Anda di halaman 1dari 14

PREMEDIKASI

DWI AYU KARTIKA SARI (16)


GALANG PUTRA PAMUNGKAS (44)
DEFINISI PREMEDIKASI

• Pramedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi


anestesi dengan tujuan melancarkan induksi, pemeliharaan
dan pemulihan anestesi
• Pramedikasi diberikan pada penderita tepat sebelum
operasi atau sebelum pemeriksaan lain, seperti sinar X
khusus yang membutuhkan pembiusan.
TUJUAN PEMBERIAN PREMEDIKASI
Tujuan pemberian obat premedikasi:
1. Mengurangi rasa cemas sebelum operasi
2. Mengurangi sekresi dari saluran pernapasan dan mulut
3. Mengurangi dan menghilangkan nyeri
4. Mengurangi metabolisme agar jumlah obat anesthesia yang diperlukan
lebih sedikit
HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM
PEMBERIAN OBAT PREMEDIKASI
1. Umur pasien
2. Berat badan
3. Status fisik
4. Derajat kecemasan
5. Riwayat hospitalisasi sebelumnya
6. Riwayat reaksi terhadap obat premedikasi sebelumnya (bila pasien pernah diberi anestesi
sebelumnya)
7. Riwayat penggunaan obat-obat tertentu yang kemungkinan dapat berpengaruh pada
jalannya anestesi (misalnya MAO inhibitor, kortikosteroid, antibiotik tertentu)
8. Perkiraan lamanya operasi
9. Macamnya operasi (misalnya terencana, darurat pasien rawat inap atau rawat jalan)
10.Rencana obat anestesi yang akan digunakan
PENGGOLONGAN OBAT-OBATAN PREMEDIKASI
1. Barbiturat
2. Narkotik
3. Benzodiazepin
4. Butyrophenon
5. Antihistamin
6. Antikolinergik
7. Antasida
8. H2-reseptor antagonis
Barbiturat
• Contoh obat: luminal
• Cara pemberian: peroral
• Keuntungan:dapat menimbulkan sedasi, efek terhadap depresi
respirasi minimal (ini dibuktikan dengan tidak berubahnya respon
ventilasi terhadap CO2), depresi sirkulasi minimal dan tidak
menimbulkan efek mual dan muntah
• Kerugian:tidak adanya efek analgesi, terjadinya disorientasi terutama
pada pasien yang kesakitan dan belum dapat di budayakan di
Indonesia
Narkotik
• Contoh obat: morfin dan petidin
• Cara pemberian: intravena
• Dosis : morfin: 0,1-2,2 mg/kg BB Petidin: 1-2 mg/kg BB
• Keuntungan: memudahkan induksi, mengurangi kebutuhan obat anestesi,
menghasilkan analgesia pra dan pasca-bedah, memudahkan melakukan
pemberian pernafasan buatan, dapat diantagonisir dengan naloxon.
• Kerugian: vasodilatasi perifer, sehingga dapat menyebabkan hipotensi
ortostatik dan menyebabkan depresi pusat pernapasan di medulla
oblongata yang akan dapat ditunjukkan dengan turunnya respon terhadap
CO2.
Benzodiazepin
• Contoh obat: diazepam dan midazolam
• Cara pemberian: IM dan IV
• Dosis:
Diazepam : pada orang dewasa: 10 mg sedangkan pada anak kecil:0,2-0,5 mg/kg BB
Midazolam: 0,1 mg/kg BB harus dengan pengawasan ketat
• Keuntungan
• Diazepam :menghasilkan efek antiansietas yang selektif pada dosis yang tidak
menimbulkan sedasi yang berlebihan, deperesi napas, mual atau muntah.
• Mizodalam: tidak menimbulkan rasa nyeri pada penyuntikan
• Kerugian: kadang-kadang pada orang tertentu dapat menyebabkan sedasi yang
berkepan-jangan. Selain itu juga rasa sakit pada penyuntikan intramuscular
• Butyrophenon
• Contoh obat : droperidol
• Cara pemberian : IM dan IV
• Dosis: IM: 2,5-5 mg dan IV: 1-1,2
• Keuntungan : efek antiemetik yang sangat kuat, dan bekerja secara sentral
pada pusat muntah di medulla
• Kerugian : dapat menimbulkan dysphoria (pasien merasa takut mati),
mempunyai efek blokade terhadap dopaminergik pada pasien yang
normal,dan dapat menyebabkan Selain itu juga mempunyai efek alfa
adrenergik antagonis yang ringan, sehingga menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah perifer
• 5. Antihistamin
• Dari golongan ini yang sering digunakan sebagai obat premedikasi
ialah Promethazin (phenergan) dengan dosis 12,5 – 25 mg
intramuskular pada orang dewasa. Digunakan pada pasien dengan
riwayat asma bronchiale.
• 6. Antikolinergik
• Atropin mempunyai efek kompetitif inhibitor terhadap efek muskarinik dari asetilkolin. Atropin ini dapat menembus barier
lemak misalnya Blood-Brain Barrier, Placenta Barrier, dan Gastrointestinal tract.

Reaksi tersering dari pemakaian obat ini ialah :


1) Menghasilkan efek antisialogog
2) Mengurangi sekresi ion H asam lambung

3) Menghambat refleks bradikardia


4) Efek sedativa dan amnesik (terutama scopolamin)
Efek yang kurang menyenangkan dari golongan obat ini ialah :

1) CMS toxicity (gelisah, agitasi)


2) Naiknya nadi
3) Mydriasis dan cycloplegia

4) Kenaikan suhu tubuh


5) Mengeringkan sekret jalan napas
• 7. Antasida
• Pemberian antasida 15-30 menit pra induksi hampir 100% efektif
untuk menaikkan pH asam lambung di atas 2,5. Seperti diketahui,
aspirasi cairan asam lambung dengan pH yang rendah dapat
menimbulkan apa yang dinamakan Acid Aspiration Syndrome atau
disebut juga Mendelson Syndrome . Yang dianjurkan adalah preparat
yang mengandung Mg-trisilikat.
• Histamin H2-reseptor antagonis
• Obat ini melawan kemampuan histamin dalam meningkatkan
sekresi cairan lambung yang mengandung ion H tinggi.
• Dari kepustakaan disebutkan bahwa pemberian cimetidin
oral 300 mg 1 – 1,5 jam pra induksi dapat menaikkan pH
cairan lambung di atas 2,5 sebanyak lebih dari 80% pasien.
Dapat pula diberikan secara intravena dengan dosis yang
sama 2 jam sebelum induksi dimulai.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai