Persiapan pasien :
Perbaikan kondisi pasien dilakukan semampu mungkin karena
kita berkejaran dengan waktu bahwa pasien harus segera
dilakukan tindakan pembedahan.
Persiapan ini yang walaupun hanya tersedia waktu yang
singkat misalnya : pembedahan darurat untuk bedah cesar
harus dilakukan untuk mengurangi mortalitas keadaan ini
terutama untuk pasien dengan gagal jantung, penyakit jantung
iskemik, dan gagal ginjal.
PELAKSANAAN ANASTESI PADA KEGAWAT
DARURATAN DI KAMAR OPERASI INSTALASI ANESTESI
PROSEDUR Premedikasi :
Premedikasi sering tidak dilakukan pada bedah emergency
disebabkan karena tidak adanya waktu atau karena kondisi
pasienyang buruk. Akan tetapi premedikasi tetap diberikan jika
pasien tidak sakit kritis, operasi tidak betul-betul emergency,
dan pasien memerlukan dukungan psikologis. Pemberian obat
untuk memuliakan ph gaster, menurunkan volume gaster,
meningkatkan konus sphineter gastroesofageal digunakan
sebagai usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
aspirasi cairan gaster. Obat yang diberikan antara lain antasid
antikolinergik. H2 menseptor antagonis dan ondansentron.
Antasid
Keuntungan : ph gaster meningkat
Kerugian : volume gaster meningkat, beberapa jenis
partikulate MENYEBABKAN sekuel pulmonal
bila teraspirasi.
Antikolinenergik
Keuntungan : mungkin meningkatkan ph gaster
Kerugian : menurunkan conus sphineter, gastroeofageal dan
memperlambat pengosongan lambung
H2- reseptor
Bloeker
Keuntungan :
- Menurunkan cairan lambung : menurunkan volume gaster,
meningkatkan PH gaster.
- Tidak menurunkan tonus spineter gastroesefageal.
Kerugian :
- Tidak mengpengaruhi ph volume atau ph gaster
- Efeknya baru apabila diberikan 60-90 menit bila diberikan
peroral atau IM
- Cimetidin dapat menyeabkan aritmia jantung bila
diberikan IV
- Dapat menimbulkan bronkhopasme pada pasien asthma
Ondansentron :
Keuntungan :
- menurunkan volume gaster
- meningkatkan tonus sphineter gastroesofageal
Kerugian :
- Tidak meningkatkan PH gaster
- Dapat menimbulkan sedasidan gejala ekstrapiramidal
Menyebabkan sekuele pulomonal, bila teraspirasi, menurunkan
gastroesefageal, memperlambat pengosongan lambung.
Premedikasi (jika diperlukan)
Midazolam 5 mg
Phetidin 1-2 mg / kg BB atau fenthanil 1-2 mg / kg BB
PELAKSANAAN ANASTESI PADA KEGAWAT
DARURATAN DI KAMAR OPERASI INSTALASI ANESTESI
PROSEDUR INDUKSI
Pre-induksi
Periksa mesin anestesi, alat pengisap, peralat
pemeliharaan jalan nafas, obat-obatan
Nilai kembali tanda vital pasien
Pasang monitor anestesi dan periksa fungsinya
Berikan o2 100% mellui sungkup muka sealama 1-3
menit
Dapat diberikan obat-obatan tambahan untuk sedasi /
analgesia jika diperlukan seperti :
Fenthanil 1-2 mg/kg BB IV
Midazolam / stesolid 1-2,5 mg/kg BB
Pemberian ketamin 2-4 mg/kg BB IV
Obat induksi 1-2,5 mg/kg BB IV
keterangan Obat dosis awita lama
n
pelumpuh atrakuriu 0,5mg/kg BB 1-2 10-20
otot m iv mnt mnt
Untuk rokaroni 0,6-1,2 mg/kg 60/9 30
intubasi um BB iv 0 dtk mnt
Pemeliharaan anastesi
Anstesi inhalas :
30-100% 02
+ 0-70% N2O
+ halotan ( MAC =0,75 %) titrasi
Atau isofluren (MAC=1,1%)titrasi
Atau sevofluren (MAC=2.0%)titrasi
Anastesi balans:
30-100% 02
+ 0-70% N2O
+ pethidin 0,5 mg/kgBB/3-4 jam (bolus intermiten)
Atau fenthanil anestetik inhalasi lainnya (titrasi)atau propofol
50-200mg/kg BB/mnt
PELAKSANAAN ANASTESI PADA KEGAWAT
DARURATAN DI KAMAR OPERASI INSTALASI ANESTESI
Kerja menengah
- Rokuronium bolus 0,15mg/kgBB/30mnt atau infus 5-12
mg/kgBB/mnt
- Atrakurium bolus 0,1mg/kgBB/10-20mnt atau infus
5-10mg/kgBB/mnt
Pengakiran Anesthesi
Pemulihan dari : jika diperlukan dapat diberikan obat reversal
sbb
Pelumpuh oto : prostigmin 0,0050,07 (dosis maksimum)
mg/kg. Sulfas atropin 0.01 mg/kg BB iv
Analgetic pasca operasi : jika diperlukan anelgetik pasca
operasi diberikan sebelum pasien dibangunkan
Profilaksis mual-muntah : dapat diberikan ondansentron
4mgiv dapat dipertimbangkan pemasangan pipa lambung dan
irigasi cairan lambung.
Oksigen : pemberian N20 dan anestetik dihentikan dan
diberikan 100% oksigen
Penghisap lendir : rongga orofaring dibersihkan dengan
penghisap lendir.
Ekstubasi : ekstubasi dilakukan jika refleks proteksi jalan
nafas sudah berfungsi kembali, pasien bernafas spontan dan
mampu mengikuti perintah.