Anda di halaman 1dari 25

BAB II

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

2.1

Pelaksanaan

2.1.1 Pelaksanaan UKL


Pelaksanaan UKL dan UPL dilakukan pada jenis kegiatan yang sedang
dilaksanakan. Dampak yang perlu dikelola dari kegiatan yang sedang
dilaksanakan tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Kualitas Udara Ambient
2. Parameter Kebisingan
3. Kualitas Udara Emisi
4. Kualitas Udara Indoor
5. Limbah Cair
6. Limbah B3
7. Limbah Non B3
8. Air Larian (run off)
9. Bangkitan Lalu lintas
10.Persepsi Masyarakat

Pengelolaan

yang

telah

dilakukan

oleh

PT.

Hexpharm

Laboratories ditampilkan pada Tabel 2.1

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

Jaya

Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Tabel 2.1 Pengelolaan Lingkungan Hidup PT. Hexpharm Jaya Laboratories


1

Jenis
Dampak

Sumber
Dampak

Besara
n
Dampa
k

Upaya
Pengelolaa
n

I. Kualitas Udara Ambien


a). Gas
Kegiatan
operasion
al
pabrik

b).
Kebauan

Kegiatan
operasion
al
pabrik
II. Kebisingan
Suara
Penggun
aan
mesin
produksi

Cara Kerja Sistem

6
7
Rencana Perbaikan
Cara
kerja
sistem

Waktu
pelaksan
aan

8
Lokasi
Peruntukan
Badan
Penerima

9
Tindakan
darurat
bila
sistem
tidak
bekerja

10
Unit
Pelaksana
yang
bertangg
ung jawab

Manajemen
K3

Mengisolasi ruang
produksi terutama yang
berpotensi menghasilkan
debu
Menggunakan
peralatan kerja yang
lengkap bagi setiap
karyawan yang
memasuki area produksi
Dilakukan pengarahan
mengenai keselamatan
dan kesehatan para
pekerja

Tidak
ada

Tidak ada

R.
Compoundin
g
R.
Penimbanga
n
R.
Pencetakan
R.
Laboratoriu
m

Menghentik
an
sementara
kegiatan
proses
produksi

Bagian
Personalia
dan Umum

Penghijauan

Penanaman pohon
pelindung di sekitar
lokasi kegiatan untuk
mereduksi kebauan

Tidak
ada

Tidak ada

Lingkungan
sekitar

Penghentian
kegiatan
sementara
waktu

Bagian
Personalia
dan Umum

Pemeliharaa
n alat dan
mesin

Secara teratur
dilakukan perawatan
terhadap mesin yang
berpotensial
menimbulkan kebisingan
Memberikan alat
peredam suara pada
knalpot genset dan
ruangan genset
Penggunaan earplug

Tidak
ada

Tidak ada

Ruang
genset
Up wind
Down wind

Penghentian
kegiatan
sementara
waktu

Bagian
Personalia
dan Umum

III. Kualitas Udara Emisi

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi


1

Jenis
Dampak

Sumber
Dampak

Gas

Operasio
nal boiler

3
Besara
n
Dampa
k
-

Upaya
Pengelolaa
n

Cara Kerja Sistem

6
7
Rencana Perbaikan
Cara
Waktu
kerja
pelaksan
sistem
aan
Tidak
Tidak ada
ada

8
Lokasi
Peruntukan
Badan
Penerima
R. Genset
R.
Penimbanga
n
R.
Pencetakan
R.
Laboratoriu
m

9
Tindakan
darurat
bila
sistem
tidak
Penghentian
kegiatan
sementara
waktu

10
Unit
Pelaksana
yang
bertangg
ung jawab
Bagian
Personalia
dan Umum

Penghijauan

Penanaman pohon
pelindung di sekitar
lokasi kegiatan untuk
mereduksi gas dan
buffer bagi debu terbang

Penghijauan

Penanaman pohon
pelindung di sekitar
lokasi kegiatan untuk
mereduksi gas dan
buffer bagi debu terbang

Tidak
ada

Tidak ada

Di dalam
ruangan
produksi

Menghentik
an
sementara
kegiatan
proses
produksi

Bagian
Personalia
dan Umum

250
m3/hari

Diolah di
IPAL

Mengolah pembuangan
limbah cair sesuai
perencanaan WWTP
dengan hasil kualitas
yang memenuhi syarat
untuk dibuang ke WWTP
Kawasan Industri LIPPO
Cikarang

Tidak
ada

Tidak ada

Outlet
Limbah cair
dari WWTP

Menampung
dan
menyimpan
sementara
buangan
limbah cair

Teknisi IPAL

Tablet
reject =
150
kg/bln
Olie
bekas
dari
genset

Disimpan di
TPS B3

Obat-obatan
kadaluarsa, sisa produksi
dilakukan pengumpulan
dan penghancuran
termasuk lumpur IPAL
untuk selanjutnya di
kirim ke perusahaan
yang bergerak di bidang

Tidak
ada

Tidak ada

PT.
Hexpharm
Jaya
Laboratories

Apabila
terjadi
kecelakaan
segera
dibawa ke
Poliklinik/Ru
mah sakit
terdekat

Bagian
Personalia
dan Umum

IV. Kualitas Udara Indoor


Gas
Proses
produksi

V. Limbah Cair
Limbah
Pencucia
cair
n
peralatan
produksi
dan
laboratori
um serta
domestik
karyawan
VI. Limbah B3
Produk
Proses
obat
produksi
kadaluar
sa, botol
dan
kemasan
serta
limbah

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi


1

Jenis
Dampak

Sumber
Dampak

cair
bekas oli

VII. Limbah Non B3


Bekas
Proses
drum
produksi
plastik
non B3,
stripping
plastik,
kardus
bekas
dan
domestik
karyawa
n

3
Besara
n
Dampa
k
dan
mesin =
45 L/bln

Strippin
g=
tablet
reject =
150
kg/bln
Karton,b
ox,alum
unium
= 95
kg/bln

VIII. Air Larian (run off)


Tertutup
Kegiatan
49,5781
nya
operasion m3/hari
lahan
al pabrik
oleh
banguna
n pabrik
dan
utilitasny
a
IX. Bangkitan Lalu lintas
Kemacet
Kegiatan
Mobil
an lalu
operasion pribadi

Upaya
Pengelolaa
n

Cara Kerja Sistem

6
7
Rencana Perbaikan
Cara
Waktu
kerja
pelaksan
sistem
aan

8
Lokasi
Peruntukan
Badan
Penerima

9
Tindakan
darurat
bila
sistem
tidak
yang
sebelumnya
dilakukan
pertolongan
pertama
pada
kecelakaan

10
Unit
Pelaksana
yang
bertangg
ung jawab

penanganan limbah B3
yang sudah memperoleh
izin dari dari Kementrian
Lingkungan Hidup
Penanganan limbah
cair bekas olie dan tata
ruang gudang
penyimpanan limbah B3
Ditampung
sementara

Menyediakan tempat
penimbunan sementara
Penyediaan tempat
sampah yang terpisah
antara sampah organik,
anorganik dan sampah
sejenis sampah rumah
tangga
Sampah kemasan
dapat dimanfaatkan
kembali dengan cara
dijual kepada konsumen
untuk di daur ulang

Tidak
ada

Tidak ada

Penghijauan

Penanaman pohon
pelindung di sekitar
lokasi kegiatan
Area yang masih
terbuka dibuat lubang
biopori dan sumur
resapan yang berfungsi
membantu meresapkan
air kedalam tanah

Tidak
ada

Tidak ada

Sumur
resapan dan
biopori di PT.
Hexpharm
Jaya
Laboratories

Bagian
Personalia
dan Umum

Pengaturan
lalu lintas

Menempatkan

Tidak
ada

Tidak ada

PT.
Hexpharm

Bagian
Personalia

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi


1

3
Besara
Jenis
Sumber
n
Dampak Dampak
Dampa
k
lintas
al pabrik
=6
buah
Bus
karyawa
n=2
buah
Sepeda
motor =
387
buah
X. Persepsi Masyarakat
Terbukan Kegiatan
ya
operasion
lapangan al pabrik
kerja
bagi
tenaga
kerja
lokal

Upaya
Pengelolaa
n

Cara Kerja Sistem

6
7
Rencana Perbaikan
Cara
Waktu
kerja
pelaksan
sistem
aan

8
Lokasi
Peruntukan
Badan
Penerima
Jaya
Laboratories

Tidak
ada

Desa
Sukaresmi,
Kabupaten
Bekasi

pengatur kendaraan di
depan jalan masuk dan
keluar lokasi kegiatan
Penggunan warning
light dan tanda pengatur
lalu lintas dibatas pintu
gerbang dengan posisi
tegak

Mempriorita
skan tenaga
kerja lokal

Meningkatkan jumlah
penerimaan karyawan
dari daerah sekitar
pabrik
Membantu dalam
program pemberdayaan
masyarakat sehingga
diharapkan tingkat
kesejahteraan
masyarakat meningkat

Tidak ada

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

9
Tindakan
darurat
bila
sistem
tidak

10
Unit
Pelaksana
yang
bertangg
ung Umum
jawab
dan

Bagian
Personalia
dan Umum

Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

Bab II. Pelaksanaan dan


Evaluasi
2.1.2 Pelaksanaan UPL
Uraian pelaksanaan pemantauan lingkungan yang dicapai meliputi jenis
dampak,

sumber

teknik/pemantauan,

dampak,

tolok

frekuensi

ukur,

lokasi

pemantauan,

pemantauan,
unit

cara

pelaksanaan

pemantauan dan pengawas.


Berikut di tampilkan dalam Tabel 2.2 Pemantauan Lingkungan Hidup PT.
Hexpharm.

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

Bab II. Pelaksanaan dan


Evaluasi

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Tabel 2.2 Pemantauan Lingkungan Hidup PT. Hexpharm Jaya Laboratories


1

Jenis
Dampak

Sumber
Dampak

Tolok Ukur
Dampak

4
Lokasi
Pemantauan

I. Kualitas Udara Ambien


a) . Gas
Proses
PP No.41 Tahun
produksi
1999

Up wind
Down wind

b).
Kebauan

Kep-50/MENLH

Up wind
Down wind

Kep48/MENLH/11/1
996

Proses
produksi

II. Kebisingan
Ruang
Operasional
produksi
mesin
Produksi

III. Kualitas Udara Emisi


Gas
Proses
Kepmen LH No.
produksi
7 tahun 2007

IV. Kualitas Udara Indoor


Gas
Proses
Peraturan
produksi
Menaker dan
Transmigrasi No
Per.

Cara/Teknik

Periode/Frek
uensi

Pemantauan

Pemantauan

Pengambilan
sampel & uji
laboratorium
Pengambilan
sampel & uji
laboratorium

6 bulan sekali

R. Genset
R.
Compounding
R.
Pencetakan

Pengukuran
dengan Sound
Level Meter
denagn satuan
dBA

R. Genset
R.
Penimbangan
R.
Pencetakan
R.
Laboratorium
R.
Penimbangan
R.

7
Unit
Pelaksanaa
n
Pemantaua
n
Bagian
Personalia
dan umum
Bagian
Personalia
dan umum

BPLH Kab. Bekasi

6 bulan sekali

Bagian
Personalia
dan umum

BPLH Kab. Bekasi

Pengukuran di
boiler

6 bulan sekali

Bagian
Personalia
dan Umum

BPLH Kab. Bekasi

Sampel gas
polutan di area
kerja di ambil
dengan

6 bulan sekali

Bagian
Personalia
dan Umum

BPLH Kab. Bekasi

6 bulan sekali

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

BPLH Kab. Bekasi

Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Jenis
Dampak

Sumber
Dampak

Tolok Ukur
Dampak
13/MEN/IX/2011

V. Limbah Cair
Limbah
Air limbah
cair
proses

produksi

Estate
Regulation
Kawasan
Industri Lippo
Cikarang

4
Lokasi

Cara/Teknik

Periode/Frek
uensi

Pemantauan

Pemantauan

Pemantauan
Compounding
R.
Pencetakan
R. Coating
R. Strippping
R.
Laboratorium
R. Genset

menggunakan
High Volume Air
Sampler dan
debu
menggunakan
dust collector
kemudian di
analisa di
laboratorium

IPAL (outlet)

Pengontrolan

operasional IPAL
dan
menganalisa
kualitas
air limbah di
laboratorium
secara
periodik (inlet,
outlet,
dan badan air
penerima)

Setiap 1 bulan
sekali

7
Unit
Pelaksanaa
n
Pemantaua
n

Bagian
Umum /

untuk inlet dan


outlet
sedangkan
untuk badan
air
penerima 3
bulan

Teknisi IPAL

sekali

VI. Limbah B3

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

10

BPLH Kab. Bekasi

Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Jenis
Dampak

Sumber
Dampak

Tolok Ukur
Dampak

Produk
obat
kadaluars
a, botol
dan
kemasan

Estate
Regulation
Kawasan
Industri Lippo
Cikarang
PP RI Tahun
1999

Proses
produksi

VII. Limbah Non B3


Drum
Proses
bekas
produksi
plastik
non B3,
stripping
plastik,
kardus
bekas dan
domestik
karyawan
VIII. Air Larian run off)
Tertutup
Kegiatan
laahn
operasional
oleh
pabrik
bangunan
pabrik
dan
utilitasny
a
IX. Bangkitan Lalu lintas

4
Lokasi
Pemantauan
TPS B3

Cara/Teknik

Periode/Frek
uensi

Pemantauan

Pemantauan

Penngamatan
secara visual di
tempat TPS B3

Selama proses
produksi
berlangsung
dengan
frekuensi 3
bulan sekali

7
Unit
Pelaksanaa
n
Pemantaua
n
Bagian
umum dan
Personalia

BPLH Kab. Bekasi

Estate
Regulation
Kawasan
Industri Lippo
Cikarang

TPS sampah
organik, anorganik

Pengamatan
secara visual
penanganan
limbah organik
dan an-organik

Selama proses
produksi
berlangsung
dengan
frekuensi 3
bulan sekali

Bagian
umum dan
Personalia

BPLH Kab. Bekasi

Adanya
peningkatan air
larian pada
badan air
penerima akibat
kegiatan
operasional
pabrik

Sumur
resapan dan
biopori PT.
Hexpharm
Jaya

Pengamatan
secara visual
terhadap air
larian dan
terjadinya
genangan air di
sekitar lokasi
kegiatan

Selama
kegiatan
operasional
berlangsung
dengan
frekuensi 6
bulan sekali

Bagian
umum dan
Personalia

BPLH Kab. Bekasi

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

11

Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Jenis
Dampak

Sumber
Dampak

Tolok Ukur
Dampak

Kemaceta
n

Kegiatan
operasional
pabrik

X. Persepsi Masyarakat
Terbukany Operasional
a
pabrik
lapangan
kerja

4
Lokasi

UU RI Tahun
2009

Pemantauan
Jalan keluar
masuk lokasi
kegiatan

UU RI No. 13
Tahun 2003

Desa
Sukaresmi

Cara/Teknik

Periode/Frek
uensi

Pemantauan

Pemantauan

Pengamatan
secara visual di
jalan keluar
masuk menuju
lokasi kegiatan

Selama
kegiatan
operasional
berlangsung
dengan
frekuensi 1
tahun sekali

Pengamatan
secara visual
data di PT.
Hexpharm Jaya

Selama
kegiatan
operasional
berlangsung
dengan
frekuensi 6
bulan sekali

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

7
Unit
Pelaksanaa
n
Pemantaua
n
Bagian
umum dan
Personalia

Bagian
umum dan
Personalia

12

BPLH Kab. Bekasi

BPLH Kab. Bekasi

Bab II. Pelaksanaan dan


Evaluasi
2.1.3 Hasil
A. Kualitas Udara Ambien
Hasil pengukuran kualitas udara ambien yang dilakukan dalam rangka
menjalankan rencana pemantauan dan pengelolaan lingkungan
kawasan

eksisting

dengan

baku

mutu

mengacu

pada

pada

Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian


Pencemaran Udara.
Lokasi sampling dilakukan pada 2 titik, yaitu sebelah timur (Up wind) dan
sebelah Barat (Down wind). Hasil pengujian disajikan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3
No
.

1.
2.
3.
4.
1.
2.

Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambient


Hasil Pengujian Titik Sampling
Tahun 2013
Tahun 2010
Down
Up
Depan Tenga
Wind
Wind
Lokasi
h
Lokasi

Satua
n

Baku
Mutu

g/Nm3

400

<10

<10

<4

7,98

g/Nm3

900

<17,1
5
<1.14
5
76,00

<17,15

105,54

157,35

Karbon Monoksida
g/Nm3 30.00
<1.145
761
(CO)
0
Oksidan (O3)
g/Nm3
235
<15,61
<0,1
FISIKA
Timbal (Pb)
g/Nm3
0,02
0,05
0,001
Amoniak (TSP)
g/Nm3
230
7,01
189
Sumber : Data Primer, 2013 dan Data Sekunder, 2010

655

Parameter

KIMIA
Nitrogen Dioksida
(NO2)
Sulfur Dioksida (SO2)

0,54
<0,01
77,32

Berdasarkan hasil analisa memperlihatkan bahwa kualitas udara ambient


di lingkungan pabrik, baik di sebelah barat maupun di sebelah timur
masih memenuhi baku mutu yang berlaku.
B. Kebisingan
Pengujian tingkat kebisingan pada lokasi proyek mengacu kepada Surat
Keputusan

Menteri

48/MENLH/11/1996,

Negara
tentang

Lingkungan

Baku

Tingkat

Hidup

Nomor

Kebisingan,

KEP-

Lampiran

(Peruntukan Kawasan/ Lingkungan/ Kegiatan Industri).


Tabel 2.4
No

Paramet

Satu

Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan


Baku

Hasil Pengujian Titik Sampling

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

13

Bab II. Pelaksanaan dan


Evaluasi
Tahun 2013
Tahun 2010
Down
Up
Depan
Tengah
Wind
Wind
Lokasi
Lokasi
1.
Kebisinga dBA
70
72,50
67,05 60,989,7^n
^
73,5^
91,2^
Sumber : Data Primer, 2013 dan Data Sekunder, 2010
^) diatas baku mutu
.

er

an

Mutu

Berdasarkan hasil analisa yang disajikan pada tabel diatas, kondisi


kebisingan di titik sampling down wind (sebelah Barat) berada diatas baku
mutu yang berlaku. Tingginya nilai kebisingan pada ruang produksi salah
satunya disebabkan oleh aktivitas mesin produksi.
C. Parameter Kebauan
Hasil pengukuran parameter kebauan yang dilakukan dalam rangka
menjalankan rencana pemantauan dan pengelolaan lingkungan

pada

kawasan eksisting dengan baku mutu mengacu pada Surat Keputusan


Menteri

Negara

Kependudukan

dan

Lingkungan

Hidup

No:

Kep-

50/MENKLH/II/1996 tentang Pedoman Baku Tingkat Kebauan.


Tabel 2.5
No
.
1.
2.

Hasil Pengukuran Tingkat Kebauan

Hasil Pengujian Titik Sampling


Tahun 2013
Tahun 2010
Parameter
Down
Up
Depan Tengah
Wind
Wind Lokasi
Lokasi
Hidrogen Sulfida ppm
0,02 <0,00 <0,00 <0,005
0,006
1
1
Sulfur Dioksida
ppm
2 <0,02
0,05
<0,1
<0,1
(SO2)
5
Sumber : Data Primer, 2013 dan Data Sekunder, 2010
Satu
an

Baku
Mutu

Berdasarkan hasil analisa yang disajikan pada tabel diatas, kondisi


kebauan masih jauh dibawah baku mutu yang ditetapkan.
D. Kualitas Udara Emisi
Hasil pengukuran kualitas udara emisi yang dilakukan dalam rangka
menjalankan rencana pemantauan dan pengelolaan lingkungan

pada

kawasan eksisting dengan baku mutu mengacu pada Kep Men LH No.7

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

14

Bab II. Pelaksanaan dan


Evaluasi
Tahun 2007 Lampiran V tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
Bagi Ketel Uap Berbahan Bakar Minyak.
Tabel 2.6 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Emisi
No
.

Parameter

Satuan

FISIKA
Opasitas
%
Partikel
mg/m3
KIMIA
1.
Nitrogen Oksida (NO2)
mg/m3
2.
Sulfur Dioksida (SO2)
mg/m3
Sumber : Data Primer, 2013
1.
2.

Baku
Mutu

Hasil
Pengujian

15
200

5
12,7

700
700

12
293

Berdasarkan hasil analisa yang disajikan pada tabel diatas, rata-rata


kondisi udara emisi masih berada dibawah baku mutu.

E. Kualitas Udara Indoor


Hasil pengukuran kualitas udara dalam area pabrik yang dilakukan dalam
rangka menjalankan rencana pemantauan dan pengelolaan lingkungan
pada kawasan eksisting dengan baku mutu mengacu pada Peraturan
Menaker dan Transmigrasi No Per. 13/MEN/IX/2011 tentang NAB Faktor
Fisika dan Kimia di Tempat Kerja.
Tabel 2.7 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Indoor

No
.

1.
2.

Parame
ter
KIMIA
Hidrogen
Sulfida
(H2S)
Amoniak
(NH3)

Satua
n

ppm
mg/Nm3

Bak
u
Mut
u

Hasil Pengujian Titik Sampling


Ruang
Rua
Ruang
Ruang
Pengem
ng
Tableti
Coumpound
as-an
Dryi
ng 9
ing 4
Sekund
ng 4
er

Ruang
Pengema
san
Dekat
Gudang

Ruan
g
Stripi
ng 4

Ruan
g
Stripi
ng 9

<0,00
1

<0,00
1

<0,001

<0,001

<0,0
01

<0,001

<0,001

17

0,11

0,03

0,05

0,03

<0,0
2

<0,02

<0,02

Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 2.8 Hasil Pengukuran Kebisingan Indoor


No
.

Parame
ter

Satua
n

Bak
u

Ruan

Ruan

Hasil Pengujian Titik Sampling


Ruang
Ruang
Rua
Ruang

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

Ruang

15

Bab II. Pelaksanaan dan


Evaluasi

Kebising
an

Mut
u
85

dBA

g
Stripi
ng 4

g
Stripi
ng 9

Tableti
ng 9

Coumpound
ing 4

ng
Dryi
ng 4

67,40

64,25

61,25

60,7

62,3

Pengem
as-an
Sekund
er
57,40

Pengema
san
Dekat
Gudang
61,1

Sumber : Data Primer, 2013

F. Kualitas Air Outlet IPAL (Limbah Cair Industri Farmasi)


Hasil pengukuran kualitas air outlet IPAL (limbah cair industri farmasi)
yang dilakukan dalam rangka menjalankan rencana pemantauan dan
pengelolaan lingkungan

pada kawasan eksisting dengan baku mutu

mengacu pada SK Gub KDH Tk I Jabar No. 6 Tahun 1999 Lampiran II


tentang Limbah Cair Industri Farmasi.
Tabel 2.9 Hasil Pengukuran Kualitas Air Outlet IPAL
No
.

Parameter

FISIKA
Padatan Tersuspensi
KIMIA
1.
Amonia (NH3-N)
2.
BOD5
3.
COD
4.
Derajat Keasaman
(pH)
5.
Fenol
6.
Nitrogen Total
Sumber : Data Primer, 2013
1.

Satuan

Baku
Mutu

Hasil
Pengujian

mg/L

100

mg/L
mg/L
mg/L
-

100
300
6,0-9,0

0,93
15
22,57
7,07

mg/L
mg/L

1
30

0,10
5,16

Secara lengkap, matriks limbah dan cemaran disajikan pada Tabel


2.7. Pada Tabel 2.8 disajikan upaya pengelolaan yang akan
dilakukan PT. Hexpharm Jaya Laboratories, dalam meminimalisir
dampak cemaran terhadap lingkungan. Tabel 2.9 menyajikan
upaya pemantauan yang akan dilakukan

PT. Hexpharm Jaya

Laboratories dalam pengelolaan lingkungannya.


G. Limbah B3

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

16

Bab II. Pelaksanaan dan


Evaluasi
Limbah B3 yang bersumber dari proses produksi dari produk obat
kadaluarsa, botol dan kemasan. Pengelolaan yang dilakukan cukup baik
yaitu dilakukan pengumpulan dan penghancuran termasuk lumpur IPAL
untuk selanjutnya dikirim ke perusahaan yang bergerak dibbidang
penanganan limbah B3 yang sudah memperoleh izin dari kementerian
lingkungan hidup untuk dikelola lebih lanjut karena termasuk limbah B3.

H. Limbah Non B3
Menurunnya estetika lingkungan dengan adanya bekas drum plastik non
B3, stripping plastik, bekas kardus dan domestik karyawan. PT. Hexpharm
Jaya Laboratories menyediakan tempat penimbunan sementara dan di
Kawasan Industri LIPPO Cikarang tidak diperkenankan membakar sampah
apapun serta penyediaan tempat sampah terpisah antara sampah organik
dan sampah an-organik. Hal ini relative efektif dalam mengelola timbulan
sampah di PT. Hexpharm Jaya.
I. Air Larian (run off)
Air larian yang disebabkan tertutupnya lahan oleh bangunan pabrik dan
utulitasnya. Penghijauan dilingkungan pabrik dengan tanaman dan
pembuatan lubang biopori dan sumur resapan dianggap mampu menahan
laju air larian untuk dapat mencegah genangan di sekitar lokasi pabrik.
J. Bangkitan Lalu Lintas
Kegiatan

operasional

pabrik

PT.

Hexpharm

Jaya

Laboratories

mengakibatkan kemacetan lalulintas akibat mobilisasi tenaga kerja.


Dengan diawasi oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi, BPLH Kab.
Bekasi dan Dinas Perhubungan, bangkitan lalu lintas di PT. Hexpharm Jaya
relative ramai lancar dan pengelolaan yang dilakukan cukup maksimal
yaitu dengan menempatkan penjaga/pengatur kendaraan di depan pintu
masuk dan keluar lokasi kegiatan serta penggunaan warning light dan
tanda pengatur lalu lintas.
Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

17

Bab II. Pelaksanaan dan


Evaluasi
K. Persepsi Masyarakat
Kegiatan operasional pabrik PT. Hexpharm Jaya membuat terbukanya
kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal. Dengan memprioritaskan
55,35% dari 473 orang terserap sebagai tenaga kerja kerja lokal. Selain
itu juga dengan meningkatkan jumlah penerimaan karyawan sesuai
dengan kualifikasi yang dibutuhkan, akan memberikan dampak positif dari
warga sekitar lokasi kegiatan.

2.2

Evaluasi

Tujuan

evaluasi

salah

satunya

adalah

untuk

memudahkan

identifikasi penaatan pemrakarsa terhadap peraturan lingkungan


hidup dan mengetahui kinerja pengelolaan lingkungan hidup oleh
pemrakarsa untuk program penilaian peringkat kerja.
2.2.1 Evaluasi Kecenderungan
Evaluasi

kecenderungan

adalah

evaluasi

untuk

melihat

kecenderungan (trend) perubahan kualitas lingkungan dalam suatu


rentang ruang dan waktu tertentu. Data perubahan dari waktu ke
waktu

dapat

menggambarkan

kecenderungan

proses

suatu

secara
kegiatan,

lebih

jelas

Karena

mengenai

proses

suatu

kegiatan tidak selalu dalam kondisi normal atau optimal.


Berikut beberapa parameter yang menunjukkan perubahan dari
waktu ke waktu :
A. Kualitas Udara dan Kebisingan
Lokasi pengambilan sampel pada pengukuran kualitas udara ambien
dilakukan di sebelah Timur (up wind) dan sebelah Barat (down wind)
sekitar pabrik. Hal ini sebagai perbandingan kualitas udara pada Tahun
2010 dan Tahun 2013.

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

18

Bab II. Pelaksanaan dan


Evaluasi
Parameter yang terukur adalah Nitrit (NO2), oksida belerang (SO2), CO,
Oksidan (O3), Timbal (Pb) dan debu (TSP). Masing masing parameter
yang telah diukur tersebut tidak melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan dalam PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang pengendalian
pencemaran udara, Kep. MenLH No. 50 Tahun 1996 tentang baku mutu
tingkat kebauan dan Kep. MenLH No. 48 Tahun 1996 tentang baku mutu
tingkat kebisingan.
Dari grafik terlihat adanya kenaikan yang cukup tinggi dari tahun 2010 ke
tahun 2013 untuk parameter CO, sedangkan untuk parameter lainnya
mengalami penurunan.
Hasil pengukuran menunjukkan di bagian down wind hasil pengukurannya
masih melampaui baku mutu yaitu 72,50 dBA. Pengukuran kebisingan
dilakukan menggunakan sound level meter yang sebelumnya telah
dikalibrasi terlebih dahulu. Kebisingan ini timbul disebabkan oleh proses
produksi dan letak pabrik yang dekat dengan jalan raya sebagai akses
kendaraan umum maupun jalur akses kendaraan pengangkut material
produksi.

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

19

Bab II. Pelaksanaan dan


Evaluasi

Kualitas Udara Ambien


1400
1200
1000
800

Nilai (ug/Nm3)

600

Down Wind th 2013

400

Up Wind th 2013

200

Depan lokasi th 2010

Tengah Lokasi th 2010

Hasil pemeriksaan kualitas udara, kebauan dan kebisingan dapat dilihat


dari gambar berikut ini:

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

20

Bab II. Pelaksanaan dan


Evaluasi

Parameter Kebisingan

dBA

100
90
80
70 72.5
70
60
50
40
30
Baku Mutu
20
10
0

91.2
70
67.05

73.5
70

70

Nilai Kebisingan

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

21

Bab II. Pelaksanaan dan


Evaluasi

Parameter Kebauan (H2S)


0.03
0.02

0.02 0.02 0.02 0.02

0.02
0.01
ppm

Baku Mutu

0.01
0

0.01
0

0.01

Hasil Lab

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

22

Bab II. Pelaksanaan dan


Evaluasi

Parameter Kebauan (SO2)

ppm

2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0

Baku Mutu
Hasil Lab
0.1
0.03 0.05

0.1

B. Kualitas Udara Indoor


Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

23

Bab II. Pelaksanaan dan


Evaluasi
Dengan baku mutu mengacu pada Peraturan Menaker dan Transmigrasi
No Per. 13/MEN/IX/2011 tentang NAB Faktor Fisika dan Kimia di Tempat
Kerja, PT. Hexphram Jaya Laboratories mengukur kualitas udara dalam
pabrik yaitu ruangan R. Stripping 4, R. Stripping 9, R. Tableting 9, R.
Compounding

4,

R.

Drying

4,

R.

Pengemasan

sekunder

dan

R.

Pengemasan dekat gudang. Hasil pengukuran yang didapatkan masih


dibawah baku mutu.
C. Kualitas Udara Emisi
Penurunan kualitas udara dengan beberapa parameter partikel, NO 2 dan
SO2

bersumber

dari

proses

produksi.

Semua

hasil

pengukuran

menunjukkan angka di bawah baku mutu, meskipun begitu dampak harus


tetap dikelola dengan baik karena kegiatan yang terus menerus dan
sebaran yang relatif luas dapat menyebabkan dampak terakumulasi.
D. Kualitas Air Outlet IPAL

Dengan mengacu pada baku mutu mengacu pada SK Gub KDH Tk I


Jabar No. 6 Tahun 1999 Lampiran II tentang Limbah Cair Industri Farmasi,
IPAL PT. Hexpharm Jaya Laboratories menunjukkan hasil pengukuran yang
baik. Parameter-parameter yang terukur memiliki hasil di bawah baku
mutu. Namun tetap harus dipantau dengan baik karena bersifat dapat
terakumulasi dalam kegiatan proses produksi.
2.2.2 Evaluasi Tingkat Kritis
Evaluasi tingkat kritis adalah evaluasi terhadap potensi risiko dimana
suatu kondisi akan melebihi baku mutu atau standar lainnya, baik untuk
periode waktu saat ini maupun waktu mendatang.
Berdasarkan hasil analisa hanya pada kebisingan di udara ambient yang
melebihi baku yang ditetapkan. Dampak kebisingan dapat menyebabkan
gangguan pendengaran di sekitar lokasi kegiatan sehingga karyawan dan
pengunjung yang memasuki kawasan menjadi terganggu. Tingginya nilai
Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

24

Bab II. Pelaksanaan dan


Evaluasi
kebisingan

disebabkan

oleh

aktivitas

mesin

produksi,

sehingga

dibutuhkan pengolaan terhadap karyawan dengan menggunakan ear plug


dan perawatan mesin secara berkala. Oleh karena itu, PT. Hexpharm Jaya
Laboratories mengambil langkah yang akan dilakukan yaitu dengan
penambahan penanaman dan pemeliharaan pohon di ruang terbuka,
terutama dari jenis berkulit keras dan berdaun lebar seperti mahoni
(Swietania mahogany), albasiah (Albizzia falcate), dll serta perbaikan
mesin produksi.
2.2.3 Evaluasi Penaatan
Evaluasi penaatan adalah evaluasi terhadap tingkat kepatuhan dari
pemrakarsa kegiatan untuk memenuhi berbagai ketentuan yang terdapat
dalam izin atau pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam dokumen UKL-UPL.
Pelaksanaan pengelolaan yang dilakukan saat ini oleh PT. Hexpharm Jaya
Laboratories sejauh ini telah dilakukan dengan efektif dan sesuai dengan
arahan Rencana Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam dokumen
UKL-UPL yang terbukti dengan hasil pengukuran beberapa parameter di
kawasan pabrik yang menunjukkan hasil yang baik apabila di bandingkan
dengan kegiatan sejenis di sekitar lokasi kegiatan.
Walaupun dinilai baik dalam pengelolaan kawasan pabrik, PT. Hexpharm
Jaya Laboratories tetap harus menjaga hal tersebut agar tidak menlebihi
baku mutu yang berlaku. Pemeriksaan monitoring akan dilakukan 6
(enam) bulan sekali sesuai dengan ketentuan dokumen Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan PT. Hexpharm Jaya Laboratories.

Laporan Monitoring UKL-UPL PT Hexpharm Jaya Laboratories

25

Anda mungkin juga menyukai