Anda di halaman 1dari 23

PENGERINGAN ZAT PADAT

A. Tujuan Percobaan
Untuk mengeringkan bahan padat dengan mengalirkan udara panas dan menentukan laju
alir pengeringan
B. Alat yang digunakan
1. Plate dryer
2. Higrometer
3. Termometer bola kering
4. Termometer bola basah
5. Water batch
6. Neraca analitik

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

C. Bahan yang digunakan


1. Kerupuk
D. Dasar Teori
Drying adalah suatu proses pemisahan sejumlah kecil air atau zat laninya darei bahan
padatan, sehingga mengurangi kandungan sisa air yang masiih terikat pada zat padat tersebut.
Pengeringan ini merupakan salah satu langkah downstream dari suatu proses yang hasilnya
merupakan produk dari proses tersebut.
Pada umumnya pengeringan ini dilakukan pada slurry yang memiliki viscositas yang
sangat tinggi dapat dikeringkan dengan cara mengalirkan udara panas yang tidak jenuh pada
bahan yang akan dikeringkan. Sebagai conth lain adalah pengeringan air pada kayu, kapas,
kertas dan lainnya. Pada bahan tersebut mengandung air yang terikat yaitu air yang ada pada
suatu bahan yang sulit dipisahkan, walaupun sudah dipisahkan tetap ada. Bond dry adalah
suatu bahan yang tidak mengandung zat cair lagi.
Pada proses drying tidak merusak zat atau senyawa yang dikeringkan. Evaporasi
memiliki jumlah air diupakan lebih besar dari tadah medium pembawa air. Sedangkan drying
memiliki jumlah air diuapkan lebih sedikit karena sudah terjadi evaporasi pada awalnya
(untuk mendapatkan yang lebih pekat).
Klasifikasi
Alat pengering dapat diklasifikasikan dalam 3 kelempok:

1. Berdasarkan proses

Proses batch yaitu material dimasukkan ke dalam pengering dan dikeringkan sampai
waktu tertentu yang diinginkan.

Proses continue yaitu materila dimasukkan ke dalam pengering dan bahan kering
diambil secara sinambung.

2. Berdasarkan sistem kontak


Pengeringan adiabatik yaitu bahan bersentuhan langsung dengan media pengering uap
air yang terbentuk dipindahkan oleh udara.

Pengeringan nonadiabatik yaitu perpindahan kalor berlangsung dari suatu medium


diluar penyaring.

Pengering adiabatik dan nonadiabatik yaitu kombinasi antara pengering adiabatik dan
nonadiabatik.

3. Berdasarkan keadaan fisik bahan yang dikeringkan:

Pengering hampa yaitu pengeringan pada tekanan rendah dan proses penguapan
berlangsung cepat.

Pengering beku (freezing drying) yaitu air disublimasikan dari bahan yang dibekukan
sebgai contohnya N2 cair dan seperti silika gel tetapi menjaga bahan tetap beku agar
bahan tidak rusak seperti protein yang rentang terhadap suhu.

Pengeringan dan Aplikasinya


Dalam pengeringan adiabatik zat padat itu bersentuhan dengan gas menurut salah satu cara
berikut:
1. Gas ditiupkan menlintas zat permukaan hamparan atau lembaran zat padat atau
melintas satu atau kedua sisi lembaran atau film sinambung. Proses ini dapat disebut
juga pengeringan dengan sirkulasi silang.
2. Gas yang ditiupkan melalui hamparan zat padat butiran besar yang ditempatkan diatas
awak pendukung.

3. Zat padat disiramkan disiram ke bawah melalui suatu arus gas yang bergerak
perlahan-lahan ke atas, terkadang dalam hal ini terdapat pembawa ikutan yang tidak
dikehendaki dari partikel halus oleh gas.
4. Gas dialirkan melaluizat padat dan dengan kecepatan yang cukup membuat bahan
terfluidisasikan.
5. Zat padat seluruhnya dibawa ikut dengan arus gas kecepatan tinggi dan diangkat
secara pneumatik dari piranti percampuran ke pemisah mekanik.
Pengeringan adiabatik dibedakan menurut zat padatnya itu berkontak dengan permukaan
panas sumber kalor lainnya. Zat padat dihamparkan diatas permukaan bersama dengan
permukaan horizontal, yang stasioner atau bergerak lambat dan dimasak hingga kering.
Sedangkan yang satu lagi yaitu zat padat tersebar diatas permukaan panas biasanya berbentuk
silinder dengan batuan pengaduk.
Ada beberapa Faktor yang berpengaruh terhadap laju pengeringan diantaranya adalah sebagai
berikut:

Sifat fisika dari bahan yang dikeringkan

Pengaturan geometris bahan pada permukaan alat atau media perantara perpindahan
panas

Sifat fisik lingkungan pengering.


Operasi pengeringan zat padat yang mengandung cairan (dalam hal ini air) dapat

dilakukan pada alat-alat pengering dengan udara sebagai media pengeringan. Operasi ini
dapat ditempatkan di dalam alat itu sendiri atau di luar alat pengering. Untuk pekerjaan ini
dicapai tray dryer dengan sumber energi udara panas dari electric heater yang dipasang diluar
alat percobaan, sebagai penghembus udara dipakai blower yang terpasang satu unit dengan
electric heater itu. Alat itu memakai x tray yang nantinya untuk menempatkan zat yang akan
dikeringkan secara batch. Saat pengeringan berlangsung, permukaan kontak antara permukaan
dengan udara yang selalu basah dengan cairan sampai cairan habis teruapkan seluruhnya.

Deskripsi Alat
Alat yang digunakan:
1. Alat Pengering (Rotary Dryer)
2. Alat pemanas sebagai sumber udara panas (electric heater)
Kedua alat ini dihubungkan satu sama alain dengan pipa agar udara panas dapat masuk pada
ruang tray drier. Tray dryer terdiri dari 4 tray yang diisi zat padat yang akan dipanaskan dan
diletakkan di dalam ruang dryer tersebut. Skema alat tersebut sebagai berikut :

Gambar 1. Tray Dryer


Perlengkapan lain yang dibutuhkan:
1. Timbangan yang diteliti
2. Krus porselen lengkap dengan tutup
3. Sendok pengambil sampel
4. Oven atau furnace untuk penguapan air sisa.

Laju Pengeringan Periode Konstan


Selama periode konstan laju pengeringan persatuan luas adalah :
kg / jam m2

(persamaan 1)

Bila udara panas mengalir sejajar permukaan zat padat maka koefisien perpindahan panas (h)
adalah :
h = 0,02046 0,8

(persamaan 2)

dimana, h = W/moC
g = kg /jam m2
humid volume udara panas dapat ditaksir dengan persamaan
vh = [2,83 . 10-3 +4,56 .10-3 .H ] T

(persamaan 3)

density udara (G)


G=

kg /m3

(persamaan 4)

kecepatan massa
G = V. G kg/ jam m2

(persamaan 5)

Waktu pengeringan selama periode konstan

Dasar Teori Tambahan


Bahasa ilmiah pengeringan adalah penghidratan, yang berarti menghilangkan air dari
suatu bahan. Pengeringan adalah suatu peristiwa perpindahan massa dan energi yang terjadi
dalam pemisahan cairan atau kelembaban dari suatu bahan sampai batas kandungan air yang
ditentukan dengan menggunakan gas sebagai fluida sumber panas dan penerima uap
cairan Pengeringan juga dapat berlangsung dengan cara lain yaitu dengan memecahkan ikatan
molekul-molekul air yang terdapat di dalam bahan. Apabila ikatan molekulmolekul air yang

terdiri dari unsur dasar oksigen dan hidrogen dipecahkan, maka molekul tersebut akan keluar
dari bahan. Akibatnya bahan tersebut akan kehilangan air yang dikandungnya. Cara ini juga
disebut pengeringan atau penghidratan. Untuk memecahkan ikatan oksigen dan hidrogen ini,
biasanya digunakan gelombang mikro. Drying merupakan salah satu proses pengambilan
sejumlah cairan yang terkandung didalam suatu bahan (padatan) dengan menggunakan
medium berupa gas atau udara yang dilewatkan melalui bahan tersebut sehingga kandungan
cairan menjadi berkurang karena menguap (Badger,1955).
Drying banyak digunakan dalam berbagai macam industri, baik industri besar maupun
kecil. Tujuan dari proses pengeringan ini berbeda antara lain adalah untuk mengawetkan suatu
bahan, menghilangkan uap beracun, mengurangi biaya pengangkutan, membuat bahan dengan
kandungan air tertentu, membunuh mikroorganisme dalam bahan dan memperingan bahan.
Sebagian besar industri yang menghasilkan produk padatan menggunakan proses drying,
antara lain : Industri pigmen, kertas, polymer, ceramik, kulit, kayu, dan makanan
(McKetta,1983).Proses pengeringan sangat erat hubungannya dengan alat pengering.
Pemilihan alat pengering berdasarkan pertimbangan kondisi operasi, kebutuhan energi, biaya
perawatan, hasil yang diinginkan, kapasitas, bahan yang diolah, jenis sumber energi alat,
efisiensi energi serta pertimbangan-pertimbangan ekonomis (McKetta,1983)
Pengeringan merupakan salah satu proses pengolahan pangan yang sudah lama
dikenal. Tujuan dari proses pengeringan adalah : menurunkan kadar air bahan sehingga bahan
menjadi lebih awet, mengecilkan volume bahan sehingga memudahkan dan menghemat biaya
pengangkutan, pengemasan dan penyimpanan.
Klasifikasi pengering
Pengering yang terdapat di pasaran sangat banyak macam ragamnya. Perbedaan satu
sama lain terutama terletak dalam hal cara memindahkan zat padat di dalam zone pengeringan
dan dalam cara perpindahan kalor. Ada pengering yang beroperasi secara kontinyu
(sinambung) dan ada pula yang secara tumpak (batch). Pada beberapa pengering, zat padatnya
ada yang diaduk tetapi ada pula yang zat padatnya boleh dikatakan tidak diaduk. Untuk
mengurangi suhu pengeringan, beberapa pengering beroperasi dalam vakum. Beberapa
pengering dapat menangani segala macam jenis bahan, tetapi ada pula yang sangat terbatas
dalam hal umpan yang dapat ditanganinya
Prinsip Dasar Pengeringan

Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas danpindah


massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama-tama panas harus ditransfer dari
medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air yang terbentuk
harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut
aliran

fluida dimana cairan

harus

ditransfer melalui struktur

bahan selama proses

pengeringan berlangsung.
Jadi panas harus disediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui
berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air
yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang dikeringkan dan cara
pemanasan yang digunakan. Dengan sangat terbatasnya kadar air pada bahan yang telah
dikeringkan, maka enzim-enzim yang ada pada bahan menjadi tidak aktif dan
mikroorganisme yang adapada bahan tidak dapat tumbuh.
Di samping itu enzim tidak mungkin aktif pada bahan yang sudah dikeringkan, karena
reaksi biokimia memerlukan air sebagai medianya. Berdasarkan hal tersebut, berarti kalau kita
bermaksud mengawetkan bahan melalui proses pengeringan, maka harus diusahakan kadar air
yang tertinggal tidak mungkin dipakai untuk aktivitas enzim dan mikroorganisme. Mekanisme
keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah sebagai berikut:
- Air bergerak melalui tekanan kapiler.
- Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian bahan.
- Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan permukaan
komponen padatan dari bahan.
- Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kecepatan pengeringan tersebut adalah:
a. Luas Permukaan
Air menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan
merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat pengeringan
umumnya bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau di iris-iris terlebih dulu.
Hal ini terjadi karena: (1) pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan
bahan dan permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan sehingga air
mudah keluar, (2) potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana
panas harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan mengurangi
jarak melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan
kemudian keluar dari bahan tersebut
.

b. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya


Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan makin
cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula penghilangan air dari bahan.
Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan menjenuhkan udara sehingga
kemampuannya untuk menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu
pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak sesuai
dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang disebut "Case
Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian
dalamnya masih basah.
c. Kecepatan Aliran Udara
Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat mengambil uap
air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari permukaan bahan pangan, sehingga akan
mencegah terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat penghilangan air. Apabila
aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan dengan baik, proses pengeringan akan
semakin cepat, yaitu semakin mudah dan semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan.
d. Tekanan Udara
Semakin

kecil

tekanan

udara

akan

semakin

besar

kemampuan

udara

untuk mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan
disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara
disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan
menghambat proses atau laju pengeringan.
Jenis- Jenis Pengeringan
a. Pengeringanan alami
Penjemuran merupakan proses pengeringan yang sederhana dan murah karena sinar matahari
tersedia sepanjang tahun dan tidak memerlukan peralatan khusus.
Sarana utama yang dibutuhkan untuk penjemuran adalah lantai penjemur atau lamporan
berupa lantai semen atau lantai plesteran batubata.
Pengeringan dengan cara penjemuran mempunyai beberapa kelebihan antara lain :
a). tidak memerlukan bahan bakar sehingga biaya pengeringan rendah,
b). dapatmemperluas kesempatan kerja, dan

c). sinar infra merah matahari mampu menembussel-sel bahan.

Sedangkan kekurangannya adalah :


a). suhu pengeringan dan RH tidak dapat dikontrol dengan baik,
b). memerlukan tempat yang luas,
c). Kemungkinan terjadinya susut bobot tinggi karena mungkin ada gangguan ternak
dan burung,
d). hanya dapat berlangsung bila cuaca baik,
e). kebersihan bahan tidak terjamin,
f). waktu pengeringan lama, dan
g). proses pengeringan tidak dapat berjalan secara konstan karena intensitas sinar
matahari tidak tetap.
b. Pengering mekanis
Dibedakan menjadi 2 tipe yaitu 1. pengering adiabatis dimana panas di bawa ke dalam
pengering oleh gas yang panas. Gas memberikan panas kepada air di dalam bahan pangan dan
membawa ke luar uap air yang dihasilkan. Gas panas dapat merupakan hasil pembakaran atau
pemanasan udara. 2.Pengeringan panas melalui permukaan padat dimana panas dipindahkan
melalui suatu plat logam yang juga memebaa produk tersebut. Produk biasanya diletakkan
dalam suatu ruangan hampa dan uap air dikeluarkan dengan suatu pompa hampa. Dalam
beberapa hal produk dikenai udara yang dipakai dan uap air dikeluarkan dengan mengadakan
sirkulasi udara tersebut. Pengering mekanis telah menggunakan teknologi-teknologi untuk
memudahkan pengeringan dengan sebuah alat.
c. Pengering adiabatic Pengering kabinet
Pengering ini terdiri dari suatu ruangan dimana rigen-rigen produk yang dikeringkan
dapat diletakkan di dalamnya. Di dalam pengering yang berukuran besar rigen-rigen
pengering disusun di atas kereta untuk memudahkan penanganannya; didalam unit yang
berukuran kecil, rigen-rigen pengering dapat disusun di atas suatu penyangga yang tetap di
dalam pengering tersebut. Udara dihembuskan dengan menggunakan kipas angin melalui
suatu pemanasan (biasanya koiluap bersirip) dan kemudian menembus rigen-rigen pengering
yang berisi bahan yangdikeringkan.

Berbagai Tipe pengering cabinet pengering kabinet biasanya merupakan pengering


yang paling murah pembuataanya, mudah peneliharaannya, dan sangat luwes penggunaannya.
Pada umumnya pengering ini digunakan untuk penelitian-peneitian dehidrasi sayuran
dan buah-buahan di dalam laboratorium, dan di dalam skala kecil dan digunakan secara
komersial yang bersifat musiman.
d. Pengering Terowongan
Merupakan pengering yang sangat umum digunakan dalam dehidrasi buah-buahan dan
sayuran. Pengering ini dapat mengurangi biaya buruh dan hasil yang seram namun diperlukan
instalasi dan investasi yang sangat besar Prinsip kerjanya adalah bahan diletakkan dalam
kereta yang berisi rigen-rigen panjang terowongan berkisar 35 sampai 50 kaki. Udara panas
dimasukkan melalui rigen searah dengan gerakan produk. Namun dapat juga udara panas di
hembuskan berlawanan dengan gerakan produk hal ini akan menimbulkan produk yang sangat
kering.
e. Pengering Tungku
Pada umumnya pengering ini terdiri dari suatu bangunan bertingkat dua. Lantai atas
tersusun oleh kerai yang bercelah sempit, dimana produk bahan yang akan dikeringkan
dihamparkan diatasnya. Gas yang panas dihasilkan oleh suatu tungku atau perapian yang
berada pada lantai pertama kemudian mengalir melalui produk secara konveksi alami atau
dengan bantuan kipas angin. Bahan harus selalu dibalik dan diaduk, dan untuk mengeringkan
diperlukan waktu yang relatif lama. Pengeringan tungku ini digunakan untuk mengeringkan
produk-produk seperti irisan apel, hop, dan seringkali mengeringkan kentang.
Pemilihan Jenis Alat Pengering
Bentuk bahan yang akan dikeringkan: cair, pasta, sluri, pulp, cairan kental, agregat
besar atau kecil
Sifat bahan: sensitif terhadap oksidasi, peka terhadap suhu, dll
Sifat produk yang diinginkan: bubuk, instan, bentuk tidak berubah
Harga produk akhir: murah, sedang, mahal

E. Prosedur Percobaan
1) Mengeringkan zat padat dengan ukuran tebal tertentu dalam oven selama 2 jam
hingga tidak mengandung air lagi, dinginkan dan timbang beratnya, ini merupakan
massa zat padat kering tulang
2) Merebus zat padat dalam air mendidih 15 menit, dinginkan hingga temperatur
runag, timbang beratnya
3) Selisih berat zat padat basah dengan zat padat kering merupakan kadar air awal zat
padat yang akan dikeringkan
4) Menyiapkan alat pengering, menghidupkan blower dan elemen pemanas hingga
temperatur konstan 60oC
5) Mencatat relative humidity temperatur bola basah udara panas masuk ruang
pengering, menentukan dew point udara dengan menggunakan humidity chart
6) Membaca tekanan uap air dari tabel tekanan uap dengan mengguanakan humidity
chart
7) Tekanan uap air pada kondisi ini = tekanan parsial uap air uadara mula-mula
8) Mencatat laju alir udara
9) Menentukan laju alir udara kering masuk ruang pengering dengan menggunakan
persamaan :

= kering masuk ruang pengering


10) (Nt-NH2O)x BM merupakan massa udara
11) Setiap selang waktu 15 menit catat relative humidity, temperatur udara keluar
runag pengering
12) Mengulangi percobaan diatas untuk tebal material berbeda
13) Laju alir udara dan temperatur pengering selama percobaan dijaga konstan

F. Data Pengamatan
Waktu
(menit)
0
15
30
45

Temp. Bola kering


(oC)
52
56
56
55

Temp. Bola basah


(oC)
30
31
32
32

H =kg H2o/kg dry out


0,018
0,019
0,021
0,0215

60
75
90
-

55
55
55

Temperatur pengeringan
Berat awal saampel 1
Berat setelah dikeringkan
Kadar air
Berat awal sampel 2
Berat setelah dikeringkan
Kadar air

32
32
32

0,0215
0,0215
0,0215

= 60oC
= 6,6 gr
= 4,2 gr
= 2,4 gr
= 6,2 gr
= 3,9 gr
= 2,3 gr

G. Perhitungan
a. Mencari nilai air moisture
Pada t = 0 menit
Dik = berat awal sampel 1
= 0,0066 kg
Berat sampel 1 setelah dikeringkan = 0,0042 kg
Berat awal sampel 2
= 0,0062 kg
Berat sampel 2 setelah dikeringkan = 0,0039 kg
Sampel 1 =

Xt = (0,0066 0,0042)kg / 0,0066 kg = 0,3636 kg h2o/kg bahan kering


Xo = Xt X* = 0,3636 0,05 = 0,31136 kg h2o/kg bahan kering

Sampel 2 =

Xt = (0,0062 0,0039)kg / 0,0062 kg = 0,3709 kg h2o/kg bahan kering


Xo = Xt X* = 0,3709 0,05 = 0,3209 kg h2o/kg bahan kering

Pada t = 15 menit
Dik

= V udara kering

= 7,5 mph x (0,4403 m/s / 1 mph) = 3,35 m/s

Diameter cerobong = 0,021 m


= 1,22 kg/m3

udara
Q

=VxA
= 3,35 m/s (3,14 x 0,01052) = 1,16 x 10-3m3/s

Berat udara kering/jam= Q x udara


= 1,16 x 10-3m3/s x 1,22 kg/m3
= 1,4152 x 10-3kg/s x (3600 s/ 1 jam)
= 5,0947 kg/jam
Berat udara kering

= 5,0947 kg/jam (1jam/60menit) x 15 menit

= 1,27368kg
Kg H2O

= H x Berat udara kering


= 0,019 kg h2o/kg udara kering x 1,27368 kg udara kering
= 0,0242 kg H2O

Sampel 1

= Y1 = 0,0066 kg 0,0042 = -0,0176 kg


XtY1 = (Y1 S11)/S11 = (-0,0176 0,0042) / 0,0042 = -5,2404 kg h2o/kg bahan kering
XY1= XtY1 X* = -5,2404 0,05 = -5,1904 kg h2o/kg bahan kering

Sampel 2

= Y2 = 0,0062 kg 0,00242 = -0,018 kg


XtY2 = (Y2 S22)/S22 = (-0,018 0,0039) / 0,0039 = -5,6153 kg h2o/kg bahan kering
XY2= XtY2 X* = -5,6153 0,05 = -5,6653 kg h2o/kg bahan kering

Pada t = 30 menit
Dik

= Berat udara kering/jam= 5,0947 kg/jam


H = 0,021 kg h2o/kg udara kering
Berat udara kering

= 5,0947 kg/jam (1jam/60menit) x 30 menit


= 2,54735kg

Kg H2O

= H x Berat udara kering


= 0,021 kg h2o/kg udara kering x 2,54735kg udara kering
= 0,0534 kg H2O

Sampel 1

= Y1 = 0,0066 kg 0,0534 = -0,0468 kg


XtY1 = (Y1 S11)/S11 = (-0,0468 0,0042) / 0,0042 = -12,1428 kg h2o/kg bahankering
XY1= XtY1 X* = -12,1428 0,05 = -12,1928 kg h2o/kg bahankering

Sampel 2

= Y2 = 0,0062 kg 0,0534 = -0,0472 kg


XtY2 = (Y2 S22)/S22 = (-0,0472 0,0039) / 0,0039 = -13,1025 kg h2o/kg bahankering
XY2= XtY2 X* = -13,1025 0,05 = -13,1525 kg h2o/kg bahankering

Pada t = 45 menit
Dik

= Berat udara kering/jam= 5,0947 kg/jam

H = 0,0215 kg h2o/kg udara kering


Berat udara kering

= 5,0947 kg/jam (1jam/60menit) x 45 menit


= 4,4285 kg

Kg H2O

= H x Berat udara kering


= 0,0215 kg h2o/kg udara kering x 4,4285kg udara kering
= 0,0952 kg H2O

Sampel 1

= Y1 = 0,0066 kg 0,0952 = -0,0886 kg


XtY1 = (Y1 S11)/S11 = (-0,0886 0,0042) / 0,0042 = -22,0952 kg h2o/kg bahankering
XY1= XtY1 X* = -22,0952 0,05 = -22,1452 kg h2o/kg bahankering

Sampel 2

= Y2 = 0,0062 kg 0,0952 = -0,089 kg


XtY2 = (Y2 S22)/S22 = (-0,089 0,0039) / 0,0039 = -23,8205 kg h2o/kg bahankering
XY2= XtY2 X* = -23,8205 0,05 = -23,8705 kg h2o/kg bahankering

Pada t = 60 menit
Dik

= Berat udara kering/jam= 5,0947 kg/jam


H = 0,0215 kg h2o/kg udara kering
Berat udara kering

= 5,0947 kg/jam (1jam/60menit) x 60 menit


= 5,0947 kg

Kg H2O

= H x Berat udara kering


= 0,0215 kg h2o/kg udara kering x 5,0947kg udara kering
= 0,1095 kg H2O

Sampel 1

= Y1 = 0,0066 kg 0,1095 = -0,1029 kg


XtY1 = (Y1 S11)/S11 = (-0,1029 0,0042) / 0,0042 = -25,5 kg h2o/kg bahankering
XY1= XtY1 X* = -25,5 0,05 = -25,55 kg h2o/kg bahankering

Sampel 2

= Y2 = 0,0062 kg 0,1095 = -0,1033 kg


XtY2 = (Y2 S22)/S22 = (-0,1033 0,0039) / 0,0039 = -27,4871 kg h2o/kg bahankering
XY2= XtY2 X* = -27,4871 0,05 = -27,5371 kg h2o/kg bahankering

Pada t = 75 menit
Dik

= Berat udara kering/jam= 5,0947 kg/jam


H = 0,0215 kg h2o/kg udara kering
Berat udara kering

= 5,0947 kg/jam (1jam/60menit) x 75 menit


= 6,3683 kg

Kg H2O

= H x Berat udara kering


= 0,0215 kg h2o/kg udara kering x 6,3683kg udara kering
= 0,1369 kg H2O

Sampel 1

= Y1 = 0,0066 kg 0,1369 = -0,1303 kg


XtY1 = (Y1 S11)/S11 = (-0,1303 0,0042) / 0,0042 = -32,0238 kg h2o/kg bahankering
XY1= XtY1 X* = -32,0238 0,05 = -32,0738 kg h2o/kg bahankering

Sampel 2

= Y2 = 0,0062 kg 0,1369 = -0,1307 kg


XtY2 = (Y2 S22)/S22 = (-0,1307 0,0039) / 0,0039 = -34,5128 kg h2o/kg bahankering
XY2= XtY2 X* = -34,5128 0,05 = -34,5628 kg h2o/kg bahankering

Pada t = 90 menit
Dik

= Berat udara kering/jam= 5,0947 kg/jam


H = 0,0215 kg h2o/kg udara kering
Berat udara kering

= 5,0947 kg/jam (1jam/60menit) x 90 menit


= 7,642 kg

Kg H2O

= H x Berat udara kering


= 0,0215 kg h2o/kg udara kering x 7,642 kg udara kering
= 0,1643 kg H2O

Sampel 1

= Y1 = 0,0066 kg 0,1643 = -0,1577 kg


XtY1 = (Y1 S11)/S11 = (-0,1577 0,0042) / 0,0042 = -38,5476 kg h2o/kg bahankering
XY1= XtY1 X* = -38,5476 0,05 = -38,5976 kg h2o/kg bahankering

Sampel 2

= Y2 = 0,0062 kg 0,1643 = -0,1581 kg


XtY2 = (Y2 S22)/S22 = (-0,1581 0,0039) / 0,0039 = -41,5385 kg h2o/kg bahankering

XY2= XtY2 X* = -41,5385 0,05 = -41,5884 kg h2o/kg bahankering


b. Mencari Vh
= ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( H ) T

Vh
-

Padat t = 0
Vh
= ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,018 ) 333 oK
= 0,9697

Padat t = 15
Vh
= ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,019 ) 333 oK
= 0,9712

Padat t = 30
Vh
= ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,02 ) 333 oK
= 0,9742

Padat t = 45
Vh
= ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,0215 ) 333 oK
= 0,9750

Padat t = 60
Vh
= ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,0215 ) 333 oK
= 0,9750

Padat t = 75
Vh
= ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,0215 ) 333 oK
= 0,9750

Padat t = 90
Vh
= ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,0215 ) 333 oK
= 0,9750

c. Mencari

( densitas udara ) dan Harga G

kg

3
/m

kg

/ jam m2

= v.

Asumsi V

= 1,02 m / jam

Pada

t= 0

G
-

Pada
g

G
-

Pada
g

= 1,0498 kg / m3
= 1,02 x 1,0498
= 1,0708 kg / jam m2
t = 15
=

kg

3
/m

= 1,0492 kg / m3
= 1,02 x 1,0492
= 1,0702 kg / jam m2
t = 30
=

kg

3
/m

Pada

t = 45

Pada
g

kg

3
/m

= 1,0476 kg / m3
= 1,02 x 1,0476
= 1,0686 kg / jam m2
t = 60
=

kg

3
/m

= 1,0476 kg / m3
= 1,02 x 1,0476
= 1,0686 kg / jam m2

Pada

t = 75

G
-

3
/m

kg

= 1,0480 kg / m3
= 1,02 x 1,0480
= 1,0690 kg / jam m2

Pada
g

kg

3
/m

= 1,0476 kg / m3
= 1,02 x 1,0476
= 1,0686 kg / jam m2
t = 90
=

kg

3
/m

= 1,0476 kg / m3
= 1,02 x 1,0476
= 1,0686 kg / jam m2

d. Mencari h ( heat transfer )


h = 0,0204 ( G ) 0,8
-

Pada
h

t=0
= 0,0204 ( 1,0708 ) 0,8
= 0,02155

Pada
h

t = 15
= 0,0204 ( 1,0702 ) 0,8
= 0,02153

Pada
h

t = 30
= 0,0204 ( 1,0690 ) 0,8
= 0,02152

Pada
h

t = 45
= 0,0204 ( 1,0686 ) 0,8
= 0,02151

Pada
h

t = 60
= 0,0204 ( 1,0708 ) 0,8
= 0,02155

Pada
h

t = 75
= 0,0204 ( 1,0708 ) 0,8
= 0,02155

Pada
h

t = 90
= 0,0204 ( 1,0708 ) 0,8
= 0,02155

e. Mencari interpolasi w
- 31

= y

= 2625,4 +

( y2 y1 )

( 2631,6 2625,4 )

= 2626, 2857
- 32
y

= y

( y2 y1 )

= 2625,4 +

= 2627, 84
f. Mencari Rc ( laju pengeringan )

Rc

Pada

t=0

Rc

=
= 0,8865 kg / jam m2

Pada

t = 15

Rc

=
= 0,8558 kg / jam m2

Pada

t = 30

Rc

Pada

= 0,8254kg / jam m2
t = 45 , 60 , 75 , 90

Rc

( 2631,6 2625,4 )

= 0,8250 kg / jam m2
g. Mencari Tc

Tc

Untuk sampel 1

= ( 6,6 4,2 ) gr
= 2,4 gr
= 2,4 x 10 -3 kg

Untuk sampel 2

= ( 6,2 3,9 ) gr
= 2,3 gr
= 2,3 x 10 -3 kg

Pada

Sampel 1

=0

= Tc =

= 7,8245 jam

Sampel 2

= Tc =

= 7,4984 jam
-

Pada

= 15

Sampel 1

= Tc =

= 8,1051 jam

Sampel 2

= Tc =

= 7,7674 jam
-

Pada

Sampel 1

= 30

= Tc =

= 8,4031 jam

Sampel 2

= Tc =

= 8,0535 jam
-

Pada

= 45 , 60 , 75 , 90

Sampel 1

= Tc =

= 8,4077 jam

Sampel 2

= Tc =

= 8,0574 jam

H. Analisa Percobaan
Dari percobaan yang dilakukan yaitu pengeringan zat padat, dimana zat atau bahan
padatan itu berupa kerupuk. Dari percobaan yang dilakukan dapat dianalisis hal- hal sebagai
berikut: pengeringan zat padat atau drying merupakan suatu proses pemisahan sejumlah kecil
air dari bahan padat. Sehingga terjadi penguraian kadar sisa air yang masiih terikat pada zat
tersebut. Pengeringan zat padat dilakukan dengan mengalirkan uadara masuk ke dalam ruang
pengering, dimana udara panas ini dialirkan oleh blower yang bersumber dari listrik.
Dari percobaan ini didapat data yaitu kadar air dengan mengurangi masa kerupuk yang
dioven dan masa kayu yang direbus. Sehingga didapat total moisture. Sedangkan laju periode
pengeringan konstan didapat berdasarkan perhitungan sebesar 0,8250 kg/ jam m2 yang mana

keadaan konstan berada di waktu 45,60,75 dan 90 . Untuk humidity dan kelembaban didapat
dari perpotongan dari temperatur bola basah dan bola kering. Untuk relativ humidity (Rh)
didapat dari juga dari alur garis vertikal yang miring keatas berdasarkan atau disesuaikan
terhadap perpotongan antara temperatur bola basah dan bola kering.
Humidity berhubungan dengan udara lembab (dew point), karena humidity
menjelaskan tentang kuantitas air yang terkandung dalam udara lembab. Serta di dapatkan
juga heat transfer konstan yang berada pada waktu 45,60,75, dan 90 yaitu 0,02151. Faktor
yang mempengaruhi laju pengeringan pada proses pengeringan zat padat tersebut yaitu
temperature, ukuran sampel dan jenis sampel.
I.

Kesimpulan
Laju pengeringan dapat di pengaruhi oleh temperature, ukuran sampel dan jenis

sampel
Pengeringan zat padat dilakukan dengan mengalirkan udara panas dari sumber listrik
Apabila temperature tinggi maka waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan suatu

sampel sedikit .
Laju periode pengeringan konstan sebesar 0,8250 kg/ jam m2

DAFTAR PUSTAKA

Tim Lab Satuan Operasi 2. 2014.Petunjuk praktikum Satuan Operasi 2 (Pengeringan


Zat Padat) . Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang
http://eprints.undip.ac.id/3272/1/makalah seminar. Ahmad Banadip.pdf
Perrys Chemical Engineering Handbook 7th. Edition
http://id.wikipedia.org/wiki/pengeringan
http://btagalerry.blogspot.com/2010/02/blog-spot_12.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai