Laporan Pengeringan Zat Padat Fix Kelmpk 1
Laporan Pengeringan Zat Padat Fix Kelmpk 1
A. Tujuan Percobaan
Untuk mengeringkan bahan padat dengan mengalirkan udara panas dan menentukan laju
alir pengeringan
B. Alat yang digunakan
1. Plate dryer
2. Higrometer
3. Termometer bola kering
4. Termometer bola basah
5. Water batch
6. Neraca analitik
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1. Berdasarkan proses
Proses batch yaitu material dimasukkan ke dalam pengering dan dikeringkan sampai
waktu tertentu yang diinginkan.
Proses continue yaitu materila dimasukkan ke dalam pengering dan bahan kering
diambil secara sinambung.
Pengering adiabatik dan nonadiabatik yaitu kombinasi antara pengering adiabatik dan
nonadiabatik.
Pengering hampa yaitu pengeringan pada tekanan rendah dan proses penguapan
berlangsung cepat.
Pengering beku (freezing drying) yaitu air disublimasikan dari bahan yang dibekukan
sebgai contohnya N2 cair dan seperti silika gel tetapi menjaga bahan tetap beku agar
bahan tidak rusak seperti protein yang rentang terhadap suhu.
3. Zat padat disiramkan disiram ke bawah melalui suatu arus gas yang bergerak
perlahan-lahan ke atas, terkadang dalam hal ini terdapat pembawa ikutan yang tidak
dikehendaki dari partikel halus oleh gas.
4. Gas dialirkan melaluizat padat dan dengan kecepatan yang cukup membuat bahan
terfluidisasikan.
5. Zat padat seluruhnya dibawa ikut dengan arus gas kecepatan tinggi dan diangkat
secara pneumatik dari piranti percampuran ke pemisah mekanik.
Pengeringan adiabatik dibedakan menurut zat padatnya itu berkontak dengan permukaan
panas sumber kalor lainnya. Zat padat dihamparkan diatas permukaan bersama dengan
permukaan horizontal, yang stasioner atau bergerak lambat dan dimasak hingga kering.
Sedangkan yang satu lagi yaitu zat padat tersebar diatas permukaan panas biasanya berbentuk
silinder dengan batuan pengaduk.
Ada beberapa Faktor yang berpengaruh terhadap laju pengeringan diantaranya adalah sebagai
berikut:
Pengaturan geometris bahan pada permukaan alat atau media perantara perpindahan
panas
dilakukan pada alat-alat pengering dengan udara sebagai media pengeringan. Operasi ini
dapat ditempatkan di dalam alat itu sendiri atau di luar alat pengering. Untuk pekerjaan ini
dicapai tray dryer dengan sumber energi udara panas dari electric heater yang dipasang diluar
alat percobaan, sebagai penghembus udara dipakai blower yang terpasang satu unit dengan
electric heater itu. Alat itu memakai x tray yang nantinya untuk menempatkan zat yang akan
dikeringkan secara batch. Saat pengeringan berlangsung, permukaan kontak antara permukaan
dengan udara yang selalu basah dengan cairan sampai cairan habis teruapkan seluruhnya.
Deskripsi Alat
Alat yang digunakan:
1. Alat Pengering (Rotary Dryer)
2. Alat pemanas sebagai sumber udara panas (electric heater)
Kedua alat ini dihubungkan satu sama alain dengan pipa agar udara panas dapat masuk pada
ruang tray drier. Tray dryer terdiri dari 4 tray yang diisi zat padat yang akan dipanaskan dan
diletakkan di dalam ruang dryer tersebut. Skema alat tersebut sebagai berikut :
(persamaan 1)
Bila udara panas mengalir sejajar permukaan zat padat maka koefisien perpindahan panas (h)
adalah :
h = 0,02046 0,8
(persamaan 2)
dimana, h = W/moC
g = kg /jam m2
humid volume udara panas dapat ditaksir dengan persamaan
vh = [2,83 . 10-3 +4,56 .10-3 .H ] T
(persamaan 3)
kg /m3
(persamaan 4)
kecepatan massa
G = V. G kg/ jam m2
(persamaan 5)
terdiri dari unsur dasar oksigen dan hidrogen dipecahkan, maka molekul tersebut akan keluar
dari bahan. Akibatnya bahan tersebut akan kehilangan air yang dikandungnya. Cara ini juga
disebut pengeringan atau penghidratan. Untuk memecahkan ikatan oksigen dan hidrogen ini,
biasanya digunakan gelombang mikro. Drying merupakan salah satu proses pengambilan
sejumlah cairan yang terkandung didalam suatu bahan (padatan) dengan menggunakan
medium berupa gas atau udara yang dilewatkan melalui bahan tersebut sehingga kandungan
cairan menjadi berkurang karena menguap (Badger,1955).
Drying banyak digunakan dalam berbagai macam industri, baik industri besar maupun
kecil. Tujuan dari proses pengeringan ini berbeda antara lain adalah untuk mengawetkan suatu
bahan, menghilangkan uap beracun, mengurangi biaya pengangkutan, membuat bahan dengan
kandungan air tertentu, membunuh mikroorganisme dalam bahan dan memperingan bahan.
Sebagian besar industri yang menghasilkan produk padatan menggunakan proses drying,
antara lain : Industri pigmen, kertas, polymer, ceramik, kulit, kayu, dan makanan
(McKetta,1983).Proses pengeringan sangat erat hubungannya dengan alat pengering.
Pemilihan alat pengering berdasarkan pertimbangan kondisi operasi, kebutuhan energi, biaya
perawatan, hasil yang diinginkan, kapasitas, bahan yang diolah, jenis sumber energi alat,
efisiensi energi serta pertimbangan-pertimbangan ekonomis (McKetta,1983)
Pengeringan merupakan salah satu proses pengolahan pangan yang sudah lama
dikenal. Tujuan dari proses pengeringan adalah : menurunkan kadar air bahan sehingga bahan
menjadi lebih awet, mengecilkan volume bahan sehingga memudahkan dan menghemat biaya
pengangkutan, pengemasan dan penyimpanan.
Klasifikasi pengering
Pengering yang terdapat di pasaran sangat banyak macam ragamnya. Perbedaan satu
sama lain terutama terletak dalam hal cara memindahkan zat padat di dalam zone pengeringan
dan dalam cara perpindahan kalor. Ada pengering yang beroperasi secara kontinyu
(sinambung) dan ada pula yang secara tumpak (batch). Pada beberapa pengering, zat padatnya
ada yang diaduk tetapi ada pula yang zat padatnya boleh dikatakan tidak diaduk. Untuk
mengurangi suhu pengeringan, beberapa pengering beroperasi dalam vakum. Beberapa
pengering dapat menangani segala macam jenis bahan, tetapi ada pula yang sangat terbatas
dalam hal umpan yang dapat ditanganinya
Prinsip Dasar Pengeringan
harus
pengeringan berlangsung.
Jadi panas harus disediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui
berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air
yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang dikeringkan dan cara
pemanasan yang digunakan. Dengan sangat terbatasnya kadar air pada bahan yang telah
dikeringkan, maka enzim-enzim yang ada pada bahan menjadi tidak aktif dan
mikroorganisme yang adapada bahan tidak dapat tumbuh.
Di samping itu enzim tidak mungkin aktif pada bahan yang sudah dikeringkan, karena
reaksi biokimia memerlukan air sebagai medianya. Berdasarkan hal tersebut, berarti kalau kita
bermaksud mengawetkan bahan melalui proses pengeringan, maka harus diusahakan kadar air
yang tertinggal tidak mungkin dipakai untuk aktivitas enzim dan mikroorganisme. Mekanisme
keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah sebagai berikut:
- Air bergerak melalui tekanan kapiler.
- Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian bahan.
- Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan permukaan
komponen padatan dari bahan.
- Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kecepatan pengeringan tersebut adalah:
a. Luas Permukaan
Air menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan
merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat pengeringan
umumnya bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau di iris-iris terlebih dulu.
Hal ini terjadi karena: (1) pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan
bahan dan permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan sehingga air
mudah keluar, (2) potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana
panas harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan mengurangi
jarak melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan
kemudian keluar dari bahan tersebut
.
kecil
tekanan
udara
akan
semakin
besar
kemampuan
udara
untuk mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan
disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara
disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan
menghambat proses atau laju pengeringan.
Jenis- Jenis Pengeringan
a. Pengeringanan alami
Penjemuran merupakan proses pengeringan yang sederhana dan murah karena sinar matahari
tersedia sepanjang tahun dan tidak memerlukan peralatan khusus.
Sarana utama yang dibutuhkan untuk penjemuran adalah lantai penjemur atau lamporan
berupa lantai semen atau lantai plesteran batubata.
Pengeringan dengan cara penjemuran mempunyai beberapa kelebihan antara lain :
a). tidak memerlukan bahan bakar sehingga biaya pengeringan rendah,
b). dapatmemperluas kesempatan kerja, dan
E. Prosedur Percobaan
1) Mengeringkan zat padat dengan ukuran tebal tertentu dalam oven selama 2 jam
hingga tidak mengandung air lagi, dinginkan dan timbang beratnya, ini merupakan
massa zat padat kering tulang
2) Merebus zat padat dalam air mendidih 15 menit, dinginkan hingga temperatur
runag, timbang beratnya
3) Selisih berat zat padat basah dengan zat padat kering merupakan kadar air awal zat
padat yang akan dikeringkan
4) Menyiapkan alat pengering, menghidupkan blower dan elemen pemanas hingga
temperatur konstan 60oC
5) Mencatat relative humidity temperatur bola basah udara panas masuk ruang
pengering, menentukan dew point udara dengan menggunakan humidity chart
6) Membaca tekanan uap air dari tabel tekanan uap dengan mengguanakan humidity
chart
7) Tekanan uap air pada kondisi ini = tekanan parsial uap air uadara mula-mula
8) Mencatat laju alir udara
9) Menentukan laju alir udara kering masuk ruang pengering dengan menggunakan
persamaan :
F. Data Pengamatan
Waktu
(menit)
0
15
30
45
60
75
90
-
55
55
55
Temperatur pengeringan
Berat awal saampel 1
Berat setelah dikeringkan
Kadar air
Berat awal sampel 2
Berat setelah dikeringkan
Kadar air
32
32
32
0,0215
0,0215
0,0215
= 60oC
= 6,6 gr
= 4,2 gr
= 2,4 gr
= 6,2 gr
= 3,9 gr
= 2,3 gr
G. Perhitungan
a. Mencari nilai air moisture
Pada t = 0 menit
Dik = berat awal sampel 1
= 0,0066 kg
Berat sampel 1 setelah dikeringkan = 0,0042 kg
Berat awal sampel 2
= 0,0062 kg
Berat sampel 2 setelah dikeringkan = 0,0039 kg
Sampel 1 =
Sampel 2 =
Pada t = 15 menit
Dik
= V udara kering
udara
Q
=VxA
= 3,35 m/s (3,14 x 0,01052) = 1,16 x 10-3m3/s
= 1,27368kg
Kg H2O
Sampel 1
Sampel 2
Pada t = 30 menit
Dik
Kg H2O
Sampel 1
Sampel 2
Pada t = 45 menit
Dik
Kg H2O
Sampel 1
Sampel 2
Pada t = 60 menit
Dik
Kg H2O
Sampel 1
Sampel 2
Pada t = 75 menit
Dik
Kg H2O
Sampel 1
Sampel 2
Pada t = 90 menit
Dik
Kg H2O
Sampel 1
Sampel 2
Vh
-
Padat t = 0
Vh
= ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,018 ) 333 oK
= 0,9697
Padat t = 15
Vh
= ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,019 ) 333 oK
= 0,9712
Padat t = 30
Vh
= ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,02 ) 333 oK
= 0,9742
Padat t = 45
Vh
= ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,0215 ) 333 oK
= 0,9750
Padat t = 60
Vh
= ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,0215 ) 333 oK
= 0,9750
Padat t = 75
Vh
= ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,0215 ) 333 oK
= 0,9750
Padat t = 90
Vh
= ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,0215 ) 333 oK
= 0,9750
c. Mencari
kg
3
/m
kg
/ jam m2
= v.
Asumsi V
= 1,02 m / jam
Pada
t= 0
G
-
Pada
g
G
-
Pada
g
= 1,0498 kg / m3
= 1,02 x 1,0498
= 1,0708 kg / jam m2
t = 15
=
kg
3
/m
= 1,0492 kg / m3
= 1,02 x 1,0492
= 1,0702 kg / jam m2
t = 30
=
kg
3
/m
Pada
t = 45
Pada
g
kg
3
/m
= 1,0476 kg / m3
= 1,02 x 1,0476
= 1,0686 kg / jam m2
t = 60
=
kg
3
/m
= 1,0476 kg / m3
= 1,02 x 1,0476
= 1,0686 kg / jam m2
Pada
t = 75
G
-
3
/m
kg
= 1,0480 kg / m3
= 1,02 x 1,0480
= 1,0690 kg / jam m2
Pada
g
kg
3
/m
= 1,0476 kg / m3
= 1,02 x 1,0476
= 1,0686 kg / jam m2
t = 90
=
kg
3
/m
= 1,0476 kg / m3
= 1,02 x 1,0476
= 1,0686 kg / jam m2
Pada
h
t=0
= 0,0204 ( 1,0708 ) 0,8
= 0,02155
Pada
h
t = 15
= 0,0204 ( 1,0702 ) 0,8
= 0,02153
Pada
h
t = 30
= 0,0204 ( 1,0690 ) 0,8
= 0,02152
Pada
h
t = 45
= 0,0204 ( 1,0686 ) 0,8
= 0,02151
Pada
h
t = 60
= 0,0204 ( 1,0708 ) 0,8
= 0,02155
Pada
h
t = 75
= 0,0204 ( 1,0708 ) 0,8
= 0,02155
Pada
h
t = 90
= 0,0204 ( 1,0708 ) 0,8
= 0,02155
e. Mencari interpolasi w
- 31
= y
= 2625,4 +
( y2 y1 )
( 2631,6 2625,4 )
= 2626, 2857
- 32
y
= y
( y2 y1 )
= 2625,4 +
= 2627, 84
f. Mencari Rc ( laju pengeringan )
Rc
Pada
t=0
Rc
=
= 0,8865 kg / jam m2
Pada
t = 15
Rc
=
= 0,8558 kg / jam m2
Pada
t = 30
Rc
Pada
= 0,8254kg / jam m2
t = 45 , 60 , 75 , 90
Rc
( 2631,6 2625,4 )
= 0,8250 kg / jam m2
g. Mencari Tc
Tc
Untuk sampel 1
= ( 6,6 4,2 ) gr
= 2,4 gr
= 2,4 x 10 -3 kg
Untuk sampel 2
= ( 6,2 3,9 ) gr
= 2,3 gr
= 2,3 x 10 -3 kg
Pada
Sampel 1
=0
= Tc =
= 7,8245 jam
Sampel 2
= Tc =
= 7,4984 jam
-
Pada
= 15
Sampel 1
= Tc =
= 8,1051 jam
Sampel 2
= Tc =
= 7,7674 jam
-
Pada
Sampel 1
= 30
= Tc =
= 8,4031 jam
Sampel 2
= Tc =
= 8,0535 jam
-
Pada
= 45 , 60 , 75 , 90
Sampel 1
= Tc =
= 8,4077 jam
Sampel 2
= Tc =
= 8,0574 jam
H. Analisa Percobaan
Dari percobaan yang dilakukan yaitu pengeringan zat padat, dimana zat atau bahan
padatan itu berupa kerupuk. Dari percobaan yang dilakukan dapat dianalisis hal- hal sebagai
berikut: pengeringan zat padat atau drying merupakan suatu proses pemisahan sejumlah kecil
air dari bahan padat. Sehingga terjadi penguraian kadar sisa air yang masiih terikat pada zat
tersebut. Pengeringan zat padat dilakukan dengan mengalirkan uadara masuk ke dalam ruang
pengering, dimana udara panas ini dialirkan oleh blower yang bersumber dari listrik.
Dari percobaan ini didapat data yaitu kadar air dengan mengurangi masa kerupuk yang
dioven dan masa kayu yang direbus. Sehingga didapat total moisture. Sedangkan laju periode
pengeringan konstan didapat berdasarkan perhitungan sebesar 0,8250 kg/ jam m2 yang mana
keadaan konstan berada di waktu 45,60,75 dan 90 . Untuk humidity dan kelembaban didapat
dari perpotongan dari temperatur bola basah dan bola kering. Untuk relativ humidity (Rh)
didapat dari juga dari alur garis vertikal yang miring keatas berdasarkan atau disesuaikan
terhadap perpotongan antara temperatur bola basah dan bola kering.
Humidity berhubungan dengan udara lembab (dew point), karena humidity
menjelaskan tentang kuantitas air yang terkandung dalam udara lembab. Serta di dapatkan
juga heat transfer konstan yang berada pada waktu 45,60,75, dan 90 yaitu 0,02151. Faktor
yang mempengaruhi laju pengeringan pada proses pengeringan zat padat tersebut yaitu
temperature, ukuran sampel dan jenis sampel.
I.
Kesimpulan
Laju pengeringan dapat di pengaruhi oleh temperature, ukuran sampel dan jenis
sampel
Pengeringan zat padat dilakukan dengan mengalirkan udara panas dari sumber listrik
Apabila temperature tinggi maka waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan suatu
sampel sedikit .
Laju periode pengeringan konstan sebesar 0,8250 kg/ jam m2
DAFTAR PUSTAKA