dalam Mercy Oceans Book Two Grandsyaikh Abdullah Faiz ad-Daghestani berkata bahwa di dunia ini terdapat berbagai kemungkinan, mulai dari kebaikan sampai kepada hal2 yang buruk. Jadi seorang yang kaya atau miskin, sehat atau sakit. Jadi seorang penegak hukum atau jadi seorang narapidana. Andaikata sesuatu yang tidak kalian sukai terjadi pada diri kalian, kalian seyogyanya berpikir bahwa sesuatu yang lebih buruk bisa saja terjadi. Syaikh Saadi Shirazi menceriterakan bahwa ada seseorang yang mengeluh karena ia tidak mempunyai sepatu, akan tetapi setelah dia melihat seseorang yang tidak memiliki kaki, akhirnya dia melupakan sepatu yang diinginkannya. Hal2 semacam ini menimbulkan perasaan lega dan damai didalam hati kita. Lihatlah kedalam dirimu sendiri, maka akan kalian temukan harta karun, tangan dan jemari. Inilah perilaku yang baik terhadap Tuhanmu. Begitu banyak orang yang bertanya, mengapa Allah membiarkan ada orang yang lahir tanpa tangan atau mata atau lahir tanpa pikiran yang sehat. Allah menciptakan mereka untuk menunjukkan kepada yang lain.Wahai manusia, kalian harus bisa melihat pada dirimu sendiri bahwa kalian telah mempunyai segalanya, dengan demikian kalian harus bersyukur. Siapa pun yang mempunyai cacat dalam tubuhnya, Allah akan memberi ganjaran yang lebih dibandingkan kita. Bagi seorang tuna netra yang sabar, Dia akan memberi mereka 12.000 keindahan Surga. Jika orang-orang melihat Surga tersebut, mungkin mereka semua akan berdoa agar mereka semua menjadi tuna netra saja. Seseorang mendatangi Rasulullah , dia bertubuh bungkuk dan bermata juling, dengan tubuh yang meliuk-liuk dan buruk. Dia berkata, Wahai Rasulullah , Aku tidak akan melakukan shalat lebih dari 5 kali sehari, Aku tidak akan berpuasa selain di bulan Ramadhan. Saat itu beliau menjadi marah. Lalu Jibril datang dan memberikan pesan bahwa Allah tidak suka keluhan semacam ini. Tanyakan kepadanya apakah dia akan senang bila di hari Kiamat nanti dia akan mempunyai bentuk tubuh malaikat yang terindah?,
kemudian Beliau menanyakan dan orang itu menjawab,
Sekarang aku puas. Grandsyaikh Abdul Khaliq al-Ghujduwani suatu ketika sedang berjalan menuju masjid, tiba-tiba ada seorang yang menumpahkan suatu cairan yang kotor dari atas, membuat pakaian putihnya menjadi kuning. Padahal beliau akan melakukan shalat Jumat. Para murid kemudian bergegas mengejar orang itu untuk meminta pertanggung jawaban, tetapi kemudian beliau mencegahnya. Beliau berkata, Aku bersyukur. Seharusnya api yang menimpa diriku, tetapi yang datang hanyalah air kotor. Kemudian beliau mengutus muridnya untuk memimpin shalat Jumat, dan demi menghindari perselisihan dengan istrinya, beliau memilih untuk tidak pulang ke rumah, tetapi pergi ke sungai dan mandi hingga saat matahari terbenam. Wa min Allah at Taufiq Dewie..... Posted at Friday, October 22, 2004 by icha85 Make a comment Permalink