Anda di halaman 1dari 8

Laporan Perawatan

PRAKTIKUM PROSEDUR PERAKITAN DAN


PENYEBARISAN BLOK BANTALAN LUNCUR

Di Susun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Achsan Yahya
Agmas Katana Y.I.M
Ahmad U.K
Alan R.S
Anisa S
Ari D
Bahrul Huda
Dewangga Trisna P
Fadyah Y.A
10. Firdaus Shulthon B.P.

( MS
(
(
(
(

MS
MS
MS
MS

( MS 3
( MS 3
3 B/03)
( MS 3
( MS 3
3 B/06)
3 B/07)
3 B/08)
3 B/09)
( MS 3

B/01)
B/02)
B/04)
B/05)

B/10)

PRODI TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN (D4)


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1. Topik
Perakitan dan Penyebarisan Blok Bantalan Luncur
2. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, kami sebagai mahasiswa diharap mampu :
a. Merakit dua blok bantalan luncur sedemikian rupa sehingga poros dapat berputar
dengan mulus.
b. Menggunakan sim/ganjal dengan cara yang benar
c. Menentukan tapak bantalan dengan menggunakan pewarna biru
d. Mengenal kesalahan yang dapat timbul pada bantalan luncur
3. Dasar Teori
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup
penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat
berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
A. PRINSIP KERJA BANTALAN
Apabila ada dua buah logam yang bersinggungan satu dengan lainnya saling bergeseran
maka akan timbul gesekan , panas dan keausan . Untuk itu pada kedua benda diberi suatu
lapisan yang dapat mengurangi gesekan , panas dan keausan serta untuk memperbaiki
kinerjanya ditambahkan pelumasan sehingga kontak langsung antara dua benda tersebut
dapat dihindarai.
B. KLASIFIKASI BANTALAN
Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. BERDASARKAN GERAKAN BANTALAN TERHADAP POROS
a. Bantalan Luncur
Macam-macam bantalan luncur
1) Berdasarkan konstruksinya bantalan luncur dibedakan menjadi:
a) Bantalan luncur radial
Bantalan ini untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat berputar. Konstruksinya
terbagi / terbelah menjadi dua agar dapat dipasang pada poros engkol

b) Bantalan luncur aksial

Bantalan ini menghantarkan poros engkol menerima gaya aksial yaitu terutama pada saat
terjadi melepas / menghubungkan plat kopling saat mobil berjalan.
Konstruksi bantalan ini juga terbelah / terbagi menjadi dua dan dipasang pada poros jurnal
bagian paling tengah.

c) Bantalan gelinding / roll


Bantalan poros engkol ini digunakan pada poros engkol
yanmg terpisah / terbagi , sehingga pemasangan / pelepasannya dengan jalan membagi poros
engkol terlebihdahulu.Bantalan roll ini banyak digunakan pada motor-motor 2 tak .
Konstruksi bantalan ini disesuaikan
dengan beban yang diterimanya yaitu :
a. Bantalan gelinding aksial ( mengatasi
gaya aksial )
b. Bantalan gelinding Radial ( mengatasi
gaya radial )
c. Bantalan gelinding kontak sudut
( mengatasi gaya aksial dan radial )

Gambar bantalan gelinding


4. Peralatan yang digunakan :
a. Kunci-kunci pembongkaran/perakitan
b. Feeler gauge
c. Palu plastik
d. Pewarna biru
e. Pelat kuningan/sims
f. Pengukur kerataan (spirit level)
g. Gemuk
h. Batang pengukur

5. Langkah-langkah pelepasan bantalan luncur yaitu :


Pembongkaran dilakukan berdasarkan urutan yang telah ditentukan dan diharapkan tidak
terjadi penyimpangan. Urutannya yaitu :
a. Melepaskan skrup tutup gemuk
b. Melepaskan baut sekrup nipel pot gemuk
c. Melepaskan baut sekrup tutup bantalan
d. Mengangkat tutup bantalan
e. Mengangkat selubung bagian atas
f. Mengangkat poros dan meletakan pada blok yang telah disediakan
g. Mengangkat selubung bagian bawah
h. Melepas baut pada kaki bantalan
i. Mengangkat kaki bantalan
j. Mengangkat plat dasar dan sim
k. Meletakan semua komponen sesuai dengan urutan pembongkaran
6. Langkah pemeriksaan bantalan luncur yaitu :
a. Membersihkan poros dan penopang bantalan
b. Memeriksa serta mengidentifikasi komponen-komponen bila terjadi kerusakan
7. Langkah-langkah pelepasan bantalan luncur yaitu :
a. Memeriksa segala sesuatu dengan benar dan bersi. Pasangkan pelat dasar dengan baut
yang masih dapat dikendorkan atau dikencangkan. Ketuk pelat dasar sedemikian rupa
sehingga sisinya sama dengan kerangka bantalan. Kemudian kencangkan. Pasanglah
kaki bantalan yang masih dapat dikendorkan atau dikencangkan pada pelat dasar.
Aturlah kaki bantalan sedemikian rupa sehingga porosnya tepat ditengah pelat dasar.
Gunakan batang ukur untuk memeriksanya kemudian kunci.
b. Pelat dasar dan kaki bantalan yang kedua dipasang dengan cara yang sama. Biarkan
pelat dasar dan kaki bantalan yang kedua dalam keadaan kendor. Agar memungkinkan
ketika digeser.
c. Mengolesi permukaan yang berpasangan dengan pewarna biru. Beri tekanan dan
masukan ke dalam kaki bantalan dan buat beberapa gerakan goyangan. Sehingga
nantinya dapat dilihat mana tapak yang benar dan manakah tapak yang salah.
d. Mempersilahkan dosen untuk memeriksa hasilnya. Bila dirasa benar, maka selongsong
bantalan dapat dipasang secara permanen.
e. Memasang poros yang telah dibersihkan kedalam selubung. Memeriksa bahwa poros
sejajar terhadap selubung dengan menggunakan feller gauge pada celah-celah diantara
poros dengan selubung pada beberapa sisi. Bila poros tidak sejajar terhadap selubung
dapat mengakibatkan kerusakan pada poros maupun kinerja putaran poros yang kasar
serta menjadikan panas dan getaran berlebih.
f. Mengencangkan pelat dasar pada kaki bantalan. Melapisi selongsong bawah dengan
pewarna biru. Memasang poros, tekan secara ringan dan gerakan beberapa kali pada arah
memutar. Periksalah bersama-sama dengan pengajar tapak bantalan pada kedua
selongsong bantalan.

g. Langkah antara yang harus dilakukan adalah pemeriksaan apakah letak poros rata,
apabila tidak maka meja perakitan harus diatur kerataannya. Hal ini terutama untuk basis
blok bantalan.
h. Pasang selongsong atas. Yakinkan bahwa batas-batas selongsong atas dan bawah pada
sisis yang sama. Hati-hati dalam pemasangan tutup bantalan. Pasang baut penutup dan
kencangkan. Ketika mengencangkan, putar poros secara manual. Jangan memutar poros
terlalu keras pada selongsong bantalan karena dapat menyebabkan deformasi.
i. Periksa apakah terdapat gemuk. Kemudian pasang tutup mangkok gemuk perlahanlahan. Pada saat yang sama, putar poros secara manual. Periksa secara menyeluruh
bersama pengajar.

8. Kesalahan
Kesalahan yang umum terjadi:
A. Kesalahan karena kontaminasi yang disebabkan oleh:
a. Kurang terjaganya kebersihan ketika waktu perakitan
b. Masuknya kotoran melalui bagian samping bantalan
c. Adanya kotoran dalam pelumas karena partikel keausan
B. Selongsong bantalan yang cepat aus, disebabkan oleh:
a. Pelumas yang kurang
b. Tersumbatnya saluran pelumasan
c. Kurang tepatnya perakitan bus atau selongsong yang berhubungan dengan lokasi alur
pelumas, perbedaan arah beban yang tidak sesuai dengan peruntukan bantalan
C. Kelelahan material bantalan
Kelelahan pada material bantalan akan menyebabkan robekan yang bahkan akan
berlanjut dengan mulainya terjadi potongan-potongan pada robekan tersebut.
a. Beban bantalan yang berlebih
b. Pada bantalan sering terjadi beban kejut dan hentakan
9. Analisa data
Setelah dilakukan pembongkaran, maka dapat disimpulkan jika bantalan luncur masih layak
guna. Diperlihatkan oleh poros yang masih belum menunjukan tanda-tanda goresan yang
terlalu jelas. Hanya saja perlu diperhatikan dalam proses penyejajarn blok bantalan serta
roses pemasanagn poros karena ditemui pada saat praktek bahwa poros dalam kondisi
mengunci yang berarti kurang baiknya proses pemasangan serta pelumasan yang kurang
optimal oleh kegiatan praktik sebelumnya pada objek yang berkaitan.
10. Kesimpualan
a. Merakit poros dengan kondisi sejajar terhadap selubung bantalan luncur harus sangat
diperhatikan
b. Memeriksa kesejajaran dan ketegaklurusan poros terhadap bidang datar dilakukan
dengan menggunakan dial indikator, bila jarum bergerak berlawanan arah jarum jam
maka ujung benda harus diangkat dengan mengganjal ujung blok menggunakan
siems, begitu sebaliknya.
c. Praktik ini juga bertujuan mengecek apakah poros maupun bantalan luncur masih
layak guna ataukah perlu dilakukan penggantian karena efek kekocakan akibat

ketidak sejajaran dan ketidak tegaklurusan suatu poros terhadap dua bidang terutama
terhadap bantalan luncurk karena sangat berarti pada kinerja mesin dan berakibat
juga dengan kualitas produksi suatu produk.

11. Lampiran

Gb.1 Konstruksi bantalan luncur yang telah dibongkar

Gb.2 Konstruksi bantalan luncur yang telah dibongkar

Gb.3 Konstruksi bantalan luncur yang telah dibongkar

Gb.4 Konstruksi
telah dibongkar

bantalan luncur yang

Gb.5 Konstruksi bantalan luncur yang telah dibongkar

Gb.6 Konstruksi bantalan luncur yang telah dibongkar

Anda mungkin juga menyukai