Anda di halaman 1dari 4

FASE KESETIMBANGAN STABIL (PADAT-CAIR)

UNTUK SISTEM TIGA RANGKAP (K2SO4 + KH2PO4 + H2O),


(K2SO4 + KCL + H2O) PADA T= 313.15 K
Abstrak
Fase kesetimbangan stabil dan sifat fisika-kimia dari larutan dalam sistem rangkap tiga
(K2SO4 + KH2PO4 + H2O), (K2SO4 + KCL + H2O) pada T= 313.15 k, dapat ditentukan menggunakan
metode saturasi larutan isotermal. Berdasarkan data eksperimen, dapat digambarkan diagram fasa dan
diagram hubungan antrara sifat fisika-kimia dan komposisi. Berdasarkan data eksperimen juga,
ditemukan satu titik invarian, dua kurva univarian, tiga bidang kristalisasi dalam sistem tiga rangkap
(K2SO4 + KH2PO4 + H2O), (K2SO4 + KCL + H2O) pada T= 313.15 k. Berdasarkan diagram fasa yang
diperoleh, kita dapat menganalisa setiap titik invarian. Ketika K 2SO4 dan KH2PO4 dianalisis sebesar
(7,71 ; 20,99) wt% secara berturut-turut. Sistem tiga rangkap (K 2SO4 + KH2PO4 + H2O) mencapai
kejenuhan pada T=313.15 k. Ketika K2SO4 dinalisis sebesar(1,15 ; 27,08) wt% secara berturu-turut,
sistem tiga rangkap (K2SO4 + KCL + H2O) mencapai kejenuhan pada T=313.15 k. Kelarutan dari
K2SO4 adalah yang paling rendah dibandingkan dengan ketiga garam lainnya, dan bidang kristal dari
K2SO4 dalam kedua sistem tiga rangkap adalah lebih besar dibandingkan dengan KH 2PO4 dan KCL,
yang menunjukkan bahwa K2SO4 dapat dengan mudah berpisah dari larutan cair campuran. Jadi,
pengetahuan tentang kesetimbangan padat-cair , khususnya untuk bidang kristal pada T=313.15 k
akan menjadi sangat penting untuk merancang dan mengoptimalisasikan proses ekstraksi pelarut dari
KH2PO4 dan proses kristalisasi lainnya termasuk kedua sistem rangkap tiga dalam produksi industri.

Pendahuluan
KH2PO4 merupakan produk kimia yang banyak digunakan dalam bidang industri dan
pertanian. KH2PO4 memiliki banyak keuntungan seperti, konversi frekuensi luas, efisiensi tinggi,
ambang kerusakan tinggi terhadap daya laser yang tinggi. KH 2PO4 juga dapat digunakan untuk
berbagai turunannya, seperti garam potasium sulfat, penisilin, dan sodium glutamat. Potasium sulfat
secara luas digunakan dalam bidang pertanian, juga dilaporkan bahwa pupuk KH 2PO4 dapat
meningkatkan kadar kapur-alkali tanah. KH2PO4 murni bisa didapatkan dengan berbagai proses
produksi seperti teknologi netralisasi, metode konversi kimia secara langsung, metode kristalisasi,
metode pertukaran ion dan metode ektraksi pelarut. Diantara metode-metode tersebut, metode ektraksi
pelarut adalah yang paling bagus dan direkomendasikan. Metode ektraksi pelarut memiliki banyak
keuntungan seperti kebutuhan energi yang rendah dankemurnian produk yang tinggi. Asam fosfat dan
KCl adalah material yang digunakan untuk memproduksi KH 2PO4 dengan metode ektraksi pelarut.
Secara sederhana proses ekstraksi pelarut dapat ditunjukkan pada gambar 1.
Proses kristalisasi adalah langkah penting memproduksi KH 2PO4 dengan metode teknologi
ekstraksi, karena Cl- dan SO42- akan terkumpul dalam larutan induk kristalisasi dan tidak bisa
berpindah setelah serangkaian proses panjang proses menghilangkan kotoran yang menghasilkan
kualitas dari KH2PO4 rendah. Sehingga untuk mendapatkan kualitas KH 2PO4 yang tinggi, poin
kuncinya adalah memisahkan KCl dan K 2SO4 dari larutan campuran. Dengan cara ini kita tidak hanya
mendapatkan KH2PO4 yang halus, tetapi juga menghasilkan sejumlah kecil produk samping berupa
K2SO4 dan KCl dalam proses kristalisasi.

Dalam publikasi sebelumnya, sebuah survey literatur menunjukkan bahwa Belteschev, F.V.
yang paling awal melaporkan data fasa kesetimbangan (K 2SO4 + KH2PO4 + H2O) pada suhu 237,15 k ;
293,5 k ; dan 303,15 K. Pan Wang telah menyelidiki sistem rangkap tiga (K 2SO4 + KH2PO4 + H2O)
pada suhu 298,15 K dan 333,15 K , dengan menggunakan metode saturasi larutan isotermal dan
residu lembab. Diagram fasa (K2SO4 + KH2PO4 + H2O) di wilayah fluida superkritis heterogen telah
dilaporkan dalam literatur. Data fasa kesetimbangan untuk sistem tiga rangkap (K 2SO4 + KCL + H2O)
pada T= 273,15 ; 298,15 ; 232, 15 ; 348,15 K telah dilaporkan dalam literatur. Jadi, secara komplit
data fasa kesetimbangan sistem tiga rangkap (K 2SO4 + KH2PO4 + H2O) dan (K2SO4 + KCL + H2O)
pada suhu 313,15 K belum pernah dilaporkan dalam dalam literatur sebelumnya.
Diagram fasa sistem (solid+liquid) adalah secara teoritis dan praktis, penting untuk proses
kristalisasi. Jadi, data kesetimbangan ( solid + liquid) (K 2SO4 + KH2PO4 + H2O) dan (K2SO4 + KCL +
H2O) pada suhu 313, 15 K pada dasarnya diperlukan untuk mendesain dan mengoptimalkan proses
ekstraksi pelarut dari KH 2PO4. Pada waktu yang sama, itu juga dapat diaplikasikan untuk proses
kristalisasi yang lain meliputi kedua sistem rangkap tiga dalam larutan campuran pada suhu 313, 15
K. Sehingga dibutuhkan untuk penilitian dan memberikan data fasa kesetimbanganyang lebih untuk
sistem (K2SO4 + KH2PO4 + H2O) dan (K2SO4 + KCL + H2O) pada suhu 313,15 K.

Pembahasan
Kelarutan dapat ditentukan menggunakan metode saturasi larutan isotermal dan metode
residu basah Schreinmakers. Pada suhu tertentu, ketika K 2SO4 murni yang ditambahkan ke dalam
larutan murni KH2PO4, kelarutan dari KH 2PO4 akan menurun. Jika penambahan ini dilakukan
kembali, maka kelarutan dari KH2PO4 tetap akan menurun hingga mencapai titik berhenti atau stop
point. Stop point akan terjadi jika K2SO4 dan KH2PO4 tidak dapat terlarut kembali, atau keduanya
berhenti bereaksi. Keadaan ini dinamakan sebagai invariant point di dalam diagram fasa.

A. Sistem Tiga Rangkap (K2SO4 + KH2PO4 + H2O)

Gambar 1. Sistem Tiga Rangkap (K2SO4 + KH2PO4 + H2O

Gambar 1 di atas adalah diagram fasa, dimana terdapat satu titik invarian, dua kurva
univarian, dan tiga daerah kristalisasi. Titik A, U, dan W secara berturut-turut mewakili K2SO4 +
KH2PO4 + H2O murni. Titik E dan F menggambarkan titik jenuh dari sistem dua rangkap KH 2PO4
H2O dan K2SO4 H2O pada T= 313,15 K, dimana fraksi massa kedua garam tersebut adalah 25,56 wt
% dan 12,88 wt% secara berturut-turut. Titik C adalah titik invarian dari dua garam KH 2PO4 dan
K2SO4. Komposisi dari kedua larutan tersebut pada titik invarian C secara berturut-turut adalah 20,99
wt% dan 7,71 wt%. Kurva kelarutan EC adalah titik yang menghubungkan fasa cair dan fasa padat
basah pada keadaan setimbang. Kurva EC mengindikasikan bahwa K2SO4 telah mencapai keadaan
jenuh di dalam air dan KH2PO4 mengendap. Sebaliknya, Kurva kelarutan CF, dimana titik yang
menghubungkan fasa cair dan fasa padat basah pada keadaan setimbang. Kurva CF mengindikasikan
bahwa KH2PO4 telah mencapai keadaan jenuh di dalam air dan K 2SO4 mengendap.
Berdasarkan percobaan dan metode Schreinmakers, dapat disimpulkan bahwa ada tiga
daerah kristalisasi dan satu daerah larutan tidak jenuh. Tiga daerah kristalisasi tersebut adalah KH 2PO4
(I), campuran KH2PO4 + K2SO4 (II), dan K2SO4 (III). Sedangkan daerah larutan tidak jenuh adalah
daerah (IV) atau bidang EUFC. Daerah kristalisasi (I) adalah keadaan dari kristal murni KH 2PO4,
daerah kristalisasi (II) adalah keadaan campuran dari kristal campuran KH 2PO4 + K2SO4, sedangkan
daerah kristalisasi (III) adalah keadaan dari kristal murni K 2SO4.

B. Sistem Tiga Rangkap (K2SO4 + KCl + H2O)

Gambar 2. Sistem Tiga Rangkap (K2SO4 + KCl + H2O)

Gambar 2 di atas adalah diagram fasa, dimana terdapat satu titik invarian, dua kurva
univarian, dan tiga daerah kristalisasi. Titik D, U, dan W secara berturut-turut menggambarkan
K2SO4 + KCl + H2O murni. Titik G dan H menggambarkan titik jenuh dari sistem dua rangkap KClH2O dan K2SO4 H2O pada T= 313,15 K. Titik S adalah titik invarian dari dua garam KCl dan K 2SO4.
Komposisi dari kedua larutan tersebut pada titik invarian S secara berturut-turut adalah KCl= 27,08
wt% dan K2SO4 1,15 wt%. Kurva kelarutan GS adalah titik yang menghubungkan fasa cair dan fasa
padat basah pada keadaan setimbang. Kurva GS mengindikasikan bahwa K 2SO4 telah mencapai
keadaan jenuh di dalam air dan KCl mengendap. Sebaliknya, Kurva kelarutan SH, dimana titik yang
menghubungkan fasa cair dan fasa padat basah pada keadaan setimbang. Kurva SH mengindikasikan
bahwa KCl telah mencapai keadaan jenuh di dalam air dan K2SO4 mengendap.
Berdasarkan percobaan dan metode Schreinmakers, dapat disimpulkan bahwa ada tiga
daerah kristalisasi dan satu daerah larutan tidak jenuh. Tiga daerah kristalisasi tersebut adalah KCl (I),
campuran KCl + K2SO4 (II), dan K2SO4 (III). Sedangkan daerah larutan tidak jenuh adalah daerah
(IV) atau bidang GUHS. Daerah kristalisasi (I) adalah keadaan dari kristal murni KCl, daerah
kristalisasi (II) adalah keadaan campuran dari kristal campuran KCl + K 2SO4, sedangkan daerah
kristalisasi (III) adalah keadaan dari kristal murni K 2SO4.

Kesimpulan
Percobaan kesetimbangan (padat+cair) sistem rangkap tiga (K2SO4 + KH2PO4 + H2O), (K2SO4
KCLH2O) yang dianalisa pada T= 313.15 K. Kelarutan dan sifat fisika kimia() kelarutan
diperoleh secara eksperimentai. Berdasarkan data eksperimen, dapat digambarkan diagram
fasa dan diagram hubungan antrara sifat fisika-kimia dan komposisi. Ini menunjukan bahwa
ada semua dalam satu invarian titik, dua kurva univarian, dan tiga daerah kristalisasi di dua
sistem rangkap tiga tahap diagram titik. Komposisi dari kedua larutan tersebut pada titik
invarian C secara berturut-turut adalah 20,99 wt% dan 7,71 wt%, yang menunjukkan bahwa
dua padatan murni KH2PO4 dan K2SO4 jenuh dengan larutan setimbang dalam sistem rangkap
tiga (K2SO4 + KH2PO4 + H2O) pada suhu 313,15 K. Komposisi dari kedua larutan (KCl dan
K2SO4) pada titik invarian S secara berturut-turut adalah 27,08 wt% dan 1,15 wt%, yang
menunjukkan bahwa dua padatan murni KCl dan K2SO4 jenuh dengan larutan setimbang
dalam sistem rangkap tiga (K2SO4 + KCl + H2O) pada suhu 313,15 K. Daerah kristalisasi
K2SO4 lebih luas dari pada KH2PO4 dan KCl dalam sistem tiga rangkap. Oleh karena itu,kita
dapat menyimpulkan bahwa K2SO4 lebih mudah untuk mencapai keadaan jenuh dan
mengkristal dari larutan campuran. Semua hasil yang di peroleh dalam percobaan ini dapat di
gunakan untuk proses ekstraksi pelarut KH2PO4 dalam produksi industri dan studi teoritis
lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai