Anda di halaman 1dari 4

PELAKSANAAN ANASTESI PADA KEGAWAT

DARURATAN DI KAMAR OPERASI INSTALASI ANESTESI

Nomor Dokumen: Nomor Revisi : Halaman :


446/ /SPO-
1/4
PAB/RSUD/2017

STANDAR Tanggal Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Ditetapkan : Direktur
OPERASIONAL
September 2017
(SPO)
Drg. Chusnul Chotimah Subekti, MPH
NIP. 19730412 200312 2 005
PENGERTIAN  Anastesi pada kegawatdaruratan adalah suatu prosedur
tindakan anemnesa untuk memenuhi keadaan anemnesa,
anelgesia dan penekanan refleks pada pasien kondisi gawat
darurat
 Langkah-langkah meliputi : premedikasi, induksi,
pemeliharaan anestesia dan pengakiran anestesia,
penentuan ASA dalam anestesi kegawat daruratan seperti
biasa hanya ditambahkan huruf E (1E , 2E , 3E , 4E , 5E)
yang berarti emergency.
TUJUAN Mempertankan kondisi dan keselamatan pasien selama
tindakan lain yang menyebabkan pasien memerlukan
pelayanan anestesia pada kegawat daruratan.
KEBIJAKAN Berdasarkan Sk Direktur tentang pelayanan Anestesi
Kedaruratan Nomor 198.1/PAB/ /KPTS-DIR/RSUD/2017.
PROSEDUR Penilaian pasien :
Dilakukan segera sebelum pembedahan dan kadang-kadang
saat pasien di dorong kemeja operasi. Penilaian harus
mengikuti prinsip triage yaitu airway control dan cervikal spine
control, oksigenisasi dan ventilasi, pertahan kan srabilitas
hemodinamik termasuk pengendalian aritmia jantung
danperdarahan, evaluasi problem medis dan cedera lain,
observasi dan monotoring terus menerus. Anemnesa tentang
penyakit yang menyertai, riwayat alergikomplikasi yang terjadi
apabila telah mengalami anestesi dan tranfusi, obat yang
dimakan, riwayat pengalaman keluga yang telah engalami
pembedahan/ anestesi, makan minum terakhir.

Persiapan pasien :
Perbaikan kondisi pasien dilakukan semampu mungkin karena
kita berkejaran dengan waktu bahwa pasien harus segera
dilakukan tindakan pembedahan.
Persiapan ini yang walaupun hanya tersedia waktu yang
singkat misalnya : pembedahan darurat untuk bedah cesar
harus dilakukan untuk mengurangi mortalitas keadaan ini
terutama untuk pasien dengan gagal jantung, penyakit jantung
iskemik, dan gagal ginjal.
PELAKSANAAN ANASTESI PADA KEGAWAT
DARURATAN DI KAMAR OPERASI INSTALASI ANESTESI

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :


446/ /SPO-
PAB/RSUD/2017 2/4

PROSEDUR Premedikasi :
Premedikasi sering tidak dilakukan pada bedah emergency
disebabkan karena tidak adanya waktu atau karena kondisi
pasienyang buruk. Akan tetapi premedikasi tetap diberikan jika
pasien tidak sakit kritis, operasi tidak betul-betul emergency,
dan pasien memerlukan dukungan psikologis. Pemberian obat
untuk memuliakan ph gaster, menurunkan volume gaster,
meningkatkan konus sphineter gastroesofageal digunakan
sebagai usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
aspirasi cairan gaster. Obat yang diberikan antara lain antasid
antikolinergik. H2 menseptor antagonis dan ondansentron.
Antasid
Keuntungan : ph gaster meningkat
Kerugian : volume gaster meningkat, beberapa jenis
partikulate MENYEBABKAN sekuel pulmonal
bila teraspirasi.
Antikolinenergik
Keuntungan : mungkin meningkatkan ph gaster
Kerugian : menurunkan conus sphineter, gastroeofageal dan
memperlambat pengosongan lambung
H2- reseptor
Bloeker
Keuntungan :
- Menurunkan cairan lambung : menurunkan volume gaster,
meningkatkan PH gaster.
- Tidak menurunkan tonus spineter gastroesefageal.
Kerugian :
- Tidak mengpengaruhi ph volume atau ph gaster
- Efeknya baru apabila diberikan 60-90 menit bila diberikan
peroral atau IM
- Cimetidin dapat menyeabkan aritmia jantung bila
diberikan IV
- Dapat menimbulkan bronkhopasme pada pasien asthma
Ondansentron :
Keuntungan :
- menurunkan volume gaster
- meningkatkan tonus sphineter gastroesofageal
Kerugian :
- Tidak meningkatkan PH gaster
- Dapat menimbulkan sedasidan gejala ekstrapiramidal
Menyebabkan sekuele pulomonal, bila teraspirasi, menurunkan
gastroesefageal, memperlambat pengosongan lambung.
Premedikasi (jika diperlukan)
Midazolam 5 mg
Phetidin 1-2 mg / kg BB atau fenthanil 1-2 mg / kg BB
PELAKSANAAN ANASTESI PADA KEGAWAT
DARURATAN DI KAMAR OPERASI INSTALASI ANESTESI

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :


446/ /SPO-
PAB/RSUD/2017 3/4

PROSEDUR INDUKSI

Pre-induksi
 Periksa mesin anestesi, alat pengisap, peralat
pemeliharaan jalan nafas, obat-obatan
 Nilai kembali tanda vital pasien
 Pasang monitor anestesi dan periksa fungsinya
 Berikan o2 100% mellui sungkup muka sealama 1-3
menit
 Dapat diberikan obat-obatan tambahan untuk sedasi /
analgesia jika diperlukan seperti :
 Fenthanil 1-2 mg/kg BB IV
 Midazolam / stesolid 1-2,5 mg/kg BB
Pemberian ketamin 2-4 mg/kg BB IV
Obat induksi 1-2,5 mg/kg BB IV
keterangan Obat dosis awita lama
n
pelumpuh atrakuriu 0,5mg/kg BB 1-2 10-20
otot m iv mnt mnt
Untuk rokaroni 0,6-1,2 mg/kg 60/9 30
intubasi um BB iv 0 dtk mnt

Pemeliharaan anastesi

Anstesi inhalas :
30-100% 02
+ 0-70% N2O
+ halotan ( MAC =0,75 %) titrasi
Atau isofluren (MAC=1,1%)titrasi
Atau sevofluren (MAC=2.0%)titrasi

Anastesi balans:
30-100% 02
+ 0-70% N2O
+ pethidin 0,5 mg/kgBB/3-4 jam (bolus intermiten)
Atau fenthanil anestetik inhalasi lainnya (titrasi)atau propofol
50-200mg/kg BB/mnt
PELAKSANAAN ANASTESI PADA KEGAWAT
DARURATAN DI KAMAR OPERASI INSTALASI ANESTESI

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :


446/ /SPO-
PAB/RSUD/2017 4/4

PROSEDUR Anatesi Intravena :


30-100% 02
Total
+ pethidin bolus aawal 1-2 mg/kg BB
Pemeliharaan 0,5 -1,5 mg/kg BB /3-4 jam (bolus intermiten)
Atau + fenthanil bolus awal : 1-2 mg/kg BB
Pemliharaan : 1-10 mg/kg BB sesuai kebutuhan
+ propofol ; induksi : 1-2,5 mg/kg BB /mnt(infus dihentikan 5
menit sebelum operasi selesai)
Atau ketamin ; induksi : 1-2 mg/kg BB
Pemeliharaan 12 mg/kgBB/bolus intermiten tiap 15-20 mnt
atau sesuai kebutuhan

Jika diperlukan pelumpuhan otot selama operasi maka


beberapa pilihan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut
:

Kerja menengah
- Rokuronium bolus 0,15mg/kgBB/30mnt atau infus 5-12
mg/kgBB/mnt
- Atrakurium bolus 0,1mg/kgBB/10-20mnt atau infus
5-10mg/kgBB/mnt

Pengakiran Anesthesi
Pemulihan dari : jika diperlukan dapat diberikan obat reversal
sbb
Pelumpuh oto : prostigmin 0,0050,07 (dosis maksimum)
mg/kg. Sulfas atropin 0.01 mg/kg BB iv
Analgetic pasca operasi : jika diperlukan anelgetik pasca
operasi diberikan sebelum pasien dibangunkan
Profilaksis mual-muntah : dapat diberikan ondansentron
4mgiv dapat dipertimbangkan pemasangan pipa lambung dan
irigasi cairan lambung.
Oksigen : pemberian N20 dan anestetik dihentikan dan
diberikan 100% oksigen
Penghisap lendir : rongga orofaring dibersihkan dengan
penghisap lendir.
Ekstubasi : ekstubasi dilakukan jika refleks proteksi jalan
nafas sudah berfungsi kembali, pasien bernafas spontan dan
mampu mengikuti perintah.

UNIT TERKAIT  Instalasi Anestesia


 IGD
 Ruang rawat
 Kamar operasi

DOMUMEN Status anestesi


TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai