1
STRUKTUR KRISTAL
Fisika Zat Padat membahas struktur benda padat dan susunan atom internalnya,
termasuk yang berkaitan dengan sifat-sifat fisis materi. Untuk dapat memahami materi
tersebut, pertama dibahas secara khusus stuktur internal kristal.
Beberapa definisi penting dan konsep indeks Miller pada bab 1 perlu dikuasai
sebelum mempelajari bab berikutnya. Selain itu dalam bab ini juga dibahas berbagai
susunan atom dalam kristal, operasi-operasi simetri, serta beberapa contoh struktur kristal
sederhana.
1.1
bersesuaian. Suatu benda disebut homogen dalam arti fisika apabila mempunyai susunan
yang sama dalam setiap unsur volumenya. Zat padat dapat diklasifikasikan menjadi kristal
dan amorf. Disebut sebagai kristal apabila mempunyai susunan atom yang sangat rapi dan
tertib, sebaliknya bila susunan atomnya tidak teratur maka disebut sebagai amorf. Sebuah
kristal meskipun homogen tetapi anisotrop yaitu sifat fisika maupun sifat kimia ke berbagai
arah berbeda. Atom-atom pada amorf seperti gelas atau aspal meskipun letaknya tidak
teratur sifat-sifatnya ke semua arah adalah sama. Satu lagi perbedaan antara kristal dan
amorf yaitu kristal mempunyai titik lebur tertentu sedangkan amorf jika dipanaskan akan
berangsur-angsur menjadi lunak sampai cair dengan tidak menunjukkan titik lebur yang
tertentu.
Sebagian besar zat padat mempunyai atom-atom yang tersusun teratur dan rapi,
sehingga pengetahuan tentang kristal merupakan dasar mempelajari zat padat. Keteraturan
atom-atom pada kristal tersusun sedemikian sehingga membentuk suatu pola tertentu. Pola
dasar tersebut dapat ditempati atom, ion atau molekul yang kompleks.
Kristal ideal mempunyai keteraturan atau pengulangan pola dasar sampai tak
terhingga batasnya ke segala arah, sehingga tidak mungkin kita dapatkan di alam.
2
Periodesitas inilah yang menentukan sifat-sifat khas suatu kristal. Suatu benda dengan
perulangan pola yang terdapat di dalam seluruh tubuhnya disebut sebagai kristal tunggal.
Kristal tunggal dalam ukuran kecil (diameter < 0.1 mm) disebut kristalit, sedangkan
kumpulan kristalit yang membentuk pola tertentu disebut sebagai polikristal. Gambaran
kristal tunggal, polikristal, dan amorf dapat dilihat pada gambar1.1.
(a)
(b)
Gambar 1.1
(c)
(a) Kristal tunggal. (b) Polikristal. (c) Amorf.
Gambar 1.2
a1
a2
b1
b2
b3
a3
b4
a4
a5
b5
Gambar 1.3
Demikian pula untuk kristal tiga dimensi bila dalam sel satuan hanya ada satu titik
maka disebut sel satuan primitif dan disebut sel satuan non primitif bila lebih dari satu titik.
Sedangkan cara untuk mendapatkan sel primitif adalah seperti yang diperlihatkan gambar
1.4. Pertama, gambar garis yang menghubungkan ke semua tetangga terdekat dari titik
kekisi yang dipilih. Kedua, pada setiap titik tengah garis tersebut gambarlah garis
normalnya. Volume terkecil yang dibentuk oleh garis-garis normal itu merupakan sel
primitif Wigner-Seitz.
Gambar 1.4
Sel Wigner-Seitz
4
Volume sel satuan dengan vektor-vektor translasi:
a = a1 i + a2 j + a3 k,
b = b1 i + b2 j + b3 k dan
c = c1 i + c2 j + c3 k.
a1 a 2
Vsel = b1 b2
c1 c2
1.2
a3
b3
c3
(1.1)
tindakan (operasi) pada suatu kristal akan menghasilkan suatu keadaan baru yang tidak
berbeda dari keadaan sebelumnya. Operasi simetri yang harus dimiliki kristal adalah
operasi translasi, selain itu dapat juga memiliki operasi rotasi atau refleksi.
Operasi Translasi
Suatu operasi dimana kristal digeser sejajar (ditranslasikan) ke beberapa arah
tertentu dan diperoleh keadaan yang tepat sama dengan keadaan sebelum kristal digeser.
Secara matematis dituliskan suatu vektor translasi T dalam ruang:
T = n1a + n2b + n3c
(1.2)
dengan : n1, n2, n3 adalah bilangan bulat dan a, b, c adalah vektor satuan translasi yang
saling ortogonal dan ortonormal. Untuk menggambarkan translasi dalam bidang
(2 dimensi) digunakan:
T = n1a + n2b
(1.3)
Operasi translasi dapat pula diberlakukan hanya sepanjang garis lurus (1 dimensi),
sehingga:
T = n1a
(1.4)
Bila pada kristal berdimensi satu diberlakukan operasi translasi T = 5a berarti setiap atom
akan bergeser 5 tempat ke kanan. Karena diperoleh susunan yang tidak berbeda dengan
susunan sebelumnya maka dikatakan bahwa titik kristal adalah ekivalen.
Operasi Rotasi
Rotasi adalah putaran melalui porosnya yang tegak lurus dengan bidang kristal dan
melalui titik kristal sebesar derajat. Pada kristal terdapat 3 unsur simetri yaitu: bidang
simetri, sumbu simetri, dan pusat simetri. Bidang simetri adalah bidang yang membagi
5
suatu kristal dalam dua bagian yang setangkup. Sumbu simetri adalah sumbu tempat kristal
berputar pada sudut putar tertentu untuk berhimpit lagi seperti semula. Sedangkan pusat
simetri adalah titik yang dapat dilalui garis yang memotong permukaan kristal pada jarak
yang sama dari kedua arah.
Suatu kristal dapat memiliki lebih dari satu bidang simetri atau sumbu simetri,
tetapi hanya mempunyai satu pusat simetri. Di alam, banyak kristal yang tidak punya pusat
simetri, hal ini disebabkan karena pertumbuhannya berbeda-beda pada kedua ujungnya.
Operasi rotasi pada kristal ternyata hanya terbatas pada 5 harga , yaitu: 0o, 60o,
90o, 120o, dan 180o. Disebut sebagai sumbu heksad atau simetri putar enam untuk =60o,
sumbu tetrad atau simetri putar empat untuk =90o, sumbu triad atau simetri putar tiga
untuk =120o, dan sumbu diad atau simetri putar dua untuk =180o. Sebutan tersebut
berhubungan dengan sudut putar sebesar (
360 o
), dengan n sebagai identitas nama.
n
1
8 1 atom, sehingga disebut
8
1
6 3 atom), sehingga terdiri dari 4 atom dalam
2
setiap sel satuannya. Karena kubus berpusat badan dan kubus berpusat sisi keduanya
mengandung lebih dari 1 atom dalam setiap sel satuannya maka dikatakan mempunyai sel
non primitif.
Pada dasarnya semua kekisi Bravais yang non primitif mempunyai sel primitif yang
bentuknya tidak lagi seperti yang sesungguhnya. (Lihat Sel Wigner-Seitz). Keempat belas
kekisi Bravais dapat dilihat paga gambar 1.5.
Tabel 1.1
Tujuh Sistem Kristal dan 14 Kekisi Bravais
No
Sistem Kristal
Kekisi Bravais
Kubik
a=b=c
= 900
Tetragonal
a=b c
= 900
Tetragonal Sederhana
Tetragonal berpusat Sisi
Ortorombik
a b c
= 900
Ortorombik Sederhana
Ortorombik berpusat Sisi
Ortorombik berpusat Badan
Ortorombik berpusat Dasar
Monoklin
a=b=c
= = 900
Monoklin Sederhana
Monoklin berpusat Dasar
Triklin
a b c
900
Triklin
Trigonal
a=b=c
= = 900,
dan < 1200
Trigonal
Hexagonal
a=b c
= = 900, dan
= 1200
Hexagonal
Tetragonal Sederhana
Ortorombik Sederhana
O. berpusat dasar
O. berpusat badan
Monoklin Sederhana
Triklin
Trigonal
Hexagonal
Gambar 1.5
O. Berpusat Sisi
8
Titik-titik kekisi pada kristal dapat ditempati ion, atom atau molekul. Ion, atom,
atau molekul itu dapat dianggap sebagai bola-bola keras yang menyusun diri sedemikian
rupa sehingga diperoleh susunan yang terpadat. Hal ini dapat terjadi apabila setiap bola
menyentuh bola lain sebanyak mungkin. Pandanglah ke-3 kekisi Bravais dalam sistem
kubus. Dalam setiap sel satuan ke-3 kubus itu jumlah dan jari-jari atom untuk a satuan
panjang sisi besarnya berbeda-beda. Jumlah atom, jumlah tetangga terdekat dan jari-jari
atom setiap sel satuannya dapat ditentukan berdasar ilustrasi gambar 1.6 berikut:
Gambar 1.6
volumesel satuan
Tentukan daya hasil penjejalan yang terpadat dari ke-3 kekisi Bravais tersebut !
1.3
sebagai indeks Miller dengan notasi: (h k l). Sebelum menentukan indeks Miller suatu
bidang kita harus tahu letak titik-titik potong sumbu dengan sumbu koordinat. Oleh karena
itu diberikan cara-cara menyatakan letak titik dan arah vektor terlebih dahulu.
Posisi Titik
Posisi titik dinyatakan oleh tiga bilangan (tanpa koma, tanpa kurung). Setelah
menentukan letak koordinat titik tersebut maka posisi titik dinyatakan dengan
menghilangkan vektor-vektor satuannya.
9
c
P
1
2.
Arah Vektor
Arah vektor dinyatakan oleh tiga bilangan dengan notasi v = [u v w].
2
v
2
adalah 2a,
2b
Indeks Miller
c
Suatu bidang memotong sumbu di titik 2a,
2
b
3/2
a
2
2 b,
tersebut abalah: (3 4 3)
Jika suatu parameter negatif, maka di atas indeks Miller yang bersangkutan diberi
garis. Jika indeks Miller 0, maka parameter yang bersangkutan sebanding, sehingga bidang
kristal sejajar sumbu yang bersangkutan.
Pada sistem hexagonal terdapat empat sumbu, sehingga bidang kristal dapat
dinyatakan dengan empat indeks Miller yaitu: (h k i l). Indek i tidak bebas, tetapi
bergantung pada h dan k dengan hubungan: -i = h + k. Ada kalanya i diganti dengan titik,
sehingga bidang kristal dinyatakan dengan (h k . l), sebagai contoh (1 1 .0). Buktikan
bahwa i = h + k!.
10
Jarak Pisah Antara Dua Bidang Kristal yang Berdekatan
Jarak pisah antara dua bidang keristal (h k l) yang berdekatan dinyatakan dengan
lambang dhkl. Untuk tiap sistem memiliki rumus tersendiri. Untuk sistem ortorombik
misalnya,
d hkl
1
2
h k l
a b c
(1.6)
1
h k2 l2
2
(1.7)
(1.8)
h k2
l
(
) ( )2
2
c
a
2
Hexagonal:
dhkl =
1
4 h hk k 2
l
(
) ( )2
2
3
a
c
2
(1.9)
Trigonal:
dhkl =
a 2 (1 3 cos2 2 cos3 )
(h2 k 2 l 2 ) sin 2 2(hk kl hl)(cos2 cos )
(1.10)
Monoklin:
dhkl =
1
1
h2 k 2 sin 2 l 2 2hl cos
(
2
)
sin 2 a 2
b2
c
ac
(1.11)
Triklin:
dhkl =
dengan:
V
s11h s22k s33l 2s12hk 2s23kl 2s13hl
2
s22 = b2 c2 sin2
s33 = b2 c2 sin2
(1.12)
11
1.4
NaCl, CsCl, hexagonal close-packed (hcp), intan dan ZnS. Sebagaimana telah diketahui
bahwa titik-titik kekisi pada kristal ditempati ion, atom atau molekul. Dengan anggapan
bahwa ion, atom atau molekulnya sebagai bola keras maka bola-bola keras ini akan
menyusun dirinya sedemikian rupa sehingga memperoleh susunan yang terpadat. Hal ini
dapat terjadi jika setiap bola menyentuh bola lain sebanyak mungkin.
Struktur Natrium Clorida (NaCl)
Struktur ini terbentuk dari dua kekisi fcc yang satu diduduki ion Na+ dan yang lain
diduduki ion Cl- yang tergeser sejauh a dalam arah (100) dari kekisi fcc yang pertama.
Lihat gambar 1.7a. Terdapat 4 satuan NaCl dalam tiap satuan kubus dengan posisi sebagai
berikut:
Na : 0 0 0;
0;
0 ;
Cl :
0 0 ;
0 0;
00
Yang memiliki struktur ini antara lain: LiH, NaCl, KCl, PbS, AgBr, MgO, MnO, dan KBr.
(a)
(b)
Gambar 1.7
3
2
Setiap ion mempunyai tetangga terdekat 8 ion berlainan jenis dengan jarak
3
2
a seperti
12
terlihat pada gambar 1.7b. Molekul CsCl yang terdiri dari ion Cs+ dan ion Cl- terletak pada
posisi:
Cs+ : 0 0 0
Cl-: .
Beberapa kristal yang berstruktur CsCl adalah: BeCu, AlNi, CuZn, CuPd, Ag Mg,
LiHg, Nh4Cl, TlBr, CsCl, dan TlI.
Struktur Hexagonal Close-packed (hcp)
Struktur hcp mempunyai daya hasil penjejalan sebesar 74%. Jika pada lapisan B
dalam sistem hcp pada gambar 1.8 terdapat bola-bola identik, maka setiap bola ini
menyentuh 3 bola pada lapisan A diatasnya, menyentuh 3 bola pada lapisan A dibawahnya
serta 6 bola pada lapisan B itu sendiri. Sehingga setiap bola menyentuh 12 bola lain.
Lapisan A, B, A, B,
Struktur hcp memiliki sel primitif kekisi hexagonal dengan basis dua atom (gambar
1.8b). Perbandinga c/a adalah sebesar
8
3
(a)
Gambar 1.8
(b)
Struktur Intan
Struktur intan berbentuk tetrahedron yaitu limas sisi empat beraturan seperti terlihat
pada gambar 1.9a. Setiap atom tepat menyentuh 4 atom lainnya. Dalam sebuah satuan
kubus terdapat 8 atom dengan posisi: 000; ; 0; ; 0 ; ; 0 ;
dan seperti terlihat pada gambar 1.9b. Jarak tetangga terdekat adalah diagonal
13
kubus, sehingga jari-jari bola adalah 1/8 diagonal kubus. Dengan daya hasil penjejalan
34% (buktikan!) maka struktur intan merupakan struktur yang tidak padat. Adapun
contohnya adalah: C (intan), Ge (germanium), Si (silicon) dan Sn (Timah putih).
(a)
(b)
Gambar 1.9
Struktur ZnS
Struktur ZnS sama seperti struktur intan, yaitu mengganti tempat 4 buah C dengan
4 buah Zn dalam sel kubik (gambar 1.10). Terdapat 4 molekul ZnS dalan satu sel kubik
dengan koordinat:
Zn : ; ;
S : 0 0 0;
0;
0.
0;
Molekul yang berstruktu ZnS adalah: CuF, CuCl, ZnS, ZnSe, SiC, CdS, InAs, dan InSb.
Gambar 1.10
Struktur ZnS