Daya Dukung
Daya Dukung
Kapasitas/daya dukung tanah (bearing capacity) adalah kekuatan tanah untuk menahan
suatu beban yang bekerja padanya yang biasanya disalurkan melalui pondasi. Kapasitas/daya
dukung tanah batas (qu = qult = ultimate bearing capacity) adalah tekanan maksimum yang
dapat diterima oleh tanah akibat beban yang bekerja tanpa menimbulkan kelongsoran geser
pada tanah pendukung tepat di bawah dan sekeliling pondasi.
Konsep perhitungan daya dukung batas tanah dan bentuk keruntuhan geser dalam tanah
dapat dilihat dalam model pondasi menerus dengan lebar (B) yang diletakkan pada
permukaan lapisan tanah pasir padat (tanah yang kaku) seperti pada Gambar 1.3a. Apabila
beban terbagi rata (q) tersebut ditambah, maka penurunan pondasi akan bertambah pula. Bila
besar beban terbagi rata q = qu (qu = daya dukung tanah batas) telah dicapai, maka keruntuhan
daya dukung akan terjadi, yang berarti pondasi akan mengalami penurunan yang sangat besar
tanpa penambahan beban q lebih lanjut seperti Gambar 1.3b. Hubungan antara beban dan
penurunan ditunjukkan pada kurva I pada Gambar 1.3b. Untuk keadaan ini, qu didefinisikan
sebagai daya dukung batas dari tanah.
qu
Beban per
satuan luas
q
II
B
Keruntuhan geser
setempat
(a)
Keruntuhan geser
menyeluruh
(b)
(1.1)
dimana :
= tegangan geser
c = kohesi tanah
= tegangan normal
= sudut geser dalam tanah
Untuk pondasi menerus penyelesaian masalah seperti pada analisa dua dimensi
Analisa distribusi tegangan di bawah dasar pondasi menurut teori Terzaghi seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.7, dimana bidang keruntuhan dibagi menjadi 3 (tiga) zona
keruntuhan yaitu:
Gambar 1.7 Analisa distribusi tegangan di bawah pondasi menurut teori Terzaghi
(1943)
Zona I
Bagian ACD adalah bagian yang tertekan ke bawah dan menghasilkan suatu
keseimbangan plastis dalam bentuk zona segitiga di bawah pondasi dengan sudut ACD =
CAD = = 45o + /2. Gerakan bagian tanah ACD ke bawah mendorong tanah
disampingnya ke samping.
Zona II
Bagian ADF dan CDE disebut radial shear zone (daerah geser radial) dengan curve DE
dan DF yang bekerja pada busur spiral logaritma dengan pusat ujung pondasi.
Zona III
Bagian AFH dan CEG dinamakan zona pasif Rankine dimana bidang tegangannya
merupakan bidang longsor yang mengakibatkan bidang geser di atas bidang horisontal
tidak ada dan digantikan dengan beban sebesar
q = . Df
Terzaghi (1943), memberikan beberapa rumus sesuai dengan bentuk geometri pondasi
tersebut. Rumus-rumus yang dimaksud antara lain:
Untuk tanah dengan keruntuhan geser umum (general shear failure)
1. Kapasitas daya dukung pondasi menerus dengan lebar B
qu = c Nc + Df Nq + 1/2 B N
(1.2)
(1.3)
(1.4)
(1.5)
dimana:
qu = daya dukung maksimum
c
= kohesi tanah
= panjang pondasi
Df = kedalaman pondasi
Nc; Nq; N adalah faktor daya dukung yang besarnya dapat ditentukan dengan memakai
Tabel 1.1 atau Gambar 1.8 atau dengan memakai rumus-rumus sebagai berikut:
Nc
e 2(3/4/2)tan
cot
1 cot (N q 1)
2
2cos 4 2
Nq
(1.6)
e 2(3/4 /2)tan
2cos 2 45
2
(1.7)
1 K py
1 tan
2 cos 2
(1.8)
didapatkan faktor-faktor daya dukung untuk kondisi keruntuhan lokal: N c; Nq; N (Table
(1.9)
(1.10)
(1.11)
(1.12)
Tabel 1.1 Faktor Daya Dukung Terzaghi untuk Kondisi Keruntuhan Geser Umum (general
shear failure)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Nc
Nq
5,70
1,00
6,00
1,10
6,30
1,22
6,62
1,35
6,97
1,49
7,34
1,64
7,73
1,81
8,15
2,00
8,60
2,21
9,09
2,44
9,61
2,69
10,16
2,98
10,76
3,29
11,41
3,63
12,11
4,02
12,86
4,45
13,68
4,92
14,60
5,45
15,12
6,04
16,56
6,70
17,69
7,44
18,92
8,26
20,27
9,19
21,75
10,23
23,36
11,40
25,13
12,72
* Kumbhojkar (1993)
Nc
Nq
0,00
0,01
0,04
0,06
0,10
0,14
0,20
0,27
0,35
0,44
0,56
0,69
0,85
1,04
1,26
1,52
1,82
2,18
2,59
3,07
3,64
4,31
5,09
6,00
7,08
8,34
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
27,09
29,24
31,61
34,24
37,16
40,41
44,04
48,09
52,64
57,75
63,53
70,01
77,50
85,97
95,66
106,81
119,67
134,58
151,95
172,28
196,22
224,55
258,28
298,71
347,50
14,21
15,90
17,81
19,98
22,46
25,28
28,52
32,23
36,50
41,44
47,16
53,80
61,55
70,61
81,27
93,85
108,75
126,50
147,74
173,28
204,19
241,80
287,85
344,63
415,14
9,84
11,60
13,70
16,18
19,13
22,65
26,87
31,94
38,04
45,41
54,36
65,27
78,61
95,03
115,31
140,51
171,99
211,56
261,60
325,34
407,11
512,84
650,67
831,99
1072,80
Tabel 1.2 Faktor-faktor daya dukung Terzaghi modifikasi untuk kondisi keruntuhan geser
setempat (locall shear failure)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Nc
Nq
5,70
1,00
5,90
1,07
6,10
1,14
6,30
1,2
6,51
1,30
6,74
1,39
6,97
1,49
7,22
1,59
7,47
1,70
7,74
1,82
8,02
1,94
8,32
2,08
8,63
2,22
8,96
2,38
9,31
2,55
9,67
2,73
10,06
2,92
10,47
3,13
10,90
3,36
11,36
3,61
11,85
3,88
12,37
4,17
12,92
4,48
13,51
4,82
14,14
5,20
14,80
5,60
* Kumbhojkar (1993)
Nc
Nq
0,00
0,005
0,02
0,04
0,055
0,074
0,10
0,128
0,16
0,20
0,24
0,30
0,35
0,42
0,48
0,57
0,67
0,76
0,88
1,03
1,12
1,35
1,55
1,74
1,97
2.25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
15,53
16,30
17,13
18,03
18,99
20,03
21,16
22,39
23,72
25,18
26,77
28,51
30,43
32,53
34,87
37,45
40,33
43,54
47,13
51,17
55,73
60,91
66,80
73,55
81,31
6,05
6,54
7,07
7,66
8,31
9,03
9,82
10,69
11,67
12,75
13,97
15,32
16,85
18,56
20,50
22,70
25,21
28,06
31,34
35,11
39,48
44,54
50,46
57,41
65,60
2,59
2,88
3,29
3,76
4,39
4,83
5,51
6,32
7,22
8,35
9,41
10,90
12,75
14,71
17,22
19,75
22,50
26,25
30,40
36,00
41,70
49,30
59,25
71,45
85,75
Terdapat tiga keadaan pengaruh muka air tanah (ground water table) terhadap kapasitas
dukung, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.9.
Gambar 1.9. Perubahan kapasitas dukung adanya beda tinggi muka air tanah
a. Kasus I : jika letak muka air tanah, 0 < D1 Df :
q = D1. + D2(sat - w) dan
nilai dibawah pondasi menjadi : = sat w
(1.13)
d
( )
B
(1.14)
= faktor bentuk
(1.15)
Fci, Fqi, Fi
Nc; Nq; N
= faktor daya dukung, sesuai Tabel 1.3 atau dengan rumus faktor daya
N q tan 2 45 e .tan
2
N c (N q 1).cot
N 2.(N q 1).tan
(1.16)
(1.17)
(1.18)
Nc
Nq
Nq/Nc tan
5,14
1,00
0,00
0,20
0,00
5,38
1,09
0,07
0,20
5,63
1,20
0,15
5,90
1,31
6,19
Nq/Nc tan
Nq
26 22,25
11,85
12,54
0,53
0,49
0,02
27 23,94
13,20
14,47
0,55
0,51
0,21
0,03
28 25,80
14,72
16,72
0,57
0,53
0,24
0,22
0,05
29 27,86
16,44
19,34
0,59
0,55
1,43
0,34
0,23
0,07
30 30,14
18,40
22,40
0,61
0,58
6,49
1,57
0,45
0,24
0,09
31 32,67
20,63
25,99
0,63
0,60
6,81
1,72
0,57
0,25
0,11
32 35,49
23,18
30,22
0,65
0,62
7,16
1,88
0,71
0,26
0,12
33 38,64
26,09
35,19
0,68
0,65
7,53
2,06
0,86
0,27
0,14
34 42,16
29,44
41,06
0,70
0,67
7,92
2,25
1,03
0,28
0,16
35 46,12
33,30
48,03
0,72
0,70
10
8,35
2,47
1,22
0,30
0,18
36 50,59
37,75
56,31
0,75
0,73
11
8,80
2,71
1,44
0,31
0,19
37 55,63
42,92
66,19
0,77
0,75
12
9,28
2,97
1,69
0,32
0,21
38 61,35
48,93
78,03
0,80
0,78
13
9,81
3,26
1,97
0,33
0,23
39 67,87
55,96
92,25
0,82
0,81
14 10,37
3,59
2,29
0,35
0,25
40 75,31
64,20 109,41
0,85
0,84
15 10,98
3,94
2,65
0,36
0,27
41 83,86
73,90 130,22
0,88
0,87
16 11,63
4,34
3,06
0,37
0,29
42 93,71
85,38 155,55
0,91
0,90
17 12,34
4,77
3,53
0,39
0,31
0,94
0,93
18 13,10
5,26
4,07
0,40
0,32
0,97
0,97
19 13,93
5,80
4,68
0,42
0,34
1,01
1,00
20 14,63
6,40
5,39
0,43
0,36
1,04
1,04
21 15,82
7,07
6,20
0,45
0,38
1,08
1,07
22 16,88
7,82
7,13
0,46
0,40
1,12
1,11
23 18,05
8,66
8,20
0,48
0,42
1,15
1,15
24 19,32
9,60
9,44
0,50
0,45
1,20
1,19
0,51
0,47
* Vesic (1973)
Nc
Rumus umum yang digunakan untuk menentukan faktor pengaruh bentuk, kedalaman dan
kemiringan beban dapat digunakan seperti dalam Tabel 1.4
Tabel 1.4 Faktor bentuk, kedalaman dan kemiringan yang rekomendasikan:
Faktor
Bentuk
Fcs 1
Rumus
Sumber
De Beer (1970)
a. Bila Df/B 1
Hansen (1970)
B Nq
L Nc
B
tan
L
B
Fs 1 0,4
L
Fqs 1
Kedalaman
Untuk = 0
Fcd 1 0,4
Df
B
Fqd 1
Fd 1
Untuk > 0
Fcd Fqd -
1 - Fqd
N c tan
Df
B
Fd 1
Fd 1
Untuk > 0
Fcd Fqd -
1 - Fqd
N c tan
Df
B
Faktor
Kemiringan
Rumus
Fci Fqi 1
90
Fi 1
Sumber
Mayerhof (1963);
Hanna dan Mayerhof
(1981)
Df
B
qu
SF
(1.19)
Sedangkan penambahan tegangan di bawah tanah netto (qijin(net)) = beban dari bangunan atas
(superstructure) per satuan luas pada pondasi dinyatakan dalam :
q ijin(net)
q u(net)
SF
qu q
SF
(1.20)
keterangan :
qu
SF
Bersumber dari MODUL AJAR Politeknik Negeri Malang jurusan teknik sipil.