Anda di halaman 1dari 21

MODUL

III

RUANG LINGKUP BASIS DATA


DAN PEMBANGUNAN
BASIS DATA PERTANAHAN

_________________________________________________
Basis Data terdiri dari dua kata yaitu kata Basis dan Data. Basis kurang
lebih bisa diartikan markas, gudang, tempat bersarang/berkumpul. Data adalah
representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu obyek seperti manusia
(pegawai, mahasiswa, pembeli, pelanggan, pemilik) atau obyek lain seperti :
barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dsb, yang direkam dalambentuk
angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya.
Menurut Fatansyah (1992 : 2)

Basis Data dapat didefinisikan dalam

sejumlah sudut pandang seperti :

Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang


diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan
cepat dan mudah

Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara


bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak
perlu untuk memenuhi berbagai kebutuhan

Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan


dalam media penyimpanan elektronik
Prinsip utama Basis Data adalah pengaturan data/arsip, dan tujuan

utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali


data/arsip tersebut. Basis Data bukanlah hanya sekedar penyimpanan data secara
elektronik (dengan menggunakan komputer). Tidak semua penyimpanan data
secara elektronik bisa disebut Basis Data. Seperti penyimpanan data dalam
komputer dengan menggunakan program MS Word, MS Excel, dan lain-lain,
tetapi tidak bisa disebut Basis Data. Hal ini disebabkan karena di dalamnya tidak
ada pemilahan dan pengelompokkan data sesuai jenis/fungsi data sehingga akan
menyulitkan dalam pencarian data kembali.

41

Yang sangat ditonjolkan dalam Basis Data adalah pengaturan / pemilahan /


pengelompokkan / pengorganisasian data yang akan disimpan sesuai jenis dan
fungsinya. Pengaturan/pemilahan/pengelompokkan/pengorganisasian data ini
dapat berbentuk sejumlah file/tabel terpisah atau dalam bentuk pendefinisian
kolom-kolom/field-field data dalam setiap file/tabel. Hampir di semua aspek
pemanfaatan komputer dalam sebuah institusi/organisasi pasti selalu berhubungan
dengan Basis Data. Perangkat komputer dalam institusi/organisasi tersebut
umumnya digunakan untuk menjalankan fungsi pengelolaan sistem informasi
yang pada saat ini sudah merupakan suatu keharusan. Keharusan mengelola
sistem informasi ini tidak lain adalah untuk meningkatkan efisiensi, daya saing,
keakuratan, kecepatan operasional institusi/organisasi tersebut. Dalam setiap
penerapan sistem informasi, maka Basis Data adalah merupakan salah satu
komponen utama. Tidak ada sistem informasi yang bisa dibuat/dijalankan tanpa
adanya Basis Data, termasuk pada saat mengelola Sistem Informasi Pertanahan
(SIP). Di dalam SIP Basis Data yang harus dikelola adalah Basis Data Spasial dan
Basis Data Tekstual.
Kompetensi dasar yang diharapkan dengan mempelajari modul ini adalah
agar mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup basis data dan pembangunan
basis data. . Dengan mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa akan dapat
menjelaskan konsep basis data, desain basis data, manfaat basis data, dan dapat
menjelaskan tahap-tahap pembangunan basis data.

42

A. KONSEP BASIS DATA


Basis Data pada awalnya digunakan untuk keperluan efisiensi administrasi
data. Tampilan yang populer dari Basis Data adalah Tabel, yang umumnya diberi
nama, dan terdiri dari baris dan kolom. Baris dan kolom berisi data yang disusun
secara beraturan dan sistematis. Data yang ada dalam baris disebut record,
sedangkan judul untuk suatu kolom disebut field. Nama-nama field disebut atribut
yang menunjukkan karakter dari tabel yang bersangkutan. Contoh hubungan
antara kolom dan baris lengkap dengan field dan record nya dalam suatu Basis
Data dapat dilihat pada contoh pada Gambar 9 sebagai berikut.
Nama Tabel

Nama Field

Tabel Pemilik Tanah


Atribut

No

Nama Alamat

No Persil

Letak Tanah

No Telepon

Andi

Jl. Mawar 1

42

RT01/RW04

472563

Rita

Jl. Mawar 2

43

RT01/RW04

481568

Edi

Jl. Melati 5

58

RT03/RW04

496783

Ali

Jl. Melati 4

59

RT04/RW04

512345

Record
Gambar 9. Hubungan Kolom, Baris, Field, Record Dalam Basis Data
Dalam pengembangan selanjutnya, Basis Data dimanfaatkan juga untuk
mengelola data spasial atau data yang mempunyai acuan atau ber-georeferensi.
Georeferensi yang paling umum digunakan adalah sistem koordinat proyeksi

43

(X,Y), dan Basis Data yang disimpannya disebut Basis Data Spasial. Ilustrasi
tentang Basis Data spasial dan pengembangannya dapat dilihat pada Gambar 10.
Dulu

Basis Data Atribut

Pengembangan

Basis Data Spasial :


Atribut dan Lokasi (Geo-referensi)

Gambar 10. Ilustrasi Basis Data Spasial dan Pengembangannya


Basis Data adalah sumber data yang bersifat umum, artinya data yang
dimasukkan meskipun spesifik sesuai dengan karakteristik institusi masingmasing, tetapi institusi lain juga bisa memanfaatkannya. Operasi yang berkenaan
dengan pembuatan obyek (tabel Basis Data) merupakan operasi awal yang hanya
dilakukan sekali dan berlaku seterusnya. Operasi-operasi yang berkaitan dengan
isi tabel (data) merupakan operasi rutin yang akan berlangsung berulang-ulang
dan karena itu operasi-operasi inilah yang lebih tepat mewakili aktivitas
pengelolaan (management) dan pengolahan (processing) data dalam Basis Data.
Pengguna (user) bisa membayangkan Basis Data tanpa harus mengetahui isi Basis
Data secara rinci, yang penting user dapat mengakses dan menggunakan untuk
keperluannya. Data dalam Basis Data dapat dirubah, diganti, dan diperbaharui
tanpa perlu mengganggu komponen lain yang ada dalam sistem Basis Data.

44

B. DESAIN BASIS DATA


Bais Data bisa didesain dengan menggunakan beberapa model. Model
Basis Data sangat ditentukan oleh model hubungan antar entitas. Entitas adalah
sesuatu yang bisa berupa obyek, konsep, realita, atau pengertian yang spesifik
yang bisa dibedakan dengan sesuatu yang lain yang ada di sekelilingnya. Dalam
Basis Data, entitas ini akan dilengkapi dengan atribut yang memperlihatkan
karakteristik obyek tersebut.
Contoh :
-

Pemilik sertipikat (manusia) adalah satu entitas

Atribut dari pemilik sertipikat : (1) Nama, (2) Alamat, (3) No. Sertipikat,
dll

Pemilik sertipikat yang jumlahnya banyak dapat dibedakan berdasarkan :


(1), (2), (3)

Pemilik sertipikat dapat dibedakan dengan : Pemilik kendaraan (entitas


lain)
Pemilik perusahaan (entitas lain)
Pemilik yayasan(entitas lain),dsb.

Contoh hubungan entitas dan atribut-atributnya dapat dilihat pada Gambar 11


sebagai berikut.
ENTITAS / OBYEK

ATRIBUT

PEMILIK SERTIPIKAT

- Nama
- Alamat
- No Sertipikat

PEMILIK KENDARAAN

- Nama
- Alamat
- No Polisi

PEMILIK PERUSAHAAN

- Nama
- Alamat
- No Izin Usaha

45

Gambar 11. Contoh Hubungan Entitas dan Atribut


Dalam Basis Data Spasial, salah satu atribut yang dapat dijadikan acuan lokasi
adalah Alamat (dapat diperlihatkan dalam peta), yang artinya bahwa alamat/
lokasi (geo-referensi) pemilik sertipikat dapat diketahui dengan tepat. Agar dapat
dikenal komputer/Basis Data, data lokasi ini diberi KODE / IDENTIFIER (ID).
Hubungan antar atribut (non lokasi) diatur oleh KODE tersebut dalam tabel yang
contohnya dapat dilihat pada Gambar 12 berikut ini.
ENTITAS / OBYEK

ATRIBUT

PEMILIK SERTIPIKAT

Nama
Alamat
No Sertipikat

Peta Pendaftaran Tanah


8

ID di Peta
untuk Jl Mawar 8
misalnya 121

Jl Mawar

Gambar 12. Hubungan antara Atribut dan Alamat di Peta


Hubungan entitas/obyek dan atributnya (misalnya : Data Lokasi, Pemilik
Sertipikat, Atribut Pemilik Sertipikat), diatur dalam bentuk tabel.
Pada contoh berikut, Data Lokasi diwakili oleh kode komputer ( ID 121 ),
Pemilik Sertipikat diwakili oleh NAMA, dan Atribut Pemilik Sertipikat diwakili
oleh NAMA dan NOMOR SERTIPIKAT. Contoh tersebut dapat dilihat pada
Gambar 13 berikut ini.

46

Peta Pendaftaran Tanah


Lokasi : Jl Mawar No 8
121

ID 121 : Kode Komputer untuk Jl Mawar 8

Jl. Mawar

Tabel Pemilik Sertipikat (Obyek)


Field

No

ID

Nama

Alamat

No Sertipikat

(Isi Atribut

121

Heru

Jl Mawar 8

472393

Pemilik

136

Antok

Jl Mawar 36

484991

Sertipikat)

142

Ratna

Jl Mawar 42

493278

Gambar 13. Hubungan antara Kode Komputer (ID) dan Atribut Tabel
Model Basis Data sangat ditentukan oleh hubungan antar entitas (obyek)
untuk suatu bidang aplikasi. Entitas pada dasarnya tidak terbatas (apa saja boleh),
yang penting adalah bahwa entitas tersebut dapat memberi pengertian tentang
suatu obyek. Basis Data untuk suatu bidang aplikasi tertentu, mungkin saja
menggunakan entitas dari aplikasi lain. Atribut dari suatu obyek, mungkin saja
menjadi entitas (dengan atribut baru) untuk aplikasi lain. Menurut Lukman Aziz
(1999:53-59), Model Basis Data (sering disebut model konvensional basis data),
ada 3 macam :
- Model Hirarki (hirarchical)
- Model Jaringan (network)
- Model Relasional (relational)
Model Basis Data Hirarki
Model Hirarki adalah model Basis Data yang paling sederhana dimana
data (entitas) diatur menurut hirarki. Hubungan antar entitas diatur seperti

47

hubungan antara orang tua dengan anak atau hubungan antara pohon dengan
ranting. Pada hubungan hirarki, pada satu level tingkatan, tidak ada hubungan
antar entitas. Model ini biasanya digunakan untuk mengolah data sensus, dimana
data dikumpulkan di tingkat DESA, kemudian digabungkan (agregate) ke tingkat
KECAMATAN, KABUPATEN, PROPINSI, dan akhirnya NEGARA. Struktur
Model Basis Data Hirarki umumnya kurang fleksibel, sehingga tidak begitu
direkomendasikan untuk Sistem Informasi Pertanahan. Model Basis Data hirarki
dapat digambarkan dalam bentuk desain seperti tercantum pada Gambar 14
berikut ini.

NEGARA

PROPINSI

PROPINSI

PROPINSI

KABUPATEN

KABUPATEN

KABUPATEN

KABUPATEN

KABUPATEN

KABUPATEN

DESA

DESA

DESA

Tidak Ada Hubungan Antar Entitas


Pada Satu Level

48

Gambar 14. Desain Model Basis Data Hirarki


Adapun bentuk hubungan antar tabel pada model Basis Data hirarki dapat dilihat
pada Gambar 15 sebagai berikut.
Tabel Negara
Nama Negara

Ibukota

Jumlah Penduduk

Jumlah Bdang Tanah

Indonesia

Jakarta

.....

Nama Propinsi

Ibukota

Jumlah Penduduk

Jumlah Bidang Tanah

DI Yogyakarta

Yogyakarta

..

Nama Kabupaten

Ibukota

Jumlah Penduduk

Jumlah Bidang Tanah

Sleman

Sleman

..

Nama Kecamatan

Ibukota

Jumlah Penduduk

Jumlah Bidang Tanah

Gamping

Gamping

Ibukota

Jumlah Penduduk

Jumlah Bidang Tanah

Tabel Propinsi

- dst Tabel Kabupaten

- dst Tabel Kecamatan

- dst Tabel Desa


Nama Desa
Banyuraden

Banyuraden

...

- dst -

49

Gambar 15 . Bentuk Hubungan Antar Tabel Pada Model Basis Data Hirarki
Model Basis Data Jaringan
Model Basis Data jaringan merupakan model Basis Data yang cukup kompleks
karena memerlukan prosedur khusus untuk meng-akses data. Desain Basis Data
nya tidak mudah, tetapi untuk hubungan yang cukup kompleks, model ini
mungkin fleksibel. Ilustrasi tentang desain Basis Data jeringan dapat dilihat pada
Gambar 16 dan bentuk hubungan tabel nya dapat dilihat pada Gambar 17.

Kabupaten

SLEMAN

HM

Jenis Hak

BANTUL

HGB

HP

GUNUNGKIDUL

HGU

HPL

Gambar 16. Desain Model Basis Data Jaringan


Tabel Kabupaten
Nama Kabupaten

Ibukota

Sleman

Sleman

Jumlah Penduduk Jumlah Bidang Tanah


...

Bantul

Bantul

...

Gunungkidul

Wonosari

...

Tabel Jenis Hak


Jenis Hak Nama Pemegang Hak Tanggal Penerbitan Hak

Lokasi

HM

..

.. Sleman

HGB

..

.. Bantul

HP

..

.. Gunungkidul

HGU

..

.. Gunungkidul

50

HPL
- dst

.. ... Sleman

Gambar 17. Bentuk Hubungan Antar Tabel Pada Model Basis Data Jaringan
Model Basis Data Relasional
Model Basis Data Relasional adalah model Basis Data yang paling fleksibel
dibandingkan dengan Model Hirarki dan Model Jaringan. Model Basis Data ini
paling sering dan banyak digunakan untuk menyusun Sistem Informasi
Pertanahan. Hubungan Tabel diatur berdasarkan ID yang sifatnya unique
(tunggal). Jumlah Tabel yang dapat dibuat, jumlahnya mungkin tidak terbatas
tetapi harus diusahakan agar jumlah Tabel se-efisien mungkin. Ilustrasi dari
Model Relasional ini dapat dilihat pada Gambar 18 dan bentuk hubungan antar
tabel nya dapat dilihat pada Gambar 19 sebagai berikut.

Propinsi

Kabupaten

Kota

Bidang Tanah

Penggunaan Tanah

Fasilitas Umum

Pemilik Tanah

Profesi Pemilik Tanah

Jenis Bangunan

Harga Tanah

51

Gambar 18. Desain Model Basis Data Relasional


Tabel Propinsi
Nama Prop

Tabel Kabupaten
Ibukota Juml Bidang Tanah

DI Yogyakarta Yogya

- dst -

Yogya

Ibukota

Nama Prop

Sleman

Sleman DI Yogyakarta

- dst -

Tabel Kota
Nama Kota

Nama Kab

Tabel Fasilitas Umum


Juml Penduduk

Nama Prop
DI Yogyakarta

Jenis Fasilitas
Telepon

Jumlah
..

Kota
Yogya

-dst-

Tabel Bidang Tanah


No.Bdg Tanah Alamat
212

Tabel Pemilik Tanah


Kota

Jenis Fasilitas

Jl Nusa 1 Yogya

Telepon

Tabel Penggunaan Tanah


Penggunaan Tanah

Jl Nusa 1

212

Jl Nusa 1

Tomi

No Bdg Tanah

Perumahan

Tabel Jenis Bangunan


No Bdg Tanah Alamat

212

Kota

Jl Nusa1 Yogya

Tabel Profesi Pemilik Tanah

No Bdg Tanah Alamat


212

No.Bdg Tanah Pemilik Alamat

212

Profesi

Kota

PNS

Yogya

Tabel Harga Tanah


Jenis Bangunan
Permanen

No Bdg Tanah Alamat Harga Tanah/M2


212

Jl Nusa 1

8.000.000

Gambar 19. Bentuk Hubungan Tabel Pada Model Basis Data Relasional

52

Sistem Basis Data


Sistem adalah suatu tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah
komponen fungsional yang saling berhubungan dan secara bersama-sama
bertujuan untuk memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu. Basis Data hanyalah
sebuah obyek yang pasif/mati, karena Basis Data ada karena ada pembuatnya.
Basis Data tidak akan pernah berguna jika tidak ada pengelolanya, dimana yang
menjadi penggerak/pengelolanya adalah program (software). Gabungan antara
keduanya yaitu Basis Data dan pengelolanya, akan menghasilkan suatu Sistem.
Oleh karenanya secara umum sebuah Sistem Basis Data merupakan sistem yang
terdiri atas kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan (dalam sebuah Basis
Data di sebuah sistem komputer) dan sekumpulan program yang disebut sistem
manajemen Basis Data (SMBD) yang memungkinkan beberapa user atau program
lain untuk mengakses dan memanipulasi file-file (tabel-tabel) tersebut.
Secara lengkap, dalam sebuah Sistem Basis Data, terdapat komponen
komponen utama sebagai berikut :
1. Perangkat Keras (Hardware)
2. Sistem Operasi (Operating System)
3. Basis Data (Database)
4. Sistem Pengelola Basis Data (Aplikasi/Software SMBD)
5. Pemakai (User)
6. Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat Optional)
Perangkat Keras yang biasanya terdapat dalam sebuah Sistem Basis Data
adalah : komputer (baik sistem stand alone maupun sistem jaringan), memori
sekunder yang on-line (harddisk), memori sekunder yang off-line (removable
disk) untuk mem-backup data, dan media/perangkat komunikasi (apabila
menggunakan sistem jaringan).
Sistem

Operasi

(Operating

mengaktifkan/mem-fungsikan

sistem

System)

merupakan

komputer,

program

mengendalikan

yang
seluruh

53

sumberdaya (resource) dalam komputer, dan melakukan operasi-operasi dasar


dalam komputer (operasi I/O, pengelolaan file, dan lain-lain). Sejumlah sistem
operasi yang saat ini banyak digunakan adalah MS Windows yang pada akhirakhir ini yang beredar adalah Windows-XP, Windows-Vista untuk komputer stand
alone atau komputer client pada sistem jaringan, dan Windows-NT, UNIX untuk
komputer server dalam sistem jaringan.
Basis Data nya sendiri, ini adalah kumpulan dari data yang saling
berhubungan pada kajian tertentu. Misalnya Basis Data pertanahan, maka yang
akan dijadikan sebagai Basis Data adalah data-data pertanahan yang diperoleh di
lapangan. Umumnya Basis Data pertanahan terdiri dari Basis Data spasial yang
merupakan hasil pengolahan data spasial seperti peta, dan juga Basis Data tekstual
yang berupa kumpulan atribut peta yang diperoleh dari data tekstual seperti dari
daftar isian-daftar isian yang berkaitan dengan data spasialnya.
Program pengelola Basis Data hanya dapat aktif (running) jika Sistem
Operasi yang dikehendakinya (sesuai) telah aktif. Sebuah Sistem Basis Data bisa
memiliki beberapa Basis Data yang setiap Basis Data nya bisa berisi/memiliki
sejumlah obyek Basis Data (file, tabel, indeks, dll). Program pengelola Basis Data
ini sering disebut juga Sistem Manajemen Basis Data (SMBD). Pada dasarnya
SMBD ini adalah perangkat lunak (software) yang digunakan untuk mengelola
Basis Data terkait.
Pemakai (user) komputer, adalah salah satu komponen sistem Basis Data
yang sangat menentukan bahwa Basis Data tersebut akan dikelola seperti apa.
Apakah Basis Data akan dikelola secara sendiri-sendiri antara Basis Data spasial
dan Basis Data tekstual, ataukah selanjutnya akan digabung antara Basis Data
keduanya. Keputusan seperti ini sangatlah tergantung dari perancangan Basis
Datanya yang dilakukan oleh user. User harus menentukan lebih dulu model Basis
Data apa yang akan dibangun. Selanjutnya Basis Data tersebut didesain sesuai
dengan keperluan pembuatannya.
Dalam hal perangkat lunak tertentu tidak bisa diaplikasikan dengan model
Basis Data yang akan dibangun, maka user harus memutuskan untuk
menggunakan perangkat lunak lain yang lebih sesuai atau lebih cocok. Meskipun

54

keberadaan aplikasi perangkat lunak lain ini bersifat optional, tetapi untuk
kepentingan tertentu wajib diadakan pada saat perangkat lunak SMBD yang ada
tidak dapat digunakan untuk pembangunan Basis Data.

C. MANFAAT BASIS DATA


Keharusan membangun Basis Data dalam rangka penyusunan suatu sistem
informasi tertentu termasuk sistem informasi pertanahan

bukannya tidak

beralasan tetapi tentunya mempunyai alasan tertentu. Sistem Basis Data yang
diterapkan pada penyusunan sistem informasi ini pada dasarnya agar para user
atau mungkin juga programmer tidak perlu harus mengetahui data dari suatu
institusi. Hal ini disebabkan bahwa sebetulnya data cukup disimpan oleh institusi
yang mengeluarkan atau yang mengumpulkannya saja. Adapun yang boleh disharing-kan dengan institusi lain cukuplah Basis Datanya saja. Oleh karena itu
seringkali para user mengelola sendiri Basis Data dari data yang dimilikinya,
setelah menjadi Basis Data baru bisa ditukarkan dengan user lain. Oleh user lain
tersebut sesesuai dengan keperluannya masing-masing, selanjutnya Basis Data
hasil pertukaran tersebut dikelola sendiri untuk menjadi informasi yang akan
disusunnya. Melalui Basis Data ini, perubahan, editing, dan updating basisdata
dapat dilakukan tanpa harus mengganggu data asli yang dimiliki oleh suatu
institusi. User bisa merubah Basis Data yang ditukarkan itu menyangkut format
data nya, struktur file nya, bahkan melakukan eksport atau import data dari satu
perangkat keras atau perangkat lunak ke perangkat keras atau perangkat lunak
lainnya.
Menurut Eddy Prahasta (2001:182) apabila dibandingkan dengan sistem
prosesing file yang dilakukan dengan cara konvensional, maka penggunaan Basis
Data akan memperoleh keuntungan-keuntungan dalam hal antara lain : bisa
mereduksi duplikasi data, memperoleh kemudahan, kecepatan dan efisiensi (data
sharing dan availibility), akeses (pemanggilan data, bisa dilakukan penjagaan
integritas data, bisa menyebabkan data menjadi self-documented dan selfdescriptive, bisa mereduksi biaya pengembangan perangkat lunak, dan bisa

55

meningkatkan faktor keamanan data (data security). Beberapa manfaat inilah


yang menjadikan Basis Data digunakan pada setiap penyusunan sistem informasi.

D. PEMBANGUNAN BASIS DATA PERTANAHAN


Sebelum menyusun sistem informasi pertanahan, perlu dibangun Basis
Data pertanahannya terlebih dahulu. Basis Data pertanahan disusun berdasarkan
data pertanahan yang berasal dari lapangan. Pada dasarnya, tidak setiap orang
akan mengerti data apalagi data yang diperoleh dari lapangan. Yang mengerti data
adalah orang yang melakukan pengumpulan data di lapangan. Dengan
menggunakan sarana tertentu dalam pengumpulan data, data dari lapangan bisa
terkumpul. Data ini tidak mempunyai arti apapun sebelum diolah. Setelah diolah,
dihubung-hubungkan antara data satu dengan data lainnya, barulah data tersebut
mempunyai arti, atau paling tidak bisa dimengerti oleh orang lain yang tidak
melakukan pengumpulan data. Data yang seperti itu tidak bisa dikatakan sebagai
data lagi melainkan sudah merupakan Basis Data.
Basis Data pertanahan adalah hasil pengolahan data pertanahan yang
sudah dihubung-hubungkan antara data pertanahan satu dengan lainnya. Untuk
membangun Basis Data ini, tentunya disesuaikan dengan keperluan masingmasing. Seperti contohnya, data pertanahan yang dikumpulkan oleh instansi
Badan Pertanahan Nasional (BPN) akan berbeda dengan data pertanahan dari
Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB). Basis Data pertanahan
yang dibangun oleh BPN tentunya Basis Data pertanahan yang berhubungan
dengan urusan pemberian hak atas tanah (legal kadaster). Sementara itu data
pertanahan yang dibangun oleh KPPBB adalah Basis Data pertanahan yang
berkaitan dengan kepentingan perpajakan tanah dan bangunan ( fiscal kadaster).
Pada pembangunan masing-masing Basis Data pertanahan tersebut, pasti akan
selalu berkaitan dengan data pertanahannya masing-masing.
Banyak produk data pertanahan yang dikeluarkan oleh BPN. Apabila
berdiri sendiri-sendiri, produk itu akan tetap merupakan data pertanahan. Ketika

56

data pertanahan yang satu dihubungkan dengan data pertanahan yang lain, barulah
bisa dikatakan sebagai Basis Data pertanahannya BPN. Basis Data pertanahan
bisa berupa Basis Data spasial maupun Basis Data tekstual. Basis Data spasial
pertanahan di BPN berupa Basis Data bidang tanah yang bisa berasal dari
pengolahan data yang berupa antara lain Peta Foto Digital, Peta Dasar Digital,
Peta Pendaftaran Tanah Digital. Proses digitalisasi peta-peta ini dilakukan baik
melalui proses digitizing maupun proses cannning. Peta-peta digital tersebut
ditumpang susunkan (overlay) menjadi Digital Peta Pendaftaran. Selanjutnya peta
digital ini yang sudah dikomunikasikan/dihubungkan antara bidang tanah satu
dengan lainnya sudah bisa disimpan sebagai Basis Data pertanahan spasial.
Adapun Basis Data pertanahan tekstual bisa dibangun dengan mengolah data
tekstual yang ada di data pertanahan yang berupa Gambar Ukur (GU), Surat Ukur
(SU), Buku Tanah (BT) yang di cross check kan satu sama lain. Dengan
menggunakan perangkat lunak pengolah Basis Data tekstual seperti Ms. Access,
Fox Base, Dbase, Oracle, dsb. Selanjutnya data pertanahan ini diolah menjadi
Basis Data pertanahan tekstual. Selain bisa diolah menjadi Basis Data pertanahan
tekstual, GU, SU, BT juga bisa didigit data spasialnya untuk menjadi Basis Data
pertanahan spasial setelah dihubung-hubungkan antara bidang tanah yang satu
dengan bidang tanah yang lain. Gabungan antara Basis Data pertanahan spasial
dan Basis Data pertanahan tekstual BPN ini bisa disebut Basis Data pertanahan
nya BPN atau BPN Database. Pembangunan Basis Data pertanahan di BPN ini
pada akhirnya akan digunakan untuk penyusunan Sistem Informasi dan
Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS).
Sama halnya dengan Basis Data pertanahan BPN, Basis Data pertanahan
yang dibangun di instansi KPPBB juga terdiri dari Basis Data spasial dan Basis
Data tekstual yang berkaitan dengan perpajakan atas tanah dan bangunan. Basis
Data pertanahan spasial PBB yang berkaitan dengan pengelolaan pajak bumi
(tanah) nya bisa berasal dari hasil pengolahan data pertanahan yang berupa Peta
Blok dan Peta Zona Nilai Tanah (Peta ZNT). Adapun Basis Data pertanahan
tekstualnya diolah dari data pertanahan PBB yaitu data Nomor Objek Pajak
(NOP) yang berisi data objek pajak dan data subjek pajak yang berkaitan dengan

57

bumi (tanah). Sedangkan Basis Data tekstual pertanahan PBB yang menyangkut
bangunan diolah dari data Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB).
Pembangunan Basis Data pertanahan PBB pada akhirnya akan digunakan dalam
rangka penyusunan Sistem Informasi dan Manajemen Objek Pajak (SISMIOP).

LATIHAN
1.

Sebutkan dan Jelaskan beberapa definisi tentang Basis Data !

2.

Apakah prinsip dan tujuan utama pembangunan Basis Data ?

3.

Apakah setiap penyimpanan data dalam komputer selalu disebut Basis


Data ?

4.

Pada penyusunan SIP, Basis Data apa yang dikelola ?

5.

Tampilan yang populer dari Basis Data umumnya berupa apa ?

6.

Jelaskan yang dimaksud Model Basis Data Hirarki (hirarchical) !

7.

Jelaskan yang dimaksud Model Basis Data Jaringan (network) !

8.

Jelaskan yang dimaksud Model Basis Data Relasional (relational)

9.

Apa yang dimaksud dengan Sistem Basis Data ?

10.

Apa manfaat dari Basis Data itu, jelaskan !

RANGKUMAN

Prinsip utama Basis Data adalah pengaturan data/arsip, dan tujuan


utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali
data/arsip tersebut. Basis Data bukanlah hanya sekedar penyimpanan data secara
elektronik (dengan menggunakan komputer). Tidak semua penyimpanan data
secara elektronik bisa disebut Basis Data. Seperti penyimpanan data dalam
komputer dengan menggunakan program MS Word, MS Excel, dan lain-lain,
tetapi tidak bisa disebut Basis Data. Hal ini disebabkan karena di dalamnya tidak
ada pemilahan dan pengelompokkan data sesuai jenis/fungsi data sehingga akan
menyulitkan dalam pencarian data kembali. Dalam setiap penerapan sistem

58

informasi, maka Basis Data adalah merupakan salah satu komponen utama. Tidak
ada sistem informasi yang bisa dibuat/dijalankan tanpa adanya Basis Data,
termasuk pada saat mengelola Sistem Informasi Pertanahan (SIP). Di dalam SIP
Basis Data yang harus dikelola adalah Basis Data Spasial dan Basis Data Tekstual.
Basis Data pada awalnya digunakan untuk keperluan efisiensi administrasi
data. Tampilan yang populer dari Basis Data adalah Tabel, yang umumnya diberi
nama, dan terdiri dari baris dan kolom. Baris dan kolom berisi data yang disusun
secara beraturan dan sistematis. Data yang ada dalam baris disebut record,
sedangkan judul untuk suatu kolom disebut field. Nama-nama field disebut atribut
yang menunjukkan karakter dari tabel yang bersangkutan. Dalam pengembangan
selanjutnya, Basis Data dimanfaatkan juga untuk mengelola data spasial atau data
yang mempunyai acuan atau ber-georeferensi. Georeferensi yang paling umum
digunakan adalah sistem koordinat proyeksi (X,Y), dan Basis Data yang
disimpannya disebut Basis Data Spasial.
Model Basis Data sangat ditentukan oleh hubungan antar entitas (obyek)
untuk suatu bidang aplikasi. Entitas pada dasarnya tidak terbatas (apa saja boleh),
yang penting adalah bahwa entitas tersebut dapat memberi pengertian tentang
suatu obyek. Basis Data untuk suatu bidang aplikasi tertentu, mungkin saja
menggunakan entitas dari aplikasi lain. Atribut dari suatu obyek, mungkin saja
menjadi entitas (dengan atribut baru) untuk aplikasi lain. Model Basis Data yang
sudah sering diaplikasikan ada 3 macam, yaitu : Model Basis Data Hirarki
(hirarchical), Model Basis Data Jaringan (network), dan Model Basis Data
Relasional (relational).
Basis Data hanyalah sebuah obyek yang pasif/mati, karena Basis Data ada
karena ada pembuatnya. Basis Data tidak akan pernah berguna jika tidak ada
pengelolanya, dimana yang menjadi penggerak/pengelolanya adalah program
(software). Gabungan antara keduanya yaitu Basis Data dan pengelolanya, akan
menghasilkan suatu Sistem yang disebut Sistem Basis Data.
Keuntungan-keuntungan Basis Data antara lain : bisa mereduksi duplikasi
data, memperoleh kemudahan, kecepatan dan efisiensi (data sharing dan
availibility), akeses (pemanggilan data, bisa dilakukan penjagaan integritas data,

59

bisa menyebabkan data menjadi self-documented dan self-descriptive, bisa


mereduksi biaya pengembangan perangkat lunak, dan bisa meningkatkan faktor
keamanan data (data security). Beberapa manfaat inilah yang menjadikan Basis
Data digunakan pada setiap penyusunan sistem informasi.

TES FORMATIF III

Pilihlah B apabila jawaban benar, dan S apabila jawaban salah.


1. Data yang saling berhubungan yang diorganisir disebut Basis Data.

(B/S)

2. Basis Data merupakan angka atau fakta yang didapatkan di lapangan.

(B/S)

3. Basis Data merupakan komponen utama dalam penyusunan SIP.

(B/S)

4. Sistem Basis Data adalah kumpulan file yang saling berhubungan.

(B/S)

5. Pengelolaan Basis Data umumnya dilakukan oleh user.

(B/S)

6. Dalam penyusunan SIP cukup dibutuhkan Basis Data Spasial.

(B/S)

7. Model Basis Data Relasional adalah model yang paling sulit.

(B/S)

8. Basis Data tidak akan pernah berguna jika tidak ada pengelolanya.

(B/S)

9. Gabungan Basis Data dan pengelolanya disebut sistem informasi.

(B/S)

10. Manfaat Basis Data antara lain bisa mereduksi duplikasi.

(B/S)

Cocokkan jawaban saudara dengan kunci jawaban Tes Formatif yang


terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban saudara yang benar.
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
saudara terhadap materi kegiatan belajar ini.
Rumus :
Jumlah jawaban saudara yang benar
Tingkat Penguasaan = ---------------------------------------------- X 100 %
10
Arti tingkat penguasaan yang saudara peroleh adalah :
90 100 % = Baik Sekali;
80 90 %

= Baik;

60

70 80 %

= Cukup;

70 %

= Kurang

Bila saudara memperoleh tingkat penguasaan 80 % atau lebih, saudara dapat


meneruskan dengan kegiatan belajar (modul) selanjutnya. Sedangkan jika tingkat
penguasaan saudara masih berada di bawah 80 %, saudara diwajibkan mengulangi
kegiatan belajar (modul) ini, terutama bagian yang belum saudara kuasai secara
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Lukman. 1999. Sistem Informasi Geografis (SIG), Catatan Kuliah,
Departemen Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung, Penerbit ITB.
Fatansyah. 1999. Basis Data, Informatika, Bandung.
Prahasta, Eddy. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis,
Infromatika, Bandung.

61

Anda mungkin juga menyukai