Anda di halaman 1dari 2

MASALAH HADIST MAUDHU’

M. F. RHAZES AVICENNA
FAK. AGAMA ISLAM
JUR. TARBIYAH

PERTANYAAN: ILMU HADIST


1. Sebab-sebab terjadinya hadist Maudhu’?
2. Ciri-ciri hadist Maudhu’
A. Ciri sanadnya?
B. Cirri matannya?

JAWABAN:
1. Hadits Maudhu’ berarti “yang dilarang”, yaitu hadits berupa hasil
karangannya sendiri mengatasnamakan nabi Muhammad SAW. Sengaja
ataupun tidak. Bahkan tidak pantas disebut hadits. Berikut adalah
sebab-sebab munculnya hadist tersebut:
A) MOTIF POLITIK DAN KEPEMIMPINAN.
"Orang yang berkepercayaan hanyalah tiga. Aku, Jibril, dan Mu'awwiyah".

B) MOTIF ZINDIK (UNTUK MENGOTORKAN AGAMA ISLAM).


"Melihat muka yang cantik adalah ibadah";

C) MOTIF TA'ASSUB DAN FANATISME.


"Sesungguhnya Allah apabila marah, maka menurunkan wahyu dalam bahasa Arab. Dan apabila

tidak marah menurunkannya dalam bahasa Parsi".

D) MOTIF FAHAM-FAHAM FIQH.


"Jibril mengimamiku di depan ka'bah dan mengeraskan bacaan bismillah".

E) MOTIF SENANG KEPADA KEBAIKAN TAPI BODOH TENTANG AGAMA.


"Barangsiapa menafkahkan satu tali untuk mauludku maka aku akan menjadi penolongnya di
Yaumil Qiyamah".

F) MOTIF PENJILATAN KEPADA PEMIMPIN.


"Ghiyas bin Ibrahim an-Nakha'i al-Kufi pernah masuk ke rumah mahdi (salah seorang penguasa)

yang senang sekali kepada burung merpati. Salah seorang berkata kepadanya, coba terangkan

kepada amirul mukminin tentang suatu hadits, maka berkatalah Ghiyas 'Tidak ada taruhan

melainkan pada anak panah, atau unta atau kuda, atau burung'."
2. Hadist maudhu’ memiliki ciri khas sebagai berikut:
SANADNYA
a. Salah satu perawinya dikenal sebagai pendusta.
b. pengakuan sendiri dari perawi hadis palsu tersebut.
c. ada petunjuk bahwa di antara rawinya terdapat pendusta
d. rawi yang adil menyangkal bahwa ia pernah memberikan riwayat kepada orang yang
membuat hadist palsu tersebut.

MATANNYA:
a. Susunan hadis itu baik lafaz maupun maknanya janggal, sehingga tidak pantas rasanya
disabdakan oleh Nabi SAW, seperti hadis:

Artinya:

“Janganlah engkau memaki ayam jantan, karena dia teman karibku.”

b. Isi maksud hadis tersebut bertentangan dengan akal, seperti hadis:

Artinya:

“Buah terong itu menyembuhkan. Segala macam penyakit.”

c. Isi/maksud itu bertentangan dengan nas Al-Quran dan atau hadis mutawatir, seperti hadis:

Artinya:

“Anak zina itu tidak akan masuk surga.”

Hadis tersebut bertentangan dengan firman Allah SWT. :

Artinya:

“Orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.”

Anda mungkin juga menyukai