FARMAKOGNOSI
PRAKTIKUM 1
Disusun oleh
CIKARANG BEKASI
2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan
hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Laporan kami yang berjudul
“Simplisia Penghasil Glukosida, Tanin, Saponin dan Steroid”dapat kami selesaikan.
Penyusunan laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang macam-macam
simplisa yang dapat menghasilkan tanin, saponin , glukosida dan Steroid
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Farah
Sulistyaningsih selaku dosen Farmakognosi yang telah berkenan mengizinkan pembuatan
laporan ini. Dan telah membantu membimbing kami dalam pembuatan laporan ini dan dalam
praktikum.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak. Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan keanekaragaman jenis tumbuhan.
Diantara jenis-jenis tumbuhan tersebut ada tumbuhan yang dapat digunakan sebagai
obat. Orang-orang dulu meyakini bahwa tumbuhan tersebut memiliki khasiat obat karena
penyakit dan naluri untuk mempertahankan hidup. Walaupun dalam bentuk yang
sederhana, namun khasiatnya tidak diragukan lagi.
Kehidupan sehari-sehari, kita ketahui bahwa banyak masyarakat di dunia ini sudah
kenal bahwa sebagian dari tanaman ini adalah obat. Sering kita lihat bahwa sebagian dari
masyarakat memanfaatkan tanaman sebagai makanan, sedangkan pada bidang farmasi
mengenal bahwa sebagaian tanaman dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengidentifkasi glukosida secara mikroskopik dan kimiawi
pada simplisa mahkota dewa, Adas, dan Meniran
C. MANFAAT
1. Mahasiswa mengetahui identifkasi senyawa glukosida pada simplisai mahkota
dewa, Meniran dan Adas.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. SIMPLISIA
1. Mahkota dewa
Pohon mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) dikenal sebagai salah
satu tanaman obat di Indonesia. Mahkota dewa merupakan tanaman jenis pohon yang
berkembang dan tumbuh sepanjang tahun, dan mampu mencapai ketinggian 3-4 m.
Batang bergetah terdiri dari kulit yang berwarna coklat kehijauan dan batang kayu
berwarna putih, dan berakar tunjang.
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dycotiledonae
Bangsa : Celastrales
Suku : Thymelaceae
Marga : Phaleria
(Scheff.) Boerl
Tanaman yang berasal dari Papua ini juga dikenal dengan nama Phaleria papuana
Warb.Var.Wichamnii (Val.) Back. Di daerah Melayu tanaman ini dikenal sebagai buah
simalakama, di daerah Jawa Tengah dinamakan makuto rojo atau makuto ratu, dan orang
Banten menyebutnya raja obat. Sementara itu, orang Cina lebih suka menyebutnya pau yang
berarti obat pusaka, sedangkan di Eropa tanaman ini disebut the Crown of God.
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) merupakan tanaman perdu.
Habitatnya adalah daerah dengan ketinggian 10-1.200 meter dari permukaan laut.
Tumbuhnya dapat mencapai 5 meter. Umurnya bisa mencapai puluhan tahun dengan umur
produktif berkisar antara 10-20 tahun.
Mahkota dewa memiliki akar tanggung yang panjangnya bisa mencapai 1 meter.
Batangnya bergetah, dengan kulit bewarna coklat kehijauan dan kayu bewarna putih. Daun
mahkota dewa merupakan daun tunggal yang berbentuk lonjong, langsing memanjang
berujung lancip. Warnanya hijau, ukuran panjangnya 7-10 cm dan lebarnya 3-5 cm. Bunga
mahkota dewa merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam kelompok 2-4 bunga.
Warnanya putih, bentuknya seperti terompet kecil, baunya harum, dan tumbuh menyebar di
batang atau ketiak daun.8,9
Buah mahkota dewa mempunyai bentuk seperti bola dengan ukuran bervariasi. Saat
masih muda, buahnya bewarna hijau, setelah tua menjadi merah marun. Dagingnya bewarna
putih. Begitu juga dengan cangkangnya. Bijinya bulat, bewarna putih dan sangat beracun.
Sehingga hanya bagian daun dan buahnya yang digunakan dalam pengobatan.
Penelitian tentang kandungan kimia cangkang biji dan daging buah mahkota dewa
memperlihatkan bahwa pada ekstrak heksan, etil asetat, dan methanol diperoleh senyawa
flavonoid, fenol, tanin, saponin dan sterol/terpen. Kandungan terbanyak adalah saponin
(20,4%)10. Mengingat adanya kandungan saponin dalam buah mahkota dewa, maka
penurunan glukosa darah disebabkan oleh kerja saponin yang mengurangi absorbsi glukosa di
usus dengan merusak susunan membran sel. Kandungan saponin dalam buah mahkota dewa
berperan sebagai antibakteri, antivirus, pendongkrak sistem kekebalan tubuh dan peningkat
vitalitas, pengontrol kadar glukosa darah, serta penurun penggumpalan darah.
Glukosa merupakan jalan umum akhir untuk mentransport hampir seluruh karbohidrat
dalam jaringan. Konsentrasi gula darah/tingkat glukosa serum diatur dengan ketat di dalam
tubuh. Kadar glukosa dalam darah dimonitor oleh pankreas. Karena glukosa dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan energi dalam tubuh, maka pankreas melepaskan glukagon,
hormon yang menargetkan sel-sel di liver (hati). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah,
hingga meningkatkan kadar gula darah. Apabila kadar gula darah meningkat, karena
perubahan glikogen atau pencernaan makanan, hormon yang lain akan dilepaskan dari butir-
butir sel yang terdapat didalam pankreas. Hormon ini disebut insulin yang menyebabkan hati
mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen (proses ini disebut glikogenesis) yang
mengurangi kadar glukosa darah.
Kemungkinan efek menurunkan glukosa . darah ini terjadi melalui kerja saponin dan
tanin yang terkandung di dalamnya. Dari kepustakaan diketahui bahwa bergabungnya
saponin ke dalam membran sel membentuk struktur yang lebih permeable dibanding
membran aslinya. Saponin meningkatkan permeabilitas usus kecil, sehingga meningkatkan
uptake zat yang sesungguhnya kurang diserap dan menyebabkan hilangnya fungsi normal
usus. Pengaruh saponin terhadap susunan membran sel dapat menghambat absorbsi molekul
zat gizi yang lebih kecil yang seharusnya cepat diserap, misalnya glukosa. Struktur membran
sel yang terganggu diduga juga menimbulkan gangguan pada sistem transporter glukosa
sehingga akan terjadi hambatan untuk penyerapan glukosa. Selain kandungan saponin,
kandungan tanin dalam mahkota dewa memiliki peranan penting dalam mengurangi kadar
glukosa darah. Dari kepustakaan diketahui bahwa tanin ini bersifat sebagai astringen yang
dapat mempresipitasikan protein selaput lendir usus dan membentuk lapisan yang melindungi
usus, sehingga menghambat penyerapan glukosa.
Penelitian pada tikus putih memperlihatkan efek penurunan kadar glukosa darah
setelah pemberian mahkota dewa, hal ini diperkirakan karena mekanisme penghambatan
kerja enzim α-glukosidase17 yaitu enzim di dalam usus yang mengubah disakarida menjadi
glukosa. Enzim α-glukosidase inhibitor ini menghambat absorpsi glukosa pada usus halus,
sehingga berfungsi sebagai antihiperglikemi (penurunan kadar glukosa darah) setelah
diberikan glukosa.
2. Meniran
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
3. Adas
Terna, tinggi 1,5-5 meter. Batang berkayu bergaris-garis, tidak berbulu, berbentuk
pita, panjang 3-10 cm. Daun bersusun melingkar dan bertumpuk, mempunyai
pelepah daun seperti ranting-ranting kecil, bentuk tidak berwujud lembaran, tetapi
mirip benang-benang kaku dan pendek. Bunga berbentuk payung, kecil berwarna
kuning tua ditopang oleh tangkai yang agak panjang. Panjang mahkota bunga 1
mm, warna putih atau merah. Panjang buah 5 mm-7, dan lebar 3 mm (Heyne,
1987).
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Anethum
Spesies : Anethum graveolens (Anonimus, 2012)
Kandungan:
Buah : buah masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, pedas, hangat,
masuk meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung.
Daun : berbau aromatik Minyak dari buah : minyak adas (fennel oil).
Kandungan Kimia
Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 – 6%, mengandung 50 – 60%
anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren,
metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol
yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat
karminatif. Akar mengandung bergapten.
Efek Farmakologis:
Efek Farmakologis dari Hasil Penelitian:
1. Komponen aktifnya, anisaldehida, meningkatkan khasiat streptomycin untuk
pengobatan TBC pada tikus percobaan.
2. Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan merangsang pengeluaran kentut
(flatus). 3. Menghilangkan dingin dan dahak.
5. Dari satu penelitian pada manusia dewasa, diternukan bahwa adas mempunyai
efek menghancurkan batu ginjal.
6. Pada percobaan binatang, ekstrak dari rebusan daun adas dapat menurunkan
tekanan darah. Namun, pengolahan cara lain tidak menunjukkan khasiat ini
(Anonimus, 2016).
mual, muntah, diare,
Cara Pemanfaatan:
Buah adas direbus, minum atau buah adas digiling halus, lalu diseduh dengan air
mendidih untuk diminum sewaktu hangat.
Untuk Pemakaian luar, buah kering digiling halus lalu digunakan untuk pemakaian
lokal pada sariawan, sakit gigi, sakit telinga dan luka.
Minyak adas juga dapat digunakan untuk menggosok tubuh anak yang masuk
angin.
mengobati batuk
Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g disedu dengan 1/2cangkir air mendidih.
Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk sampai merata,
minum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.
Bisa juga dengan Cara ini.Siapkan daun saga 1/4 genggam, bunga kembang sepatu
2 kuntum, daun poko 1/5 genggam, bunga tembelekan 10 kuntum,bawang merah 2
butir,bubuk adas 1 sendok teh, pulosari 1 jari, rimpang jahe 1 jari, gula merah 3
jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai
tersisa setengahnya. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 3 kali sehari,
masing-masing 1/2 gelas.
Mengobati sariawan.
Untuk mengatasi Sariawan anda bisa membuat ramuannya sebagai berikut:
Siapkan adas 3/4 sendok teh, ketumbar 3/4 sendok teh, daun iler 1/5 genggam, daun
saga 1/4 genggam, sisik naga 1/5 genggam, daun sembung 1/4 genggam, pegagan 1/4
genggam, daun kentut 1/6 genggam, pulosari 3/4 jari, rimpang lempuyang wangi 1/2
jari, rimpang kunyit ½ jari, kayu manis ¾ jari, gula merah 3 jari, dicuci dan
dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air
bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin disaring, siap untuk diminum.
Sehari 3 kali, setiap kali cukup 3/4 gelas.l
Cara Lainya: Siapkan adas 1/2 sendok teh, pulosari ¼ jari, rirnpang kencur 2 jari,
rirnpang temulawak 1 jari, jintan hitam 114 sendok teh, daun poncosudo
(Jasminum pubescens) 1/4 genggam, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong
seperlunya. Baban-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai
tersisa kira-kira separonya. Setelah dingin disaring, dan siap untuk diminum.
Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.Lakukan secara teratur
Daftar pustaka:
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid 1. Departemen Kehutanan,
Jakarta.
Glikosida adalah senyawa yang menghasilkan satu atau lebih gula sebagai produk
hidrolisis. Yang paling sering muncul adalah b-D glikosa , walaupun rhamnosa, digitoxa,
cymarosa dan gula lain merupakan komponen glikosida. Jika gula yang dihasilkan glukosa
maka disebut glikosida, tetapi karena gula lain mungkin muncul selama hidrolisis maka
ditambahkan kata glikosida.
Secara kimia, glikosida adalah asetal dengan gugus hidroksil gula terkondensasi dengan
gugus hidroksil dengan komponen non gula disebut aglikon dan komponen gula disebut
glikon, secara biologi glikosida berperan sangat penting dalam tanaman yaitu terlibat dalam
fungsi regulator, protetifdan sanitasi. Yang memiliki efek terapetik adalah ;
1. Digitalis, strophantus, squil, concallaria, dan apocynum memiliki efek tonik jantung
2. Senna, Aloe, Rhubarb, Cascara sagarada dan frangula mengandung emodin yang
berguna sebagai laksatif
Glikosida sulit diklasifikasikan berdasarkan gula, ada beberapa gula yang jarang.
Sedangkan jika berdasarkan aglikon, terlalu banyak jenis konstituen dalam tanaman seperti
tannin, karotenoid, antosianin dan termasuk senyawa yang belum diketahui. Klasifikasi
secara kegunaan terapeutik memudahkan secara farmasetik tetapi sulit digunakan diluar
bidang farmasetik.
Glikosida alkohol
Salicin adlaah glikosida dari tanaman Salix sp. Dan popululs sp. Kebanyakan batang
pohon willow dan poplap mengandung salicin, sumber utama salicin adalah salix purpurea
dan salix fragilis. Glikosida populin yang merupakan benzoil salicin dapat diasosiasikan
dengan salicin yang berasal dari tanaman famili salicieae.
Salicin jika dihidrolisis oleh emulsimn menghasilkan D-glukosa dan saligenin (salisisn
alkohol ). Salicin jika dihirolisis oleh emulsin menghasilkan D-glukods dan saligenin (salisin
alkohol )salicin memiliki efek farmakologi sebagai antirematik. Mekanisme kerja salicin
mirip dengan asam salisilat dan diduga salicin dioksidasi menjadi asam salisilat didalam
tubuh manusia.
Glikosida aldehid
Vanilla adalah glikosida yang memiliki aglikon aldehid sebagai konstituen utama.
Aglikon dari vanilla disebut vanillin atau metilprotokatekuik aldehid. Vanilla adalah buah
yang belum matang tetapi sudah tumbuh penuh dari tanaman vanilla planifolia. Vanilla hijau
mengandung 2 glikosida yaitu glukovanillin ( avenin ) dan glukovanillik alkohol.
Glikosida lakton
Koumarin adalah lakton dari asam o-hidroksinamat yang berbentuk kristal prismatis,
tidak berwarna, bau khas, pahit, aromatik dan rasa membakar.
Koumarin larut alkohol dan saat ini sudah dapat disintesis. Tanaman penghasil koumarin
antara lain anthoxantum odoratum, melilotus albus, melilotus officinalis, galium trifolium,
dan Trifolium presentas. FDA telah melarang pengguna koumarin sebagai bahan pencita rasa
karena adanya interaksi antara kumarin dengan beberapa obat.
Glikosida fenol
Glikosida fenol adalah glikosida yang memiliki aglikon fenolik. Contoh dari glikosida
fenol adalah arbutin dari tanaman uva ursi, chimaphila atau ericaceae lainnya. Uva ursi
adalah daun kering dari tanaman Arctostaphylos urva-ursi. Arbutin jika dihidrolisis akan
menghasilkan hidrokuinon dan glukkosa. Arbutin digunakan sebagai diuretik dan astringen.