Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dunia ini Tuhan memberikan begitu banyak anugerah-Nya kepada makhluk hidup.
Begitu banyak kekayaan alam yang berlimpah, baik itu yang di darat maupun di laut.
Kekayaan alam tersebut berupa tumbuhan, hewan dan mineral yang apabila dilakukan
identifikasi dan menentukan sistematiknya, maka akan diperoleh bahan alam yang berkhasiat
sebagai obat.
Apabila bahan alam yang berkhasiat sebagai obat tersebut dikoleksi, dikeringkan, diolah,
diawetkan dan disimpan, maka akan diperoleh bahan yang siap pakai yang disebut sebagai
simplisia. Dari penjelasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa simplisia
merupakan bagian dari suatu tanaman atau hewan yang diambil untuk dipergunakan sebagai
zat yang berkhasiat atau obat untuk menyembuhkan sakit.
Dahulu, simplisia dapat berupa rajangan atau serbuk. Namun, sekarang simplisia telah
dikemas dengan kemasan yang berbagai macam. Ada yang mengolahnya menjadi herbal dan
ada pula yang berupa jamu tradisional.
Dengan diolah menjadi simplisia, tanaman obat-obatan tersebut dapat lebih tahan lama
dan praktis dalam penggunaannya. Selain itu, manusia juga dapat memperoleh berbagai
keunggulan lainnya, yaitu bisa diolah kembali menjadi bentuk yang lebih praktis seperti jamu
atau herba. Selain itu, zat-zat berkhasiat yang terkandung di dalamnya dapat diserap oleh
tubuh lebih banyak.
Salah satu contoh lain dari simplisia ialah berasal dari tanaman pepaya. Umumnya,
bagian yang sering dimanfaatkan masyarakat dari tanaman pepaya adalah bagian buah.
Selain rasanya yang enak dan segar, buah pepaya juga mengandung vitamin A yang baik
untuk kesehatan mata. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa buah pepaya juga dapat
membantu proses metabolisme atau dapat memperlancar proses buang air besar.
Namun, sebaiknya masyarakat tidak hanya memperhatikan dan memanfaatkan bagian
buahnya saja. Akan lebih baik lagi apabila masyarakat memanfaatkan bagian daun pepaya
pula. Berbeda dengan buahnya, daun pepaya memiliki rasa yang sangat pahit. Karena itulah
banyak masyarakat yang tidak begitu menyukainya.

Tidak banyak masyarakat yang mengetahui bahwa daun pepaya ternyata memiliki
berbagai zat-zat yang berkhasiat bagi tubuh. Dari zat khasiat itulah, daun pepaya dapat
digunakan sebagai obat disentri. Selain itu, daun pepaya juga dapat digunakan sebagai
penurun demam dan penambah nafsu makan. Karena adanya kandungan zat-zat khasiat
itulah, daun pepaya dapat diolah menjadi simplisia.
Kebanyakan simplisia diproduksi dalam bentuk sediaan serbuk. Oleh karena itu,
pembuatan simplisia daun papaya dibuat dalam bentuk plaster agar lebih menarik dan juga
memberikan inovasi yang baru terhadap masyarakat, khususnya anak anak yang sukar
meminum obat,
Bahan yang mudah di dapat dan khasiat dari daun pepaya juga sudah terbukti dari
pengalaman nenek moyang terdahulu bahwa dapat meredakan demam, untuk itu kami ingin
menguji ulang senyawa yang terkandung didalam daun pepaya benar dapat meredakan
demam atau mungkin masih terdapat kandungan senyawa lainyang nantinya bisa dijadikan
sebagai obat ( jamu tradisional ).

1.2 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk mengetahui morfologi tanaman pepaya


Untuk mengetahui anatomi daun pepaya
Untuk mengetahui determinasi tanaman pepaya
Untuk mengetahui karakteristik organoleptis simplisia daun pepaya
Untuk mengetahui karakteristik simplisia daun papaya secara mikroskopik dan
makroskopik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penyakit

Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal. Bila diukur pada rektal >38C
(100,4F), diukur pada oral >37,8C, dan bila diukur melalui aksila >37,2C (99F). (Schmitt,
1984). Sedangkan menurut NAPN (National Association of Pediatrics Nurse) disebut demam
bila bayi berumur kurang dari 3 bulan suhu rektal melebihi 38 C. Pada anak umur lebih dari 3
bulan suhu aksila dan oral lebih dari 38,3 C. Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh
yang berhubungan langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk mengatasi
berbagai rangsang, misalnya terhadap toksin bakteri, peradangan, dan ransangan pirogenik lain.
Bila produksi sitokin pirogen secara sistemik masih dalam batas yang dapat ditoleransi maka
efeknya akan menguntungkan tubuh secara keseluruhan, tetapi bila telah melampaui batas kritis
tertentu maka sitokin ini membahayakan tubuh. Batas kritis sitokin pirogen sistemik tersebut
sejauh ini belum diketahui. (Sherwood, 2001).
2.2 Definisi Simplisia
Dahulu bangsa Yunani kuno banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman
obat yaitu Hyppocrates (466 tahun SM), Theophrastus (372 tahun SM) dan Pedanios
Dioscorides (100 tahun SM) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan
tanaman obat dalam De Materia Medica. Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obatobatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu.Menurut buku Materia Medika
dijelaskan bahwa simplisia dibagi menjadi tiga macam, antara lain simplisia nabati, simplisia
hewani, dan simplisia pelikan.Berikut ini beberapa penjelasan mengenai macam-macam
simplisia diatas :
Simplisia Nabati
Simplisia Hewani
Simplisia Pelikan
Adalah simplisia yang Adalah simplisia yang Adalah simplisia yang berupa
berupa

tanaman

bagian

tanaman

eksudat tanaman.

utuh, berupa hewan utuh, bagian bahan pelikan (mineral) yang


atau hewan

atau

zat-zat belum diolah atau telah diolah

berkhasiat yang dihasilkan dengan cara sederhana dan


oleh

hewan

dan

belum belum berupa zat kimia murni.

berupa zat kimia murni.


Sedangkan secara umum, simplisia merupakan produk hasil pertanian tanaman obat
setelah melalui proses pasca panen dan proses preparasi secara sederhana menjadi bentuk
produk farmasi yang siap digunakan untuk proses selanjutnya.

2.2 Zat Aktif dalam Daun Pepaya


2.2.1 Pengertian Alkaloid

Senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini
disebabkan oleh adanya atom N (nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur
lingkar heterosiklik atau aromatis.
2.2.2 Sifat Fisika Alkaloid
Umumnya mempunyai satu atom N (nitrogen) meskipun ada beberapa yang memiliki
lebih dari satu atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat berupa
amin primer, sekunder maupun tersier yang semuanya bersifat basa. Tingkat kebasaannya
tergantung dari struktur molekul dan gugus fungsionalnya.
Kebanyakan alkaloid yang telah diisolasi berupa padatan Kristal dengan titik lebur
tertentu atau mempunyai dekomposisi. Sedikit alkaloid yang terbentuk amorf. Pada umumnya,
basa bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut organik meskipun pseudo dan protoalkaloid larut
dalam air. Garam alkaloid dan alkaloid quartener sangat larut dalam air.
2.2.3 Sifat Kimia Alkaloid
Pada umumnya kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada
adanya pasangan elektron pada atom Nitrogen. Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan
Nitrogen bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh gugus Alkil, maka ketersediaan elektron
pada Nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Sehingga trietilamin ((C 2H5)3N) lebih basa
daripada dietilamin (C2H5)2NH2) sebaliknya jika gugus fungsional yang berdekatan bersifat
menarik elektron misalnya gugus karbonil, maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan

pengaruh yang ditimbulkan dapat bersifat netral atau bahkan sedikit bersifat asam. Contohnya
senyawa yang mengandung gugus amida.
2.3 Khasiat Daun Pepaya
1. Sifat anti kanker
Menurut penelitian yang dilakukan oleh jurnal Ethnopharmacology, daun pepaya
mengandung enzim tertentu yang memiliki sifat melawan kanker terhadap berbagai tumor seperti
kanker leher rahim, kanker payudara, kanker hati, kanker paru-paru dan kanker pankreas tanpa
efek toksik pada tubuh. Hal ini membuat ekstrak daun pepaya ini, sering direkomendasikan
sebagai bagian dari kemoterapi di beberapa bagian penduduk dunia. Dengan mengatur T-sel,
ekstrak daun pepaya meningkatkan respon sistem kekebalan terhadap kanker. Daun yang terasa
pahit, memang banyak mengandung zat anti kanker, yang juga ditemui pada manfaat daun
binahong.
2. Menghambat Pertumbuhan Bakteri
Daun pepaya mengandung lebih dari 50 bahan aktif termasuk senyawa karpain yang
menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti jamur, cacing, parasit, bakteri serta berbagai
bentuk sel kanker. Hal ini membuat daun pepaya dimanfaatkan sebagai pengobatan herbal untuk
menghilangkan cacing di usus karena mengandung tannin. Zat tannin ini akan melindungi usus
dari infeksi ulang pada lapisan dinding usus, sehingga cacing di usus tidak dapat menempel.
Dengan demikian, daun pepaya secara efektif akan menekan penyebab terjadinya sakit tifus.
3. Meningkatkan Imunitas Tubuh
Kemampuannya untuk melawan infeksi virus seperti virus flu biasa. Daun pepaya akan
secara alami melakukan regenerasi sel darah putih dan trombosit. Daun pepaya mengandung
lebih dari 50 bahan termasuk vitamin A, C dan E yang mendukung sistem kekebalan tubuh.
4. Anti Malaria
Daun Pepaya telah ditemukan memiliki sifat anti malaria juga. Dengan demikian, jus
daun pepaya sering digunakan di beberapa bagian dunia sebagai profilaksis untuk mencegah
malaria di daerah endemis tertentu.
5. Pencegahan Demam Berdarah

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan oleh nyamuk Aedes. Penyakit ini bisa berakibat fatal, namun sejauh ini tidak ada
obat khusus telah dirumuskan untuk penyakit ini. Penghilang rasa sakit seperti aspirin dan
ibuprofen memiliki efek samping tersendiri.
6. Mengurangi Nyeri Haid
7. Membantu Pencernaan
Enzim papain dalam daun pepaya membantu dalam pencernaan protein dan berguna
untuk mengobati gangguan pencernaan, menurut buku The Complete Herbal Panduan: A
Natural Approach to Healing the Body. Rebusan daun pepaya dapat mengurangi mulas dan
perangsang nafsu makan. Daun pepaya juga dapat membantu mencerna gluten protein gandum,
yang terjadi bagi sebagian orang, yang dikenal sebagai penyakit celiac.
8. Membantu Penyakit Pembesaran Prostat
9. Daun Pepaya dapat Mengatasi Jerawat
2.4 Cara Pembuatan Simplisia
2.4.1 Prosedur Simplisia
1. Pengumpulan bahan baku yang akan di lakukan proses simplisa
Panen merupakan salah satu rangkaian tahapan dalam proses budidaya tanaman obat.
Waktu cara pemanenan dan penanganan bahan setelah panen merupakan periode yang sangat
menentukan kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Oleh karena itu, waktu cara panen dan
penanganan tanaman yang tepat dan benar merupakan faktor penentu kualitas dan kuantitas.
2. Penanganan pasca panen
Pasca panen merupakan kelanjutan dari proses panen terhadap tanaman budidaya atau
hasil dari penambangan alam berfungsi untuk membuat bahan hasil panen tidak mudah rusak dan
memiliki kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk proses selanjutnya.
3. Sortasi basah
untuk membersihkan dari benda-benda asing seperti tanah, krikil, rumput, bagian
tanaman lain dan bahan yang merusak
4. Pencucian
Dilakukan dengan menggunakan air bersih untuk menghilangkan debu yang menempel.
5. Perajangan atau pengubahan bentuk
6. Proses pengeringan

Dilakukan sedapat mungkin tidak merusak kandungan senyawa aktif dalam simplisia.
Tujuan pengeringan ialah agar simplisia awet dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang
lama.
7. Sortasi kering
memisahkan benda-benda asing yang masih tertinggal agar simplisia bersih sebelum
dilakukan pengepakan.
8. Pengepakan dan penyimpanan
untuk mencegah terjadinya penurunan mutu simplisia
2.5 Uji Standarisasi Simplisia
2.5.1

Pengertian dan Tujuan Uji Standararisasi Simplisia

2.5.1.1 Uji Kualitatif


a. Uji Organoleptis
Uji organoleptis atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan
terhadap produk.
Tujuannya, untuk mengetahui kekhususan bau, warna dan rasa simplisia yang diuji.
b. Uji Makroskopik
Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau dengan
bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ tanaman yang digunakan untuk simplisia.
Tujuannya, Cara ini dilakukan untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran dan warna
simplisia yang diuji.
c. Uji Mikroskopik
Mikroskopik merupakan pengujian yang dilakukan untuk melihat bentuk anatomi
jaringan yang khas dari simplisia. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan
fragmen pengenal yang spesifik bagi masing-masing simplisia. Pengujian ini dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan menampang melintang (simplisia basah) dan fragmen (serbuk
daun pepaya).
Tujuannya, untuk mencari atau membuktikan adanya jenis fragmen-fragmen pada
tanaman.

d. Uji Histokimia
Uji histokimia yang dilakukan dengan menggunakan pereaksi yang spesifik, zat-zat
kandungan tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula sehingga akan mudah terdeteksi.
Tujuannya, dilakukan untuk mengetahui macam zat kandungan yang terdapat dalam
jaringan tanaman.
2.5.1.2 Uji Kuantitatif
a. Uji Kadar Air
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam satuan
persen. Kadar air juga merupakan karakteristik yang sangat penting dalam bahan pangan karena
air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta ikut menentukan kesegaran dan daya awet
bahan pangan tersebut. Kadar air menyebabkan mudahnya bakteri, kapang dan khamir untuk
berkembang biak sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan. Kadar air adalah
perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila
diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban
udara disekitarnya. Kadar air ini disebut dengan kadar air seimbang.
Tujuannya, utuk mengetahui batasan maksimal atau rentang tentang besarnya kandungan
air dalam bahan. Hal ini terkait dengan kemurnian dan adanya kontaminan dalam simplisia
tersebut. Dengan demikian, penghilangan kadar air hingga jumlah tertentu berguna untuk
memperpanjang daya tahan bahan selama penyimpanan. Simplisia dinilai cukup aman bila
mempunyai kadar air kurang dari 10%
b. Uji Kadar Abu
Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada
suatu bahan pangan. Penentuan kadar total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain
untuk menentukan baik atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang
digunakan, dan sebagai penentu parameter nilai gizi suatu bahan makanan. Penetapan kadar abu
pada daun pepaya yaitu tidak lebih dari 12 % (FHI, hal 117).
Tujuannya, untuk mengetahui berapa besarnya cemaran bahan-bahan anorganik yang
terdapat dalam suatu sampel.
c. Uji Susut Pengeringan

Susut pengeringan adalah presentase senyawa yang hilang selama proses pemanasan
(tidak hanya menggambarkan air yang hilang, tetapi juga senyawa menguap lain yang hilang,
FHI, hal 112).
Tujuannya, mengetahui susut pengeringan dengan memberikan batasan maksimal
(rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan.
2.5.2 Syarat dan Rumus Uji
2.5.2.1 Syarat Uji Kualitatif
Syarat dari uji-uji kualitatif adalah:
1.
2.

Ada contoh yang diuji yaitu benda perangsang


Ada panelis sebagai proses respon

3.

Ada pernyataan respon yang jujur, yaitu respon yang spontan, tanpa penalaran, imaginasi,
asosiasi, ilusi, atau meniru orang lain.

2.5.2.2 Uji Kuantitatif


a. Rumus Penetapan Kadar Air

Syarat penetapan kadar air adalah 10 %


b. Rumus Penetapan Kadar Abu

Syarat penetapan kadar abu adalah 12%


c. Rumus Penetapan Susut Pengeringan

Syarat penetapan uji susut pengeringan adalah di ulangi sampai memberikan batasan maksimal
(rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan atau disebut konstan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
No
1

Proses
Determinasi

Alat
-

Pembuatan simplisia

Uji organoleptis

4
5

Uji makrokospis
Uji mikroskopis

Buku flora
Alat tulis ( buku dan
boltpoint )
Pisau
Baskom
Tempeh atau tampeh
Rasa
Bau
Warna
Struktur
- Mikroskop
- Pisau atau cutter
- Gelas objek

Bahan
- Daun pepaya

Daun papaya
Air

Daun pepaya

Daun papaya
Daun pepaya
Simplisia
herba
Daun pepaya yang

sudah dikeringkan
Aquadest
Kloral hidrat

Uji histokimia

Tabung reaksi
Pipet tetes

Simplisia
Larutan floroglusin
LP

dan

asam

klorida P
Larutan sudan III

LP
Larutan besi (III)

amonium sulfat LP
Larutan vanilin P
10 % b/v dalam
etanol 90 % dan

7
8
9

Uji kadar air


Susut pengeringan
Uji kadar abu

timbangan
Botol timbang
Timbangan analitik
Wadah pengeringan
Kurs platina
Bunsen
Kaki tiga
Kasa asbes
Pinset
Timbangan analitik

3.2 Prosedur Kerja Determinasi


1. Siapkan tumbuhna yang akan di lakukn pengujian
2. Dilakukan pengamatan pada tumbuhan tersebut
3. Dicocokan pada buku yang sesuai.
4. Catat pengamatan tersebut.

asam klorida P.
Kalium hidroksida

etanol 90 % P
Larutan yodium 0,1

N
Larutan

euthenium LP
Larutan bouchardat

LP
Larutan

hidroksida (5%) LP
Serbuk
simplisia

Carica papaya
Serbuk
simplisia

merah

natrium

Carica papaya
-

Serbuk

simplisia

Carica papaya

3.3 Prosedur Kerja Simplisia


1. Siapkan bahan baku yang sudah dilakuan pengamatan sebelumnya
2. Amati pada tanaman tersebut atau memlilah bagian yang tidak diinginkan
3. Dilakuakn pencucican pada tanam tersebut
4. Setelah itu di keringkan pada agar kadar air tersebut berkurang
5. Pilih bahan baku yang di keringkan tadi untuk dilakukan proses selanjutnya.
3.4 Uji Kualitatif
3.4.1 Uji Organoleptis
Bahan

Warna

Bentuk

Bau

Rasa

3.4.2 Prosedur Kerja Uji Makroskopik


1. Amatai bentuk, bau, dan warna pada simplisia tersebut
2. Catat hasil pengamatan setelah itu di gambar bentuk simplisia
3.4.3 Prosedur Kerja Uji Mikroskopik
3.4.3.1 Untuk pengamatan penampang meliputi :
1. Menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan
2. Bagian daun diiris melintang
3. Diamati penampang melintang daun dengan mikroskop
4. Catat dan gambar hasil pengamatan
3.4.3.2 Untuk pengamatan fragmen
1. Mengambil sedikit simplisia Carica papaya dan meletakannya pada objek glass
2. Menetesi sedikit larutan kloral hidrat 70% kemudian segera menutup dengan cover
3.
4.
3.4.4

glass
Mengamati dibawah mikroskop.
Mencatat dan menggambar hasil pengamatan.

Prosedur Kerja Uji Histokimia


1.
Didihkan simplisia Carica papaya dalam larutan natrium klorida P atau larutan
2.

natrium sulfat LP sampai simplisia cukup keras untuk disayat.


Sayat simplisia Carica papaya yang telah didihkan kemudian letakkan sayatan

3.
4.
5.

pada kaca objek atau kaca aloji


Tetesi dengan pereaksi asam klorida P
Diamati warna yang terlihat dalam simplisia Carica papaya.
Sayat kembali simplisia dan letakkan pada kaca obyek kemudian ditetesin dengan

6.

larutan P Mayer
Diamati warna yang terlihat pada simplisia.

7.

Lakukan yang sama untuk beberapa larutan yang lain sampai selesai.Catan
hasilnya dan bandingkan dengan literature yang ada untuk mengetahui kandungan
apa saja yang ada dalam jaringan daun pepaya.

3.5 Uji Kuantitatif


3.5.1 Prosedur Kerja Uji Kadar Air
Mengambil botol
timbang beserta tutup

Simplisia

Oven selama 30 menit


pada suhu 105 derajat
dengan tutup
terbuka.didinginkan dalam
desikator dan ditimbang
kembali.

3.5.2

dinginkan dalam
desikator lalu
ditimbang

Oven

masukkan dan
ditimbang dalam
botol timbang

Hasil

Keringkan dengan
suhu 105 C selama
30 menit

1 gram simplisia daun


pepaya ( carica pepaya
L)

Prosedur Kerja Uji Kadar Abu


Menimbang 2 gram
simplisia

Didinginkan
dan
ditimbang

Hasil

Masukkan ke dalam krus porselen


yang telah dipijarkan dan ditara

kemudian dipijarkan
perlahan-lahan hingga
arang habis

3.5.3 Prosedur Kerja Pengeringan


Timbang1 gram
simplisia

Simplisia

Tara dan
panaskan kurs
porselen pada
suhu 105oC

selama 30 menit.

Oven

Ratakan Simplisia dalam


krus porselen dengan
menggoyangkan krus
hingga merata

panaskan pada
temperatur 100oC
Hasil

sampai dengan
105oC

timbang dan ulangi


pemanasan sampai
didapat
BAB
IV berat yang
kostan
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Determinasi dan Taksonomi


1.1.1

Taksonomi
2. Kerajaan
3. Ordo
4. Famili
5. Genus
6. Spesies
7. Kelas
8. Sub Kelas
9. Subkingdom
10. Divisi
11. Super divisi

: Plantae
: Brassicales
: Caricaceae
: Carica
: Cariceae papaya
: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
: Dilleniidae
: Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
: Spermatophyta (menghasilkan biji)

Masukkan
kedalam kurs
porselen
bertutup

4.1.2

Hasil Determinasi
Determinasi dilakukan untuk mengetahui secara benar nama tumbuhan yang akan

dijadikan bahan simplisia, berikut hasil determinasi daun pepaya yang dilakukan dengan
pedoman buku kunci determinasi ( buku Flora ).
1b

Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya

dengan benang sari dan atau putik. Tumbuh-tumbuhan


berbunga.
2b

Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tunbuhan dapat juga

memanjat atau membelit (dengan batang, poros daun atau


tangkai daun).
3b

Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam

berkas tersebut di atas.


4b

Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput.

Daun dan atau bunga berlainan dengan yang diterangkan


di atas.
6b

Dengan daun yang jelas.

7b

Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang

menyerupainya.
9b

Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit.

10

10b

Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi roset.

11

11b

Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas

12

dari jaring urat daun dan dari anak cabang tulang daun
yang ke samping dan serong ke atas.
12b

Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada

13

daun sama sekali.


13b

Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain.

14

14a

Dau tersebar, kadang-kadang sebagian berhadapan.

15

15a

Daun tunggal, tetapi tidak berbagi menyirip rangkap

109

sampai bercangap menyirip rangkap (golongan 8).


109b Tanaman daratan (tumbuh) diantara tanaman bakau.

119

119b Tanaman lain.

120

120a Tanaman bergetah.

121

121b Setengah perdu, perdu, pohon atau rumput-rumputan

124

berbentuk pohon.
124b Bila melingkar yang memeluk batang pada cabang tidak

125

ada. Bunga atau karangan bunga lain.


125a Bunga dengan daun kelopak dan daun mahkota, biasanya

126

berbilangan 5, kelompok kadang-kadang berbilangan 3.


126a Daun bertulang daun menjari. Bunga kebanyakan
berkelamin satu.

4.1.3

85.
Caricaceae

Hasil Pembuatan Simplisia


Cara pembuatan simplisia daun pepaya :
1. Siapkan alat dan daun pepaya yang akan dijadikan simplisia.
2. Daun pepaya disortir agar terhindar dari ulat dan di pilih daun pepaya yang sudah tua
dengan di iris menggunakan cutter.
3. Daun pepaya yang sudah di sortir dimasukkan kedalam baskom.
4. Daun pepaya di cuci sebanyak 3 x dengan menggunakan air bersih langsung dari
Kran air.
5. Daun pepaya di keringakan di bawah sinar matahari selama 5 hari.
6. daun pepaya yang sudah menjadi simplisia atau sudah kering di sortir ulang dan di
ambil daun daun pepaya yang dengan warna baik dan tidak gosong.
7. Daun pepaya yang sudah selesai disortir di blender hingga menjadi serbuk atau bubuk

simplisia.
8. Bubuk atau serbuk simplisia daun pepaya siap di uji.
4.2 Uji Standarisasi Simplisia
4.2.1 Uji Kualitatif
4.2.1.1 Uji Organoleptis
Warna

Bentuk

Bau

Rasa

Hijau Tua

Padat (helaian

Khas

Sangat

daun)

aromatik

Pahit

4.2.1.2 Penampang Melintang

Keterangan :
1 : Epidermis atas
2 : Jaringan palisade
3 : Jaringan bungakarang
4 : Hablur Kalsium Oksalat
5 : Kolenkim
6 : berkas pembuluh
7 : Saluran getah
8 : Stomata

9 : Epidermis bawah

Anatomi daun pepaya


4.2.1.3 Uji Makroskopik
Nama Daerah

: Daun Pepaya

Gambar

Nama Simplisia : Caricae Folium


Nama Latin

: Carica papaya

Family

: Caricaceae

Khasiat

: Antidemam

4.2.1.4 Uji Mikroskopik


Pengamatan fragmen
No

Fragmen

Keterangan

Epidermis bawah

Fragmen Pembuluh kayu

Fragmen Mesofil

4.2.1.5 Uji Histokimia


No.

Larutan

Hasil

Warna

1.

P Mayer

Alkaloid (+)

Endapan Coklat

4.2.2

Uji Kuantitatif

4.2.2.1 Uji Kadar air

1. Berat krus + simplisia


2. Berat krus
3. Bobot Simplisia

= 21,5119 g
= 20,1674 g
= 1g
= 1,5584 g

= 13 %
4.2.2.2 Penetapan Uji kadar abu

1. Berat krus + simplisia


2. Berat krus
3. Bobot Simplisia

= 1,48 %
4.2.2.3 Uji Susut Pengeringan

= 31,1204 g
= 34,1969 g
=2g
= 3,1168 g

No.

Kurs porselen

Waktu oven

Bobot

Kurs porselen I (KI)

1/30 menit

31,50 gr

Kurs p. 2

1/30 menit

35,4823 gr

Kurs porselen I (KI)

2/30 menit

31,4826 g

Kurs p. 2

2/30 menit

35,4545 g

Kurs porselen I (KI)

3/30 menit

31,4692 g

Kurs p. 2

3/30 menit

35,4294 g

Setelah memperoleh data yang tertulis diatas maka dihitung susut pengeringannya dengan
mengambil data yang sudah konstan dengan data pengovenan ke 3 dengan hasil 31,4692
g pada kurs pertama dan kurs kedua 35,4294 g.
a. Pengujian 1

1. Berat krus + simplisia


2. Berat krus
3. Bobot Simplisia

= 35,4294 g
= 34,1964 g
=1g
= 1,5584 g

= 0,2 %
b. Pengujian 2

1. Berat krus + simplisia


2. Berat krus
3. Bobot Simplisia

= 31,4692 g
= 31,3427 g
=1g
= 1,5584 g

= 1,9 %

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Kunci determinasi digunakan untuk menggolongkan suatu flora atau fauna. Berikut ini
merupakan kunci determinasi family Caricae Folium; 1b. 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b,
11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 119b, 120a, 121b, 124b, 125a, 126a.
2. Pengamatan makroskopik, Simplisia Caricae folium berbentuk rajangan, berwarna hijau
tua, bau khas aromatik.
3. Pengamatan mikroskopik, ditemukan fragmen epidermis bawah, mesofil, dan pembuluh
kayu.
4. Pengamatan uji histokimia, dinyatakan positif mengandung senyawa alkaloid dengan
warna endapan coklat.
5. Pengamatan uji kadar air, dinyatakan kadar air pada simplisia yang kami buat ini tidak
sesuai dengan rentang kadar air yang sudah ditentukan pada simplisia daun papaya yaitu
10 %, sedangkan kadar air yang kami peroleh adalah 13%. Kemungkinan karena faktor
pemanasan atau suhu yang tidak stabil pada saat proses pemanasan.
6. Pengamatan uji kadar abu, dinyatakan sesuai dengan rentang kadar abu yang ditentukan
yaitu 1,48%.
7. Pengamatan susut pengeringan, dinyatakan bernilai konstan karena pada pengujian
pertama sampai ketiga mengalami penyusutan dengan nilai yang konstan.

5.2 Saran
Diharapkan praktikan harus dengan teliti dalam melakukan suatu pengujian dan
memerhatikan hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan terlebih dahulu agar terciptanya suatu
penelitian sesuai yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim

: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21445/4/Chapter%20II.pdf

Anonim

: https://rgmaisyah.files.wordpress.com/2009/10/tgs-fito_alkaloid.pdf

Anonim

: http://www.academia.edu/8317508/Senyawa_Alkaloid

Anonim

: http://manfaat.co.id/manfaat-daun-pepaya

Anonim. 1989. Materia Medika Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Steenis, C. G. G. J van (dkk). 2008. Flora. Jakarta: Pradnya Paramita.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai