Anda di halaman 1dari 34

1.

PENGERTIAN UMUM.
Air yang berasal dari alam selalu mengandung kotoran ( Impurities ).
Impurities dalam air dapat di kelompokan menjadi dua jenis yaitu :
1. Dissolved Solid ( kotoran yang terlarut ).
2. Suspended Solid ( kotoran yang tidak terlarut ).
Metoda yang di pakai untuk menghilangkan ke dua jenis kotoran tersebut berbeda .
1. Dissolved Solid di hilangkan dengan cara Softening dan/ atau Demineralisasi.
2. Suspended Solid di hilangkan melalui proses KLARIFIKASI dan FILTRASI.
Suspended Solid merupakan partikel-partikel yang sangat kecil ( colloid ) dan umumnya bermuatan
Negative. Karena partikel-partikel tersebut mempunyai muatan yang sama ( negative ) maka di antara
partikel-partikel tersebut terdapat gaya tolak menolak yang mengakibatkan partikel-partikel tersebut tidak
bisa mendekat satu sama lain sehingga tetap tersuspensi dalam air.
Untuk dapat menghilangkan partikel-partikel yang tersuspensi tersebut di perlukan suatu mekanisme yang bisa
membuat partikel-partikel tersebut menempel satu sama lain sehingga terbentuk partikel yang cukup besar
( floc ) dan kemudian bisa di keluarkan dari sistim, melalui proses KLARIFIKASI.
DEFINISI
KLARIFIKASI :Adalah proses penghilangan suspended solid melalui mekanisme Koagulasi, Floculasi dan
Sedimentasi.
KOAGULASI : Adalah suatu mekanisme dimana partikel-partikel koloid yang bermuatan negatif tadi di
netralkan muatannya sehingga setelah muatannya netral partikel-partikel tsb bisa saling mendekat dan
menempel satu sama lain dan mulai terbentuk floc yang kecil ( pin floc ).

FLOKULASI : Adalah suatu mekanisme dimana floc kecil ( pin floc ) yang terbentuk dalam proses
koagulasi tadi, melalui suatu media ( floculant ) di gabung menjadi floc yang cukup besar
sehingga cukup berat untuk bisa mengendap ( settling ).
SEDIMENTASI : Adalah suatu mekanisme di mana floc yang telah cukup besar tadi mengendap dan
turun ke bawah permukaan air.
KOAGULAN : Adalah bahan kimia Alum Sulfate, Ferric Sulfate ( bermuatan positif ) yang di pakai untuk
menetralkan muatan partikel koloid dalam proses Koagulasi.
FLOKULAN: Adalah bahan kimia coagulant aid ( Polimer berantai panjang ) yang di pakai untuk
menggabungkan ( bridging ) floc-floc kecil hasil koagulasi menjadi floc yang besar
dan cukup berat untuk bisa settling. Floculant ini biasa juga disebut sebagai Coagulant Aid.
Frimary cagulant atau biasa di sebut sebagai coagulant saja, terdapat dalam 2 jenis :
1. Inorganic coagulant, yaitu bahan kimia anorganic seperti Alum Sulfate, Ferric Sulfate,
Sodium Aluminat.
2. Organic coagulant, yaitu senyawa organic yang mempunyai muatan positif dan mempunyai
rantai pendek ( Cationic Polymer yang mempunyai Berat Molekul rendah ).
Fungsi dari kedua jenis coagulant tsb adalah sama yaitu untuk de-stabilisasi ( menetralkan muatan
partikel ).
Secara umum, bila turbidity airnya lebih besar dari 60 NTU, lebih menguntungkan menggunakan organic
coagulant. untuk turbidity air antara 10 60 NTU, biasanya di pakai kombinasi dari keduanya.

RAW WATER TREATMENT PLANT


( RWTP )
A. Pendahuluan.
Air baku utama diambil dari sungai Citarum yang berlokasi di Parung Kadali dan Cikao
Jatiluhur, sebagai cadangan darurat di ambil dari kolan 8 lokasi sekitar Pabrik.
Dengan kapasitas pengolahan air bersih 650 m3/h, terdiri atas :
- Clarifier system.
- Chemical Injection System.
- Pressurized Sand Filter System.
- Dehydration System.
- Filter Water Storage Tank.
Pemakaian air bersih di Pabrik Ammonia, Urea dan Utility di pergunakan untuk :
- Demineralisasi water make up.
- Cooling water make up.
- Fire water.
- Service water.
- Back wash Pressurized Sand Filter ( PSF ).
- Back wash Activated Carbon Filter ( ACF ).
RWTP di rancang untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak larut dalam air, menggunakan
kecepatan kontak partikel yang tinggi di Clarifier dan Pressurized Sand Filter.

Untuk kebutuhan menghilangkan Suspendid Solid secara effisien, di lengkapi Chemical Dossing
System sebagai berikut :
1. Alumunium Sulfate ( Alum ) dossing system.
Alum dossing tank : W-FA 1002, capacity = 7,88 m3.
Alum dossing pump : W-GA 1015 A/B, capacity = 0,700 m3/h
Aqitator
: W-GD 1003.
Di dalam tanki di persiapkan larutan Alum Sulfate dengan perbandingan 50 kg + ltr air, sesuai
capasitas tanki. Di lengkapi dengan Sebuah Aqitator yang di gerakan oleh motor sebagai pengaduk,
start/ stop manual di LCP. 2 buah dossing pump 1 operasi/ 1 stand by, start/ stop hanya di LCP.
Untuk mengatur stroke mode manual bisa dilapangan dan PLC dengan merubah nilai Ratio sesuai
yang di butuhkan.
Dan mode Auto berdasarkan dari signal flow FI 2101.
Injeksi Alum Sulfate : sebagai Coagulant yang menetralisir muatan negatif partikel dari Suspendid
Solid sehingga tidak saling tolak menolak menjadi pin floc. Proses ini terjadi di Premix.
2. Coagulant Aid dossing system.
Coagulant Aid dossing tank : W-FA 1004, capascity = 3,20 m3.
Coagulant Aid pump
: W-GA 1017 A/B, capacity 0,300m3/h, press 3,0 kg/cm2.
Aqitator
: W-GD 1004.
Di dalam tanki di persiapkan larutan Coag Aid dengan perbandingan 1,0 kg + ltr air, sesuai
capasitas tanki. Di lengkapi dengan Sebuah Aqitator yang di gerakan oleh motor sebagai pengaduk,
start/ stop manual di LCP. 2 buah dossing pump 1 operasi/ 1 stand by, start/ stop hanya di LCP.
Untuk mengatur stroke mode manual bisa dilapangan dan PLC dengan merubah nilai Ratio sesuai
yang di butuhkan.
Dan mode Auto berdasarkan dari signal flow FI 2101.

Injeksi Coagulant Aid : merupakan Polymer berantai panjang partikel-partikel netral saling mendekat
sehingga membentuk floc besar dan settling, kemudian mengendap. Proses ini berlangsung di Clarifier.
3. Caustic dossing system.
Caustic dossing tank : W-FA 1003, capacity 1,20 m3.
Caustic dossing pump : W-GA 1016 A/B, capacity 0,100 m3/h, press 3,0 kg/cm2.
Di dalam tanki di persiapkan larutan caustic 40 48 %, sesuai capasitas tanki.
Di lengkapi dengan 2 buah dossing pump, start/ stop manual di LCP, sesuai kebutuhan.
Injeksi Caustic : berfungsi untuk menaikan/ memperbaiki pH, karena effek injeksi Alum dan
Chlorinasi.
4. Chlorine dossing system.
Chlorine Ejector : W-EE 1020 A/B ( 1 duty, 1 stand by ).
Normal liquid capacity : 5.0 m3
Gas chlorine bercampur dengan service water di pipa aliran air, di Ejector membangkitkan Vaccum,
sebelah depan diafragma membuka safety valve kemudian gas chlorine melewati flow water dan valve
pengatur, kemudian Ejector mencampur gas CL 2 dan aliran air mengalir dengan cepat melalui Ejector.
Dosis dari chlorine di atur oleh flow control FV 2102 U/S dari CL 2 gas flow meter pada body vaccum
regulator. Pembukaan dari FV 2102 berdasar pengaturanya pada set point yang di terima dari flow
inlet raw water FI 2101. Injeksi Chlorine berfungsi , untuk membunuh Micro organisme / bakteri
yang berkembang biak dalam air.

ONE LINE DIAGRAM RAW WATER TREATMENT PLANT

PREMIX TANK W-FA 1005

1. Inlet Raw Water.


Air baku mengalir melalui pipa 24 ke 14 di lengkapi dengan block valve, PG PI 2101 ke PLC dan
DCS. Line injeksi Alum Sulfate dan Caustic sebelum Static Mixer serta injeksi Chlorine setelah Static
Mixer. Untuk mengatur flow yang masuk di atur oleh LY 2101, serta FI 2101 untuk mengatur ke
dossing pump. Dilengkapi dengan line re-cycle 3 dari W-GA 1026 A/B (B/W Pit PSF) dan 2 dari
W-GA 1032 A/B ( out Filter Press ).
- Static Mixer : yang di pasang pada pipa inlet RW sehingga menimbulkan Turbulency air,
merupakan pengaduk chemical yang baik.
- LY 2101 : Level control valve bekerja berdasar level di Clear Well.
- FIC 2101 : Flow meter element memberi input ke dossing pump. Untuk memperoleh jumblah
chemical yang sesuai dengan inlet Raw Water.

II. Premix Tank ( W-FA 1005 ) : sebuah bak beton terbuka dengan capacity = 25 m3.
Dilengkapi dengan Aqitator ( W-GD 1001 ) : Pengadukan cepat berfungsi mempercepat
pengadukan chemical didalam Premix Tank proses Coagulasi berlangsung partikel-partikel koloid yang
bermuatan negative dengan di injeksikan Alum Sulfate akan netral, dan menempel satu sama lain dan
mulai terbentuk Floc yang kecil ( Pin Floc ). Aliran air dari Premix Tank mengalir ke Clarifier
berdasarkan Gravity.
Mekanisme proses Coagulasi ada tiga tahap :
1. Tahap pengadukan antara coagulant dengan air , faktor ini sangat penting.
2. Netralisasi muatan.
3. Dengan adanya input energi dari pengadukan tadi partikel-partikel yang telah di netralkan,
bertubrukan satu sama lain mulai membentuk floc kecil.
Bahan kimia yang di injeksikan : 1. Aluminium Sulfate.
2. Chlorine gas.
3. Coagulant Aid di Premix Tank atau di Clartifier.
III. Clarifier ( W-FD 1001 ) : sebuah bak beton terbuka dengan capacity = 1520 m3.
Dilengkapi dengan : Integrated Floculation zone, Clarifier Impeller W-GD 1004, Clarifier Rake
W-GD1002 saluran buangan lumpur/ Blowdown, saluran buangan yang terapung ( Oil Skimer ),
Three engle wire dan tempat pengambilan sample.
Merupakan kelanjutan dari proses Coagulasi, yaitu proses Floculasi di mana partikel-partikel
(pin floc) dengan pengadukan lemah memperpanjang chemical bridging, secara fisik mengikat
pin floc membentuk kelompok yang besar, sehingga cukup berat untuk bisa mengendap
( settling ) pada dasar Clarifier.
- Sedimentasi : tujuannya floc yang besar akan turun dan mengendap pada dasar Clarifier.

- Clarifier Impeller ( W GD 1004, speed shaft 19/ 100 - 1500 rpm ) : berfungsi untuk
pengadukan pelan memperpanjang chemical bridging mengikat partikel-partikel pin floc.
- Clarifier Rake ( W-GD 1002, speed 0,217 rpm ) : berfungsi untuk mengaduk/ mengarahkan
lumpur yang mengendap di dasar Clarifier dengan pelan, sehingga tidak memadat.
- Integrated Floccolation Zone : area proses Floculasi dan contact solid, air dari pipa
distributor tidak langsung ke atas, proses floculasi tertahan oleh plate berbentuk kerucut ini.
- JV 2109 : merupakan ON/OFF valve secara automatic open/close membuang kelebihan lumpur
dengansetting frequency 4X/ Jam selama 5 menit, total waktu 20 menit design ( sesuai
kebutuhan ). Lumpur dari blowdown di tampung di Sludge Storage Pit ( W-FB 1005 ).
- Bypass Line : dilengkapi dngn pipa 18 dipergunakan pada waktu Clarifier di lakukan perbaikan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KLARIFIKASI


WARNA : Pada air ( surface water ) pada umumnya adalah zat-zat organic yang berasal dari daundaunan dan tumbuhan lainnya. Partikel-partikel warna tsb adalah zat koloid organic yang mempunyai muatan negatif. Adanya warna dalam air membutuhkan dosis koagulan yang lebih banyak.
Chlorinasi dan Netralisasi muatan dengan coagulant bisa menghilangkan warna.
PH : Pengaruh pH terutama yang menggunakan inorganic coagulan seperti Alum Sulfate
Ph adalah faktor yang sangat penting di perhatikan dan di control.
Ada 2 ( dua ) aspek pengaruh pH :
1. Aspek kelarutan ( solubilty ) Coagulant.
Di tinjau dari aspek ini , range pH yang di inginkan adalah range pH di mana kelarutan
( solubility ) dari coagulant yang di pakai haruslah paling kecil. Untuk Alum misalnya ,
kelarutannya terkecil pada range pH antara 5,5 7,8. Hal ini penting untuk di ketahui dan
di perhatikan karena di luar range pH tersebut , akan terjadi carry over dari soluble Alum
yang nantinya akan menimbulkan masalah yang rumit dalam Cooling Water.
2. Aspek Effectivitas Coagulasi di mana range pH effectif pada ph antara 6,5 6,9 bila pH
tinggi effectivitasnya akan berkurang turbidity naik dan pH rendah mengakibatkan carry over
soluble Alum.
Dosis Coagulant : Secara umum bila terbidity tinggi memerlukan coagulant lebih banyak dan
juga sebaliknya. Dosis Coagulant persatuan unit turbidity ( ppm coagulant/ ppm turbidity ) untuk
air dengan turbidity tinggi akan lebih kecil di bandingkan dengan dosis persatuan unit untuk air
yang turbidity rendah maka di perluka Jar- Test.
Dosis coagulant kurang : tumbukan atas partikel berkurang , netralisasi muatan tidak sempurna,
tidak terjadi pin floc, turbidity akan naik.

Dosis Coagulant berlebih : Netralisasi muatan kelebihan partikel-partikel kembali menjadi


timbul effeck dispersi ( berjauhan/ pecah ) akibatnya turbidity naik.
Dosis Alum : 4060 ppm (sesuai Jar Test).
Ppm Alum = loading Alum X penurunan level X 1.000.000.
Flow X 60
Dosis Floculant : Persyaratan pertama dari floculant dengan rantai panjang dan bercabang
berfungsi sebagai jembatan penghubung bagi pin flok untuk membentuk floc yang besar.
Dosis floculant kurang : Sebagian pin floc tidak bisa bergabung, mengakibatkan pin floc
mengambang dan turbidity naik.
Dosis floculant berlebih : Tidak effisien dan mengakibatkan terjadi gumpalan pada permukaan
Sand Filter.
Dosis Coag Aid : 0.2 0.5 ppm ( sesuai Jar Test ).
ppm Coag Aid = load Co Aid X penurunan level X 1.000.000.
Flow X 60
Temperatur : mempengaruhi waktu reaksi.
Temperatur rendah : waktu reaksi lebih lama, kecepan reaksi lebih lambat dan viscositas air lebih
besar sehingga floc lebih sukar mengendap, dengan cara menambah dosis coagulant.
Temperatur tinggi : adalah build up di mana salah satu sisi Clarifier ( sisi yang terkena sinar
matahari pagi ) akan terlihat floc yang mengambang maka air yang lebih panas akan lebih cepat
naik ke atas dan akan merusak permukaan lumpur.
Pengadukan ( Mixing ) : pengadukan cepat ( rapid mixing ) di perlukan pada proses Coagulasi.
pengadukan lambat ( slow/ gentle mix ) di perlukan pada proses Floculasi.

Letak permukaan lumpur : terlalu tinggi mengakibatkan carry over lumpur, turbidity jadi naik.
Feed Point : Primary Coagulant (Aluminium Sulfate) harus di injeksikan pada daerah rapid mixing
(putaran cepat ). Floculant ( coagulant Aid ) harus di injeksikan pada daerah slow mix
( secondary mixing zone ) setalah Premix atau langsung ke Clarifier.
Rake Speed : mempunyai 2 fungsi.
1. Untuk mendorong lumpur ke daerah dimana lumpur tsb selanjutnya di buang melalui
blowdown secar periodik serta mencegah pengendapan lumpur.
2. Membantu untuk mengontrol tinggi rendahnya sludge bed ( interface lumpur ).
Rise rate : setiap Clarifier di design untuk suatu range rise rate tertentu yang di nyatakan dalam
satuan gpm/ lpm/ m3.
Rise rate terlalu tinggi mengakibatkan posisi interfice lumpur terlalu tinggi.
Rise rate terlalu rendah mengakibatkan posisi interfice terlalu rendah.
Blowdown : fungsinya adalah untuk menjaga solid balance ( keseimbangan antara solid yang masuk
dengan solid yang keluar ). Frequency dari blowdown hal yang sangat penting agar solid tidak
mengendap pada blowdown lines.
Blowdown kurang, sludge bed tinggi carry over.

IV. Clear Well ( W-FA 1001 ), capacity = 211m3.


Sebuah bak beton terbuka dengan sebuah buffle, merupakan penampung air bersih keluaran
larifier berdasarkan gravity, sebelum di pompakan ke Pressurized Sand Filter.

Dilengkapi dengan :
- LIT 2101 : Merupakan Ultrasonic level transmiter, normal operasi mengontrol LY 2101 inlet
control valve raw water. Jika level W-FA 1001 turun 80 %, control valve akan membuka.
- Line over flow : Untuk membuang air lebih supaya tidak berhamburan.
- Clarifier water feed pump ( W-GA 1001 A/B ), capacity = 667m3, Press 3,0 kg/cm2 : berfungsi
memompakan air bersih dari W-FA 1001 ke PSF. Pompa ini akan trip apabila level Clear well 0,8 m
( low-low level ).
- JV 2112 : ON/ OFF valve untuk membuka return line valve, apabila total flow ke PSF < 174
m3/h, menghindari pompa beroperasi pada minimum flow = 100 m3/h.

V. Pressurized Sand Filter ( W-FD 1002 A ~ E ), capacity = 167 m3/h.


Untuk menyaring air bersih yang masih mungkin mengandung partikel tidak larut, hasil penjernihan air di
Clarifier, mode operasi Automatic.
Media Sand Filter : - Anthracite 0,8 ~ 1,6 mm.
- Fine gravel 3,0 ~ 6,0 mm.
- Fine Sand 0,5 ~ 1,0 mm.
- Gravel
6,0 ~ 12 mm.
- Sand
1,0 ~ 3,0 mm.
Tahapan PSF :
- Service
: Untuk menyaring air bersih.
- Drain down : Untuk mengurangi level air sebelum melakukan Air scouring.
- Air scouring : Dengan gesekan akumulasi solid akan teranduk bebas, yang di bangkitkan udara.
- Back Wash : Pencucian media dan mengeluarkan solid.
- Rinse
: Pembilasan media filter.
- Stand by
: Siap untuk service.
Seluruh tahapan ini di control oleh Valve Squence Chart dari PLC, PSF di lengkapi dengan :
- FIC 2102 : Inlet control valve PSF A ~ E, bekerja berdasar set point level W-FB 1001 cascade
control.
- FIC 2102 : Memberi perintah ke JV 2112 open/ close return line WGA 1001A/B, jika flow PSF
<174m3/h.
- Blower PSF ( W-GB 1002 ), capacity = 650 Nm3/h, Press 0,5 kg/cm2 : Untuk Air scouring PSF.
- Blowdown Pit for PSF (W-FB 1010), capacity = 200 m3 : Sebagai bak penampung akhir dari
tahapan Back wash.
- Blowdown transfer pump ( W-GA 1026 A/B ), capacity = 25 m3/h, Press 2,5 kg/cm2 : Berfungsi
mengirim air ex back wash untuk di olah kembali melalui inlet raw water. W-GA 1026 A/B Auto
Start/ Stop berdasardari LI 2110 sesuai set point untuk Low dan High di PLC.

PRESSURIZED SAND FILTER W-FD 1002 A ~ E

Sequence

Sequence
Step

Step

Reference

Time

Flow rate

Pressure Sand

Equipment

no

Instrument

( min )

( m3/h )

Filter

Running

Service

Service

FIT 2102

1440

167

FV 2201,JV2101

WGA 1001

Backwash

Drain down

NA

NA

JV 2104,JV 2105

None

Air Scouring

FI 2103

650 Nm3/h

JV 2106,JV 2103

WGB 1002

Settle Bed

NA

NA

JV 2105

None

Backwash

FI 2104

10

408

JV 2102,JV 2103

WGA 1022

Settle Bed

NA

NA

JV 2105

None

Rinse

FIT 2102

167

FV 2101,JV 2104

WGA 1001

Standby

VI. Filter Water Tank ( W-FB 1001 ), capacity = 5000 m3 dan 284 m3 untuk Fire Water.
Untuk menampung air bersih produksi dari PSF, sebelum di pompakan ke pemakaian. Pada inlet
FWT terpasang FI 2001 flow control element sebagai indikasi flow di PLC dan DCS.
PSF dilengkapi dengan :
- Level transmiter LIC 2000, merupakan level control untuk mengatur flow yang masuk ke FWT
melalui FI 2102 mode Auto/ Manual di control melalui PLC dan DCS.
- Level transmiter LI 2000 merupakan indikasi level Storage ke LCP dan DCS, juga sebagai dasar
Auto Stop untuk motor-motor apabila low-low level ( LL-1 ~ 4 item ), sebagai berikut :
- W-GT/GA 1003 A/B, capacity = 520 m3/h, Press 3,6 kg/cm2 : Pompa untuk make up cooling
water.
- W-GA 1004 A/B, capacity = 30 m3/h, Press 4,8 kg/cm2 : Pompa untuk Service water.
- W-GA 1006 A/B, capacity = 170 m3/h, Press 4,0 kg/cm2 : Pompa umpan Demin water.
- W-GA 1022 A/B, capacity = 408 m3/h, Press 2,75 kg/cm2 : Pompa untuk Back wash PSF.
- W-GA 1027 A/B, capacity = 127 m3/h, Press 2,3 kg/cm2 : Pompa Back wash ACF.
- W-GA 8001 A/B, capacity = 336 m3/h, Press 9,33 kg/cm2 : Pompa Fire water utama di gerakan
motor Auto start 8,0 kg/cm2 dan di gerakan Diesel Auto Start 7,0 kg/cm2.
- W-GA 8002, capacity = 22,7 m3/h, Press 10,67 kg/cm2 : Pompa Fire water ( Joky pump ) mode
Auto Start 9,0 kg/cm2 ~ 12,0 kg/cm2, untuk positif pressure line.

FILTER WATER TANK W-FB 1001

VII. Sludge Storage Pit ( W-FB 1005 ), capacity = 72 m3 : Sebuah bak beton untuk penampung
lumpur dari Blow down Clarifier melalui JV 2109. Dilengkapi dengan :
- LT 2106 : Untuk memberi perintah JV 2109 membuka pada level rendah dan menutup pada
level tinggi level W-FB 1005.
- Telescopic valve : Di pasang pada inlet Pit, di atur pembukaannya pada saat commisioning.
- Sludge pump ( W-GA 1002 A/B ), capacity = 26 m3/h, Press 15 kg/cm2 : Memompakan
lumpur ke Filter Press ( WE-FD 1031 ).
VIII. Filter Press System / Sludge Handling ( W-FD 1031 ).
Lumpur berasal dari Blow down Clarifier di alirkan secara gravity ke bak penampung, lumpur
di olah lebih lanjut di Dewatering unit, menggunakan Filter Press.
- Untuk operasinya, start/ Stop hanya dari Local/ Lapangan atau berdasar pada set timer cycle
di PLC.
- Sludge Storage Pit : Menampung kelebihan lumpur yang di alirkan secara Automatic dengan
waktu yang teratur ( berdasarkan setting point ).
- Sludge Pump : Memompakan lumpur ke Filter Press bekerja secara Auto start Press 4,0
kg/cm2 melalui PSL 2101 dan Press 7,0 kg/cm2 Auto Stop melalui PSH 2101.
- Polymer Day tank ( W-FA 1031 ), capacity = 3,0 m3 : Dilengkapi dengan Aqitator ( W-GD
1031 ) dan pompa transfer injeksi Polymer ( W-GA 1031 A/B ) ke Filter Press berfungsi untuk
mengikat lumpur.
- Filter Press ( W-FD 1031 ) : Di gunakan untuk memisahkan solid berupa cake dan air.
Cara kerja : Air banyak mengandung lumpur di pompakan masuk ke kain filter, lumpur tersaring
kemudian di press berbentuk cake secara tersusun dan air yang tersaring di tampung di Sludge
Sump Pit. Bila cake sudah jadi akan dikeluarkan dan ditampung, sebelum di buang di tempat
pembuangan Peralatan berupa : Lempengan plate di lapisi kain, rangka penekan, Modul Squence
Automatic.

1. Start Up RWTP.
1.1. Persiapan.
* Power Listrik.
- Yakinkan Power AC 400 Volt, untuk menggerakan motor-motor pompa, Aqitator dan Blower.
- Yakinkan Power AC 220 Volt, untuk lmpu penerangan, AC dan lain-lain.
- Yakinkan Power AC 110 Volt, untuk mengoperasikan PLC.
* Instrument Air.
- Yakinkan Instrument Air tersedia P = > 4,0 kg/cm2, untuk menggerakan pneumatic control
valve.
* Steam.
- Yakinkan SM Header P = 42 kg/cm2 tersedia, untuk menggerakan Turbine.
a. Raw Water.
- Informasikan ke Utility K-IA untuk mempersiapkan pompa MP-IV di Parung Kadali.
- Buka block valve 24 di Pig Receiver untuk mengalirkan air ke K-IB.
- Buka valve FV 2101 sebelum Static Mixer.
- Buka valve yang ke PG 2101 dan PT 2101.
- Yakinkan Static Mixer sudah terpasang.
- Aktifkan valve IA ke FV 2101.
- Yakinkan control valve FV 2101 dapat di operasikan secara Auto/ manual dari PLC dan
sudah teruji.
- Yakinkan Interlock system FV 2101 dgn LC 2101 di Clear Well dan ke motor pompa W-GA
1001A/B, dapat bekerja dengan baik dan sudah teruji.
- Aktifkan Flow Tranmitter FIT 2101.

b. Premix Tank ( W-FA 1005 ).


- Buka inlet valve Premix Tank ( V-2104 ).
- Buka outlet valve Premix Tank ( V-2106 ).
- Yakinkan putaran shaft Aqitator ( W-GD 1001 ), bebas dari hambatan.
- Yakinkan oli/ grease ( W-GD 1001 ) sudah terisi.
- Yakinkan kondisi Premix Tank tidak ada benda asing.
- Tutup valve V-2109 bypass ke Clear Well.
c. Clarifier ( W-FD 1001 ).
- Yakinkan kondisi Clarifier sudah bersih dan sudah tidak ada benda asing.
- Yakinkan oli dan grease sudah terisi pada level operasi ( 50 % ).
- Yakinkan putaran shaft Aqitator Clarifier Rake ( W-GD 1002 ) dan Clarifier Impeller
( W-GD 1004 ) tidak ada hambatan.
- Test putaran kecepatan Aqitator Clarifier Rake ( W-GD 1002 ) dengan speed 1 putaran
44 menit.
- Test putaran kecepatan Clarifier Impeller Propeller ( W-GD 1004 ) dengan speed 24 rpm.
- Yakinkan setting ketinggian Wair Plate, aliran air ke wair sesuai dengan ketinggian oil skimer.
- Buka/ aktifkan valve IA ke JV-2109.
- Setting blow down Clarifier melalui JV-2109 di PLC.
- Timer 4 X per jam, selama 5 menit ( sesuai kebutuhan ).
- Level LT-2106 di W-FB 1005 ( Sludge storage pit ), level rendah JV-2109 open/ level tinggi
close.
- Buka valve ke sample point ( V-2110A dan V-2110B ).

d. Clear Well ( W-FA 1001 ).


- Yakinkan kondisi Clear Well sudah bersih tidak ada benda asing.
- Aktifkan LIT-2101 untuk memonitor level Clear Well dan Interlock LIC-2101 serta Interlock
pompa W-GA 1001 A/B.
- Yakinkan setting point LIT-2101 di PLC.
* Setting point low-low level : 0,80 meter.
* Setting point low level
: 0,85 meter.
* Setting point high level
: 3,65 meter.
e. Clarifier Water Feed Pump ( W-GA 1001 A/B ).
-

Yakinkan power AC 400 Volt, sudah tersedia.


Aktifkan IA ke Control valve JV-2112, back press/ minimum flow W-GA 1001A/B.
Posisikan control valve JV-2112 di PLC dalam posisi Auto.
Buka valve sirkulasi/ back press pompa ( V-2115A dan V-2115B ).
Buka valve inlet pompa W-GA 1001 A/B ( V-2112A dan 2112B )
Yakinkan level oil bearing pompa W-GA 1001 A/B ( 50 % ).
Putar dengan tangan shaft pompa W-GA 1001A/B tidak ada hambatan.
Buka valve ke PG 2102 A dan PG 2102 B.
Yakinkan suction strainner sudah terpasang.

f. Pressurized Sand Filter ( W-FD 1002 A ~ E ).


-

Yakinkan media Sand Filter sudah di isikan.


Yakinkan Man Hole Sand Filter A ~ E sudah terpasang dengan baik.
Isi vessel Sand Filter A ~ E dengan air sampai over flow.
Buka inlet valve Sand Filter A ~ E ( V-2121 A ~ E ).
Buka outlet valve Sand Filter A ~ E ( V-2122 A ~ E ).
Buka valve ke PG inlet Sand Filter ( V-2103 A ~ E ).
Buka valve ke PG outlet Sand Filter ( V-2104 A ~ E ).
Buka valve dari inlet dan outlet Sand Filter A ~ E untuk mengaktifkan PBSH 2101 A ~ E.
Yakinkan setting point PDI-2101 A ~ E = 0,8 kg/cm2 akan Auto back wash.
Yakinkan setting point FIT-2101 A ~ E = 3900 m3, akan Auto back wash.
Aktifkan FIT-2102 A ~ E, untuk memonitor flow di PLC.

g. Blower ( W-GB 1002 ).


-

Yakinkan filter intake dalam kondisi bersih.


Buka valve discharge blower W-GB 1002 ( V-2123 ).
Aktifkan PG local ( PG-2105 ), dengan membuka valve .
Aktifkan Safety valve ( SV-2125 ).
Yakinkan level oli pada blower W-GB 1002 pada level operasi.
Yakinkan putaran shaft tidak ada hambatan dan diputar dengan tangan ringan, bila perlu test
tanpa beban.
- Aktifkan FI-2103.
- Posisikan pada LCS-2111 ke posisi Auto.

h. Pompa Back Wash W-GA 1022 A/B.


-

Yakinkan power AC 400 Volt, sudah tersedia.


Posisikan switch pada LCS-2107A dan LCS-2107B, ke posisi Remote.
Yakinkan putaran shaft pompa di putar dengan tangan dan tidak ada hambatan.
Buka valve inlet pompa ( V-2170A dan V-2170B ).
Buka valve discharge pompa 30% ( V-2172A dan V-2172B ).
Buka valve ke PG local.
Yakinkan Squence Service dan Back Wash sudah sesuai dgn program prosedur operasi dan
sudah reruji.
- Yakinkan semua control valve dapat di operasikan dan sudah teruji.
i. Filter Water Storage ( W-FB 1001 ).
-

Yakinkan tanki FWT dalam kondisi bersih dan siap diisi.


Yakinkan Man Hole sudah tertutup.
Aktifkan LT-2000 untuk memonitor level di PLC.
Aktifkan LIC-2000 untuk memberikan signal interlock ke FV-2101, Auto stop pompa
W-GA 1003 A/B, W-GA 1004 A/B, W-GA 1006 A/B, W-GA 1022 A/B dan W-GA 1027 A/B.
- Yakinkan setting interlock pompa Auto stop / low level = 16,7%.
- Isi Filter Water Tank dengan air PW dari Existing sampai level cukup untuk back wash
PSF A ~ E.
- Aktifkan FT-2002 untuk memonitor flow inlet FWT dari Sand Filter W-FD 1002 A ~ E.

j.

Tanki-Tanki Chemical.

j.1. Tanki Alum Sulfate ( W-FA 1002 ).


- Yakinkan tanki Alum Sulfate sudah bersih dari kotoran.
- Valve drain tanki ( V-2131 ) sudah tertutup.
- Stock Alum Sulfate dalam tempat sudah tersedia.
- Air pengencer ( service water ) sudah tersedia, valve masih dalam kondisi tertutup.
- Aktifkan LIT-2105, untuk memonitor level tanki.
- Yakinkan setting point LI-2105 di PLC : Low set point : 0,125 meter/ High set point :
1,20 meter.
- Lakukan pengisian tanki Alum Sulfate dengan perbandingan 50 kg Alum + 5% pengencer SW
- Lakukan pengisian tanki Alum Sulfate sampai level cukup dapat di monitor melalui LI-2105.
- Yakinkan power AC 400 Volt tersedia, untuk Aqitator W-GD 1003.
- Yakinkan gear box Aqitator sudah di isi oli pada level operasi.
- Putar shaft Aqitator dengan tangan ringan tidakl ada hambatan.
- Start Aqitator W-GD 1003 di lapangan untuk mengaduk larutan Alum Sulfate.
j.2. Tanki Coagulant Aid ( W-FA 1004 ).
- Yakinkan tanki Coagulant Aid sudah bersih dari kotoran.
- Valve drain tanki ( V-2140 ) sudah tertutup.
- Stock Coaggulant Aid dalam drum atau kemasan sudah tersedia.
- Service Water sudah tersedia , valve masih dalam kondisi tertutup.
- Aktifkan LI-2104 untuk memonitor level tanki.

- Yakinkan setting point LI-2104 di PLC, Low set point : 0,125 meter / High set point :
1,15 meter.
- Lakukan pengisian tanki Coag Aid dngn perbandingan 1,0 kg Coag Aid + 13,6% pengencer
Service Water.
- Lakukan pengisian tanki Coag Aid sampai level cukup dapat di monitor melalui LI-2104.
- Yakinkan power AC 400 Volt tersedia, untuk Aqitator W-GD 1005.
- Yakinkan gear box Aqitator sudah di isi oli pada level operasi.
- Putar shaft Aqitator dengan tangan ringan tidak ada hambatan.
- Start Aqitator W-GD 1005 di lapangan untuk mengaduk larutan Coagulant Aid.
j.3. Tanki Caustic ( W-FA 1003 ).
- Yakinkan tanki Caustic sudah bersih dari kotoran.
- Valve drain tanki ( V-2155 ), sudah di tutup.
* Tutup man hole tanki.
* Aktifkan level glass ( LG-2101 ) dengan membuka valve bagian bawah dan atas
dari tanki.
* Aktifkan LIT-2103 untuk memonitor level tanki.
- Yakinkan setting point LI-2103 di PLC.
* Low set point : 0,135 meter.
* High set point : 1,20 meter.
- Lakukan pengisian Caustic dari W-FA 1007.

RAW WATER TREATMENT PLANT


2. Pelaksanaan Start up Clarifier ( W-FD 1001 ).
.

Informasikan ke Utility K-IA untuk start MP-IV di Parung Kadali.


Yakinkan block valve V-2101 sudah terbuka.
Amati tekanan melalui PI-2101 monitor di PLC, jaga tekanan antara 1,0 ~ 2,0 kg/cm2.
Atur bukaan LV-2101 dari LIC-2101 dan atur flow FIC-2101 di PLC secara bertahap di tahan pada
flow 300 m3/h sampai terbentuknya floc di Clarifier.
Start pompa ( dossing pump ) Alum Sulfate W-GA 1015 A/B di lapangan, dan atur stroke pompa
melalui FY-2101 A ( Auto ) dengan Ratio 0,5 ~ 1,0 sesuai kebutuhan.
Start pompa ( dossing pump ) Cagulant Aid W-GA 1017 A/B di lapangan, dan atur stroke pompa
melalui FY-2101 B ( Auto ) dengan Ratio 0,5 ~ 1,0 sesuai kebutuhan.
Aktifkan Chlorinator ( W-FA 1017 ) dengan Ejector EE-1020A/B, atur flow CL2 ( FV-2102 ) Auto
dan Ratio 0,5 melalui FY-2101C sesuai kebutuhan.
Start pompa ( dossing pump ) Caustic W-GA 1016A/B di lapangan, dan atur stroke pompa sesuai
kondisi pH.
Biarkan Raw Water dan chemical teraduk oleh Static Mixer ( W-GD 1006 ).
Jika Premix Tank ( W-FA1005 ) sudah terisi air > 30%, start Aqitator ( W-GD 1001 ) di lapangan.
Jika Clarifier ( W-FD 1001 ) sudah terisi air, start Clarifier Rake ( W-GD 1002 ) dan Clarifier
Impeller ( W-GD 1004 ) di lapangan.
Yakinkan putaran kecepatan Aqitator Clarifier Rake ( W-GD 1002 ) speed 0,0217 rpm.
Amati kenaikan level air di Clarifier sampai air mengalir ke weir, sambil memonitor terbentuknya
floc.
Biarkan air dari Clarifier mengalir melalui weir, kemudian air mengalir ke Clear Well ( W-FA 1001 ).
Amati kenaikan level di Clear Well melalui LI-2101 sampai over flow dan monitor hasil analisanya.
Premix Tank : pH 6,8 ~ 7,0 dan CL2 0,5 ~ 0,7 ppm.
Analisa di Clarifier : Ph 6,8 ~ 7,0 dan CL2 < 0,5 ppm dan turbidity < 2,0 NTU.

- Jika analisa di Premix Tank dan di Clarifier stabil, persiapkan pompa W-GA 1001 A/B.
- Yakinkan persiapan W-GA 1001 A/B, kondisi layak di operasikan.
2.1. Start Clarifier Feed Pump W-GA 1001A/B dan initial backwash PSF (W-FD 1002 A~E).
- Buka vent discharge pompa sampai udara pada system terbuang dan tutup kembali, jika sudah
keluar air.
- Yakinkan control valve JV-2112 dalam kondisi terbuka dan pompa dalam kondisi sirkulasi.
- Jika kondisi pompa W-GA 1001 A/B dalam kondisi baik, lakukan backwash PSF (W-FD 1002A~ E)
- Sebelum lakukan back wash PSF yakinkan antara lain :
* Level Blow Down Pit ( W-FB 1010 ) dalam kondisi kosong.
* W-GA 1026 A/B swicth sudah posisi Remote, valve suction maupun discharge pompa
sudah terbuka.
* Blower W-GB 1002 swicth sudah posisi Remote dan valve discharge sudah terbuka.
* Back Wash Pump ( W-GA 1022 A/B ) swicth sudah posisi Remote dan valve suction serta
discharge pompa sudah terbuka.
* Yakinkan FWT ( W-FB 1001 ) sudah di isi air pada level yang cukup.
2.2. Mengaktifkan Pressurized Sand Filter ( W-FD 1002 A ~ E ).
- Aktifkan PSF ( W-FD 1002 A ~ E ) di PLC, melakukan Klik ke posisi normal.
- Lakukan back wash PSF A ~ E satu per satu.
- Di PLC Klik Plant Control akan muncul Sceen Selection, Klik manual lalu Klik Back wash
kemudian klik Auto. Maka PSF akan Back wash secara Auto.
- Squence Back Wash Sand Filter :

- Tiap-tiap step yakinkan keluar air pada Blow Down Pit.


- Yakinkan keluaran air Rinse di Blow Down Pit, dalam kondisi jernih dan disampling turbiditynya.
- Jika Turbidity dalam step Rinse sudah di bawah 1,0 NTU dan waktu step Rinse sudah berjalan
3 menit maka akan pindah ke step Stand By.
- Step Stand By artinya Pressure Sand Filter dapat di Servicekan.
3. Start Filter Press ( W-FD 1031 ).
3.1. Persiapan.
- Yakinkan Sludge Storage cukup untuk satu cycle ( Timer Cycle di setting dari PLC ).
- Yakinkan larutan Coagulant Aid tersedia di W-FA 1031, level cukup.
- Yakinkan valve suction dan discharge W-GA 1031A/B terbuka, power tersedia control swicth
ke Remote.
- Yakinkan valve suction dan discharge W-GA 1002A/B terbuka, power tersedia control swicth
ke Remote.
- Yakinkan Filter Press Machine W-FD 1031 keadaan baik, tersedia power Electrik, Instrumentasi
sert mechanical.
- Yakinkan Drip Trey dan Gate dalam posisi closed.
- Yakinkan Sludge sudah di aduk dengan PA ( Air Bubling ), supaya tidak buntu pada suction
W-GA 1002A/B
- Yakinkan pada saat di aduk tidak over flow ke W-FA 1032.
3.3. Pelaksanaan.
- Di PLC Klik Sceen Selection pilih dan click Filter Press, kemudian click di W-GA
1002A/B, click Auto cycle di setting 360 sec.
- Di local panel ON kan power, lampu indicator nyala
- Untuk Start Filter Press hanya dari local panel dengan menekan Push Button.
- Check Pressure Feed Pump W-GA 1002A/B, Press 7,0 kg/cm2 Auto stop dan press 3,0 kg/cm2
Auto start.
- Atur stroke W-GA 1031A/B, untuk mendapatkan sludge yang kering.
- Bila sudah sampai dalam satu cycle Filter Press akan Auto stop, sesuai set timer cycle di PLC.

4. Stop Filter Press dan Truck filling.


- Stop berdasarkan setting timer atau stop push button manual di local panel walaupun belum satu
cycle, W-GA 1002A/B dan W-GA 1031A/B akan stop operasi.
- Di local panel swicth open Drip Trey.
- Di local panel swicth Hydraulic Ram dari Forward ke Reverse.
- Di local panel swicth ON Shifter untuk menggeser plate filter press ke posisi open dan Cake siap
di buang.
- Di local panel swicth control Gate ke local, open Gate dan Dum Truck akan menampung cake
sludge.
- Bila semua filter press sudah terbuka dan cake sudah terbuang, stand bykan kembali Filter Press
dengan :
* Closed Gate dan swicth OFF di local panel.
* Closed Drip Trey dan swicth OFF di local panel.
* Swicth Hydraulic Ram dari Reverse ke Forward di local panel.
* Swicth OFF Shifter di local panel.
* Swicth OFF main power machine Filter Press.
* Bersihkan area Filter Press dari sisa lumpur.
4.1. Membersihkan Filter Press.
- ON kan main power Filter Press, swicth control Gate ke local dan open Gate.
- Swicth ON Shifter untuk menggeser plate filter press ke posisi open.
- Yakinkan power AC tersedia, Jet pump dengan accesoriesnya, siap dioperasikan
- Buka valve inlet service water yg sudah tersambung dengan suction pompa.
- Start Jet pump.
- Geser plate ke posisi open, arahkan handle pompa ke plate yang terbuka dan tekan tuas yang
ada pada handle spray dan bersihkan plate dari sisa cake yang nempel pada plate.
- Lakukan sampai semua plate Filter Press bersih.

5. Pemeriksaan selama operasi normal.


5.1. Raw Water.
- Jaga batasi tekanan raw water max 2,5 kg/cm2, check turbidity dan pH.
- Tanyakan turbidity raw water ke Parung Kadali, jangan sampai terlambat menaikan dossing
chemical.
- Lakukan extra check berkala setiap ada kenaikan turbidity dari Parung Kadali.
- Setiap shift harus di hitung ppm Alum dan Coag Aid mendekati hasil ppm Jar Test.
5.2. Premix.
* Yakinkan Aqitator W-GD 1001 running dengan baik monitor : pelumasan, temp, noise.
* Perhatikan batasan operasi : - pH : 6,3 ~ 6,8.
- CL2 : 0,3 ~ 1,0 ppm.
5.2. Clarifier.
* Yakinkan Clarifier Rake running monitor : lube oil level, temp bearing dan noise.
* Yakinkan Clarifier Impeller running monitor : lobe oil level, temp bearing dan noise.
* Yakinkan dossing chemical Alum dan Coag Aid sesuai kondisi turbidity.
* Yakinkan proses Klarifikasi baik dan tidak terjadi carry over turbidity.
* Pastikan tidak ada kotoran yang mengambang, sehingga Tri Angle weir tidak tersumbat
kotoran.
* Perhatikan batasan operasi : - pH : 6,3 ~ 6,8.
- CL2 : 0,1 ~ 0,5 ppm.
- Turb : < 5 NTU.

5.4. Clear Well.


* Atur/ jaga kondisi level stabil, tidak over flow.
* Chech kondisi Clear Well pump W-GA 1001A/B running monitor : PG disch, temp motor,
lube oil, noise
* Jika tekanan disch < 3,0 kg/cm2, swicth pompa dan bersihkan suction.
5.5. Pressure Sand Filter.
- Yakinkan bila ada yang back wash, hasil Rinse sudah bersih.
- Perhatikan batasan operasi : pH : 6,8 ~ 7,5. Turb : < 2 NTU. CL2 : <0,5 ppm.
5.6. Filter Water Tank.
- Jaga kondisi level stabil > 80%, tidak sampai over flow.
- Perhatikan batasan operasi : pH : 6,5 ~ 7,5. Turb : < 2 NTU. CL2 : <0,5 ppm.
6. Stop RWTP di PLC.
6.1. Persiapan.
- Informasikan ke K-IA, K-IB akan stop RWTP. Untuk mengatur tekanan pompa.
- Yakinkan operator sudah siap dengan alat komunikasi.
- Yakinkan tanki W-FB 1001 penuh dan sudah tidak ada pemakaian air bersih.
6.2. Pelaksanaan.
a. Stop Pressure Sand Filter A ~ E :
PLC : - Klik Screen selection pada monitor RWTP.
- Klik Filtration lalu klik filtration control, klik OFF filtration control yang service

b. Stop pompa W-GA 1001 A/B.


Lapangan : - Pompa kondisi sirkulasi, kurangi bukaan vave disch.
- Stop Push Button pompa W-GA 1001 A/B dari LCS.
PLC
: - Klik screen selection lalu klik Clarifier system.
- Yakinkan indikasi OFF W-GA 1001 A/B (merah).
c. Stop pompa dossing chemical Alum Sulfate dan Coag Aid.
Lapangan : - Stop Push Button pompa W-GA 1015 A/B dan W-GA 1017 A/B di LCS.
PLC
: - Klik Screen Selection lalu klik Chemical dossing.
- Yakinkan indikasi OFF pada pompa W-GA 1015 A/B dan W-GA 1017 A/B
(merah).
- Klik Sceen Selection lalu klik Clarifier system.
- Klik LIC 2101 posisi manual OP : 0 %.

Anda mungkin juga menyukai