NIM. 111411036
Kelas 3B
TAHAP I : PERSIAPAN
1.1. Komitmen dari Manajemen Perusahaan
PT Polychem Indonesia berkomitmen melakukan penghijauan di sekitar
area industri dengan melakukan cleaning da setiap hari jumat. Komplek pabrik
PT. POLYCHEM Indonesia Tbk, divisi kimia-Merak dioperasikan dengan
teknologi produksi yang mutakhir dan maju, pabrik juga dilengkapi dengan
fasilitas pengolahan limbah air (waste water treatment) dan eliminasi poutan yang
baik. Setiap langkah dalam proses produksi secara jelas termonitor untuk
menghindari akibat terhadap lingkungan maupun kualitas lingkungan kerja.
Departemen keselamatan kerja dan perlindungan terhadap kebakaran
bekerja dengan berpedoman pada UU no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja,
PT. Polychem Indonesia Tbk, membagi departemen keselamatan kerja dan
perlindungan terhadap kebakaran menjadi dua seksi yaitu seksi pencegahan dan
penanggulangan, dan seksi keselamatan kerja
1.2. Tahap Perencanaan dan Pengorganisasian
Pada tahap ini dilakukan penyiapan dan pengorganisasian tim audit beserta
sumber daya yang ada. Langkah-langkah yang dilakuka pada tahap ini meliputi
pembentukkan tim audit serta perencanaan strategi dan tujuan yang diharapkan.
1.3. Organisasi Satuan Tugas Program Audit
No
Jabatan
Nama
1.
Anggota 1
Cita Destriyani G
2.
Anggota 2
Hana Afifah Rahman
1.4. Ruang Lingkup dan Tujuan Program Audit
NIM
111411036
111411045
Utilitas
Area 100
Pengolahan dan Pengelolaan Limbah (WWT)
Elemen yang akan diaudit dari aspek Produksi Bersih antara lain :
- Bahan baku dan bahan penunjang proses
- Kondisi proses
- Pengolahan limbah dan pengelolaan lingkungan
Dengan menentukan batasan diharapkan ditemukan cara-cara untuk
mengatasi permasalahn yang terjadi.
Tujuan Program Audit : Mencari peluang produksi bersih di PT polychem
indonesia divisi kimia-merak pada unit proses Utilitas dan Pengelolaan Limbah.
No
1.
2.
3.
Aspek
Aspek Umum
Data / Informasi
Standar - standar lingkungan
Manuals, guidelines Produksi Bersih
-
operasinya
Penyimpanan bahan
Layout pabrik, mesin, peralatan
Jenis, volume, dan komposisi produk
Jenis, volume, dan komposisi bahan baku dan bahan
penunjang
Biaya bahan, produk, dan utilitas
Biaya pengolahan
Daftar limbah
Laporan tentang lingkungan
Hasil analisa limbah
4.
Aspek Ekonomis
5.
Lingkungan Hidup
2.1
Aspek Umum
2.2
Aspek Proses / teknis
2.2.1 Diagram Alir Proses
Proses pertama berada di unit proses pada plant I dan plant II dimana di dukung
dari beberapa unit penunjang, yaitu :
Unit utilitas yang menyediakan kebutuhan air demin, air pendingin, udara
instrument, kukus, umpan Ethylene, dan pengolahan libah yang dihasilkan
dari proses.
Bahan baku yang digunakan dalam pabrik ini adalah Ethylene dan Oxygen.
Ethylene di beli dari liquid dan di gunakan dalam fase gas dengan menggunkan
vaporizer, sedangkan oxygen di proleh dengan cara desilasi udara.
Pembuatan Ethylene glycol dilakukan dalam dua tahap reaksi yaitu pembuatan
ethylene oxide dari bahan ethylene murni dan oxygen dengan bantuan katalisator
perak (Ag2O) dalam rekator fixed bed multitube, kemudian dilanjut dengan
pembuatan ethylene glycol dan ethylene oxide di tambah air dengan perbandingan
1 : 10.
Reaksi pembuatan etilen oksida dilakukan dengan proses oksidasi katalitik
etilen. Dalam hal ini etilen direaksikan dengan oksigen dengan menggunakan
katalis perak, sedangkan gas inert yang digunakan adalah metana. Reaksi
berlangsung dalam sebuah reaktor fixed bed multitube yang beropersi pada
temperatur 132,2 oC dan tekanan 15,7 atm dengan pendingin saturated water.
Konversi perpass untuk reaksi pembentukan etilen oksida adalah 80,2 % dan
selektivitasnya 82,7 %. Produk reaktor kemudian dipisahkan dalam kolom
absorber. Hasil bawah kolom absorber diumpankan ke dalam kolom destilasi
untuk dimurnikan. Sedangkan hasil atas dimasukkan ke dalam seksi CO2 removal
untuk menghilangkan CO2 sebelum direcycle kembali ke dalam reaktor.
Etilen oksid dari tangki penyimpan diumpankan ke dalam tangki
pencampur untuk dicampur dengan air proses dari unit utilitas dan arus recycle
dari hasil atas evaporator dan menara distilasi 01 agar terbentuk larutan yang
homogen. Suhu keluar dari tangki pencampur sekitar 50C kemudian larutan
dipompa sehingga tekanan naik menjadi 17.5 atm dan diumpankankan ke dalam
Reaktor Fixedbed adiabatic.
Reaksi bersifat eksotermis sehingga suhu keluar akan naik menjadi 100C
tergantung konversi yang dicapai. Selanjutnya hasil reaksi diumpankan ke dalam
Evaporator untuk menguapkan sebagian besar etilen oksida dan air sehingga
sebelum masuk menara distilasi jumlah air sudah berkurang drastis. Kandungan
etilene glikol saat keluar dari reactor sekitar 15% setelah dipekatkan di evaporator
akan naik menjadi sekitar 55%.
Hasil cair evaporator kemudian diumpankan ke dalam menara distilasi 01
(MD-01) untuk memisahkan sisa etilen oksid dan air sebagai hasil atas dan etilen
glikol (EG), dietilen glikol (DEG), trietilen glikol (TEG) sebagai hasil bawah.
Hasil atas MD-01 dikembalikan ke dalam reactor sebagai recycle sedangkan hasil
bawah MD-01 diumpankan ke dalam menara distilasi 02 (MD-02).
Di dalam menara distilasi 02 diperoleh hasil atas menara berupa etilen
glikol 99% sebagai produk utama yang ditampung di tangki produk, sedangkan
hasil bawah yang sebagian besar berupa dietilen glikol dan trietilen glikol
ditampung di tangki penyimpan sebagai produk samping.
2.2.3 Penyimpanan Bahan
Untuk penyimpanan bahan yang dilakukan di PT Polychem PLANT
EO/EG, digunakan ruang khusus penyimpan bahan (gudang) zat berdasarkan sifat
fisika dan kimia zat tersebut. Ada beberapa contoh penyimpanan bahan yang
dilakukan di PT Polychem, diantaranya :
Bahan Baku
-
Bahan Penunjang
Air murni, bahan penunjang disuplai dari bagian utilitas yang mengurus
pasokan air didapat dari tiga tahap, yaitu pretreatment, reverse osmosis
Sebelah selatan
Sebelah barat
: PT. SBR
Sebelah timur
PLANT LAY-OUT
ASU II
JETTY
ETHOX PLANT
AREA
North
SPORTS FIELD
BOJONEGARA
Sebelah utara
EG STORAGE II
EO
TANK
PROCESS
AREA II
ETHYLENE TANKS
GENSET
HOUSE
TRUCK LOADING
WAREHOUSE II
FUEL
TANK
DRUM
FILLING
MAINTENANCE
BUILDING
ADM
BUILDING
Clinic
EG STORAGE I
WAREHOUSE I
Parking Area
Musholla
UTILITY
AREA
PROCESS
AREA I
ASU I
OPEN
WAREHOUSE
CANTEEN
SBR
FILE:GT-017
2.3
2.3.1
Security
MERAK
CONTROL
BUILDING
- Ethylene
Bahan baku utama dari EO/EG plant adalah gas ethylene 99,9 % volume
dengan 0,1 % merupakan impuritas. Gas ethylene tersebut merupakan reaktan
utama yang berasal dari Timur Tengah dan PT Chandra Asri. Di dalam EO/EG
Plant, gas ethylenedireaksikan dengan oksigen murni. Ethylene disimpan pada 2
tangki dengan kapasitas masing-masing 8000 MT pada suhu -104C. Kebutuhan
ethylene rata-rata yang dibutuhkan sebagai bahan baku sebesar 150 MT/hr. Data
karakteristik ethylene adalah sebagai berikut :
Rumus molekul
: CH2=CH2
Berat molekul
: 28,052 g/mol
Wujud
: Gas
Kenampakan
: Tak berwarna
Titik leleh
: -169 C
Titik didih
: -103,3 C
Suhu kritis
: 9,15 C
Tekanan kritis
: 50,4 bar
Volume kritis
: 131 cm3/mol
Kemurnian
: 99,9 %
Densitas
: 0,610 g/cm3
- Oksigen
Oksigen murni diperoleh dari udara bebas melalui serangkaian proses pada
air separation unit.Oksigen dan nitrogen yang terkandung dalam udara bebas
dapat terpisah berdasarkan perbedaan titik didih. Oksigen yang digunakan
merupakan oksigen murni, dengan kadar 99,99%. Oksigen ini akan dimasukkan
secara perlahan kedalam reaktor menggunakan alat oxygen mixed system. Data
karakteristik oksigensebagai berikut :
Rumus molekul
: O2
Berat molekul
: 15,9994 g/mol
Wujud
: Gas
Kenampakan
: Tak berwarna
Titik leleh
Titik didih
Kemurnian
: 99,99 %
Suhu kritis
: 118.6C
Tekanan kritis
: 49.8 atm
Densitas
: H2O
Berat molekul
: 18.0153 g/mol
Wujud
: liquid
Kenampakan
: Tak berwarna
Titik leleh
: 0 C (273.15 K) (32 F)
Titik didih
Suhu kritis
: 647 K
Tekanan kritis
: 22,064 Mpa
Densitas
b. Inhibitor EDC
2.3.2 Produk
Produk utama dari PT. Aneka Tambang Tbk UBPE Pongkor adalah berupa
dore bullion, yaitu campuran emas dan perak dengan kadar emas (Au) 7% hingga
15% dan perak (Ag) 80% hingga 92%, dan sisanya adalah impurities. Setiap
tahunnya PT. Aneka Tambang UBPE Pongkor menghasilkan emas sekitar 3
sampai 4 ton.
2.4
Aspek Ekonomis
2.4.1 Biaya Produk, Bahan dan Utillitas
yang sangat penting, yang digunakan untuk keperluan proses maupun hal-hal
lain. Kebutuhan air di PT Antam Tbk. UBPE Pongkor meliputi :
Air Bersih (fresh water)
Air bersih ini berasal dari rembesan air yang keluar dari tambang.
Kemudian
air
tersebut
ditampung
dalam
suatu
penampungan,
dimana
2.5.1
Daftar Limbah
CN
SS
Ph
2.5.2
Loaded carbon
surge bin
Last
CIL tank
Electrolyte filter
Heater
HCl 30%
Elution
column
Air kaya
Heat exchanger
Reclaim heat
exchanger
electrowinning
filter
Caustic cyanide
30000 ppm
Eluate tank
Loaded Carbon
HCl 33%
Stage I
Acid Wash
Stage II
Water Wash
Fresh Water
Water,
NaCN, NaOH
Stage III
Pre-Treatment
To Eluate Tank :
Recycle Solution
Stage IV
Recycle Elution
To Eluate Tank :
Water, Au, Ag
Fresh Water
Stage V
Water Elution
To Recycle Tank :
Water, Au, Ag
Bahan Penunjang
-
HCl teknis dengan konsentrasi 33%, untuk satu siklus proses acid wash
Fresh water hasil pengolahan IPAL Tambang PT Antam Tbk. UBPE Pongkor.
3.2.2.
Output
Pada unit Elution tahap Acid Wash terdapat dua jalur out put, yakni :
To Last CIL Tank
-
Air 95,48%
Au 0,65%
Ag 3,87%
To Water Wash
99,55%
Au 0,01%
Ag 0,08%
HCl 0,36%
3.3
HCl 3%
700 Kg
Air (97%) = 679 Kg
HCl (3%) = 21 Kg
3.4 Sintesis
ACID
WASH
To Water Wash
5988,87 Kg
Kandungan Lain (99,55%) = 5962,2 Kg
Au (0,01%) =0,81 Kg
Ag (0,08%) = 4,86 Kg
HCl (0,36%) = 21 Kg
Salah satu proses yang menjadi perhatian adalah proses elution. Proses
elution merupakan proses desorpsi atau pelepasan Au dan Ag dari loaded carbon
yang dilakukan di dalam elution column. PT Antam Tbk. UBPE Pongkor
menargetkan 95% recovery Au dan 85% recovery Ag.
Pada proses elution ini, terdapat permasalahan yaitu kondisi proses yang
kurang optimum yaitu pada tahap acid wash dan water wash. Acid wash
merupakan tahap pencucian loaded carbon di dalam elution column dengan
menggunakan larutan HCl. Tujuan dari pencucian ini adalah untuk menghilangkan
pengotor-pengotor seperti senyawa anorganik, contohnya senyawa karbonat yang
teradsorp dan menutupi pori-pori karbon sehingga mengganggu proses pelepasan
Au dan Ag. Namun pada kondisi di plant, Au dan Ag juga ikut terlepas pada tahap
acid wash ini.
efisiensi
pencemaran lingkungan
produksi
dan
sekaligus
mengurangi
timbulnya
Aspek
Proses Produksi
Jenis Perubahan
Penggantian jumlah bed volume pada tahap
water wash yang semula satu bed menjadi lima
Bahan
bed
Penggurangan
konsentrasi
HCl
yang
recovery atau terlepas dari loaded carbon. Metode perpotongan kurva defect
dengan kurva Ag yang terlepas digambarkan dalam gambar 1
Grafik 1 Pengaruh konsentrasi HCl (%) terhadap deffect dan terlepasnya Ag plant
1 pada tahap acid wash
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa perpotongan terjadi pada
konsentrasi HCl 1,7%. Dari hasil perhitungan persamaan garis, didapat bahwa
pada konsentrasi HCl 1,7% makan % recovery Ag rata-rata sebesar 73,16 % dan
Ag yang terlepas rata-rata sebesar 0,65 ppm.
Persen recovery tersebut dapat dikatakan kecil, dikarenakan % recovery
minimal yang menjadi standar PT Antam Tbk. UPBE Pongkor untuk Ag sebesar
85% (pada konsentrasi HCl 3 %). Jika dibandingkan, penurunan konsentrasi HCl
ini cukup besar yaitu turun sekitar 56,7% tetapi menghasilkan % recovery sebesar
73,16% (hanya selisih 11,84 % dari sebelumnya).
Untuk penentuan bed volume optimum pada tahap water wash, data yang
digunakan adalah data water wash pada saat tahap acid wash mendekati optimum,
yaitu saat konsentrasi HCl 2%.
Grafik 2 Pengaryh jumlah bed volume water wash terhadap pH rata rata air
bilasan dan selisih pH rata rata air bilasan
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa selisih pH dari bed volume 4 ke 5
adalah nilai kenaikan pH paling tinggi dibandingkan dengan selisih kenaikan pada
bed volume lain. Kenaikan pH rata-rata plant 1 dan plant 2 dari bed volume 4 ke 5
adalah sebesar 0,254 dengan nilai pH rata-rata sebesar 1,796. Dari parameter
tersebut, maka bed volume ke-5 merupakan bed volume optimum pada tahap
water wash.
TAHAP 4 : EVALUASI TEKNIS, KEUANGAN dan REKOMENDASI
4.1 Evaluasi Teknis
Tujuan evaluasi kelayakan teknis ini adalah supaya alternatif yang
dievaluasi akan dapat bekerja sesuai dengan aplikasi speifiknya. Alternatif
peluang produksi bersih yang telah dipilih secara teknis sangat mudah untuk
diterapkan.
Opsi pertama penggantian jumlah bed volume pada tahap water wash yang
semula satu bed menjadi lima bed. Alternatif ini terbukti ampuh dilihat dari selisih
kenaikan pH rata-rata solution keluaran tahap water wash sebesar 1,796. Opsi
kedua Penggurangan konsentrasi HCl yang digunakan pada tahap acid wash yang
semula 3% menjadi 1,7%, dengan % recovery Ag rata-rata sebesar 73,16 % dan
Ag yang terlepas rata-rata sebesar 0,65 ppm.
Kedua teknologi ini sangat mudah karena hanya tinggal menambah jumlah
bed dan mengurangi konsentrasi HCL, tetapi keuntungan yang didapat cukup
besar. Pada penerapannya tidak akan mengganggu proses lain, sistemnya aman
untuk pekerja, tidak perlu penambahan tenaga kerja, kapasitas utilitas masih
mencukupi dan sistem yang diusulkan tidak membuat masalah baru untuk
lingkungan hanya sedikit berpengaruh pada proses pengendapan.
4.2 Evaluasi Ekonomis
Evaluasi ekonomi terhadap pilihan pilihanmeliputi perbandingan biaya
operasi untuk menggambarkan dimana penghematan biaya akan dilakukan. Pada
opsi pertama peluang produksi bersih dengan mengurangi konsentrasi HCl yang
digunakan, tindakan mengurangi jumlah konsentrasi bahan ini dalam saluran
distribusi selama proses akan menurunkan biaya bahan baku. Untuk opsi kedua
penambahan jumla bed volume termasuk kedalam kategori medium cost
(dibutuhkan dana dalam jumlah sedang) karena harus menambah jumlah bed.
Mengenai konsentrasi HCl tahap acid wash dan jumlah bed volume fresh
water tahap water wash pada proses elution dapat benar benar diterapkan, maka
PT Antam Tbk. UBPE Pongkor dapat menghemat biaya sebesar Rp1.431.513,00
tiap kali proses elution atau sekitar 7,74% dari biaya awal Rp18.488.364,00.
(Detail perhitungan terdapat pada lampiran 2)
=0,084 ta hun
Rp 887.440.608 /tahun
Total investasi
PBP=
=
Keuntungan
Rp75.000 .000,
sama dengan satu bulan. Artinya modal yang dikeluarkan akan kembali selama 1
bulan.
4.3 Rekomendasi
Berdasarkan evluasi teknis dan ekonomis yang telah dilakukan, opsi yang
sangat direkomendasikan adalah pada pengurangan konsentrasi HCl. Opsi ini
termasuk kedalam kategori no cost (tidak dibutuhkan biaya) selayaknya good
housekeeping. Rekomendasi kedua barulah pada opsi penambahan jumlah bed.
Opsi ini termasuk kedalam kategori medium cost (dibutuhkan dana dalam jumlah
sedang), dikarenakan harus menambah peralatan bed volume.
Hal lain yang auditor rekomendasikan ialah dalam penentuan variabel
optimum dalam suatu proses di PT Antam Tbk UBPE Pongkor masih sangat perlu
untuk dilakukan karena masih adanya variabel proses yang dapat di efesienkan
penggunaannya. Perlu analisis lebih lanjut mengenai optimalisasi HCl dan jumlah
bed volume fresh water yang digunakan pada proses elution karena pada
maupun
eksternal
akan
sangat
menentkan
keberhasilan
tahap