Alur Penatalaksanaan Infeksi Dengue Berdasarkan WHO 2011
Alur Penatalaksanaan Infeksi Dengue Berdasarkan WHO 2011
Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting dalam
penanganan kasus DHF. Asupan cairan pasien harus tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika
asupan cairan oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan sumplemen cairan
melalui intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi secara bermakna.
Berdasarkan WHO 2011, maka penanganan DHF dapat diberikan sesuai fase dan derajat dari
DHF sebagai berikut:
Tidak ada perbaikan klinis/perburukan saat sebelum atau selama masa transisi ke
fase bebas demam / sejalan dengan proses penyakit
Muntah yg menetap, tidak mau minum
Nyeri perut hebat
Letargi dan/atau gelisah, perubahan tingkah laku mendadak
Perdarahan: epistaksis, buang air besar hitam, hematemesis, menstruasi yang hebat,
warna urin gelap (hemoglobinuria)/hematuria
Giddiness (pusing/perasaan ingin terjatuh)
Pucat, tangan - kaki dingin dan lembab
Diuresis kurang/tidak ada dalam 4-6 jam
Keadaan umum, nafsu makan, muntah, perdarahan, dan tanda dan gejala lain
Perfusi perifer sesering mungkin karena sebagai indikator awal tanda syok, serta
mudah dan cepat utk dilakukan
Tanda vital: suhu, nadi, pernapasan, tekanan darah, diperiksa minimal setiap 2-4 jam
pada pasien non syok & 1-2 jam pada pasien syok.
Pemeriksaan hematokrit serial setiap 4-6 jam pada kasus stabil dan lebih sering pada
pasien tidak stabil/ tersangka perdarahan.
Diuresis setiap 8-12 jam pada kasus tidak berat dan setiap jam pada pasien dengan
syok berkepanjangan / cairan yg berlebihan.
Jumlah urin harus 1 ml/kg berat badan/jam ( berdasarkan berat badan ideal)
Pasien tidak dapat asupan yang adekuat untuk cairan per oral ataumuntah
Hematokrit meningkat 10%-20% meskipun dengan rehidrasi oral
Ancaman syok atau dalam keadaan syok
Sumber: Holiday MA, Segar WE. Maintenance need for water in parenteral fluid therapy.
Pediatrics 1957;19:823 dalam World Health Organization-South East Asia Regional Office.
Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue Hemorrhagic
Fever. India: WHO; 2011
Tabel 5. Kecepatan cairan intravena
Medikamentosa
Antipiretik dapat diberikan, dianjurkan pemberian parasetamol bukan aspirin.
Diusahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan (misalnya antasid,
anti emetik) untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati.
Kortikosteroid diberikan pada DHF ensefalopati apabila terdapat perdarahan
saluran cerna kortikosteroid tidak diberikan.
Antibiotik diberikan untuk DHF ensefalopati.
- Supportif
Cairan: cairan pe oral + cairan intravena rumatan per hari + 5% defisit
Diberikan untuk 48 jam atau lebih
Fase Kritis
Pada fase kritis pemberian cairan sangat diperlukan yaitu kebutuhan rumatan + deficit,
disertai monitor keadaan klinis dan laboratorium setiap 4-6 jam.
Penanganan pada pasien dengan tanda kegawatan
Hal yang paling penting diperhatikan ialah tanda kegawatan akibat DSS atau penyebab
lain seperti gastroenteritis akut, vasovagal reflex, dipoglikemia, dan lainnya. DSS merupakan
suatu keadaan syok yang membutuhkan penanganan yang berbeda dari jenis syok yang lain.
Kebanyakan kasus DSS respon dengan pemberian bolus cairan 10 ml/kg pada anak atau 300500 ml pada dewasa dalam 1 jam. Untuk penanganan berikutnya mengikuti alur yang
terdapat pada bagan dibawah ini. Oleh karena itu, sebelum menurunkan kebutuhan cairan IV
penting untuk memperhatikan kondisi klinis, tanda vital, UOP, dan pemeriksaan hematokrit
untuk memastikan perbaikan klinis.
Cairan: 20 ml/kg cairan bolus dalam 10-15 menit, bila tekanan darah sudah didapat
cairan selanjutnya sesuai algoritma pada derajat III
Bila syok belum teratasi: setelah 10ml/kg pertama diulang 10 ml/kg, dapat diberikan
bersama koloid 10-30ml/kgBB secepatnya dalam 1 jam dan koreksi hasil
laboratorium yang tidak normal
Transfusi darah segera dipertimbangkan sebagai langkah selanjutnya (setelah review
hematokrit sebelum resusitasi)
Monitor ketat (pemasangan katerisasi urin, katerisasi pembuluh darah vena pusat /
jalur arteri)
Inotropik dapat digunakan untuk mendukung tekanan darah
Apabila jalur intravena tidak didapatkan segera, coba cairan elektrolit per oral bila
pasien sadar atau jalur intraoseus. Jalur intraoseus dilakukan dalam keadaan darurat atau
setelah dua kali kegagalan mendapatkan jalur vena perifer atau setelah gagal pemberian
cairan melalui oral. Cairan intraosesus harus dikerjakan secara cepat dalam 2-5 menit
Perdarahan hebat
-
DHF ensefalopati
DHF ensefalopati dapat terjadi bersamaan dengan syok atau tidak. Ensefalopati yang
terjadi bersamaan dengan syok hipovolemik, maka penilaian ensefalopati harus diulang
setelah syok teratasi.
-
Apabila kesadaran membaik setelah syok teratasi, maka kesadaran menurun atau
kejang disebabkan karena hipoksia yang terjadi pada syok
Pertahankan oksigenasi jalan napas yg adekuat dengan terapi oksigen.
Jika ensefalopati terjadi pada DHF tanpa syok dan masa krisis sudah dilewati maka,
-
Trombosit >50.000 /mm3. Pada kasus DHF tanpa komplikasi, pada umumnya
jumlah trombosit akan meningkat ke nilai normal dalam 3-5 hari.