RPP 3
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Topik/Sub Topik
Alokasi Waktu
: SMA/SMK
: Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
:I /I
: Peranan Agama
: 8 x pertemuan (24 JP)
A. Kompetensi Inti
(KI-1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya;
(KI-2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia;
(KI-3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah;
(KI-4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KD
1.1. Mengamalkan manifestasi
keyakinan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
2.2.
Mengembangkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli,
dan santun sebagai manifestasi
keyakinan agama Buddha
3.3.
Mendeskripsi kan berbagai
fenomena kehidupan sesuai proses
kerja hukum tertib kosmis (niyama)
INDIKATOR
Dhammaniyama
4.3.4. membuat contoh penerapan
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mendiskusikan, menyimpulkan
mengomunikasikan, peserta didik diharapkan mengerti dengan baik dan benar
dan
Pertemuan Pertama
3.3.1. Menjelaskan pengertian fenomena alam dan kehidupan sesuai dengan agama Buddha
3.3.2. Menjelaskan pengertian hukum Niyama
3.3.3. Mengidentifikasi macam-macam Hukum Niyama
Pertemuan Kedua
3.3.4. Menjelaskan Hukum Utu Niyama
3.3.5. Menjelaskan Hukum Bija Niyama
Pertemuan Ke Tiga
3.3.6. Menjelaskan Hukum Kamma Niyama
3.3.7. Menjelaskan Hukum Citta Niyama
Pertemuan Ke Empat
3.3.8. Menjelaskan Hukum Dhammaniyama
3.3.9. Memberikan contoh Hukum Utu Niyama
Pertemuan Ke Lima
3.3.10. Memberikan contoh Hukum Bija Niyama
3.3.11. Memberikan contoh Hukum Kamma Niyama
Pertemuan Ke Enam
3.3.12. Memberikan contoh Hukum Citta Niyama
3.3.13. Contoh Hukum Dhammaniyama
Pertemuan Ke Tujuh
4.3.4. membuat contoh penerapan hukum bija niyama (proses pertumbuhan biji kacang hijau
menjadi kecambah)
Pertemuan ke 8
Ulangan harian
C. Deskripsi Materi Pembelajaran
PERTEMUAN PERTAMA
Pengertian fenomena alam dan kehidupan
Fenomena alam adalah peristiwa non artificial dalam pandangan fisika, dan
kemudian tak diciptakan oleh manusia, meskipun dapat mempengaruhi manusia. Secara
umum, asal mula fenomena alam dan kehidupan di dunia secara sederhana selalu
dikaitkan dengan Dewa Pencipta. Dalam hal ini yang menciptakan itu umumnya
dimengerti sebagai Tuhan. Hal tersebut berhubungan dengan paham agama dan orangorang tertentu yang memandang bahwa Tuhan adalah Maha Pencipta, Maha Kuasa, dan
lain-lain.
Dalam agama Buddha, kepercayaan terhadap dewa atau makhluk adi kodrati
entah itu diberi nama Tuhan atau apa pun namanya yang dihubungkan dengan asal mula
suatu kejadian atau fenomena, yang mengatur dunia dan menentukan nasib manusia
adalah sebuah mitos. Mitos adalah suatu kisah yang bukan realitas/ kenyataan
BIJA NIYAMA
Bija Niyama adalah hukum universal yang berkaitan dengan tumbuhtumbuhan, yaitu
bagaimana biji, stek, batang, cabang, ranting, pucuk, daun dapat bertunas, bertumbuh,
berkembang, dan berbuah. Kemudian dari satu bibit menghasilkan buah yang banyak, atau
dari bibit yang kecil menumbuhkan pohon yang besar, dan lain-lain. Bija berarti benih di
mana tumbuhan tumbuh dan berkembang darinya dalam berbagai bentuk. Dari pandangan
filosofi, hukum pembenihan hanyalah bentuk lain dari hukum energi. Dengan demikian
pengatur perkembangan dan pertumbuhan dunia tumbuhan
Hukum pembenihan menentukan kecambah, tunas, batang, cabang, ranting, daun, bunga, dan
buah di mana dapat tumbuh. Dengan demikian, biji jambu tidak akan berhenti menghasilkan
keturunan spesies jambu yang sama. Hal ini juga berlaku untuk semua jenis tumbuhan lainnya
dan tidak ada sosok pencipta yang mengaturnya.
PERTEMUAN KETIGA
KAMMA NIYAMA
Perbuatan (kamma) merupakan perbuatan baik maupun buruk yang
dilakukan seseorang yang disertai kehendak (cetana). Seperti yang
disebutkan dalam kitab Pali: "Para bhikkhu, kehendak itulah yang Ku-sebut
perbuatan. Melalui kehendaklah seseorang melakukan sesuatu dalam
bentuk perbuatan, ucapan, atau pikiran" (Anguttara Nikaya, iii:415).
Di sini kehendak merupakan kemauan (tindakan mental). Dalam
melakukan sesuatu, baik maupun buruk, kehendak mempertimbangkan
dan memutuskan langkah-langkah yang diambil, menjadi pemimpin
semua fungsi mental yang terlibat dalam perbuatan tersebut. Ia
menyediakan tekanan mental pada fungsi-fungsi ini terhadap objek yang
diinginkan.
Dalam melaksanakan tugasnya, termasuk juga tugas-tugas semua
proses mental lainnya yang terlibat, kehendak menjadi pemimpin tertinggi
dalam pengertian ia memberitahukan semua sisanya. Kehendak
menyebabkan semua aktivitas mental cenderung bergerak dalam satu
arah.
Hukum perbuatan mengatur akibat-akibat dari suatu perbuatan
apakah baik atau buruk. Contoh-contoh akibat moral dari suatu perbuatan
dapat dijumpai dalam berbagai sutta, misalnya dalam Majjhima-Nikaya,
Cula-Kamma-Vibhanga-Sutta: "Akibat dari membunuh menyebabkan umur
pendek, dan tidak melakukan pembunuhan menyebabkan umur panjang.
Iri hati menghasilkan banyak perselisihan, sedangkan kebaikan hati
menghasilkan perdamaian. Kemarahan merampas kecantikan seseorang,
sedangkan kesabaran menambah kecantikan diri. Kebencian menghasilkan
kelemahan, sedangkan persahabatan menghasilkan kekuatan. Pencurian
menghasilkan kemiskinan, sedangkan pekerjaan yang jujur menghasilkan
kemakmuran. Kesombongan berakhir dengan hilangnya kehormatan,
sedangkan kerendahan hati membawa kehormatan. Pergaulan dengan
orang bodoh menyebabkan hilangnya kebijaksanaan, sedangkan
pengetahuan merupakan hadiah dari pergaulan dengan orang bijaksana."
Di sini pernyataan "membunuh menyebabkan umur pendek"
mengandung makna bahwa ketika seseorang telah membunuh sekali saja
manusia atau makhluk lainnya, perbuatan ini menyediakan akibat untuk
terlahir kembali dalam keadaan menderita dengan berbagai cara. Selama
masa ketika ia terlahir kembali sebagai manusia, perbuatan tersebut
menyebabkannya berumur pendek dalam ribuan kelahiran. Penjelasan
yang sejenis juga berlaku untuk pernyataan sebab akibat yang lain di atas.
CITTA NIYAMA
Citta berarti "ia yang berpikir" (perbuatan berpikir), yang
mengandung pengertian: yang menyadari suatu objek. Juga berarti:
menyelidiki atau memeriksa suatu objek. Lebih jauh lagi, citta dikatakan
berbeda-beda bergantung pada berbagai bentuk pikiran atas objek. Hal ini
dinyatakan dalam kitab Pali: "Para bhikkhu, Aku tidak melihat hal lain yang
sangat beraneka ragam seperti pikiran (citta). Para bhikkhu, Aku tidak
melihat kelompok (nikaya) lain yang sangat beraneka ragam seperti
makhluk-makhluk alam rendah (binatang, burung, dan seterusnya).
Makhluk-makhluk alam rendah ini hanya berbeda dalam pikiran. Namun
pikiran, O para bhikkhu, lebih beraneka ragam dibandingkan makhlukmakhluk ini" (Citten'eva cittikata. Samyutta-Nikaya, iii. 152).
Pikiran menjadi lebih beraneka ragam berkaitan dengan hal-hal yang
tidak baik dibandingkan dengan hal-hal yang baik sehingga dikatakan
"Pikiran menyenangi hal-hal yang buruk". Oleh sebab itu, mahklukmakhluk di alam rendah yang dibuat dan diciptakan oleh pikiran lebih
beraneka ragam dibandingkan semua makhluk lainnya. Bagaimana hal ini
bisa terjadi? Dikatakan dalam kitab Pali: "O, para bhikkhu, Aku akan
menyatakan bagaimana dunia berasal, dan bagaimana dunia berakhir.
Apakah asal mula dunia itu, O para bhikkhu? Dikondisikan oleh mata dan
objek-objek muncul kesadaran penglihatan. Ketiga hal ini disebut kontak.
Karena kontak, muncul perasaan; karena perasaan, muncul keinginan....
Demikianlah asal mula seluruh tubuh yang berpenyakitan ini. Dikondisikan
oleh telinga dan objek-objek... oleh hidung... oleh lidah... oleh tubuh, dan
seterusnya... dikondisikan oleh indera pikiran dan benda-benda muncul
kesadaran pikiran. Ketiga hal ini adalah kontak. Karena kontak, muncul
perasaan; karena perasaan, muncul keinginan.... Demikianlah asal mula
seluruh tubuh yang berpenyakitan ini. Inilah, O para bhikkhu, apa yang
disebut asal mula dunia."
"Apakah akhir dunia itu, O para bhikkhu? Dikondisikan oleh mata dan
objek-objek muncul kesadaran pikiran. Ketiga hal ini disebut kontak.
Karena kontak, muncul perasaan; karena perasaan.... Karena keinginan
sepenuhnya berakhir, ketamakan berakhir; karena ketamakan berakhir,
kemenjadian berakhir. Demikianlah akhir dari seluruh tubuh yang
berpenyakitan ini. Demikian halnya juga berhubungan dengan telinga dan
alat indera lainnya. Inilah, O para bhikkhu, apa yang disebut akhir dunia"
(Samyutta-Nikaya, iv 87).
Di sini ungkapan "dikondisikan oleh mata dan objek-objek muncul
kesadaran mata, dan seterusnya" menunjukkan bahwa di dunia ini
kesadaran dan proses pikiran orang-orang secara umum berbeda-beda
dari momen ke momen dan menjadi sebab kelahiran kembali mereka
dalam bentuk-bentuk yang berbeda dalam kehidupan berikutnya. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa bentuk-bentuk yang berbeda pada
kehidupan yang akan datang dibuat dan diciptakan oleh pikiran pada
kehidupan sekarang. Karena perbedaan kesadaran, persepsi juga berbeda.
Karena perbedaan persepsi, keinginan berbeda, dan karena hal ini
berbeda, maka perbuatan (kamma) berbeda. Beberapa orang juga
berpendapat bahwa karena kamma berbeda, kelahiran kembali di alam
binatang beraneka ragam. Hukum psikis mengatur tentang pikiran atau
kesadaran yang berbeda-beda dalam fungsi dan kejadian. Ini diulas dalam
kitab Patthana pada bab "Hubungan yang Berurutan".
PERTEMUAN KEEMPAT
DHAMMA NIYAMA
Dhamma adalah sesuatu yang menghasilkan (dhareti) sifat dasarnya
sendiri, yaitu kekerasannya sendiri ketika disentuh, sifat khusus sekaligus
sifat universalnya adalah berkembang, melapuk, hancur, dan seterusnya.
Dhamma yang dikategorikan dalam hubungan sebab "menghasilkan"
fungsi hubungan sebab tersebut, dan yang dikategorikan dalam hubungan
akibat "menghasilkan" fungsi akibat atau hasil. Pengertian ini meliputi
semua Dhamma yang dibahas dalam Suttanta dan Abhidhamma Pitaka. Ini
juga meliputi hal-hal yang disebutkan dalam Vinaya Pitaka dengan nama
"tubuh aturan" (silakkhandha).
Di antara sutta-sutta, keseluruhan Mahanidana-Suttanta dan Nidanasamyutta membahas tentang Dhamma-niyama. Dalam salah satu sutta
disebutkan: "Karena kebodohan muncul kamma: sekarang, O para
bhikkhu, apakah para Tathagata muncul atau tidak, unsur (dhatu) ini ada,
yaitu pembentukan Dhamma sebagai akibat, ketetapan Dhamma sebagai
akibat (Dhammatthitata Dhammaniyamata). Karena kamma... (dan
seterusnya seperti pada hubungan sebab akibat yang saling
bergantungan)" (Samyutta-Nikaya, ii. 25). Ia juga disinggung dalam
ungkapan: "Semua hal yang berkondisi (sankhara) adalah tidak kekal,
penuh dengan penderitaan, dan tanpa aku."
Dalam beberapa teks, niyama ini disebut Dhammata: "Sesuai
dengan Dhammata (hukum), para bhikkhu, bahwa ketika seorang
Bodhisatta turun dari surga Tusita, memasuki rahim ibunya, cahaya yang
sangat cemerlang muncul di seluruh dunia, termasuk dunia para dewa dan
brahma... dan seribu sistem dunia berguncang...." (Digha-Nikaya, ii. 12).
Sifat Dhamma-niyama dapat diringkas dalam rumusan: "Ketika itu
ada, ini ada. Dari kemunculan itu maka ini muncul. Ketika itu tidak ada, ini
tidak ada. Ketika itu berakhir, maka ini berakhir" atau dalam pernyataan:
"Inilah, para bhikkhu, tiga sifat khas dari hal yang berkondisi: dapat
dipahami perkembangannya, dapat dipahami kelapukannya, dapat
dipahami perubahannya ketika ia masih bertahan. Inilah, para bhikkhu,
tiga sifat khas dari hal yang tidak berkondisi: perkembangannya tidak
dapat dipahami, kelapukannya tidak dapat dipahami, perubahan dan
durasinya tidak dapat dipahami" (Anguttara-Nikaya, i 152).
Dhamma-niyama merupakan keseluruhan sistem yang mengatur
alam semesta. Empat niyama lainnya merupakan hukum alam yang
spesifik yang mengkhususkan pada aspek tertentu dari alam semesta.
Jadi, hukum alam apa pun yang tidak termasuk dalam keempat niyama
yang pertama dikategorikan sebagai Dhamma-niyama.
Di sini kata Dhamma menunjuk pada semua hal mental maupun
materi. Oleh sebab itu, bija, kamma, dan citta merupakan Dhamma, dan ia
mengandung semua hal tersebut. Namun dalam klasifikasi niyama, namanama individual digunakan untuk keempat hal pertama untuk
mengkhususkan dan membedakannya dari hal-hal lain, baik mental
maupun materi, yang digolongkan di bawah nama umum "Dhamma".
Karena alasan ini Dhamma-niyama tidak digunakan dalam penerapannya
yang sepenuhnya, tetapi dibatasi pada hal-hal yang tidak termasuk
keempat hal pertama. Ketika dibutuhkan untuk menggunakan utu sebagai
niyama, seseorang tidak seharusnya menyebutnya Dhamma-niyama
walaupun utu termasuk Dhamma, tetapi harus menggunakan nama
individual yang sesuai dan menyebutnya sebagai utu-niyama.
Contoh utu niyama
CONTOH PROSES KERJA HUKUM UTU NIYAMA
PERTEMUAN KELIMA
CONTOH BIJA NIYAMA
PERTEMUAN KEENAM
CONTOH CITTA NIYAMA
PERTEMUAN KE TUJUH
PROSES BIJA NIYAMA DALAM PEMBUATAN KECAMBAH
Pembuatan
Untuk membuat kecambah, diawali dari proses pembersihan biji. Saat ini bibit kacang hijau
bahan baku kecambah kebanyakan merupakan impor dari Tiongkok dan Thailand.
Kacang hijau impor ini memiliki kualitas yang sangat baik untuk kecambah, meskipun
harganya lebih mahal dibandingkan hasil panen petani lokal. Manmon tidak terlalu paham
mengapa hal ini bisa terjadi.
Angin Topan
b.
c.
d.
e.
Gunung Meletus
Peserta didik mengamati fenomena hukum niyama
Menanya
Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang fenomena alam dan kehidupan sesuai
gambar yang telah diamatinya
Peserta didik menanyakan tentang hukum niyama dan macam macam niyama
Mengumpulkan data dan informasi
1. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi yang relevan tentang
fenomena alam dan kehidupan.
2. Peserta didik mencari data dan informasi dengan membuat kliping Koran
/majalah tentang fenomena alam dan kehidupan
3. Peserta didik mengumpulkan tentang fenomena hukum alam atau hukum
niayama
Mengasosiasi
1. Peserta didik mencermati data dan informasi yang terdapat dari sumber tertulis
dan internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaanpertanyaan tentang fenomena alam dan kehidupan
2. Peserta didik merumuskan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari analisis data
dan informasi yang telah dikumpulkan
3. Peserta mencermati informasi yang terkumpul tentang hukum alam atau hukum
niyama
Mengkomunikasikan
1. Peserta didik menyampaikan hasil analisis dalam bentuk lisan maupun tulisan
kepada guru
2. Guru bersama-sama peserta didik menyepakati kesimpulan tentang fenomena
alam dan kehidupan
3. Peserta didikn menyampaikan hasil pengamatan tentang hukum alam atau
hukum niyama
Pendahuluan (2 x 10 menit )
6. Guru membuka pelajaran dengan salam
7. Guru dan peserta didik berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik
8. Guru mengkondisikan peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti proses
pembelajaran yang diawali dengan melakukan presensi, memeriksa kerapian
pakaian, alat dan bahan pembelajaran
9. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan tentang
peranan agama Buddha dalam kehidupan modern dengan materi yang akan
dipelajari tentang fenomena alam
10.
Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
melalui pendekatan saintifik
2. Kegiatan inti (95 menit) untuk 3 jam pelajaran
Mengamati
Peserta didik mengamati vidio yang berhubungan dengan Kamma Niyama dan
Citta Niyama
Video Tawuran dan Orang bermeditasi
Menanya
Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang vidio yang telah diamatinya
Mengumpulkan data dan informasi
1. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi yang relevan tentang Kamma
Niyama dan Citta Niyama dari internet atau koran.
2. Peserta didik mencari data dan informasi dengan membuat kliping Koran
/majalah/internet tentang Kamma Niyama dan Citta Niyama
Mengasosiasi
1. Peserta didik mencermati data dan informasi yang terdapat dari sumber tertulis dan
internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaanpertanyaan tentang KammaNiyama dan Citta Niyama
2. Peserta didik merumuskan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari analisis data
dan informasi yang telah dikumpulkan
Mengkomunikasikan
1. Peserta didik menyampaikan hasil analisis dalam bentuk lisan maupun tulisan
kepada guru
2. Guru bersama-sama peserta didik menyepakati kesimpulan tentang Kamma
Niyama dan Citta Niyama
3. Penutup (15 menit)
7. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengevaluasi
pembelajaran
8. Guru bersama peserta didik menyimpulkan point-point hasil pembelajaran
9. Guru bersama peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
10. Guru bersama peserta didik melakukan kegiatan tindak lanjut dalam pemberian
tugas
11. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya
12. Guru bersama peserta didik melakukan doa penutup
Pertemuan Ke Empat
Pendahuluan (2 x 10 menit )
1. Guru membuka pelajaran dengan salam
2. Guru dan peserta didik berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik
7. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui
pendekatan saintifik
2. Kegiatan inti (95 menit) untuk 3 jam pelajaran
Mengamati
Peserta didik mengamati vidio yang berhubungan dengan Dhamma Niyama
Video atau gabar mengenai Kelahiran Buddha
Menanya
Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang vidio yang telah diamatinya
Peserta didik menanyakan cantoh tentang hukum Utu Niyama
Mengumpulkan data dan informasi
3. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi yang relevan tentang Dhamma
Niyama dan Contoh Utu Niyama
4. Peserta didik mencari data dan informasi dengan membuat kliping Koran
/majalah/internet tentang Dhamma Niyama dan Contoh Utu Niyama
Mengasosiasi
3. Peserta didik mencermati data dan informasi yang terdapat dari sumber tertulis dan
internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaanpertanyaan tentang Dhamma Niyama dan yang dapat menguatkan cantoh Utu
Niyama
4. Peserta didik merumuskan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari analisis data
dan informasi yang telah dikumpulkan
Mengkomunikasikan
3. Peserta didik menyampaikan hasil analisis dalam bentuk lisan maupun tulisan
kepada guru
4. Guru bersama-sama peserta didik menyepakati kesimpulan tentang Dhamma
Niyama
3. Penutup (15 menit)
4. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengevaluasi
pembelajaran
5. Guru bersama peserta didik menyimpulkan point-point hasil pembelajaran
6. Guru bersama peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
7. Guru bersama peserta didik melakukan kegiatan tindak lanjut dalam pemberian
tugas
8. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya
9. Guru bersama peserta didik melakukan doa penutup
Pertemuan Ke Lima
Pendahuluan (2 x 10 menit )
1. Guru membuka pelajaran dengan salam
2. Guru dan peserta didik berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik
3. Guru mengkondisikan peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti proses
pembelajaran yang diawali dengan melakukan presensi, memeriksa kerapian
pakaian, alat dan bahan pembelajaran
4. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan tentang
peranan agama Buddha dalam kehidupan modern dengan materi yang akan
dipelajari tentang fenomena alam
5. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
melalui pendekatan saintifik
2. Kegiatan inti (95 menit) untuk 3 jam pelajaran
Peserta didik menanyakan tentang contoh Hukum Bija Niyama dan Kamma Niyama
Peserta didik melakukan analisis tentang contoh hukum bija niyama dan kamma
niyama
Peserta didik mengumpulkan dan mnegasosiasikan informasi tentang hukum bija
niyama dan kamma niyama
Peserta didik mengkomunikasikan hasil temuannya tentang contoh hukum bija niyma
dan kamma niyma
3. Penutup (15 menit)
1. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengevaluasi
pembelajaran
2. Guru bersama peserta didik menyimpulkan point-point hasil pembelajaran
3. Guru bersama peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
4. Guru bersama peserta didik melakukan kegiatan tindak lanjut dalam pemberian
tugas
5. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya
6. Guru bersama peserta didik melakukan doa penutup
Pertemuan Ke Enam
Pendahuluan (2 x 10 menit )
1. Guru membuka pelajaran dengan salam
2. Guru dan peserta didik berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik
3. Guru mengkondisikan peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti proses
pembelajaran yang diawali dengan melakukan presensi, memeriksa kerapian pakaian,
alat dan bahan pembelajaran
4. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan tentang
peranan agama Buddha dalam kehidupan modern dengan materi yang akan dipelajari
tentang fenomena alam
5. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui
pendekatan saintifik
2. Kegiatan inti (95 menit) untuk 3 jam pelajaran
Peserta didik menanyakan tentang contoh Hukum Citta Niyama dan Dhamma Niyama
Peserta didik melakukan analisis tentang contoh hukum Citta niyama dan Dhamma
niyama
Peserta didik mengumpulkan dan mnegasosiasikan informasi tentang hukum Citta
niyama dan Dhamma niyama
Peserta didik mengkomunikasikan hasil temuannya tentang contoh hukum Citta
niyama dan Dhamma niyama
3. Penutup (15 menit)
1. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengevaluasi
pembelajaran
2. Guru bersama peserta didik menyimpulkan point-point hasil pembelajaran
3. Guru bersama peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
4. Guru bersama peserta didik melakukan kegiatan tindak lanjut dalam pemberian
tugas
5. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya
6. Guru bersama peserta didik melakukan doa penutup
Pertemuan Ke Tujuh
Pendahuluan (2 x 10 menit )
1. Guru membuka pelajaran dengan salam
2. Guru dan peserta didik berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik
3.
Penugasan
1. Buatlah kliping dari Koran /majalah/internet tentang fenomena alam dan kehidupan
yang berhubungan dengan utu niyama!
No
: .
: .
: ..
: ..
Skor
Aspek Pengamatan
1
4.
: .
: .
: ..
: ..
No
Skor
Aspek Pengamatan
1
Jumlah Skor
5.
Pernyataan
TP
KD
SR
SL
Menepati janji
JUMLAH SKOR
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 1.....
....................................
................................