Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PEMBENTUKAN

USAHA KECIL MENENGAH (UKM) MEMAKMURKAN BUMI


(Wirausaha Optimalisasi Pemanfaatan Sampah
dan Lubang Biopori untuk Pemberdayaan Ekonomi,
Ketahanan Pangan, Kawasan Bebas Sampah
dan Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup)

1|Page

RANGKUMAN
Setiap kota/kabupaten di Indonesia dihadapkan dengan beberapa masalah
besar :
1. Sampah dan dampaknya yang semakin sulit diatasi
2. Kemiskinan dan pengangguran
3. Urbanisasi. Desa kekurangan tenaga potensial. Kota makin sulit dikelola
4. Memperoleh pangan yang mencukupi dan tanpa fluktuasi harga
5. Bahaya pupuk kimia dan pestisida pada sayuran dan buah-buahan
6. Kerusakan lingkungan hidup. Berkurangnya area resapan, polusi, banjir,
maraknya penggunaan kimia pertanian, menurunnya kesuburan tanah,
pemanasan global
Sesungguhnya seluruh masalah ini merupakan peluang sangat potensial
untuk berwirausaha.
Institut WIRABUMI, sejak 2010 melakukan litbang khusus tentang sampah,
hasilnya berupa serangkaian teknik, alat dan konsep. Dirumuskan dalam
Manajemen Wirausaha Memakmurkan Bumi, yang jika diterapkan dalam
skala kawasan. Hasilnya :
1. Dengan teknik dan alat yang mudah dan murah, sampah pada satu
kawasan bisa dimanfaatkan seluruhnya hingga tak ada yang terbuang.
Dilakukan langsung di kawasan penghasilnya
2. Semua sampah dijadikan banyak jenis produk yang laku dan
menguntungkan. Setiap ton sampah bisa melahirkan lima jenis usaha,
melibatkan belasan tenaga kerja. Penghasilan hingga Rp 90.000.000/bl
3. Sampah organik untuk pertanian organik. Setiap musim tumbuh sekian
banyak tumbuhan organik. Memenuhi kebutuhan pangan yang sehat
dan murah, menyuplai banyak oksigen, mengurangi kimia pertanian
dan memperbaiki kesuburan tanah
4. Lubang biopori berfungsi sebagai pabrik kompos alami (bisa dipanen
dalam waktu 14 hari, mempercepat penanganan sampah organik) dan
perbanyak area resapan untuk peningkatan cadangan dan kualitas air
tanah, mengurangi genangan, memperbaiki kesuburan tanah dan
mendinginkan bumi.
Sampah (yang hingga kini dinilai dan dan diperlakukan sebagai benda
buangan, karenanya bencana berkepenjangan yang diperoleh) dan lubang
biopori yang dikelola melalui pendekatan kewirausahaan sosial dan
dikerjakan secara gotong bisa mengurangi drastis seluruh masalah di atas.

2|Page

Sampah dan lubang biopori dikelola dijadikan sumber penghasilan dengan


membentuk Usaha Kecil Menengah Memakmurkan Bumi (UKM WIRABUMI)
UKM Memakmurkan Bumi berlangsung dalam empat tahap :
1. Tahap Pertama : Pelatihan dan Supervisi
a. Target
1. Bisa mengelola usaha lapak sampah
2. Bisa membuat produk sampah anorganik siap jual
3. Bisa membuat sarana tani organik
4. Bisa bertanam sayur dan buah organik
8. Bisa membuat dan memanfaatkan lubang biopori
b. Waktu : 1 bulan
Pelatihan awal 3 hari. Supervisi 2 x kunjungan
c. Peserta : 5 orang (RW, Kawasan, Koperasi, LSM, Ormas, Karta)
2. Tahap Kedua : Pembentukan UKM Memakmurkan Bumi
3. Tahap Ketiga : Pengelolaan Jaringan
Seluruh UKM diajak bergabung dalam Paguyuban Wirausaha
Memakmurkan Bumi (Paguyuban WIRABUMI) untuk meraih banyak
manfaat dan memadukan semua potensi guna memudahkan
menghadapi masalah dan meraih harapan
Waktu : 1 tahun, selanjutnya ditarik iuran tahunan
Total Biaya Tahap Pertama, kedua dan Ketiga hanya Rp 15.000.000 (Rp
2.000.000 dibayar kelompok Rp13.000.000 disubsidi). Program gratisan
banyak tak Berlanjut. Biaya termasuk penyediaan alat pengolah sampah
dan bahan produksi
4. Tahap Keempat : Membangun Sinergi UKM-Pemangku KepentinganMasyarakat
a. UKM mengelola sampah di kawasannya hingga tak tersisa
b. Pemangku kepentingan (pemerintah pusat dan daerah, perusahaan,
CSR, institusi) berkontribusi :
1. Menyediakan alat pengolah sampah tambahan
2. Apresiasi terhadap upaya masyarakat mengolah sampahnya secara
mandiri (sampah terolah x x rupiah). Diberikan bulanan
3. Membeli produk karya UKM. Pembelian bulanan
c. Masyarakat memilah sampah rumahnya
Apresiasi dan pembelian produk diberikan bulanan. Menjadi jaminan
pendapatan rutin bagi UKM. Dengan demikian Aktivitas penanganan
sampah dan perbaikan lingkungan berbasis masyarakat ini akan bergerak
dinamis, mandiri dan berkesinambungan. Ke depan otomatis masyarakat
akan menjadi pelaku utama penanganan sampah.

3|Page

TEMUAN INSTITUT WIRABUMI


Prihatin terhadap masalah sampah, sejak tahun 2010 Institut Wirausaha
Memakmurkan Bumi (WIRABUMI) melakukan penelitian dan pengembangan, hasilnya
berupa serangkaian teknik, alat dan konsep yang dirumuskan berupa Manajemen
Wirausaha Memakmurkan Bumi, (Manajemen WIRABUMI) terdiri dari :
1. Aspek Spiritual dan Kognitif
a. Manusia dijadikan dari bumi. Semua kebutuhan pangan, sandang dan papan
dipenuhi dari hasil bumi. Lahir, beraktivitas, berkembang dan mati di bumi.
Selayaknya bumi dimakmurkan. Bumi diberdayakan hingga tumbuh dan
berkembang optimal mengeluarkan hasil berlimpah. Namun tidak dengan cara
yang menghasilkan polusi, membuang residu apalagi merusak. Sehingga apa
yang dimakan sehat dan mnyehatkan. Bumi yang ditempati, sehat aman dan
nyaman. Terjamin keberlanjutan
b. Merubah pola pikir dan perlakuan terhadap sampah dari semula sampah dinilai
sebagai benda yang menjijikkan, jorok, kotor, bau, sumber masalah dan tidak
berharga kemudian dibuang. (Sebagai makhluk hidup yang berperasaan, sampah
membalasnya dengan mengeluarkan banyak dampak negatif hingga ratusan
tahun ke depan, dan menutup solusi untuk menuntaskan masalahnya). Dirubah
menjadi Sampah adalah Sumber Rezeki, sampah akan berterima kasih dengan
memberikan solusi komprehensif menuntaskan masalahnya dan manfaat
berlimpah
2. Teknik Pemanfaatan Sampah
a. Sampah Anorganik
1. Usaha Lapak Sampah
Sampah bernilai (beling, kardus, kertas, kaleng, logam plastik) dikumpulkan,
dipilah, dibersihkan lalu dijual untuk memasok industri daur ulang. Namun
pengelolaannya harus berorientasi profit agar pengelola memperoleh
penghasilan yang memadai. Bisa dijadikan pekerjaan tetap, bukan kegiatan
sosial

4|Page

2. Sampah plastik PE daun, ditambah potongan bungkus mi, kresek dan sampah
kemasan, dengan disetrika (Teknik PADU) dijadikan lembaran daur ulang
plastik. Kemudian dijahit atau disulam dibuat berbagai jenis tas, ATK, tikar,
jas hujan

3. Sampah plastik tak bernilai (bungkus mi, kresek, sachetan, styrofoam,


tetrapak) dengan Teknik Pelelehan dibuat menjadi papan, jam dinding, alas
meja, mainan, bangku taman

5|Page

4. Sampah plastik kemasan yang paling sulit diatasi, ditangani dengan tiga cara :
a. Dicacah menjadi potongan kecil untuk pengisi bantal, mainan
b. Dipotong kecil untuk pengisi barang terbuata dari sampah kertas
c. Menggunakan tungku berbahan bakar LPG, dipisahkan alumunium dan
plastiknya

4. Sampah kertas murah (sampul buku/majalah, kalender, dus obat, dus sepatu,
bungkus rokok). Diblender dijadikan bubur kertas, kemudian dicampur semen
dan lem. Dijadikan papan, jam dinding, pot, bata kertas, bangku taman

6|Page

b. Sampah Organik seluruhnya diarahkan kepada pertanian organik. Dibuat kompos


(dibuat secara manual atau dengan lubang biopori) sebagai media tanam. Juga
pupuk organik cair dan Eko Enzim (cairan pembersih)

c. Sampah residu (popok, pembalut, busa, potongan kain) dijadikan briket bahan
bakar biomassa untuk mengolah sampah
3. Wirausaha Lubang Biopori
Berhasil dibuat alat pembuat lubang biopori tembus segasla kondisi tanah. Kuat
dan awet mudah pengerjaan. Volume : diameter 10 cm tinggi 50 200 cm. Lubang
biopori dijadikan sebagai sumber penghasilan agar ada yang merawatnya.

4. Mengelola Bank Sampah (Perbaikan)


Mengelola Bank Sampah dengan beberapa perbaikan
a. Pendekatan melibatkan partisipasi semua warga pada satu kawasan
b. Memperbanyak jumlah dan volume sampah terkumpul
c. Memperbanyak sumber pendapatan
d. Kerja sama dengan perusahaan khususnya perusahaan penghasil sampah

7|Page

MANFAAT PENERAPAN
1. Semua sampah pada satu kawasan bisa dimanfaatkan seluruhnya hingga tak
terbuang. Dilakukan di kawasan penghasilnya
2. Semua sampah dijadikan bahan baku membuat banyak jenis produk yang laku dan
menguntungan. Bisa dijadikan usaha dengan modal awal ratusan ribu rupiah.
3. Sampah organik dibuat kompos, pupuk cair dan eko enzim (cairan pembersih).
Setiap musim tumbuh sekian banyak tanaman organik. Memenuhi kebutuhan
pangan yang sehat dan murah. Mengurangi kimia pertanian. Memperbaiki
kesuburan tanah
4. Lubang biopori berfungsi sebagai pabrik kompos alami, memperbanyak area
resapan, meningkatkan cadangan dan kualitas air tanah, meningkatkan permukaan
air tanah, mengurangi genangan, memperbaiki kesuburan tanah, mendinginkan
bumi.
5. Bermanfaat bagi semua warga masyarakat. Kerja sama mau memilah sampah
6. Menggunakan pedekatan Kewirausahaan Sosial, sangat kental dengan motif profit
jangka pendek. Penanganan sampah berbasis masyarakat akan berjalan dinamis,
mandiri dan berkesinambungan. Kelak masyarakat menjadi pelaku utama
penanganan sampah. Pihak lain menjadi pendukung
7. Potensi desa berkembang, urbanisasi berkurang
8. Kewajiban dan harapan pemerintah pusat dan daerah, perusahaan, CSR dan
institusi terlaksana dan terpenuhi. Terbuka peluang bekerja sama
DESKRIPSI UKM WIRAUSAHA MEMAKMURKAN BUMI
Wirausaha Memakmurkan Bumi (WIRABUMI) adalah optimalisasi pemanfaatan sampah,
lubang biopori dan ruang-ruang kosong tak terpakai yang dikelola melalui pendekatan
kewirausahaan sosial guna mendapatkan manfaat :
1. Bagi bumi (jasad dan batin) manusia
a. Sumber penghasilan yang memadai
b. Sayuran dan buah-buahan yang sehat dan murah
d. Udara yang sehat dan segar. Lingkungan yang nyaman dan aman
2. Bagi Bumi
a. Terbentuk lingkungan yang bersih, indah, hijau, sejuk dan sehat, bebas dari
tumpukan sampah
b. Polusi udara, air dan tanah serta pemanasan global berkurang
c. Cadangan dan kualitas air tanah meningkat.Genangan air berkurang, bumi
menjadi dingin dan kembali subur

8|Page

13TAHAPAN PEMBENTUKAN
Berlangsung dalam empat tahap :
Tahap Pertama : Pelatihan dan Supervisi
1.Target
a. Bisa mengelola usaha lapak sampah
b. Bisa membuat produk sampah plastik Teknik Padu siap jual
c. Bisa membuat produk sampah plastik Teknik Pelelehan siap jual
d. Bisa membuat produk berbahan sampah kertas
e. Bisa membuat kompos bioaktif
f. Bisa membuat pupuk organik cair
g. Bisa bertanam sayur organik
h. Bisa membuat dan memanfaatkan lubang biopori
2. Materi
1. Pemanfaatan Sampah Anorganik
a. Usaha Lapak Sampah
b. Pembuatan produk sampah plastik Teknik PADU
c. Pembuatan produk sampah plastik Teknik pelelehan
d. Penanganan sampah kemasan (sachetan)
e. Pembuatan produk sampah kertas campuran
2. Pemanfaatan Sampah Organik
a. Pembuatan kompos bioaktif
b. Pembuatan pupuk cair organik
c. Pembauatn Mikroorganisme Lokal (MOL)
d. Pembuatan Eko enzim (cairan pembersih)
3. Wirausaha Lubang Biopori
a. Membuat lubang biopori diameter 10 cm, tinggi 50-200 cm
b. Lubang biopori sebagai sumber penghasilan
4. Waktu : 1 bulan
Pelatihan awal 3 hari. Supervisi 2 x kunjungan
5. Peserta : 5 orang (RW, Kawasan, Koperasi, LSM, Ormas, Karang
Taruna, Remaja Mesjid, Mahasiswa, PP, Pensiunan)
6. Metode :
a. Tatap muka :
1. Di Kantor Wirabumi
2. Di kota peserta (minimal 20 orang atau 4 kelompok) agar tidak
ada biaya tambahan (kecuali luar Jawa)
3. Online melalui http://pelatihan.bumimakmur.org
4. Supervisi ke tempat peserta. Transportasi dan akomodasi
musyawarah

9|Page

Tahap Kedua : Pembentukan UKM Memakmurkan Bumi


Pendampingan legalisasi pembentuan UKM
Tahap Ketiga : Pengelolaan Jaringan
Seluruh UKM akan diajak bergabung dalam Paguyuban Wirausaha Memakmurkan Bumi
seluruh Indonesia. Memadukan semua potensi guna memeudahkan menghadapi
hambatan dan meraih harapan.
Benefit bagi anggota :
1. Pelatihan lanjutan, termasuk temuan baru
2. Membuat program bersama
3. Produksi bersama produk yang pasarnya bagus
4. Pemasaran bersama
5. Akses permodalan
6. Forum Diskusi
7. Forum Silaturahmi
8. Even bersama
9. Membangun kerja sama dengan banya pihak tanpa terikat
Total biaya untuk Tahap Pertama, Kedua dan Ketiga sebesar Rp 15.000.000 (Rp
2.000.000 dibayar kelompok Rp13.000.000) disubsidi. Program gratisan banyak tak
Berlanjut)
7. Penggunaan Biaya
1. Pelatihan dan supervisi untuk lima orang
2. Penyediaan alat dan bahan produksi
a. Teknik PADU ( 2 setrika, 10 m kodaktris, 20 kg plastik PE daun)
b. 2 mixer untuk sampah kertas dan sampah organik
c. 1 bor listrik
d. Alat pres bubur kertas
e. 1 set alat pembuat lubang biopori
f. 1 set rotary compost tumbler
g. 5 drum 50 l
h. 2 timbangan gantung
i. 200 polybag
j. 50 kantong sampah untuk menyimpan kompos bioaktif
k. 2 l bioaktivator Manutta Gold B
3. Pendampingan Pembentukan UKM
4. Pengelolaan Paguyuban WIRABUMI
Tahap Keempat : Membangun Sinergi Gotong royong UKM-Pemangku KepentinganMasyarakat

10 | P a g e

Selama ini belum pernah terjadi sinergi. Masyarakat menganggap, sampah adalah
urusan pemerintah. Sinergi gotong royong semua pihak merupakan faktor penentu
keberhasilan dan kesinambungan aktivitas
Pembagian peran :
a. UKM mengelola sampah di kawasannya hingga tak tersisa
b. Pemangku kepentingan (pemerintah pusat dan daerah, perusahaan,
CSR, institusi) berkontribusi :
1. Menyediakan alat pengolah sampah
2. Apresiasi terhadap upaya masyarakat mengolah sampahnya secara
mandiri (sampah terolah x x rupiah)
3. Membeli produk karya UKM
4. Promosi dan pemasaran r
5. Permodalan
c. Masyarakat memilah sampah rumahnya
Poin b.2. dan b.3.berupa kontrak jangka yang diberikan setiap bulan, sehingga
bisa dijadikan jaminan penghasilan. Menjadi penyemangat sehingga aktivitas
berjalan dinamis, mandiri dan berkesinambungan.
Ke depan, masyarakat akan menjadi pelaku utama penanganan sampah. Pihak lain
sebagai pendukung. Hal ini dimungkinkan terjadi selama mereka mendapat
keuntungan finansial yang memadai
PAGUYUBAN WIRAUSAHA MEMAKMURAN BUMI
Setelah UKM WIRABUMI cukup banyak, akan dibentuk Paguyuban Wirausaha
Memakmurkan Bumi (Paguyuban WIRABUMI) dengan tiga komponen utama :
1. Pengelolaan Jaringan
a. Riset lanjutan dan alih keterampilan ke anggota
b. Informasi terkait dan distribusinya
c. Pelatihan Manajemen Wirausaha
d. Produksi bersama produk tertentu yang menguntungkan
e. Pemasaran bersama
f. Akses permodalan
g. Forum Diskusi
h. Forum silaturahmi
i. Even bersama
2. Sistem Informasi. Data utama
1. Persampahan
4. Keuangan
7. Eko Enzim
2. Usaha
5. Kompos
8. Tanaman
3. Tenaga kerja
6. Pupuk Organik
9. Lubang biopori

11 | P a g e

FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN


1. Wirausahawan harus berkorban, program gratisan apalagi dibayar banyak yang
tidak berlanjut
2. Harus ditindaklanjuti dengan supervisi dan pembinaan jangka panjang
3. Bantuan diberikan sebagai apresiasi atas kinerja
4. Adanya kompensasi terhadap usaha masyarakat mengolah sampahnya secara
mandiri dan jaminan pembelian produk yang diberikan bulanan, menjadi faktor
utama keberhasilan program bsa bergerak dinamis, mandiri, berkesinambungan
5. Peran pemerintah pusat dan daerah dalam hal promosi dan pemasaran serta
permodalan sangat penting
6. Untuk kesinambungan, program ini lebih baik dikelola oleh lembaga independen
yang mengerti permasalahan, bermental wirausaha dan bekerja penuh waktu
KEUNGGULAN WIRAUSAHA MEMAKMURKAN BUMI
1. Memanfaatkan sampah yang hingga kini diperlakukan sebagai benda buangan.
Masalah bagi setiap kota.
2. Setiap waktu ada sampah yang terus diproduksi masyarakat, bahan baku yang
murah (bahkan gratis) untuk menghasilkan banyak jenis produk bernilai ekonomis
tinggi yang laku dan menguntungkan
3. Menggunakan teknik dan peralatan yang mudah dan murah. Bisa dioperasikan
hingga ke pelosok tanah air
4. Pasar produk daur ulang akan terus ada, apalagi pangan sehat
5. Adanya dukungan terus menerus dari banyak pihak. Masalah sampah, ketahanan
pangan, penciptaan lapangan kerja, pengembangan potensi desa, perbaikan
kualitas lingkungan menjadi perhatian banyak pihak. Keberhasilan UKM Wirabumi
sangat membantu mereka
6. Satu-satunya wirausaha berdampak luas :
a. Terbentuk kawasan bebas sampah
b. Terbentuk usaha dan lapangan kerja baru
c. Pemenuhan kebutuhan pangan yang sehat dan murah tanpa tergantung musim
d. Pengembangan potensi wilayah
e. Perbaikan kualitas lingkungan hidup secara menyeluruh
f. Membantu para pemangku kepentingan melaksanakan kewajibannya dan meraih
harapannya
7. UKM WRABUMI mendapat predikat tambahan sebagai Pahlawan Lingkungan
Tangerang Selatan,
April 2016
Institut Wirausaha Memakmurkan Bumi,

Asep K Kusumah

Profil : https/facebook.com/asepkkusumah
https/facebook.com/jaringanwirausahasampah

12 | P a g e

DAFTAR ALAT PENGOLAH SAMPAH

Teknik PADU

Pengolahan Sampah Kertas dan Plastik

Pengolahan Sampah Organik

Lubang Biopori

13 | P a g e

NILAI REZEKI SETIAP TON SAMPAH


Setiap ton sampah yang dihasilkan satu wilayah pemukiman terdiri dari :
1. 55% (550 kg) sampah organik
2. 40 % ( 400 kg) sampah anorganik :
a. 40 % (160 kg) Anorganik bernilai
b. 60% (240 kg) Anorganik sisa
3. 5% sampah residu
1Jenis Usaha
Produk
1. Sampah Anorganik
a. Usaha Lpk Sampah Sampah terpilah
Tas belanja
Pot kresek
2. Pertanian Organik
Kompos
Kascing
Pupuk Cair Lengkap
Eko Enzim
Bibit Tanaman
Cacing
3. Sarana Tani
Pot Multihasil
SKPRT

Prod/Hr Harga/Rp
80 kg
10
30
100 kg
20 kg
100 l
50 l
100
10 kg
3 set
1 set

Pend/Bl/Rp

3.000
7.200.000
40.000
12.000.000
3.000
2.700.000
1.000
3.000.000
1.500
9.000.000
10.000
30.000.000
10.000
15.000.000
500
1.500.000
30.000
9.000.000
400.000
36.000.000
1.000.000
30.000.000
Total 155.400.000

Catatan :
1. Investasi pelatihan dan alat lengkap Rp 85.000.000
2. Keuntungan rata-rata 60%
3. Belum termasuk pendapatan dari tanaman organik yang ditanam di ruang-ruang kosong
4. Sampah kertas dan plastik tak bernilai hanya dibuat untuk peralatan Sistem Ketahanan
Pangan Rumah Tangga berbahan sampah (SKPRT)
5. Sampah kertas dan plastik bisa dibuat produk lain seperti, papan, meja, bangku, nomor
rumah, jam dinding, tas, tikar, ATK dsb. Pendapatan bisa lebih besar
6. Belum termasuk pemanfaatan sampah beling dan logam
7. Nilai angka di atas telah bisa dicapai pada bulan ketiga
SKPRT : Sistem Ketahanan Pangan Rumah Tangga berbasis sampah. Sebuah sistem terpadu
antara pertanian dan perikanan organik. Polybag dibuat dari sampah plastik tak bernilai yang
disetrika kemudian dijahit. Papan terbuat dari sampah plastik tak bernilai dengan Teknik
Pelelehan.

Anda mungkin juga menyukai