09 Ketahanan Korosi Polimer
09 Ketahanan Korosi Polimer
Pada gambar 4.1 dapat kita lihat molekul cairan akan mengalami penetrasi dan berdifusi
diantara rantai molekul polimer sehingga akan terjadi pembengkakan yang disebabkan oleh
kenaikan masa dan volume akan tetapi akan menurunkan sifat mekanik dari material. Jika plastik
dan liquid memiliki kepolaran yang berbeda, adsorbsi liquid akan didapat pada keadaan
kesetimbangan. Jika plastik dan liquid memiliki kepolaran yang sama, akan terjadi fenomena
pembengkakan yang terjadi karena molekul polimer ditutupi oleh molekul liquid, lalu rnatai
molekul dari polimer akan larut secara fisik. Hal ini dikarenakan oleh polimer kehilangan ikatan
antar molekul di dalam rantai molekular.
1
Topik 9
Polar(Hidrofilik)
Non Polar(Hidrofobik)
-OH,-COOH,-OCH3,-
-H,-CH,-CH3,-C6H5
NH2,
-COO,-COO-,-CONH
Plastik
PVA,PA,
selulosa
liquid
Asam,
Alkali,
Alkohol
Pada tabel 4.1 dapat kita lihat contoh polaritas polimer dan liquid. Plastik non polar memiliki
ketahanan yang buruk terhadap pelarut hidrokarbon dan memiliki polaritas yang rendah. Sebagai
contoh, polietilen akan terlarut di dalam pelarut hidrokarbon. Ada beberapa pengecualian pada
plastik intermediet seperti PVC yang memiliki derajat kepolaran yang sama dengan air dan UP
yang memiliki gugus polar pada strukturnya tetapi bersifat non polar.
Pemutusan ikatan dan swelling yang terjadi pada material termoplastik di dalam pelarut organik
dan parameter kelarutan dapat diketahui melalui persamaan:
=
Dimana :
(/)1/2
. 1/2
=(
)
Parameter kelarutan terdiri plastik(p) dan pelarut (s) dimana kelarutan yang terjadi akan
terjadi jika p= s.
Topik 9
Topik 9
a) Korosi hidrolitik
Pada gambar 4.4 resin yang memiliki ikatan ester dengan rantai utama poliester memiliki ikatan
silang seperti unsaturated poliester dan resin epoxy di campur dengan asam anhidrid memgalami
reaksi kimia oleh asam atau alkali dan mengalami peotongan rantai polimer akibat reaksi
hidrolisis.
Topik 9
Ketika korosi hidrolitik terjadi, jumlah ikatan ester akan berkurang sehingga menghasilkan
produk gugus karboksilat. Mekanisme korosi hidrolitik dapat dibuktikan dengan spektrum IR
sebelum dan sesudah imersi dari spesimen resin.
Topik 9
Gambar 4.5 memperlihatkan absorpsi spektrum IR dari tiga ikatan resin sebelum dan sesudah
imersi dalam 10% natrium hidroksida pada suhu 80oC. Pada tabel 4.3 dapat dilihat reaksi hidrolik
yang terjadi pada ikatan eter, amid dan uretan.
b) Korosi oksidatif
Polimer memiliki ikatan ganda atau ikatan ester di dalam strukturnya serta group metil,
metilen, asam lemak, fenil dapat dioksidasi oleh O2, O3, H2O2 dan pengoksidasi kuat lainnya. Pada
tekanan atmofer, plastik dapat terdegradai oleh O2 dan cahaya matahari. Tipe reaksi korosif ini
disebut auto oksidasi. Reaksinya adalah:
Topik 9
Agen oksidasi seperti NAClO, KMnO4, ClO2, dapat mengoksidasi posisi unsaturated dari resin
yang menyebabkan beberapa korosi oksidatif. Reaksi korosi dari polimer oleh NaClO adalah
Larutan asam okdatif lebih mengkorosi resin melalui korosi dibandingkan melalui hidrolisis.
Pada gambar 4.6 memperlihatkan resin vinilester yang diimersi kedalam tiga larutan asam pada
pH 0,1 dan suhu 50oC.
Kuat tarik akan turun oleh tahap dua atau tahap tiga, pada tahap lainnya terjadi perbedaan
mekanisme korosi. Pada tahap kedua, kekuatan menurun terhadap waktu yang bergantung
terhadap kekuatan oksidasi dari asam.Pada tahap ketiga hidrolisis di kontrol oleh hidrolisis.
7
Topik 9
Setelah absorpsi oleh metanol, berat spesimen cendrung berkurang setelah proses pengeringan.
Pada gambar 4.14 dapat dilihat tipe-tipe korosi yang dicontohkan sebagai penetrasi dari tipe korosi.
Topik 9
Pada Tabel 4.1 memperlihatkan absorbsi air pada berbagai jenis plastik berdasarkan uji ASTM
D-570. Perbedaan derajat absorpsi antara plastik dikarenakan oleh sifat polaritas dari plastik itu
sendiri. Apabila plastik memiliki polaritas yang hampir sama dengan liquid maka derajat absorbsi
akan meningkat. Ada beberapa faktor lainnya selain polaritas yang mempengaruhi absorpsi air
yaitu
a. Derajat ikatan silang
b. Derajat kristalisasi
c. Kehadiran resedual penguat, pengisi dan zat aditif
Penetrasi dari liquid dapat dievaluasi dengan koefisien difusi dan kandungan liquid dalam resin.
Pada gambar 4.8 dapat dilihat koefisien difusi akan turun dengan naiknya densitas ikatan
silang. Pada Tabel 4.5 dapat diihat koefisien difusi yang diperoleh dari percobaan berdasarkan
perubahan berat. Nilainya sangat bergantung kepada jenis resin, suhu, dan pengisi.
Topik 9
Pada Tabel 4.6 memperlihatkan sifat fisik dari logam, keramik dan plastik. Plastik memiliki
berat yang realtif ringan, memiliki sifat konduktifitas termal dan kekuatan yang rendah
dibandingkan dengan meterial lainnya. Kekurangan plastik lainnya adalah memiliki ketahanan
yang rendah terhadap panas. Plastik teknik memiliki ketahanan terhadap panas yang lebih tinggi
yaitu sekitar 150-200oC. Pada plastik teknik memiliki distorsi temperatur mencapai 200oC sampai
lebih 300oC yang biasa disebut super engineering plastic. Plastik memiliki ketahanan korosi
yang lebih baik akan tetapi ketahanan yang rendah terhadap pembakaran dan cuaca. Plastik dapat
10
Topik 9
disubtitusi kedalam material logam yang memiliki durabilitas bagus akan tetapi yang memiliki
ketahanan rendah terhadap pelarut organik.
4.2.3 Ketahan korosi plastik termoseting GFRP
Pada tabel 4.6 dapat dilihat plastik fluorokarbon(PTFE) memiliki ketehanan kimia yang bagus
di berbagai kondisi lingkungan. Akan tetapi PTFE memiliki masalah dalam kekuatan dan
moldabiliti sehingga tidak cocok digunakan dalam pembuatan komponen dalam skala besar dan
hanya biasa digunakan sebagai pelapis. Pada komponen yang besar yang tahan terhadap korosi
dapat digunakan fiber glass dengan penguat plastik(GFRP).
11
Topik 9
Pada gambar 4.9 dapat dilihat struktur ortophtalic dari tipe UP. Perbedaan struktur dari UP
dapat dilihat pada tabel 4.7
a. Ortopthalik tipe UP
Tipe resin ini sangat sering digunakan dalam matrik GFRP, akan tetapi memiliki ketahanan
korosi yang rendah karena mudah terdegradasi oleh hidrolisis dalam larutan alkali pada suhu
normal dan air serta larutan asam pada suhu tinggi.
b. Isophtalik tipe UP
Resin tipe ini memiliki ketahanan korosi yang lebih baik dibandingkan dengan ortophtalik.
Biasa digunakan peralatan yang tahan terhadap korosi.
c. Bisfenol tipe UP
Bisfenol tipe UP memiliki ketahanan terhadap panas dan korosi terhadap larutan kimia. Hal ini
dikarenakan jumlah ikatan ester yang sedikit.
d. Asam HET tipe UP
Asam HET tipe UP memiliki ketahanan yang sangat bagus terhadap korosi dan oksidasi seperti
terhadap asam nitrat maupun campuran asam nitrat dan asam florida. Biasanya digunakan sebagai
pelapis tangki asam.
12