Anda di halaman 1dari 2

Merancang Ramadhan Ceria untuk si Kecil

Publikasi: 17/10/2003 17:18 WIB

eramuslim - Mengantarkan anak untuk berpuasa dan memahami maknanya, sungguh bukan pekerjaan yang
mudah. Keberhasilan yang kita semua harapkan memerlukan persiapan sejak jauh hari. Berikut ini akan
diuraikan beberapa kiat yang bisa dilakukan orang tua, untuk merancang pola pendidikan terbaik bagi putraputrinya selama bulan Ramadhan. Berikut ini Beberapa tips membangun suasana sukacita bagi anak-anak
selama kehadiran bulan suci:
Prolog Ramadhan
Anak-anak selalu terpesona oleh cerita. Karenanya, jauh sebelum Ramadhan datang, ayah dan ibu yang rajin
akan mengumpulkan kisah-kisah menarik seputar Ramadhan.
Pilihkanlah kisah-kisah sahabat dan perjuangan Rasulullah yang berhasil di bulan Ramadhan. Bisa juga ceritacerita lain yang berhubungan dengan Ramadhan maupun puasa. Kisah-kisah semacam itu bisa dikumpulkan
baik dari buku-buku, dari dongeng masa lalu, bisa juga kita karang sendiri. Mengapa tidak, kan? Pengalamanpengalaman masa kecil orang tua pun akan sangat menyenangkan bagi anak-anak jika dikisahkan satu atau
dua pekan sebelum datangnya Ramadhan. Jadi mood Ramadhan sudah terasa di rumah kita menjelang bulan
suci itu datang.
Suasana baru yang istimewa
Mood Ramadhan juga bisa diantarkan dengan perubahan fisik penampilan rumah. Berubahnya penampilan
ruangan maupun kamar bisa memberi citra khusus di hati anak tentang bulan mulia ini. Niat ayah untuk
mengganti warna cat rumah, mengapa tidak mengambil momen Ramadhan ini? Ini akan sangat bermanfaat
untuk menambah kegembiraan Idul Fitri nantinya. Apalagi, dengan melakukannya sebelum bulan suci, kita
akan terhindar dari terganggunya kekhusyukan ibadah yang lebih banyak lagi selama sebulan itu.
Menghias kamar anak dengan suasana khusus selama Ramadhan, juga satu ide yang akan menambah motivasi
anak untuk belajar berpuasa. Menyulap suasana kamar mereka menjadi layaknya sebuah ruang pesta dengan
hiasan kertas warna-warni di langit-langit kamar, hiasan dinding aneka bentuk dan rupa, bahkan juga balon,
bisa anda dapatkan di toko atau bahkan anda buat sendiri bersama mereka. Bagaimana dengan hiasan dinding
buatan ibu yang bertuliskan hadis atau motto dan semboyan yang membangkitkan semangat mereka untuk
bertahan menahan lapar? Apalagi jika hiasan tersebut mereka buat dengan tangan mereka sendiri, maknanya
akan lebih lekat di hati anak, bukan?
Siapkan jadwal khusus
Perubahan jadual hidup sehari-hari di bulan Ramadhan juga memerlukan persiapan, agar tidak mengagetkan.
Membiasakan anak bangun sahur, misalnya, bukan hal yang ringan.
Orang tua perlu merancang cara khusus dan istimewa untuk membuat anak mau membuka mata dengan
gembira. Menyediakan minuman serta snack khusus kegemaran anak yang jarang didapatnya di luar bulan
Ramadhan, bisa dijadikan salah satu trik. Menu sahur yang istimewa? Sesuai dengan selera anak? Atau dengan
menyetel lagu-lagu kegemaran mereka, atau mencarikan acara anak khusus bangun sahur di televisi?
Membiasakan anak melakukan shalat tarawih berjamaah di masjid, bisa menjadikannya sebagai pengalaman
yang tak terlupakan. Tadarrus al-Qur'an dan mabit (menginap) di mushalla untuk itikaf, mengikuti pesantren
Ramadhan, ikut berkeliling kampung membangunkan orang untuk makan sahur, semuanya akan sangat
menarik karena hanya ada dalam bulan Ramadhan.
Gembirakan ibadahnya
Jangan sekali-kali memaksa anak untuk berpuasa atau pun melakukan ibadah lain jika mereka enggan
melakukannya. Yang bisa dilakukan orang tua adalah mengkondisikan lingkungan bermain dan kehidupan
sehari-hari si anak dengan menyenangkan sehingga anak akan tertarik untuk mulai turut mencoba. Misalnya
dengan mengundang kawan-kawan dekatnya untuk bersama-sama berbuka puasa di rumah. Bisa juga sahur
bersama, dengan menginap di rumah.
Perasaan senang tanpa tekanan dalam beribadah sangat penting bagi anak-anak. Jika ibadah merupakan
paksaan, di benaknya akan tersimpan secara tak sadar, bahwa ibadah identik dengan tekanan.
Kreatiflah
Meski Idul Fitri masih jauh, bagus juga mendorong anak-anak untuk berkreasi menyambut hari kemenangan
itu. Bisa dengan membuat kartu-kartu ucapan yang indah, atau mengajak mereka mengatur rumah agar lebih
terasa nyaman untuk menerima tamu-tamu.
Untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari rasa lapar, juga bisa menggunakan berbagai jenis permainan.
Buku-buku yang berisi permainan yang bisa kita rancang sendiri banyak tersedia di toko buku. Jenis-jenis
kerajinan tangan pun bukan main banyaknya. Dengan bahan kertas aneka jenis dan aneka warna, dengan kain,
dengan pelepah pisang, daun, ranting hingga biji. Dengan monte, manik-manik, atau sekedar spidol dan pensil
warna. Segala sesuatu bisa digunting, dirobek, dibakar, dilem atau dibentuk menjadi sebuah hasil karya
menarik. Kegiatan istimewa lainnya selain bermain juga bisa dirancang sejak dini. Misalnya memasak kue-kue
ringan untuk dibawa berkunjung ke panti asuhan, atau untuk berbuka puasa di rumah, berkebun dan banyak
lagi.
Sejak di jaman kehidupan Rasulullah saw, para sahabat muslimah telah merancang kreativitas bagi putraputrinya, khusus untuk menggembirakan hati mereka agar melupakan waktu yang terasa berjalan lambat
selama berpuasa. Hal ini nampak dalam sebuah kisah, ketika Rasulullah Saw mengutus seseorang pada hari
Asyura ke perkampungan orang-orang Anshar dan berkata, " Siapa yang pagi ini berpuasa hendaklah ia
berpuasa dan menyempurnakan puasanya. Maka kamipun menyempurnakan puasa hari itu dan kami mengajak
anak-anak kami berpuasa. Mereka kami ajak ke masjid, lalu kami beri mereka mainan dari benang sutra. Jika
mereka menangis minta makan kami berikan mainan itu. sampai datang waktu berbuka." (HR Bukhari-Muslim)
Waspadai saat-saat Kritis
Ada saat di mana biasanya anak begitu bergairah untuk berpuasa dan melakukan ibadah lain dalam bulan
Ramadhan. Biasanya ini terjadi di awal-awal bulan Ramadhan. Tetapi menjelang pertengahan bulan, anak

mungkin sudah merasa lelah, sehingga enggan berpuasa. Orang tua yang bijaksana harusmengantisipasi saatsaat kritis ini justru dengan memberikan kegiatan dan kreativitas yang paling menarik bagi anak.
Berhati-hati pula dengan saat-saat usai Ashar setiap harinya. Di sore hari seperti ini anak mungkin merasa
sangat lapar, lelah, dan jemu menunggu. Di saat-saat ini mereka sangat membutuhkan perhatian dan dorongan
dari ayah dan ibunya. Jangan hanya sibuk menyiapkan buka puasa sehingga menelantarkan mereka. Justeru di
saat-saat inilah ayah ibu perlu mengajak anak untuk melakukan berbagai jenis kegiatan yang tidak
membutuhkan bayak kekuatan fisik.
Nah, mari kita buat rencana Ramadhan yang rapi untuk putra-putri kita dari hari ke hari, agar bulan suci dan
mulia merupakan bulan yang penuh kegembiraan bagi mereka.
Diambil dari http://www.masjid.or.id/

Anda mungkin juga menyukai