Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRATIKUM

A. JUDUL PRATIKUM
Pengukuran Jumlah Padatan Tersuspensi (TSS) Pada Air Sungai di Daerah Jl. Tukad
Irawadi Denpasar.
B. LANDASAN TEORI
Total Suspended Solid (TSS) atau zat padat yang tersuspensi, merupakan residu yang
tidak lolos saring, yaitu yang tertahan oleh saringan. TSS adalah salah satu parameter
yang digunakan untuk pengukuran kualitas air. Pengukuran TSS berdasarkan pada berat
kering partikel yang terperangkap oleh filter, biasanya dengan ukuran pori tertentu.
Umumnya, filter yang digunakan memiliki ukuran pori 0.45m (Clescerl, 1905). Nilai
TSS dari contoh air biasanya ditentukan dengan cara menuangkan air dengan volume
tertentu, biasanya dalam ukuran liter, melalui sebuah filter dengan ukuran pori-pori
tertentu. Sebelumnya, filter ini ditimbang dan kemudian beratnya akan dibandingkan
dengan berat filter setelah dialirkan air setelah mengalami pengeringan. Berat filter
tersebut akan bertambah disebabkan oleh terdapatnya partikel-partikel tersuspensi yang
terperangkap dalam filter tersebut. Padatan yang tersuspensi ini dapat berupa bahanbahan organik dan inorganik. Satuan TSS adalah miligram per liter (mg/l).
TSS menyebabkan kekeruhan pada air akibat padatan tidak terlarut dan tidak
dapat langsung mengendap. TSS terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun
beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, selsel mikroorganisme, dan sebagainya (Nasution, 2008). TSS merupakan tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan
pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat
organik di suatu perairan (Tarigan dan Edward, 2003). Penetrasi cahaya matahari ke
permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak berlangsung efektif akibat terhalang oleh
zat padat tersuspensi, sehingga fotosintesis tidak berlangsung sempurna. TSS umumnya
dihilangkan dengan flokulasi dan penyaringan. TSS memberikan kontribusi untuk
kekeruhan dengan membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di
perairan. Oleh karena itu nilai kekeruhan tidak dapat dikonversi ke nilai TSS. Kekeruhan
sendiri merupakan kecenderungan ukuran sampel untuk menyebarkan cahaya. Sementara
hamburan diproduksi oleh adanya partikel tersuspensi dalam sampel. Kekeruhan adalah

murni sebuah sifat optik. Pola dan intensitas sebaran akan berbeda akibat perubahan
dengan ukuran dan bentuk partikel serta materi. Sebuah sampel yang mengandung 1.000
mg/L dari fine talcum powder akan memberikan pembacaan yang berbeda kekeruhan dari
sampel yang mengandung 1.000 mg/L coarsely ground talcum . Kedua sampel juga akan
memiliki pembacaan yang berbeda kekeruhan dari sampel mengandung 1.000 mg/L
ground pepper, meskipun tiga sampel tersebut mengandung nilai TSS yang sama.
C. METODE DAN PRINSIP
1. Metode
Metode yang dilakukan pada Pengukuran Jumlah Padatan Tersuspensi (TSS) ini
adalah metode gravimetri yaitu teknik pemanasan dan pengeringan dengan oven,
dimana merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen
yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan
murni setelah melalui proses pemisahan, dengan kata lain metode gravimetric
menitik beratkan pada prinsip pemurnian dan penimbangan.
2. Prinsip
Untuk mengetahui berat/jumlah zat zat yang tersuspensi di dalam 100 ml air
sungai di daerah Jl. Tukad Irawadi Denpasar dengan cara menimbang berat zat
zat tersuspensi dalam air yang tertinggal pada kertas saring.
D. ALAT DAN BAHAN
1. Timbangan
2. Cawan Porselin
3. Kertas Saring
4. Oven
5. Desikator
6. Pengaduk
7. Gelas Piala, Gelas Ukur, Corong
8. Sampel Air Sungai di Daerah Jl. Tukad Irawadi (100 ml)
E. PROSEDUR
1. Persiapkan Alat dan Bahan
2. Kocok air sampel terlebih dahulu
3. Lipat dan potong kertas saring sesuai dengan prosedur kemudian basahi dengan
aquades

4. Kertas saring dimasukan ke dalam oven hingga kering, kemudian dimasukan


kedalam desikator selama kurang lebih 10 menit
5. Lalu kertas saring ditimbang untuk mendapatkan berat awal (A)= 0,8656 g =
865,6 mg
6. Selanjutnya tuang air sampel sebanyak 100 ml kedalam gelas beaker
7. Ambil tabung erlenmeyer dan corong kemudian letakaan kertas saring di atas
corong untuk menyaring sampel air 100 ml
8. Kertas saring yang telah dipakai kemudian dikeringkan di dalam oven dan
didiamkan pada desikator
9. Setelah kering, kertas saring beserta padatnnya ditimbang dan didapatkan berat
akhir (B) = 0,8796g = 879,6mg
F. HASIL/DATA
100 ml air sampel yang diujikan setelah melalui proses didapatkan hasil perhitungan
berat kertas saring sebelum yaitu, ??????????? dan berat kertas saring yang setelah di
masukkan air sampel dan dikeringkan yaitu, ?????? Dan hasil perhitungan TSS
didapatkan pada air sampel adalah sebesar ????
G. PERHTUNGAN

????????????
H. PEMBAHASAN
????????
I. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
??????????
2. Saran
???????????

DAFTAR PUSTAKA
Cindy Lanovia. (2015). LAPORAN PRAKTIKUM LAB.TEKNIK LINGKUNGAN MODUL 1
- ANALISIS
TS,
TDS
DAN
TSS.
from
http://kanahapaki.blogspot.com/2014/01/pemeriksaan-ts-tss-d an-tds.html

Anda mungkin juga menyukai