PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pariwisata sebagai indusri terbesar di dunia, tidak ada yang meragukan
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara ke Bali
Tahun 2006 2010
No
Negara
2006
132.236
255.767
40.687
72.724
141.979
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jumlah Wisatawan
(0rang)
2007
2008
2009
204.421
308.698
446.042
351.604
354.817
319.473
84.254
129.121
199.538
104.949
129.669
132.835
138.842
129.176
119.413
2010
647.872
246.465
196.863
155.239
122.682
Australia
Jepang
China
Malaysia
Taiwan
Korea
89.911
134.454
132.559
123.879
124.964
Selatan
Perancis
50.858
61.805
76.062
110.244
106.113
Inggris
62.772
70.841
82.440
92.898
104.375
Amerika
47.071
56.208
68.887
74.010
72.145
Serikat
Singapura
40.664
40.929
51.696
55.028
94.791
Lainnya
271.648
416.547
505.767
556.585
531.549
Total
1.206.317 1.664.854 1.968.892 2.229.945 2.493.058
Rata-Rata
Pertumbuhan
(%/tahun)
29,64
-2,39
70,19
19,28
-0,65
11,50
21,33
7,40
7,57
24,16
12,54
16,31
Bali pada Tahun 2010 dinobatkan sebagai The Best Island Destination
oleh Majalah DestinAsian dan sebagai The Best Leisure Destination in Asia
Pacific oleh pembaca Majalah Bussinness Traveller terbitan Hongkong. Hasil
survei yang lain menunjukkan hasil yang berbeda. Majalah Travel and Leisure
mencatat hasil surveinya, bahwa Bali tidak lagi memperoleh predikat seperti
tahun-tahun sebelumnya. Bali kini menduduki peringkat ke-4 (empat) sebagai The
Best Island in the World, setelah Pulau Galapagos (Ekuador), Pulau Kauai
(Hawaii), dan Pulau Cyclades (Yunani). Bali diantara negara-negara Asia, masih
menduduki peringkat pertama disusul oleh Pulau Maldives, Pulau Cebu (Filipina),
Pulau Ko Samui dan Pulau Phuket (Thailand). Hasil survei dari majalah Smart
Travel Asia tahun 2010 menempatkan Bali berada diposisi kedua setelah Kerala
(India). Phuket (Thailand), Hongkong, Hoi An (Vietnam), Maldives, Pelawan
(Filipina), dan Lengkawi (Malaysia) berada diposisi ketiga, keempat dan kelima.
Hal ini tentu perlu mendapat perhatian melihat pesaing-pesaing Bali juga
memiliki potensi yang sangat baik sebagai destinasi wisata. Sebagian besar
pesaing-pesaing tersebut juga berbentuk pulau dengan sumber daya alam yang
menyerupai Bali seperti pantai dengan pasir yang putih dan garis pantai yang
relatif panjang. Bali perlu melihat keserupaan yang dimiliki oleh para pesaingnya
untuk dijadikan dasar dalam membuat kebijakan pengembangan pariwisata.
Keragaman aktivitas wisata yang dimiliki oleh Pulau Bali, menyebabkan
Bali memiliki banyak pencitraan (Image) yang melekat di benak wisatawan yang
datang berkunjung ke Bali. Image yang dimiliki oleh Bali antara lain, Pulau
Dewata (Island Of God), Pulau Seribu Pura (The Island of Thousand Temple),
Island of Paradise, Island of Peace, Bali for The World, dan Bali is My Life. Hasil
penelitian Tourism Field Study (TFS) pada Tahun 2007 menyatakan bahwa image
yang paling dikenal oleh wisatawan adalah Bali sebagai Pulau Dewata atau The
Island of God dengan persentase 62,22 persen dari 134 responden wisatawan
nusantara, dan 35,16 persen wisatawan mancanegara dari 1.951 respondennya.
Bali Shanti Shanti Shanti merupakan branding resmi yang dikeluarkan oleh
pemerintah hanya memiliki persentase kurang dari 2 persen. Hal ini berarti image
tersebut masih belum banyak mendapat tempat dalam benak para wisatawan, dan
membuktikan bahwa Bali sampai saat ini masih belum bisa dilepaskan dari image
sebagai Pulau Dewata atau The Island of God.
Penelitian TFS 2007 tersebut menemukan pula tentang hal yang disukai
wisatawan selama mereka berada di Bali. Wisatawan lebih banyak menyukai
hospitality (keramahtamahan masyarakat lokal), keindahan alam, atmosphere
(suasana Bali), serta makanan dan minuman daripada ketertarikan mereka
terhadap Budaya Bali yang menjadi pijakan dalam pengembangan kepariwisataan
oleh Pemerintah Provinsi Bali. Budaya sebagai atribut yang ditekankan oleh
pemerintah dalam strategi pemasarannya tidak sesuai dengan persepsi dan
motivasi wisatawan yang datang ke Bali. Jika Bali sebagai destinasi wisata
mengharapkan adanya peningkatan jumlah wisatawan dari pasar potensial dan
wisatawan yang melakukan kunjungan ulangnya, maka hendaknya pemerintah
Bali dapat menentukan atribut-atribut yang tepat sehingga dapat menggugah
ingatan wisatan dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Sebab, seorang
wisatawan akan mengunjungi tempat-tempat yang eksotik sangat dipengaruhi oleh
kualitas yang baik, dan memiliki daya saing yang tinggi, serta mampu berjalan
dengan pijakan yang tepat terhadap para pesaingnya.
strategi
pemasaran
yang
sebaiknya
ditempuh
oleh
pemerintah Bali sesuai dengan posisi Bali sebagai destinasi wisata dalam
peta perseptual.
ini
diharapkan
bermanfaat
bagi
pengembangan
ilmu
dalam
mengambil
kebijakan
yang
berkaitan
dengan