Anda di halaman 1dari 10

PERMODELAN STRUKTUR TROPIK DAN ALIRAN ENERGI DALAM EKOSISTEM

BUATAN DI PESISIR DENGAN PENDEKATAN KESEIMBANGAN MASSA


MENGGUNAKAN MODEL ECOPATH

Abstract
Penelitian ini dilakukan di sebelah utara Teluk Hangzhou. Teluk Hangzhou merupakan wilayah
perairan tertutup. Ekosistem buatan di Teluk Hangzhou di bangun melalui model tropic (20062007) dengan menggunakan software ecoptah (EwE, 5.1 version). Model ini menggunakan 13
functional group yang terdiri dari 4 (empat) kelompok ikan, 4 (empat) kelompok invertebrata, 2
(dua) kelompok zooplankton (herbivora dan karnivora zooplankton), 2 (dua) kelompok produsen
primer (fitoplankton dan zooplankton), dan group detritus. Data yang digunakan sebagai infut
adalah hasil penelitian sebelumnya dan hasil pengamatan (estimasi) selama tahun 2006-2007.
Hasil penelitian menunjukan bahwa detritus merupakan kelompok yang dominan dalam jaring
makanan (food web) diperairan tertutup, dengan nilai tropic level kelompok bervariasi dari
1,00 pada produsen primer dan detritus sampai 3.90 untuk ikan karnivor. Sedangkan untuk
aliran energi menunjukan bahwa nilai rata-rata efisien pemanfaatan energi sebesar 9.8 %
detritus dan 9.4 % producer primer. Aliran energy 43% berasal dari produser primer, detritus
memberikan kontribusi 57 % dari total energi dengan indeks-total produksi primer/total respirasi
2,56%, 25,0% dan 31,0 %.
Ekosistem Teluk Hangzhou masih berada dalam tahap
perkembangan..
Pendahuluan
Perairan Teluk Hangzhou dimanfaatkan oleh masyarakat untuk budidaya sebagai sumber
mata pencarian dengan kondisi sosial ekonominya yang tergolong masih rendah dan teknologi
yang masih tradisional. Namun kondisi ekosistem mengalami perubahan yang bervariasi dari
tahun ke tahun karena adanya pengaruh biotik dan abiotik serta pengaruh antar spesies yang
terdapat dalam ekosistem tersebut. Oleh karena itu ekosistem buatan di pesisir di bangun untuk
menggambarkan dan mengetahui struktur dari komponen-komponen sumber daya yang terdapat
dalam ekosistem khususnya di Teluk Hangzhou. Pemilihan periode ini didasarkan pada dugaan
bahwa masih banyak aktivitas manusia yaitu praktek pertanian, industri air limbah, limpasan
perkotaan, budidaya rumput laut. Wilayah perairan ini sangat senditif terhadap dampak kegiatan
manusia. (Shen et Al, 2003).
Pendekatan ecopath dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan studi daya dukung
khususnya untuk menganalisa keseimbangan biomassa serta tingkat tropik dari komponenkomponen suatu ekosistem (dengan ecopath) yang selanjutnya memodelkan biomassa
komponen-komponen ekosistem tersebut terhadap waktu (dengan ecosim) sehingga akan
diperoleh informasi tentang transfer energi dari biomassa dalam ekosistem, dimana informasi
dasar ini dapat digunakan sebagai masukan rantai makanan yang ada dalam ekosistem. Hasil

estimasi selanjutnya digambarkan dalam suatu potret keseimbangan masa statis beserta
interaksinya dengan kotak-kotak biomasa yang saling berhubungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keseimbangan masa statis dari komponen-komponen
ekosistem buatan di Teluk Hangzhou.
Metodologi
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Jinshan District, Shanghai Chemical Industry Park yang terletak
di zona timur laut Kabupaten Jinshan tepatnya di Sebelah Utara Teluk Hangzhou
30o42'N,121o18'E (Gambar 1). Data dikelompokkan dalam functional group berdasar pada
kesamaan habitat, ukuran tubuh, angka pertumbuhan dan kematian, dan komposisi makanan.
Informasi yang diperlukan khususnya untuk menyusun matriks komposisi. Ikan dikelompokkan
berdasarkan habitat (pelagis dan demersal) dan ukuran tubuh ikan dengan panjang maksimum
rata-rata mulai 140- 150 mm. Gambaran ekologi dan biologi model Ecopath paling sedikit harus
memiliki 12 functional group dan software Ecopath dapat memuat sampai 50 functional group.
Komponen-komponen ekosistem Teluk Hangzhou dikelompokkan menjadi 13 kelompok
fungsional yang terdiri dari (1) Phytoplankton, (2) Macrophytes (3) Herbivorous Zoplankton (4)
Carnivorous Zooplankton (5) Infauna, (6) Molusca, (7) Shrimp, (8) Crabs, (9) Herbivor Fish,
(10) Zooplanktivorous Fish, (11) Benthic-Feeding Fish, (12) Piscivorous Fish, (13) Detritus.
Pendekatan pemodelan Ecopath
Ecopath merupakan pendekatan model yang interaksi rata-rata populasi dalam suatu ekosistem
selama periode tertentu . Model ini didasarkan pada prinsip-prinsip massa - balance, assumning
bahwa produksi dari kelompok ekologi yang diberikan adalah sama dengan biomassa ekspor,
predasi , dan moartality alam selain predasi (mortalitas lainnya) (Christensen et al.2009).
Ecoptah Model Parameterization
Model ekosistem buatan terdiri 12 kelompok fungsional yang terdiri dari empat
kelompok ikan, empat kelompok invertebrata, dua kelompok zooplankton (herbivora dan
karnivora zooplankton) , dua kelompok produsen primer ( Fitoplankton dan Tumbuhan), dan
grouop detritus. Sebagian besar kelompok yang ada merupakan kelompok komposit yang
memiliki tingkat trofik yang sama, siklus hidup dan kebiasaan makan yang sama. Biomassa
dinyatakan dalam berat ton basah per km2 sedangkan produksi dan masukan lainnya dinyatakan
dalam berat ton basah/km2/tahun.
Untuk semua fungsi, kelompok data yang diperlukan yaitu biomassa (Bi),
produksi/rasio biomassa (Pi/Bi), rasio konsumsi/biomassa (Qi/Bi), efisiensi ecotrophic (EEi),
komposisi makanan (DCji) dan kematian ikan (Fi). Sebagian besar masukan data yang digunakan
dalam model dikumpulkan dari survei lapangan selama bulan September 2006 hingga Juni 2007
(Xu, 2008), publikasi jurnal ilmiah yang terkait dan laporan data pemerintah (Tabel 1). Survey
dilakukan secara triwulan (September dan Desember 2006, Maret dan Juni 2007) di enam lokasi

titik sampling (Gambar 1). Biomassa detritus dihitung sebagai produksi primer dan kedalaman
eufotik dengan menggunakan persamaan yang digunakan oleh Christensen dan Pauly (1993).
Biomassa fitoplankton dalam hal ini klorofil -a diukur dengan menggunakan fluorometer
turner sesuai dengan standarnya (Parsons et al, 1984). Nilai konsentrasi klorofil -a terendah
selama dalam pengamatan yaitu 0,28 mg m -3 pada bulan Februari 2006 sedangkan yang tertinggi
yaitu 1,43 mg m-3 pada bulan Juli 2007, sehingga nilai rata-rata yang didapat selama waktu
pemodelan yaitu 0,850 mg m-3 . Biomassa fitoplankton diperkirakan menjadi 2,832 g m -3 dengan
menggunakan faktor konversi 0,3 mg dariklorofil -a per 100 mg fitoplankton (Zhang and He,
1991) dengan menggunakan rata-rata kedalaman 5m, kami memperkirakan biomassa
fitoplankton menjadi 14,16 g m-2.
Makrofita dikumpulkan dengan mengerik dinding laut (pemecah gelombang) dengan
pisau diseluruh area tersebut.Biomassa dari makrofita dalam berat basah sudah dapat
diperkirakan menurut Erftemeijer et al (1993). Sampel zooplankton dikumpulkan menggunakan
jaring Bongo buka tutup di kolom air. Biomassa zooplankton sudah dapat diperkirakan dengan
perbandingan volume menurut Ahlstrom dan Thraikill (1960). Pada ekosistem buatan biomassa
dari zooplankton yang berisfat herbivor dan karnivor masing-masing bernilai 14.80 dan 6.00 t
km-2 (Xu, 2008).
Sampel infauna yang dikumpulkan secara triwulanan (Maret dan Juni 2007, September
dan December 2006) dari 6 titik sampling (Gambar 1) menggunakan Petersons grab yang
dimodifikasi dengan luas area 0.0625 m2. Biomassa infauna yang didapat bervariasi nilainya
antara 0.972 dan 27.328 t km-2 dengan nilai rata-rata 14.15 t km-2.
Biomassa ikan, udang, kepiting dan moluska yang dinilai dengan instrumen akustik
Simrad EK60 selama 2006-2007 (Xu, 2008). Biomassa target yang didapat selama pengamatan
merupakan integral yang diperkirakan dari persamaan B=(K/<>)E, di mana K adalah faktor
kalibrasi, <>adalah rata-rata dan E adalah integral setelah dipisahkan (MacLennan dan
Simmonds, 1992). Data dari P/B dan Q/B untuk makrofita, fitoplankton dan invertebrata yang
didapat dari beberapa literatur yang sesuai (Tong et al, 200; Liu et al, 2001; Lin et al, 2004;
Manickhand-Heilman at al, 2004; Li et al, 2007). Data dari P/B dan Q/B untuk ikan diambil dari
Fishbase (Froese dan Pauly, 2004). Data statistik landing dari beberapa jenis ikan, invertebrata
dan makrofita diambil dari data statistik CDMCJS (data pribadi, Tabel 2). Sampel yang diambil
diukur berat tubuhnya dan panjang tubuhnya (mendekati setengah cm); analisa isi perut (food
habits) dan sisik untuk penentuan umur.
DCji adalah fraksi kelompok mangsa yang menunjukan bahwa nilai i berkontribusi pada
isi perut keseluruhan kelompok pemangsa j (Christensen et al, 2000), karena nilainya sebagai
nilai indeks pemangsa di dalam model Ecopath, nilai DCji menghubungkan kelompok-kelompok
yang berbeda untuk disatukan dan menggambarkan dinamika dalam ekosistem. Nilai fraksi ini
dapat diukur dalam persentase berat, persentase volume, persentase kejadian atau bahkan
persentase kandungan energi.
Parameter, DCji mungkin adalah parameter yang paling penting dalam model karena salah
satu dari Bi, Pi / Bi, Qi/ Bi, atau EEi, nilai-nilai tersebut dapat diperkirakan jika kita mengetahui
tiga lainnya. Namun, DCji adalah parameter yang tak tergantikan dan salah satu parameter yang
harus dimasukkan. Seperti memasukan nilai parameter dalam model untuk setiap spesies /
golongan.

Tabel 1. Sumber nilai input data dan literatur dari Ecopath model skala besar wilayah laut di
bagian utara Teluk Hangzhou
No.

Jenis Biota

Bi

Spesies yang sering didapat

1.

Fitopalnkton

In situ (Parsons et al,


1984)

Chaetoceros atlanticus,
Cyclotella stelligera

2.

Makrofita

In situ

3.

Zooplankton herbivor

4.

Pi/Bi

Navicula

sp.

Qi/Bi

Liu et al (2001)

Gracillaria verrucosa, Ulva clathrata

Liu et al (2001)

In situ

Moina micrura, Mysidacea larvae

Liu et al (2001)

Liu et al (2001)

Zooplankton karnivor

In situ

Labidocera euchaeta, Calanus sinicus

Liu et al (2001)

Liu et al (2001)

5.

Infauna

In situ

Tegillarca granaca, Thais clavigera

Liu et al (2001)

Liu et al (2001)

6.

Moluska

In situ

Crassostrea gigas, Mactra veneriformis

Tong et al (2000)

Tong et al (2000)

7.

Udang

In situ

Exopalaemon carinicanda, Metapenaeus


ensis

Tong et al (2000)

Tong et al (2000)

8.

Rajungan

In situ

Portunus trituberculatus

ManickchandHeileman et
(2004)

ManickchandHeileman et
(2004)

9.

Ikan herbivore

In situ

Mugil cephalus

Froese&Pauly
(2004)

Froese&Pauly
(2004)

10.

Ikan
pemakan
zooplankton

In situ

Liza haematocheila

Froese&Pauly
(2004)

Froese&Pauly
(2004)

11.

Ikan pemakan bentos

In situ

Sparus macrocephalus

Froese&Pauly
(2004)

Froese&Pauly
(2004)

12.

Ikan

In situ

Pseudosciaena crocea

Froese&Pauly
(2004)

Froese&Pauly
(2004)

13.

Detritus

Diperkirakan dengan
rumus
empiris
(Christensen&Pauly,
1993)

Froese&Pauly
(2004)

Froese&Pauly
(2004)

al

al

Tabel 2. Input data dasar dan parameter biologi dari kelompok seperti yang diperkirakan oleh
Ecopath untuk model ekosistem buatan
No.

Kelompok tropic

Biomaasa
(t km-2)

P/B
(tahun-1)

Q/B
(tahun-1)

EE

GE
(P/Q)

Level
tropik

Konsumsi yang
tidak digunakan

Tangkapan
(t km-2)

1.

Fitoplankton

14.16

118.20

0.19
4

1.00

0.4

2.

Makrofita

32.60

7.50

0.59
1

1.00

0.4

2.52

3.

Zooplankton herbivore

14.80

86.00

280.00

0.35
8

0.307

2.00

0.4

4.

Zooplankton karnivor

6.00

25.00

89.00

0.89
1

0.281

2.84

0.3

5.

Infauna

14.15

4.00

20.00

0.90
2

0.200

2.44

0.3

6.

Moluska

6.82

1.75

14.00

0.37
6

0.125

3.05

0.2

7.

Udang

3.15

1.84

24.4

0.30
7

0.075

2.96

0.2

8.

Rajungan

1.50

2.12

8.48

0.49
2

.174

3.23

0.2

9.

Ikan herbivore

1.21

1.32

12.00

0.55

0.110

2.09

0.2

0.05

3
10.

Ikan pemakan zooplankton

1.25

1.28

7.50

0.77
9

0.171

3.14

0.2

0.4

11.

Ikan pemakan bentos

1.21

1.22

5.89

0.50
1

0.207

3.22

0.2

0.002

12.

Ikan

0.41

0.90

6.00

0.40
7

0.150

3.90

0.2

0.65

13.

Detritus

8.45

0.44
0

1.00

Tabel 3. Diet komposisi matriks, dalam persentase dari volume kelompok mangsa, diolah dari
data penelitian untuk membuatmodel ekosistembuatan(nama grup sesuai dengan Tabel 1)
No.

Mangsa/Pemangsa

0.15

0.10

10

11

1.

Fitoplankton

2.

Makrofita

3.

Zooplankton herbivor

4.

Zooplankton karnivor

5.

Infauna

6.

Moluska

7.

Udang

0.02

0.19

8.

Rajungan

0.02

0.20

9.

Ikan herbivor

10.

Ikan pemakan zooplankton

11.

Ikan pemakan bentos

12.

Ikan

13.

Detritus

0.10

12

0.53
0.17

0.30

0.75

0.11

0.12

0.10

0.07

0.05

0.13

0.35

0.35

0.35

0.09

0.20

0.06

0.20

0.15

0.12

0.23

0.16

0.10

0.45

0.01

0.03
0.01

0.252
0.448
0.30

0.60

0.2

0.55

0.23

0.40

0.30

0.21

0.30

0.24

Tingkat trofik dan transfer Efisiensi pecahan tingkat trofik, diperkirakan untuk semua
kelompok ekologi (Odum dan Heald 1975). Umumnya tingkat trofik 1 adalah produsen dan
tingkat trofik >1 atau rata-rata terhitung dari tingkat trofik yang memangsa adalah konsumen.
Tingkat trofik dan transfer Efisiensi pecahan tingkat trofik digunakan untuk menggambarkan
proporsi energi yang ditransfer dari satu tingkat trofik ke tingkatan berikutnya. Presentase
efisiensi Transfer dari materi adalah rasio antara jumlah ekspor dan aliran mendahului oleh
tingkat berikutnya dan melalui penempatan pada tingkat trofik.
Kematangan ekosistem, Struktur, dan Aliran dapat diukur dengan Analisis Ecopath. dapat
dihitung jumlah indeksnya untuk menilai stabilitas dan kematangan ekosistem, untuk membuat
perbandingan antara ekosistem (Odum 1969). Hal ini juga memberikan sejumlah indeks aliran
jaringan berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh ahli ekologi teoritis, terutama Ul anowicz
(1986). Total sistem melalui masukan adalah jumlah dari semua arus dalam sistem, diperkirakan
jumlah dari komponen aliran ada empat yaitu:
1. jumlah semua konsumsi;
2. jumlah semua ekspor, yaitu, diekspor dari sistem perikanan atau tertimbun dalam dalam
sedimen;
3. jumlah semua arus respirasi;
4. jumlah semua organisme yang mati dan diuraikan oleh detritus.

Total sistem yang melalui masukan merupakan ukuran dari sistem jaringan dalam ekosistem
dan penting untuk mengetahui perbandingan antara aliran jaringan didalamnya. Total produksi
primer bersih adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh semua produsen (yaitu, fitoplankton
dan macrophytes) dalam sistem. Rasio total produksi primer / total respirasi (TP P / TR)
menggambarkan kematangan sistem dimana sistem yang matang memiliki rasio 1(Odum 1971).
Produksi biasanya melebihi respirasi difase awal pengembangan, sedangkan sebaliknya
terjadi pada ekosistem organik tercemar (Christensen dan Pauly 1993). Jumlah dari semua
produksi adalah jumlah produksi primer dan sekunder dalam ekosistem. Total biomassa / total
penempatan rasio digunakan untuk menilai total biomassa yang didukung oleh energi yang
tersedia dan diperkirakan akan meningkat dalam ekosistem. Connectance Indeks (CI) dan Sistem
Omnivory Indeks (SOI) yang berkorelasi tepat dengan sistem, karena rantai makanan diharapkan
untuk berubah dari linear ke aliran jaringan seperti sistem yang telah matang (Odum 1971;
Christensen et al 2000.).
Tingkat daur ulang dalam suatu sistem dapat diukur dengan Cycling Indeks (FC I) dan
lama waktu daur ulang rata-rata (FML). FCI merupakan proporsi total melalui masukan yang
dikhususkan untuk daur ulang material. FML adalah, rata-rata jumlah kelompok bahwa inflow
atau outflow jumlahnya berlebih (Finn 1976), sangat berkorelasi dengan FCI. "Matang" dan
"stabil" sistem umumnya menampilkan tingkat daur ulang yang sangat tinggi (Christensen 1995).
Analisis jaringan dilakukan dengan menggunakan Ecopath, yang memungkinkan campuran
dampak trofik (MTI), menggunakan analisis Leontief (1951), matriks rutin yang dikembangkan
oleh Ul anowicz dan Puccia (1990). Analisis MTI tercermin langsung dan langsung berinteraksi
diantara kelompok kelompok yang lain, dengan nilai berkisar antara >1-1. Jika dua kelompok
yang saling menguntungkan satu sama lain, MTI memiliki nilai > 0. Jika tidak, MTI memiliki
nilai negatif.
Ketidakpastian dan Analisis Sensitivitas
Ketidakpastian parameter masukan yang ditentukan oleh Ecopath dengan menggunakan
Ecosim. "Indeks silsilah" dihitung untuk mengukur ketidakpastian terkait dengan nilai input
dalam model (Christensen dan Walters 2004). Untuk setiap nilai input, deskripsi dibuat dari data
dan tingkat kepercayaan (sample- berdasarkan, presisi tinggi atau rendah, metode perkiraan atau
tidak langsung, atau dari model lain, dari literatur, dll). Rentang persen dari ketidakpastian,
berdasarkan satu set pilihan kualitatif relatif terhadap masukan asal B, P / B, dan Q / B, dan diet
atau model perkiraan yang digunakan dalam rutinitas dan mengakibatkan nilai indeks dengan
skala 0 (data tidak berakar pada data lokal), untuk skala 1 (data sepenuhnya berakar pada lokal
data) untuk setiap parameter masukan. Berdasarkan nilai indeks silsilah individu, "indeks
silsilah" keseluruhan P informasi di ECOPATH dapat dihitung dimana I ij adalah gelar indeks
untuk model kelompok i dan parameter j, dan n adalah total jumlah model kelompok (christensen
dan walters 2004).
Untuk parameter yang tak dapat dipastikan itu, kami telah menetapkan rentang
kemungkinan tersebut menggunakan Ecoranger. Prosedur memungkinkan peluang distribusi
yang akan ditentukan untuk setiap variabel input dan dengan menggunakan simulasi Monte
Carlo, sampel dari distribusi masukan untuk menghasilkan peluang distribusi dari variabel
keluaran (Christensen et al. 2000). Dengan ketidakpastian dalam parameter input, analisis
sensitivitas sederhana juga dilakukan untuk mengevaluasi ketahanan hasil sehubungan dengan
ketidakpastian dalam parameter masukan. Semua parameter input dasar yang berubah dengan

sendirinya dari 10% - 50% sampai dengan > 50%. Efek dari perubahan ini, pada semua
parameter dasar yang hilang untuk semua kelompok dalam sistem diperiksa.
Hasil
Menyeimbangkan Model Untuk model Ecopath, upaya pertama dalam menyeimbangkan
model yang sering dilakukan yaitu dengan mengevaluasi jika EE diperkirakan dalam pemodelan
untuk masing-masing kelompok adalah < 1. Dalam model ekosistem buatan, diperkirakan nilai
EE semua fungsional kelompok < 1. Secara umum, nilai-nilai EE relatif rendah; sebagian besar
kelompok ikan berada di kisaran 0,30-0,60 (Tabel 2); Namun, EE tertinggi (0.902) di Infauna,
diikuti oleh zooplankton karnivora dan Zooplankton - ikan planktivorous (0,891). Efisiensi
estimasi bersih (efisiensi konversi makanan bersih, yaitu, rasio antara produksi dan makanan
berasimilasi) dari semua kelompok yang lebih besar dari nilai-nilai GE. Kebanyakan nilai-nilai
GE berada di kisaran 0,1-0,3 dan sebanding dengan nilai yang dilaporkan dalam literatur untuk
invertebrata (Lin et al 2004.), Zooplankton (Shen et al 2003.), Dan ikan (Pauly et al 1990.). Tabel
2 menunjukkan nilai dari model seimbang, termasuk yang diperkirakan oleh perangkat lunak
Ecopath. Model yang seimbang yang dihasilkan merupakan representasi yang masuk akal dari
skala besar wilayah laut di bagian utara Sistem teluk Hangzhou.
Struktur trofik
Tingkat tropik diperkirakan oleh program dari rata-rata perhitungan dari tingkat trofik
mangsa dan bervariasi dari 1,0 bagi produsen primer dan detritus menjadi 3,9 untuk predator
puncak (ikan piscivorous) dalam sistem buatan (Gambar. 2 dan Tabel 2). Agregasi rutin trofik di
Ecopath dikumpulkan dalam 13 kelompok dengan lima tingkat trofik efektif di teluk Hangzhou.
Produsen primer (trophic level I) terdiri fitoplankton, makrofita, dan detritus.
Detritus yang berada dikolam air menjadi sumber makanan bagi banyak kelompok
fungsional dalam sistem. Dalam sistem, kelompok Herbivora zooplankton memiliki biomassa
dan aliran energi yang paling menonjol, dimana sebagian besar (>75%) materi/zat pada
tingkattrofik level II mengalir melalui zooplankton herbivora, infauna, dan ikan herbivora,
sedangkan 88% dari aliran zooplankton karnivora terjadi pada tingkat trofik level III.Kurang dari
setengah aliran energi kelompok ikan terjadi di level IV dan V (Tabel 4).Dengan target spesies
utama yang dapat dipanen dalam sistem yaitu macrophytes (G. verrucosa); dengan biomassa
sekitar 32.6 t km2; hasil perikanan sebesar 2,52 t Km-2 (Tabel 2). Ikan pemakan ikan menjadi
spesies penting karena menyumbang 17,9 juta %dari total biomassa ikandalam ekosistem buatan.
Perpindahan Efisiensi
Ekosistem buatan dapat dikumpulkan menjadi delapan tingkat tropik, tetapi nilai-nilai
aliran dari VI ke VIII sangat kecil yaitu kurang dari 1,2%.Dengan demikian, sistem buatan di
Utara Hangzhou Bay terdiri dari lima kumpulan utama tingkat tropik (dari tingkat I sampai V,
Gambar. 3), dimana perpindahan efisiensi menurun secara bertahap dari tingkat trofik III
(10,7%), IV (8,4%), ke V (7,3%). Dengan perolehan rata-rataefisiensi transfer sebesar 9,8% dari
detritus dan 9,4% dariprodusen primer dalam ekosistem; oleh karena itu,rata geometris dari
efisiensi perpindahan trofikuntuksistem secara keseluruhan adalah 9,6% (Gambar. 3).
Dampak Campuran Trofik
Dampak trofik yang saling mempengaruhi di dalam sebuah sistem digambarkan dengan
persegi panjang warna gelap di bagian atas(dampak positif) dan warna terang di bagian bawah
(dampak negatif) dengan garis horizontal sesuai dengan kelompokmasing-masing (gambar 4).

AnalisisMTI (Mixed Trophic Impacts) dalam sistem buatan menunjukkan bahwa detritus dan
macrophyta (tingkatan trofik terendah) memiliki dampak positif terhadap sebagian besar
kelompok konsumen dengan konsumsi secara langsung maupun tidak langsung.
Zooplankton Karnivora berdampak negatif terhadap zooplankton herbivora dan
spesiesnya sendiri (Gambar. 4). Tetapi, biomassa zooplankton herbivora berdampak positif
sedang terhadap organisme yang memanfaatkannya sebagai makanan utama seperti ikan
zooplanktivorous, kepiting, dan udang. Analisis MTI juga menunjukkan bahwa peningkatan
biomassa bentik yang dimakan ikan berdampak negatif yang signifikanpada krustasea (kepiting
dan udang).
Analisis Ekosistem dan Indikator
Dalam total sistem sebesar 19,323.00 t km-2 tahun-1,26,8% untuk total konsumsi
(5,191.52 t km-2tahun 1) dan13,7% untuk proses pernafasan (2,646.65 t km-2-tahun 1);38,1%
berasal aliran kembali ke detritus (7,345.42 t km-2-tahun 1) dan 21,4% untuk ekspor (4,139.15 t
km-2 tahun 1). Jumlah keseluruhan produksi adalah 8,294.00 t km-2 tahun-1.
Rasio TPP untuk TR adalah 2,56; dan rasio TPP total biomassa adalah 69,25. FCI dan
panjang lintasan rata-rata (FML) adalah0,25 dan 2,17, masing-masing, dalam sistem. Untuk
ekosistemTeluk, CI sebesar 0,31. Namun, karena interpretasi dari connectance bersifat ambigu
maka SOI pada tabel 5 menampilkan fitur jaringan dalam sistem sebesar 0,35.
Analisis Ketidakpastian dan Sensitivitas
Ketepatan output model Ecopath sebanding data input (Essington 2007). Indeks pedigree (0.61)
adalah bagian atas dari kisaran (0,16-0,68) dari 150Model Ecopath (Morissette et al. 2006), yang
menunjukkan bahwanilai parameter model didasarkan pada sumber-sumber terpercaya, dan
model ini dari kualitas yang dapat diterima (Christensen et al.2000).
Analisis sensitifitas menunjukkan hubungan antara perubahan parameter input dan
parameter yang dipengaruhinya adalah mendekati linear. Misalnya, ketika 1 parameter input dari
kelompok fungsional meningkat 50%, parameter output dari kelompok tersebut berubah dari
+35.4% sampai -33.3%. Hal ini diperkirakan sebagai parameter input dari sebuah kelompok
fungsional (contoh P/B, Q/B, dan EE) yang saling berkaitan erat satu sama lain. Terlepas dari
efek satu kelompok ini, parameter yang diduga bertahan terhadap perubah nilai parameter input
adalah kelompok fungsional yang lain pada ekosistem artifisial. Perubahan 50% pada nilai
parameter input mengarah pada rata-rata perubahan nilai output 15%. Kumpulan parameter yang
paling sensitif adalah efek dari asumsi EE zooplankton herbivoraterhadap EE dugaan
fitoplankton, makrofita, zooplankton herbivore, zooplankton karnivora, dan ikan herbivore.
Secara umum, perubahan rasio konsumsi-biomassa memiliki pengaruh yang lebih rendah
terhadap parameter yang diduga.
Pembahasan
Data yang digunakan tidak hanya dari data lapangan yang dilakukan secara triwulan yaitu
(Maret dan Juni 2007, September dan December 2006) dari 6titik sampling melainkan dari data
pubikasi jurnal ilmiah terkait dan data dari pemerintah setempat. Semua data yang didapat dari
hasil sampling dihitung dalam berat ton basah seperti data fitoplankton dan makrofita. Setelah

semuadata terkumpul diolah menggunakan persama-persamaan dari beberapa publikasi ilmiah


kemudian dimasukan dalam model Ecopath.
Software Ecopath digunakan untuk membangun model keseimbangan massa yang
dipertimbangkan sebagai langkah awal dalam merangkum informasi biologi dan ekologi dalam
satu kerangka kerja yang kohern melalui jaringan trofik dalam ekosistem. Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, beberapa studi ekosistem fokus pada ekosistem pesisir buatan,
khususnya Laut China Timur (Yan et al 2008). Perbandingan dengan ekosistem pesisir lainnya
menggunakan hasil dari analisis jaringan dapat membantu dalam karakterisasi status ekosistem
artifisial di Teluk Hangzhou Utara.
Sistem total (jumlah dari konsumsi, ekspor, aliran respirasi, dan aliran ke detritus) yang
melalui ekosistem buatan lebih rendah daripada ekosistem pesisir tropis Teluk Kushoeng (Lin et
al 2004), Taiwan, namun lebih tinggi daripada Teluk Tongoy (Oritz dan Wolff 2002) dan Teluk
Shensi (Li et al 2007; Tabel 6). Rata-rata efektifitas transfer untuk ekosistem ini adalah 9.6%,
sedikit lebih rendah daripada asumsi Lindeman (1942) yaitu 10%.. Selain itu, rata-rata
perhitungan efisiensi transfer antara tingkat trofik (9.6%) dalam ekosistem artifisial adalah lebih
rendah daripada nilai 15% yang dinyatan Ryther (1969) untuk kawasan pesisir juga. Hal itu
menunjukkan bahwa sistem buatan memiliki efisiensi yang lebih rendah dalam mentransfer
eneergi melalui rantai makanan bergantung pada tingginya aliran energy ke detritus.
Faktanya, sekitar 43% bahan dari sistem yang mengalir berasal dari produsen primer; 57%
lainnya berasal dari detritus, menunjukkan bahwa ekosistem buatan lebih bergantung pada
kelompok detritus daripada produsen primer untuk membangkitkan aliran sistem total. Hal ini
dikarenakan hanya setengah dari produsen primer yaitu fitoplankton dan makrofita yang
langsung dimangsa, dan setengah bagian yang lain tidak langsung digunakan oleh tingkat trofik
di atasnya sehingga mengalir kembali ke kelompok detrital.
Jumlah dari seluruh konsumsi (CT), total produksi primer bersih (TPP), total biomassa
(TB), rasio TPP terhadap TR (TPP/TR) dan FCI juga sebanding dengan rasio yang dilaporkan
dari ekosistem pesisir beriklim sedang seperti Teluk Shensi, Teluk Tongoy, dan teluk Kuosheng.
Output ini menyarankan bahwa sistem buatan memiliki sifat seperti sistem pesisir yang khas
dalam hal struktur dan fungsi trofiknya Efisiensi kotor (tangkapan ikan rasio produksi bersih
sistem) hanya 0.026% lebih rendah daripada yang dilaporkan di ekosistem pesisir China, Teluk
Bohai, dan Teluk Beibu (Chen et al 2008). Hal ini menunjukkan bahwa tekanan perikanan
terhadap sistem cukup rendah.
Mengacu pada Odum (1971), rasio TPP/TR sangat penting untuk mengukur kematangan
sistem. Rasio lebih besar dari 1 diharapkan sebagai tahap perkembangan awal dari suatu
ekosistem, sedangkan pada sistem yang matang harus mendekati 1. Nilai rasio TPP/TR yang
dihasilkan pada studi ini lebih besar dari 1 dan jauh lebih tinggi daripada model autotrofik pada
Teluk Kuosheng, menunjukkan bahwa ekosistem buatan masih berkembang. Ini berarti bahan
organik lebih banyak diproduksi daripada dikonsumsi dalam sistem. FCI memberikan proporsi
aliran dalam sistem yang didaur ulang dibandingkan dengan total bahan yang melewati sistem
(Tabel 6). Nilai 25% untuk sistem ini lebih rendah daripada ekosistem pesisir (Teluk Kuosheng)
namun lebih tinggi daripada Teluk Shensi dan Teluk Bongoy.
FML, yang menghitung rata-rata jumlah kelompok dimana unit fluks akan memasuki
hingga keluar sistem, cenderung lebih rendah. Hasil menunjukkan bahwa sementara proporsi
bahan yang didaur ulang rendah, bahan tersebut ditahan dalam sistem selama periode konsumsi

dan transfer naik ke jejaring makanan. Nilai FML di ekosistem buatan juga menunjukkan derajat
kematangan sistem yang lebih rendah. CI dan SOI juga berkorelasi dengan kematangan sistem
karena rantai makanan diharapkan dapat mengubah dari bentuk linear ke bentuk mirip jejaring
seperti sistem yang matang (Odum 1971).
Untuk sistem, nilai CI dan SOI adalah 0.31 dan 0.35, mengindikasikan bahwa sistem
buatan menggambarkan bentuk yang kurang mirip jejaring. Nilai MTI secara rutin menunjukkan
bahwa kelompok-kelompok di ekosistem buatan saling berkaitan erat. Secara umum,
peningkatan biomassa memiliki pengaruh langsung yang negative terhadap kelompok pemangsa
dan pengaruh negative tidak langsung terhadap grup yang bersaing untuk makanan yang sama.
Ecopath menemukan bahwa detritus dan tingkat trofik yang lebih rendah keduanya memiliki
pengaruh positif yang signifikan terhadap kelompok lain, menunjukkan peran mereka sebagai
sumber makanan dan pengaruh mereka terhadap suplai sumber makanan untuk konsumer. Odum
(1090) mengusulkan bahwa sebagai sistem yang matang, mereka menjadi lebih tergantung
terhadap detritivor daripada herbivore. Jejaring makanan ekosistem pesisir buatan didominasi
oleh peran detrital (Day et al 1989) sama seperti avertebrata benthik memainkan peran yang
signifikan dalam transfer energi dari detritus ke trofik level di atasnya. Peningkatan biomassa
detritus memacu respons fungsional dalam detritivora (Graf 1992) dengan pengaruh positif
berikutnya pada tingkat trofik yang lebih tinggi. Benthik autrotof berpengaruh positif pada
jumlah komponen yang lebih luas secara tidak langsung, tergantung kontribusinya terhadap
biomassa detritus. Demikian, kita mengemukakan bahwa penggunaan atribut baru yaitu rasio
total biomassa terhadap total aliran ke detritus (TB/TDET), yang mengindikasikan sebarapa
banyak energy yang ditransformasikan menjadi materi organik. Jika rasio ini mendekati 1, maka
semua organisma akan didaur ulang dengan cepat, dan sistem akan mencapai tingkat matang.
Jika lajunya berbeda dari 1, ekosistem masih berkembang. Nilai TB/TDET di Teluk adalah
0.013, lebih rendah dari 1. Karena itu, semua parameter kematangan ekosistem (TPP/TR, FCI,
FML, SOI, CI, and TB/TDET) menunjukkan bahwa sistem buatan belum matang dan stabil
dalam studi ini.
Secara umum, ini adalah model trofik pertama dari suatu ekosistem buatan yang ada di
China. Model ini juga menyediakan pengetahui yang berguna mengenai karakteristik ekosistem,
dan perbaikan kualitas air yang konsisten dengan penanaman rumput laut. Ekosistem buatan
memiliki jumlah energy cadangan yang besar, menunjukkan bahwa sistem tersebut potensial
dalam menyangga gangguan tak terprediksi. Observasi ini dapat digunakan di ekosistem tropis
lainnya untuk mengkaji pengaruh dari langkah manajemen lingkungan.
Ecopath adalah model yang tetap dan tidak dapat digunakan untuk mensimulasi dinamika
perubahan terhadap waktu. Maka diperlukan studi lebih lanjut untuk menguji pengaruh budidaya
rumput laut dan langkah manajemen lingkungan lainnya terhadap ekosistem buatan. Karenanya,
pengembangan model dinamika temporal yang lebih detail akan menguraikan proses yang
menyebabkan penanaman rumput laut di ekosistem buatan pada studi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai