Anda di halaman 1dari 4

2.

2 Efusi Pleura
2.2.1

Definisi
Efusi pleura merupakan akumulasi cairan abnormal pada rongga
pleura. Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan produksi cairan ataupun
berkurangnya absorbsi. Efusi pleura merupakan manifestasi penyakit pada
pleura yang paling sering dengan etiologi yang bermacam-macam mulai
dari kardiopulmoner, muncul pada sindroma nefrotik, inflamasi, hingga
keganasan yang harus segera dievaluasi dan diterapi.10

2.2.2

Etiologi
Rongga pleura normal berisi cairan dalam jumlah yang relatif sedikit
yakni 0,1 0,2 mL/kgbb pada tiap sisinya. Fungsinya adalah untuk
memfasilitasi pergerakan kembang kempis paru selama proses pernafasan.
Cairan pleura diproduksi dan dieliminasi dalam jumlah yang seimbang.
Jumlah cairan pleura yang diproduksi normalnya adalah 17 mL/hari
dengan kapasitas absorbsi maksimal drainase sistem limfatik sebesar 0,20,3 mL/kgbb/jam. Cairan ini memiliki konsentrasi protein lebih rendah
dibanding pembuluh limfe paru dan perifer.10
Cairan dalam rongga pleura dipertahankan oleh keseimbangan
tekanan hidrostatik, tekanan onkotik pada pembuluh darah parietal dan
viseral serta kemampuan drainase limfatik. Efusi pleura terjadi sebagai
akibat gangguan keseimbangan faktor-faktor di atas.

17

Adapun gambaran normal cairan pleura adalah sebagai berikut :


1. Jernih, karena merupakan hasil ultrafiltrasi plasma darah yang berasal
dari pleura parietalis.
2. pH 7,60-7,64.
3. Kandungan protein kurang dari 2% (1-2 g/dL).
4. Kadungan sel darah putih < 1000 /m3.
5. Kadar glukosa serupa dengan plasma.
6. Kadar LDH (laktat dehidrogenase) < 50% dari plasma.
2.2.3

Patofisiologi
Efusi pleura merupakan suatu indikator adanya suatu penyakit dasar
baik itu pulmoner maupun non pulmoner, akut maupun kronis. Penyebab
efusi pleura tersering adalah gagal jantung kongestif (penyebab dari
sepertiga efusi pleura dan merupakan penyebab efusi pleura tersering),
pneumonia, keganasan serta emboli paru.
Pada kasus non pulmoner seperti sindroma nefrotik, efusi pleura
timbul akibat adanya hipoalbuminemia yang menyebabkan retensi air
didalam tubuh sehingga terjadi akumulasi cairan yang berlebih. Hal ini
berakibat terjadinya perubahan dalam tekanan hidrostatik dan onkotik
plasma yang menyebabkan cairan memenuhi rongga pleura. Karena
adanya perubahan dalam tekanan hidrostatik dan onkotik, mempengaruhi
pula keseimbangan rongga pleura dalam mempertahankan cairan, dimana
jumlah cairan yang dihasilkan melebihi jumlah cairan yang dapat
diabsorbsi. Pada keadaan endotel pembuluh darah paru dalam kondisi

18

yang normal, fungsi filtrasi masih normal pula maka kandungan sel dan
dan protein pada cairan efusi lebih rendah.10
Efusi pleura pada sindroma nefrotik merukapan efusi pleura transudat.
Jika masalah utama yang menyebabkannya dapat diatasi maka efusi pleura
dapat sembuh tanpa adanya masalah yang lebih lanjut.10
2.2.4

Manifestasi Klinis
Efek yang ditimbulkan oleh akumulasi cairan di rongga pleura
bergantung pada jumlah dan penyebabnya. Efusi dalam jumlah yang kecil
sering tidak bergejala. Bahkan efusi dengan jumlah yang besar namun
proses akumulasinya berlangsung perlahan hanya menimbulkan sedikit
atau bahkan tidak menimbulkan gangguan sama sekali.
Gejala yang biasanya muncul pada efusi pleura yang jumlahnya cukup
besar yakni

nafas terasa pendek hingga sesak nafas yang nyata dan

progresif. Batuk kering berulang juga sering muncul, khususnya jika


cairan terakumulasi dalam jumlah yang banyak secara tiba-tiba, namun
batuk yang lebih berat dan atau disertai sputum atau darah juga sering
ditemui pada beberapa pasien.10
2.2.5

Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik juga tergantung dari luas dan lokasi dari efusi.
Temuan pemeriksaan fisik tidak didapati sebelum efusi mencapai volume
300 mL. Gangguan pergerakan toraks, fremitus melemah, suara beda pada
perkusi toraks, serta suara nafas yang melemah hingga menghilang

19

biasanya dapat ditemukan.


Merubah posisi pasien dalam pemeriksaan fisik dapat membantu
penilaian yang lebih baik sebab efusi dapat bergerak berpindah tempat
sesuai dengan posisi pasien. Pemeriksaan fisik yang sesuai dengan
penyakit dasar juga dapat ditemukan misalnya, edema perifer.
2.2.6

Pemeriksaan Penunjang
Evaluasi efusi pleura dimulai dari pemeriksaan imaging untuk menilai
jumlah cairan, distribusi dan aksesibilitasnya serta kemungkinan adanya
abnormalitas intratorakal yang berkaitan dengan efusi pleura tersebut.
Pemeriksaan foto toraks posteroanterior (PA) dan lateral sampai saat
ini masih merupakan yang paling diperlukan untuk mengetahui adanya
efusi pleura pada awal diagnosa.

2.2.7

Penatalaksanaan
Penanganan efusi pleura dilakukan dengan mengobati penyakit
dasarnya. Namun pada umumnya, efusi pelura menyebabkan masalah
respiratori yang berat, sehingga penanganan yang dilakukan adalah untuk
memperbaiki keadaan umum pasien tanpa menilai penyakit yang
mendasarinya.10

20

Anda mungkin juga menyukai