Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

PRAKTIKUM 1

SIMPLISIA PENGHASIL GLUKOSIDA

Disusun oleh

1. Ade Sunandar 1824804

2. Ari yanuar 1824818

3. Dicky Kurniawan 1824812

4. Elsa Krisnawati 1824802

5. Lia Jumantika 1824820

6. Susa Alusa Almaritha 1824814

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

POLITEKNIK META INDUSTRI

CIKARANG BEKASI

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan
hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Laporan kami yang berjudul
“Simplisia Penghasil Glukosida, Tanin, Saponin dan Steroid”dapat kami selesaikan.
Penyusunan laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang macam-macam
simplisa yang dapat menghasilkan tanin, saponin , glukosida dan Steroid

Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Farah
Sulistyaningsih selaku dosen Farmakognosi yang telah berkenan mengizinkan pembuatan
laporan ini. Dan telah membantu membimbing kami dalam pembuatan laporan ini dan dalam
praktikum.

Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak. Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan bagi pembaca.

Cikarang, Oktober 2019

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Farmakognosi merupakan bagian, biokimia, dan kimia sintesis sehingga ruang


lingkupnya menjadi luas seperti yang didefenisikan sebagai fluduger, yaitu penggunaan
secara serentak sebagai cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang
perlu diketahui tentang obat.

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan keanekaragaman jenis tumbuhan.
Diantara jenis-jenis tumbuhan tersebut ada tumbuhan yang dapat digunakan sebagai
obat. Orang-orang dulu meyakini bahwa tumbuhan tersebut memiliki khasiat obat karena
penyakit dan naluri untuk mempertahankan hidup. Walaupun dalam bentuk yang
sederhana, namun khasiatnya tidak diragukan lagi.

Kehidupan sehari-sehari, kita ketahui bahwa banyak masyarakat di dunia ini sudah
kenal bahwa sebagian dari tanaman ini adalah obat. Sering kita lihat bahwa sebagian dari
masyarakat memanfaatkan tanaman sebagai makanan, sedangkan pada bidang farmasi
mengenal bahwa sebagaian tanaman dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan.

Identifikasi secara mikroskopis dan komposisi sediaan simplisia penting untuk


dilakukan. Berdasarkan hal itu, kita dituntut untuk dapat mengenali bentuk morfologi
ataupun anatomi serta kandungan kimia dari suatu simplisia. Hal itu disebabkan karena
dengan diketahuinya kandungan simplisia, sehingga dapat dianalisis kandungan zat serta
dapat mempelajari kemampuan efek terapi dari kandungan simplisia.

Sejalan kemajuan teknologi, kita sebagai masyarakat indonesia khususnya seorang


farmasi harus semakin mengenal tentang jaringanjaringan yang terdapat dalam tanaman
khususnya simplisia yang dapat dijadikan sebagai obat. Hal ini perlu kita ketahui agar
pengetahuan kita semakin berkembang, mengenai jaringan di dalam suatu simplisia.

B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengidentifkasi glukosida secara mikroskopik dan kimiawi
pada simplisa mahkota dewa, Adas, dan Meniran
C. MANFAAT
1. Mahasiswa mengetahui identifkasi senyawa glukosida pada simplisai mahkota
dewa, Meniran dan Adas.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. SIMPLISIA
1. Mahkota dewa

Pohon mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) dikenal sebagai salah
satu tanaman obat di Indonesia. Mahkota dewa merupakan tanaman jenis pohon yang
berkembang dan tumbuh sepanjang tahun, dan mampu mencapai ketinggian 3-4 m.
Batang bergetah terdiri dari kulit yang berwarna coklat kehijauan dan batang kayu
berwarna putih, dan berakar tunjang.

Berdasarkan hasil terminasi yang dilakukan “Herbarium Bogoriense”, Bidang


Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor,3 sistematika tanaman mahkota dewa adalah
sebagai berikut.

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dycotiledonae

Bangsa : Celastrales

Suku : Thymelaceae

Marga : Phaleria

Jenis :Phaleria macrocarpa

(Scheff.) Boerl

Tanaman yang berasal dari Papua ini juga dikenal dengan nama Phaleria papuana
Warb.Var.Wichamnii (Val.) Back. Di daerah Melayu tanaman ini dikenal sebagai buah
simalakama, di daerah Jawa Tengah dinamakan makuto rojo atau makuto ratu, dan orang
Banten menyebutnya raja obat. Sementara itu, orang Cina lebih suka menyebutnya pau yang
berarti obat pusaka, sedangkan di Eropa tanaman ini disebut the Crown of God.
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) merupakan tanaman perdu.
Habitatnya adalah daerah dengan ketinggian 10-1.200 meter dari permukaan laut.
Tumbuhnya dapat mencapai 5 meter. Umurnya bisa mencapai puluhan tahun dengan umur
produktif berkisar antara 10-20 tahun.

Mahkota dewa memiliki akar tanggung yang panjangnya bisa mencapai 1 meter.
Batangnya bergetah, dengan kulit bewarna coklat kehijauan dan kayu bewarna putih. Daun
mahkota dewa merupakan daun tunggal yang berbentuk lonjong, langsing memanjang
berujung lancip. Warnanya hijau, ukuran panjangnya 7-10 cm dan lebarnya 3-5 cm. Bunga
mahkota dewa merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam kelompok 2-4 bunga.
Warnanya putih, bentuknya seperti terompet kecil, baunya harum, dan tumbuh menyebar di
batang atau ketiak daun.8,9

Buah mahkota dewa mempunyai bentuk seperti bola dengan ukuran bervariasi. Saat
masih muda, buahnya bewarna hijau, setelah tua menjadi merah marun. Dagingnya bewarna
putih. Begitu juga dengan cangkangnya. Bijinya bulat, bewarna putih dan sangat beracun.
Sehingga hanya bagian daun dan buahnya yang digunakan dalam pengobatan.

Secara empirik, sebagian masyarakat menggunakan mahkota dewa untuk berbagai


pengobatan tradisional antara lain untuk penyakit “asam urat” dan rematik, sakit ginjal
maupun untuk penyakit ringan (seperti eksim, jerawat). Mahkota dewa bisa digunakan
sebagai obat, dengan cara dimakan atau diminum, dan sebagai obat luar dengan cara
dioleskan atau dilulurkan, dalam pengobatan bagian tanaman yang diperlukan adalah batang,
daun, dan buah.

Penelitian tentang kandungan kimia cangkang biji dan daging buah mahkota dewa
memperlihatkan bahwa pada ekstrak heksan, etil asetat, dan methanol diperoleh senyawa
flavonoid, fenol, tanin, saponin dan sterol/terpen. Kandungan terbanyak adalah saponin
(20,4%)10. Mengingat adanya kandungan saponin dalam buah mahkota dewa, maka
penurunan glukosa darah disebabkan oleh kerja saponin yang mengurangi absorbsi glukosa di
usus dengan merusak susunan membran sel. Kandungan saponin dalam buah mahkota dewa
berperan sebagai antibakteri, antivirus, pendongkrak sistem kekebalan tubuh dan peningkat
vitalitas, pengontrol kadar glukosa darah, serta penurun penggumpalan darah.

Glukosa merupakan jalan umum akhir untuk mentransport hampir seluruh karbohidrat
dalam jaringan. Konsentrasi gula darah/tingkat glukosa serum diatur dengan ketat di dalam
tubuh. Kadar glukosa dalam darah dimonitor oleh pankreas. Karena glukosa dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan energi dalam tubuh, maka pankreas melepaskan glukagon,
hormon yang menargetkan sel-sel di liver (hati). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah,
hingga meningkatkan kadar gula darah. Apabila kadar gula darah meningkat, karena
perubahan glikogen atau pencernaan makanan, hormon yang lain akan dilepaskan dari butir-
butir sel yang terdapat didalam pankreas. Hormon ini disebut insulin yang menyebabkan hati
mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen (proses ini disebut glikogenesis) yang
mengurangi kadar glukosa darah.

Diketahui kandungan tebanyak dalam buah mahkota dewa adalah saponin.


Senyawasaponin inilah yang berkhasiat sebagai antidiabetes karena bersifat sebagai inhibitor
(penghambat) enzim α-glukosidase. Enzim α-glukosidase merupakan enzim yang berperan
dalam mengubah karbohidrat menjadi glukosa. Dengan demikian, apabila enzim α-
glukosidase dihambat kerjanya, maka kadar glukosa (gula) dalam darah akan menurun,
sehingga menimbulkan efek hipoglikemik (kadar gula dalam darah menurun). Berdasarkan
hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa buah mahkota dewa menghasilkan efek
hipoglikemik dengan dosis 241,35 mg/kg berat badan.

Kemungkinan efek menurunkan glukosa . darah ini terjadi melalui kerja saponin dan
tanin yang terkandung di dalamnya. Dari kepustakaan diketahui bahwa bergabungnya
saponin ke dalam membran sel membentuk struktur yang lebih permeable dibanding
membran aslinya. Saponin meningkatkan permeabilitas usus kecil, sehingga meningkatkan
uptake zat yang sesungguhnya kurang diserap dan menyebabkan hilangnya fungsi normal
usus. Pengaruh saponin terhadap susunan membran sel dapat menghambat absorbsi molekul
zat gizi yang lebih kecil yang seharusnya cepat diserap, misalnya glukosa. Struktur membran
sel yang terganggu diduga juga menimbulkan gangguan pada sistem transporter glukosa
sehingga akan terjadi hambatan untuk penyerapan glukosa. Selain kandungan saponin,
kandungan tanin dalam mahkota dewa memiliki peranan penting dalam mengurangi kadar
glukosa darah. Dari kepustakaan diketahui bahwa tanin ini bersifat sebagai astringen yang
dapat mempresipitasikan protein selaput lendir usus dan membentuk lapisan yang melindungi
usus, sehingga menghambat penyerapan glukosa.

Penelitian pada tikus putih memperlihatkan efek penurunan kadar glukosa darah
setelah pemberian mahkota dewa, hal ini diperkirakan karena mekanisme penghambatan
kerja enzim α-glukosidase17 yaitu enzim di dalam usus yang mengubah disakarida menjadi
glukosa. Enzim α-glukosidase inhibitor ini menghambat absorpsi glukosa pada usus halus,
sehingga berfungsi sebagai antihiperglikemi (penurunan kadar glukosa darah) setelah
diberikan glukosa.

2. Meniran

Kingdom : Plantae

Super Divisi :Spermatophyta

Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Subkelas : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Phyllanthus

Spesies :Phyllanthus niruri

Meniran merupakan tumbuhan semak dengan tinggi 20-60 cm.Meniran termasuk


dalam tanaman semusim yang masa hidupnya tidaklebih dari satu tahun. Batangnya
berbentuk bulat dan merupakan batang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm. Daunnya
merupakan dauntunggal yang sepintas terlihat seperti daun majemuk menyirip
genap.Dikatakan daun tunggal sebab pada setiap satu tangkai daun terdiri daridaun yang
mempunyai ukuran kecil dan berbentuk lonjong yang pada tiapketiak daunnya muncul bunga
yang dapat berkembang menjadi buah.Buahnya berbentuk bulat kecil. Akarnya berupa akar
tunggang berwarnaputih kecoklatan. Herba meniran berkhasiat sebagai obat kuning, malaria,
haidberlebihan, dan jerawat.

3. Adas

Terna, tinggi 1,5-5 meter. Batang  berkayu  bergaris-garis, tidak berbulu, berbentuk
pita, panjang 3-10 cm. Daun bersusun melingkar dan bertumpuk, mempunyai
pelepah daun seperti ranting-ranting kecil, bentuk tidak berwujud lembaran, tetapi
mirip benang-benang kaku dan pendek. Bunga berbentuk payung, kecil berwarna
kuning tua ditopang oleh tangkai yang agak panjang. Panjang mahkota bunga 1
mm, warna putih atau merah. Panjang buah 5 mm-7, dan lebar 3 mm (Heyne,
1987).

Klasifikasi:
Kingdom         : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi   : Spermatophyta
Divisi                : Magnoliophyta
Kelas                : Magnoliopsida
Sub Kelas       : Rosidae
Ordo                : Apiales
Famili             : Apiaceae
Genus             : Anethum
Spesies           : Anethum graveolens  (Anonimus, 2012)

Kandungan:
Buah : buah masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, pedas, hangat,
masuk meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung.

Daun : berbau aromatik Minyak dari buah : minyak adas (fennel oil).

Kandungan Kimia
Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 – 6%, mengandung 50 – 60%
anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren,
metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol
yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat
karminatif. Akar mengandung bergapten.

Akar dan biji : mengandung stigmasterin (serposterin) (Anonimus, 2016).

Efek Farmakologis:
Efek Farmakologis dari Hasil Penelitian:
1. Komponen aktifnya, anisaldehida, meningkatkan khasiat streptomycin untuk
pengobatan TBC pada tikus percobaan.
2. Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan merangsang pengeluaran kentut
(flatus). 3. Menghilangkan dingin dan dahak.

4. Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan anisaldehid


berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang napsu
makan.

5. Dari satu penelitian pada manusia dewasa, diternukan bahwa adas mempunyai
efek menghancurkan batu ginjal.

6. Pada percobaan binatang, ekstrak dari rebusan daun adas dapat menurunkan
tekanan darah. Namun, pengolahan cara lain tidak menunjukkan khasiat ini
(Anonimus, 2016).

Manfaat dan Khasiat Adas Manis Bagi Kesehatan


Bagian yang dimanfaatkan dari tanaman ini yaitu buah, daun, biji dan akar
tanaman. manfaat buah untuk mengatasi :

 Sakit perut (mulas), perut kembung, rasa penuh di lambung,

 mual, muntah, diare,

 Sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan,

 Satuk berdahak, sesak napas (asma),

 Haid: nyeri haid, haid tidak teratur,

 Air susu ibu (ASI) sedikit,

 Putih telur dalam kencing (proteinuria),

 Susah tidur (insomnia),

 Buah pelir turun (orchidoptosis),

 Usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis),

 Pembengkakan saluran sperma (epididimis),

 Penimbunan cairan di dalam kantung buah zakar (hidrokel testis),


 Mengurangi rasa sakit akibat batu dan membantu menghancurkannya,

 Rematik gout, dan 

 Keracunan tumbuhan obat atau jamur.

Manfaat Daun untuk mengobati:


1. Batuk,
2 Perut kembung, koilk,
3. Rasa haus, dan meningkatkan penglihatan.

Cara Pemanfaatan:
Buah adas direbus, minum atau buah adas digiling halus, lalu diseduh dengan air
mendidih untuk diminum sewaktu hangat.

Daun dimakan sebagai sayuran atau direbus, lalu diminum.

Untuk Pemakaian luar, buah kering digiling halus lalu digunakan untuk pemakaian
lokal pada sariawan, sakit gigi, sakit telinga dan luka.

Minyak adas juga dapat digunakan untuk menggosok tubuh anak yang masuk
angin.

Manfaat Dan Khasiat Adas Manis dan Cara Pemanfaatannnya:

 mengobati batuk
Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g disedu dengan 1/2cangkir air mendidih.
Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk sampai merata,
minum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.

Bisa juga dengan Cara ini.Siapkan daun saga 1/4 genggam, bunga kembang sepatu
2 kuntum, daun poko 1/5 genggam, bunga tembelekan 10 kuntum,bawang merah 2
butir,bubuk  adas 1 sendok teh, pulosari 1 jari, rimpang jahe 1 jari, gula merah 3
jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai
tersisa setengahnya. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 3 kali sehari,
masing-masing 1/2 gelas.

 Mengobati sariawan.
Untuk mengatasi Sariawan anda bisa membuat ramuannya sebagai berikut:
Siapkan adas 3/4 sendok teh, ketumbar 3/4 sendok teh, daun iler 1/5 genggam, daun
saga 1/4 genggam, sisik naga 1/5 genggam, daun sembung 1/4 genggam, pegagan 1/4
genggam, daun kentut 1/6 genggam, pulosari 3/4 jari, rimpang lempuyang wangi 1/2
jari, rimpang kunyit ½ jari, kayu manis ¾ jari, gula merah 3 jari, dicuci dan
dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air
bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin disaring, siap untuk diminum.
Sehari 3 kali, setiap kali cukup  3/4 gelas.l

 Mengobati Sesak Nafas.


minyak adas sebanyak 10 tetes diseduh dengan 1 sendokmakan air panas.
Minum selagi hangat. Lakukan 3 kali sehari,sampai sembuh.

Cara Lainya: Siapkan adas 1/2 sendok teh, pulosari ¼ jari, rirnpang kencur 2 jari,
rirnpang temulawak 1 jari, jintan hitam 114 sendok teh, daun poncosudo
(Jasminum pubescens) 1/4 genggam, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong
seperlunya. Baban-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai
tersisa kira-kira separonya. Setelah dingin disaring, dan siap untuk diminum.
Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.Lakukan secara teratur

 Mengobati haid tidak teratur /tidak lancar.


Siapkan daun dan bunga srigading masing-masing.1/5 genggam, jinten hitam 3/4
sendok teh, adas 1/2 sendok teh, pulosari 1/2 jari, bunga kesumba keling 2
kuntum, jeruk nipis 2 buah, gula batu sebesar telur ayam, dicuci lalu dipotong-
potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih
sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, minurn 3 kali sehari, masing-
masing 3/4 gelas. Keracunan tumbuhan obat atau jamur Siapkan serbuk buah
adas sebanyak 5 g, lalu seduh dengan setengah cangkir arak. Minum selagi
hangat.

 Mengobati Batu empedu


Serbuk buah adas sebanyak 5 g diseduh dengan 1 cangkir air panas. Minum
selagi hangat.minum 3 kali sehari secara teratur (anonimus. 2016)

Daftar pustaka:
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid 1. Departemen Kehutanan,
Jakarta.
Glikosida adalah senyawa yang menghasilkan satu atau lebih gula sebagai produk
hidrolisis. Yang paling sering muncul adalah b-D glikosa , walaupun rhamnosa, digitoxa,
cymarosa dan gula lain merupakan komponen glikosida. Jika gula yang dihasilkan glukosa
maka disebut glikosida, tetapi karena gula lain mungkin muncul selama hidrolisis maka
ditambahkan kata glikosida.

Secara kimia, glikosida adalah asetal dengan gugus hidroksil gula terkondensasi dengan
gugus hidroksil dengan komponen non gula disebut aglikon dan komponen gula disebut
glikon, secara biologi glikosida berperan sangat penting dalam tanaman yaitu terlibat dalam
fungsi regulator, protetifdan sanitasi. Yang memiliki efek terapetik adalah ;

1. Digitalis, strophantus, squil, concallaria, dan apocynum memiliki efek tonik jantung

2. Senna, Aloe, Rhubarb, Cascara sagarada dan frangula mengandung emodin yang
berguna sebagai laksatif

3. Wintergreen atau gandapura mengandung gaultherin yang menghasilkan metal


salisailat yang berguna sebagai analgesic topical

Glikosida sulit diklasifikasikan berdasarkan gula, ada beberapa gula yang jarang.
Sedangkan jika berdasarkan aglikon, terlalu banyak jenis konstituen dalam tanaman seperti
tannin, karotenoid, antosianin dan termasuk senyawa yang belum diketahui. Klasifikasi
secara kegunaan terapeutik memudahkan secara farmasetik tetapi sulit digunakan diluar
bidang farmasetik.

Glikosida alkohol
Salicin adlaah glikosida dari tanaman Salix sp. Dan popululs sp. Kebanyakan batang
pohon willow dan poplap mengandung salicin, sumber utama salicin adalah salix purpurea
dan salix fragilis. Glikosida populin yang merupakan benzoil salicin dapat diasosiasikan
dengan salicin yang berasal dari tanaman famili salicieae.

Salicin jika dihidrolisis oleh emulsimn menghasilkan D-glukosa dan saligenin (salisisn
alkohol ). Salicin jika dihirolisis oleh emulsin menghasilkan D-glukods dan saligenin (salisin
alkohol )salicin memiliki efek farmakologi sebagai antirematik. Mekanisme kerja salicin
mirip dengan asam salisilat dan diduga salicin dioksidasi menjadi asam salisilat didalam
tubuh manusia.

Glikosida aldehid

Vanilla adalah glikosida yang memiliki aglikon aldehid sebagai konstituen utama.
Aglikon dari vanilla disebut vanillin atau metilprotokatekuik aldehid. Vanilla adalah buah
yang belum matang tetapi sudah tumbuh penuh dari tanaman vanilla planifolia. Vanilla hijau
mengandung 2 glikosida yaitu glukovanillin ( avenin ) dan glukovanillik alkohol.

Glukovanillin jika dihidrolisis menghasilkan glukosa dan vanillin. Glukovanilik alkohol


jika dihidrolisis menghasilkan glukosa dan vanilik alkohol yang kemudian jika dioksidasi
akan menjadi vanillin. Kegunaan vanillin adalah sebagai bahan pencita rasa, penutup rasa dan
sebagai penampak bercak pada beberapa hasil kromatografi.

Glikosida lakton

Meskipun koumarin banyak terdistribusi pada tanaman, tetapi glikosida yang


mengandung koumarin sangat jarang. Beberapa glikosida derivat koumarin terhidroksilasi
terdapat pada tumbuhan berikut :

a. Skimmin dari tanaman star anis jepang

b. Aesculin dari pohon `horse chesnut`

c. Daphin dari tanaman `merezeum`

d. Fraxin dari tanaman `ash bark`

e. Scopolin dari `belladonna `


f. Limetin dari `jeruk`

Koumarin adalah lakton dari asam o-hidroksinamat yang berbentuk kristal prismatis,
tidak berwarna, bau khas, pahit, aromatik dan rasa membakar.

Koumarin larut alkohol dan saat ini sudah dapat disintesis. Tanaman penghasil koumarin
antara lain anthoxantum odoratum, melilotus albus, melilotus officinalis, galium trifolium,
dan Trifolium presentas. FDA telah melarang pengguna koumarin sebagai bahan pencita rasa
karena adanya interaksi antara kumarin dengan beberapa obat.

Derivat koumarin yaitu bishidroksikoumarin atau dikumarol digunakan sebagai


antikoagulan. Dikumarol dapat dibuat analognya dengan cara sintesis yaitu garam warfari
yang saat ini banyak digunakan sebagai antikoagulan.

Derivat koumarin yang memiliki efek farmakologi contohnya scopoletin (6 metoksi-7-


hidrosi koumarin ) dari tanaman vibumum prunifolium atas v. Opulus sebagai antispasmodik.
Yang juga memiliki efek farmakologiadlaah koumarin yang mengandung lakton seperti
cantharidin dan methoksalen yang digunakan untuk tujuan dermatologi. Santonin yang
dihasilkan dari tanaman Artemisia cina memiliki efek anthelmintik, tetapi penggunaannya di
amerika sudah dilarang karena potensi toksisitasnya yang tinggi.

Glikosida fenol

Glikosida fenol adalah glikosida yang memiliki aglikon fenolik. Contoh dari glikosida
fenol adalah arbutin dari tanaman uva ursi, chimaphila atau ericaceae lainnya. Uva ursi
adalah daun kering dari tanaman Arctostaphylos urva-ursi. Arbutin jika dihidrolisis akan
menghasilkan hidrokuinon dan glukkosa. Arbutin digunakan sebagai diuretik dan astringen.

Anda mungkin juga menyukai