penerbit :
PT MEDICAL MULTIMEDIA INDONESIA
Kramat Raya 31, Jakarta Pusat
pt_mmi@medical-e-books.com
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DERMATOTERAPI TOPIKAL
8-10
DERMATITIS
INFEKSI JAMUR
Dermatitis kontak
Dermatitis popok
Dermatitis atopik
Pitiriasis
Liken simpleks
Dermatitis numularis
Dermatitis stasis
Pitiriasis rosea
Psoriasis
Dermatitis seboroik
Eritroderma
11-12
13
14-16
17
18
19
20
21
22-23
24
25
27
28
29
30
31
32
33
34-35
36
37
Impetigo vesikobulosa
Impetigo krustosa
Folikulitis
Furunkel/Karbunkel
Ektima
Erisipelas
Selulitis
Abses multipel kelenjar keringat
Hidradenitis supurativa
39
40
41
42
43
44
44
45
46
INFEKSI BAKTERI
Staphylococcus scalded
skin syndrome
Sifilis stadium II
Frambusia
Kusta
Skrofuloderma
46
47-48
49-50
51-59
60
Infeksi HIV
Herpes simpleks
Kondilomata akuminata
Varisela
Herpes Zoster
Veruka vulgaris
Moluskum kontangiosum
61
62-63
64-65
66-67
68
69
70
Creeping eruption
Skabies
Pedikulosis kapitis
Pedikulosis (Phthiriasis) pubis
71
72
73
74
INFEKSI VIRUS
INFEKSI PARASIT
ALERGI IMUNOLOGI
A.Penyakit vesikobulosa kronik
B.Penyakit otoimun
C.Erupsi obat
Pemfigus vulgaris
Pemfigoid bulosa
75
76
77
78
Erupsi eksantematosa
Eksantema fikstum
Urtikaria dan angioudem
Dermatitis medikamentosa
Eritema multiforme/Sindroma
Steven Johnson/Nekrolisis
epidermal toksik
79
80
81
81
82-83
DERMATOKOSMETOLOGI
TUMOR KULIT
LAIN-LAIN
Lentiginosis
Efelid
Melasma
Melanosis Riehl
Nevus Ota
Akne
Erupsi akneiformis
85
86
87
88
89
90-92
93
Keloid
Hemangioma
Karsinoma sel basal
Karsinoma sel skuamosa
Melanoma maligna
95
96
97
98
99
101
102
103
104
KATA PENGANTAR
Penyakit kulit sekalipun tidak berbahaya, mempunyai dampak yang besar
bagi pasien baik secara fisik maupun psikologik. Kecepatan dan ketepatan
diagnosis sangat penting untuk pengobatan, yang tentu akan berpengaruh
pada kesembuhan dan prognosis pasien.
Banyak variasi gambaran klinis dari satu penyakit kulit, dan sebaliknya
satu bentuk kelainan klinis bisa didapati pada beberapa penyakit. Hal
semacam ini sangat penting diketahui dan dipelajari oleh tenaga kesehatan
medis, paramedis dan mahasiswa kedokteran serta keperawatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, para penulis mencoba membuat buku
pedoman tentang berbagai penyakit kulit yang umum ditemukan di Indonesia
serta diagnosis bandingnya, dalam bentuk sinopsis dengan gambar.
Diharapkan buku ini dapat memudahkan tenaga kesehatan membuat
diagnosis penyakit atau memikirkan kemungkinan diagnosis bandingya,
terutama bila sarana penunjang tidak memadai.
Walaupun para penulis dan tim penyusun buku ini telah berusaha
secermat-cermatnya, namun saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
perbaikan buku selanjutnya.
Akhirnya kami ucapkan banyak terima kasih kepada Netherlands Leprosy
Relief (NLR) yang membiayai penerbitan buku ini. Semoga kerjasama yang
telah terjalin selama ini menjadi semakin baik.
Semoga sumbangsih ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Tim editor, 2005
DERMATOTERAPI TOPIKAL
Linimen adalah solusio non-aqua; zat pelarutnya dapat minyak atau sabun.
Bentuk ini dapat dipakai sebagai pereda iritan, astringen, +antipruritus,
emolien dan analgesik. Losio adalah campuran dua fase zat berlainan yang
tidak larut dan terdispersi dalam bentuk cair. Sebelum pemakaian harus
dikocok, sifat cairan mudah tersebar dan menimbulkan rasa dingin karena
proses penguapan.
Bedak bersifat menyerap cairan, mendinginkan dan mengurangi gesekan.
Daya lekatnya kurang baik sehingga mudah berterbangan, hati-hati bila dipakai
pada wajah dan leher anak atau bayi. Bedak tidak boleh diberikan pada lesi
basah karena akan mengeras membentuk krusta atau bahkan granuloma.
Bahan bedak yang dapat digunakan adalah seng-oksida yang bersifat
antiseptik dan proteksi mekanis, serta magnesium silikat yang bersifat
mengeringkan dan lubrikasi. Seng-oksida 98% dan feri-oksida 1% disebut
bedak kalamin yang bersifat antipruritus. Bedak kocok terdiri atas komposisi:
seng-oksida, talkum, kalamin, gliserol, alkohol dan air, serta harus ditambah
stabilator. Bila air menguap maka komponen bedak tertinggal. Sediaan ini
cenderung mengendap, sehingga perlu dikocok sebelum dipakai.
Salap merupakan sediaan semisolid yang mudah menyebar, bersifat proteksi,
hidrasi dan lubrikasi. Salap dengan dasar hidrokarbon tidak mampu menyerap
air, bersifat lengket, berpenetrasi sangat baik, dapat mengatasi dermatosis
tebal. Vaselin album adalah bentuk sediaan yang sering dipakai sebagai
vehikulum golongan salap, sedangkan vaselin flavum memberi warna kuning
yang menodai pakaian. Salap dengan bahan hidrofilik misalnya lanolin dan
turunannya dapat dipakai untuk mencampur obat yang menyerap air. Sifatnya
lubrikasi, emolien, dan dapat membentuk emulsi. Sifatnya lengket namun
mudah dibersihkan. Bentuk vehikulum salap campuran yang sering dipakai
adalah krim, yakni campuran dengan air. Terdapat dua bentuk: krim emulsi
air (kadar tidak lebih dari 25%) dalam minyak dan krim emulsi minyak dalam
air (kadar 31%-80%). Keuntungan pemakaian krim adalah tidak terlalu lengket,
menyebar dengan mudah, dapat bersifat protektif, masih bersifat emolien
karena mampu menahan penguapan air dan memberi efek mendinginkan.
Namun daya serap krim tidak sebaik salap, emulsi air dalam minyak
mempunyai daya absorbsi lebih baik dari minyak dalam air. Bentuk vehikulum
campuran lainnya yang sering dipakai adalah pasta. Sediaan ini merupakan
campuran antara minyak dan bedak. Pasta berguna sebagai barier
impermeabel, proteksi dan dapat dipakai bila diperlukan vehikulum yang
penyebarannya terbatas. Bahan ini seringkali dipakai untuk vehikulum tabir
surya. Bila dibandingkan dengan salap, pasta kurang lengket, kurang menutup,
dan lebih kering.
Bahan aktif yang dipakai antara lain asam salsilat, sulfur, ter, kortikosteroid,
antibiotik dan anti jamur. Asam salisilat 1/1000 sebagai kompres, 2% bersifat
keratoplasti, 3-20% berkhasiat keratolitik, 30-60% destruktif. Sulfur
presipitatum dalam konsentrasi 4-20% berkhasiat antisebore, antiakne,
antiskabies, antibakteri positif-Gram, dan antijamur. Sediaan ter berasal dari
batubara, kayu dan fosil. Likuor karbonis detergen merupakan ter berasal
dari batubara yang dipakai dalam konsentrasi 3-10%, bersifat sebagai
antiproliferasi.
Kortikosteroid topikal Sediaan yang banyak dipakai dalam bidang
dermatologi. Kekuatan efek vasokonstriksi membagi kortikosteroid menjadi
7 kelas potensi (lemah-sangat kuat). Golongan potensi lemah misalnya
hidrokortison, berkhasiat antiinflammasi, tanpa antimitotik sedangkan
golongan dengan potensi sangat kuat fungsi antimitotiknya juga kuat,
misalnya: klobetasol propionat 0,05%. Kortikosteroid potensi sangat kuat tidak
diberikan lebih dari 50 gram/minggu. Efek samping yang harus diperhatikan:
atrofi kulit, telangiektasia, purpura, dermatitis perioral, absorbsi perkutan dapat
menimbulkan supresi kelenjar adrenal.
Antijamur misalnya nistatin mempunyai efek lokal fungistatik terhadap jamur
kandidia. Derivat imidazol kini banyak dipakai untuk dermatofita, M furfur,
dan kandida. Antibiotik topikal sebaiknya digunakan dari golongan yang
tidak dipakai secara sistemik, mempunyai efektivitas yang baik untuk bakteri
penyebab, dan tidak menimbulkan sensitasi. Basitrasin, mupirosin, natrium
fusidat, polimiksin dan neomisin merupakan jenis yang masuk kriteria di atas
dan sering dipakai. Pemakaian neomisin harus berhati-hati sebab sering
menimbulkan sensitasi.
Blank page
DERMATITIS
DERMATITIS KONTAK
Dermatitis kontak (DK) adalah kelainan kulit yang bersifat polimorfi sebagai
akibat terjadinya kontak dengan bahan eksogen.
Jenis dan Patogenesis:
- DK iritan. Bahan iritan akan merusak kulit, lapisan lemak permukaan
kulit hilang, kandungan air berkurang, sehingga kulit menjadi kering,
mudah retak dan terjadi dermatitis
- DK alergik, terjadi berdasarkan mekanisme hipersensitivitas tipe IV
(Gell dan Coomb).
Terdapat 3 tipe sesuai dengan perjalanan penyakit, yaitu akut (eritem, edema,
papul, vesikel, dan bula); sub-akut (eritem, edema ringan, dan krusta); dan
kronik (hiperpigmentasi, likenifikasi, dan skuamasi).
Lokasi dermatitis umumnya terjadi pada daerah yang berkontak dengan bahan
penyebab dan berbatas relatif tegas, kecuali untuk bahan yang bersifat gas/
uap karena dapat juga mengenai daerah yang tertutup pakaian.
Pemeriksaan penunjang adalah uji tempel. Terdapat 2 cara yaitu terbuka dan
tertutup, dengan prinsip menempelkan alergen yang dicurigai sebagai
penyebab pada kulit dalam waktu 24-48 jam, bila positif (sebagai alergen
penyebab) akan terjadi dermatitis.
11
Penatalaksanaan
12
DERMATITIS POPOK
Dermatitis popok adalah dermatitis yang terletak, paling tidak pada awalnya,
pada daerah yang tertutup popok. Keadaan ini hanya terjadi setelah
pemakaian popok. Ditandai dengan eritema yang konfluens, berkilat, dapat
pula ditemukan papul eritematosa multipel, edema dan skuama, terutama di
daerah yang paling lama berkontak dengan popok, misalnya bagian cembung
bokong, paha bagian dalam, mons pubis, skrotum, dan labia mayora. Bila
sudah terinfeksi dengan jamur kandida, maka akan tampak plak yang sangat
Penatalaksanaan
13
DERMATITIS ATOPIK
14
Bayi
(infantil)
Anak
Dewasa
Manifestasi klinis
plakat
eritematosa
simetris di pipi, skalp,
berbatas difus, papuloekstensor ekstremitas,
vesikular, eksudatif, kadang
kadang di badan
dengan skuama halus
simetris di fleksural eks - plakat eritematosa berbatas
tremitas, fosa kubiti dan difus, papulo-folikular,skuama,
poplitea, lipatan leher, hiper-keratosis, kadang
pergelangan kaki
disertai likenifikasi
simetris di leher, badan, plakat papular, hiperkeratosis,
hiperpigmentasi dan likenifiekstensor tungkai bawah
kasi. Batas dapat tegas.
1. Fase bayi
Gbr 5. Plak eritematosa difus dan
kering pada pipi
Gbr 6. Pada fossa poplitea dan betis
tampak plak eritematosa difus dan
eksudatif
15
2. Fase anak
Gbr 7. Plakat eritematosa, erosi,
ekskoriasi dan krusta pada fossa kubiti
yang meluas ke badan,
3. Fase dewasa
Gbr 8. Tampak hyperkeratosis dan
likenifikasi
Penatalaksanaan
16
Pengobatan medikamentosa
Obat sistemik
- Antihistamin (AH). Sebaiknya pada anak dipilih antihistamin jenis klasik yang
bersifat sedatif, contohnya klorfeniramin maleat (klorfenon) dan hidroksisin.
- Antihistamin nonsedasi dipilih untuk dewasa atau yang bekerja, diantaranya
adalah seterisin, loratadin, terfenadin, dan feksofenadin,
- Antibiotik. Diberikan pada DA dengan infeksi sekunder, seperti eritromisin, kloksasilin, metisilin, atau sefalosporin, maksimal selama 2 minggu.
- Kortikosteroid. Digunakan pada DA berat dan luas yang sukar diatasi dengan AH dan kortikosteroid topikal. Efek samping pada anak adalah supresi
pada axis hipotalamus-pituitari-adrenal korteks (HPA) dan gangguan
pertumbuhan tulang. Prednison dengan dosis terapi 2 mg/kg BB cukup
bermanfaat.
Obat topikal
- Kortikosteroid topikal. Merupakan obat pilihan untuk DA.Dianjurkan dimulai
dari potensi yang ringan sampai sedang misalnya hidrokortison, atau
mometason furoat. Pada kasus yang berat dapat diberikan potensi kuat,
tetapi setelah 1 minggu dosis diturunkan perlahan-lahan.
- Pelembab (moisturizing) Berbagai pelembab dapat digunakan, antara lain
gliserin, propilen glikol, urea, lanolin, vaselin, dan minyak tumbuhan.
- Antibiotik topikal. Digunakan bila terdapat infeksi sekunder ringan. Dipilih
antibiotik yang tidak digunakan pada terapi sistemik, yaitu golongan asam
fusidat 5%, mupirosin 2%, dan kombinasi neomisin-basitrasin-polimiksin B.
Pengobatan nonmedikamentosa
Pengobatan DA secara komprehensif dan holistik penting pada
penatalaksanaan DA, mengingat pengobatan lebih ditujukan untuk
mengendalikan penyakitnya. Edukasi pada pasien dan keluarga ditujukan untuk
meningkatkan kualitas hidup, cara menghindarkan diri dari alergen, iritan, faktor
lingkungan; dan memperbaiki kebiasaan hidup.
Kasus DA yang sukar diatasi atau rekalsitrans
Sebaiknya berkonsultasi dengan para ahlinya.
PITIRIASIS ALBA
Sebagian para ahli kulit beranggapan bahwa pitiriasis alba termasuk suatu
tanda atopi atau dermatitis atopik, sebagian lagi menyatakan suatu kelainan
tersendiri. Namun, sampai saat ini belum jelas penyebab yang sebenarnya.
Pitiriasis alba ditandai oleh banyak bercak hipogimentasi berbentuk oval batas
tidak jelas, bersisik, permukaannya rata, terdapat pada wajah yaitu di pipi,
permukaan ekstensor lengan, dan badan bagian atas. Permukaan agak kasar
tertutup oleh akuama halus. Lesi berdiameter 5 sampai 50 mm dalam jumlah
banyak. Pitiriasis alba muncul terutama pada usia antara 3 dan 16 tahun,
dan sampai 40% anak bisa terkena. Lesi tidak terasa gatal Dapat mengganggu
penampilan wajah, terutama bila berkulit gelap, sehingga diperlukan
pertolongan medis. Walaupun berlangsung lama, namun dapat menghilang
swasirna, dan dapat muncul kembali setelah beberapa tahun.
Pengobatan
17
LIKEN SIMPLEKS
Liken simpleks ditandai dengan adanya satu atau lebih bercak pada kulit
yang mengalami likenifikasi dan terasa sangat gatal.Bercak-bercak tersebut
umumnya terlihat di bagian leher, genital dan pada kaki bagian ekstensor.
Pengobatan
- Lingkaran setan dari gatalgaruklikenifikasi harus dihentikan. Oleh karenanya pasien harus betul-betul paham untuk berhenti menggaruk!
- Salap coal tar atau pasta zinci yang mengandung coal tar dioleskan malam
hari untuk mengurangi rasa gatal.
- Pemasangan plester seng-adhesif bisa mencegah agar luka tidak digaruk dan
membantu menghentikan lingkaran setan tadi.
- Steroid topikal potensi tinggi, khususnya apabila dioleskan pada malam hari
dan kemudian dibalut dengan penutup berbahan plastik (misalnya dua kali
se-minggu) biasanya sangat efektif. Jangan gunakan oklusi (penutup) berbahan
plastik di area genital.
18
11
DERMATITIS NUMULARIS
Pengobatan
DERMATITIS STATIS
Dermatitis stasis atau dermatitis hipostatik adalah salah satu jenis dermatitis
sirkulatorius. Biasanya dermatitis stasis merupakan dermatitis varikosum,
karena penyebab utamanya ialah insufisiensi vena.
Gejala subyektif ialah pruritus. Bila kemudian timbul ulkus stasis, maka akan
terasa nyeri. Pada permulaan tampak edema pergelangan kaki, terutama pada
sore hari sehabis bekerja. Hemosiderin ke luar dari pembuluh darah, sehingga
terlihat bercak-bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada bagian medial
sepertiga tungkai bawah. Perlahan-lahan timbul dermatitis yang seringkali
madidans.
Bila timbul infeksi sekunder, maka teraba indurasi subkutan dan kulit di
atasnya berwarna coklat-merah. Karena terjadi bendungan serta atrofi kulit,
maka dengan mudah akan timbul ulkus. Faktor presipitasi timbulnya ulkus
stasis ialah trauma ringan dan infeksi sekunder.
Pengobatan
20
PITIRIASIS ROSEA
Pengobatan
14
21
PSORIASIS
22
Penatalaksanaan
- Penjelasan tentang penyakit, jenis obat yang dapat mengatasi dan tersedia
di wilayah kerja, efek samping obat-obatan. Kompromi pengobatan
dengan pasien agar mendapat kepatuhan yang tinggi
- Psoriasis ringan bila luas lesi < 15% luas permukaan tubuh.
- Terapi topikal:
Pelembab: vaselin album, urea 10%
Ter likuor karbonis detergen 5-10%, (untuk kulit dan skalp) dan
asam salsilat 3% tidak boleh untuk daerah lipatan
Kortikosteroid poten-superpoten (tidak lebih dari 50gram/minggu),
dalam waktu kurang dari dua minggu), untuk daerah lipatan pakai
kortiko-steroid lemah sedang tergantung ketebalan lesi.
Antralin 2%
23
16
DERMATITIS SEBOROIK
Dermatitis seboroik merupakan penyakit papuloskuamosa yang kronik.
Kelainan ini dapat mengenai bayi dan dewasa,dan berhubungan dengan
peningkatan produksi sebum (sebore) pada skalp dan area yang memiliki
banyak kelenjar sebasea di wajah dan badan. Penyebabnya multifaktorial.
Faktor konstitusi sebore, P.ovale, stres, imunokompromais dan kelainan
neurologis dapat mendasari penyakit ini. Manifestasi klinisnya bervariasi dari
bentuk ringan berupa skuama halus saja seperti pada pitiriasis sika (dandruff)
sampai papul eritematosa dengan skuama kasar berminyak dan kekuningan
disertai krusta pada area predileksi. Pada bayi, sering ditemukan skuama
kekuningan yang lekat pada kepala disebut cradle cap. Penyakit ini jika
meluas dapat menjadi eritroderma,
Pengobatan
24
18
ERITRODERMA
Pengobatan
25
19
Blank page
INFEKSI JAMUR
Kelainan kulit akibat jamur yang sering dijumpai dapat berupa dermatofitosis
yang disebabkan oleh dermatofita, kandidosis oleh kandida dan pitiriasis
versikolor oleh Malassezia sp. Jamur merupakan organisme saprofit yang
pada lingkungan tertentu yang menguntungkannya akan tumbuh menginvasi
jaringan kulit, rambut, atau kuku. Kondisi demikian, atau disebut faktor
predisposisi, antara lain adalah kelembaban, suhu panas, trauma, respons
imunitas yang turun, dsb. Sehingga untuk mendapatkan kesembuhan dan
mencegah kekambuhan, selain pengobatan yang tepat dan adekuat, sangat
penting menghilangkan berbagai faktor predisposisi tersebut.
Terdapat 3 bentuk tinea pedis yaitu subakut, moccasin foot, dan interdigitalis.Tinea pedis interdigitalis ialah dermatofitosis pada sela jari kaki,
merupakan salah satu bentuk tinea pedis yang paling sering ditemukan.
Secara klinis pada sela jari kaki IV dan V tampak fisura yang dilingkari sisik
halus dan tipis, dan sering terlihat maserasi. Lesi dapat meluas ke subdigital
dan sela jari lainnya. Lesi dapat berlangsung bertahun-tahun dengan sedikit
keluhan atau tanpa keluhan sama sekali. Dapat disertai infeksi sekunder oleh
bakteri dengan komplikasi selulitis dan limfangitis
Penatalaksanaan
20
27
Gbr 20. Tampak maserasi
pada sela jari kaki IV-V
TINEA KAPITIS
Dermatofitosis pada kulit kepala dan rambut ini umumnya menyerang anak
prapubertas. Jamur menyerang stratum korneum dan masuk ke folikel rambut
yang selanjutnya akan menyerang bagian luar atau sampai ke bagian dalam
rambut, bergantung pada spesiesnya. Ditandai rambut rontok yang patah di
atas permukaan kulit (bentuk gray patch) atau patah tepat di pangkal rambut
(bentuk black dot) dan kadang disertai peradangan ringan berupa papul,
pustul, sampai berat berupa kerion. Pengobatan memerlukan obat sistemik
kecuali ada kontra-indikasi, misalnya kehamilan. Peradangan yang berat dapat
meninggalkan alopesia permanen.Perlu dibedakan kemungkinan infeksi
bakterial sekunder.
Penatalaksanaan
21
28
22
TINEA KORPORIS
Tinea korporis atau tinea sirsinata adalah infeksi jamur golongan dermatofita
(berbagai spesies Trichophyton, Microsporum dan Epidermophyton) pada
badan, tungkai dan lengan dan mempunyai gambaran morfologi yang khas.
Pasien merasa gatal dan kelainan umumnya berbentuk bulat, berbatas tegas,
terdiri atas macam-macam efloresensi kulit (polimorf) dengan bagian tepi lesi
lebih jelas tanda peradangannya daripada bagian tengah. Beberapa lesi dapat
bergabung dan mem-bentuk gambaran polisiklis. Lesi dapat meluas dan
memberi gambaran yang tidak khas terutama pada pasien imunodefisiensi.
Pada kasus dermatofitosis dengan gambaran klinis tidak khas, diagnosis pasti
ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan penunjang berupa peme-riksaan
kerokan kulit dengan larutan KOH 10 - 20%.
Penatalaksanaan
23
29
TINEA KRURIS
Penatalaksanaan
TINEA IMBRIKATA
- Penyakit ini relatif sukar diobati dan sering kambuh selama pasien berada
dilingkungan yang terkontaminasi jamur penyebab, misalnya lantai rumah,
alat tidur, baju, dsb.
- Griseofulvin micronized 500 mg per hari dapat menolong, tetapi kekambuhan
sangat tinggi dan cepat terjadi.
- Itrakonazol 100-200 mg per hari selama 4 minggu.
- Terbinafin 250 mg per hari selama 4 minggu.
- Pada anak-anak dosis perlu disesuaikan
25
31
ONIKOMIKOSIS
Onikomikosis adalah infeksi jamur pada lempeng kuku, yang dapat disebabkan
oleh dermatofita, kandida, dan jamur kapang lain. Gambaran klinis bervariasi
tergantung jenis penyebab maupun cara infeksi. Pada onikomikosis yang
disebabkan dermatofita, yakni tinea unguium, gambaran tersering adalah
distrofi dan debris pada kuku subungual distal. Sedangkan yang disebabkan
kandida sering didahului oleh paronikia atau peradangan jaringan sekeliling
kuku yang kronik akibat pekerjaan basah atau iritasi kronik. Penyebab pasti
ditentukan dengan pemeriksaan KOH dan kultur yang perlu dilakukan untuk
pemilihan obat serta menyingkirkan diagnosis banding.
Penatalaksanaan
- Itrakonazol 200 mg per hari selama 3-4 bulan, atau 400 mg per hari selama
seminggu tiap bulan untuk 3-4 bulan, baik untuk penyebab dermatofita maupun kandida. Griseofulvin tidak lagi merupakan obat pilihan untuk tinea
unguium karena memerlukan waktu lama, sehingga kemungkinan terjadi
efek samping lebih besar, serta kurang efektif. Obat alternatif untuk tinea
unguium adalah terbinafin 250 mg/hari.
- Pengikiran kuku yang rusak disertai pemberian obat topikal, misalnya
krim /solusio golongan imidazol dan cat kuku siklopiroksolamin dapat
merupakan alternatif bagi pasien yang tidak dapat menggunakan obat
32
sistemik. Tetapi cara ini membutuhkan waktu lama dan efektivitasnya rendah.
26
Gbr 26.
Lempeng kuku
distrofik,
infiltrat
eritematosa dan
edema jaringan
sekitar.
PITIRIASIS VERSIKOLOR
Penatalaksanaan
33
KANDIDOSIS
Merupakan infeksi jamur yang bersifat akut atau subakut, disebabkan oleh
Candida spp terutama C. albicans. Terdiri dari kandidosis kutis (kandidosis
intertriginosa, generalisata, paronikia, kandidosis popok dan granuloma
kandida), kandidosis selaput lendir, paronikia dan onikomikosis, kandidosis
sistemik dan reaksi id. Penyakit dipengaruhi oleh faktor predisposisi endogen
maupun eksogen, yaitu:
- Perubahan fisiologik: misalnya kehamilan, kegemukan, debilitas,
iatrogenik
- Endokrinopati, diabetes melitus
- Penyakit kronik, defisiensi imun pada infeksi HIV-AIDS, pemakai
steroid atau sitostatik.
- Iklim, suhu dan kelembaban tinggi
- Kebersihan kulit, kebiasaan merendam kaki dalam air yang akan
menimbulkan maserasi dan bentuk anatomi kaki tertentu yang
menyebabkan oklusi alamiah.
Kandidosis kutis secara klinis tampak berupa lesi eritematosa merah terang
disertai lesi satelit papul dan pustul, mengenai kulit glabrosa juga di lipat
payudara, intergluteal dan umbilikus. Pada bayi umumnya lesi di daerah popok
(perianal, perigenital, lipat paha sampai bokong).
34
Penatalaksanaan
35
30
KROMOMIKOSIS
Penatalaksanaan
36
- Kelainan ini sulit diobati dan kurang responsif terhadap berbagai antijamur
sistemik yang ada. Tumor dapat mengecil tetapi sering kambuh kembali.
- Obat yang dapat digunakan antara lain:
- Itrakonazol 200 mg/hari sampai perbaikan (3 bulan sampai 1 tahun).
- Flusitosin 150-200 mg/kg BB/hari dibagi 4 dosis.
- Terbinafin 250 mg/hari dilaporkan memberi manfaat pada beberapa
kasus.
- Kombinasi dengan pemanasan topikal dapat membantu,demikian juga
kombinasi dengan bedah beku.
ZIGOMIKOSIS SUBKUTAN
Penatalaksanaan
- Solusio kalium yodida jenuh (KY) memberi hasil baik,diberikan 3X5 tetes
per hari kemudian dinaikkan sebanyak 5 tetes per hari sampai terjadi tanda
toksisitas antara lain mual,muntah, hiperlakrimasi,dan hipersalivasi.
Selanjutnya dosis diturunkan sampai di bawah dosis toksis dan
dipertahankan sampai gejala klinis hilang.
- Itrakonazol 100-200 mg/hari selama1 sampai 3 bulan juga memberi hasil
baik.
Gbr 32. Tumor datar keras di dada kanan, meluas, tepi
kebiruan
32
37
Blank page
INFEKSI BAK
TERI
BAKTERI
IMPETIGO VESIKOBULOSA (cacar monyet)
Pengobatan
39
IMPETIGO KRUSTOSA
Penatalaksanaan
40
Gbr 34. Krusta tebal kekuningan seperti madu disekitar
mulut. Tampak vesikel dan pustul
34
FOLIKULITIS
Folikulitis adalah radang folikel rambut.Penyebab utama adalah Staphylococcus aureus. Kelainan kulit ini sering ditemukan pada iklim tropis dengan
tempat tinggal yang padat dan higiene buruk. Dikenal 2 bentuk folikulitis,
yaitu folikulitis superfisialis dan profunda. Tempat predileksi folikulitis
superfisialis adalah di daerah kulit kepala, dagu, ketiak dan ekstremitas.
Kelainan kulit diawali dengan pustul pada folikel rambut. Pustul pecah diikuti
pembentukan krusta. Erupsi papulopustular umumnya terlokalisir. Sering
disertai dengan keluhan pruritus. Folikulitis profuda berbentuk nodus
eritematosa, pada perabaan hangat dan nyeri.
Pengobatan
35
41
FURUNKEL/KARBUNKEL
Penatalaksanaan
Bila lesi sedikit, cukup diberi antibiotik topikal, misalnya salap/krim asam fusidat
2%, salap mupirosin 2%, salap basitrasin dan neomisin. Bila lesi banyak atau
terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional, dapat diberi antibiotik
sistemik seperti ampisilin, amoksisilin, eritromisin 30-50 mg/kg BB/hari, dibagi
3 dosis.
42
EKTIMA
Pengobatan
43
ERISIPELAS
Erisipelas adalah infeksi akut epidermis dan dermis yang biasanya disebabkan
oleh Streptococcus hemolyticus dan dapat mengenai semua golongan usia.
Gejala utamanya berupa edema, eritematosa berwarna cerah, berbatas tegas,
pinggirnya meninggi, disertai tanda radang akut, di atasnya dapat ditemukan
vesikel atau bula. Tempat predileksi di wajah dan ekstremitas, biasanya
didahului trauma. Pada umumnya disertai gejala konstitusi berupa demam,
malese, bahkan mual dan muntah. Bila tidak diobati dapat menjalar ke
sekitarnya, terutama ke arah proksimal. Bila sering residif di tempat yang
sama dapat terjadi elefantiasis.
SELULITIS
Pengobatan
HIDRADENITIS SUPURATIVA
Pengobatan
Antibiotik sistemik. Jika telah terbentuk abses dapat diinsisi. Pada kasus yang
kronis residif, kelenjar apokrin harus dieksisi.
40
41
45
Penatalaksanaan
46
42
SIFILIS STADIUM II
Pengobatan
47
43
44
48
45
FRAMBUSIA
Pengobatan
49
47
48
49
50
50
KUSTA
51
52
1. Kusta pausibasilar.
- Rifampisin 600 mg sekali sebulan dalam pengawasan ditambah
dapson 100 mg tiap hari selama sebulan.
- Bila makan obat tidak teratur, dosis 6 bulan yang diselesaikan dalam 9
bulan masih dapat diterima.
- Selalu perhatikan komplikasi !.
52
53
2. Kusta multibasilar
- Rifampisin 600 mg dan klofazimin (lampren) 300 mg sekali sebulan dalam
pengawasan, ditambah dapson 100 mg tiap hari dan klofazimin (lampren)
50 mg tiap hari selama 12 bulan.
- Bila makan obat tidak teratur, dosis 12 bulan yang diselesaikan dalam 18
bulan masih dapat diterima.
- Selalu perhatikan komplikasi !.
54
55
53
56
Tes sensibilitas
Gbr 57. Tes rasa raba
menggunakan ujung
kapas yang di sentuhkan
pada lesi
57
54
59
58
60
62
55
PENCEGAHAN CACAT
( PREVENTION OF DISABILITY )
Titik-titik yang diperiksa pada tangan dan kaki
66
56
67
68
69
70
71
KOMPLIKASI KUSTA
REAKSI
Terdapat 2 tipe reaksi yang dapat dikenali, yaitu Reaksi Reversal (RR) dan
Eritema Nodosum Leprosum (ENL). Simtom RR dapat berupa lesi lama yang
lebih udem dan eritematosa, dapat muncul lesi baru, pembesaran saraf tepi
disertai nyeri dengan peningkatan gangguan fungsi, dan kadang-kadang disertai
pembengkakan akral. Reaksi ENL mempunyai bentuk karakteristik, berupa
nodul-nodul eritematosa yang terasa sakit, dan timbul mendadak. Pasien
umumnya merasa sakit. Sarafpun dapat nyeri. Kadang-kadang terjadi arthritis,
limfadenitis, orkitis, iridosiklitis dan glaukoma yang dapat diikuti dengan
kebutaan. Keterlibatan berbagai organ tersebut dapat terjadi terpisah atau
secara bersamaan.
Gbr 72. Reaksi reversal.
Tampak lesi lama lebih
eritem, udem, berbatas
tegas, berukuran besar,
disertai lesi baru dengan
ukuran lebih kecil.
73
72
57
74
58
Gbr 74. Ulkus trofik di dekat ibu jari kaki
yang merupakan titik yang mendapat
tekanan saat berjalan. Ditemukan juga
deformitas dan claw toes
Gbr 75. Lagoftalmos pada mata
kanan. Tampak celah pada gerakan
menutup mata secara perlahan
Gbr 76. Penderita kusta dengan tulang
hidung yang kolaps (hidung plana) dan
madarosis.
Gbr 77. Kontraktur jari-jari tangan dan
atrofi otot.
77
76
- ENL ringan (tanpa keterlibatan saraf, mata, atau genital) dengan tablet asam
salisilat 3 x 1000 mg/hari selama 1-2 minggu.
- ENL berat (pasien tampak sakit dengan keterlibatan saraf, mata, atau genital)
dengan steroid. Dosis dan cara pemberian obat sama dengan reaksi reversal.
- Periksa adanya infeksi terkait.
- Tuberkulosis dapat berkomplikasi dengan ENL
- Thalidomid bila tersedia dapat diberikan 100-400 mg sekali sehari selama 12 minggu. Jangan berikan pada ibu hamil atau wanita yang menggunakan
kontrasepsi tidak aman 100% !!! Thalidomide dapat menyebabkan deformitas
berat pada janin.
Ulserasi dan deformitas
- Luka harus bersih dan tertutup. Luka superfisial dapat dibalut dengan seng
adhesive sticking plaster, yang diganti setelah 1-2 minggu. Kulit yang
hiperkeratotik harus dikikis.
- Jangan gunakan balutan tebal pada kaki. Hal ini akan membuat tekanan
setempat ketika berjalan dan luka sulit sembuh.
- Gunakan antibiotik hanya bila terjadi selulitis.
- Deformitas lanjut dapat dicegah dengan perawatan harian oleh pasien:
inspeksi, rendam dan meminyaki, kikis kulit yang tebal dan lunakkan dengan
pemberian asam salisilat 15% dalam vaselin. Jari-jari kaki diregangkan secara
aktif dan pasif untuk mencegah kontraktur berlanjut. Untuk mata yang tak
berkedip dapat digunakan kaca mata di siang hari dan pada malam hari jika
perlu gunakan penutup lembut yang mengandung vaselin. Pasien harus
belajar mengedipkan mata terus menerus untuk membasahi matanya.
Peringatan: komplikasi, reaksi, dan deformitas lanjut dapat muncul kemudian
setelah pengobatan antibakteri (menurut WHO) selesai. Pasien harus diberi
informasi tentang hal tersebut dan pengobatan harus segera dimulai
59
SKROFULODERMA
60
78
INFEKSI VIRUS
INFEKSI HIV
Penyakit kulit yang berkaitan dengan HIV dapat timbul di sepanjang perjalanan
penyakit infeksi HIV pada 90% pengidapnya. Pada waktu terjadi serokonversi,
dapat timbul eksantema bersamaan dengan demam dan gejala konstitusi.
Setelah serokonversi akan terjadi masa infeksi HIV asimtomatik. Herpes
zoster pada awal gejala klinis yang terjadi padakelompok usia muda (di bawah
50 tahun) sangat erat kaitannya dengan infeksi HIV. Dermatitis seboroik kronis
dan parah dapat juga timbul sebagai manifestasi dini. Selain itu, manifestasi
kulit pada infeksi HIV antara lain adalah moluskum kontagiosum, erupsi pruritik
papular, infeksi herpes simpleks atau human papilloma virus yang parah,
infeksi bakteri yang parah, infeksi mikobakteria dan jamur dan sarkoma
Kaposi. Infestasi seperti skabies biasanya lebih parah. Reaksi simpang akibat
obat sangat umum ditemukan pada infeksi HIV.
Gbr 79. Dermatitis
seboroik berat pada
pasien HIV
80
79
61
Manifestasi umum infeksi Herpes simplex virus (HSV) adalah lenting pada
bibir (herpes labialis, cold sores, fever blisters) dan infeksi herpes genital.
Setelah beberapa hari terjadinya sensasi seperti terbakar sebagai gejala
prodromal, timbul sekelompok vesikel yang akan cepat pecah sehingga
terbentuk ulkus dangkal. Infeksi primer dapat disertai gejala konstitusi berupa
demam, lesu, dan anoreksia yang berlangsung sampai 3 minggu. Bila terjadi
rekurensi, gejala yang ada lebih ringan, biasanya tanpa gejala konstitusi dan
menghilang dalam waktu 7 hari. Pada sebagian besar orang, dapat disertai
sensasi terbakar selama beberapa hari. Rekurensi dapat dipicu oleh pajanan
terhadap matahari (herpes labialis) trauma (misalnya gigitan pada bibir atau
hubungan seksual), dan demam. Orang dengan defisiensi imun misalnya
pada infeksi HIV dapat terjadi infeksi yang lebih parah dan rekurensi yang
lebih sering. Herpes genital dapat menjadi kronik,menetap beberapa
bulan,berupa ulkus yang dapat meliputi bagian besar daerah genital dan kulit
sekitarnya,menyebabkan nyeri hebat. Infeksi HSV dapat menular melalui
kontak langsung. Infeksi ini sangat mudah menular terutama bila terdapat
lesi, dan pasien dapat melepaskan virusnya meskipun sedang dalam keadaan
asimtomatik.
62
Penatalaksanaan
- Bibir:
- Kumur-kumur dengan antiseptik misalnya klorheksidin 3-4 kali/hari.
- Pemberian asiklovir topikal 5 kali sehari.
- Herpes genital:
- Larutan betadin atau kalium-permanganat untuk rendam duduk 3 kali sehari
- Asiklovir oral:
Lesi primer: 5 x 200 mg/hari atau
3 x 400 mg/hari selama 7 hari
Lesi rekuren: 5 x 200 mg/hari atau
3 x 400 mg/hari selama 5 hari
82
81
83
63
KONDILOMATA AKUMINATA
(Kutil kelamin)
64
Penatalaksanaan
65
VARISELA
Varisela adalah penyakit menular akut yang disebabkan infeksi primer virus
varisela-zoster (VVZ). Penyakit ini terutama mengenai anak-anak dan sangat
menular, dapat melalui kontak langsung dengan lesi, tetapi terutama melalui
udara (droplet infection). Masa inkubasi pada pasien imunokompeten 10-21
hari, sedangkan pada pasien imunokompromais lebih singkat, yakni kurang
dari 14 hari.
Pada anak kecil imunokompeten jarang terdapat gejala prodromal, kadang
hanya demam dan malese ringan bersamaan dengan timbulnya lesi kulit.
Pada pubertas dan dewasa biasanya terdapat gejala prodromal berupa
demam, kedinginan, malese, nyeri kepala, anoreksia, nyeri punggung,dan
atau nyeri tenggorokan 2-3 hari sebelum lesi kulit timbul. Lesi kulit awalnya
timbul di wajah dan skalp, kemudian menyebar cepat ke badan dan sedikit
ke ekstremitas sehingga memberi gambaran distribusi sentral. Gatal biasanya
timbul selama vesikel masih terbentuk.
Lesi awal berupa makula eritematosa yang cepat menjadi papul,vesikel,
pustul, dan krusta dalam beberapa hari. Gambaran khas adalah terdapatnya
semua stadia lesi secara bersamaan pada satu saat. Pada pasien
imunokompromais lesi kulit lebih luas dan dalam, sering terdapat bula, serta
nekrotik. Komplikasi yang dapat terjadi, antara lain super-infeksi bakterial,
pneumonia, varisela, ensefalitis/meningoensefalitis varisela.
66
86
Penatalaksanaan
87
67
HERPES ZOSTER
Herpes zoster (shingles) adalah infeksi varisela-zoster laten yang timbul lagi.
Setelah masa gatal singkat atau rasa sakit di sepanjang salah satu atau
kadang-kadang pada beberapa dermatom di tubuh, muncul bercak merah yang
cepat sekali berubah menjadi papul dan vesikel. Yang lebih sering terkena
adalah dermatom torakal dan servikal. Apabila mengenai cabang optalmik
dari saraf trigeminal,bisa menyebabkan radang kornea dan dapat berakibat
kebutaan. Setelah 1-2 minggu, krusta akan mulai lepas. Lebih dari 10% pasien
mengalami neuralgia pascaherpetik (rasa panas terbakar berkelanjutan atau
sakit di area yang telah sembuh). Ini bisa berlangsung dari hanya beberapa
bulan sampai tahun.
Herpes zoster sebaliknya bisa juga menyerang orang yang sehat, terutama
lansia, namun lebih sering menimpa orang yang menderita penyakit parah
dan infeksi HIV. Ini merupakan indikator awal atas terjangkitnya infeksi HIV
di kalangan orang-orang usia muda.
Pengobatan
68
88
Dua bentuk kutil pada kulit adalah veruka vulgaris dan veruka plana. Veruka
vulgaris (VV) secara klinis berupa papul/plak padat dan permukaannya
verukosa.Veruka plana secara klinis berupa papul kecil berukuran 1-3 mm,
agak menimbul. VV merupakan manifestasi klinis yang paling sering dari
infeksi virus Human papulloma virus (HPV). HPV tipe 1,2,3 dan 4 dapat
diisolasi dari kutil kulit. Penularan kutil biasanya melalui kontak langsung
dengan orang lain atau diri sendiri.
Penatalaksanaan
69
Gbr. 89. Papul papul datar dengan permukaan kasar atau verukosa,
sebagian berkonfluensi di lengan
89
MOLUSKUM KONTAGIOSUM
Pengobatan
70
90
INFEKSI PARASIT
CREEPING ERUPTION
Kelainan ini merupakan peradangan disebabkan oleh invasi larva cacing
tambang Ancylostoma brazilienze dan Ancylostoma caninum. Masuknya larva
ke kulit biasanya disertai rasa gatal dan panas, mula-mula berbentuk papul,
kemudian diikuti bentuk yang khas yaitu berbentuk linier atau berkelok-kelok,
menimbul dengan diameter 2-3 mm, dan berwarna kemerahan, selanjutnya
membentuk terowongan (burrow) mencapai panjang beberapa cm. Tempat
predileksi di tungkai, telapak kaki, tangan, anus, bokong dan paha atau bagian
tubuh yang kontak dengan tempat larva berada.
Pengobatan
71
SKABIES
72
92
93
PEDIKULOSIS KAPITIS
Infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh Pediculus humanus
var capitis. Umumnya menyerang anak-anak dan cepat meluas dalam
lingkungan hidup yang padat dengan higiene yang tidak baik. Gejala awal
yang sering adalah rasa gatal. Akibat garukan dapat ditemukan erosi,
ekskoriasi dan infeksi sekunder.
Pengobatan
73
Merupakan infeksi Phthirus pubis pada rambut di daerah pubis dan sekitarnya
. Penyakit ini mengenai orang dewasa dan digolongkan dalam infeksi menular
seksual. Infeksi ini dapat mengenai anak-anak, biasanya di alis atau bulu
mata. Gejala terutama adalah gatal di daerah pubis dan sekitarnya. Sering
ditemukan black dot yaitu bercak hitam pada celana dalam pasien waktu
bangun tidur.
Pengobatan
74
95
ALERGI-IMUNOLOGI
A. PENYAKIT VESIKULOBULOSA KRONIK
PEMFIGUS VULGARIS
Pemfigus vulgaris merupakan penyakit berlepuh autoimun yang mengenai
kulit dan mukosa. Ditemukan sebanding pada wanita dan pria. Usia awitan
adalah antara 50-60 tahun.
Lesi awal adalah lepuh kendur yang dapat ditemukan pada seluruh bagian
tubuh. Biasanya lepuh timbul pada kulit yang tampak normal. Lepuh cepat
pecah meninggalkan erosi yang cenderung meluas ke tepi dan dapat disertai
krusta yang melekat lama. Tanda Nikolsky positif. Lesi kulit lebih sering terasa
nyeri dibanding gatal.
Pada kebanyakan kasus disertai keterlibatan mukosa. Paling sering terkena
adalah mukosa oral dan ditemukan pada hampir seluruh kasus pemfigus
vulgaris; bahkan sering sebagai satu-satunya tanda klinis. Lesi mukosa dapat
mendahului lesi kulit.
75
Pengobatan
96
PEMFIGOID BULOSA
Pemfigoid bulosa (PB) merupakan penyakit berlepuh autoimun. Dibandingkan
pemfigus vulgaris, PB memiliki prognosis yang baik. Usia awitan kebanyakan
pasien PB lebih dari 60 tahun. Tidak terdapat predileksi etnis, ras, atau jenis
kelamin.
Lesi kulit PB adalah bula tegang di atas kulit normal atau dengan dasar
eritematosa. Bula biasanya berisi cairan jernih tetapi dapat hemoragik. Lesi
paling sering ditemukan pada perut bawah, paha bagian medial atau anterior,
dan fleksor lengan bawah. Biasanya disertai rasa gatal. Lesi awal dapat berupa
urtika. Membran mukosa jarang terkena.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan biopsi pada lepuh kecil yang baru
terbentuk.
Pengobatan
Pemfigoid bulosa yang tidak luas dapat diobati dengan kortikosteroid topikal.
Pada yang lebih luas diberikan prednison oral dengan dosis 40-60 mg/hari.
Tetrasiklin dan nikotinamid digunakan sebagai terapi ajuvan.
76
Gbr 97. Disekitar aksila dan dada tampak bula tegang,
sebagian pecah meninggalkan daerah erosif.
97
B. PENYAKIT OTOIMUN
LUPUS ERITEMATOSUS DISKOID
Lupus eritematosus diskoid (LED) merupakan bentuk tersering lupus
eritematosus kutan kronis. Bentuk tersebut dapat ditemukan pada 1530%
pasien dengan lupus eritematosus sistemik (LES), dan sekitar 5% pasien
dengan LED akan berkembang menjadi LES. Lupus eritematosus diskoid dapat
terjadi pada semua ras, paling banyak ditemukan antara usia 20-40 tahun,
dengan
rasio wanita: pria 3 : 2/1.
Lesi LED dimulai dengan terbentuknya makula, papul, atau plak kecil yang
akan
menjadi plak eritematosa berbentuk koin/uang logam, berbatas tegas
dan tertutup skuama melekat meluas hingga orifisium folikel rambut yang
melebar.
Pada tepi lesi tampak eritema dan hiperpigmentasi dan lesi
menyembuh dengan jaringan parut atrofik di tengah, disertai telangiektasia
dan hipopigmentasi.
Lesi LED lokalisata ditemukan pada kepala dan leher (wajah, skalp, telinga
dan daerah V leher), sedangkan bentuk generalisata ditemukan di atas dan
di bawah leher (ekstensor lengan). LED generalisata dan persisten merupakan
faktor risiko untuk terjadinya LES.
77
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan awal yang sangat penting adalah mencari kemungkinan adanya keterlibatan sistemik. Pasien dianjurkan untuk menghindari pajanan sinar
ultraviolet dari matahari atau sumber artifisial lain dengan cara menggunakan
pakaian yang terbuat dari bahan tenunan padat, topi yang lebar, serta tabir
surya spektrum luas dengan SPF minimal 15. Lesi diobati dengan kortikosteroid
topikal potensi sedang-poten-superpoten. Penggunaan antimalaria antara lain
klorokuin dengan dosis 4mg/kg BB/hari, efektif untuk lesi LE kutan. Karena
risiko retinopati yang mungkin terjadi, maka pemantauan oftalmologis harus
dilakukan sebelum pengobatan dimulai dan diulang setiap 3 bulan.
98
VITILIGO
Vitiligo merupakan kelainan pigmentasi yang relatif sering ditemukan di Indonesia. Dapat mengenai semua usia. Penyebabnya sampai saat ini masih
belum pasti, diantaranya autoimun, autositotoksik, neural dan genetik.Kelainan
ditandai dengan makula depigmentasi dengan ukuran miliar sampai plakat
dengan batas yang tegas.
Pengobatan
78
100
C. ERUPSI OBAT
Reaksi simpang obat (RSO) menurut WHO adalah setiap efek yang berbahaya
dan tidak diharapkan pada penggunaan suatu obat dengan dosis yang
digunakan pada manusia untuk tujuan pencegahan, diagnostik atau
pengobatan. Reaksi simpang obat tipe A didasari mekanisme non-imunologik,
dose related, umumnya berhubungan dengan efek farmakologik obat dan
dapat terjadi pada setiap individu. Sebaliknya dengan RSO tipe B yang meliputi
intoleransi, idiosinkrasi dan reaksi hipersensitivitas (Gell dan Coombs tipe IIV). Pada sebagian besar RSO dengan manifestasi kulit, sulit ditentukan
klasifikasinya karena mekanisme yang mendasarinya belum diketahui.
Masalah erupsi obat ini menjadi semakin kompleks karena satu obat dapat
menimbulkan berbagai erupsi dan jenis erupsi yang sama atau mirip dapat
disebabkan oleh beberapa obat.
ERUPSI EKSANTEMATOSA
Disebut juga erupsi makulopapular atau erupsi morbiliformis. Penyebaran lesi
umumnya generalisata dan simetris, terdiri atas makula eritematosa yang
berkonfluensi, dapat disertai atau tanpa papul, dan biasanya tidak melibatkan
wajah dan telapak. Lesi dapat disertai pruritus, demam dan malaise. Keadaan
ini sulit dibedakan dengan infeksi virus yang juga menimbulkan ruam
eksantematosa. Untuk menentukan obat penyebab, dapat dilakukan uji tempel
dan uji provokasi oral.
Pengobatan diberikan secara simtomatik setelah menghentikan obat tersangka.
101
79
EKSANTEMA FIKSTUM
Eksantema fikstum merupakan satu-satunya kelainan yang hanya timbul akibat
obat atau bahan kimia. Lesi terdiri atas eritema atau hiperpigmentasi bulat
atau lonjong yang berbatas tegas, kadang-kadang terdapat vesikel atau bula
di atasnya, disertai gatal atau rasa terbakar, bila menyembuh meninggalkan
bekas hiperpigmentasi kebiruan. Penggunaan obat yang sama akan
menimbulkan kelainan di tempat yang sama dan dapat ditambah dengan lesi
di tempat lain. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran
klinis. Untuk menentukan penyebab dapat dilakukan uji tempel dengan obatobat tersangka dan uji provokasi oral dengan dosis yang ditingkatkan secara
bertahap.
Pengobatan
80
URTIKARIA / ANGIOEDEMA
Urtikaria biasanya generalisata, simetris dan terdiri atas urtika yang gatal
dan merah. Bila terjadi pada lapisan dermis yang lebih dalam, atau pada
jaringan subkutis, akan timbul angioedema. Ukuran dan bentuknya bermacammacam dan setiap lesi hanya bertahan beberapa jam, umumnya tidak melebihi
24 jam. Yang harus diwaspadai adalah terjadinya syok anafilaksis. Pada
beberapa keadaan, uji tusuk terhadap obat tersangka dapat membantu
menentukan penyebab urtikaria. Selain penghentian obat tersangka,obat
pilihan adalah antihistamin dan antipruritus topikal. Bila lesi luas atau disertai
angioedema, diberikan kortikosteroid sistemik jangka pendek.
DERMATITIS MEDIKAMENTOSA
Disebut juga erupsi eksematosa, dan biasanya terjadi bila sensitisasi
berlangsung secara topikal. Namun pada beberapa kasus, erupsi ini juga
dapat timbul tanpa sensitisasi topikal sebelumnya, sehingga pato-mekanisme
yang mendasarinya belum jelas. Gambaran klinis mirip dengan dermatitis
akut dengan lesi yang polimorf dan biasanya tidak terlalu parah. Sebagian
besar obat penyebab dapat ditentukan dengan uji tempel, dan bila uji tempel
negatif, dapat dilakukan uji provokasi oral. Pengobatan sama seperti dermatitis pada umumnya, pemberian kortikosteroid topikal biasanya sudah cukup
efektif. Penyembuhan berlangsung lambat, umumnya 2-3 minggu setelah obat
penyebab dihentikan.
Gbr 103. Urtikaria/angioudem. Seluruh wajah
edematosa, terutama tampak jelas di kelopak
mata dan bibir atas. Pada pipi kanan dan dagu
tampak beberapa lesi urtika berukuran lentikular.
103
81
82
105
106
Gbr 107.
Epidermolisis
yang luas pada
leher, dada dan
sebagian wajah.
Mukosa bibir
atas erosif dan
tertutup krusta
83
Blank page
DERMATOKOSMETOLOGI
LENTIGINOSIS
- Q Switched Nd:Yag (532 dan 1064 nm) dengan hasil memuaskan, dapat
terjadi hipoigmentasi sementara setelah 1 sampai 3 kali terapi. Lesi pada
wajah memberikan respons yang lebih baik dibandingkan lesi di badan dan
lengan.
- Q Switched Ruby & Q Switched Alexandrite
85
Gbr 108 dan 109. Makula hiperpigmentasi ukuran milier,
lentikuler, bentuk bulat/lonjong, sebagian tidak beraturan,
multipel, di daerah zigoma dan pipi bilateral
108
109
EFELID/FRECKLES
Penatalaksanaan
Umum:
- hindari sinar matahari langsung (07.00s/d 16.00)
- gunakan tabir surya (SPF > 30)
- menghilangkan/mengurangi faktor etiologi atau predisposisi
Topikal:
- hidroquinon 2-5% (krim, gel, losio)
- asam retinoat 0,05%-0,1% (krim, gel)
- asam azeleat 20% (krim)
- asam glikolat 8-15% (krim, gel, losio)
86
110
Sistemik:
- asam askorbat
- glutation
Bedah kimia
Bedah laser :
- Q Switched Nd: Yag (532 nm)
- Q Switched Ruby & Q Switched
Alexandrite
MELASMA
Melasma merupakan salah satu jenis hipermelanosis didapat pada kulit wajah
dan kadang-kadang pada leher. Etiologi dan patogenesisnya hingga kini masih
belum jelas. Dapat terjadi karena disfungsi endokrin, kosmetik, obat-obatan,
defisiensi nutrisi, disfungsi hati, faktor genetik, serta faktor-faktor lainnya.
Sebagian besar kasus terjadi pada saat kehamilan (50-70%) atau memakai
kontrasepsi hormonal (7-29%).
Manifestasi klinis biasanya mengikuti 1 dari 3 pola di wajah yang cukup
simetris, yaitu: pola sentrofasial: meliputi pipi, dahi, bibir atas hidung dan
dagu (63%), pola malar: pada pipi dan hidung (21%), dan pola mandibular:
meliputi ramus mandibula (16%)
Lesi berupa makula,tepi iregular, bergerigi, menyerupai peta dan cukup
simetris. Dapat berwarna coklat (tipe epidermal), biru abu-abu (tipe dermal),
atau coklat abu-abu (tipe campuran). Pemeriksaan dengan lampu Wood,
dapat membedakan melasma menjadi tipe epidermal: warna lesi lebih
kontras; tipe dermal: warna lesi tidak bertambah kontras; tipe campuran:
warna lesi ada yang bertambah kontras, ada yang tidak
Penatalaksanaan
Umum :
- hindari sinar matahari langsung (07.00 s/d 16.00)
- gunakan tabir surya (SPF > 30)
- menghilangkan/mengurangi faktor etiologi atau predisposisi
Topikal :
- hidroquinon 2-5% (krim, gel, losio)
- asam retinoat 0,05%-0,1% (krim, gel)
- asam azeleat 20% (krim)
- asam glikolat 8-15% (krim, gel, losio)
Sistemik :
- asam askorbat
112
- glutation
Bedah kimia
Bedah laser :
- Q Switched Nd:
Yag (532 &1064 nm)
111
87
MELANOSIS RIEHL
Pertama kali dilaporkan oleh Riehl pada tahun 1917. Ditemukan terutama pada wanita usia muda s/d usia pertengahan Ditandai dengan
pigmentasi berwarna coklat keabuan pada wajah, lebih jelas pada
pelipis dan dahi.
Saat ini melanosis Riehl hampir sinonim dengan pigmented contact dermatitis
pada wajah.
Penyebab utama sensitisasi zat kimia dalam kosmetik, penyebab lain yang
pernah dilaporkan :
- pemutih
- formaldehida
- aniline dyes
- geraniol dan lemon oil
Penatalaksanaan:
88
114
NEVUS OTA
Lesi berupa makula biru keabuan yang homogen sampai dengan warna coklat
keabuan. Umumnya unilateral (90%). Terdistribusi sepanjang cabang pertama
atau cabang kedua nervus trigeminus Banyak ditemukan pada etnis Asia
(bangsa Jepang 0,6-1%) Bermani-festasi pada saat lahir, sebanyak 50%,
sisanya muncul pada dekade ke-2 kehidupan. Wanita ditemukan lima kali
lebih banyak dibandingkan pria Glaukoma dihubungkan dengan nevus Ota
pada 10,3% kasus Nevus Ota yang dalam perjalanannya berkembang menjadi
melanoma maligna sangat jarang ditemukan.
Pengobatan
89
115
116
AKNE VULGARIS
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum
Skin care
- Cuci muka 3x sehari dengan sabun pH balance
- Makanan: kurangi kalori, lemak, spicy food
- Kosmetik: kurangi bedak padat dan foundation (alas bedak )
Derajat ringan
1. Komedonal:
- Pilihan pertama : retinoid topikal: tretinoin krim
(0,025%, 0,05%, 0,1%), gel (0,025%)
- Alternatif : retinoid topikal alternatif: adaphalene gel 0,1%, tazarotene
gel 0,05%, 0,1% atau Azelaic acid krim 20% atau salicylic acid 2%
2. Papular/pustular
- Pilihan pertama: retinoid topikal: lihat akne komedonal + antimicrobial
topikal: klindamisin gel 1,2% dan sol 1,2% atau eritromisin sol 1%
- Alternatif: antimikrobial topikal alternatif +retinoid topikal alternatif:
lihat akne komedonal atau Azelaic acid krim 20%
90
117
Derajat sedang
1. Papular/pustular
Pilihan pertama Antiobik oral
- Tetrasiklin 500 mg 2x/hari. Absorbsi menurun bila
dikonsumsi bersamaan dengan makanan
- Doksisiklin: 50-100 mg 2 x/hari
- Minosiklin : 50-100 mg 2 x/hari
- Klindamisin:150-300 mg 2-3 x/hari
- + Retinoid topikal: lihat akne komedonal +/- Benzoil peroksida
(BP) 2,5-5%
Alternatif antibiotik oral
- Eritromisin 500 mg 2 x/hari
- Sulfametoksazol 800 mg/trimetroprim 160 mg
- Trimetroprim 300 mg 2 x/hari
- + Retinoid topikal alternatif : lihat akne komedonal +/- BP 2,5-5%
2. Nodular
Pilihan pertama
- antibiotik oral : lihat akne popular
- + retinoid topikal: lihat akne komedonal +/- BPO 2,5-5%
Alternatif
- isotretinoin oral :0,1- 2,0 mg/kgBB/hari s/d dosis kumulatif 120-150 mg/
kgBB atau antibiotik oral alternatif: lihat akne papular
- + Retinoid topikal alternatif: lihat akne komedonal +/- BPO/ Azelaic acid 20%
Catatan: Antibiotik oral selama minimal 6-8 minggu, maksimal 12-18
minggu
118
119
91
Gbr 118 dan 119.
Papul eritematosa dan
komedo pada wajah
pasien dengan akne
derajat sedang
Derajat berat
Nodular/konglobata :
- Pilihan pertama: isotretinoin oral: lihat akne derajat sedang nodular
- Alternatif: antibiotik oral dosis tinggi + retinoid topikal: lihat akne komedo
nal + BP
Terapi pemeliharaan
- Retinoid topikal: lihat akne komedonal atau keratolitik +/-BP (Benzoil peroksida
2,5-5%
- skin care (lihat penatalaksanaan umum)
120
92
ERUPSI AKNEIFORMIS
Pengobatan
93
Blank page
TUMOR K
ULIT
KULIT
KELOID
Keloid merupakan jaringan parut akibat luka atau trauma yang berkembang
berlebihan, menimbul dan melebihi ukuran luka atau trauma yang terjadi.
Kelainan ini berupa nodus atau tumor padat dengan kulit yang hipotrofi
sehingga nampak berkilat. Kadang-kadang keloid dapat terasa gatal atau nyeri.
Daerah predileksi untuk terjadinya keloid adalah badan bagian atas, lengan
dan leher. Keloid juga dapat terjadi spontan di daerah dada tanpa didahului
oleh trauma.
Pengobatan
122
95
HEMANGIOMA
Hemangioma adalah neoplasma vaskular jinak yang berasal dari kapiler dan
venul. Biasanya tumbuh dan berkembang sejak minggu-minggu pertama
kelahiran. Perjalanan penyakit ini biasanya dimulai dengan pertumbuhan
cepat, lalu diikuti dengan involusi perlahan sampai akhirnya sembuh total
pada sebagian besar kasus.
Hemangioma sering ditemukan di daerah kepala dan leher, agak jarang di
anggota gerak dan alat genital. Pada kelainan yang tumbuh lebih dalam,
perubahan di kulit baru terlihat sesudah beberapa bulan. Secara klinis kelainan
nampak berupa massa menimbul, berwarna merah terang dan biasanya
berbatas tegas. Bila letaknya lebih dalam akan berwarna kebiruan.
Pengobatan
96
123
Eksisi tumor dengan diameter kurang dari 2 cm, belum bermetastasis, dengan
irisan 4 mm di luar batas tumor. Bila pasien dengan kontra indikasi eksisi atau
menolak eksisi, dapat dilakukan radiasi tumor, bedah beku dengan N2 cair,
atau Imiquimod topikal. Tumor yang lebih besar di eksisi dengan irisan 1cm di
luar batas tumor.
125
97
Pengobatan
Eksisi tumor dengan ukuran diameter kurang dari 2 cm, belum bermetastasis,
dengan irisan 6 mm di luar batas tumor. Tumor yang lebih besar atau
bermetastasis dilakukan eksisi dengan irisan 1 cm di luar batas tumor. Dalam
hal ini perlu dilakukan kerjasama antar disiplin atau antar spesialis kulit, spesialis
bedah, spesialis onkologi medik dan penunjang medik seperti ahli patologi
anatomik atau lainnya.
98
MELANOMA
Melanoma adalah tumor kulit paling ganas yang berasal dari sel melanosit.
Tumor ini sangat mudah bermetastasis ke kelenjar getah bening (KGB) dan
bagian tubuh lainnya. Tumor ini dapat juga tumbuh di mukosa, retina dan
leptomening. Pembagian klinis secara garis besar dibagi menjadi nodular
melanoma, superficial spreading melanoma, lentigo maligna melanoma dan
acral lentiginous melanoma. Bentuk klinisnya adalah bercak/papul/nodus
hiperpigmentasi dengan warna tidak homogen, coklat, hitam, kebiruan, dan
kemerahan, dengan bentuk asimetris dan tepi tidak teratur. Bentuk dini
melanoma sesuai dengan ABCD (asymmetry, border irregular, color
variegation, diameter lebih dari 6 mm) harus diwaspadai supaya dapat diobati
dengan tepat, dengan demikian prognosis dapat diperbaiki.
Pengobatan
Biopsi pada lesi yang dicurigai sebagai melanoma, harus dilakukan eksisi intoto
dengan persiapan eksisi luas. Bila dipastikan bahwa lesi tersebut adalah
melanoma,maka dilakukan eksisi luas dengan tepi bebas tumor antara 1-2 cm.
Kerjasama antar disiplin atau antar spesialis kulit, spesialis bedah, spesialis
onkologi medik, dan penunjang dari patologi anatomik atau lainnya, sangat
diperlukan bila sudah terjadi metastasis ke KGB dan atau ke bagian lainnya.
Gbr 127. Lesi berbentuk nodus menimbul, berwarna hitam, batas difus di kaki dan jari II,
III dan IV.
127
99
Blank page
LAIN LLAIN
AIN
PEARLY PENILE PAPULES
Merupakan kelainan yang sering dijumpai, lokasi di glans penis, dan terdiri
dari struktur anatomi normal
Secara anamnesis tidak dijumpai keluhan, kecuali sering menimbulkan rasa
cemas bila ditemukan secara mendadak oleh pasien. Secara klinis, tampak
papul multipel, sewarna kulit, berukuran 1-2 mm, tersebar diskret, distribusi
umumnya disekeliling korona glandis atau pada salah satu sisi frenulum.
Penatalaksanaan
101
PRURIGO HEBRA
Penatalaksanaan
129
MILIARIA
Miliaria atau keringat buntet, biang keringat, prickle heat adalah kelainan kulit
akibat retensi keringat setelah bayi/anak banyak berkeringat karena hawa
panas atau setelah demam. Ada 3 bentuk miliaria yaitu:
- Miliaria kristalina: terdapat di badan yang tertutup pakaian, berupa vesikel
berukuran 12mm, bergerombol, tanpa tanda radang, Tidak memberi keluhan
dan sembuh dengan sisik halus.
- Miliaria rubra: terdapat di badan dan tempat-tempat yang mengalami tekanan
atau gesekan pakaian. Berupa papul eritematosa atau papul vesikular
dengan keluhan gatal dan pedih.
- Miliaria profunda: bentuk yang jarang, terutama di badan dan ekstremitas,
berupa papul putih, keras, ukuran 1-3 mm. Tidak disertai gatal dan tanda
radang.
Penatalaksanaan
Pengobatan khusus tidak diperlukan, kecuali bila sangat gatal dan disertai infeksi
sekunder, dapat diberikan: antihistamin sedatif, misalnya: chlortrimeton (CTM)
0,34mg/kg BB/hari, dibagi 3 dosis. Antibiotik sistemik seperti ampisilin/ amoksisilin/eritromisin 30-50mg/kg BB/hari,3 kali pemberian. Yang penting jaga sirkulasi
udara yang baik, gunakan pakaian tipis dan menyerap keringat. Bila berkeringat,
sesering mungkin dibasuh menggunakan handuk basah, keringkan, baru diberi
bedak.
130
103
Pengobatan
104
Obat pilihan urtikaria adalah antihistamin AH1. Pada keadaan tertentu kadangkadang diperlukan kombinasi AH1 dan AH2. Bila terdapat angioedema atau
keterlibatan sistemik, diberikan kortikosteroid sistemik jangka pendek misalnya
prednison 20-40 mg/hari selama 5-10 hari. Sebagai terapi simtomatik dianjurkan
pemberian antipruritus topikal, misalnya liquor Faberi.
Gbr 131. Urtikaria. Pada dorsum manus dan
pergelangan tangan tampak lesi urtika berukuran
lentikular, di sekitarnya eritema
131
KONTRIBUTOR :
1.
2.
EDITOR
Emmy Sudarmi Sjamsoe-Daili: Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / Cipto Mangunkusumo Hospital,
Jakarta Indonesia
Sri Linuwih Menaldi: Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / Cipto Mangunkusumo Hospital,
Jakarta Indonesia
I Made Wisnu: Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / Cipto Mangunkusumo Hospital,
Jakarta Indonesia
Alamat Korespondensi
Emmy_jlcp@yahoo.com
Emmy Sudarmi Sjamsoe-Daili: Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Jl. Diponegoro 71 Jakarta 10430 - Indonesia