Anda di halaman 1dari 7

Analisis E-Jurnal Agribisnis:

Persepsi Konsumen terhadap Beras Organik dan Anorganik di


Toko Satvika Boga Sanur Denpasar
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Statistika Terapan)

Disusun oleh:

Gilangsari Rosalina Putri

150610140104

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016

A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama Jurnal
: E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata (JAA)
The Journal of Agribusiness and Agritourism
: Ida Ayu Ratih Pravita Dewi1, Wayan Sudarta2,
I Nyoman Gede Ustriyana3
Penerbit
: Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Udayana (Jl. PB Sudirman Denpasar 80232 Bali)
Status
: Tidak Terakreditasi
Tahun Terbit
: April 2013
No. ISSN
: 2301-6523
Vol dan No Terbit : Vol. 2, No. 2, April 2013
Alamat Website : http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA/article/view/5389/4124

2. Penulis
3.
4.
5.
6.
7.
8.

B. KARAKTERISTIK METODE PENELITIAN JURNAL


1. Jenis Responden
Populasi adalah konsumen akhir yang membeli beras organik dan anorganik di
Toko Satvika Boga Sanur Denpasar.
(Jumlah populasi tidak diketahui populasi tak terhingga)
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel diambil dengan menggunakan metode sampel tidak acak (non
probability sampling), yaitu Accidental Sampling.
Penelitian menggunakan sampel tidak acak karena jumlah populasi tak
terhingga, sedangkan Accidental Sampling digunakan karena sampel merupakan
konsumen yang kebetulan dijumpai membeli dan mengonsumsi beras organik
dan anorganik di lokasi penelitian selama waktu penelitian.
3. Jumlah Sampel
Sampel penelitian yang diambil berjumlah 30 orang. Menurut Antara (2010)
dalam Dewi, dkk. (2013), 30 orang responden dianggap sudah efektif untuk
melakukan uji statistik dan sudah mendekati distribusi normal.
4. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Toko Satvika Boga Sanur (Jl. Hangtuah No. 9
Sanur, Denpasar). Penentuan lokasi ditentukan dengan metode Purposive
Sampling dengan pertimbangan Toko Satvika Boga merupakan toko yang
menyediakan beras organik dan anorganik, dan rutin mengadakan acara
perkumpulan konsumen (Sanur Community Market) setiap satu bulan sekali. Saat
perkumpulan ini, konsumen dapat membeli beras langsung dari petani.
5. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 September 21 Oktober 2012.
6. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan
kuesioner dan dokumentasi.
7. Variabel Penelitian
2

Parameter yang dianalisis dan menjadi variabel penelitian adalah (1) rasa, (2)
warna, (3) aroma, (4) komposisi gizi yang terkandung, (5) khasiat, (6) bernas dan
bersih, (7) sertifikasi mutu, (8) ketersediaan, dan (9) harga.
8. Alat Analisis Statistika
Data yang didapat dianalisis menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
Kemudian parameter dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan statistik
deskriptif. Selanjutnya dilakukan analisis statistik nonparametrik dengan metode
Uji Rank-Bertanda Wilcoxon.
9. Tujuan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan tujuan:
a. Mengetahui tingkat persepsi konsumen yang berbelanja di Toko Satvika
Boga Sanur, Denpasar terhadap beras organik dan anorganik.
b. Mengetahui perbedaan persepsi konsumen terhadap beras organik dan
anorganik di Toko Satvika Boga Sanur, Denpasar.
10. Analisa Hasil Pembahasan pada Penggunaan Alat Uji Statistik
Metode Deskriptif Kualitatif
Penelitian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif karena hasil penelitian
yang diharapkan bersifat kualitatif dan metode pengumpulan data dilakukan
dengan mewawancarai langsung sampel yang telah ditentukan. Bogdan dan
Biklen (1982) dalam Ufie (2013) mengemukakan bahwa ciri-ciri penelitian
deskriptif kualitatif adalah sebagai berikut:
a. Peneliti sebagai alat utama pengumpul data dengan melakukan metode
wawancara langsung kepada sumber data.
b. Lebih banyak mengimplementasikan data dalam bentuk kata-kata
dibanding angka.
c. Lebih menekankan pada proses.
d. Melalui analisis induktif, peneliti mengungkapkan makna dari keadaan
yang terjadi.
e. Mengungkapkan makna sebagai hal yang esensial dari pendekatan
kualitatif.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian ini termasuk
ke dalam penelitian yang bersifat kualitatif.

Metode Statistik Deskriptif


Pengukuran dari setiap parameter dianalisis dengan statistik deskriptif berupa
tabel seperti di bawah ini.

*Skor yang tercantum di dalam tabel adalah jumlah total skor yang didapat dari
30 orang responden untuk setiap parameternya.
I. Kualitas Beras

Indikator yang dianggap menggambarkan kualitas beras meliputi rasa,


warna, aroma, komposisi gizi yang terkandung, khasiat, bernas dan bersih, dan
sertifikat mutu beras. Skor rata-rata dari indikator yang ditanyakan kepada
responden menyatakan bahwa kualitas kedua jenis beras tersebut (beras organik
dan beras anorganik) berada dalam kondisi baik. Namun, skor yang lebih tinggi
didapat oleh beras organik (beras organik 81,33; beras anorganik 69,33). Hal ini
disebabkan oleh tingkat persepsi responden yang menganggap bahwa beras
organik memiliki rasa yang lebih pulen, kandungan gizi yang lebih baik, dan
sertifikasi mutu yang jelas. Sedangkan untuk indikator lain masih dianggap
sama dengan beras anorganik.
II. Ketersediaan Beras
Ketersediaan beras organik dan anorganik di Toko Satvika Boga ada
dalam kondisi baik. Artinya, kedua jenis beras tersebut selalu tersedia saat ada
konsumen yang menginginkannya. Skor untuk ketersediaan beras organik lebih
tinggi daripada skor untuk ketersediaan beras anorganik. Hal ini sejalan dengan
perilaku toko yang berusaha memenuhi kebutuhan konsumen yang cenderung
lebih menginginkan beras organik.
4

III. Harga Beras


Harga beras organik dan anorganik di Toko Satvika Boga berada dalam
kondisi baik menurut responden. Skor untuk harga beras organik lebih besar
daripada skor untuk harga beras anorganik. Hal ini menggambarkan persepsi
konsumen yang puas dengan harga kedua beras tersebut. Harga beras organik
yang cenderung lebih mahal tidak membuat responden mengurungkan niatnya
untuk membeli beras organik di Toko Satvika Boga. Sebaliknya, responden
menganggap bahwa harga yang cenderung lebih mahal mencerminkan kualitas
beras yang lebih baik.
Dari indikator-indikator yang tercantum di dalam tabel, dapat dilihat bahwa
skor rata-rata beras organik lebih tinggi daripada skor rata-rata beras anorganik. Hal
ini mencerminkan adanya kesadaran konsumen Toko Satvika Boga mengenai
kualitas beras organik yang lebih baik daripada beras anorganik, namun masih
menganggap beras anorganik layak untuk dikonsumsi sehari-hari.

Berdasarkan tabel distribusi persepsi di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak


20% responden menyatakan bahwa beras anorganik tidak baik. Hal ini berkaitan
dengan kesadaran responden mengenai banyaknya pestisida dan pupuk kimia yang
digunakan.
Sebanyak 30% responden yang membeli beras organik menyatakan bahwa
beras organik biasa saja, sementara 20% responden yang membeli beras anorganik
menyatakan bahwa beras anorganik biasa saja. Hal ini disebabkan oleh sikap
responden yang masih menganggap bahwa beras organik dan beras anorganik adalah
sama saja jika dilihat dari perbandingan harga dan kualitasnya. Selain itu, responden
juga belum banyak mengetahui tentang sertifikasi penyuluhan (SP) maupun Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang menjamin bahwa kualitas suatu beras
dinyatakan baik.
Sebanyak 36,7% responden yang membeli beras organik menyatakan bahwa
beras organik adalah baik, sementara 60% responden yang membeli beras anorganik
menyatakan bahwa beras anorganik juga baik. Pencapaian skor ini sejalan dengan
5

kesadaran responden mengenai kelebihan beras organik yang dari waktu ke waktu
mengalami kenaikan. Namun di sisi lain, responden masih menganggap beras
anorganik berkualitas baik dan layak untuk dikonsumsi.
Sebanyak 33,3% responden yang membeli beras organik menyatakan bahwa
beras organik berkualitas sangat baik. Persepsi responden mengenai pentingnya
sertifikasi untuk menjamin kualitas beras sudah sangat baik.

Metode Statistik Nonparametrik: Uji Wilcoxon


Metode Wilcoxon digunakan untuk menggambarkan perbedaan persepsi
responden terhadap beras organik dan anorganik. Hasil uji menyatakan bahwa
terdapat perbedaan yang sangat nyata antara persepsi responden terhadap beras
organik dan anorganik, dilihat dari nilai Z sebesar -4,799 dengan Asymp. Sig.
sebesar 0,000.
Konsumen di Toko Satvika Boga sudah mulai membiasakan pola hdup sehat
dengan mengkonsumsi beras organik. Hal ini dilihat dari tingginya tingkat persepsi
responden terhadap beras organik. Pola hidup masyarakat yang mulai cenderung
untuk memilih beras organik akan menghambat pembudidayaan beras anorganik.
Oleh karena itu, sosialisasi kepada produsen mengenai pentingnya pengurangan
pestisida dan bahan kimia selama proses budidaya sangat diperlukan. Selain itu,
diperlukan pula sosialisasi kepada masyarakat mengenai beras organik yang terjamin
mutunya. Dengan begitu, daya saing beras organik maupun beras anorganik dapat
meningkat.

11. Kesimpulan Hasil Penelitian


Dengan menggunakan statistika deskriptif berupa tabel, dapat dilihat bahwa
persepsi konsumen terhadap beras organik dan beras anorganik masih tergolong
baik dengan pencapaian skor yang berbeda (skor beras organik lebih tinggi
daripada skor beras anorganik).
Hasil Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat
nyata antara persepsi konsumen terhadap beras organik dan beras anorganik, dilihat
dari dari nilai Z sebesar -4,799 dengan Asymp. Sig. sebesar 0,000.

12. Daftar Pustaka pada Artikel


Agus Andoko. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Jakarta : Penebar Swadaya.
Antara, M. 2010. Bahan Aajaran Metodologi Sosial. Program Studi Agribisnis,
Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar.
Atmaja, H.S. 2003. Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam
Membangun Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus Pelanggan Multimedia Akses PT
Telkom).
Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Fandy, Tjiptono. 2008. Pemasaran Jasa. Malang : Penerbit Bayu Media Publising.
6

TB.Tulus, 2003. Perkembangan Sektor Pertanian Indonesia. Penerbit Ghalia


Indonesia, Jakarta.
Sugiyono,2010. Metode Penelitian Bisnis. CV. ALVABETA. Bandung

Anda mungkin juga menyukai