Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR

EMISI UDARA
(Air Emissions) Copr.

Nomor Dokumen: Revisi: Tanggal Efektif: Halaman


Pros/ESH-30 01 25 Mei 201 1 dari 3

Dibuat Diperiksa Disetujui No. Distribusi

Staff Manager MR

1. TUJUAN
Melindungi karyawan dari cemaran kabut, uap, debu, asap, sisa pembakaran,
penguapan solven, pengecatan, peralatan pendingin udara/AC, pengelasan,
penggilingan, penyimpanan, pengeluaran bahan-bahan kimia yang dihasilkan pabrik
dan dilepas ke udara yang berpotensi membahayakan kesehatan dan lingkungan.

2. RUANG LINGKUP DAN TANGGUNG JAWAB


2.1. Ruang Lingkup
Prosedur ini meliputi seluruh cerobong dan Dust Collector yang mengeluarkan pollutan
yang ada di lingkungan PT Asia Dwimitra Industri.
2.2. Tanggung Jawab
2.2.1. Manager Lokasi Kerja bertanggung jawab mengontrol dan memastikan prosedur yang
dibuat sudah diterapkan dan dipatuhi.
2.2.2. Environment Officer bertanggung jawab menyusun, melaksanakan, mengawasi dan
menginventory semua sumber emisi, serta mengadakan pengukuran terhadap semua
sumber emisi. memberikan pelatihan yang berhubungan dengan emisi udara.
2.2.3. Manager dan Supervisor bertanggung jawab memastikan karyawan mendapat
pelatihan dan mematuhi persyaratan program emisi udara.
2.2.4. General Support (GS) bertanggung jawab dalam pembuangan limbah debu.
2.2.5. Facility Support (FS) bertanggung jawab membuat, memasang dan memelihara semua
cerobong dan Dust Collector.
2.2.6. Karyawan harus mematuhi dan melaksanakan persyaratan proses terhadap prosedur
yang telah dibuat.

3. REFERENSI
3.1. Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3.2. Undang-udang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3.3. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
3.4. Keputusan Kepala BAPEDAL No. 205 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis
Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak.
3.5. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
PROSEDUR
EMISI UDARA
(Air Emissions) Copr.
Nomor Dokumen: Revisi: Tanggal Efektif: Halaman
Pros/ESH-30 01 25 Mei 2015 2 dari 3

3.6. Permen LH No. 07 tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak bagi
PLTD.
3.7. PP RI No. 41 Tahun 1999 Tentang pengendalian pencemaran Udara
3.8. Kepres RI No 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja
3.9. Code Leadership Standard (CLS) Nike
3.10. Buku Panduan Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L).
3.11. Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3.12. OHSAS 18001:2007 ,ISO 14001:2004, ISO 9001:2007

4. DEFINISI
4.1. Sumber emisi udara dapat mencakup kabut, uap, debu, asap dan sebagainya. Segala
sesuatu yang dihasilkan pabrik dan dilepaskan ke udara yang berpotensi
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
4.2. Peralatan Kendali Polusi adalah semua peralatan yang digunakan pabrik untuk
membantu mengurangi jumlah polutan yang dibuang ke lingkungan sekitar (yaitu
pembersih gas, penangas, air dsbg)
4.3. Emisi udara adalah bahan-bahan beracun yang dihasilkan dari produksi atau non
produksi seperti pengelasan, pengecatan, sisa-sisa pembakaran ke atmosfir harus
dikontrol, dikurangi bahkan dilenyapkan jika memungkinkan.
4.4. Polutan umumnya adalah semua zat yang dibuang kelingkungan sekitar dan memiliki
dampak buruk terhadap daya guna sumber alam.
4.5. Sumber adalah tempat asal mula emisi dihasilkan (sistem ventilasi diruang cat,
ventilasi pengering, sistem pembuangan ketel)
4.6. DPLH adalah kepanjangan dari Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup.

5. PROSEDUR
5.1. Semua sumber emisi tidak bergerak seperti cerobong proses, cerobong genset dan
cerobong Thermopack dibuatkan inventory dan mapping.
5.2. Semua sumber emisi bergerak seperti mobil suplay, forklip dan sepeda motor dibuat
matrik untuk mempermudah mengontrol dan pembuatan jadwal uji emisi secara
berkala.
5.3. Cerobong harus di inventarisasi, diberi nomor dan lubang sampling sesuai peraturan
yang berlaku mengacu pada D + 2D
5.4. Setiap cerobong diberi tangga untuk mempermudah pengambilan lubang sampling
5.5. Melakukan uji Emisi, Udara ambient dan kebisingan setiap 6 bulan sekali ke
laboratorium yang ditunjuk oleh Pemerintah.
5.6. Merekap hasil uji Emisi, Udara ambient dan kebisingan dan dilaporkan ke BLHD
Kabupaten Tangerang, BLHD Propinsi dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup
(KNLH)
PROSEDUR
EMISI UDARA
(Air Emissions) Copr.
Nomor Dokumen: Revisi: Tanggal Efektif: Halaman
Pros/ESH-30 01 25 Mei 2015 3 dari 3

5.7. Mengevaluasi penggantian material berbahaya dengan material yang ramah


lingkungan (mengganti jenis bahan bakar dengan yang ramah lingkungan).
5.8. Proses-proses yang menghasilkan debu seperti pengkilapan, penggerindaan harus
dilengkapi dengan system penampung partikel debu.
5.9. Melakukan inspeksi dan pemeliharaan rutin harus dilakukan dan didokumentasikan.
5.10. Mengadakan pelatihan mengenai bahan-bahan beracun yang dihasilkan dari sumber-
sumber emisi.

6. DOKUMENTASI
6.1. Hasil pengukuran lab,
6.2. Checklist,
6.3. Data Mapping atau denah cerobong.

Anda mungkin juga menyukai