Kimia Lingkungan
Kimia Lingkungan
No.
38 : 23 46
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 2005
No. 37 : 1 -
1)
ROCHYATUN et al.
PENDAHULUAN
Wilayah pesisir Banten sampai Ujung Kulon merupakan badan air
yang langsung menampung limbah perkotaan dan industri, sehingga daerah
ini cukup rawan terhadap pencemaran. pesisir pantai Banten, Cilegon dan
Anyer banyak kegiatan industri kimia, PLTU, baja, pelabuhan, perhotelan
dan wisata bahari.Perkembangan industri dan pertambahan penduduk yang
cukup pesat di Banten pada saat sekarang ini, akan berakibat lanjutan yaitu
timbulnya bahan cemaran.
Banten merupakan wilayah yang terletak di bagian barat dari daratan
Jawa. Oleh karena perkembangan pembangunan yang cukup pesat, terutama
dalam bidang industri, perikanan dan wisata, Salah satu kekuatan Banten
terletak pada pelabuhan, secara sektoral pelabuhan memiliki nilai ekonomi
yang tinggi dan turut memberikan artikulasi politik bagi daerahnya, karena
pelabuhan merupakan infrastruktur strategis bagi kegiatan ekonomi,
transportasi, dan bahkan bagi kelancaran akulturasi dan komunikasi antar
berbagai wilayah, Hampir setiap hari ribuan manusia melewati jalan
pelabuhan ini untuk keperluan dari dan ke Sumatera dan Jawa.Banten telah
dikukuhkan menjadi provinsi tersendiri, yang merupakan pemekaran dari
provinsi Jawa Barat. Kegiatan yang terdapat di wilayah pesisir Banten dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu bagian utara dari Teluk Banten sampai dengan
Cilegon merupakan wilayah kegiatan industri. Pesisir ( Pantai ) juga dapat
dimanfaatkan untuk pembangunan kawasan industri. Kini pun disepanjang
jalur Cilegon Anyer telah tumbuh industri-industri raksasa, yaitu industri
baja dan kimia.
Kemajuan di bidang industri dan pertanian di masa sekarang ini
mengakibatkan banyaknya aktivitas manusia di darat yang menyebabkan
tekanan terhadap pertanian di sekitarnya meningkat. Pertambahan jumlah
industri dan penduduk membawa akibat bertambahnya beban pencemaran
yang disebabkan oleh pembuangan limbah industri, dan domestik.
Pencemaran akibat kegiatan industri dapat menyebabkan kerugian besar,
karena umumnya buangan/limbah mengandung zat beracun antara lain
senyawa khlor, raksa, cadmium, khrom, timbal dan lain sebagainya yang
sering digunakan dalam proses produksi suatu industri baik sebagai bahan
baku, katalisator ataupun bahan utama.
Logam berat merupakan bahan buangan yang sudah sering
menimbulkan pencemaran laut atau pantai di negara-negara yang sedang
berkembang. Diketahui ada 18 jenis logam berat yang dipertimbangkan
sebagai bahan pencemar, namun ada beberapa dari logam berat tersebut
yang esensiel untuk kehidupan organisme, misalnya Mn, Fe dan Cu tetapi
dalam jumlah berlebih sangat beracun bagi kehidupan organisme (BRYAN
1976). Sumber limbah yang banyak mengandung logam berat biasanya
berasal dari aktivitas industri, pertambangan, pertanian dan pemukiman.
Kandungan logam berat dalam perairan dipengaruhi oleh parameter fisika
24
dan kimia yaitu arus, suhu, salinitas, padatan tersuspensi dan derajat
keasaman (pH). Masalah pencemaran merupakan masalah besar sebagai
salah satu dampak negatip dari kemajuan bidang industri dan domestik.
Limbah industri jika tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan
dampak bagi lingkungan terhadap manusia maupun organisme-organisme
yang hidup disekitarnya. Bahan cemaran logam berat biasanya berasal dari
kegiatan industri selain bersifat racun bagi organisme perairan, logam berat
dapat terakumulasi dalam tubuh ikan,udang dan hasil laut lainya. Hal ini
akan berakibat membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsi
hasilhasil laut tersebut. Pencemaran logam berat terhadap alam lingkungan
estuaria merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan
penggunaan logam tersebut oleh manusia. Pada air laut di lautan lepas
kontaminasi logam berat biasanya terjadi secara langsung dari atmosfer atau
karena tumpahan minyak dari kapal-kapal tanker yang melaluinya,
sedangkan di daerah sekitar pantai kontaminasi logam kebanyakan berasal
dari mulut sungai yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri atau
pertambangan (DARMONO 1995).Pada daerah-daerah perindustrian,
sungai dan laut disekitarnya umumnya berangsur-angsur menerima tekanan
terus menerus. Muara sungai umumnya merupakan alur perjalanan bahan
cemaran yang dibawa melalui sungai dari aktivitas didarat ke laut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perairan Banten
dan sekitarnya ditinjau dari logam beratnya sebagai dampak dari kegiatan
pembangunan di wilayah pesisir pantai Banten.
ROCHYATUN et al.
27
ROCHYATUN et al.
Parameter ( ppm )
Pb
Cd
Zn
Ni
1
0.003
<0.001
0.013
0.001
2
0.006
<0.001
0.018
0.002
3
0.006
<0.001
0.004
0.001
4
0.005
<0.001
0.012
0.004
5
0.018
0.001
0.002
0.004
6
0.006
0.001
0.003
0.001
7
0.007
<0.001
0.002
0.002
8
0.005
<0.001
0.002
<0.001
9
0.006
<0.001
0.002
0.001
10
0.007
<0.001
0.004
0.001
11
0.005
<0.001
0.001
<0.001
12
0.005
<0.001
<0.001
<0.001
13
<0.001
<0.001
0.002
0.001
14
0.008
<0.001
0.009
0.001
15
0.003
<0.001
0.003
0.001
16
0.003
<0.001
0.010
<0.001
17
0.006
<0.001
0.003
0.001
18
0.004
<0.001
0.011
<0.001
19
0.007
<0.001
0.005
<0.001
20
0.005
<0.001
0.001
<0.001
21
0.009
<0.001
0.002
<0.001
Means
0.006
0.001
0.005
0.001
Min
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
Max
0.018
0.001
0.018
0.004
Note : Threshold Value of sea water : <0.001 ppm (KMNKLH 1988).
Threshold Value of sea water : 0.008 ppm (KMNKLH 2004).
Cu
<0.001
0.001
<0.001
0.001
0.001
<0.001
<0.001
<0.001
0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
0.001
<0.001
0.001
Kadar logam berat dalam air laut yang cukup tinggi di perairan
pesisir Merak, Cilegon dan Anyer untuk parameter Pb, Cd, Ni dan Cu
ditemukan di Stasiun 5 (Cilegon), kadar Zn di Stasiun 2 (Merak). Hal ini
kemungkinan karena Stasiun-stasiun tersebut merupakan jalur transportasi
keluar masuk kapal-kapal ke Sumatera dan Jawa, tempat berlabuhnya kapalkapal tanker maupun feri yang menunggu giliran untuk berjalan dimana
kapalkapal tersebut membuang air balas yang mengandung logam Pb, Cd,
Ni dan Cu ke laut, sehingga kadar logam tersebut tinggi. Sedangkan kadar
logam berat dalam air laut yang cukup rendah adalah Cd, Ni dan Cu
ditemukan pada umumnya di hampir semua stasiun dan lokasi.
28
ROCHYATUN et al.
Pb
13.24
11.62
14.13
3.45
12.35
13.06
10.22
11.15
3.45
14.13
Cd
0.2
<0.001
<0.001
0.05
0.05
008
0.06
<0.001
0.20
Parameter ( ppm )
Zn
36.11
31.47
37.17
11.91
29.43
33.87
27.42
29.63
11.91
37.17
Ni
6.09
6.83
7.61
0.81
5.47
5.12
5.02
5.28
0.81
7.61
Cu
8.97
7.14
9.22
1.79
9.38
7.96
2.98
6.78
1.79
9.38
Dari Tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa kadar logam berat (Pb, Cd,
Cu Zn dan Ni) dalam sedimen lebih tinggi dibandingkan air laut. Data ini
menunjukkan adanya akumulasi logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni) dalam
sediment. Baku Mutu logam berat di dalam lumpur atau sedimen di
Indonesia belum ditetapkan, padahal senyawa-senyawa logam berat lebih
banyak terakumulasi dalam sedimen (karena proses pengendapan) di mana
terdapat kehidupan biota dasar. Biota dasar yang resisten terhadap
perubahan kualitas lingkungan (tercemar oleh logam berat) umumnya
dijadikan sebagai indikator pencemaran.
30
Anyer - Carita
Hasil analisa logam berat (Pb, Cd, Zn, Ni, dan Cu,) dalam air laut
dan sedimen di perairan pesisir Anyer sampai Carita disajikan dalam Tabel
3 dan 4.
Tabel 3. Hasil analisa logam berat (Pb, Cd, Zn, Ni, dan Cu) dalam air
laut di perairan pesisir Banten (Anyer-Carita),Juni 2001.
Tabel 3. The results of heavy metals (Pb, Cd, Zn, Ni, dan Cu) analysis
in sea water of Banten Waters (Anyer-Carita). June 2001.
No Station
Parameter ( ppm )
Pb
Cd
Zn
Ni
22
<0.001
0.001
0.001
0.001
23
<0.001
0.001
0.002
0.002
24
<0.001
0.001
0.007
0.001
25
<0.001
0.001
0.003
0.002
26
<0.001
0.001
0.013
0.001
27
<0.001
0.001
0.007
0.001
28
0.001
0.001
0.003
0.001
29
0.004
0.001
0.011
0.002
30
<0.001
0.001
0.003
0.002
31
<0.001
0.001
0.004
0.002
32
<0.001
0.001
0.012
0.002
33
0.003
0.001
0.004
0.003
34
<0.001
0.001
0.003
0.001
35
0.001
0.001
0.003
0.002
36
<0.001
0.001
0.004
0.001
37
<0.001
0.001
0.002
0.001
38
<0.001
0.001
0.003
0.001
39
<0.001
0.001
0.010
0.002
40
0.001
0.001
0.004
0.002
41
<0.001
0.001
0.004
0.002
42
<0.001
0.001
0.005
0.002
43
<0.001
0.001
0.003
0.002
Means
0.001
0.001
0.001
0.002
Min
<0.001
0.001
0.001
0.001
Max
0.004
0.001
0.013
0.002
Note : Threshold Value of sea water : <0.001 ppm (KMNKLH 1988).
Threshold Value of sea water : 0.008 ppm (KMNKLH 2004).
Cu
<0.001
<0.001
0.001
<0.001
<0.001
0.001
<0.001
0.001
<0.001
0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
0.001
<0.001
<0.001
0.001
0.001
<0.001
<0.001
0.001
0.001
<0001
0.001
Tabel 3, menunjukkan bahwa kadar logam berat (Pb, Cd, Zn, Ni dan
Cu) dalam air laut berkisar antara Pb = <0,001-0,004 ppm (rata-rata = 0,001
ppm), Cd = 0,001 ppm, Zn = 0,001-0,013 ppm( rata-rata = 0,001 ppm), Ni =
0,001-0,002 ppm (rata-rata = 0,002 ppm ) dan Cu = <0,001-0,001 ppm
(rata-rata = 0,001 ppm). Kadar logam berat dalam air laut yang cukup tinggi
yaitu Pb, Zn dan Ni. Untuk logam Pb ditemukan di Stasiun 29, 33 dan 40,
logam Zn di Stasiun 26,29, 32 dan 39, logam Ni di Stasiun 33. Sedangkan
kadar logam berat air laut yang cukup rendah yaitu Cd dan Cu ditemukan
hampir semua stasiun pengambilan sampel di lokasi tersebut. Tingginya
31
ROCHYATUN et al.
ROCHYATUN et al.
Tabel 4. Hasil analisa kadar logam berat (Pb, Cd, Zn, Ni dan Cu)
dalam sedimen di pesisir Banten ( AnyerCarita ), Juni 2001.
Table 4. The results of heavy metals (Pb, Cd, Zn, Ni and Cu) analysis in
sediment of Anyer-Carita Waters. June 2001.
No Station
23
25
28
29
30
31
32
33
34
38
40
42
31
Mean
Min
Max
Pb
8.18
9.73
11.40
5.10
8.20
9.73
10.21
10.57
11.22
11.57
8.39
10.31
7.65
9.55
5.10
11.57
Cd
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
0.00
0.00
Parameter ( ppm )
Zn
45.91
87.52
57.26
77.85
39.10
43.36
43.67
42.30
47.57
46.30
27.84
44.93
36.06
50.30
27.84
87.52
Ni
4.23
3.43
7.80
5.70
5.13
5.98
6.24
7.37
7.25
7.10
7.22
6.71
5.20
6.18
3.43
7.80
Cu
4.41
7.53
9.03
2.15
6.13
6.96
5.46
4.13
4.33
3.76
1.63
4.61
5.53
5.01
1.63
9.03
Bretagne yaitu berkisar antara 38,8-268,0 ppm. Bila mengacu kepada apa
yang ditetapkan oleh THAYIB dan RAZAK 1988, RNO dalam THAYIB
dan RAZAK 1981, TAYLOR (1974) yang tersebut di atas, maka sedimen di
perairan pesisir Anyer-Carita belum tercemar oleh logam berat (Pb, Cd dan
Cu).
Dari Tabel 3 dan 4 dapat dilihat bahwa kadar logam berat (Pb, Cd,
Cu, Zn dan Ni) dalam sediment lebih tinggi dibandingkan air laut. Data ini
menunjukkan adanya akumulasi logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni) dalam
sedimen. Baku Mutu logam berat di dalam lumpur atau sediment di
Indonesia belum ditetapkan, padahal senyawa-senyawa logam berat lebih
banyak terakumulasi dalam sediment (karena proses pengendapan) di mana
terdapat kehidupan biota dasar. Biota dasar yang resisten terhadap
perubahan kualitas lingkungan (tercemar oleh logam berat) umumnya
dijadikan sebagai indikator pencemaran.
Carita - Batucawar
Hasil pengukuran kadar logam berat (Pb, Cd, Zn, Ni dan Cu) dalam
air laut dan sediment di parairan pesisir Carita-Batucawar disajikan pada
Tabel 5 dan 6.
Hasil analisa logam berat dalam air laut menunjukkan bahwa kadar
Pb berkisar antara <0,001-0,007 ppm (rata-rata = 0,003 ppm), Cd, Ni dan
Cu = <0,001 ppm dan Zn = <0,001-0,015 ppm (rata-rata = 0,005 ppm).
Kadar logam berat dalam air yang cukup tinggi Zn ditemukan di stasiun 47,
62 dan 63, sedangkan kadar Pb yang cukup tinggi ditemukan di stasiun
47,49 dan 60 (Gambar 4). Tingginya kadar logam tersebut kemungkinan
karena limbah domestik dimana di sekitar lokasi tersebut padat
penduduknya dan limbah yang berasal dari air balas kapal-kapal nelayan di
perairan tersebut. Disini (Tabel 5) terlihat tingginya kadar logam tersebut
pada umumnya ditemukan di stasiun-stasiun di dekat muara sungai yaitu
sungai Cibungur dan Ciseuken. Rendahnya kadar logam Cd, Ni dan Cu di
perairan pesisir Carita-Batucawar kemungkinan karena logam tersebut
mengalami proses pengenceran oleh pola arus pasang surut.Dari Tabel 5
terlihat bahwa kadar logam Pb dan Zn di perairan pesisir Carita-Batucawar
lebih tinggi dibandingkan dengan logam Cd, Cu dan Ni. Di daerah pesisir
Carita-Batucawar, muara kerap kali dijadikan alat transportasi, penggunaan
motor pada alat tarnsportasi laut membutuhkan bahan bakar dan
menghasilkan buangan limbah Pb yang akhirnya mempengaruhi kualitas air
laut, di daerah tersebut banyak aktivitas manusia yang meningkatkan
konsentrasi Zn dalam alam, seperti industri bijih besi dan logam. Secara
keseluruhan kadar logam berat dalam air di perairan pesisir CaritaBatucawar masih rendah dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB)
yang ditetapkan oleh KMNKLH (1988) untuk kepentingan kehidupan biota
35
ROCHYATUN et al.
36
laut yakni Pb = 0,075 ppm, Cd = <0,01 ppm, Zn = <0,1 ppm, Ni = <0,1 ppm
dan Cu = <0,06 ppm. Bila mengacu pada NAB yang ditetapkan oleh
KMNKLH (1988) maka kadar logam berat hasil pengamatan masih sesuai
dan belum berbahaya bagi kehidupan biota yang hidup di perairan tersebut,
demikian juga bila mengacu pada KMNKLH Nomer 51, Tahun 2004, kadar
logam berat tersebut masih sesuai dengan Nilai Ambang Batas Baku Mutu
Air Laut untuk peruntukan kehidupan Biota laut yakni Pb = 0,008 ppm, Cd
= <0,001 ppm, Zn = 0,05 ppm, Ni = 0,05 ppm dan Cu = 0,008 ppm.
Tabel 5. Hasil analisa logam berat (Pb, Cd, Zn, Ni dan Cu) dalam air
laut di perairan pesisir Banten (CaritaBatucawar), Agustus
2001.
Tabel 5. The results of heavy metals (Pb, Cd, Zn,Ni and Cu) analysis in
sea water of Banten Waters (Carita-Batucawar).August 2001.
No Station
Parameter ( ppm )
Pb
Cd
Zn
Ni
44
0.001
<0.001
<0.001
<0.001
45
0.003
<0.001
0.003
<0.001
46
0.004
<0.001
0.001
<0.001
47
0.006
<0.001
0.012
<0.001
48
0.006
<0.001
0.001
<0.001
49
0.007
<0.001
0.002
<0.001
50
0.004
<0.001
0.001
<0.001
51
0.002
<0.001
<0.001
<0.001
52
0.003
<0.001
<0.001
<0.001
53
0.005
<0.001
<0.001
<0.001
54
<0.001
<0.001
0.001
<0.001
55
0.001
<0.001
0.003
<0.001
56
0.003
<0.001
<0.001
<0.001
57
0.001
<0.001
<0.001
<0.001
58
0.005
<0.001
0.004
<0.001
59
0.002
<0.001
0.003
<0.001
60
0.006
<0.001
0.005
<0.001
61
0.001
<0.001
0.007
<0.001
62
0.001
<0.001
0.015
<0.001
63
<0.001
<0.001
0.013
<0.001
64
0.001
<0.001
0.001
<0.001
65
0.004
<0.001
<0.001
<0.001
Means
0.003
<0.001
0.005
<0.001
Min
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
Max
0.007
0.001
0.015
0.001
Note : Threshold Value of sea water : <0.001 ppm (KMNKLH 1988).
Threshold Value of sea water : 0.008 ppm (KMNKLH 2004).
Cu
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
0.001
Tabel 6 menunjukkan bahwa kadar logam berat (Pb, Cd, Zn, Ni dan
Cu) dalam sedimen berkisar antara Pb = 1,56-13,14 ppm (rata-rata = 9,12
ppm), Cd = 0,002-0,19 ppm (rata-rata = 0,08 ppm ), Zn = 5,96-89,05 ppm
(rata-rata = 62,72 ppm), Ni = 0,65-7,88 ppm (rata-rata = 5,54 ppm) dan Cu
37
ROCHYATUN et al.
= 0,44-40,09 ppm (rata-rata = 7,54 ppm). Kadar logam berat dalam sedimen
yang cukup tinggi adalah logam Zn, kemudian diikuti berturt-turut Pb, Cu,
Ni dan Cd. Seng secara alamiah berasal dari batu dan lumpur lahar. Banyak
aktivitas manusia yang meningkatkan konsentrasi Zn dalam alam, seperti
industri bijih besi dan logam. Kadar logam berat dalam sedimen di perairan
pesisir Carita-Batucawar yang cukup tinggi pada umumnya ditemukan di
Stasiun 51, 52, 60,61,62 dan 63 untuk semua parameter (Pb, Cd, Cu, Zn dan
Ni) (Gambar 4). Kadar tembaga(Cu) dalam sedimen di parairan pesisir
Carita-Batucawar cukup tinggi dibandingkan dengan kadar logam Cu yang
ditemukan oleh CONNEL dan MILLER, 1995. Tembaga masuk ke
lingkungan laut melalui erosi batuan mineral dan kegiatan manusia serta
sampah kota. Konsentrasi Cu sebesar 2 mg/l dapat membunuh ikan,
konsentrasi 0,05 mg/l telah membahayakan lingkungan laut ( CONNEL dan
MILLER, 1995). Penurunan jumlah spesies biota dasar umumnya
disebabkan oleh akumulasi Cu dalam substrat sediment. Secara umum kadar
logam berat hasil pengamatan ini tergolong rendah. Kadar Pb yang dijumpai
di daerah Tor Bay Grand Bretagne yang tidak tercemar, mempunyai
kandungan Pb dengan kisaran antara 21,3-65,7 ppm (THAYIB dan RAZAK
1988). Menurut Reseau National dObservation (RNO dalam THAYIB dan
RAZAK 1981) Kadar normal Pb dalam sediment yang tidak terkontaminasi
berkisar antara 10-70 ppm. Bila mengacu kepada apa yang ditetapkan oleh
THAYIB dan RAZAK 1981 & 1988, maka sedimen di perairan pesisir
Carita-Batucawar belum tercemar oleh logam Pb. Kadar Cd yang dijumpai
di daerah Tor Bay Grand Bretagne yang tidak tercemar, mempunyai
kandungan Cd dengan kisaran antara 0,020-0,070 ppm (THAYIB dan
RAZAK 1988). Kadar ini lebih rendah dibandingkan dengan kadar Cd
dalam sediment di perairan pesisir Carita-Batucawar yaitu berkisar antara
<0,001-0,19 ppm , kadar Cu di dalam di perairan Tor Bay Grand Bretagne
yang tidak tercemar berkisar antara 0,2-0,7 ppm (TAYLOR. 1974).
MARTIN dalam THAYIB dan RAZAK (1980) menemukan kadar normal
logam berat Cu dalam lumpur di perairan Utara Bretagne berkisar antara
4,4-41,6 ppm. Kadar logam Zn di perairan pesisir Carita-Batucawar lebih
tinggi dibandingkan dengan Zn dalam sediment di perairan Tor Bay Grand
Bretagne yang relatip tidak tercemar berkisar antara 10,7-42,0 ppm
(TAYLOR.1974). Kadar logam Ni di perairan pesisir Anyer-Carita ini lebih
tinggi dibandingkan dengan kadar logam berat yang terdapat di suatu
perairan yang relatif belum terkontaminasi yakni 0,01 ppm (EVERAART et
al. 1980). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sedimen di perairan ini
telah terkontaminasi oleh Zn dan Ni. MARTIN dalam THAYIB dan
RAZAK 1988 menemukan kadar normal logam berat Zn dalam sedimen di
perairan Utara Bretagne yaitu berkisar antara 38,8-268,0 ppm. Bila mengacu
kepada apa yang ditetapkan oleh THAYIB dan RAZAK 1988, RNO dalam
THAYIB dan RAZAK 1981, TAYLOR 1974 yang tersebut di atas, maka
38
Pb
9.51
8.59
6.71
7.58
11.86
9.55
9.90
4.32
3.09
1.56
2.55
7.05
9.28
12.36
11.72
11.31
7.06
3.14
8.59
11.91
9.12
1.56
13.14
Cd
0.07
0.03
0.09
0.05
0.09
<0.001
0.02
0.19
0.05
0.07
0.16
0.13
0.05
0.04
0.09
0.04
0.10
<0.001
0.06
<0.001
0.08
<0.001
0.19
Parameter ( ppm )
Zn
78.99
89.05
78.32
86.64
74.31
64.45
79.54
49.16
77.42
22.26
5.96
4.31
5.38
6.85
69.61
61.97
44.32
65.04
76.35
60.22
62.72
5.96
89.05
Ni
5.78
5.64
5.30
6.73
6.89
5.03
6.58
0.65
7.15
1.02
1.51
4.98
7.76
6.75
6.43
7.88
6.33
7.16
4.97
5.96
5.54
0.65
7.88
Cu
5.83
6.88
3.35
2.92
4.35
5.21
6.01
4.09
8.51
1.89
0.44
3.94
6.15
7.33
9.09
8.80
5.07
8.33
8.62
8.75
7.54
0.44
40.09
ROCHYATUN et al.
Parameter ( ppm )
Pb
Cd
Zn
Ni
66
0.001
<0.001
0.003
0.001
67
0.003
0.001
0.011
0.001
68
0.002
0.001
0.003
0.001
69
0.002
<0.001
0.002
0.001
70
0.002
0.001
0.003
0.001
71
0.005
0.001
<0.001
0.002
72
0.003
0.001
0.003
0.002
73
<0.001
<0.001
0.005
0.001
74
0.002
<0.001
0.001
0.001
75
0.002
0.001
0.007
0.001
76
0.002
<0.001
0.005
<0.001
77
<0.001
<0.001
0.005
<0.001
78
0.003
0.001
0.014
0.001
79
0.002
<0.001
0.008
<0.001
80
0.003
0.001
0.017
0.002
81
0.005
0.001
0.010
0.001
82
<0.001
0.001
0.004
<0.001
83
0.003
<0.001
0.006
<0.001
84
0.001
0.001
0.008
0.001
85
0.003
0.001
0.002
0.001
86
0.002
0.001
0.003
0.001
Means
0.0117
0.001
0.005
0.096
Min
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
Max
0005
0.001
0.017
0.002
Note : Threshold Value of sea water : <0.001 ppm (KMNKLH 1988).
Threshold Value of sea water : 0.008 ppm (KMNKLH 2004).
Cu
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
Kadar logam berat dalam air laut di parairan pesisir Tanjung PujutTeluk Banten yang cukup tinggi untuk logam Pb ditemukan di Stasiun 71
dan 81, sedang kadar Pb yang rendah ditemukan di Stasiun 73,77 dan 82.
Sedangkan untuk logam Zn yang cukup tinggi ditemukan di Stasiun 67, 78
dan 80 dan kadar yang rendah di stasiun 69,74 dan 85 (Gambar 5).
Parameter Cd, Cu dan Ni dari masing-masing Stasiun tidak ada perbedaan
yang berarti( Tabel 7). Tinginya kadar Pb di stasiun yang tersebut di atas
kemungkinan karena lokasi tersebut merupakan alur transportasi kapal40
ROCHYATUN et al.
Pb
12.85
12.18
10.93
10.91
10.20
5.95
12.06
12.49
11.98
14.01
12.34
15.16
11.74
10.95
12.43
11.92
12.65
11.81
5.95
15.16
Cd
0.04
0.03
0.03
0.02
0.02
0.02
0.03
0.03
<0.001
<0.001
<0.001
<0.001
0.03
0.01
0.04
<0.001
0.01
0.02
<0.001
0.04
Parameter ( ppm )
Zn
66.52
58.47
53.24
63.41
59.85
20.18
59.54
54.08
34.27
63.24
62.59
69.22
59.75
63.26
35.73
48.05
65.06
55.09
20.18
69.22
Ni
3.94
5.04
7.17
7.42
6.37
3.10
7.21
8.10
8.68
3.64
2.32
3.19
6.35
6.50
8.11
8.14
8.26
6.09
2.32
8.68
Cu
8.70
7.09
5.53
8.13
6.74
2.11
8.15
5.71
3.31
8.15
7.51
10.67
7.37
7.34
3.56
4.66
7.97
6.65
2.11
10.67
(THAYIB dan RAZAK 1988). Kadar ini relatif lebih rendah, kadar Cu di
dalam sedimen di perairan Tor Bay Grand Bretagne yang relatif tidak
tercemar berkisar antara 0,2-0,7 ppm ( TAYLOR. 1974). MARTIN dalam
THAYIB dan RAZAK (1980) menemukan kadar normal logam berat Cu
dalam lumpur di perairan Utara Bretagne berkisar antara 4,4-41,6 ppm.
Kadar Zn dalam sediment di perairan Tor Bay Grand Bretagne yang relatif
tidak tercemar berkisar antara 10,7-42,0 ppm ( TAYLOR.1974). MARTIN
dalam THAYIB dan RAZAK 1988 menemukan kadar normal logam berat
Zn dalam sedimen di perairan Utara Bretagne yaitu berkisar antara 38,8268,0 ppm. Bila mengacu kepada apa yang ditetapkan oleh THAYIB dan
RAZAK 1988, RNO dalam THAYIB dan RAZAK 1981, TAYLOR 1974
yang tersebut di atas, maka sediment di perairan pesisir Teluk Pujut-Teluk
Banten belum tercemar oleh logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni).
Dari Tabel 7 dan 8 dapat dilihat bahwa kadar logam berat (Pb, Cd,
Cu, Zn dan Ni) dalam sedimen lebih tinggi dibandingkan air laut. Data ini
menunjukkan adanya akumulasi logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni) dalam
sedimen. Baku Mutu logam berat di dalam lumpur atau sediment di
Indonesia belum ditetapkan, padahal senyawa-senyawa logam berat lebih
banyak terakumulasi dalam sediment (karena proses pengendapan) di mana
terdapat kehidupan biota dasar. Biota dasar yang resisten terhadap
perubahan kualitas lingkungan (tercemar oleh logam berat) umumnya
dijadikan sebagai indikator pencemaran.
Hasil pengamatan kadar logam berat dalam air laut dan dalam
sedimen di empat lokasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar logam
berat ( Pb, Cd, Zn, Ni dan Cu ) di Teluk Pujut Teluk Banten lebih tinggi
dibandingkan lokasi lain yaitu (Merak, Cilegon-Anyer), (Anyer-Carita) dan
(Carita-Batucawar). Hal ini disebabkan karena lokasi (Teluk Pujut-Teluk
Banten) terdapat banyak industri dan pemukiman dibandingkan di tiga
lokasi tersebut, yang kemungkinan membuang limbahnya ke perairan laut.
Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa kadar logam berat dalam air
laut yang dianalisa di sepanjang perairan pesisir Teluk Banten sampai
dengan Batucawar masih memenuhi nilai ambang batas Baku Mutu Air laut
yang ditetapkan oleh Kantor Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan (KMNKLH, 1988), demikian juga bila mengacu pada
KMNKLH Nomer 51, Tahun 2004, kadar logam berat tersebut masih sesuai
dengan Nilai Ambang Batas Baku Mutu Air Laut untuk peruntukan
kehidupan Biota laut. Hal ini menujukkan bahwa kualitas air ini masih
tergolong baik. Walaupun disepanjang pantai dari Teluk Banten sampai
Batucawar terdapat pelabuhan Merak yang begitu aktip dan banyak industri,
hotel, daerah pariwisata, namun tidak terlihat perbedaan nyata kadar logam
berat di keempat perairan tersebut. Hal ini bukan berarti limbah kegiatankegiatan tersebut tidak berdampak negatip terhadap perairan, namun
kemampuan perairan untuk mengencerkannya yang cukup tinggi. Tingginya
43
ROCHYATUN et al.
Waters location
Siak
Malaka
Estuarine
strait
Riau
14,7+4,1
42,1+8,5
8,30+6,77
30,4+11
6,0+1,3
1,53+1,11
11,8+2,9
19+5
4,00+3,04
222+54
57+14
29+16
Jakarta
Bay*
Pb
11,81+1,91
Cu
6,65+2,23
Ni
6,09+2,11
Zn
55,09+13,33
Cd
<0,001-0,2
Kadar dalam ug/g, berat kering.
Source * : Horas P.Hutagalung 1994.
East
Kalimantan
7,8+2,7
7,8+3,5
25+10
55,6+22
DAFTAR PUSTAKA
AMERICAN PUBLICH HEALTH ASSOSIATION; Standard methods for
the examination of water and waste water. American Water
Works Assosiation dan Water Pollution Control Federation
1980. APHS, AWWA, WPCF. 15th eds : 388-399.
BRYAN G. W. 1976. Heavy metal contamination in the sea. Dalam : R.
JOHNSTON (ed) Marine pollution. Academic. Press London
and New York : 729. pp.
BATLEY G. E. and D. GARDNER 1977. Sampling and storage of natural
waters for trace metal analysis. Water Research, 11 : 745-756.
BRULAND K. W, R. P. FRANKS; G. E. KNAUR and J. H. MARTIN
1979. Sampling and analytical methods for the determination of
cupper, cadmium, zinc and nickel at the nanogram per liter level
in sea water. Anal. Chem. 105 : 233-245.
CONNEL, W. D., and G. J. MILLER 1995. Kimia dan ekotoksikologi
pencemaran. Penerbit Universitas Indonesia : 520 hal.
DARMONO, 1995. Logam dalam sistem biologi makluk hidup. Universitas
Indonesia (UI-Press), Jakarta. 140 hal
EVERAARTS, J. M. 1980. Heavy metals (Cu, Zn, Pb dan Cd) in sediment
of the Java Sea. Estuarine and coastal areas of East Java and
some deep sea areas. Netherland Journal of Sea Research 23
(4):403-413.
HUTAGALUNG , H. P, 1994. Kandungan logam berat dalam sedimen di
perairan Teluk Jakarta. Dalam : Prosiding Seminar Pemantauan
Pencemaran Laut dan Interkalibrasi. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi LIPI , Jakarta. 7 9 Februari 1994,
9 14 hal.
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DAN
LINGKUNGAN HIDUP. 1988. Keputusan Menteri Negara
Kependudukan
dan
Lingkungan
Hidup
No.
Kep02/MNKLH/I/1988 Tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu
Lingkungan. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup, Jakarta : 32 hal
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DAN
LINGKUNGAN HIDUP, 1988. Keputusan Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup No : Kep02/MENKLH/I/1988. Tentang Pedoman Penetapan Baku mutu
Air Laut : 57 hal.
45
ROCHYATUN et al.
46