Anda di halaman 1dari 31

AKUNTASI

FORENSIK
Dosen pengampuh: kamelia astuty,SE., M.Ak

Kelompok 2 :
Melyan Arista Rahayu ( 22050023 )
Gea dianestari ( 22050024)
Pendahulua
n
Latar
Belakang
Indonesia merupakan negara demokrasi di dunia. Indeks Demokrasi
Indonesia (IDI) tahun 2019 berada pada posisi sedang, yakni di
angka 72,39 persen. Sedangkan peringkat indeks demokrasi
Indonesia tahun 2018 berada diurutan 65 dari 167 negara. Salah
satu faktor penentu kualitas demokrasi itu yakni pelaksanaan
pemilihan umum. Dimana pada tahun 2019 Indonesia berhasil
menyelenggarakan pemilihan umum (Pemilu) secara tertib, damai,
dan lancar. Pemilu 2019 juga disebut sebagai pemilu langsung
dengan jumlah pemilih terbesar di dunia, serta sistem paling rumit
di dunia. Sehingga berdasarkan hal itu menyebabkan Indonesia
mendapat dukungan dan pujian dari berbagai penjuru dunia.
Suatu pemilihan umum dapat dikatakan terlaksana dengan jujur dan adil (fair elections
and free) apabila tersedia perangkat hukum yang mengatur pelaksanaan pemilihan
umum. Kemudian perangkat hukum itu mampu melindungi penyelenggara pemilu,
peserta, calon yang dipilih, pemantau, dan warga negara umumnya dari segala praktik
curang (fraud) dan kekerasan yang dapat mempengaruhi terhadap hasil pemilu. Oleh
karena itu, untuk mewujudkan itu dibutuhkan peraturan perundang-undangan yang
mengatur pelaksanaan pemilihan umum secara komprehensif, dan aparat penegak hukum
yang mampu menegakan peraturan itu. Maka dari itu diperlukanla upaya yang harus
dilakukan sebagai bentuk validasi bahwa tidak ada bentuk pelanggaran apapun yang
dilakukan, melalui pemhaman akutansi forensik.

Akuntansi forensik merupakan cabang akuntansi yang berfokus pada proses


penyelidikan, deteksi dan pencegahan berbagai bentuk kecurangan (fraud) dalam bidang
keuangan. Sejarah kehadiran akuntansi forensik dapat dilacak dari berbagai
kemunculanpraktik kecurangan yang telah terjadi dalam dunia keuangan. Dimulai pada
era tahun 1930an dan 1940an terkuak beberapa kasus skandal fraud terbesar dalam
bidang keuangan.
Semantara pada abad ke-21 dengan perkembangan teknologi informasi dan globalisasi
membuat berbagai kasus kecurangan dan penipuan semakin kompleks dan inovatif. Oleh
4 sebab itu kehadiran akuntansi forensik sangat dibutuhkan dalam membantu berbagai
entitas baik publik dan bisnis untuk bisa mencegah dan membongkar berbagai skandal
keuangan.

Akuntansi forensik mengacu pada proses investigasi terhadap berbagai praktik


kecurangan karena berperan untuk mencari berbagai alat bukti kecurangan. Proses ini
dilalui melalui pengumpulan informasi non-keuangan, hingga wawancara kepada pihak-
pihak yang terkait dengan kecurangan. Dalam konteksentitas bisnis dan publik,
penerapan akuntansi forensik berupaya untuk melakukan deteksi dini terhadap
munculnya berbagai bentuk kecurangan yang berasal dari internal maupun eksternal
perusahaan.
Dari studi Singleton & Singleton (2010) diketahui
beberapakompetensi yang harus dikuasai oleh seorang akuntan forensik di antaranya:

• KemampuanMengelola Informasi
• KeahlianWawancara Mendalam
• PenguatanPolaPikir
• PengetahuanAlatBukti.
• Komunikator
• KeahliandanMentalitas Investigasi
• Interpretasi Informasi Keuangan

Dengandemikian seorang akuntan forensik, tidak hanya bertugas memberikan pendapat


hukum dalam pengadilan (litigation), tetapijugaberperan dalam bidang hukum diluar
pengadilan (non litigation).
Dalam memahami akuntansi forensik para pembelajar perlu mengenal fundamental
utama akuntansi forensik yaitu saluran whistleblowing sebagai bagian dari proses
investigasi untukpengumpulan bukti kecurangan. Tujuannya agar para pembelajar
akuntansi forensik bisa lebih mengenal berbagai cara mendeteksi terjadinya praktik
fraud melalui pemanfaatan whistleblowing.

Dalam konteks ini whistleblowing merupakan sebuah pengungkapan oleh anggota


organisasi tentang praktik ilegal, tidak bermoral atau tidak sah dibawah kendali atasan
mereka, kepada anggota atau organisasi yang dapat mempengaruhi tindakan
Kode etik akuntansi forensik merupakan seperangkat
prinsip dan panduan yang dirancang untuk mengatur
perilaku para professional dalam bidang akuntansi forensik.
Kode etik berperan untuk membantu menjaga integritas,
objektivitas dan profesionalisme dalam pelaksanaan
pekerjaan seorang akuntan forensik.
Integritas, para profesional akuntansi forensik
Objektivitas, para akuntan forensik harus menjaga
menilai prinsip ini digunakan untuk menjunjung
1 tinggi integritas dan kejujuran dalam semua aspek 2 prinsip objektivitas dalam pendekatan analisis dan
pelaporan hasil investigasi.
pekerjaan para akuntan forensik.

Kompetensi, para akuntan forensik harus Kerahasiaan, para akuntan forensik harus bisa
memiliki pengetahuan dan keahlian yang 4 menjaga suatu kerahasiaan informasi yang
3 diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan diperoleh selama proses investigasi.
audit dan investigasi

Kepentingan publik, para akuntan forensik harus


memiliki tanggung jawab terhadap kepentingan publik
5 dalam menjaga integritas pasar keuangan dan keadilan
dalam transaksi bisnis
Pada awalnya teori fraud diperkenalkan oleh Cressey tahun 1972. Akan tetapi, seiring
perkembangan, praktik fraud maka terciptalah teori Fraud Pentagon yang merupakanperluasan
dari teori Fraud Triangle yang dikemukan oleh Cressey tahun 1972 dan teori Fraud Diamond
yang dikemukakanoleh Wolfe danHermanson tahun 2004. Dalam teori Fraud Pentagon ada
beberapa eleman penting diantaranya;

• Opportunity atau kesempatan


• Pressure atau tekanan
• Rasionalization atau rasionalisasi,
• Competence atau kompetensi,
• Arrogganceatauarogan (Marks, 2012).

Berbagai perilaku korupsi suap dapat dikategorikan sebagai bagian dari praktik fraud. Dalam hal
ini fraud (kecurangan) dapat diartikan sebagai bentuk kecurangan karena memiliki unsur
penyimpangan dan perbuatan melanggar hukum dengan kesengajaan
Dalam konteks ini, akuntansi forensik dapat diperkenalkan kepada para pembelajar meliputi beberapa
hal penting di antaranya :
• Pengantar akuntansi forensik, ruang lingkup akuntansi forensik, atribut, standar dan kode etik
akuntan forensik.
• Sejarah profesi anti fraud danpengenalan profesi akuntan forensik.
• Karakteristik tindakan kecurangan (Fraud) meliputi klasifikasi fraud dan teori-teori fraud.
• Upaya meminimalisasi fraud melalui pendeteksian dan penginvestigasian tindakan kecurangan,
pendekatan proaktif dalam pendeteksian fraud serta taksonomi kecurangan dalam laporan
keuangan.
• Taksonomi tindakan korupsi suap hingga pengadaan barang dan jasa.
• Upaya meminimalisasi fraud melalui metode investigasi dengan berbagai pendekatan hingga
memahami motivasi pelaku.
• Peran dan fungsi dari whistleblowing system.
• Pengantar cyber forensic atau digital forensik dalam mengungkap praktik fraud.
• Proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti non keuangan.
• Penggunaan akuntansi forensik pada proses peradilan di pengadilan tindak pidana korupsi dan
proses sengketa pailit di pengadilan tata niaga.
Dalam konteks akuntansi forensik, seorang akuntan
forensic juga memiliki sertifikasi yang harus
menyelesaikan tiga materi sertifikasi akuntan forensik
di antaranya:

1 2 3

Pencegahan dan Deteksi Audit Forensik dan Audit Kesaksian Ahli dan
Fraud Perhitungan Kerugian Penelusuran Aset
Keuangan
Fraud merupakan tindakan curang, perbuatan ilegal dan penyalahgunaan
kepercayaan. Tindakan ini tidak bergantung pada ancaman kekerasan fisik, namun
merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu dan organisasi untuk mendapatkan
uang, properti atau layanan, untuk menghindari pembayaran atau
Perbuatan melanggar Kerugian Hubungan kausalitas kehilangan layanan atau untuk
mengamankan keuntungan pribadi dan bisnis. Selain itu, fraud juga merupakan
tindakan melawan hukum yang mengandung niat jahat, dilakukan dengan sengaja
untuk mengambil keuntungan.

Sebelum memahami teknik yang dapat digunakan oleh akuntan forensik dalam
mendeteksi fraud, kita perlu memahami aksioma fraud Aksioma adalah penyataan
yang tidak dibuktikan atau diperagakan dan dianggap sudah jelas dengan sendirinya
karena kebenaran dari proporsi ini tidak dipertanyakan lagi. Aksioma merupakan titik
tolak untuk menarik kesimpulan tentang suatu kebenaran yang harus dibuktikan
melalui pembentukan teori.
Conto
hKejari Bengkulu Tengah tahan tersangka kasus
korupsi retribusi TKA
Penahanan tersebut dilakukan setelah penyidik Satuan Reserse Kriminal
(Satreskrim) Polres Bengkulu Tengah melimpahkan kasus tersangka Elpi
Eriantoni tersangka.

"Setelah dilimpahkan tersangka ini langsung ditahan di Rutan Kelas II B


Kota Bengkulu selama 20 hari ke depan dan kami langsung melaksanakan
pemberkasan agar segera dilimpahkan pengadilan tipikor Bengkulu untuk
disidangkan," kata Kepala Kejari Kabupaten Bengkulu Tengah Firman
Halawa melalui Kasi Intel Marjek Ravilo saat di konfirmasi di Bengkulu,
Rabu.

Setelah melakukan penahanan, pihaknya akan menindak lanjuti agar segera


dilimpahkan ke pengadilan Tipikor Bengkulu.

Ia menerangkan, berdasarkan audit yang telah dilakukan oleh Badan


Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) kerugian negara atas
tindak pidana korupsi tersebut sebesar Rp1,67 miliar.
Berdasarkan berita di atas, dapat diuraikan beberapa hal yang telah
diatur dalam peraturan perundang-undangan, antara lain sebagai
berikut:

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang


3 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2011 pada Pasal 2-3

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum


3 Acara Pidana pada Pasal 1 ayat 2-15, Pasal 8 tentang
penyidik, pasal 75 tentang berita acara
Dasar studi bidang kesehatan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
3 Perbendaharaan Negara Pasal 1 angka 22 Kerugian
Negara/Daerah adalahkekurangan uang, surat berharga,
dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai
akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun
lalai.
Tujuan
Penelitian
Tujuan umum yang hendak penulis capai dalam penelitian ini yaitu
memberikanpenjelasan komprehensif mengenai urgensi pemanfaatan
forensik digital dalam dalam penanganan perkara tindak pidana
pemilu.

Kemudian memberikan penjelasan komprehensif mengenai proses


forensik digital dalam penegakan hukum perkara tindak pidana
pemilu. Adapun masukan dilakukannya forensik digital itu berangkat
dari permasalahan dalam penegakan hukum pidana pada pemilu 2019.
Manfaat
Penelitian
Manfaat Teoritis Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran yang bermanfaat dalam sumbangan praktis dalam rangka penegakan
perkembangan penegakan hukum tindak pidana hukum di Indonesia yang adil, efisien dan efektif,
pemilu. Sehingga hasil kajian penanganan perkara melalui pemanfaatan forensik digital. Sehingga
ini dapat dijadikan evaluasi dan kajian terus pembuktian tindak pidana pemilu dapat berjalan
menerus atas konsep penanganan dalam efektif dalam pelimpahan perkara untuk sampai
penegakan hukum tindak pidana pemilu di vonis di pengadilan
Indonesia saat ini.
Landasan
Teori
Pengertian Pembuktian
Pembuktian adalah salah satu unsur penting dalam dalam hukum acara pidana di
Indnesia. Dimana hal ini akan menentukan siapa yang bersalah atau tidaknya
terdakwa di pengadilan. Menurut Martiman Prodjohmidjojo, pembuktian
mengandung maksud dan usaha untuk menyatakan kebenaran suatu peristiwa,
sehingga dapat diterima oleh akal terhadap kebenaran peristiwa tersebut.

Sedangkan menurut Subekti, pembuktian adalah suatu proses bagaimana alat-alat


bukti yang dibawa di persidangan dipergunakan, diajukan, atau dipertahankan
berdasarkan hukum acara yang berlaku.12
Berdasarkan beberapa pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan pembuktian
adalah proses dimana penuntut umum membawa, menggunakan, serta
mempertahankan alat buktinya masing-masing dalam suatu persidangan untuk
menemukan suatu kebenaran suatu peristiwa tindak pidana
Sistem Pembuktian Pidana
Dalam sistem pembuktian di berbagai negara, terdapat teori-teori sistem pembuktian yang berbeda-beda.
Teori-teori itu sebagai berikut :

• Pembuktian Menurut Undang-Undang Secara Positif (positif wetteljik bewijstheorie). Teori pembuktian ini
menekankan semua pertimbangan diserahkan kepada hakim dengan berdasarkan undang-undang.
• Pembuktian Berdasarkan Keyakinan Hakim (conviction in time) Pada teori ini pembuktian menekankan
penilaian keyakinan subjektif hakim semata di persidangan. Sehingga hakim tidak terikat oleh pembatasan
berbagai macam alat bukti yang ada, melainkan seberapa kuat hakim memperoleh keyakinan atas suatu
perkara.
• Pembuktian Berdasarkan Keyakinan Hakim Secara Logis (conviction raisonnee). Pembuktian yang
menekankan keyakinan hakim berdasarkan alasan yang jelas dan logis. Hakim diwajibkan menguraikan
dan menjelaskan atas setiap alasan-alasan apa yang mendasari keyakinanya atas kesalahan yang telah
dilakukan seorang terdakwa
• Pembuktian Berdasarkan Undang-Undang Secara Negatif (Negatief wettellijk bewijs theori) Teori ini
merupakan percampuran antara pembuktian teori conviction raisonnee dengan teori positif wetteljik
bewijstheorie. Dalam sistem pembuktian ini salah atau tidaknya seorang terdakwa ditentukan keyakinan
hakim yang didasarkan alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang.
PEMBAHASAN
Pengertian Pembuktian
Pembuktian adalah salah satu unsur penting dalam dalam hukum acara pidana di
Indnesia. Dimana hal ini akan menentukan siapa yang bersalah atau tidaknya
terdakwa di pengadilan. Menurut Martiman Prodjohmidjojo, pembuktian
mengandung maksud dan usaha untuk menyatakan kebenaran suatu peristiwa,
sehingga dapat diterima oleh akal terhadap kebenaran peristiwa tersebut.

Sedangkan menurut Subekti, pembuktian adalah suatu proses bagaimana alat-alat


bukti yang dibawa di persidangan dipergunakan, diajukan, atau dipertahankan
berdasarkan hukum acara yang berlaku.12
Berdasarkan beberapa pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan pembuktian
adalah proses dimana penuntut umum membawa, menggunakan, serta
mempertahankan alat buktinya masing-masing dalam suatu persidangan untuk
menemukan suatu kebenaran suatu peristiwa tindak pidana
Apa saja sains Dalam bidang Matematika
misalnya, ada beberapa

yang berperan keuntungan dalam mempelajari


sains ini:

besar dalam 1
Memudahkan manusia
dalam berhitung

kehidupan Sangat baik untuk fungsi

sehari-hari? 2 otak

Meningkatkan keterampilan
3 dalam memecahkan masalah
Apa saja sains Dalam bidang Matematika
misalnya, ada beberapa

yang berperan keuntungan dalam mempelajari


sains ini:

besar dalam 1
Memudahkan manusia
dalam berhitung

kehidupan Sangat baik untuk fungsi

sehari-hari? 2 otak

Meningkatkan keterampilan
3 dalam memecahkan masalah
Lanjutan...
Dalam bidang fisika, beberapa keuntungan
dalam mempelajari sains ini adalah:

Fisika dapat menjelaskan mengapa


1 dunia bekerja seperti ini

Dengan mempelajari fisika kita bisa


2 menyingkap rahasia alam
Lanjutan...
Lanjutan...
Dalam cabang ilmu bumi, ada beberapa ilmu
turunannya misalnya meteorologi. Manfaat yang bisa
diambil dari mempelajari ilmu ini adalah
meningkatkan upaya waspada terhadap akibat negatif
yang bisa ditimbulkan oleh kondisi dan situasi cuaca
atau iklim yang ekstrim.
Lanjutan...
Dalam bidang Biologi, ada beberapa ilmu turunannya
contohnya ilmu anatomi tubuh manusia. Manfaat yang
bisa diambil dari mempelajari ilmu ini adalah:

1 Dapat mengetahui struktur tubuh manusia

2 Dasar studi bidang kesehatan

Dapat membandingkan struktur tubuh


3 beberapa makhluk hidup dengan makhluk
hidup lainnya
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai