Budidaya Tanam Kedelai
Budidaya Tanam Kedelai
PEMUPUKAN
Sawah bekas tanaman padi sebenarnya masih cukup mengandung pupuk, sehingga tidak
membutuhkan banyak pupuk. Secara umum dosis pupuk yang diperlukan adalah 50-100 kg
urea, 75-150 kg SP , dan KCL 50- 100kg. Pupuk diberikan ada yang tiga kali pemberian, dua
kali pemberian dan satu kali pemberian
Caranya :
Untuk 3 x pemberian pupuk.
-Pertama saat tanam, karena bintil belum terbentuk.
-Saat menjelang keluar bunga, skitar 25 HST (Hari Setelah Tanam)
-Ketiga saat pengisian polong, yaitu 45-55 HST dosisnya masing-masing spertiga bagian.
Untuk 2 x pemberian pupuk.
-Pertama, setengah dosis diberikan sebagai pupuk dasar, yaitu bersamaan dengan penanaman
/ 7 HST
-Kedua sisnya diberikan 20-30 HST
Untuk 1 x pemberian pupuk
- Dari aspek ekonomi , pemupukan yang dilakukan sekali lebih praktis.Dilakukan sebelum
tanam, pupuk urea, SP 36 dan KCL disebar dengan merata dan debenamkan kedalam tanah,
dapat pula dilakukan pemupukan pada larikan tanaman, atau dilubang tugal dengan jarak 5-7
cm disamping lubang tugal untuk benih.
Pemberian PPC dan ZPC bisa meningkatkan hasil kurang lebih 12-15% . Bisa diberikan
sebanayak tiga kali atau dua kali dalam musim tanam.
Cara 3 x pemberian.
ke 1. Saat kedelai berumur 2 minggu
ke 2. Saat awal pembungaan
ke 3. Saat awal pengisian polong.
Cara 2 x pemberian.
ke 1 saat kedelai berumur 15-25 hari
ke 2 saat kedelai berumur 35-60 hari
PENYIANGAN
Gulma mulai tumbuh kira-kira 2 minggu setelah tanam. Pada umur 2-3 minggu harus mulai
disiangi untuk pertama kali, kedua kalinya pada saat 6 minggu setelah tanam yaitu selaesai
masa keluar bunga produktif.
PENGAIRAN
Tanama kedelai tidak tahan lama kekeringan, tapi juga tidak membutuhkan air yang berlebihan,
saat mulai tanam,berbunga, pembentukan polong dan pengisian biji diusahakan kebutuhan air
tercukupi. Karena hal ini pentingnya para petani kedelai bisa memperkirakan kapan saat yang
tepat untuk menentukan tanam kedelai.
PENANAMAN KEDELAI DI LAHAN KERING
Penanaman kedelai dilahan kering tidak jauh berbeda dengan dilahan bekas tanaman padi.
Kadang-kadang
pada lahan kering harus ada pengolahan lahan terlebih dahulu karena dilahan kering
pertumbuhan gulma lebih banyak dibanding dengan gulma yang ada di lahan sawah. Untuk
menghilangkan gulma bisa mempergunakan Herbisida yang efektif untuk gulma tersebut.
Sesudah dibersihkan gulmanya baik dengan manual ataupun dengan Herbisida, tanah tersebut
harus ada pengolahan baik sempurna maupun secara minimum. Selanjutnya buat bedenganbedengan dan draenase, yang lebar bedengan antara 3-4 meter berikut saluran drainase.
PENANAMAN
Yang paling tepat untuk lahan kering , adalah dengan cara tugal penanaman benih dengan cara
ditugal, bila kebasahan tanah telah mencapai 10 cm. Untuk mengatasi serangga hama bibit
perlu dilakukan pencampuran bibit dengan menggunakan Marshall sebanyak 10 gram perkilo
benih. Jarak tanam tergantung dari varietas yang ditanam , untuk varietas Wilis bisa memakai
jarak 40 x 10-15cm. Untuk varietas Orba bisa lebih, yaitu 40 x 20cm, penanaman pada saat
awal musim hujan bisa lebih rapat,jarak tanam 40 x 5 cm.
PEMUPUKAN
Untuk lahan kering yang tidak masam, setiap hektarnya dibutuhkan 50-100 kg urea, 50-100 kg
Sp 36 dan
50-75 kg KCL. Pemupukan dilakukan pada saat penanaman.Pada lahan yang tanahnya masam
harus ada penambahan kapur pertanian dolomit atau Kalsit sebanyak 300-500 kg, yang
diberikan secara larikan.
Pengendalian serangan hama dan penyakit pada kedelai merupakan kendala utama dalam
peningkatan produksi kedelai dan menyempitnya keragaman genetik tanaman dan usaha
peningkatan produksi yang kurang memperhatikan faktor-faktor lingkungan dan menjaga
populasi hama , yaitu dengan menggunakan pestisida yang berlebihan, merupakan penyebab
meledaknya populasi hama dan penyakit, oleh karena itu pengendalian hama secara terpadu
(PHT) sangat penting untuk diterapkan agar faktor pengendali seperti iklim, musuh alami dan
kompetitator dapat bekerja secara optimal. Pestisida digunakan bila populasi organ
pengganggu tanaman mencapai ambang kendali.
PEMBIJIAN
Dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Secara manual dijemur dahulu, sesudah agar kering, lalu dipukul-pukul oleh alat pemukul
yang kita buat bisa dari pelepah kelapa atau rotan lalu dibersihkan lalu dijemur kembali.
2. Dengan mesin perontok, Sangat praktis dan efektif dimana kehilangan hasil sangat minim.