PENGERTIAN UMUM.
Air yang berasal dari alam selalu mengandung kotoran ( Impurities ).
Impurities dalam air dapat di kelompokan menjadi dua jenis yaitu :
1. Dissolved Solid ( kotoran yang terlarut ).
2. Suspended Solid ( kotoran yang tidak terlarut ).
Metoda yang di pakai untuk menghilangkan ke dua jenis kotoran tersebut berbeda .
1. Dissolved Solid di hilangkan dengan cara Softening dan/ atau Demineralisasi.
2. Suspended Solid di hilangkan melalui proses KLARIFIKASI dan FILTRASI.
Suspended Solid merupakan partikel-partikel yang sangat kecil ( colloid ) dan umumnya bermuatan
Negative. Karena partikel-partikel tersebut mempunyai muatan yang sama ( negative ) maka di antara
partikel-partikel tersebut terdapat gaya tolak menolak yang mengakibatkan partikel-partikel tersebut tidak
bisa mendekat satu sama lain sehingga tetap tersuspensi dalam air.
Untuk dapat menghilangkan partikel-partikel yang tersuspensi tersebut di perlukan suatu mekanisme yang bisa
membuat partikel-partikel tersebut menempel satu sama lain sehingga terbentuk partikel yang cukup besar
( floc ) dan kemudian bisa di keluarkan dari sistim, melalui proses KLARIFIKASI.
DEFINISI
KLARIFIKASI :Adalah proses penghilangan suspended solid melalui mekanisme Koagulasi, Floculasi dan
Sedimentasi.
KOAGULASI : Adalah suatu mekanisme dimana partikel-partikel koloid yang bermuatan negatif tadi di
netralkan muatannya sehingga setelah muatannya netral partikel-partikel tsb bisa saling mendekat dan
menempel satu sama lain dan mulai terbentuk floc yang kecil ( pin floc ).
FLOKULASI : Adalah suatu mekanisme dimana floc kecil ( pin floc ) yang terbentuk dalam proses
koagulasi tadi, melalui suatu media ( floculant ) di gabung menjadi floc yang cukup besar
sehingga cukup berat untuk bisa mengendap ( settling ).
SEDIMENTASI : Adalah suatu mekanisme di mana floc yang telah cukup besar tadi mengendap dan
turun ke bawah permukaan air.
KOAGULAN : Adalah bahan kimia Alum Sulfate, Ferric Sulfate ( bermuatan positif ) yang di pakai untuk
menetralkan muatan partikel koloid dalam proses Koagulasi.
FLOKULAN: Adalah bahan kimia coagulant aid ( Polimer berantai panjang ) yang di pakai untuk
menggabungkan ( bridging ) floc-floc kecil hasil koagulasi menjadi floc yang besar
dan cukup berat untuk bisa settling. Floculant ini biasa juga disebut sebagai Coagulant Aid.
Frimary cagulant atau biasa di sebut sebagai coagulant saja, terdapat dalam 2 jenis :
1. Inorganic coagulant, yaitu bahan kimia anorganic seperti Alum Sulfate, Ferric Sulfate,
Sodium Aluminat.
2. Organic coagulant, yaitu senyawa organic yang mempunyai muatan positif dan mempunyai
rantai pendek ( Cationic Polymer yang mempunyai Berat Molekul rendah ).
Fungsi dari kedua jenis coagulant tsb adalah sama yaitu untuk de-stabilisasi ( menetralkan muatan
partikel ).
Secara umum, bila turbidity airnya lebih besar dari 60 NTU, lebih menguntungkan menggunakan organic
coagulant. untuk turbidity air antara 10 60 NTU, biasanya di pakai kombinasi dari keduanya.
Untuk kebutuhan menghilangkan Suspendid Solid secara effisien, di lengkapi Chemical Dossing
System sebagai berikut :
1. Alumunium Sulfate ( Alum ) dossing system.
Alum dossing tank : W-FA 1002, capacity = 7,88 m3.
Alum dossing pump : W-GA 1015 A/B, capacity = 0,700 m3/h
Aqitator
: W-GD 1003.
Di dalam tanki di persiapkan larutan Alum Sulfate dengan perbandingan 50 kg + ltr air, sesuai
capasitas tanki. Di lengkapi dengan Sebuah Aqitator yang di gerakan oleh motor sebagai pengaduk,
start/ stop manual di LCP. 2 buah dossing pump 1 operasi/ 1 stand by, start/ stop hanya di LCP.
Untuk mengatur stroke mode manual bisa dilapangan dan PLC dengan merubah nilai Ratio sesuai
yang di butuhkan.
Dan mode Auto berdasarkan dari signal flow FI 2101.
Injeksi Alum Sulfate : sebagai Coagulant yang menetralisir muatan negatif partikel dari Suspendid
Solid sehingga tidak saling tolak menolak menjadi pin floc. Proses ini terjadi di Premix.
2. Coagulant Aid dossing system.
Coagulant Aid dossing tank : W-FA 1004, capascity = 3,20 m3.
Coagulant Aid pump
: W-GA 1017 A/B, capacity 0,300m3/h, press 3,0 kg/cm2.
Aqitator
: W-GD 1004.
Di dalam tanki di persiapkan larutan Coag Aid dengan perbandingan 1,0 kg + ltr air, sesuai
capasitas tanki. Di lengkapi dengan Sebuah Aqitator yang di gerakan oleh motor sebagai pengaduk,
start/ stop manual di LCP. 2 buah dossing pump 1 operasi/ 1 stand by, start/ stop hanya di LCP.
Untuk mengatur stroke mode manual bisa dilapangan dan PLC dengan merubah nilai Ratio sesuai
yang di butuhkan.
Dan mode Auto berdasarkan dari signal flow FI 2101.
Injeksi Coagulant Aid : merupakan Polymer berantai panjang partikel-partikel netral saling mendekat
sehingga membentuk floc besar dan settling, kemudian mengendap. Proses ini berlangsung di Clarifier.
3. Caustic dossing system.
Caustic dossing tank : W-FA 1003, capacity 1,20 m3.
Caustic dossing pump : W-GA 1016 A/B, capacity 0,100 m3/h, press 3,0 kg/cm2.
Di dalam tanki di persiapkan larutan caustic 40 48 %, sesuai capasitas tanki.
Di lengkapi dengan 2 buah dossing pump, start/ stop manual di LCP, sesuai kebutuhan.
Injeksi Caustic : berfungsi untuk menaikan/ memperbaiki pH, karena effek injeksi Alum dan
Chlorinasi.
4. Chlorine dossing system.
Chlorine Ejector : W-EE 1020 A/B ( 1 duty, 1 stand by ).
Normal liquid capacity : 5.0 m3
Gas chlorine bercampur dengan service water di pipa aliran air, di Ejector membangkitkan Vaccum,
sebelah depan diafragma membuka safety valve kemudian gas chlorine melewati flow water dan valve
pengatur, kemudian Ejector mencampur gas CL 2 dan aliran air mengalir dengan cepat melalui Ejector.
Dosis dari chlorine di atur oleh flow control FV 2102 U/S dari CL 2 gas flow meter pada body vaccum
regulator. Pembukaan dari FV 2102 berdasar pengaturanya pada set point yang di terima dari flow
inlet raw water FI 2101. Injeksi Chlorine berfungsi , untuk membunuh Micro organisme / bakteri
yang berkembang biak dalam air.
II. Premix Tank ( W-FA 1005 ) : sebuah bak beton terbuka dengan capacity = 25 m3.
Dilengkapi dengan Aqitator ( W-GD 1001 ) : Pengadukan cepat berfungsi mempercepat
pengadukan chemical didalam Premix Tank proses Coagulasi berlangsung partikel-partikel koloid yang
bermuatan negative dengan di injeksikan Alum Sulfate akan netral, dan menempel satu sama lain dan
mulai terbentuk Floc yang kecil ( Pin Floc ). Aliran air dari Premix Tank mengalir ke Clarifier
berdasarkan Gravity.
Mekanisme proses Coagulasi ada tiga tahap :
1. Tahap pengadukan antara coagulant dengan air , faktor ini sangat penting.
2. Netralisasi muatan.
3. Dengan adanya input energi dari pengadukan tadi partikel-partikel yang telah di netralkan,
bertubrukan satu sama lain mulai membentuk floc kecil.
Bahan kimia yang di injeksikan : 1. Aluminium Sulfate.
2. Chlorine gas.
3. Coagulant Aid di Premix Tank atau di Clartifier.
III. Clarifier ( W-FD 1001 ) : sebuah bak beton terbuka dengan capacity = 1520 m3.
Dilengkapi dengan : Integrated Floculation zone, Clarifier Impeller W-GD 1004, Clarifier Rake
W-GD1002 saluran buangan lumpur/ Blowdown, saluran buangan yang terapung ( Oil Skimer ),
Three engle wire dan tempat pengambilan sample.
Merupakan kelanjutan dari proses Coagulasi, yaitu proses Floculasi di mana partikel-partikel
(pin floc) dengan pengadukan lemah memperpanjang chemical bridging, secara fisik mengikat
pin floc membentuk kelompok yang besar, sehingga cukup berat untuk bisa mengendap
( settling ) pada dasar Clarifier.
- Sedimentasi : tujuannya floc yang besar akan turun dan mengendap pada dasar Clarifier.
- Clarifier Impeller ( W GD 1004, speed shaft 19/ 100 - 1500 rpm ) : berfungsi untuk
pengadukan pelan memperpanjang chemical bridging mengikat partikel-partikel pin floc.
- Clarifier Rake ( W-GD 1002, speed 0,217 rpm ) : berfungsi untuk mengaduk/ mengarahkan
lumpur yang mengendap di dasar Clarifier dengan pelan, sehingga tidak memadat.
- Integrated Floccolation Zone : area proses Floculasi dan contact solid, air dari pipa
distributor tidak langsung ke atas, proses floculasi tertahan oleh plate berbentuk kerucut ini.
- JV 2109 : merupakan ON/OFF valve secara automatic open/close membuang kelebihan lumpur
dengansetting frequency 4X/ Jam selama 5 menit, total waktu 20 menit design ( sesuai
kebutuhan ). Lumpur dari blowdown di tampung di Sludge Storage Pit ( W-FB 1005 ).
- Bypass Line : dilengkapi dngn pipa 18 dipergunakan pada waktu Clarifier di lakukan perbaikan.
Letak permukaan lumpur : terlalu tinggi mengakibatkan carry over lumpur, turbidity jadi naik.
Feed Point : Primary Coagulant (Aluminium Sulfate) harus di injeksikan pada daerah rapid mixing
(putaran cepat ). Floculant ( coagulant Aid ) harus di injeksikan pada daerah slow mix
( secondary mixing zone ) setalah Premix atau langsung ke Clarifier.
Rake Speed : mempunyai 2 fungsi.
1. Untuk mendorong lumpur ke daerah dimana lumpur tsb selanjutnya di buang melalui
blowdown secar periodik serta mencegah pengendapan lumpur.
2. Membantu untuk mengontrol tinggi rendahnya sludge bed ( interface lumpur ).
Rise rate : setiap Clarifier di design untuk suatu range rise rate tertentu yang di nyatakan dalam
satuan gpm/ lpm/ m3.
Rise rate terlalu tinggi mengakibatkan posisi interfice lumpur terlalu tinggi.
Rise rate terlalu rendah mengakibatkan posisi interfice terlalu rendah.
Blowdown : fungsinya adalah untuk menjaga solid balance ( keseimbangan antara solid yang masuk
dengan solid yang keluar ). Frequency dari blowdown hal yang sangat penting agar solid tidak
mengendap pada blowdown lines.
Blowdown kurang, sludge bed tinggi carry over.
Dilengkapi dengan :
- LIT 2101 : Merupakan Ultrasonic level transmiter, normal operasi mengontrol LY 2101 inlet
control valve raw water. Jika level W-FA 1001 turun 80 %, control valve akan membuka.
- Line over flow : Untuk membuang air lebih supaya tidak berhamburan.
- Clarifier water feed pump ( W-GA 1001 A/B ), capacity = 667m3, Press 3,0 kg/cm2 : berfungsi
memompakan air bersih dari W-FA 1001 ke PSF. Pompa ini akan trip apabila level Clear well 0,8 m
( low-low level ).
- JV 2112 : ON/ OFF valve untuk membuka return line valve, apabila total flow ke PSF < 174
m3/h, menghindari pompa beroperasi pada minimum flow = 100 m3/h.
Sequence
Sequence
Step
Step
Reference
Time
Flow rate
Pressure Sand
Equipment
no
Instrument
( min )
( m3/h )
Filter
Running
Service
Service
FIT 2102
1440
167
FV 2201,JV2101
WGA 1001
Backwash
Drain down
NA
NA
JV 2104,JV 2105
None
Air Scouring
FI 2103
650 Nm3/h
JV 2106,JV 2103
WGB 1002
Settle Bed
NA
NA
JV 2105
None
Backwash
FI 2104
10
408
JV 2102,JV 2103
WGA 1022
Settle Bed
NA
NA
JV 2105
None
Rinse
FIT 2102
167
FV 2101,JV 2104
WGA 1001
Standby
VI. Filter Water Tank ( W-FB 1001 ), capacity = 5000 m3 dan 284 m3 untuk Fire Water.
Untuk menampung air bersih produksi dari PSF, sebelum di pompakan ke pemakaian. Pada inlet
FWT terpasang FI 2001 flow control element sebagai indikasi flow di PLC dan DCS.
PSF dilengkapi dengan :
- Level transmiter LIC 2000, merupakan level control untuk mengatur flow yang masuk ke FWT
melalui FI 2102 mode Auto/ Manual di control melalui PLC dan DCS.
- Level transmiter LI 2000 merupakan indikasi level Storage ke LCP dan DCS, juga sebagai dasar
Auto Stop untuk motor-motor apabila low-low level ( LL-1 ~ 4 item ), sebagai berikut :
- W-GT/GA 1003 A/B, capacity = 520 m3/h, Press 3,6 kg/cm2 : Pompa untuk make up cooling
water.
- W-GA 1004 A/B, capacity = 30 m3/h, Press 4,8 kg/cm2 : Pompa untuk Service water.
- W-GA 1006 A/B, capacity = 170 m3/h, Press 4,0 kg/cm2 : Pompa umpan Demin water.
- W-GA 1022 A/B, capacity = 408 m3/h, Press 2,75 kg/cm2 : Pompa untuk Back wash PSF.
- W-GA 1027 A/B, capacity = 127 m3/h, Press 2,3 kg/cm2 : Pompa Back wash ACF.
- W-GA 8001 A/B, capacity = 336 m3/h, Press 9,33 kg/cm2 : Pompa Fire water utama di gerakan
motor Auto start 8,0 kg/cm2 dan di gerakan Diesel Auto Start 7,0 kg/cm2.
- W-GA 8002, capacity = 22,7 m3/h, Press 10,67 kg/cm2 : Pompa Fire water ( Joky pump ) mode
Auto Start 9,0 kg/cm2 ~ 12,0 kg/cm2, untuk positif pressure line.
VII. Sludge Storage Pit ( W-FB 1005 ), capacity = 72 m3 : Sebuah bak beton untuk penampung
lumpur dari Blow down Clarifier melalui JV 2109. Dilengkapi dengan :
- LT 2106 : Untuk memberi perintah JV 2109 membuka pada level rendah dan menutup pada
level tinggi level W-FB 1005.
- Telescopic valve : Di pasang pada inlet Pit, di atur pembukaannya pada saat commisioning.
- Sludge pump ( W-GA 1002 A/B ), capacity = 26 m3/h, Press 15 kg/cm2 : Memompakan
lumpur ke Filter Press ( WE-FD 1031 ).
VIII. Filter Press System / Sludge Handling ( W-FD 1031 ).
Lumpur berasal dari Blow down Clarifier di alirkan secara gravity ke bak penampung, lumpur
di olah lebih lanjut di Dewatering unit, menggunakan Filter Press.
- Untuk operasinya, start/ Stop hanya dari Local/ Lapangan atau berdasar pada set timer cycle
di PLC.
- Sludge Storage Pit : Menampung kelebihan lumpur yang di alirkan secara Automatic dengan
waktu yang teratur ( berdasarkan setting point ).
- Sludge Pump : Memompakan lumpur ke Filter Press bekerja secara Auto start Press 4,0
kg/cm2 melalui PSL 2101 dan Press 7,0 kg/cm2 Auto Stop melalui PSH 2101.
- Polymer Day tank ( W-FA 1031 ), capacity = 3,0 m3 : Dilengkapi dengan Aqitator ( W-GD
1031 ) dan pompa transfer injeksi Polymer ( W-GA 1031 A/B ) ke Filter Press berfungsi untuk
mengikat lumpur.
- Filter Press ( W-FD 1031 ) : Di gunakan untuk memisahkan solid berupa cake dan air.
Cara kerja : Air banyak mengandung lumpur di pompakan masuk ke kain filter, lumpur tersaring
kemudian di press berbentuk cake secara tersusun dan air yang tersaring di tampung di Sludge
Sump Pit. Bila cake sudah jadi akan dikeluarkan dan ditampung, sebelum di buang di tempat
pembuangan Peralatan berupa : Lempengan plate di lapisi kain, rangka penekan, Modul Squence
Automatic.
1. Start Up RWTP.
1.1. Persiapan.
* Power Listrik.
- Yakinkan Power AC 400 Volt, untuk menggerakan motor-motor pompa, Aqitator dan Blower.
- Yakinkan Power AC 220 Volt, untuk lmpu penerangan, AC dan lain-lain.
- Yakinkan Power AC 110 Volt, untuk mengoperasikan PLC.
* Instrument Air.
- Yakinkan Instrument Air tersedia P = > 4,0 kg/cm2, untuk menggerakan pneumatic control
valve.
* Steam.
- Yakinkan SM Header P = 42 kg/cm2 tersedia, untuk menggerakan Turbine.
a. Raw Water.
- Informasikan ke Utility K-IA untuk mempersiapkan pompa MP-IV di Parung Kadali.
- Buka block valve 24 di Pig Receiver untuk mengalirkan air ke K-IB.
- Buka valve FV 2101 sebelum Static Mixer.
- Buka valve yang ke PG 2101 dan PT 2101.
- Yakinkan Static Mixer sudah terpasang.
- Aktifkan valve IA ke FV 2101.
- Yakinkan control valve FV 2101 dapat di operasikan secara Auto/ manual dari PLC dan
sudah teruji.
- Yakinkan Interlock system FV 2101 dgn LC 2101 di Clear Well dan ke motor pompa W-GA
1001A/B, dapat bekerja dengan baik dan sudah teruji.
- Aktifkan Flow Tranmitter FIT 2101.
j.
Tanki-Tanki Chemical.
- Yakinkan setting point LI-2104 di PLC, Low set point : 0,125 meter / High set point :
1,15 meter.
- Lakukan pengisian tanki Coag Aid dngn perbandingan 1,0 kg Coag Aid + 13,6% pengencer
Service Water.
- Lakukan pengisian tanki Coag Aid sampai level cukup dapat di monitor melalui LI-2104.
- Yakinkan power AC 400 Volt tersedia, untuk Aqitator W-GD 1005.
- Yakinkan gear box Aqitator sudah di isi oli pada level operasi.
- Putar shaft Aqitator dengan tangan ringan tidak ada hambatan.
- Start Aqitator W-GD 1005 di lapangan untuk mengaduk larutan Coagulant Aid.
j.3. Tanki Caustic ( W-FA 1003 ).
- Yakinkan tanki Caustic sudah bersih dari kotoran.
- Valve drain tanki ( V-2155 ), sudah di tutup.
* Tutup man hole tanki.
* Aktifkan level glass ( LG-2101 ) dengan membuka valve bagian bawah dan atas
dari tanki.
* Aktifkan LIT-2103 untuk memonitor level tanki.
- Yakinkan setting point LI-2103 di PLC.
* Low set point : 0,135 meter.
* High set point : 1,20 meter.
- Lakukan pengisian Caustic dari W-FA 1007.
- Jika analisa di Premix Tank dan di Clarifier stabil, persiapkan pompa W-GA 1001 A/B.
- Yakinkan persiapan W-GA 1001 A/B, kondisi layak di operasikan.
2.1. Start Clarifier Feed Pump W-GA 1001A/B dan initial backwash PSF (W-FD 1002 A~E).
- Buka vent discharge pompa sampai udara pada system terbuang dan tutup kembali, jika sudah
keluar air.
- Yakinkan control valve JV-2112 dalam kondisi terbuka dan pompa dalam kondisi sirkulasi.
- Jika kondisi pompa W-GA 1001 A/B dalam kondisi baik, lakukan backwash PSF (W-FD 1002A~ E)
- Sebelum lakukan back wash PSF yakinkan antara lain :
* Level Blow Down Pit ( W-FB 1010 ) dalam kondisi kosong.
* W-GA 1026 A/B swicth sudah posisi Remote, valve suction maupun discharge pompa
sudah terbuka.
* Blower W-GB 1002 swicth sudah posisi Remote dan valve discharge sudah terbuka.
* Back Wash Pump ( W-GA 1022 A/B ) swicth sudah posisi Remote dan valve suction serta
discharge pompa sudah terbuka.
* Yakinkan FWT ( W-FB 1001 ) sudah di isi air pada level yang cukup.
2.2. Mengaktifkan Pressurized Sand Filter ( W-FD 1002 A ~ E ).
- Aktifkan PSF ( W-FD 1002 A ~ E ) di PLC, melakukan Klik ke posisi normal.
- Lakukan back wash PSF A ~ E satu per satu.
- Di PLC Klik Plant Control akan muncul Sceen Selection, Klik manual lalu Klik Back wash
kemudian klik Auto. Maka PSF akan Back wash secara Auto.
- Squence Back Wash Sand Filter :