atau pidana pencucian uang, ditinjau dari berbagai aspek
diyakini banyak merugikan kehidupan.
a. Dampak makro dari money laundering
b. Dampak mikro dari money laundering
c. Dampak sosial politik dari money laundering
d. Dampak hukum dari money laundering
Dampak makro dari money laundering
Money laundering secara makro dapat mempersulit pengendalian moneter dan mengurangi
pendapatan negara.
Dampak mikro dari money laundering
Money laundering secara mikro akan menimbulkan high cost economy dan mengganggu
persaingan berusaha secara sehat.
Dampak sosial politik dari money laundering
Money laundering secara sosial politik dapat menimbulkan permasalahan sosial politik yang
terkait dengan banyaknya uang haram yang dipakai dalam melakukan interaksi sosial dan
politik.
Dampak hukum dari money laundering
Money laundering ini juga dapat mengakibatkan tidak berjalannya sistem hukum dengan baik
sehingga mengurangi kepastian hukum yang penting bagi semua orang.
2.1.3. Kerjasama Internasional
Belajar dari negara Finlandia
Belajar dari Finlandia, janganlah melihat dari sisi ngara kecil berpenduduk 5 juta orang,
bukan melihat negara Finlandia sebagai penghasil telephone genggam Nokia, tetapi Finlandia
sebagai satu dari tiga negara dengan nilai tertinggi yakni 9,6 (dari Transparency International
2006) yang menunjukkan bahwa Finlandia merupakan negara yang dianggap bersih dan
bebas dari praktik korupsi. Finlandia pasti memiliki Financial Intelligence Unit (FIU) yang
kuat dan berwibawa.
PPATK bekerjasama dengan FIU Finlandia untuk mencegah dan memberantas tindak pidana
pencucian uang. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan dengan 23 FIU Mauritius,
Bermuda, Selandia Baru, Turki dan negara lainnya sebagai sarana di dalam memperkuat
kerjasama yang dilakukan oleh masing-masing negara dalam meningkatkan pertukaran
informasi keuangan, khususnya dalam hal tukar menukar informasi intelijen keuangan
sebanyak 178 informasi yang terkait dengan tindak pidana pencucian uang (money
laundering) atau tindak pidana lainnya.
The Egmont Group(TEG)
PPATK atau FIU Indonesia menjadi anggota the Egmont Group, yaitu organisasi
internasional informal yang dibentuk pada tahun 1995 di Egmont-Arenberg Palace di
Brussel. The Egmont Group beranggotakan 106 Financial Inteligence Unit (FIU) dari
berbagai negara, khususnya negara focal point dari rezim anti pencucian uang. Maka
pertukaran informasi intelijen keuangan dapat dilakukan secara bebas dengan sesama anggota
TEG, yang mencapai 178 informasi dari 4 sumber FIU dalam 5 tahun sejak 2003, pertukaran
informasi intelijen di bidang keuangan, dilakukan baik atas dasar permintaan (by request)
sebanyak 167 informasi maupun atas dasar sukarela (spontaneous) sebanyak 11 informasi.
Dukungan Politis
Sungguh mengejutkan dengan adanya dukungan dari keinginan politis cq Menko Polhukkam
dan BIN, PPATK dan para Menteri Komite TPPU (Koordinasi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang), yang kemudian disebut rezim anti pencucian
uang. Pedoman (guidelines) dan langkah-langkah serta tindakan strategi pemerintah untuk
mencegah dan memberantas pelaku pencucian uang (money laundering), yang penting adalah
dapat dipahami dan diterima secara umum yang kemudian dilaksanakan oleh segenap
komponen bangsa. Adalah mengidentifikasi permasalahan dan penyelesaian secara bersama-
sama.
Ruang Lingkup
Fokus pembahasan adalah ruang gerak dari para pelaku kejahatan dalam
menggunakan hasil kejahatannya. Persempitan adalah terfokus yang khusus berbentuk
finansial. Khususnya peraktek bisnis dalam bentuk keuangan (finansial yang liquid), maupun
perubahan bentuk menjadi non keuangan (non financial) atau asset yang tidak liquid.
Mekanisme Transformasi Informasi

Setiap komponen bangsa yang teridentifikasi  dapat memberikan laporan atas


transaksi keuangan  tanpa didukung landasan hukum

ataupun  tanpa dasar transaksi  sampaikan laporan kepada PPATK.


Manfaat dan Tujuan
Adanya laporan money laundring ini menunjukan sistem rezim anti korupsi artinya
dapat diterima oleh khalayak ramai, dan cocok dengan tujuan Strategi Nasional yaitu :

• untuk dapat meningkatkan perekonomian Indonesia dengan memberikan kepastian bagi


iklim investasi

• dimana rezim anti pencucian uang memberikan kontribusi pada adanya jaminan atas
kelangsungan usaha – dimana sumber dana hanya dapat diperoleh dari aktifitas yang legal
dan memiliki dasar transaksi yang sah secara hukum.
pencegahan dan pemberantasan atas tindak pidana pencucian uang ini didukung UU No.15/
2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) jo UU No.25 / 2003.

Anda mungkin juga menyukai