Anda di halaman 1dari 23

Tatalaksana anti-emetik pada

ponv
Pembimbing : dr. Hendra, Sp. An.
Yosua Yan Kristian
Albert Renard Soedianto

Latar belakang
Mual dan muntah pasca operasi atau Post Operative Nausea and
Vomiting (PONV), didefinisikan sebagai mual dan atau muntah
yang terjadi dalam waktu 24 jam setelah operasi, yang terjadi
pada 20% sampai 30% pasien.
PONV meningkatkan waktu pemulihan di Ruang Perawatan
Pasca Anestesi (Post Anesthetic Care Unit), membutuhkan waktu
monitoring perawat lebih lama, dan keterlambatan mobilisasi
pasca operasi.

PONV dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidak


seimbangan elektrolit, dan tertundanya pemberian
obat, cairan, dan nutrisi per oral.
Muntah meningkatkan risiko perforasi esofagus,
perdarahan dan aspirasi pulmonal, serta hernia
insisional.
Masalah yang tidak kalah pentingnya adalah tingginya
tingkat ketidakpuasan dan ketidaknyamanan pasien
pasca operasi dengan PONV.

TINJAUAN PUSTAKA

Fisiologi mual dan muntah

FAKTOR RESIKO PONV


Pasien

Anestesi

Wanita
Riwayat Merokok
Riwayat PONV/motion sickness

Anestesi Inhalasi
Penggunaan N2O
Penggunaan Opioid

Durasi
Pembedahan

Faktor
Resiko
Jenis Pembedahan

FAKTOR RESIKO PONV


Usia <50 tahun
Status ASA

Dalam
Penggunaan antagonis relaksan ototPerdebatan
Body Mass Index
Kecemasan
Penggunaan NGT
Riwayat Migraine

Dalam
Penelitian

Sistem Skoring PONV


Apfel Score
Faktor Risiko

Koivuranta Score
Skor

Wanita

Bukan Perokok

Riwayat PONV/
motion sickness
Opioid postoperasi

1
1

Faktor Risiko

Skor

Wanita

Bukan Perokok

Riwayat PONV

Riwayat motion

sickness
Lama operasi > 60

menit

Eberhart Score
Faktor Risiko
Operasi > 30 menit
Usia > 3 tahun
Operasi strabismus
Riwayat keluarga dengan
PONV

Skor
1
1
1
1

Hubungan Jumlah Faktor Risiko dengan


Persentase PONV
Jumlah Faktor

Tingkatan Risiko

Persentase PONV

Risiko
0

Rendah

10%

Rendah

20%

Sedang

40%

Berat

60%

4-5

Sangat berat

80%+

FAKTOR RESIKO PONV


Mengurangi faktor risiko dapat menurunkan
kemungkinan terjadinya PONV
1. Penggunaan anestesi regional (menurunkan risiko
PONV hingga sembilan kali)
2. Anestesi Umum: Total Intravenous Anesthesia
(menurunkan risiko PONV hingga 25%).
3. Penggunaan opioid postoperasi juga meningkatkan
kemungkinan terjadinya PONV.

Daftar profilaksis PONV

Golongan Obat
Nama Obat
Antagonis Reseptor Ondansetron

Dosis
Waktu Pemberian
4 mg IV, 8 mg Pada Akhir Operasi

5HT3

ODT
12,5 mg IV
0,35-3 mg IV
2 mg IV
0,3 mg IV
0,075 mg IV
40 mg per oral
150 mg per oral
70-200mg
per

Antagonis
NK1

Dolasetron
Granisetron
Tropisetron
Ramosetron
Palonosetron
Reseptor Aprepitant
Casopitant
Rolapitant

Kortikosteroid

Butyrophenones
Akklnti Histamin
Phenothiazine
Anti Kolinergik

Pada
Pada
Pada
Pada
Pada
Pada
Pada
Pada

Akhir Operasi
Akhir Operasi
Akhir Operasi
Akhir Operasi
Saat Induksi
Saat Induksi
Saat Induksi
Saat Induksi

oral
Dexamethasone 4-5 mg IV
Methylprednisolo 40 mg IV

Pada Saat Induksi

ne
Droperidol
Haloperidol
Dimenhydrinate
Perphenazine
Promethazine

0,625-1,25 mg IV
0,5-<2 mg IM/IV
1 mg/kgBB IV
5 mg IV
6,25-12,5 mg IV

Pada Akhir Operasi

Scopolamine

Transdermal

Pada Malam hari atau 2 jam sebelum

Patch

Operasi

Algoritma Penatalaksanaan PONV

Antagonis reseptor 5-ht3


Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Ondansetron, Dolasetron,
Granisetron, Tropisetron, Ramosetron, dan Palonosetron.
Ondansetron merupakan Gold Standard dibanding antiemetik lain,
ondansetron sama efektifnya jika dibandingkan dengan
dexamethasone dan haloperidol.
Dolasetron menyebabkan pemanjangan interval QT dan torsade de
pointes
Granisetron sama efektifnya dengan antgonis reseptor 5HT3
generasi 1 lainnya
Tropisetron dan Ramosetron tidak lolos ijin edar FDA
Palonosetron merupakan generasi ke-2 dan lebih efektif dibanding
granisetron dan ondansetron

Antagonis Nk-1 Reseptor


Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Aprepitant,
Casopitant, Rolapitant
Aprepitant memiliki onset yagn hamper sama dengan
ondansetron, dan sama efektifnya untuk 24 jam pertama,
namun aprepitant secara signifikan lebih efektif pada 24-48 jam
dibanding ondansetron
Kombinasi Aprepitant dengan dexamethasone lebih efektif
dibanding kombinasi ondansetron dengan Dexamethasone
Aprepitant jarang digunakan sebagi lini pertama karena
harganya yang relatif mahal
Casopitant dan Rolapitant masib belum mendapat ijin edar

Kortikosteroid
Yang termasuk dalam golongan ini adalah :
Dexamethasone, Methylprednisolone
Dexamethasone dan methylprednisolone sama
efektifnya untuk mencegah PONV dengan ondansetron,
namun kortikosteroid ini memiliki beberapa efek
samping yang perlu dipertimbangkan.
Kortikosteroid dapat meningkatkan GDS dalam 6-12 jam
pasca operasi, sehingga penggunaan pada pasien
dengan DM perlu dipertimbangkan terlebih dahulu.
Kortikosteroid intra operastif juga meningkatkan resiko
infeksi pasca operasi, dikarenakan efek menekan
system kekebalan tubuh.

Butyrophenones
Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Droperidol,
Haloperidol
Droperidol dan Haloperidol dosis rendah memiliki
efektifitas yang sama dengan ondansetron
Anti-emetic dari golongan butyrophenones memiliki
kekurangan dari adanya kemungkinan terjadinya efek
samping pemanjangan interval QT dan torsade de
pointes

Anti histamin
Yang termasuk dalam golongan ini adalah :
Dimenhydrinate, Meclizine
Anti emetik golongan ini memiliki waktu kerja yang
lebih panjang dibanding ondansetron pada pemberian
tunggal
Efek samping dari penggunaan anti histamine dapat
menyebabkan mulut kering, pandangan kabur dan
retensi urin, terutama dimenhydrinate

Phenothiazine
Yang termasuk dalam golongan ini adalah :
perphenzine, promethazine, metoclopramide
Golongan ini merupakan anti emetik lemah dengan efek
samping sedasi, pusing, dan syndroma ekstrapiramidal,
sehingga penggunanya mulai dibatasi

Antikolinergik
Yang paling umum digunakan adalah transdermal
scopolamine
Transdermal scopolamine memiliki onset yang lama
sekitar 2-4 jam, sehingga penggunaannya dalam
praktek klinis jarang.
Efek samping anti emetic golongan ini berupa mulut
kering, pandangan kabur, dan pusing.

Terapi kombinasi
Kombinasi yang paling sering digunakan adalah anatra
ondansetron, dexametason, dan droperidol, dengan
dosis maksimal yang direkomendasikan ondansetron
4mg, dexamethasone 10mg, dan droperidol 1mg.
Ondansetron memiliki efek anti muntah lebih besar
dibanding efek anti mual, dengan efek samping nyeri
kepala, sedangkan droperidol memiliki efek anti mual
yg lebih baik dengan resiko nyeri kepala rendah,
sehingga kombinasi anti emetik ini cukup baik
digunakan.

Sekian dan
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai