klasifikasi suatu tubuh batuan terutama batuan sedimen serta korelasinya dengan tubuh
batuan yang lain.
MAKSUD : Pemerian secara obyektif dan lengkap dari komponen penyusun tubuh batuan,
baik secara vertikal maupun secara lateral. Penentuan jenis dan macam hubungan antar
komponen.
TUJUAN : Rekonstruksi proses, pengaruh kondisi organis dan anorganis, tempat, serta
perkembangannya dalam: -ruang : Paleogeografi -waktu : sejarah geologi.
Asas stratigrafi :
uniformitarianism
horizontality
relationship principle of faunal succession
superposisi
cross cutting
Stratigrafi analisis meliputi: penerapan prinsip stratigrafi untuk analisa cekungan, yaitu:
studi facies sequen stratigrafi sedimentary tectonic basin evalution
Sequence Stratigrafi dibedakan berdasar :
-content, sifat, dan ciri fisik:
lithostratigraphic lithodemic
biostratigraphic pedostratigraphic allostratigraphic
magnetostratigraphic
Penggunaan istilah lain Facies: Pengertian secara observasional yang tepat terhadap produk
batuan. Misal: Sandstone facies, limestone facies, marl facies. Pengertian lingkungan. Misal :
fluvial facies, shallow marine facies. Pengertian pembentukan batuan secara genetik. Misal :
turbidite facies, contourite facies. Tecnofacies. Misal : post orogenic facies, mollase facies.
Interpretasi lingkungan pengendapan harus menggunakan beberapa kenampakan : -struktur
sedimen. -analisa ukuran butir -fosil (body maupun trace fosil) -vertical sequence untuk
hubungan lateral -geometri, penyebaran, dan litologi
NON DEPOSITIONAL HIATUS: Suatu selang waktu dimana tidak ada pengendapan.
SETTLING VELOCITY : -Dalam energi arus tertentu hanya akan didapatkan satu macam
ukuran butir berdasarkan stream capacity. -Ukuran butir menunjukkan tingkat abrasi
mengarah pada media transportasi. -Ukuran butir mengarah pada energi pengendapan
ukuran butir besar maka energi pengendapannya besar. -Komposisi mineral mengarah pada
provenance mengarah pada tectonic sedimentasi.
Geometri facies sedimenter ditentukan oleh: -Predepositional topography geomorfologi dari
lingkungan pengendapan, misalnya fandelta, deep marine. -Post depositional history
sedimen yang diendapkan menjadi obyek dari beberapa proses (diagenesa, kontinuitas
deposisi, deformasi tektonik, erosi). -Suatu geometri tertentu dapat dihasilkan dari beberapa
lingkungan yang berbeda, misalnya channelfluvial, deltaic, tidal, submarine. Fanalluvial,
deltaic, deep marine. -Geometri ditentukan atas dasar facies mapping (surface: MS,
subsurface:seimic, well). -Geometri perlu diketahui untuk paleoslope, facies trend.
SIKLISITAS SEDIMENTASI : -Autocyclicfaktor penentunya adalah faktor intern, misalnya
channel migration, bar migration.contoh: pada meander -Allocyclicfaktor penentunya
adalah faktor ekstern, misalnya perubahan iklim, perubahan eustacy, tektonik.contoh: pada
delta
DIAGENESA BATUAN : -kompaksi, batuan yang mengalami kompaksi karena tekanan dan
suhu dari lapisan lapisan di atasnya -desilasikeluarnya air dari pori -sementasiadanya
aliran fluida dari tempat lain yang dapat menyebabkan adanya penyemenan di antara butir
-rekristalisasi
AMALGAMASI: -Penumpukan dari waktu ke waktu pada facies yang sama. -Penumpukan
sesuatu yang selalu lengkap kemungkinan besar adalah Allocyclic. -Autociclyc dapat terjadi
tanpa adanya perubahan sea level, yaitu pada perubahan gradien karena arus sungai yang
memotong.
SORTING IMAGES: -sangat baik <0,35 -baik 0,35-0,5 -buruk 0,5-1 -sangat buruk >2 Makin
pendek distribusi frekuensi suatu ukuran butir maka makin baik sortasinya.
Mineralogy maturity: -quarzt banyakmature -feldspar : caisic feldsanortit (Ca) Felsic felds
albit (Na) Pothas feldsK felds
Teknik Sedimentasi : -Quartz sandstonestabil -Arkosestabil ada fault -Graywacketidak
stabil -Sub graywacketidak stabil Batugampingstabil, terjadi jika tidak ada influk
sedimen yang kuat dari darat.
AGRADASIONAL : stacking pattern dimana parasequence yang progresif lebih muda sudah
diedapkan satu di atas yag lainnya tanpa adanya pergeseran lateral yang berarti apakah ke
arah daratan atau ke arah cekungan. Stacking pattern ini terjadi apabila kecepatan
accomodation kira-kira sama dengan kecepatan pengendapan.
BACKSTEPPING : adalah stacking pattern dimana setiap parasequence yang progresif lebih
muda sudah diendapkan lebih jauh ke arah daratan. Walaupun parasequence individu ini
prograde dan mendangkal ke arah atas, tetapi suatu backsteeping stacking pattern secara
menyeluruh lebih dalam ke arah atas. Backsteeping stacking pattern terjadi apabila
kecepatan
accomodasi
lebih
besar daripada
kecepatan
pengendapan.
Istilah
retrogradasional biasa digunakan sebagai pengganti backsteeping, namun retrogradasional
menunjukkan : mundurnya garis pantai akibat erosi. progradasional ke arah daratan.
Karena itu retrogradasional tidak sama dengan backsteeping.
SYSTEM TRACT : terdiri dari seluruh sistem-sistem yang sama umurnya yang terjadi
berdekatan satu sama lain, dan diendapkan selama suatu segmen sea level curve yang
tertentu. Didefinisikanberdasarkan : parasequence dan parasequence set stacking
patterns. stratal geometry dari bidang-bidang batasnya. posisinya di dalam suatu
sequence. Macam system tract : a. LOWSTAND SYSTEM TRACT (LST) : terdiri dari endapanendapan yang lebih tua pada type I depositional sequence. LST dibatasi pada base-nya oleh
type I sequence boundary dan pada top-nya oleh transgressive surface. Dalam suatu
cekungan yang dicirikan oleh suatu shelf break, lowstand syatem tract ini bisa terdiri dari
tiga unit, yaitu : basin-floor fan, slope fan, lowstand prograding wedge. Pada suatu daerah
yang miring dimana kemiringan lerengnya rendah, maka suatu lowstand prograding
yangrelatif tipis akan menyusun keseluruhan lowstand system tract. LST diendapkan selama
penurunan suatu permukn laut relatif pada awal suatu kenaikan permukaan laut relatif.
Basin -floor fan : konotasi sequence stratigrafi : adalah bagian awal dari LST yang dicirikan
oleh pengendapan submarine-fan yang kaya akan pasir di dasar cekungan atau dekat base
dari lereng bawah. Basin-floor fan diendapkan selama penurunan permukaan laut relatif
yang berkaitan dengan erosi dan valley incision (penorehan lembah) di laut dangkal dan
tidak mempunyai endapan yang kronostratigrafisnya sama di laut dangkal itu. Base dari
Basin-floor fan adalah type I sequence boundary, dan top-nya adalah suatu bidang dimana
lapisan atasnya downlap. Basin-floor fan dicirikan pada penampang seismik oleh suatu
bentuk mound yang downlap kedua arah, dan pada well log oleh blocky pattern-nya yang
terletak langsung di atas sequence boundary. Konotasi fisiografis : adalah suatu system
pengendapan submarine fan yang relatif kecil tetapi kaya akan pasir pada atau dekat suatu
dasar slope. Di suatu tepi kontinen yang tidak teratur, basin-floor fan biasanya terbatas
pada daerah sekitar intraslope basins atau pada mulut submarine canyons. Sedimen
yangkaya akan pasir ini dierosi dari endapan-endapan non marine, laut dangkal, atau tepi
laut dangkal selama fase awal suatu penurunan permukaan laut relatif.
Slope Fan Konotasi sequence : adalah suatu bagian dari LST yang dicirikan terutama oleh
pengendapan turbidit dan debries flow pada lereng/slope bawah dan dasar cekungan
selama suatu penurunan permukaan laut relatif. Slope fan menunjukkan downlap diatas
basin-floor fan atau sequence boundary, dan sebaliknya lowstand prograding wedgw
mwnunjukkan downlap ke atas slope fan. Slope fan dapat dikenali pada penampang seismik
dengan adanya ciri hummocky dan atau mounded yang dalam kasus idealnya menentukan
channel-levee complex dengan bentuk sayap burung. Cirinya pada well log biasanya
berbentuk cressentic (bulan sabit), walaupun satuan ini kelihatannya merupakan pasir-pasir
yang sangat bervariasi ketebalannya dalam suatu latar belakang mud yang bisa
menghasilkan ciri log yang lain. Konotasi fisiografis : Slope fan systm adalah lebih besar dan
lebih luas penyebaranya daripada basin-floor fan system, dan menunjukkan onlap diatas
lower slope ketika perkembangannya memotong basin floor . Fasies reservoir pada slope fan
system yang terutama adalah sandy turbidites apakah di dalam channel complexes atau
jauh pada splay di ujung channel. Lowstand Prograding Wedge atau Lowstand Prograding
Complex Konotasi Sequence : bagian terakhir dari lowstand system tract yang dicirikan oleh
progradasional sampai agradasional parasequence yang menbentuk pembajian sedimen ke
rah basin yaitu pada shlefbreak, dan incised valley fill pada shelf dan slope atas. Lowstand
prograding wedgw dan incised valley fill diendapkan selama suatu penurunan terakhir
permukaan laut sampai awal kenaikan permukaan laut relatif. Lowstand prograding wedgw
terletak diatas slope fan system, kadang-kadang dengan suatu condensed section sekunder
yang berkembang baik pada top dari slope fan, dan ditutupi oleh transgresive system tract.
Lowstand prograding wedgw mwningkat dari endapan-endapan fluvial, shoreline dan laut
dangkalpada bagian atasnya sampai serpih hemipelagis dan dalam kasus tertentu sampai
shingled turbidites didekat tepi bagian bawahnya. Lowstand prograding wedge dikenali pada
penampang seismik dengan adanya agradasional offlap ke arah laut dari shelfbreak dan
pada well log dengan adanya coarsening upward pattern yang menunjukkan pola
pendangkalan ke atas.
Incised valley fill : adalah endapan satu-satunya di dalam lowstand system tract yang
terbentuk ke arah daratan dari tepi shelf. Incised valley biasanya berassosiasi dengan Tipe I
sequence boundary. Incised valley utama dikenali pada penampang seismik dengan adanya
sequence di bawahnya yang menunjukkan erosional truncation dan adanya internal onlap,
dimana incised valley berskala kecil hanya bisa dikenali dengan adanya tempat-tempat
seumur yang sedikit menebal. Ciri-ciri log dari endapan valley fill adalah bervariasi, tetapi
bisa menunjukkan suatu coarsening tiba-tiba diatas bidang erosi.
Konotasi fisiografis : banyak dari suatu lowstand peograding wedge ini membentuk suatu
prisma kearah laut dari shelfbreak dari sequence di bawahnya.
b. TRANSGRESIVE SYSTEM TRACT : adalah middle systen tract pada suatu sequence
pengendapan yang ideal. TST ini dibatasi pada baselinenya oleh trasngresive surface dan
pada topnya oleh maximum flooding surface. TST terdiri dari back steeping parasequences.
Parasequences yang progresive lebih muda menjadi lebih tipis dan menunjukkan fasies air
yang lebih dalam. Endapan-endapan dari system tract ini menyelimuti shelf, mengisi setiap
topografi residual yang berassosiasi dengan incised valley. Biasanya TST menunjukkan oalap
diatas sequence boundary dalam suatu arah menuju daratan dari shelf break. TST
diendapkan selama suatu penaikan relatif permukaan laut. Hal itu dikenali pada well log
dengan pola finning upward
c. HIGHSTAND SYSTEM TRACT : terdiri dari strata yang lebih muda di dalam suatu
depositional sequence dan biuasanya tersebar luas pada daerah shelf. HST dibatasi pada
baseline-nya oleh maximum flooding surface dan pada topnya oleh suatu sequence
boundary. Ke arah daratan dari shelfbreak, HST ini meningkat agradasional parasequence
menjadi progradasional parasequence, dengan parasequences yang progresif lebih muda
yang menunjukkan fasies air yang lebih dangkal, sedagkan dalam basin, terutama terdiri
dari suatu condensed section. HST menunjukkan onlap ke sequence boundary dibawahnya
dengan arah ke daratan, dan menunjukkan downlap ke top dari TST dengan arah basin. HST
juga dicirikan oleh oleh toplap dan erosional truncation dibawah sequence boundary yang
menutupinya. HST diendapkan selama akhir suatu penaikan relatif muka laut sampai tahap
awal penurunan relatif muka laut. Pada penampang seismik, awal HST dicirikan terutama
oleh progradasional offlap, sedangkan akhir HST dicirikan oleh oblique offlap. Pada well log
dicirikan adanya coarsening-upward pattern.
d. SHELf MARGIN SYSTEM TRACT : terdiri dari endapan-endapan yang lebih tua pada suatu
tipe I depositional sequence. SMST meningkat dari progradasional parasequence menjadi
agradasional parasequence yang makin bertambah. Batas bawahnya adalah tipe II sequence
boundary yang relatif selaras dengan suatu unconformity yang terbentuk ke arah daratan
dimana SMST-nya membaji, dan batas atasnya adalah transgresive surface. Perlapisan SMST
menunjukkan onlap ke sequence boundary yang berarah ke basin. SMST diendapkan selama
akhir suatu penurunan relatif muka laut sampai suatu penaikan muka laut yang
kecepatannya bertambah secara progresif. Pada penampang seismik SMST dicirikan oleh
agradasional offlap.
CONDENSED SECTION : adalah fasies marine yang tipis, yang terdiri dari endapan-endapan
pelagis sampao hemipelagis, yang menunjukkan adanya sat kebutuhan akan sedimen
detritus di dalam cekungan pengendapan. Condensed section ini paling sering diendapkan di
middle-outer shlef, slope, dan basin floor di dalam transgresive system tract dan highstand
systen tract selama jangka waktu penaikan permukaan relatif dan transgresi garis pantai
maksimum. Biasanya, condebsed cestion ini dikenali dengan satu atau lebih ciri-ciri berikut :
Kumpulan mikrofosil plankton dan benton dalam jumlah melimpah dan bermacam-macam.
adanya zona burrowing tipis secara lateral tersebar kontinue. bahan-bahan organik marin
dan bentonis yang melimpah. adanya konsentrasi mineral autogenik seperti gloukonit,
fosfat dan siderit. adanya pengembangan karbonat yang keras pada dasar section.
Condensed section sekunder diendapkan diatas basin-floor fan dan slope fan.
CONFORMITY : adalah bidang kronostratigrafi yang memisahkan perlapisan yang lebih muda
dari perlapisan yang lebih tua dimana tidak ada tanda erosi (subareal atau submarine) atau
hiatus yang jelas.
CORRELATIVE CONFORMITY : adalah suatu keselarasan yang kronostratigrafinya lateral
ekuivalen dengan suatu unconformity.
UNCONFORMITY : adalah bidang kronostratigrafi yang memisahkan perlapisan yang lebih
muda dengan yang lebih tua sepanjang mana ada tanda erosi atau nondeposisi yang
menunjukkan suatu hioatus yang jelas. Unconformity bisa dikenali dengan adanya terminasi
(seperti onlap, toplap), yaitu suatu gap dalam urutan biostratigrafi, atau suatu fasies
disconformity. Periode erosi dan nondeposisi terjadi pada setiap penurunan permukaan laut
global, yang menghasilkan interregional unconformities.
HIATUS : adalah suatu break atau interupsi pada kontinuitas rekor geologi yang disbabkan
oleh nondeposisi, sediment bypassing, atau erosi. Bidang yang terbentuk selama suatu
waktu ini disebut sebagai bidag hiatus atau unconformitu.
atasnya. Prograding klinoform dari HST yg menutupinya menunjukkan down lap ke atas MFS,
yg terjadi dianatara condensed section.
Depositional Shoreline break = fisiografik break pd shelf ke arah daratan dimana dasar laut
berada pd atau dekat base level dgn sedikit atau tanpa pengendapan, dan ke arah laut
dimana sedimentasi terjadi.
Shelf break = fisiografi break pd shelf yg ditandai oleh suatu perubahan pd slope dri shelf
landai bersudut kecil ke arah daratan dari shelf break samnpai slope curam yg bersudut
lebih besar ke arah laut dari shelf break. Kedalamnya <50 m >500 m.
Bayline = titik yg memisahkan sedimentasi fluvial dgn sedimentasi paralis atau delta plain,
bisa terdapat pd shoreline atau ke arah darat dari shoreline.
->Sequence : suatu urutan perlapisan batuan yang relatif selaras dan mempunyai hubungan
secara genetis, dibatasi oleh ketidakselarasan atau keselarasannya yang sebanding.
->Batas sequence : suatu bidang yang membatasi suatu sikuen pengendapan, biasanya
berupa ketidakselarasan, yaitu suatu permukaan perlapisan batuan yang memisahkan
lapisan batuan muda dengan lapisan batuan yang lebih tua, dimana diji\umpai bukti erosi
dengan indikasi suatu hiatus yang berarti.
->System tracks : urutan satuan stratigrafi yang relatif selaras dan mempunyai umur yang
sama, yang menyusun suatu sikuen pengendapan, terdiri atas parasequence dan
parasequence set.
->Parasequence : urutan relatif selaras dari lapisan batuan yang saling berhubungan secara
genetis, dibatasi oleh marine flooding surface dan permukaan korelatifnya.
->Parasequence set : urutan relatif selaras dari parasequence yang berhubungan secara
genetis membentuk stacking pattern yang jelas, dibatasi oleh marine flooding surface dan
permukaan korelatifnya
->Marine flooding surface : suatu permukaan yang memisahkan lapisan yang muda dari
lapisan yang lebih tua, dan memperlihatkan bukti adanya penambahan kedalaman air
secara tiba2.
->Stacking pattern : ragam gambaran parasequence dan parasequence set yang progresive
lebih muda berlapis satu diatas yang lainnya.
->Hiatus : suatu break atau interupsi pada kontinuitas record geologi yang disebabkan oleh
non deposisi, sediment bypassing atau erosi. Bidang yang terbentuk selama kurun waktu ini
disebut sebagai bidang hiatus atau unconformity.
->Depositional shore break : posisi pada shelf dimana ke arah daratan permukaan
pengendapan berada pada/dekat denga base level, dan ke arah lautan permukaan
pengendapan berada dibawah base level.
Istilah sikuen menunjuk pada sikuen orde 3 yang menurut Vail (1992, dalam
Handford, 1997) mempunyai selang waktu 0,5 - 3,0 juta tahun. Sikuen tersebut diakibatkan
oleh glacio-eustatic change dan tektonik lokal ataupun regional. Mitchum dan van Wagoner
(1991) menyatakan bahwa sikuen mempunyai pola tumpukan sedimen (stacking pattern)
dan merupakan bukti dari adanya siklus high-frequency eustatic. Sikuen tersebut tersusun
atas komponen sikuen (depositional system track: lowstand system track/LST, transgressive
system track/TST dan high system track/HST) sebagai respons akibat perubahan muka air
laut relatif (Posamentier dan Vail, 1988; van Wagoner dkk., 1988). Interpretasi stratigrafi
sikuen dan komponen sikuennya serta horison seperti batas sikuen (SB), bidang transgresi
(TS), bidang maximum flooding surface (MFS), dan condensed section (C) memerlukan
pemahaman akan hubungan stratigrafi, umur, batimetri, dan fasies. Dengan demikian,
terlihat ada beberapa aspek yang melibatkan biostratigrafi dalam mengevaluasi stratigrafi
sikuen.
(daerah lintang rendah). Penelitian dilakukan pada beberapa unit sikuen dan komponennya
yang diendapkan pada daerah transisi/darat sampai laut dalam (batial atas) dengan umur
Miosen Tengah sanmpai Pliosen Akhir.
Hasil penelititan menunjukan bahwa peran utama biostratigrafi foraminifera adalah
dalam penentuan umur endapan laut serta interpretasi lingkungan pengendapannya. Peran
biostratigrafi foraminifera sebagai alat dalam interpretasi sikuen terlihat dipengaruhi oleh
lingkungan dimana endapan sedimen diketemukan. Pada endapan laut dangkal meskipun
resolusi umur kurang baik tetapi batas sikuen, komponen sikuen dan beberapa horison
dalam sikuen akan lebih dapat dikenali.
Sedangkan pada laut dalam meskipun resolusi umur akan lebih baik, tetapi unsur
yang lain kurang terlihat dengan baik kecuali bidang condensed section yang berasosiasi
dengan maximum flooding surface. Beberapa paramenter yang selama ini disebut sebagai
ciri untuk mengenali horison seperti condensed section (nmisal: maksimum keragaman dan
kelimpahan, zona oksigen minimal) tidak sepenuhnya bisa clijadikan patokan, hanya pada
kondisi tertentu.
Konsep Sikuenstratigrafi telah banyak diterapkan dan terbukti mampu memecahkan
sejumlah masalah eksplorasi / produksi pada industri minyak dan gas bumi. Analisis
stratigrafi dengan pendekatan Litostratigrafi prinsipnya berdasarkan pemerian lapisan yang
diamati. Penafsiran didasarkan atas kriteria yang teramati, yang sekaligus menjadi
pembatas dari penafsiran tersebut. Kriteria tersebut bisa bersifat litologi (Litostratigrafi),
fosil (Biostratigrafi) atau kombinasi keduanya sehingga muncul satuan Kronostratigrafi dan
Geokronologi.
Analisis Sikuenstratigrafi mulanya juga bersifat deskriptif seperti pada Litostratigrafi
namunkemudian telah berkembang menjadi ilmu yang sangat deterministik bahkan bersifat
prediktif.
Permasalahan Sikuenstratigrafi dalam SSI 1996
Secara eksplisit sikuenstratigrafi sudah tercantum dalam SSI 1996, namun dalam praktek
belum banyak digunakan, terutama pada penelitian geologi permukaan. Konsep stratigrafi
tradisionil masih lebih banyak digunakan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------SEKUEN STRATIGRAFI
Sikuen stratigrafi adalah studi stratigrafi yang berhubungan dengan kerangka waktu
pengendapan dalam kaitannya perubahan siklus muka laut (global/regional).
saat relatif muka air laut mulai turun. sikuen 1 dibatasi oleh batas sikuen tipe 1di bagian
bawah dan di bagian atas oleh batas sikuen 1 atau batas sikuen 2. Sikuen tipe 2 tersusun
oleh sedimen yang diendapkan selama siklus muka laut relatif naik perlahan-lahan atau
tetap. Sikuen tipe 2 dibatasi oleh batas sikuen tipe 1 di bawah dan di bagian atas oleh batas
sikuen 1 atau batas sikuen 2.
Batas sikuen 1 ditandai oleh perolehan fluvial dan peremajaan aliran, shelf sedimentary
bypass, pergeseran fasies dan coastal onlap kearah cekungan. Batas cekungan tersebut
terbentuk ketika kecepatan eustasi lebih besar dari kecepatan subsiden pada depositional
shoreline break, sehingga menghasilkan muka laut relatif turun.
Batas sikuen 2 ditandai oleh pergeseran coastal onlap ke arah cekungan dan erosi
subaerialyang meluas, tatapi tanpa peremajaan aliran dan pergeseran fasies kearah
cekungan. Batas sekuen ini terbentuk ketika kecepatan eustasi lebih kecil dari kecepatan
subsiden padadepositional shoreline break, tetapi tanpa perubahan muka laut relatif turun
pada posisi tersebut.
Siklus transgresi regresi yang terbentuk di antara dua periode muka laut turun akan
menghasilkan satu sikuen pengendapan. Sikuen pengendapan tersebut dibatasi oleh
ketidakselarasan dan keselarasan yang sebanding. Pembentukan sikuen pengendapan
sering diselingi oleh pembentukan maximum flooding surface (MFS). Batas sikuen dan MSF
merupakan permukaan kunci yang dapat dikenali dalam well logs, coring, singkapan dan
penampang seismik.
Maximum flooding surface teridentifikasi oleh adanya maximum landward onlap dari
lapiasan marine pada batas basin dan mencerminkan kenaikan maksimum secara relatif
dari sea level(Armentout, 1991).