Anda di halaman 1dari 15

TINJAUAN PUSTAKA

PITIRIASIS VERSIKOLOR
1. Definisi
Pitiriasis versikolor adalah suatu penyakit jamur kulit yang kronik dan asimtomatik
serta ditandai dengan bercak putih sampai coklat yang bersisik. Kelainan ini umumnya
menyerang badan dan kadang-kadang terlihat di ketiak, sela paha, tungkai atas, leher, muka
dan kulit kepala.

2. Epidemiologi
Pitiriasis versikolor distibusi seluruh dunia, tetapi pada daerah tropis dan daerah
subtropis. Didaerah tropis insiden dilaporkan sebanyak 40%, sedangkan pada daerah yang
lebih dingin angka insiden lebih rendah, sekitar 3% pasien mengunjungi dermatologis. Di
Inggris, insiden dilaporkan sekitar 0,5% sampai 1% diantara penyakit kulit. Pitiriasis
versikolor kebanyakan menyerang orang muda. Grup umur yang terkena 25-30 tahun pada
pria dan 20-25 pada wanita.

3. Patofisiologi
Pitiriasis Versikolor disebabkan oleh organisme dimorfik, lipofilik yaitu Malassezia
furfur, yang dibiakkan hanya pada media kaya asam lemak rantai C12-C14. Pityrosporon
orbiculare, pityrosporon ovale, dan Malassezia furfur merupakan sinonim dari M. Furfur. M.
Furfur merupakan flora normal kutaneus manusia., dan ditemukan pada 18% bayi dan 90100% dewasa.
Pada pasien dengan stadium klinis jamur tersebut dapat ditemukan dalam bentuk spora
dan dalam bentuk filamen (hifa). Faktor-faktor yang menyebabkan berkembang menjadi
parasit sebagai berikut:
1

1. Endogen: kulit berminyak, hiperhidrosis, genetika, imunodefisiensi, sindrom Cushing,


malnutrisi
2. Eksogen: kelembaban dan suhu tinggi, higiene, oklusi pakaian, penggunaan emolien yang
berminyak
Beberapa faktor menyumbang peranan penting dalam perkembangan dan manifestasi
klinik dari Pitiriasis versikolor. Lemak kulit memiliki pengaruh, pityrosporum merupakan
jamur yang lipofilik dan bergantung kepada lemak sehingga memiliki kaitan erat dengan
dengan trigliserida dan asam lemak yang diproduksi oleh kelenjar sebasea. Ketergantungan
terhadap lemak menjelaskan bahwa pitiriasis versikolor memiliki predileksi pada kulit secara
fisiologik kaya akan kelenjar sebasea, dan tidak muncul pada tangan dan tapak kaki. Pitiriasis
versikolor jarang pada anak-anak dan orang tua karena kulit mereka rendah akan konsentrasi
lemak, berbeda dengan orang muda. Sekresi keringat, pada daerah tropikal endemik pitiriasis
versikolor, suhu akan mengakibatkan peningkatan sekresi keringat yang mempengaruhi
komposis lapisan lemak kulit dan berhubungan dengan inisiasi pitiriasis versikolor. Faktor
hormonal, dilaporkan bahwa kasus pitiriasis versikolor meningkat pada iatrogenik Cushings
syndrome yang diakibatkan perubahan-perubahan stratum kulit, juga pada kehamilan dan
akne vulgaris.
Proses depigmentasi kulit pada pitiriasis versikolor bersifat subyektif yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor, ras, paparan matahari, inflamasi kulit dan efek langsung Pityrosporum
pada melanocytes. Studi histologi, menunjukkan kehadiran sejumlah melanocytes pada
daerah noda lesi degeneratif dari pitiriasis versikolor. Hal ini memberikan petunjuk terjadinya
penurunan produksi melanin, penghambatan transfer melanin pada keratinocytes, kedua hal
tersebut menimbulkan kekurangan melanin pada kulit. Pendapat lain bahwa lesi
hipopigmentasi terjadi karena mekanisme penyaringan sinar matahari oleh jamur, sehingga
lesi kulit menjadi lebih terang dibanding dengan kulit sekitar lesi yang lebih gelap. Namun
2

pendapat ini kurang tepat untuk menjelaskan hipopigmentasi pada pitiriasis versikolor karena
beberapa kasus hipopigmentasi pada pitiriasis versikolor tanpa terpapar oleh sinar matahari.

4. Manifestasi Klinis
Kelainan kulit Pitiriasis versikolor sangat superfisial dan ditemukan terutama di badan.
Kelainan ini terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni, bentuk tidak teratur sampai
teratur, batas jelas sampai difus. Bercak-bercak tersebut berfluoresensi bila dilihat dengan
lampu Wood. Bentuk papulo-vesikular dapat terlihat walaupun jarang. Kelainan biasanya
asimtomatik sehingga adakalanya penderita tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut .
Kadang-kadang penderita dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan alasan
berobat. Pseudoakromia, akibat tidak terkena sinar matahari atau kemungkinan pengaruh
tokis jamur terhadap pembentukan pigmen, sering dikeluhkan penderita. Penyakit ini sering
dilihat pada remaja, walaupun anak-anak dan orang dewasa tua tidak luput dari infeksi.
Menurut BURKE (1961) ada beberapa faktor yang mempengaruhi infeksi, yaitu faktor
herediter, penderita yang sakit kronik atau yang mendapat pengobatan steroid dan nutrisi.
Pitiriasis versikolor muncul dengan 3 bentuk:
1. Papulosquamous

Paling sering bermanifestasi dalam gambaran bersisik, batas jelas, banyak,


makulabulat sampai oval yang tersebar pada batang tubuh, dada, leher, ekstrimitas

dan kadang pada bagian bawah perut.


Makula cenderung untuk menyatu, membentuk area pigmentasi irreguler. Area yang

terinfeksi dapat menjadi gelap atau menjadi lebih terang dari kulit sekitar
Kondisi ini akan lebih terlihat pada musim panas dimana perbedaan warna akan lebih
menonjol

2. Inverse Pityriasis versicolor


3

Bentuk kebalikan dari Pitiriasis versikolor pada keadaan distribusi yang berbeda,
kelainan pada regio flexural, wajah atau area tertentu pada ekstrimitas. Bentuk ini

lebih sering terlihat pada pasien yang mengalami gangguan imunodefisiensi.


Bentuk ini dapat dibingungkan dengan kandidiasis, dermatitis seborrhoik, psoriasis,
erythrasma dan infeksi dermatophyte.

3. Folliculitis

Bentuk ketiga dari infeksi M. furfur pada kulit melibatkan folikel rambut. Kondisi ini

biasanya terjadi pada area punggung, dada dan ekstrimitas


Bentuk ini secara klinik sulit dibedakan dengan folikulitis bakterial. Infeksi akibat

Pityrosporum folliculitis berupa papula kemerahan atau pustula.


Faktor predisposis diantaranya diabetes, kelembapan tinggi, terapi steroid atau
antibiotika dan terapi immunosupresan. Beberapa laporan menunjukkan bahwa M.
furfur memiliki peran dalam dermatitis seborrhoik.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan mikologis kerokan kulit
Pengambilan bahan dapat dengan kerokan biasa atau dengan menggunakan cellotape
yang ditempel pada lesi. Setelah diambil, bahan diletakkan di atas gelas obyek lalu diteteskan
larutan KOH 20% atau campuran 9 bagian KOH 20% dengan 1 bagian tinta parker blueback
superchrome X akan lebih memperjelas pembacaan karena memberi tampilan warna biru
yang cerah pada elemen-elemen jamur.
- Hasil positif:
Hifa pendek, lurus, bengkok (seperti huruf i, v, j) dan gerombolan spora budding yeast yang
berbentuk bulat mirip seperti sphagetti with meatballs.
- Hasil negatif:
Bila tidak ada lagi hifa, maka berarti bukan pitiriasis versikolor walaupun ada spora.
4

b. Lampu Wood
Untuk membantu menegakkan diagnosis dan untuk menentukan luasnya lesi dapat
dilakukan pemeriksaan dengan penyinaran lampu Wood pada seluruh tubuh penderita dalam
kamar gelap. Hasilnya positif apabila terlihat fluoresensi berwarna kuning emas pada lesi
tersebut.

6. Diagnosis Banding
Penyakit ini harus dibedakan dengan dermatitis seboroika, eritrasma, sifilis, morbus
hansen, pitiriasis alba serta vitiligo.

7. Diagnosis
Diagnosis penyakit ini ditegakkan atas dasar:
1. Gambaran klinis yang khas
2. Pemeriksaan sediaan langsung kerokan kulit dengan KOH 20%
3. Pemeriksaan fluoresensi lesi kulit dengan lampu Wood

8. Penatalaksanaan
1. Pengobatan topikal

Selenium sulfide (2,5%) losion atau shampo; digunakan pada daerah selama 10

sampai 15 menit, diikuti dengan mandi, dipakai selama 1 minggu.


Propylene glycol 50% solution; dua kali sehari selama 2 minggu.
Shampo ketokonazole dikombinasikan dengan shampo selenium sulfide
5

Krim azole (ketokonazole, econazole, miconazole, clotrimazole); dipakai 4 kali atau 2


kali sehari selama 2 minggu.

2. Terapi Sistemik

Ketoconazole: 200 mg perhari selama 7 sampai 14 hari


Ketoconazole (400 mg) atau fluconazole (400 mg dosis sekali), diulang setelah 1

minggu.
Itraconazole: 200 mg dua kali sehari pada satu hari; 200 mg untuk 5 hari

Terapi profilaksis
Shampo ketokonazole sekali atau dua kali seminggu. Lotion atau shampo selenium
sulfide (2,5%). Sabun asam salisilat/sulfur. Pyrithion Zinc (sabun atau shampo).
Propylene glycol 50% solution sekali sebulan (Fizpatrick et al, 1997).
Penelitian dengan shampo 0,5% coal tar dapat menghambat pertumbuhan jamur,
shampo 2,5% selenium sulfide dan 1% dan 2% zinc pyrithione secara signifikan lebih
menghambat.
Penelitian ketoconazole menunjukkan respon yang baik terhadap pitiriasis versikolor

dengan sedikit efek samping. Diantara 90 pasien setelah pengobatan, 84 pasien (93%)
sembuh. 6 Pasien pengobatan lanjut 2 minggu ketokonazole dan sembuh. Keluhan gatal
berkurang cepat sebanyak 89% pasien dalam waktu 4 minggu. Sisik menghilang lebih
lamban dengan 71% pasien sembuh dalam 4 minggu. Penggunaan sabun sebaiknya
dikombinasikan dengan antijamur topikal lainnya atau sebagai terapi perawatan hal ini
berdasarkan penelitian.
Pakaian, kain sprei, handuk, harus dicuci dengan air panas. Kebanyakan pengobatan
akan menghilangkan bukti infeksi aktif (skuama) dalam waktu beberapa hari, tetapi untuk
menjamin pengobatan yang tuntas pengobatan ketat ini harus dilanjutkan beberapa minggu.
Perubahan pigmen lebih lambat hilangnya. Daerah hipopigmentasi belum akan tampak
6

normal sampai daerah itu menjadi coklat kembali. Hal ini dapat terjadi karena M. furfur dapat
menghasilkan suatu zat, yaitu asam azelat yang dapat menghambat pertumbuhan pigmen.
Sesudah terkena sinar matahari lebih lama daerah-daerah yang hipopigmentasi akan coklat
kembali. Meskipun terapi nampak sudah cukup, kambuh, atau kena infeksi lagi merupakan
hal biasa, namun selalu ada respons terhadap pengobatan kembali.

9. Prognosis
Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten.
Pengobatan harus diteruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu
Wood dan sediaan langsung negatif .

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. S

Umur

: 48 tahun

Status

: Menikah

Negeri asal

: Padang

Suku

: Minang

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Pekerjaan

: Pedagang pakaian kaki lima di pasar raya


7

Alamat

: Jln.Merpati RT X NO 14 Tabing, Padang

Seorang pasien Laki-laki, umur 48 tahun, datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP
dr. M. Djamil Padang dengan:
KELUHAN UTAMA :
Bercak-bercak putih yang tidak gatal di dada dan punggung kanan atas bertambah
banyak sejak sejak 1 bulan yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Bercak-bercak putih yang tidak gatal di dada dan punggung kanan atas bertambah

banyak sejak sejak 1 bulan yang lalu.


Awalnya bercak-bercak putih dirasakan di dada atas kanan sebesar

biji jagung

yang berjumlah sekitar 4 buah lalu sekitar 2 bulan yang lalu, bercak tersebut
bertambah banyak dan meluas disekitar dada kanan atas dan muncul bercak

bercak putih yang baru di punggung kanan atas


Bercak-bercak putih terasa gatal kalau pasien berkeringat
Bercak putih tersebut jika digaruk maka bercak semakin jelas
Pasien suka menggunakan pakaian berlapis-lapis dan tidak menyerap keringat

sejak 1 tahun
Pasien bekerja dari pagi sampai sore sebagai pedagang pakaian kaki lima, pasien

berdagang jarang menggunakan tenda, dan lebih sering terpapar sinar matahari.
Pasien suka berkeringat sejak menggunakan pakaian berlapis, setiap pakaian

pasien terasa lembab karena keringat sering tidak diganti.


Pasien suka makan makanan pedas yang mengakibatkan pasien sering berkeringat

saat makan
Pasien mengganti baju 2 kali dalam sehari
Pasien mandi 2 kali dalam sehari
Kelembaban tempat tinggal tinggi. Pasien tinggal di rumah kontrakan dengan satu
ruang tamu dan dua kamar tidur, kamar tidur pasien berukuran 3x2 m2, dengan
satu jendela dan dua ventilasi, kamar di huni oleh pasien dan istrinya, dan hanya

menggunakan kipas angin kecil.


Pasien tidak ada mengeluhkan mati rasa atau kurang berasa pada bercak-bercak

putih tersebut
Riwayat trauma tidak ada, bercak bercak merah yang berobah warna menjadi

putih tidak ada.


Riwayat mengkonsumsi obat-obatan yang lama tidak ada
Pasien belum pernah mengobati penyakitnya
8

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien tidak pernah menderita penyakit panu sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA/RIWAYAT ATOPI/RIWAYAT ALERGI
Kakak laki-laki pasien ada yang menderita penyakit panu
STATUS GENERALIS
Keadaan umum
Kesadaran
Status gizi

: Tidak tampak sakit


: Composmentis
: BB : 65 kg
TB : 165 cm
BMI : 23,88
Kesan : gizi baik
Pemeriksaan thorak
: dalam batas normal
Pemeriksaan abdomen : dalam batas normal
STATUS DERMATOLOGIS

Lokasi

: Dada kanan atas dan punggung kanan atas

Distribusi

: Terlokalisir

Bentuk

: Bulat - Tidak khas

Susunan

: Tidak khas

Batas

: Tegas-tidak tegas

Ukuran
Efloresensi

: Lentikuler sampai plakat


: lesi hipopigmentasi dengan skuama putih halus di atasnya
10

Status Venereologikus :
Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelainan Selaput :
Tidak terdapat kelainan
Kelainan Kuku :
Tidak terdapat kelainan
Kelainan Rambut :
Tidak terdapat kelainan
Kelainan Kelenjar Limfe :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
Urin : Tidak dilakukan pemeriksaan
Feses : Tidak dilakukan pemeriksaan
Mikologi

Woods Lamp fluoresensi berwarna kuning keemasan


Kerokan kulit pada bercak putih di dada atas sebelah kanan dan punggung atas
sebelah kanan dengan KOH 10% ditemukan
berkelompok (Spaghetti and meatballs)

PEMERIKSAAN ANJURAN
Tidak ada

11

hifa pendek dan spora

RESUME

Bercak-bercak putih yang tidak gatal di dada dan punggung kanan atas bertambah

banyak sejak sejak 1 bulan yang lalu.


Awalnya bercak-bercak putih dirasakan di dada atas kanan sebesar

biji jagung

yang berjumlah sekitar 4 buah lalu sekitar 2 bulan yang lalu, bercak tersebut
bertambah banyak dan meluas disekitar dada kanan atas dan muncul bercak

bercak putih yang baru di punggung kanan atas


Bercak putih tersebut jika digaruk maka bercak semakin jelas
Pasien suka menggunakan pakaian berlapis-lapis dan tidak menyerap keringat

sejak 1 tahun
Pasien bekerja dari pagi sampai sore sebagai pedagang pakaian kaki lima, pasien

berdagang jarang menggunakan tenda, dan lebih sering terpapar sinar matahari.
Pasien suka berkeringat sejak menggunakan pakaian berlapis, setiap pakaian

pasien terasa lembab karena keringat sering tidak diganti.


Pasien suka makan makanan pedas yang mengakibatkan pasien sering berkeringat

saat makan
Pasien mengganti baju 2 kali dalam sehari
Pasien mandi 2 kali dalam sehari
Kelembaban tempat tinggal tinggi. Pasien tinggal di rumah kontrakan dengan satu
ruang tamu dan dua kamar tidur, kamar tidur pasien berukuran 3x2 m2, dengan
satu jendela dan dua ventilasi, kamar di huni oleh pasien dan istrinya, dan hanya

menggunakan kipas angin kecil.


Status Dermatologikus
Lokasi

: Dada kanan atas dan punggung kanan atas

Distribusi

: Terlokalisir

Bentuk

: Bulat - Tidak khas

Susunan

: Tidak khas

Batas

: Tegas-tidak tegas

Ukuran

: Lentikuler sampai plakat

Efloresensi

: lesi hipopigmentasi dengan skuama putih halus di atasnya

DIAGNOSIS KERJA
12

Pitiriasis Versikolor
DIAGNOSIS BANDING
Pitiriasis Alba
PENATALAKSANAAN
Terapi Umum

Hindari suasana lembab dan keringat berlebihan : segera mengganti pakaian apabila
berkeringat

Berdagang menggunakan tenda

Usahakan badan tetap kering

Pakaian longgar dan menyerap keringat

Pengobatan teratur

Khusus

Sistemik
Ketokonazol tablet 200 mg. 1 kali sehari, selama 10 hari

Lokal
Shampo ketokonazol 2% dioleskan pada bagian yang terdapat bercak putih biarkan
10-15 menit, dicuci 2-3 X/minggu selama 2-4 minggu

Praktek Umum
SIP : 07/23/44/2008
13

Setiap hari Senin Jumat


Pukul 16.00 19.00
Jl.Dr.Hamka no.121 Padang telp.(0751)70897

Padang, 21 Oktober 2009

R/ ketokonazol tab 200 mg

NO. X

S 1 dd tab I

R/ Ketokonazol 2 % Shampo

NO. I

S ue (2-3 kali/minggu, 10-15 sebelum mandi)


Pro

: Tn. S

Umur : 48 tahun

PROGNOSIS
Quo Ad Sanationam

: Dubia ad bonam

Quo Ad Vitam

: Bonam

Quo Ad Kosmetikum

: Bonam

Quo Ad Functionam

: Bonam

14

15

Anda mungkin juga menyukai